1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

dokumen-dokumen yang mirip
No. Komoditi Proses Jenis Barang Implikasi Putusan MA No. 70P/HUM/ Biji Kakao kering fermentasi/non fermentasi

- Biji Kakao kering fermentasi/non fermentasi - Kulit, sekam, selaput dan sisa lainnya dan komposnya, serta limbah untuk pakan ternak

BARANG HASIL PERTANIAN YANG BERSIFAT STRATEGIS YANG ATAS IMPOR DAN/ATAU PENYERAHANNYA DIBEBASKAN DARI PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

BARANG HASIL PERTANIAN YANG BERSIFAT STRATEGIS YANG ATAS IMPOR DAN/ATAU PENYERAHANNYA DIBEBASKAN DARI PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2007 TANGGAL 8 JANUARI 2007

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

2016, No Mengingat : Peraturan Menteri Keuangan Nomor 267/PMK.010/2015 tentang Kriteria dan/atau Rincian Ternak, Bahan Pakan untuk Pembuatan Pa

b. bahwa dalam rangka untuk lebih memberikan rasa keadilan dan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

PP 12/2001, IMPOR DAN ATAU PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK TERTENTU YANG BERSIFAT STRATEGIS YANG DIBEBASKAN DARI PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA Nomor 31 Tahun 2007 Ditetapkan tanggal 1 Mei 2007

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, M E M U T U S K A N :

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG BARANG KEBUTUHAN POKOK YANG TIDAK DIKENAKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

MENTER! KEUANGAN REPUBUK INDONESIA. S.t\..LINAN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 5 TAHUN 1996

SALINAN. KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 155/KMK.03/2001 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Perkembangan Ekonomi Makro

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

II. B. KETERANGAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN

MENTERJ KEUANGAN REPUBLIK INDONESlA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGANREPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/PMK.010/2016 TENTANG

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016

11/PMK.03/ PERUBAHAN KETIGA ATAS KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 155/KMK.03/2001

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.03/2007 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TOPIK: PERTANIAN NON PANGAN

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 39/PUU-XIV/2016 Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai terhadap Komoditas Pangan

1. PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. Tabel 1.1.1C

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

KATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc.

I. PENGENALAN TEMPAT BLOK II. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

KONSENTRAT TERNAK RUMINANSIA

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 08/Permentan/KU.340/2/2011 TENTANG

<!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->pemeliharaan kakao. <!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->integrasi padi sawah dan ternak

KULIAH KE 9: PERTANIAN PANGAN DAN NON-PANGAN KBLI 2009 PENGERTIAN PERTANIAN 9/6/2016 A PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN

PERTANIAN NON PANGAN

Pokok Bahasan 10: Pengamatan Panen. Tujuan Intruksional Khusus:

KLASIFIKASI BAHAN HASIL PERTANIAN (KULIAH KE 1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KAJIAN KEBIJAKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN BEA KELUAR KOMODITAS PERTANIAN

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN SEPTEMBER 2012

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN FEBRUARI 2012

KULIAH KE 9: PERTANIAN PANGAN DAN

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN GUBERNUR BALI

TINJAUAN MATA KULIAH...

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 3/Maret 2014

BIDANG USAHA TERTENTU DAN DAERAH TERTENTU

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 10/Oktober 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 8/Agustus 2014

PERTANIAN.

BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 6/Juni 2014

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR: 2 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI SURAT KETERANGAN ASAL BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 4/April 2014

TENTANG MENTERI PERTANIAN,

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 9/September 2014

b. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar.

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN OKTOBER 2012

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 5/Mei 2014

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PEMANFAATAN DANA KUMK SUP-005 UNTUK MEMBIAYAI SEKTOR PERTANIAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 15 TAHUN : 1997 SERI : C NOMOR : 10

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Loyang Pembeku Getah Karet - Peralatan Sadap Karet

Talang Getah Karet - Peralatan Sadap Karet

Hand Mangel Karet - Peralatan Sadap Karet

Hand Mangel Elektro Motor Spesifikasi : - Panjang Roll: Cm - Diameter Roll : 4" - Permukaan Roll : Polos Dan Batik - Pengerak : E.

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

Website

Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super TUGAMA)

LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2012/2013. Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman. Luas Panen Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman

Written by Uink 1 / 5

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

Pengolahan Tanah Dosis Waktu Aplikasi Sebelum diolah beri pupuk organik dari limbah panen / limbah ternak ataupun sampah kota yang diolah dengan

PENGGOLONGAN WILAYAH, JENIS PERKEBUNAN, DAN BESARNYA STANDAR INVESTASI TANAMAN PERKEBUNAN PER-HA

Bahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g.

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN MARET 2012

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 33/Penmentan/OT.140/7/2008 TENTANG

ANEKA RUJAK DAN ASINAN NAN SEGAR

PENGGOLONGAN TANAMAN. Tim Pengajar Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran 2011

KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN

diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel

I. PENDAHULUAN. yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan

Transkripsi:

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2007 TANGGAL 8 JANUARI 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 12 TAHUN 2001 TENTANG IMPOR DAN/ATAU PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK TERTENTU YANG BERSIFAT STRATEGIS YANG DIBEBASKAN DARI PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka mendorong perkembangan dunia usaha dan meningkatkan daya saing, khususnya di bidang pertanian, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2001 tentang Impor dan/atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis yang Dibebaskan dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai; Mengingat: 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (LN RI Tahun 1983 Nomor 49, TLN RI Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (LN RI Tahun 2000 Nomor 126, TLN RI Nomor 3984); 3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (LN RI Tahun 1983 Nomor 51, TLN RI Nomor 3264) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (LN RI Tahun 2000 Nomor 128, TLN RI Nomor 3986); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2001 tentang Impor dan/atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu Yang Bersifat Strategis Yang Dibebaskan Dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (LN RI Tahun 2001 Nomor 24, UN RI Nomor 4083) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2003 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan

Pemerintah Nomor 12Tahun 2001 tentang Impor dan/atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis Yang Dibebaskan dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (LN RI Tahun 2003 Nomor 97, TLN RI Nomor 4315); MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 12 TAHUN 2001 TENTANG IMPOR DAN/ATAU PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK TERTENTU YANG BERSIFAT STRATEGIS YANG DIBEBASKAN DARI PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI. Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2001 tentang Impor dan/atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu Yang Bersifat Strategis Yang Dibebaskan dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (LN RI Tahun 2001 Nomor 24, TLN RI Nomor 4083) yang telah beberapa kali diubah dengan Peraturan Pemerintah; 1. Nomor 43 Tahun 2002 (LN RI Tahun 2002 Nomor 82, TLN Nomor 4217); 2. Nomor 46 Tahun 2003 (LN RI Tahun 2003 Nomor 97, TLN Nomor 4315); diubah sebagai berikut: 1. Ketentuan dalam Pasal 1 angka 1 huruf b dan angka 2 diubah, dan angka 3 dihapus, sehingga Pasal 1 berbunyi sebagai berikut: Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Barang Kena Pajak Tertentu yang bersifat strategis adalah: a. barang modal berupa mesin dan peralatan pabrik, baik dalam keadaan terpasang maupun terlepas, tidak termasuk suku cadang; b. makanan ternak, unggas dan ikan dan/atau bahan baku untuk pembuatan makanan ternak, unggas dan ikan; c. barang hasil pertanian; d. bibit dan/atau benih dari barang pertanian, perkebunan, kehutanan perternakan, penangkaran, atau perikanan; e. dihapus; f. dihapus; g. air bersih yang dialirkan melalui pipa oleh Perusahaan Air Minum; dan

h. listrik, kecuali untuk perumahan dengan daya di atas 6.600 (enam ribu enam ratus) watt; 2. Barang hasil pertanian adalah barang yang dihasilkan dari kegiatan usaha di bidang: a. pertanian, perkebunan dan kehutanan; b. peternakan, perburuan atau penangkapan, maupun penangkaran; atau c. perikanan baik dari penangkapan atau budidaya, yang dipetik langsung, diambil langsung atau disadap langsung dari sumbernya termasuk yang diproses awal dengan tujuan untuk memperpanjang usia simpan atau mempermudah proses lebih lanjut, sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Pemerintah ini. 3. dihapus. 2. Ketentuan dalam Pasal 2 ayat (1) diubah dengan menambahkan satu huruf yaitu huruf f dan ketentuan dalam Pasal 2 ayat (2) huruf c diubah, sehingga Pasal 2 berbunyi sebagai berikut: Pasal 2 (1). Atas impor Barang Kena Pajak Tertentu yang bersifat strategis berupa: a. barang modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 huruf a yang diperlukan secara langsung dalam proses menghasilkan Barang Kena Pajak, oleh Pengusaha Kena Pajak yang menghasilkan Barang Kena Pajak tersebut; b. makanan ternak, unggas, dan ikan dan/atau bahan baku untuk pembuatan makanan ternak, unggas, dan ikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 huruf b; c. bibit dan/atau benih dari barang pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, penangkaran, atau perikanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 huruf d; d. dihapus; e. dihapus; f. barang hasil pertanian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 huruf c, dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai. (2). Atas penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yang bersifat strategis berupa: a. barang modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 huruf a yang diperlukan secara langsung dalam proses menghasilkan Barang Kena Pajak, oleh Pengusaha Kena Pajak yang menghasilkan Barang Kena Pajak tersebut;

b. makanan ternak, unggas, dan ikan dan/atau bahan baku untuk pembuatan makanan ternak, unggas dan ikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 huruf b; c. barang hasil pertanian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 huruf c; d. bibit dan/atau benih dari barang pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, penangkaran, atau perikanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 huruf d; e. dihapus; f. dihapus; g. air bersih yang dialirkan melalui pipa oleh Perusahaan Air Minum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 huruf g; dan h. listrik kecuali untuk perumahan dengan daya di atas 6600 (enam ribu enam ratus) watt sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 huruf h. dibebaskan dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai. Pasal II Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan mempunyai Daya laku surut terhitung sejak tanggal 1 Januari 2007. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 8 Januari 2007 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ttd, Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono Diundangkan di : Jakarta Pada tanggal : 8 Januari 2007 Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia ttd, Hamid Awaludin LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2007 NOMOR 23 PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 12 TAHUN 2001 TENTANG IMPOR DAN/ATAU PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK TERTENTU YANG BERSIFAT STRATEGIS YANG DIBEBASKAN DARI PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI 1. UMUM Sebagai pelaksanaan dari ketentuan Pasal 168 ayat (1) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000, telah ditetapkan Peraturan pemerintah Nomor 12 Tahun 2001 tentang Impor dan/atau Penyerahan Barang

Kena Pajak Tertentu Yang Bersifat Strategis yang Dibebaskan dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2003. Dalam rangka mendorong perkembangan dunia usaha khususnya di bidang pertanian, maka perlu diberikan fasilitas kemudahan perpajakan berupa penetapan barang hasil pertanian sebagai Barang Kena Pajak yang bersifat strategis yang dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai. 2. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Ayat (1) Cukup jelas. ayat (2) Huruf a s/d Huruf f Cukup jelas. Huruf g Yang dimaksud dengan "Perusahaan Air Minum" adalah Perusahaan Air Minum milik Pemerintah dan/atau Swasta. Termasuk dalam pengertian air bersih yang disalurkan melalui pipa oleh Perusahaan Air Minum yang atas penyerahannya dibebaskan dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai adalah air bersih yang diserahkan dengan cara lain seperti penyerahan melalui mobil tangki air; Huruf h Cukup jelas. TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4697 DAFTAR LAMPIRAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2007 TANGGAL 8 JANUARI 2007 BARANG HASIL PERTANIAN YANG BERSIFAT STRATEGIS YANG ATAS IMPOR DAN/ATAU PENYERAHANNYA DIBEBASKAN DARI PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI NO KOMODITI PROSES JENIS BARANG I. PERKEBUNAN 1 Kakao - Buah - Dipetik, diperam, dikupas, fermentasi/tanpa fermentasi, dikeringkan - Biji Kakao kering fermentasi/non Fermentasi - Kulit, sekam, selaput dan sisa lainnya dan komposnya, serta limbah untuk pakan ternak 2 Kopi - Buah - Dipetik, diperam, dikupas, fermentasi/tanpa fermentasi, dikeringkan - Dipetik, diperam, dikupas, fermentasi/tanpa fermentasi, dikeringkan, disangrai - Biji Kopi Kering - Biji Kopi sangrai - Kulit, sekam, selaput dan sisanya dan komposnya serta limbah untuk pakan ternak

3 Kelapa Sawit - Buah - Cangkang - Dipetik, dibrondol - Dipetik, direbus, dirontokkan, dicacah, dipress, dikeringkan, dipecah, dipisahkan (cangkang dan inti sawit) - Tandan Buah Segar (TBS) - Cangkang, ampas, daun dan komposnya serta limbah untuk pakan ternak - Tempurung basah/kering 4 Aren - Nira - Daun / batang - Disadap - Dipotong, dicacah, fermentasi - Nira aren - Daun, ampas dan komposnya 5 Jambu Mete - Biji Mete - Dipetik, tidak dikupas (tanpa dikacip) - Dipetik, dikeringkan,dikemas, tidak dikemas - Mete Gelondong (mete berkulit) - Kacang Mete Basah/Kering, limbah untuk pakan ternak NO KOMODITI PROSES JENIS BARANG 6 Lada - Buah - Dipetik, dipisahkan, dicelup/tanpa dicelup, dikeringkan - Dipetik, dipisahkan, direndam, dikupas, dikeringkan - Lada hitam - Lada putih 7 Pala -Biji -Buah -Bunga -Kulit Ari - Dipetik, dipotong, dikeringkan - Dipetik, dipotong, dikeringkan - Dipetik, dikeringkan - Dipetik, dikupas, dikeringkan - Biji Pala Kering (berkulit dan dikupas) - Buah Pala Kering, Fuli - Bunga Pala - Fuli 8 Cengkeh - Bunga - Tangkai/daun - Dipetik, dikeringkan - Dipetik, dikeringkan - Cengkeh Kering - Tangkai dan daun cengkeh Kering 9 Karet - Getah - Disadap, koagulasi - Slab

- Disadap, koagulasi, digiling, dianginkan - Disadap, koagulasi, digiling, dianginkan, diputar, diawetkan - Sheet angina - Lateks pekat 10 Teh - Daun - Dipetik, dihamparkan, dilayukan / difermentasi, dikeringkan, sortasi - Daun teh kering fermentasi/non fermentasi 11 Tembakau - Daun - Dipetik, dirajang, dikeringkan/ diomprong, disortasi - Dipetik, dikeringkan, disortasi - Tembakau Rajang basah/kering - Tembakau Lembaran basah/kering 12 Tebu - Batang - Ditebang - Ditebang, dipotong - Batang Tebu - Pucuk Tebu 13 Kapas - Buah Dipetik, dikeringkan, dipisahkan dari biji, digaruk, disisir - Kapas hasil garuk dan sisir - Kapas tidak digaruk dan tidak disisir - Biji Kapas 14 Kapuk - Buah Dipetik, pemisahan gelondong, pemecahan gelondong - Kapuk hasil garuk dan sisir - Kapuk Gelondong - Biji dan Kulit Kapuk NO KOMODITI PROSES JENIS BARANG 15 Rami, Rosella, Jute, Kenaf, Abaca dan lainnya - Batang Dipotong, dikupas, direndam, dicuci, dikeringkan Serat Mentah/Diolah tanpa pintal 16 Kayumanis - Kulit Batang Dipotong, dikupas, ditumbuk, - Kulit Kayu Manis dan Bunganya;

dikeringkan Lembaran - Tumbuk 17 Kina - Kulit Batang Dikupas, dikeringkan Kulit Kina Kering lembaran/ tumbuk 18 Panili - Buah/biji Dipetik, dikeringkan, dirajang Buah/biji Vanili Kering 19 Nilam - Daun Dipetik, dirajang, dijemur Daun Nilam (Segar atau Kering) 20 Jarak Pagar - Buah Dipetik, diperas Biji, ampas 21 Sereh - Daun Dipetik, dirajang, dijemur Daun Sereh (Segar atau Kering) 22 Atsiri - Daun, akar, bunga, buah Dipetik, dirajang, dijemur Daun Atsiri (Segar atau Kering) 23 Kelapa - Buah - Kulit Buah (Sabut) - Tempurung - Batang - Dipetik - Dipetik, dicungkil, dikeringkan - Dipetik, dikupas, dicacah - Dipetik, dikupas, dikeringkan - Dipotong dalam bentuk segar atau diawetkan - Kelapa segar - Kopra - Sabut Kering - Batok kelapa kering - Bahan kayu (Glugu) 24 Tanaman Perkebunan dan Sejenisnya - Batang, biji, daun Distek, dicangkok, diokulasi dan sejenisnya Stek, Cangkokan, Okulasi dan Bahan Tanaman Lainnya

NO KOMODITI PROSES JENIS BARANG II. HORTIKULTURA A. Buah-Buahan 1 Pisang - Buah Dipetik, dicuci, disortasi, digrading, dikemas Pisang segar, dingin 2 Jeruk (siam, keprok, pamelo) - Buah Dipetik, dicuci, disortasi, digrading, dikemas Jeruk segar 3 Mangga - Buah Dipetik, dicuci, disortasi, digrading, dikemas Mangga segar, utuh, potong 4 Salak - Buah Dipetik, dicuci, disortasi, digrading, dioven, dikemas/tidak dikemas Salak segar 5 Nanas - Buah Dipetik, dikupas, dipotong, diiris, direndam, dikering, dikemas Nanas segar, utuh, potong, kulit,ampas 6 Belimbing - Buah Dipetik, dicuci, disortasi, digrading, dikemas Belimbing segar 7 Manggis - Buah Dipetik, dicuci, disortasi, digrading, dikemas Manggis segar 8 Rambutan

- Buah Dipetik, dicuci, disortasi, digrading, dikemas Rambutan segar, utuh, kupas 9 Durian - Buah Dipetik, dicuci, disortasi, digrading, kupas, didinginkan, dibekukan, dikemas Durian utuh, kupas, dingin, beku 10 Melon, semangka, pepaya dan sejenisnya - Buah Dipetik, dikupas, dipotong, diiris, direndam, dikeringkan, didinginkan, dikemas Buah segar/dingin, utuh, potong NO KOMODITI PROSES JENIS BARANG 11 Duku, bangkuang, nangka, cempedak, dan sejenisnya - Buah Dipetik, dikupas, dipotong, diiris, direndam, dikenngkan, didinginkan, dikemas Buah utuh, kupas, dingin, beku B. Sayuran 1 Sayuran Daun Dipetik, dicuci, ditiriskan, disimpan pada suhu rendah Sayuran segar, utuh, cacah, dingin 2 Sayuran Buah Dipetik, dicuci, ditiriskan, disimpan pada suhu rendah Sayuran segar, utuh, cacah, dingin 3 Sayuran Umbi Dipetik, dicuci, ditiriskan, disimpan pada suhu rendah Sayuran segar, utuh, cacah, dingin 4 Sayuran Jarnur Dipetik, dicuci, ditiriskan, disimpan pada suhu rendah Sayuran segar, utuh, cacah, dingin

C. Tanaman Hias dan Obat 1 Tanaman hias Dipindah utuh, diberi media/tanpa media, dikemas/tanpa dikemas Tanaman hias bunga dan tanaman hias berdaun, dalam media 2 Tanaman potong - Daun, Bunga Dipetik, dipotong, direndam larutan penyegar, diikat, dibungkus/digulung, dikepak (packing) Daun dan bunga potong kemas/tidak dikemas 3 Tanaman obat - Buah. - Daun - Biji - Umbi - Batang, kulit, bunga dan lain-lain Dipetik, diiris, dikeringkan, dikemas - Segar, simplisia kering - Segar, simplisia kering - Segar, simplisia kering - Segar, simplisia kering - Segar, simplisia kering NO KOMODITI PROSES JENIS BARANG III. TANAMAN PANGAN 1 Padi - Dipotong, dirontokkan, dipisahkan - Dipotong, dirontokkan, dikeringkan, dikuliti, dipisahkan - Dipotong, dirontokkan, dikeringkan, dikuliti, dipisahkan, disosoh - Dipotong, dirontok, dirajang, dikeringkan - Merang - Sekarn - Bekatul, dedak - Jerami dan Komposnya 2 Jagung - Dipetik, dicacah - Dipetik, dicacah, dikeringkan - Dipetik, dicacah, dikeringkan - Tongkol utuh/cacah basah/ kering - Bonggol utuh/cacah - Daun lembaran/cacah basah/kering

- Dikeringkan - Dikeringkan, dicacah - Dipotong, dicacah, dikeringkan - Klobot lembaran/cacah basah/kering - Batang utuh/cacah basah/kering 3 Kacang Tanah - Polong - Dipanen/dicabut, dibersihkan - Dipanen/dicabut, dibersihkan, dikeringkan, dipecah, dikuliti - Kacang tanah gelondong segar - Kacang tanah gelondong kering - Kacang ose kering; berkulit ari/tidak berkulit 4 Ubi Kayu - Umbi - Batang - Daun - Dicabut, dibersihkan, dikupas, dikeringkan - Dicabut, dibersihkan, dikupas, dikeringkan dicacah/diraj ang - Dicabut, dibersihkan, dikupas, diparut, diperas, dipres, dikeringkan - Dipotong - Dipetik, Dikeringkan - Gaplek - Umbi rajang/cacah; basah/kering - Onggok (limbah) - Stek ubikayu, potongan/ cacah/batang - Daun singkong basah/kering 5 Ubi Jalar - Dicabut, dibersihkan - Dicabut, dibersihkan, Dikupas, dipotong, dikeringkan - Ubi jalar - Ubi jalar utuh/rajang/cacah; basah/kering/dingin/beku 6 Kacang hijau, gude, dan kacang lainnya - Polong - Dipanen/dicabut, dibersihkan - Dipanen/ dicabut, dibersihkan, dikeringkan, dipecah, dikuliti - Kacang polong segar/kering/dingin/beku - Kacang ose kering; berkulit ari/tidak 7 Taias, Garut, gembili dan umbi lainnya - Dicabut, dibersihkan - Dicabut, dibersihkan, dikupas, dipotong, dikeringkan - Ubi segar - Ubi utuh/rajang/cacah; basah/kering/dingin/beku NO KOMODITI PROSES JENIS BARANG IV. PETERNAKAN 1 Sapi, Kerbau, Kambing/ domba, bi dan

Ternak annya - Ternak dewasa - Kulit - Buntut, lidah, kikil, tulang - Hati dan jeroan lainnya (edibel offal) - Tanpa diolah - Disembelih, dikuliti, dipotong, didinginkan, dibekukan, dikemas / tanpa dikemas - Digarami, dikapur, diasamkan, atau diawetkan secara lain - Digarami, direbus - Digarami, direbus - Bakalan - Ternak hidup - Daging; segar/dingin/beku - Karkas dan non karkas; segar/dingin/beku - Jangat dan kulit mentah tidak disamak - Buntut, lidah, kikil, Segar/kering/dingin/beku - Hati dan jeroan, segar/kering/dingin, beku 2 Unggas (ayam, itik, puyuh dan lain-lain) - Unggas - Telur - Tanpa diolah - Disembelih, dibersihkan, utuh/potongan, bentuk segar maupun beku - Dikumpulkan, dibersihkan, diasinkan, dikemas - Unggas hidup - Daging; segar/dingin/beku termasuk bulu - Karkas dan non karkas; segar/dingin/beku, termasuk jeroan dan tulang - Telur berkulit segar/asin 3 Ternak Perah (Susu) - Ternak perah (Susu) Diperah, didinginkan, dipanaskan tidak mengandung tambahan gula atau bahan lainnya, dikemas bahan lainnya, dikemas/tidak dikemas - Susu segar pasteurisasi tidak dipekatkan dan tidak mengandung tambahan gula/bahan pemanis lainnya; dingin V. HASIL HUTAN A. Hasil Hutan Kayu 1 Kayu - Bagian dari pohon yang dipotong, dikuliti dengan tangan ataupun tidak, diberi bahan pengawet maupun tidak, dihilangkan getahnya atau tidak, menjadi batang dengan ukuran diameter 30 (tiga puluh) cm atau lebih - Kayu bulat besar - Kayu bulat kecil

- Bagian dari pohon yang dipotong, dikuliti dengan tangan ataupun tidak, diberi bahan pengawet maupun tidak, dihilangkan getahnya atau tidak, menjadi batang dengan ukuran diameter kurang dari 30 (tiga puluh) cm NO KOMODITI PROSES JENIS BARANG 2 Kelapa Sawit - Kayu Bagian dari pohon yang dipotong, diberi bahan pengawet atau tidak Kayu. bulat kelapa sawit 3 Karet - Kayu Bagian dari pohon 3rang dipotong, diambil getahnya atau tidak, diberi bahan pengawet atau tidak Kayu bulat karet 4 Bambu - Batang Bagian dari pohon yang dipotong, diawetkan atau tidak, dikeringkan Bambu bulat kering B. Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) 1 Rotan - Batang rotan yang telah mengalarai pembersihan dan peruntian tetapi belum mengalami pencucian dan dikeringkan - Batangan rotan yang telah dibersihkan, penggosokan dan pengeringan dan pengawetan dengan asap belerang (Washed dan Sulphurized) - Rotan asalan - Rotan bundar WS (Washed dan Sulphurized) 2 Gaharu Dicincang, dipilah diambil bagian gaharunya, dikeringkan Gubal gaharu dan Kamedangan

3 Agathis -Kopal Pembersihan kulit, dikoak, ditampung getahnya sampai mengeras Kopal 4 Shorea - Damar mata kucing Pembersihan kulit, dikoak, ditampung getahnya sampai mengeras Damar 5 Kemiri -Biji Buah dikupas kulitnya, biji dipecah atau tidak, daging biji dikeringkan Biji kemiri kering, daging biji kering 6 Tengkawang -Biji Buah dikupas kulitnya, biji dipecah daging biji dikeringkan Biji tengkawang VI. PRODUK PERIKANAN DAN KELAUTAN 1 Udang, artemia - Diangkat, dikumpulkan dengan keranjang/karung - Pendinginan menggunakan es, potong kepala Segar, dingin dengan atau tanpa kepala NO KOMODITI PROSES JENIS BARANG 2 Ikan (termasuk ikan bias) - Dipasarkan hidup atau mati yang penanganan awalnya melalui cara: Didinginkan.. Dibekukan - Pengumpulan dan pengangkutan ikan utuh di per air an umum atau di laut dalam satu kesatuan usaha maupun tidak - Penanganan ikan hidup dengan pemberian. oksigen dan/atau dipingsankan (dibius, diturunkan suhunya) - Ikan umpan hidup dan/atau ikan mati yang telah dilakukan penanganan awal - Ikan hidup - Ikan segar utuh - Ikan kering - Ikan beku - Sirip ikan, kulit ikan, tulang ikan, hati ikan.

- Penanganan ikan mati dengan pencucian, penyiangan, pengesan/ pendinginan dan pengeringan - Penanganan ikan mati dengan pembekuan dalum keadaan utuh, dikuliti, dikupas, dan/atau tanpa kepala, dan isi perut 3 Rumput laut - Dipotong/ diangkat, dikumpulkan - Perendaman ataupun penjemuran/pengeringan Rumput laut basah, kering 4 Kerang, tiram, remis - Diangkat, dilepas, dikumpulkan - Pencucian/ depurasi, pengupasan, pemberian es Hidup, segar, dingin, kupas 5 Kepiting, Rajungan - Diseser/dijaring - Dicuci, diikat, direbus, dikupas, di-es Hidup, daging rebus, dingin 6 Teripang - Diseser/dikumpulkan - Penambahan okslgen dan penambahan es Segar, kering, asap 7 Lobster - Diangkat, dikumpulkan dengan keranjang/karung - Penambahan es Lobster hidup, segar, dingin dan beku 8 Cumi/ Sxptong, Gurita, Siput - Penanganan ikan mati dengan pencucian, penyiangan, pengesan/ pendinginan, penggaraman, perebusan, pengasapan, dan pengeringan - Penanganan ikan mati dengan pembekuan dalam keadaan utuh, dikuliti. dikupas, dan/atau tanpa kepala, dan isi perut Cumi/Sotong, Gurita, Siput: dingin dan beku