HUBUNGAN FAKTOR RISIKO INDIVIDU TERHADAP KELUHAN COMPUTER VISION SYNDROME (CVS)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan sarana informasi sejak abad ke-dua puluh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. tersebut oleh American Optometric Association (AOA) dinamakan Computer

BAB I PENDAHULUAN. seperti terhadap otot-otot akomodasi pada pekerjaan yang perlu pengamatan

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak menimbulkan efek berbahaya bagi manusia. Lamanya radiasi komputer

BAB 1 : PENDAHULUAN. kapasitas kerja fisik pekerja, serta melindungi pekerja dari efek buruk pajanan hazard di

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR TERHADAP KEJADIAN COMPUTER VISION SYNDROME (CVS) PADA PEKERJA LAYOUT EDITOR DI CV. X TEMBALANG KOTA SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR RISIKO INDIVIDUAL DAN KOMPUTER TERHADAP KEJADIAN COMPUTER VISION SYNDROME

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha dan dunia kerja, kesehatan kerja berkontribusi dalam

ABSTRACT

Hubungan Faktor Individu dan Lingkungan Terhadap Keluhan Computer Vision Syndrom

BAB I PENDAHULUAN. otomatis, terintegrasi dan terkoordinasi. luas dewasa ini, ditambah penggunaan internet yang semakin populer

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Kata kunci: intensitas pencahayaan, usia, kelelahan mata, lux meter, flicker fusion

BAB I PENDAHULUAN. kondisi pandangan yang tidak nyaman (Pheasant, 1997). kondisi kurang sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN KASIR SWALAYAN DI KOTA GORONTALO. (Intan Blongkod, Rany Hiola, Ekawaty Prasetya)

HUBUNGAN ANTARA POSISI DUDUK DAN INTENSITAS PENGGUNAAN KOMPUTER DENGAN KELUHAN CVS (COMPUTER VISION SYNDROME)

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR RISIKO INDIVIDUAL DAN KOMPUTER TERHADAP KEJADIAN COMPUTER VISION SYNDROME LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 : PENDAHULUAN. konflik batin serta kondisi sakit yang diderita oleh tenaga kerja. (1)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Anatomi Mata (Sumber: Netter ed.5)

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkat dan mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, khususnya dalam

Jurnal CARE, Vol. 2, No. 2, 2014

BAB I PENDAHULUAN. informasi. Penggunaan komputer di setiap tempat kerja sangat membantu dan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA KELUHAN COMPUTER VISION SYNDROME (CVS) PADA OPERATOR KOMPUTER PT. BANK KALBAR KANTOR PUSAT TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan jangka panjang di bidang kesehatan, dimulai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN KELELAHAN MATA PADA PEKERJA PENGGUNA KOMPUTER DI BANK X KOTA BANGKO

HUBUNGAN PENGGUNAAN LAPTOP DAN FUNGSI PENGLIHATAN MAHASISWA ANGKATAN 2011 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO

BAB 6 HASIL PENELITIAN. Gambar 6.1 Sumber Pencahayaan di ruang Radar Controller

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di masing-masing ruangan operator Sistem

Analisis Faktor Intensitas Penerangan Lokal Terhadap Kelelahan Mata Di Industri Pembuatan Sepatu X Kota Semarang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Keluhan kelelahan mata menurut Ilmu Kedokteran adalah gejala

Unnes Journal of Public Health

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELELAHAN MATA PADA OPERATOR KOMPUTER DI KANTOR SAMSAT PALEMBANG TAHUN 2009

HUBUNGAN ANTARA PRAKTEK UNSAFE ACTION

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Hiburan, (Semarang: EFFHAR, 1987), hlm.5. 1 Forrest M. MIM, III dan Marc Stern, Komputer untuk Bisnis,

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK INSIDENSI ASTHENOPIA PADA PEKERJA KOMPUTER DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII, BANDUNG TAHUN 2006

BAB I PENDAHULUAN. pada iritasi mata bahkan kemungkinan katarak mata (Fazar, 2011).

HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN FAKTOR INDIVIDU DENGAN STRESS KERJA PADA PERAWAT IGD DAN ICU DI RSUD CILACAP TAHUN

HUBUNGAN LAMANYA WAKTU PENGGUNAANTABLET COMPUTERDENGAN KELUHAN PENGLIHATANPADA ANAK SEKOLAH DI SMP Kr. EBEN HEAZER 2 MANADO

HUBUNGAN LAMA PAPARAN MONITOR KOMPUTER DENGAN KELUHAN COMPUTER VISION SYNDROME DI BPJS, SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bentuk teknologi yang beredar adalah gadget. Gadget tidak

RELATION TO THE USE OF WELDING GOGGLES VISUAL ACUITY IN ELECTRIC WELDING WORKERS IN THE CITY OF TASIKMALAYA

IDENTIFIKASI INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER BERBASIS COMPUTER VISION SYNDROME PADA UNIT REFINERY CENTRAL CONTROL ROOM

Analisis Faktor Individu dan Lingkungan terhadap Keluhan Syndrome pada Karyawan Bagian Central Control Room PT. X Jepara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Guangzhou, China, dengan pasar ekspor terbesar ke Amerika dan sebagian

BAB I PENDAHULUAN. penglihatan atau kelainan refraksi (Depkes RI, 2009).

Hubungan Kebiasaan Melihat Dekat dengan Miopia pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Sahara Miranda* Elman Boy**

HUBUNGAN INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN LAMA PAPARAN LAYAR MONITOR KOMPUTER DENGAN KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN BAA BAU DAN IT UMS

ABSTRAK SKRINING GEJALA COMPUTER VISION SYNDROME PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

BAB 1 PENDAHULUAN. bekerja secara otomatis, terintegrasi, dan terkoordinasi sehingga dengan

Afrini Nurul Afifah. Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.

Rifa Nurafifah Syabaniah AMIK BSI Sukabumi

Hubungan Gaya Hidup dengan Miopia Pada Mahasiswa Fakultas. Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

HUBUNGAN UMUR DAN MASA KERJA TERHADAP KEJADIAN CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS) PADA PEKERJA PEMECAH BATU DI KELURAHAN CIBUNIGEULIS KOTA TASIKMALAYA

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN DURASI MENGEMUDI DENGAN KELUHAN NYERI PINGGANG PADA SOPIR TRAYEK KOTAMOBAGU MANADO DI CV PARIS 88 KOTAMOBAGU

Penempatan Posisi Ketinggian Monitor Diturunkan Dapat Mengurangi Keluhan Subjektif Para Pemakai Kaca Bifokal, Bagian I

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KETAJAMAN PENGLIHATAN PEKERJA PENGRAJIN BORDIR

BAB I PENDAHULUAN. adalah Game Online. Menurut data statistik yang diperoleh dari Google Analytic

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KOMPUTER DENGAN KEJADIAN COMPUTER VISION SYNDROME PADA SISWA JURUSAN TKJ DI SMK I TAHUNA

HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN STATUS GIZI TERHADAP KELELAHAN KERJA

PENGARUH INTENSITAS PENERANGAN TERHADAP KELELAHAN MATA PADA SISWA KELAS IV DAN V SEKOLAH DASAR NEGERI 02 KURIPAN-PURWODADI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

Pencahayaan, Jarak Monitor, dan Paparan Monitor sebagai Faktor Keluhan Subjektif Computer Vision Syndrome (CVS)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu cross sectional. Penelitian observasi memiliki ciri yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Selama 20 tahun terakhir, telah terjadi kemajuan besar dalam bidang teknologi

HUBUNGAN TINGKAT PENGGUNAAN SMARTPHONE DENGAN KEJADIAN MIOPIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN ANGKATAN VII STIKES CITRA HUSADA MANDIRI KUPANG

HUBUNGAN ANTARA KELEBIHAN BERAT BADAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA PEREMPUAN PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEKSTILE SURAKARTA SKRIPSI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN

DAFTAR LAMPIRAN. Universitas Indonesia. Analisis faktor..., Noer Haeny, FKM UI, 2009

ANALISIS HUBUNGAN PERUBAHAN LAMA PENGGUNAAN KOMPUTER TERHADAP KEMAMPUAN MAHASISWA SISTEM INFORMASI UNIVERISTAS GUNADARMA

PENGARUH MASA KERJA DAN INTENSITAS PENERANGAN TERHADAP KELELAHAN MATA PADA PEKERJA BATIK TULIS LAWEYAN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mata merupakan organ penting dalam tubuh kita. Sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. 1 UU Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja) (Kuswana,W.S, 2014).

PERBEDAAN JARAK PANDANG PEKERJA CANTING BATIK PADA BEBERAPA WAKTU KERJA DI KAMPUNG BATIK SEMARANG

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

LAMPIRAN 1 CURRICULUM VITAE

HUBUNGAN ANTARA PEMAKAIAN LENSA KONTAK TERHADAP KEJADIAN DRY EYE SYNDROME PADA SISWA SMA BATIK 2 SURAKARTA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

Perbedaan Tingkat Stres Kerja Operator SPBU ditinjau dari Shift Kerja ((Studi Di SPBU Kabupaten Ciamis Tahun 2014)

BAB I PENDAHULUAN. adanya permainan audiovisual yang sering disebut dengan video game.

Faktor-Faktor yang Berkaitan dengan Kelelahan Mata pada Karyawan Bagian Administrasi di PT. Indonesia Power UBP Semarang

Kata kunci : Sikap Kerja, Keluhan Muskuloskeletal Disorder

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KOMPUTER DENGAN KEJADIAN MIOPIA DI FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI DEPARTEMEN TEKNOLOGI

November sampai dengan tanggal 20 Desember tahun untuk membuat gambaran atau deskritif tentang suatu keadaan suatu objektif.

HUBUNGAN TINGKAT ANSIETAS DENGAN KEJADIAN DISPEPSIA FUNGSIONAL MENJELANG UJIAN PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN USU STAMBUK 2015.

HUBUNGAN ANTARA LAMA PENGGUNAAN TELEPON GENGGAM DENGAN KELELAHAN MATA DI SMA NEGERI 3 KLATEN. INTISARI Fitri Suciana*

Pengaruh lama paparan dan masa kerja terhadap visus pada pekerja rental komputer di Kecamatan Sario dan Malalayang Kota Manado

PERBEDAAN TINGKAT STRES PADA PENSIUNAN PEGAWAI PERHUTANI SURAKARTA YANG BEKERJA DENGAN YANG TIDAK BEKERJA SKRIPSI

HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA BAGIAN KOMPUTER BORDIR DI KELURAHAN CILAMAJANG KECAMATAN KAWALU KOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terlalu dekat sehingga menyebabkan kelelahan pada mata (astenopia) dan radiasi

Tujuan Adapun tujuan dari gagasan ini adalah : - Mengatasi masalah penyakit mata dengan melakukan senam mata

HANG TUAH MEDICAL JOURNAL

GAMBARAN POSISI KERJA DAN KELUHAN GANGGUAN MUSCULOSKELETAL PADA PETANI PADI DI DESA KIAWA 1 BARAT KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA

DAFTAR PUSTAKA. Affandi Sindrom penglihatan komputer. Majalah Kedokteran Indonesia. Maret. 55(3):

Transkripsi:

HUBUNGAN FAKTOR RISIKO INDIVIDU TERHADAP KELUHAN COMPUTER VISION SYNDROME (CVS) (Survei Pada Pegawai Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kota Tasikmalaya) Maya Lestari Maharani 1 Sri Maywati dan Yuldan Faturahman 2 Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Peminatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Siliwangi (mayalestarimaharani@gmail.com)¹ Dosen Pembimbing Bagian Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi 2 ABSTRAK Computer Vision Syndrome (CVS) adalah gangguan mata dan penglihatan kompleks yang berhubungan dengan pekerjaan yang dialami akibat penggunaan komputer yang dipengaruhi oleh faktor individual, faktor lingkungan, dan faktor komputer. CVS sebenarnya bukan merupakan suatu sindrom yang mengancam nyawa dan mungkin dirasa tidak parah dan tidak mengganggu bagi sebagian orang. Namun jika sindrom ini tidak diatasi akan menyebabkan hambatan dalam aktivitas sehari-hari, penurunan produktivitas kerja, peningkatan tingkat kesalahan dalam bekerja, dan penurunan kepuasan kerja. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor resiko individu yang berhubungan dengan keluhan CVS. Penelitian ini merupakan penelitian analitik yang bersifat penjelasan (explanatory reseach) dengan metode yang digunakan adalah survey dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang diambil sebanyak 32 orang dari populasi 37 orang secara purposive sampling dengan kriteria responden tidak memiliki riwayat penyakit diabetes melitus, hipertensi, konjungtivitas, serta tidak melakukan perjalanan dinas selama penelitian. Analisis faktor risiko individu terhadap keluhan CVS dengan menggunakan uji chy-square pada taraf α 0,05, maka dapat disimpulkan ada hubungan antara jenis kelamin (p value = 0,048 < 0,05), lama istirahat (p value = 0,029 < 0,05), durasi penggunaan komputer (p value = 0,029 < 0,05), serta jarak penglihatan (p value = 0,001 < 0,05) terhadap keluhan CVS. Saran bagi instansi yaitu dengan menyelenggarakan pemeriksaan secara berkala untuk para pegawai khususnya kesehatan mata pengguna computer. Kata Kunci : Computer Vision Syndrome, Faktor Risiko Individu Pustaka : (1991 2012)

ABSTRACT INDIVIDUAL RISK FACTORS RELATED TO COMPLAINTS COMPUTER VISION SYNDROME (CVS) (Survey Employee Representative Office of Bank Indonesia Tasikmalaya) Computer Vision Syndrome (CVS) is complex eye and vision disorders associated with work suffered as a result of computer use are influenced by individual factors, environmental factors, and the computer. CVS is not a life-threatening syndrome, and may be considered not severe and do not bother for some people. However, if the syndrome is not treated will cause obstacles in their daily activities, decreased work productivity, increased error rate in work, and decreased job satisfaction. These impacts certainly detrimental because it can reduce the quality of life. This research is an analytical explanation (explanatory) and the method used is a cross-sectional survey. samples taken by 32 people in a purposive sampling criteria of respondents did not have a history of diabetes mellitus, hypertension, conjunctivitis, and not to travel during the study. Analysis of individual risk factors on musculoskeletal CVS using chy-square test at level α of 0.05, it can be concluded that there is a relationship between the sexes (p value = 0.048 <0.05), time to rest (p value = 0.029 <0.05 ), the duration of computer use (p value = 0.029 <0.05), and visibility (p value = 0.001 <0.05) on the complaint of CVS. Keywords :Computer Vision Syndrome, Individual Risk Factors References : (2001 2012)

A. PENDAHULUAN Umumnya 80% pekerjaan kantor diselesaikan dengan memanfaatkan komputer. Peran komputer yang sangat luas dewasa ini, ditambah penggunaan internet yang semakin populer menyebabkan para pekerja menghabiskan waktunya di depan komputer sedikitnya 3 jam per hari Meskipun sudah banyak manfaat yang dapat diperoleh dari pemakaian komputer, namun belum banyak yang menyadari bahwa pemakaian komputer juga dapat menimbulkan masalah tersendiri, terutama bila bekerja dengan komputer dalam waktu yang lama dan terus-menerus (Hanum, 2008). Menurut Sheedy, 2004 sering dan lamanya seseorang bekerja dengan komputer, dapat mengakibatkan keluhan serius pada mata. Keluhan yang sering diungkapkan oleh pekerja komputer adalah kelelahan mata yang merupakan gejala awal, mata terasa kering, mata terasa terbakar, pandangan menjadi kabur, penglihatan ganda, sakit kepala, serta nyeri pada leher, bahu dan otot punggung. Rangkaian keluhan yang diawali dengan adanya keluhan kelelahan mata tersebut sering disebut dengan Computer Vision Syndrome (CVS). CVS adalah gangguan mata dan penglihatan kompleks yang berhubungan dengan pekerjaan yang dialami akibat penggunaan komputer. Menurut Adzkadina, 2010 CVS dipengaruhi oleh faktor individual, faktor lingkungan, dan faktor komputer. CVS sebenarnya bukan merupakan suatu sindrom yang mengancam nyawa dan mungkin dirasa tidak parah dan tidak mengganggu bagi sebagian orang. Namun jika sindrom ini tidak diatasi akan menyebabkan hambatan dalam aktivitas seharihari, penurunan produktivitas kerja, peningkatan tingkat kesalahan dalam bekerja, dan penurunan kepuasan kerja. Dampak-dampak tersebut tentunya merugikan karena dapat menurunkan kualitas hidup seseorang (AOA, 2006). Penggunaan komputer merupakan keharusan untuk mengembangkan dan memajukan perbankan. Dalan dunia perbankan, selain untuk menjalankan kegiatankegiatan rutin kantor, sistem komputer dapat mambantu pelayan terhadap nasabah dengan baik (Novawinda, 2012).

Berdasarkan hasil survey awal di Perwakilan Bank Indonesia Kota Tasikmalaya terhadap 10 orang pegawai operator komputer mengeluhkan mata merah 4 (40%) orang, 3 orang (30%) berair, penglihatan ganda 5 orang (50%), penglihatan kabur 6 orang (60%) serta 7 orang (70%) sakit kepala. Setelah melakukan obseravsi secara subjektif yang dilakukan pada semua aspek yang mempengaruhi keluhan CVS diantarnya aspek individu, lingkungan serta komputer peneliti menyimpulkan bahwa faktor individu memberi konstribusi terhadap keluhan CVS pada pegawai operator komputer Perwakilan Bank Indonesia Kota Tasikmalaya. B. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian analitik yang bersifat penjelasan (explanatory reseach) yaitu menjelaskan hubungan antara variabel melalui pengujian hipotesis, metode yang digunakan adalah survey dengan pendekatan cross sectional yaitu pengumpulan data tentang variabel bebas dan variabel terikat sebagai objek penelitian yang di observasi dan diukur dalam waktu bersamaan dengan satu periode tertentu (Notoadmodjo, 2005). Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu faktor risiko individu meliputi usia, jenis kelamin, penggunaan kacamata atau lensa kontak, masa kerja, lama istirahat, durasi penggunaan komputer, dan jarak penglihatan serta variabel terikat yaitu CVS. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai operator komputer sebanyak 37 orang dan sampel yang diambil sebanyak 32 orang secara purposive sampling dengan kriteria responden tidak memiliki riwayat penyakit diabetes melitus, hipertensi, konjungtivitas, serta tidak melakukan perjalanan dinas selama penelitian. Data keluhan CVS didapat menggunakan kuesioner serta dianalisis dengan menggunakan program Software Statistical Product and Service Solution (SPSS) for window Versi 16.0 dengan uji statistik Chy-square, untuk melihat perbedaan hubungan faktor risiko individu terhadap keluhn CVS dengan taraf signifikan α 0,05.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hubungan Faktor Risiko Individu Terhadap Keluhan CVS Tabel Hubungan Faktor Risiko Individu Terhadap Keluhan Computer Vision Syndrome Menggunakan Uji Chy-Square No Variabel Bebas Variabel p value Keterangan Terikat 1 Jenis Kelamin CVS 0,048 Ada hubungan 2 Penggunaan Kacamata CVS 0,712 Tidak ada hubungan atau lensa kontak 3 Lama istirahat CVS 0,029 Ada hubungan 4 Durasi penggunaan CVS 0,029 Ada hubungan komputer 5 Jarak penglihatan CVS 0,001 Ada hubungan Berdasarkan tabel diatas menjelaskan hasil analisis faktor risiko individu terhadap keluhan CVS dengan menggunakan uji chy-square pada taraf α 0,05, maka dapat disimpulkan ada hubungan antara jenis kelamin, lama istirahat, durasi penggunaan komputer dan jarak penglihatan terhadap keluhan CVS serta tidak ada hubungan antara penggunaan kacamata atau lensa kontak terhadap keluhan CVS. 2. Analisis Hubungan Jenis Kelamin Terhadap Keluhan CVS Hasil uji chi square didapat p value 0,048 artinya ada hubungan jenis kelamin terhadap keluhan CVS. Hasil penelitian ini mendukung berbagai penelitian sebelumnya yang melaporkan angka kejadian CVS lebih tinggi pada perempuan meskipun tidak berhubungan secara signifikan (Blehm C et al, 2005). Perempuan lebih rentan mengalami kelelahan mata dibandingkan dengan laki-laki karena penurunan akomodasi yang dapat memperlemah mata yang memfokuskan bayangan pada retina (Fauzia, 2010). Penyebab lainnya yaitu akibat pengaruh hormonal. Sekresi komponen lipid oleh kelenjar Meibom dan Zeis antara lain dipengaruhi oleh hormon androgen seperti testosteron yang dapat meningkatkan sekresi, sedangkan hormon estrogen akan menekan sekresi

kelenjar tersebut sehingga perempuan lebih rentan terkena syndroma dry eye (Roestijawati, 2007) 3. Analisis Hubungan Penggunaan Kacamata atau Lensa Kontak Terhadap CVS Hasil uji chi square didapat p value 0,712 artinya tidak ada hubungan penggunaan kacamata atau lensa kontak terhadap keluhan CVS. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Adzkadina (2012) yang mendapatkan nilai p value 0,061. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Adzkadina (2012) dkk pada pengguna komputer Bank Jateng, RSI Sultan Agung, dan RSUP dr. Kariadi Semarang yang mendapatkan nilai p value 0,061. Adanya cahaya ekstra pada pekerjaan akan meningkatkan ketajaman sehingga menyebabkan pupil berkontraksi, mengurangi celah-celah lensa dan mengubahnya menjadi lebih lebar untuk penyesuaiannya. Berkurangnya kemampuan akomodasi dan kekurangan-kekurangan lain pada mata dapat diperbaiki dengan bantuan kacamata, tetapi gangguan ini kan berkembang lebih luas lagi dengan adanya kacamata. Oleh karena itu, penting untuk menguji penglihatan manusia yang bekerja karena penglihatan yang baik adalah hal yang penting (Ting, 2005). Jika operator komputer menggunakan lensa kontak, kelelahan mata akan lebih cepat. Hal ini dapat terjadi karena mata yang dalam keadaan memfokuskan layar monitor akan jarang berkedip, sehingga bola mata akan cepat menjadi kering (Nourmayanti, 2010). 4. Analisis Hubungan Lama Istirahat Terhadap Keluhan CVS Hasil uji chi square didapat p value 0,029 artinya ada hubungan lama istirahat terhadap keluhan CVS. Hasil ini sesuai dengan teori dan penelitian sebelumnya oleh Ye et al. yang menyatakan bahwa istirahat selama 10-15 menit setelah penggunaan komputer merupakan faktor protektif terhadap munculnya keluhan CVS sedangkan tidak menyempatkan istirahat merupakan faktor risiko dengan odds ratio sebesar 5,1 (Ye Z et al, 2007). Menurut NIOSH dalam Nourmayanti (2010), disebutkan bahwa kondisi kerja sangat berperan terhadap gangguan kesehatan pekerja, dan dapat

mempengaruhi secara langsung terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja termasuk beban pekerja, waktu kerja yang lama dan kurangnya istirahat. NIOSH juga menjelaskan bahwa keluhan mata berkurang secara bermakna pada pekerja yang mengambil 5 menit istirahat selama 4 kali sepanjang waktu bekerja mereka tanpa menurunkan produktifitas kerja. Beristirahtlah sekitar 2-3 menit setiap 15-20 menit bekerja di depan komputer, atau 5 menit istirahat setelah bekerja selama 30 menit, atau 10 menit istirahat untuk 1 jam berkutat dengan komputer dan seterusnya. 5. Analisis Hubungan Durasi Penggunaan Komputer Terhadap Keluhan CVS Hasil uji chi square didapat p value 0,029 artinya ada hubungan durasi penggunaan komputer terhadap keluhan CVS. Peningkatan jam kerja di depan komputer tanpa diselingi oleh aktivitas lain dapat menurunkan kemampuan akomodasi sehingga akan memperberat gejala CVS pada pekerja pengguna komputer (Herman, 2001). Ye et al, 2007 dengan penelitiannya mengenai hubungan antara penggunaan visual display terminal (VDT) terhadap keadaan fisik dan mental pada pegawai administrasi di Jepang melaporkan bahwa terdapat perbedaan signifikan pada kejadian mata tegang terhadap bukan pengguna VDT, pengguna VDT yang bekerja kurang dari lima jam sehari, dan pengguna VDT yang bekerja lebih dari sama dengan lima jam sehari. Studi oleh Edema et al. mendapatkan bahwa 53,15% responden menggunakan komputer secara terus-menerus selama empat jam menyebabkan mereka lebih berisiko mengalami stress akibat penggunaan komputer.13 Studi sebelumnya oleh Sanchez-Roman et al. melaporkan bahwa bekerja secara terusmenerus selama empat jam di depan komputer tanpa diselingi istirahat berasosiasi secara signifikan dengan kejadian astenopia (Blehm C et al, 2005). 6. Analisis Hubungan Jarak Penglihatan Terhadap Keluhan CVS Hasil uji chi square didapat p value 0,001 artinya ada hubungan jarak penglihatan terhadap keluhan CVS. Apabila melihat objek pada jarak dekat maka mata akan menglami konvergensi. Konvergensi mata ini berusaha menempatkan bayangan pada daerah retina yang sama dikedua bola mata. Bila usaha ini gagal mepertahankan konvergensi maka bayangan pada dua tempat

yang berbeda pada retina. Bila diteruskan ke otak maka orang akan meliht dua objek. Penglihatan tersebut menyebabkan rasa tidak nyaman ( Susila, 2001). Hasil penelitian ini tentang jarak penglihatan tidak sesuai dengan penelitian-penelitian sebelumnya, seperti penelitian oleh Chiemeke et al. yang melaporkan bahwa keluhan adanya gangguan penglihatan lebih banyak pada pekerja dengan jarak penglihatan kurang dari 10 inci (25,4 cm). Studi oleh Taptagaporn et al. melaporkan bahwa jarak penglihatan yang direkomendasikan adalah 50-70 cm dan studi lain menyatakan bahwa semakin jauh monitor diletakkan (90-100 cm) maka dapat meminimalisasi timbulnya keluhan penglihatan. (Bhanderi, 2008). D. PENUTUP 1. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian mengenai faktor risiko individu yang berhubungan terhadap keluhan CVS, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: a. Terdapat hubungan antara jenis kelamin (p value = 0,048 < 0,05), lama istirahat (p value = 0,029 < 0,05), durasi penggunaan komputer (p value = 0,029 < 0,05), serta jarak penglihatan (p value = 0,001 < 0,05) terhadap keluhan CVS pada pegawai pengguna komputer Perwakilan Bank Indonesia Kota Tasikmalaya Terdapat hubungan antara terhadap keluhan CVS pada pengguna komputer Perwakilan Bank Indonesia Kota Tasikmalaya b. Tidak ada hubungan antara penggunaan kacamata atau lensa kontak terhadap keluhan CVS pada pengguna komputer Perwakilan Bank Indonesia Kota Tasikmalaya (p value = 0,712 > 0,05) 2. SARAN a. Bagi Instansi Menyelenggaraan pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk para pegawai khususnya kesehatan mata pengguna computer b. Bagi Pegawai Pegawai pengguna komputer yang telah mengetahui dan mengenali faktorfaktor risiko yang dimiliki, hendaknya melakukan tindakan pencegahan. Pencegahan dapat dilakukan terutama untuk faktor risiko yang berpengaruh

dalam peneltian ini, yaitu jenis kelamin, lama istirahat, durasi penggunaan komputer serta jarak penglihatan yaitu dengan cara : 1. Letakkan monitor 40-60 cm dari mata, tergantung kenyamanan. Duduk tegak santai dengan membuncitkan perut. 2. Monitor sebaiknya dipasang 10-20 cm lebih rendah dari mata, jadi dapat melihat lebih ke bawah. Layar monitor sebaiknya dimiringkan sedikit ke atas, seperti ketika sedang membaca sebuah buku atau majalah. Dengan melihat ke arah bawah, mata lebih tertutup sehingga penguapan air mata dari permukaan yang tersingkap lebih sedikit 3. Tempatkan sumber cahaya pada bidang tegak lurus terhadap komputer, sehingga cahayanya tidak menyilaukan mata dan tidak terlihat pantulannya pada layar monitor. Jika mempunyai masalah kesilauan yang disebabkan oleh pemantulan, pertimbangkan untuk memasang sebuah filter monitor atau pasang sebuah penutup bersisi tiga pada komputer. 4. Gunakan jenis huruf yang cukup besar. Cobalah menggunakan berbagai jenis huruf dan warna latar belakang yang berbeda untuk menemukan kombinasi mana yang lebih mudah yang dapat dibaca. 5. Atur monitor pada kontras yang dirasakan paling nyaman. 6. Berusahalah untuk berkedip lebih sering. 7. Seringlah mengistirahatkan mata sejenak yaitu dengan tidak melihat ke layar monitor atau tutuplah mata secara berkala selama beberapa detik/menit.setelah bekerja dengan komputer selama dua jam pejamkan mata atau melihat ke tak terhingga selama tiga menit. 8. Orang yang berusia lebih dari 40 tahun yang menggunakan kacamata bifokal mungkin membutuhkan kacamata khusus untuk memakai komputer.

E. DAFTAR PUSTAKA American Optometric Assosciation. Computer Vision Syndrome [Internet]. 2011 diakses http://www.aoa.org/x5374.xml 2 Oktober 2013 AC, Guyton. Fisiologi Kedokteran II. EGC Buku Kedokteran. 1991. Azkadina, Amira. Hubungan Antara Faktor Risiko Individual dan Komputer Terhadap Kejadian Computer Vision Syndrome. Jurnal Media Medika Muda. Universitas Diponegoro. Semarang. 2012. Blehm C, Vishnu S, Khattak A, Mitra S, Yee RW. Computer vision syndrome: a review. J Surv Ophthal. 2005; 50(3) : 253-262. Bhanderi DJ, Choudhary S, Doshi VG. A community-based study of asthenopia in computer users. Indian J Ophthalmol. 2008; 56(1) : 51-55. Hanum, Iis Faizah. Efektivitas Penggunaan Screen pada Monitor Komputer untuk Mengurangi Kelelahan Mata Pekerja Call Centre di PT Indosat NSR. Tesis. Medan: USU, 2008 Herman Miller Inc. Vision and the computerized office. [Internet]. 2001 diakses www.hermanmiller.fr. 23 Oktober 2014. http://novawinda.wordpress.com/2012/06/29/abstaksi/ diakses 3 Juni 2014 Nourmayanti, Dian. Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Kelelahan Mata Pada Pekerja Pengguna Komputer di Corporate Customer Care Center (C4) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta. 2009. Roestijawati, Nendyah. Sindrom Dry Eye pada Pengguna Visual Display Terminal (VDT). Cermin Dunia Kedokteran, 154 : 32-3. 2007 Sheedy EJ. Computer Vision Syndrome: American concerned about vision problemsfrom computer use. Health & Medicine Week. Atlanta. 2004: 197. http://proquest.umi.com/pqdweb?did=518513061. Diakses 12 Januari 2014 Susila, I.G.N. Computer Vision Syndrome: Strategi, Ergonomi untuk Mengatasi. Jurnal Egonomi Indonesia, Vol. 2 No. 1 Juni 2001 Ting, Y.H.,.The Greatest Scientific Invention of the 20th Century. 2005 diakses www.cskms.edu.hk/kui_shing/kui_shing3/193-194.pdf 15 Desember 2013