BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

dokumen-dokumen yang mirip
Sumber: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia (2012)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DIPA BADAN URUSAN ADMINISTRASI TAHUN ANGGARAN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Average Length of Stay (Day) Per Visit. Growth (%)

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik material maupun spiritual. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah dan desentralisasi yang efektif berlaku sejak tahun 2001

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dan pengurangan kemiskinan yang absolut (Todaro, 2000).

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.

BAB V KINERJA PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA BARAT

DATA PERKEMBANGAN REALISASI INVESTASI PMA DAN PMDN SE JAWA BARAT PERIODE LAPORAN JANUARI - MARET TAHUN 2017

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan pemerintah daerah, baik ditingkat propinsi maupun tingkat

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 08 /PMK.07/2011 TENTANG

SATU DATA PEMBANGUNAN JAWA BARAT PUSAT DATA DAN ANALISA PEMBANGUNAN (PUSDALISBANG) DAFTAR ISI DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan di daerah setempat. Penyediaan lapangan kerja berhubungan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. daerah, karenanya pembangunan lebih diarahkan ke daerah-daerah, sehingga

BAB V KINERJA PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan, cara berpikir, maupun sifat perkembangan itu sendiri. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung merupakan salah satu kota yang memiliki potensi besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. diberlakukan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah. Tujuan

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. diberlakukannya UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan UU No.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Sejak otonomi daerah dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2001

BAB V KESIMPULAN. transportasi telah membuat fenomena yang sangat menarik dimana terjadi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. akuntabilitas sesuai dengan prinsip-prinsip dasar good governance pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project

SEA SIDE HOTEL DI KAWASAN WISATA PANTAI PANGANDARAN

BAB I PENDAHULUAN. Sejak kebijakan pemerintah Indonesia tentang Otonomi Daerah

No Kawasan Andalan Sektor Unggulan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

HOTEL WISATA DI KAWASAN MARITIM KOTA BAU-BAU (DI SEKITAR PANTAI LAKEBA)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pariwisata di Indonesia mendapat perhatian cukup besar dari

BAB I PENDAHULUAN. standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Selanjutnya,

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara Lintang

BAB I PENDAHULUAN [TYPE HERE] [TYPE HERE]

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2010 Kementerian Keuangan. Dana Bagi Hasil. Pertambangan. Panas Bumi.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA (TRANSAKSI KAS) BELANJA WILAYAH MELALUI KPPN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 (dalam rupiah)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan kepariwisataan merupakan kegiatan yang bersifat sistematik,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAKE RESORT HOTEL DI KAWASAN WADUK DARMA Penekanan Desain Neo Vernacular

WISATA AGRO BUNGA SEBAGAI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA SUKUH PERMAI DI NGARGOYOSO KARANGANYAR

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA CIATER DI SUBANG

Gambar 1. 1 : Keindahan Panorama Bawah Laut Pulau Biawak

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EVALUASI PELAKSANAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab

TIPOLOGI WILAYAH HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014

HOTEL RESORT DI PARANGTRITIS

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

1. COOPERATIVE FAIR KE-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri

INDEKS PEMBANGUNAN GENDER DAN INDEKS PEMBERDAYAAN GENDER KOTA BEKASI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA (TRANSAKSI KAS) BELANJA WILAYAH MELALUI KPPN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (dalam rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. City Hotel di Denpasar

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan tersebut diharapkan dapat memberikan trickle down effect yang

Curug Sewu Hotel and Resort Kabupaten Kendal BAB I PENDAHULUAN

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah adalah suatu pemberian hak dan kewajiban kepada daerah

RESORT HOTEL DI KAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja, menaikan devisa negara serta mengangkat prestise nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pendapatan nasional di era globalisasi seperti saat ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 JUDUL Menganti Resort Hotel

BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. terus dilakukan, antara lain, melalui pengajaran secara formal di sekolahsekolah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab IV Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Pengaruhnya Terhadap Ketahanan Pangan

REDESAIN HOTEL Kledung Temanggung BAB I PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR. keterampilan para petani dan petugas melalui sekolah lapangan serta pelatihan pemandu (PL I, PL II, PL III).

BAB I PENDAHULUAN. Wisatawan. Tabel 1.1 Jumlah Pengunjung Taman Nasional Ujung Kulon

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

BAB I PENDAHULUAN. Sejak jatuhnya rezim orde baru pada tahun 1998 terjadi perubahan di

KAWASAN AGROWISATA DI KOPENG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Era otonomi daerah, sektor pariwisata memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SEASIDE HOTEL DI JEPARA BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan gaya hidup dan tatanan dalam masyarakat saat kini ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi yang memacu perkembangan dalam aspek sosial, ekonomi, industri, serta sektor pariwisata, baik di dalam maupun di luar negeri. Gaya hidup masyarakat perkotaan masa kini tercermin dari padatnya aktivitas dan tingginya tekanan untuk melakukan pekerjaan guna memenuhi kebutuhan hidup. Hal inilah yang menjadi pendorong untuk melakukan kegiatan wisata yang bertujuan untuk beristirahat dan sejenak meninggalkan rutinitas sehari-hari. Terdapat banyak objek wisata yang bisa dikunjungi sebagai pilihan untuk berlibur bagi masyarakat, khususnya masyarakat perkotaan yang cenderung memilih berlibur di suatu daerah wisata. Indonesia memiliki banyak kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan sebagai tujuan wisata. Peluang Indonesia dalam bidang pariwisata cukup besar, karena disamping banyaknya kekayaan alam yang dapat dijadikan sebagai tempat wisata, Indonesia juga kaya akan budaya yang menarik dan beragam. Saat ini sektor pariwisata di Indonesia telah menjadi salah satu sumber penghasil devisa kedua setelah sektor migas dan merupakan sektor yang potensial bagi sumber pendapatan, terutama Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dalam era otonomi daerah yang sedang bergulir dewasa ini, status kewenangan pembangunan dan pengembangan daerah berada di tangan pemerintah daerah, juga pembangunan dan pengembangan di bidang kepariwisataan. Dengan adanya otonomi daerah ini, maka setiap daerah saling bersaing dengan mengupayakan usaha-usaha untuk memajukan dan meningkatkan arus wisatawan asing maupun domestik ke daerahnya. Pengembangan pembangunan pariwisata pada prosesnya akan saling berkaitan dan melibatkan antara pihak pemerintah, masyarakat, dan swasta. Selain berpotensi sebagai penghasil devisa, pariwisata memiliki potensi untuk mengembangkan jati diri bangsa guna meningkatkan kualitas hidup masyarakat, khususnya penduduk setempat, dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, baik materiil, spiritual, kultural, dan intelektual. Pengembangan ini juga dapat berdampak pada sektor lain yang masih berkaitan, seperti sektor Laporan Perancangan Tugas Akhir Desain Interior DI40Z0 Boutique Resort Hotel 1

industri, sarana dan prasarana transportasi, fasilitas akomodasi, serta pelayanan lainnya, yang diharapkan akan saling mendukung dan menghasilkan kerjasama yang bersifat saling menguntungkan. Dan tidak kalah pentingnya, pariwisata juga berpotensi untuk dijadikan instrumen guna meningkatkan kualitas lingkungan hidup, baik lingkungan fisik atau alam, maupun kebudayaan. Berbagai usaha yang dilakukan untuk menata dan memenuhi kebutuhan wisatawan akan membuahkan hasil yang disebut sebagai produk wisata dan berwujud sebagai usaha pelayanan. Untuk itu diperlukan beberapa upaya pemeliharaan, pelestarian, pengembangan, dan pemanfaatan potensi daerah yang harus dilakukan oleh pemerintah secara terpadu dengan melibatkan stakeholder dan masyarakat. Dengan demikian suatu objek wisata haruslah memiliki daya tarik dan berpotensi dalam menyediakan sarana dan prasarana wisata. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa di propinsi Jawa Barat terdapat 230 objek wisata, baik yang berupa keindahan alam maupun kebudayaan masyarakat 1. Namun mengingat peranan dan kedudukan Jawa Barat dalam skala nasional maupun internasional, maka penggalian pengembangan objek-objek wisata baru masih dimungkinkan. Juga usaha untuk mencari tempat atau objek wisata lain yang belum terjamah dan masih alami sehingga menambah objek wisata dan aset kepariwisataan di Jawa Barat. Memperhatikan kebijakan diatas, pemerintah menunjukkan keinginan untuk memperluas kesempatan bagi wisatawan domestik untuk melakukan kegiatan pariwisata. Pada akhirnya tentunya diharapkan hal ini dapat mewujudkan tujuan yang telah dituangkan dalam pokok-pokok pengembangan pariwisata di Jawa Barat. Kondisi dan perkembangan pembangunan wilayah kota Jakarta sebagai ibu kota negara sampai ujung pantai barat Selat Sunda telah mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. Seperti di kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Letak kawasan ini dekat dengan beberapa kota besar seperti Jakarta dan Bandung. Salah satu fungsi utama pengembangan kabupaten Sukabumi adalah pengembangan kegiatan pariwisata, yang diarahkan pada penataan kawasan pariwisata terutama pada objek-objek wisata alam dengan mengembangkan sarana dan prasarana serta penggalian potensi objek dan daya tarik wisata lainnya. 1 Laporan Inventarisasi Objek Wisata Jawa Barat 1992, BPS. Laporan Perancangan Tugas Akhir Desain Interior DI40Z0 Boutique Resort Hotel 2

TABEL 1.1 DATA KUNJUNGAN WISATAWAN KE PROPINSI JAWA BARAT TAHUN 2003 2 JUMLAH WISATAWAN JUMLAH WISATAWAN NO KAB / KOTA DI AKOMODASI JUMLAH KE OBJEK WISATA JUMLAH WISMAN WISNUS WISMAN WISNUS 1 KOTA BOGOR 9,472 149,095 158,567 32,421 1,380,477 1,412,898 2 KAB. BOGOR 19,996 722,340 742,336 11,377 1,083,804 1,095,181 3 KOTA SUKABUMI 675 91,592 92,267-38,399 38,399 4 KAB. SUKABUMI 4,569 128,075 132,644 12,267 1,472,724 1,484,991 5 KAB. CIANJUR 4,571 335,700 340,271 7,747 1,880,784 1,888,531 6 KOTA CIREBON 5,183 229,298 234,481 802 136,981 137,783 7 KAB. CIREBON 82 51,389 51,471 587 5,036,579 5,037,166 8 KAB. INDRAMAYU 231 41,481 41,712-62,775 62,775 9 KAB. KUNINGAN 20 63,211 63,231 85 394,614 394,699 10 KAB. MAJALENGKA - 27,195 27,195-364,998 364,998 11 KAB. PURWAKARTA 5,110 75,533 80,643 5,533 314,499 320,032 12 KAB. SUBANG 1,049 111,081 112,130 24,852 3,551,152 3,576,004 13 KAB. KARAWANG 573 63,809 64,382 12 626,300 626,312 14 KOTA BEKASI 20,864 61,610 82,474 20,864 61,610 82,474 15 KAB. BEKASI 22,060 28,095 50,155 - - - 16 KAB. DEPOK 156 34,920 35,076 - - - 17 KOTA BANDUNG 54,072 1,310,620 1,364,692 13,492 1,748,923 1,762,415 18 KAB. BANDUNG 1,612 133,441 135,053 30,253 1,509,722 1,539,975 19 KAB. SUMEDANG 2,342 52,270 54,612 16,883 220,263 237,146 20 KOTA CIMAHI - 3,000 3,000 - - - 21 KAB. GARUT 2,234 222,438 224,672 8,283 797,388 805,671 22 KOTA TASIKMALAYA - - - 414 155,140 155,554 23 KAB. TASIKMALAYA 143 9,381 9,524 3,413 509,920 513,333 24 KAB. CIAMIS 1,098 230,057 231,155 9,180 1,743,660 1,752,840 25 KOTA BANJAR - 45,467 45,467 - - - JUMLAH TOTAL 159,112 4,221,098 430,210 198,474 23,090,712 23,289,186 2 Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat Dalam Angka Tahun 2003, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat, 2003., hal 39-41 Laporan Perancangan Tugas Akhir Desain Interior DI40Z0 Boutique Resort Hotel 3

Berdasarkan data pada tabel di atas, dalam tingkat kunjungan wisatawan ke propinsi Jawa Barat, kabupaten Sukabumi menempati urutan ke 7 (tujuh) setelah kabupaten Bandung di urutan ke 6 (enam). Hal tersebut menandakan cukup tingginya minat wisatawan untuk mengunjungi objek wisata yang berada di kabupaten Sukabumi-Jawa Barat ini. Namun tingginya kunjungan wisatawan ke daerah wisata di wilayah ini tidak berbanding dengan tingkat wisatawan yang menggunakan fasilitas akomodasi di wilayah tersebut. Hal ini salah satunya disebabkan oleh masih kurangnya jasa pelayanan berupa penyediaan akomodasi sebagai pendukung potensi wisata untuk kebutuhan jangka pendek maupun jangka panjang, seperti fasilitas berupa penginapan/hotel untuk menampung wisatawan domestik maupun internasional yang datang. TABEL 1.2 JUMLAH HOTEL BINTANG DI PROPINSI JAWA BARAT TAHUN 2003 3 NO KAB / KOTA KLASIFIKASI HOTEL JUMLAH * ** *** **** ***** HOTEL KAMAR 1 KOTA BOGOR 3 2 1 - - 6 326 2 KAB. BOGOR 4 4 3 3-14 940 3 KOTA SUKABUMI - 1 - - - 1 653 4 KAB. SUKABUMI 2 3 1-1 7 698 5 KAB. CIANJUR 3 6 2 3-14 1,648 6 KOTA CIREBON - 3 3 1-7 400 7 KAB. CIREBON 1-2 - - 3 148 8 KAB. INDRAMAYU - - - - - - - 9 KAB. KUNINGAN 1 1 1 1-4 156 10 KAB. MAJALENGKA - - - - - 0-11 KAB. PURWAKARTA - 2-1 - 3 584 12 KAB. SUBANG - - 1 - - 1 200 13 KAB. KARAWANG 2 1 1 - - 4 974 14 KOTA BEKASI 1 - - 1-2 269 15 KAB. BEKASI - 1 1-1 3 554 16 KAB. DEPOK - - 1 - - 1-17 KOTA BANDUNG 3 15 16 7 4 45 3,844 18 KAB. BANDUNG 1-3 1-5 1,108 19 KAB. SUMEDANG - - 1 1-2 388 20 KOTA CIMAHI - - - - - - - 3 Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat Dalam Angka Tahun 2003, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat, 2003., hal 41 Laporan Perancangan Tugas Akhir Desain Interior DI40Z0 Boutique Resort Hotel 4

21 KAB. GARUT - 3 1 1-5 1,072 22 KOTA TASIKMALAYA 1 1 1 - - 3-23 KAB. TASIKMALAYA 1 2 1 - - 4 88 24 KAB. CIAMIS - - 1 - - 1 89 25 KOTA BANJAR - - - - - - - JUMLAH TOTAL 23 45 41 20 6 135 14,229 Berdasarkan data pada tabel di atas, salah satu faktor penghalang bagi keberhasilan sektor pariwisata di daerah kabupaten Sukabumi adalah kurangnya jumlah fasilitas penginapan yang memadai. Dengan demikian dibutuhkan suatu sarana akomodasi di sekitar objek wisata dengan tujuan menarik wisatawan untuk menetap, sebagai salah satu komponen pariwisata yang cukup penting dalam menentukan tingkat keberhasilan industri wisata. Daerah Ujung Genteng di selatan Sukabumi, Jawa Barat, merupakan salah satu daerah wisata yang sudah mulai berkembang, yang merupakan salah satu daerah pengembangan wisata yang memiliki kekayaan alam yang berlimpah, seperti alam berupa pantai yang memiliki karakteristik umumnya pantai selatan Pulau Jawa yang masih alami. Potensi alam lain yang juga terdapat di daerah ini yaitu perkembangbiakan rumput laut, pertambangan pasir besi, dan perkebunan. Selain itu, tepatnya di Pantai Pangumbahan, Desa Gunung Batu, Ujung Genteng, terdapat pengelolaan perkembangbiakan satwa langka yang paling besar populasinya khususnya di Jawa Barat, yaitu penyu hijau. Dengan melihat potensi pariwisata yang ada di daerah ini, perlu dilakukan pemanfaatan dan pengembangan objek wisata yang menunjang kekayaan dan keindahan alam yang ada untuk menarik minat wisatawan. Selain itu harus mampu menjadi fasilitas rekreasi yang memiliki sebuah lingkungan yang nyaman dan kehidupan sosial yang memfokuskan diri pada pelayanan sosial-komersiil. Salah satunya adalah dengan diadakannya suatu sarana akomodasi, baik untuk kebutuhan jangka pendek maupun jangka panjang, berupa hotel resort di daerah pantai Ujung Genteng. 1.2. PEMBATASAN MASALAH Seperti yang telah diketahui bahwa terdapat bermacam-macam jenis hotel menurut beberapa klasifikasinya. Dalam penulisan ini yang menjadi objek penelitian adalah hotel butik jenis resort setara bintang empat (****) berkonsep butik hotel yang terletak di kawasan pantai Ujung Genteng, kabupaten Sukabumi-Jawa Barat. Dipilih hotel jenis resort karena berlokasi Laporan Perancangan Tugas Akhir Desain Interior DI40Z0 Boutique Resort Hotel 5

di daerah peristirahatan, pantai, dan tempat wisata. Konsep butik hotel diangkat untuk memberikan daya tarik tertentu bagi pengunjung. 1.3. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini secara umum bertujuan untuk: 1. Menganalisa kebutuhan wisatawan saat berlibur atau berekreasi, 2. Mengetahui potensi pariwisata yang terdapat di lokasi yang dipilih sebagai objek studi, 3. Memperoleh data yang lengkap dan jelas mengenai konsep hotel resort dan hotel butik sebagai acuan pembuatan konsep desain interior boutique resort hotel ini, 4. Mengetahui dan mendefinisikan permasalahan interior pada perancangan sebuah boutique resort hotel di daerah wisata potensial yang baru berkembang, dalam hal ini di daerah pantai selatan Pulau Jawa, 5. Menemukan solusi bagi permasalahan yang ada dikaitkan dengan disiplin ilmu desain interior, dengan membuat konsep yang tepat bagi boutique resort hotel ini yang mampu memenuhi permintaan kebutuhan akan wisata dan rekreasi yang terus meningkat. 1.4. MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini diharapkan dapat memberikan acuan dalam proses perancangan boutique resort hotel ini bagi penulis dalam membantu memecahkan masalah desain dalam studi kasus yang dipilih. Serta penulis berharap penelitian ini mampu memberikan usulan solusi desain interior dalam sebuah hotel resort yang berkonsep butik hotel di daerah wisata yang baru berkembang seperti kawasan pantai Ujung Genteng di kabupaten Sukabumi-Jawa Barat. 1.5. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan keadaan yang ada pada proses pengumpulan data. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Laporan Perancangan Tugas Akhir Desain Interior DI40Z0 Boutique Resort Hotel 6

1. Kajian teoritis mengenai kriteria hotel resort yang berkonsep butik hotel, data pariwisata Jawa Barat, tinjauan lokasi, dan sebagainya, yang diperoleh dari studi literatur melalui buku, internet, dan referensi lain yang dianggap relevan, 2. Kajian lapangan dilakukan melalui pengamatan langsung terhadap hotel sejenis studi kasus, 3. Studi banding beberapa hotel resort di Indonesia dan di Asia Tenggara, 1.6. KERANGKA PEMIKIRAN LATAR BELAKANG - Fenomena pengembangan sektor wisata - Belum terdapat hotel setara bintang 4 di kab. Sukabumi, Jawa Barat USULAN JUDUL Boutique Resort Hotel Di kawasan pantai Ujung Genteng, kab. Sukabumi, Jawa Barat PERMASALAHAN SECARA UMUM TINJAUAN TEORITIS - Tinjauan umum hotel - Tinjauan manusia dengan ruang - Tinjauan manusia dan hospitality TINJAUAN EMPIRIS - Pengamatan - Studi banding ANALISA MASALAH IDENTIFIKASI MASALAH KONSEP DASAR & PENGEMBANGAN DESAIN USULAN SOLUSI Gambar 1.1. Skema kerangka pemikiran Laporan Perancangan Tugas Akhir Desain Interior DI40Z0 Boutique Resort Hotel 7

1.7. SISTEMATIKA PENULISAN Penulisan penelitian ini terbagi dalam empat bab yang disusun mulai dari tahap menguraikan dan membahas permasalahan sampai kepada pengidentifikasian masalah dan konsep desain, dengan sistematika sebagai berikut: Bab I merupakan bagian awal yang mengungkapkan latar belakang permasalahan, identifikasi masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, kerangka pemikiran, dan sistematika penulisan. Bab II diuraikan mengenai tinjauan yang terkait dengan kasus penelitian yang berisikan tinjauan secara umum dan secara khusus fasilitas yang dikerjakan. Bab III berisi kajian terhadap kasus penelitian dari fasilitas yang akan dikerjakan. Bab IV berisi mengenai tema dan konsep desain yang ingin dihadirkan dan diaplikasikan dalam ruang. Bab V menguraikan implementasi tema dan konsep pada desain. Bab Kesimpulan merupakan bab penutup dalam laporan ini yang merangkum keseluruhan materi yang telah dituliskan sebelumnya pada laporan dan menjadi intisari dari laporan mata kuliah Tugas Akhir Desain Interior. Laporan Perancangan Tugas Akhir Desain Interior DI40Z0 Boutique Resort Hotel 8