BAB I PENDAHULUAN. Sejak manusia lahir ke dunia sudah memerlukan materi (harta) sebagai bekal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang termaktub di dalam Al-qur an dan Sunnah Rasulullah SAW. Oleh karena itu,

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PENAMBANGAN BATU DI DESA SENDANG KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

BAB I PENDAHULUAN. alat-alat kebutuhan jasmaniyah dengan cara yang sebaik-baiknya. 1. yang bersifat universal dan komprehensif. 2

Berdasarkan uraian diatas, maka yang dimaksud dalam judul skripsi ini adalah sebuah kajian yang akan fokus mengenai

BAB I PENDAHULUAN. 1 Rachmad Syafei, Ilmu Usul Fiqh, Pustaka Setia, Bandung, 1999, hlm. 283.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain

BAB I PENDAHULUAN. saling mengisi dalam rangka mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam masyarakat dan saling membutuhkan satu sama lain. 2 Firman

فإذا قضيت الصالة فانتشروا في األرض وابتغوا من فضل اهلل واذكروا اهلل كثيرا لعلكم تفلحون

BAB V PEMBAHASAN. A. Sistem Jual Beli Bunga di Kawasan Wisata Makam Bung Karno

BAB I PENDAHULUAN. baik secara individu maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan seharihari

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 1966 di sebuah desa yang kecil, yang tepatnya berada di

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata S.1 Dalam Ilmu Syari'ah

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar yang terjadi. Salah satunya yang menandai. perubahan orientasi masyarakat muslim dari urusan ibadah yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

18.05 Wib. 5 Wawancara dengan Penanggung Jawab Pertambangan, Bpk. Syamsul Hidayat, tanggal 24 september 2014, pukul.

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban ritual ibadah berupa shalat, puasa zakat dan lain-lainya, Islam juga

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA TANAH TEGALAN YANG DI KELOLA KELOMPOK TANI DI DESA PUTAT KECAMATAN TANGGULANGIN KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Islam sebagai Agama yang lengkap dan sempurna telah

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. persamaan dengan orang-orang lain, sedangkan dalam hal-hal lain dia berbeda

BAB I PENDAHULUAN. bagi kaum muslimin untuk menapaki kehidupan fana di dunia ini dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT telah menjadikan manusia masing-masing saling. membutuhkan satu sama lain, supaya mereka saling tolong menolong, tukar

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka melaksanakan kewajiban untuk memenuhi haknya. mengayomi hubungan hak dan kewajibannya masing-masing anggota

BAB 1 PENDAHULUAN. (amaliah) yang diperoleh melalui dalil-dalil yang terperinci. 1. Muamalah merupakan aturan-aturan (hukum) Allah SWT untuk mengatur

BAB I PENDAHULUAN. jalan penggantian berdasarkan ketentuan yang ditetapkan Allah SWT agar

BAB I PENDAHULUAN. dalam judul skripsi makelar mobil dalam perspektif hukum islam (Studi di

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa hidup sendiri. Baik itu dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN UANG MUKA SEWA MOBIL PADA USAHA TRANSPORTASI MAJU JAYA DI BANYUATES SAMPANG MADURA

BAB I PENDAHULUAN. Muamalah adalah ketetapan-ketetapan Allah SWT yang mengatur hubungan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan yang berarti di Indonesia maupun dunia. Ekonomi Islam juga

BAB I PENDAHULUAN. melepaskan dirinya dari kesempitan dan dapat memenuhi hajat hidupnya. menujukkan jalan dengan bermu amalat.

BAB IV ANALISIS TERHADAP HUKUM JUAL BELI CABE TANPA KESEPAKATAN HARGA

BAB I PENDAHULUAN. Para ahli hukum Islam memberikan pengertian harta ( al-maal ) adalah. disimpan lama dan dapat dipergunakan waktu diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. Abdurrahman, Masalah Perwakafan Tanah Milik dan Tanah Wakaf di Negara Kita, Alumni, Bandung, 2000, hlm. 2. 2

BAB IV ANALISIS MENURUT EMPAT MAZHAB TERHADAP JUAL BELI CABE DENGAN SISTEM UANG MUKA DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN BANYUPUTIH KABUPATEN SITUBONDO

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI IKAN DI DALAM BLUNG. (Studi Kasus di TPI Desa Ujung Batu, Kec. Jepara, Kab.

A. Kesimpulan B. Saran-saran DAFTAR PUSTAKA... 61

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas kehidupan manusia harus didasarkan pada nilai-nilai tauhid atau

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam terhadap Akad Kerjasama antara Pemilik Modal. dengan Pemilik Perahu di Desa Pengambengan

BAB I PENDAHULUAN. yang Allah SWT perintahkan untuk saling tolong menolong, bahu-membahu

BAB I PENDAHULUAN. muamalah terdapat peluang bagi manusia untuk mengadakan pembaharuan,

BAB I PENDAHULUAN. 2005, hal , hal , hal Moh.Saefulloh, Fiqih Islam Lengkap, Surabaya:Terbit Terang,

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan manusia dan pengetahuan teknologi yang dimiliki. 1

BAB I PENDAHULUAN. diwajibkan antara satu sama lain untuk saling tolong menolong karena untuk. sendiri, adakalanya meminta bantuan orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. yang lain dan mengabstraksikan ciri-ciri yang sama dari objek-objek tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Islam sebagai risalah samawi yang universal, datang untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang ada sekarang ini. Selain itu sebagai mahluk sosial manusia yang tidak

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA MENYEWA LAHAN PERTANIANDI DESA GETASREJO KEC. GROBOGAN

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBATALAN JUAL BELI JAGUNG SKRIPSI. Dalam Ilmu Syari ah dan Hukum. Disusun oleh: Agus Nasir JURUSAN MUAMALAH

BAB I PENDAHULUAN. Helmi Karim, Op Cit, Hlm. 29

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum melangkah pada pembahasan selanjutnya, terlebih dahulu akan

BAB I PENDAHULUAN. ini, karena manusia diberi kelebihan akal untuk berpikir dan menjalankan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

Muza>ra ah dan mukha>barah adalah sama-sama bentuk kerja sama

BAB I PENDAHULUAN. bersama-sama, dan mencapai tujuan hidup yang lebih maju. Untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan masyarakat yaitu apa yang disebut dengan muamalah. Keperluan hidup

BAB I PENDAHULUAN. cabang ilmu dalam islam yang dikenal dengan fiqih muammalah. Aspek. hubungan antara umat satu dengan umat yang lainnya.

SISTEM PENGAMBILAN KEUNTUNGAN AKAD JUAL BELI DALAM HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. dunia maupun di akhirat. Secara garis besar ajaran Islam berisi kandungan-kandungan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhinya, dan harus berhubungan dengan orang lain. Hubungan antara satu

BAB IV ANALISIS TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI HASIL BUMI DENGAN SISTEM PANJAR DI DESA JENARSARI GEMUH KENDAL

BAB IV DENGAN UANG DI DESA LAJU KIDUL KECAMATAN SINGGAHAN KABUPATEN TUBAN

BAB I PENDAHULUAN. makhluk yang berinteraksi dengan masyarakat. Menurut Ahmad Azhar

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU NO 7 TAHUN 2004 TERHADAP JUAL BELI AIR IRIGASI DI DESA REJOSARI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi merupakan suatu hal yang tidak bisa terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta : Balai Pustaka, 1990) h Bulan Bintang, 1957) h Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KONTRAK OPSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SURABAYA

BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk sosial yang

RINGKASAN SKRIPSI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Abdullah Al-Mushlih, Fiqh Ekonomi Keuangan Islam, Darul Haq, Jakarta, 2004, hlm.90.

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari perlu berhubungan dengan manusia lain,

BAB I PENDAHULUAN. muamalah diantaranya tolong-menolong, merupakan hal yang sangat diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan antara satu dengan yang lainnya, untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Islam memperkenankan negara untuk mengatur masalah perekonomian agar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Praktik Denda bagi Pihak Penggadai Sawah oleh Penerima Gadai di Desa

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan kontrak kerja dalam kegiatan muamalah Islam, yaitu dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu urat nadi perekonomian sebuah negara,

BAB I PENDAHULUAN. harta. Setiap manusia memerlukan harta untuk memenuhi kebutuhan. hidupnya. Karenanya manusia akan selalu berusaha memperoleh harta

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sehingga, hidup mereka dapat berjalan sebagaimana mestinya, dan mesin

BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kewajiban orang lain untuk mengurus jenazahnya dan dengan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat untuk berkomunikasinya antar anggota keluarga dan juga. sebagai tempat berkumpulnya sebuah keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa lepas untuk berhubungan dengan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI EMAS DI TOKO EMAS ARJUNA SEMARANG

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD JUAL BELI IKAN NELAYAN (STUDI KASUS DI DESA PANGKALAN KECAMATAN SLUKE KABUPATEN REMBANG)

BAB I PENDAHULUAN. alat analisis. Hal ini disebabkan karena di masa datang penuh dengan

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. antar sesama manusia yang memiliki tujuan untuk menjaga hak-hak manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan alat pemuas untuk memenuhi kebutuhan manusia terbatas adanya,

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki kepentingan

BAB IV ANALISIS JUAL BELI MESIN RUSAK DENGAN SISTEM BORONGAN DI PASAR LOAK DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Wawancara Kamituwo desa Golan Tepus. Pada tanggal 9 Maret 2016

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak manusia lahir ke dunia sudah memerlukan materi (harta) sebagai bekal hidup, karena manusia perlu makanan, pakaian dan papan (rumah tempat berlindung). Sesudah beranjak besar, keperluan anak bertambah banyak.disamping keperluan pokok, ditambah lagi dengan keperluan lainya, seperti biaya pendidikan dan biaya-biaya lainya. Mau atau tidak manusia harus memeras otak dan kerja keras untuk menutupi keperluan hidup masing-masing. Dengan demikian Allah menjadikan manusia untuk hidup berbangsa, bersukusuku menandakan bahwa manusia tidak bisa hidup sendiri melainkan saling membutuhkan antara yang satu dengan yang lainnya. Manusia sebagai subyek hukum tidak mungkin hidup dialam ini sendiri saja, tanpa berhubungan dengan manusia lainnya. Eksistensi manusia sebagai mahluk sosial sudah merupakan fitrah yang ditetapkan oleh Allah bagi mereka. Suatu hal yang paling mendasar dalam memenuhi kebutuhan seorang manusia adalah adanya interaksi sosial dengan manusia lain. Dalam kaitan dengan ini, Islam datang dengan dasar-dasar dan prinsip-prinsip yang mengatur secara baik persoalan-persoalan yang akan dilalui oleh setiap manusia dalam kehidupan sosial mereka. Hubungan antar sesama manusia dalam Islam disebut dengan istilah Muamalah. Ajaran tentang Muamalah berkaitan dengan persoalan-persoalan 1

hubungan antar sesama manusia dalam memenuhi kebutuhan masing-masing, sesuai dengan ajaran dan prinsip yang terkandung dalam Al-qur an dan As-sunnah. Itulah sebabnya bidang muamalah tidak bisa dipisahkan dengan nilai-nilai ketuhanan. Dengan demikian, Akidah, Ibadah dan Muamalah merupakan tiga rangkaian yang tidak bisa dipisahkan. Kata muamalah berasal dari bahasa arab yang secara etimologi sama dan semakna dengan Al-mufa alah (Saling berbuat). Kata ini menggambarkan suatu aktifitas yang dilakukan oleh seseorang dengan seseorang atau beberapa orang dalam memenuhi kebutuhan masing-masing. 1 Menurut istilah, pengertian muamalah dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu pengertian muamalah dalam arti luas dan pengertian muamalah dalam arti sempit. Definisi muamalah dalam arti luas dijelaskan oleh para ahli sebagai berikut: 2 a. Menurut Muhammad Yusuf Musa sebagaimana dikutip oleh Dr. Hendi Suhendi berpendapat bahwa muamalah adalah peraturan-peraturan Allah yang harus diikuti dan ditaati dalam hidup bermasyarakat untuk menjaga kepentingan manusia. b. Sedangkan menurut Dr. Hendi Suhendi didalam buku Fiqh Muamalah, Muamalah adalah segala peraturan yang diciptakan Allah untuk mengatur hubungan manusia dengan dengan manusia dalam hidup dan kehidupan. 1 Nasrun Haroen, FiqhMuamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama,2007), hal. vii 2 Hendi Suhendi, FiqhMuamalah, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008), hal.1 2

Dari pengertian dalam arti luas kiranya dapat diketahui bahwa muamalah adalah aturan-aturan (hukum)allah untuk mengatur manusia kaitannya dalam urusan duniawi dalam pergaulan sosial. Sedangkan muamalah dalam arti sempit (khas), didefinisikan oleh para ulama sebagai berikut sebagaimana dikutip oleh Dr.Hendi Suhendi di dalam buku Fiqh Muamalah: 3 a. Menurut Hudlari Byk, muamalah adalah semua akad yang membolehkan manusia saling menukar manfaatnya. b. Sedangkan menurut Idris Ahmad, Muamalah adalah aturan-aturan Allah yang mengatur hubungan manusia dengan manusia dalam usahanya untuk mendapatkan alat-alat keperluan jasmaninya dengan cara yang paling baik. c. Dan menurut Rasyid Ridha, Muamalah adalah tukar menukar barang atau sesuatu yang bermanfaat dengan cara-cara yang telah ditentukan Dalam Islam telah dijelaskan macam-macam bentuk dan tata cara ber muamalah seperti jual beli, sewa menyewa, bagi hasil dan sebagainya, namun tingkat pengetahuan Agama yang berbeda-beda pada setiap orang atau masyarakat akan mempengaruhi sistem akad yang sering dilakukan oleh masyarakat. Apakah telah sesuai dengan hukum Islam atau tidak? 3 Ibid, hal.2 3

Banyak masyarakat melakukan akad atau perjanjian hanya berdasarkan kebiasaan tanpa memperhatikan seluk-beluk hukumnya terutama dalam hukum Islam. Seperti persoalan yang terjadi di Desa Bojong, Kabupaten Tegal. Desa Bojong adalah salah satu Desa di Kabupaten Tegal yang tanahnya mengandung batu-batuan. Batu-batuan tersebut mempunyai nilai jual dan manfaat. Karena dapat digunakan untuk berbagai macam kebutuhan. Sehingga masyarakat Desa Bojong berinisiatif untuk menambang. Namun Penambang yang tidak mempunyai lahan pertambangan mencari lahan dengan menyewa kepada orang lain. Sementara Pemilik lahan merasa lebih menguntungkan jika lahannya disewakan. Karena lahan tersebut memiliki kandungan batu dan kurang potensial untuk pertanian, sedangkan pemilik lahan tidak punya keahlian untuk menambang. Praktek penambangan batu di Desa Bojong melibatkan dua belah pihak. Yaitu, antara Pemilik lahan dan pengelola lahan, kemudian kedua belah melakukan akad atau perjanjian dimana masing-masing pihak memiliki hak dan kewajiban. Pihak Pemilik lahan memberikan lahannya kepada Penambang untuk di tambang batunya dengan memberikan pembayaran dalam jangka waktu yang telah ditentukan sesuai dengan kesepakatan. Setelah akad atau perjanjian berakhir maka lahan tersebut dikembalikan lagi kepada pemiliknya. Praktek tersebut menurut masyarakat Desa Bojong disebut sebagai perjanjian sewa-menyewa. Perjanjian sewa menurut Syara adalah suatu jenis akad untuk mengambil manfaat dengan jalan penggantian. 4

Perjanjian sewa yang dilakukan oleh masyarakat Desa Bojong tentunya belum sesuai dengan pengertian sewa yang dimaksudkan kerena adanya peralihan terhadap objek yang diakadkan, sedangkan dalam perjanjian sewa tidak boleh ada peralihan terhadap materi objek perjanjian. Penambang bebas mengambil batu sampai pada batas waktu yang ditentukan atau sampai habis batunya. Berapapun jumlah kandungan batu yang dihasilkan, itulah yang menjadi hak Penambang. Jadi yang menjadi obyek akad dalam akad tersebut adalah batu yang masih dalam tanah dengan harga yang sudah disepakati. Dalam akad tersebut tidak ada kejelasan terhadap jumlah atau takaran dari obyek akad. Adanya spekulasi dalam suatu akad dapat menjadikan akad tersebut menjadi rusak. Persoalan tersebut mendorong penulis untuk meneliti lebih lanjut terhadap praktek Penambangan Batu yang terjadi di Desa Bojong, kemudian menjelaskan pandangan Hukum Islam terhadap praktek penambangan Batu tersebut. Berdasarkan uraian di atas, maka penulisakan membahasnya dalam bentuk skripsi dengan mengambil sebuah judul: ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PENAMBANGAN BATU (STUDY KASUS DI DESA BOJONG KABUPATEN TEGAL). B. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah tersebut, penulis akan mencoba merumuskan masalah sebagai berikut: 5

1. Bagaimana bentuk akad Penambangan Batu di Desa Bojong Kabupaten Tegal? 2. Bagaimana Pandangan Hukum Islam terhadap praktek Akad Penambangan Batu di Desa Bojong? C. Tujuan dan kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui praktek akad penambangan batu yang terjadi di Desa Bojong. b. Menjelaskan pandangan hukum Islam terhadap Akad Penambangan Batu tersebut. 2. Kegunaan Penelitian a. Sebagai sumbangsih pemikiran dalam hukum Islam khususnya tentang Muamalah. b. Untuk menambah wawasan, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca tantang penelitian lapangan yang berkaitan langsung dengan hukum Islam. D. Telaah Pustaka Sebagaimana telah diuraikan pokok masalah di atas, skripsi ini adalah mengkaji masalah akad sewa menyewa di Desa Bojong, yang dititik beratkan pada pembahasan terhadap praktek akad dan pelaksanaannya. Menurut penelitian dan penelusuran penulis terhadap karya-karya ilmiah yang ada, sesuai dengan keterbatasan dan kemampuan penyusun, ternyata belum ada karya 6

ilmiah yang membahas tentang akad Penambangan batu. Namun ada beberapa Skripsi yang dalam pembahasannya mengkaji masalah akad di antaranya adalah: Skripsi yang mengkaji masalah akad sewa tanah persawahan, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sewa Tanah Persawahan di Desa Padaharja Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal 4 disusun oleh Nurokmah. Yang memfokuskan pada sewa menyewa tanah yang digunakan untuk keperluan lain selain untuk ditanami. Dalam skripsi tersebut disimpulkan bahwa perjanjian sewa-menyewa dalam bentuk demikian diperbolehkan. Karena antara pemilik tanah dan penyewa tanah telah saling percaya dan mengetahui apa yang akan dilakukan oleh penyewa. Selanjutnya skripsi yang mengkaji masalah akad sewa tanaman. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sewa-Menyewa Tanaman (Studi Kasus di Desa Bangsri Kec. Bangsri Kab. Jepara). 5 Disusun oleh Nunung Muhayatun. Dalam skripsinya dipaparkan bahwa Praktek sewa menyewa tanaman di Desa Bangsri Kec. Bangsri Kab. Jepara merupakan sebuah bentuk akad dengan menyewakan tanaman seperti kapuk, mangga dan petai untuk diambil buahnya dalam jangka waktu satu sampai tiga musim. Pihak kedua (penyewa) menyerahkan harga sewa pada musim terjadinya akad meskipun buah dari tanaman yang diakadkan belum nampak. Dalam pelaksanaan sewa menyewa tanaman dengan jangka waktu lebih dari satu musim, nampak adanya unsur ketidakpastian/spekulasi hasil oleh pihak 4 Nurokmah, (Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sewa Tanah Persawahan Di Desa Padaharja Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal), Skripsi Fakultas syariah IAIN Walisongo Semarang, 2006 5 Nunung Muhayatun, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sewa-Menyewa Tanaman (Studi Kasus di Desa Bangsri Kec. Bangsri Kab. Jepara), Skripsi Fakultas syariah IAIN Walisongo Semarang, 2007 7

penyewa. Apabila dalam jangka waktu sewa ternyata tanaman tidak berbuah, maka pihak penyewa akan menanggung kerugian karena uang sewa telah dibayarkan saat akad. Kemudian skripsi yang mengkaji masalah sewa menyewa girik tambak norowito, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sewa Menyewa Girik Tambak Norowito Di Desa Guyangan Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati. 6 Disusun oleh Noor Afif Hasanah.Dalam skripsinya dipaparkan bahwa praktek sewa menyewa girik tambak Norowito dilakukan dengan penyerahan barangnya nanti waktu lelangan tambak yaitu setiap bulan Agustus karena barangnya disimpan di balai desa, hal ini sudah menjadi kebiasaan masyarakat setempat dan didasari atas dasar kerelaan kedua pihak. Sewa menyewa girik tambak Norowito sebagian besar dilakukan dengan cara bawah tangan, sehingga tidak adanya bukti tertulis. Dengan demikian, penyusun belum menemukan skripsi yang secara khusus membahas tentang Akad Penambangan Batu ditinjau dari hukum Islam E. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Jenis Penelitian 6 Noor Afif Hasanah, (Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sewa Menyewa Girik Tambak Norowito Di Desa Guyangan Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati),Skripsi Fakultas Syariah Iain Walisongo Semarang 2007 8

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang dilakukan dilapangan untuk mengetahui pelaksanaan akad penambangan batu di Desa Bojong. 2. Sifat Penelitian Sifat penelitian adalah Normatif, yaitu menjelaskan tentang konsep akad dalam Islam dilanjutkan dengan pemaparan dan pelaksanaan Akad Penambangan batu di Desa Bojong, kemudian dianalisis menuju kesimpulan dalam pandangan hukum Islam. 3. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan normatif, yaitu cara pendekatan terhadap masalah yang diteliti dengan melihat bagaimana pelaksanaan akad Penambangan batu di Desa Bojong, Apakah hal tersebut sesuai atau tidak dengan hukum Islam. 4. Pengumpulan Data a. Observasi Penulis menggunakan metode observasi atau pengamatan secara langsung. Metode pengamatan langsung yaitu jenis pengamatan yang dilakukan oleh seorang peneliti secara langsung terhadap subjek yang diteliti. b. Wawancara Wawancara ini merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan jalan mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung 9

kepada pihak-pihak yang terlibat, meliputi Pemilik tanah, Penyewa tanah dan Tokoh masyarakat yang berada disekitar Desa Bojong. Adapun wawancara yang digunakan adalah wawancara bebas terpimpin. Yaitu penelitian yang bebas mengadakan wawancara dengan tetap berpihak pada catatan-catatan mengenai pokok-pokok yang akan ditanyakan. 5. Analisis data Dari data yang terkumpul, kemudian dianalisis dengan Metode deduktif. Yakni diawali dengan mengemukakan teori teori dan selanjutnya dikemukakan kenyataan yang bersifat khusus dari hasil penelitian F. Sistematika Pembahasan Dalam penyusunan skripsi ini penyusun membagi lima bab yang sistematis, sebagaimana dapat diuraikan dalam rangkaian berikut: Bab I merupakan bagian pendahuluan, terdiri atas Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Telaah Pustaka, Metode Penelitian, dan Sistematika Pembahasan. Bab II berisi tentang Konsep Umum Akad, Sewa dan Jual beli dalam hukum Islam yang terdiri dari tiga sub bab. Pada sub bab pertama membahas tentang Pengertian, Rukun dan syarat, macam-macam akad, Khiyar akad dan berakhirnya akad. Sub bab kedua, berisi tentang pengertian sewa, dasar hukum, rukun dan syarat sewa, macam-macam sewa dan berakhirnya sewa. Sub bab ketiga, berisi tentang pengertian jual beli dan dasar hukum, rukun dan syarat jual beli. 10

Bab III berisi tentang Gambaran umum Desa bojong dan pelaksanaan praktek akad Penambangan Batu di Desa Bojong. Yang terbagi dalam dua sub bab, sub bab pertama membahas tentang batas wilayah dan luas wilayah, keadan geografis, orbitrasi, kependudukan, keadaan sosial dan keadaan ekonomi. Sub bab kedua, membahas tentang praktek akad penambangan batu di Desa Bojong. Bab IV adalah praktek Akad Penambangan batu di Desa Bojong ditinjau dari hukum Islam yang terbagi dalam dua sub bab. Sub bab pertama, berisi tentang praktek akad Penambangan Batu ditinjau dari segi rukun dan syarat akad. Sub bab kedua berisi tentang praktek akad ditinjau dari segi bentuk dan hukumnya. Bab V adalah penutup yang berisikan kesimpulan sebagai inti dari semua pembahasan disertai dengan saran-saran yang didapatkan dari hasil penelitian dan penutup yang menandakan terselesaikanya penulisan skripsi ini. 11