BAB I PENDAHULUAN. yang diwariskan. Tanpa belajar individu akan kesulitan dalam. juga tidak boleh membiarkan proses belajar terjadi begitu saja.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. University Press (2014), ingatan adalah kemampuan pikiran dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kuliah merupakan aktivitas yang paling penting bagi mahasiswa. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. System) pada vertebrata dan banyak invertebrata lainnya.otak mengatur dan

I. PENDAHULUAN. terabaikan demikian pula sebaliknya. Merosotnya kualitas pendidikan. para pendidik dan pemerintah. Oleh karena itu pemerintah berupaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tanwirul Mikdas, 2014

I. PENDAHULUAN. pesat. Manusia dituntut memiliki keterampilan berpikir kritis, sistematis,

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan yang harus dikuasai oleh siswa mulai dari tingkat SD hingga

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ya Hedi Saputra, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu tempat untuk mengembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN. pada siswa. Perubahan tingkah tersebut merupakan tujuan dari pembelajaran. dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

I. PENDAHULUAN. diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau proses

I. PENDAHULUAN. optimal. Hal ini tercermin dari berbagai kesulitan yang muncul pada. yang berujung pada rendahnya hasil pembelajaran.

UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL MIND MAPPING (PTK Pada Siswa Kelas IX B SMPN 3 Kota Cirebon)

BAB I PENDAHULUAN. yaitu krisis terhadap masalah, sehingga peserta didik (mahasiswa) mampu merasakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh manusia. Menurut para ahli Belajar dan pembelajaran adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pendidikannya (Rusman, 2012 : 93). kegiatan belajar mengajar, salah satunya adalah pengorganisasian mata

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Masalah merupakan suatu hal yang sangat melekat di. kehidupan manusia, mulai dari masalah yang dengan mudah dipecahkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan secara makro menurut Sumaatmadja (1997:56) merupakan

BAB V PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan dan Hasil Belajar Matematika Siswa Menggunakan Metode. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode mind mapping

BAB I PENDAHULUAN. adalah demokratisasi penyelenggaraan pendidikan yang memperkuat

2013 PENGARUH METODE MIND MAPPING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI

BAB I PENDAHULUAN. telah membawa perubahan pada semua aspek kehidupan. Menurut Buchori

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang amat menentukan bagi perkembangan dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting. Kualitas suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pradja. AL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan dasar bagi pengetahuan manusia. Bahasa juga dikatakan

I. PENDAHULUAN. Sejarah menunjukkan bahwa kemajuan dan kesejahteraan bangsa ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Menggunakan Metode Peta Pikiran (mind mapping) dalam Menulis

10/27/2010. Mind Mapping

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan khususnya dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. mengandung banyak nilai dan pelajaran bagi hidup seseorang. 1 Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. yang beragam. Selain bahasa Inggris di SMA, SMK dan MA, peserta didik juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membuat manusia terus berpikir di dalam hidupnya. Kemampuan berpikir ini

PENERAPAN METODE MIND MAPPING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. bantuan catatan. Pemetaan pikiran merupakan bentuk catatan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. tentang fenomena-fenomena alam. Fenomena-fenomena alam dikemas berupa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar merupakan proses kegiatan yang panjang dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memenuhi Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

IMPROVING FIFTH GRADER STUDENT S SCIENCE LEARNING ACTIVITY USING MIND MAPPING

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kecerdasan yang seimbang. Menurut Undang-Undang RI Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, perubahan yang dimaksud adalah meliputi perubahan jasmani

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kita dapat memiliki penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,

12/17/2011. Mind Mapping

PENGARUH NILAI MIND MAP TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA. Abstract

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhammad Hanif,2013

Penggunaan Metode Mind Mapping terhadap Prestasi Belajar Siswa. (Rosliana Siregar) PENERAPAN IPTEKS

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas salah satunya dalam bidang dasar dan pengukuran listrik.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kegiatan penting yang harus dilakukan sebagai upaya

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. (2007:136) bahwa narasi berusaha menjawab: Apa yang telah terjadi? Setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas proses pembelajaran, dimana peserta didik kurang mampu

MENGENAL PEMBELAJARAN MODEL MIND MAPPING

BAB I PENDAHULUAN. yang paling kompleks membutuhkan ingatan. Salah satu aktivitas manusia yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Menurut M.J.

BAB I PENDAHULUAN. budaya bangsa sehingga membentuk manusia yang berkualitas. pendidikan. penting untuk berkomunikasi (Chaer, 2003:29).

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK GETARAN DAN GELOMBANG DI KELAS VIII SMP NEGERI 12 BINJAI

2015 UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MIND MAP PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI

PUBLIKASI ILMIAH. Skripsi Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Biologi. Oleh:

BAB II KAJIAN TEORI. pada diri seseorang. Hilgard dan Bower mengatakan Perubahan sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nurchasanah,2016

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya seoptimal mungkin. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran, hal ini menuntut guru dalam perubahan cara dan strategi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional adalah menjamin mutu pendidikan

Kata kunci: RRB (Round Robin Brainstorming), Mind Mapping, Hasil belajar

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga terciptalah masyarakat membaca (reading society). Masyarakat yang

Menyeimbangkan Fungsi Kerja Otak Kanan dan Otak Kiri dalam Pembelajaran Membaca

BAB I PENDAHULUAN. inovasi dalam pembelajaran pada berbagai aspeknya, mulai dari visi, misi, tujuan,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Individu tidak akan terlepas dari proses belajar dimulai dari awal kehidupannya. Belajar (learning) merupakan proses yang sedeharna yang dialami oleh individu namun akan menjadi sulit ketika menghadapi proses yang rumit. Belajar menjadi dasar untuk individu yang lebih maju. Tanpa belajar individu tidak akan mengenal bahasa, nilai dan perkembangan yang diwariskan. Tanpa belajar individu akan kesulitan dalam mengembangkan teknologi dan ilmu pengetahuan yang dapat dirasakan saat ini. Proses belajar merupakan hal yang penting bagi individu. Individu juga tidak boleh membiarkan proses belajar terjadi begitu saja. Pengetahuan dan informasi tersebar begitu luas sehingga sulit untuk mempelajari semuanya. Untuk mendalami proses ini, individu membutuhkan waktu yang cukup lama dalam mempelajari pengetahuan yang dibutuhkan seperti ilmu sosial untuk studi psikologi dan sistem kerangka untuk studi terapi fisik. (Gredler, 2011). Belajar juga akan membentuk konsep mengenai fakta-fakta yang ada di dunia. Melalui pengamalan dalam belajar, individu akan mengenal sikap, kemampuan maupun informasi baru akan berguna untuk kehidupan individu. Individu juga mengenal konsep baru yang dapat digunakan untuk

menyelesaikan masalah atau mengembangkan kepribadian dalam kurun waktu kehidupan seseorang. ( Lahey, 2007). Proses belajar keseluruhan seseorang juga akan membentuk personal library seperti perpustakaan pada umumnya yang menyimpan berbagai macam informasi. Informasi yang telah disimpan tersebut disebut memori. Menurut Foster (2009) dalam bukunya berjudul Psikologi Memori bahwa tanpa memori individu akan sulit untuk melakukan fungsi kehidupan seperti berbicara, membaca, mengidentifikasi objek, ataupun berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Memori menjadi sarana bagi individu untuk mengingat peristiwa penting yang telah terjadi pada detik, hari, bulan ataupun tahun yang telah lalu. Memori memberikan individu sebuah rekaman peristiwa yang dapat diputar kembali sehingga dapat mempengaruhi kehidupan seseorang di masa yang akan datang. Memori membantu individu untuk menyimpan informasi ketika belajar dan mengingat kembali apa yang dipelajarinya. Memori akan lebih mudah untuk dipanggil jika proses masuknya informasi dapat diolah dan diorganisir dengan baik. Informasi yang banyak dan luas akan membuat pengelolahan dan pengorganisaan memori semakin sulit. Hal tersebut dapat dilihat dari materi pelajaran yang dipelajari oleh individu. Materi yang didapatkan beragam dan semakin tinggi tingkatanya maka semakin sulit juga materi yang didapatkan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin banyak dan sulit informasi yang harus diterima.

Perguruan tinggi merupakan jenjang pendidikan yang paling tinggi. Mahasiswa sangat membutuhkan informasi yang diproses oleh otak untuk menjadi memori agar dapat dipanggil kembali ketika sedang ujian ataupun ketika menghadapi pertanyaan dari dosen. Memori memiliki mekanisme yang harus dilalui sehingga informasi dapat disimpan dan kemudian dipanggil kembali. Mahasiswa akan lebih mudah mengingat pelajaran yang telah dipelajarinya sebelumnya jika memorinya bekerja dengan baik. Mahasiswa yang sedang berpikir akan berusaha untuk memanggil informasi yang telah dipelajari sebelumnya. Ketika mahasiswa hanya menggunakan memori jangka pendek (ingatan sadar) yang hanya terbatas sebanyak 7±2 huruf atau angka, maka informasi kurang optimal untuk dipanggil. Adapun individu harus menggunakan memori jangka panjang (ingatan bawah sadar) agar proses mengingat lebih optimal. (Putra, 2010). Dalam mengingat informasi berupa materi pelajaran, mahasiswa memiliki strategi belajar masing-masing. Berdasarkan wawancara survey yang didapatkan oleh peneliti dari 80 mahasiswa Fakultas Psikologi dan 30 mahasiswa Fakultas di bahwa mahasiswa memiliki metode belajar yang biasanya mereka terapkan. Adapun strategi belajar yang peneliti dapatkan yaitu mencatat ulang materi yang mereka pelajari, membuat resume, membaca slide, diskusi dengan teman,menghapal materi dan sistem kebut semalam yang menjadi favorit mahasiswa.

Menurut pengalaman peneliti, selama kegiatan perkuliahan, mahasiswa yang mencatat termasuk dalam kategori sedikit. Kebanyakan mahasiswa hanya membaca makalah, mendengarkan ceramah ataupun membaca slide presentasi yang disampaikan padahal untuk dapat mengingat suatu informasi secara efektif untuk jangka waktu yang panjang tidak cukup hanya dengan membaca dan mendengar saja. Adapun mahasiswa yang mencatat masih menggunakan metode linear yang hanya terpaku pada tulisan yang panjang dan belum sistematis. Mahasiswa hanya menggunakan proses otak bagian kiri ketika belajar. mahasiswa hanya terpaku pada proses belajar yang menggunakan angka, linearlitas, analisis dan daftar yang semuanya merupakan kerja otak kiri daripada irama, kesadaran ruang, imajinasi, kreatifitas yang merupakan kerja otak kanan. Sistem pendidikan modern memang lebih cenderung untuk menggunakan otak kiri seperti hitungan, bahasa, dan ilmu pengetahuan lainnya daripada menggunakan otak kanan seperti keterampilan berpikir secara kreatif. (Buzan, 2006). Mahasiswa akan lebih mudah mengingat informasi jika menggunakan kedua belahan otak sehingga mahasiswa akan lebih kreatif dalam menulis catatan. Ketika menulis catatan, mahasiswa akan menuliskan catatan tersebut dengan ide yang berhubungan satu dengan lainnya dan terorganisir dengan jelas. Hal ini berarti bahwa ketika mahasiswa perlu mengolah bentuk yang sesuai untuk memudahkan dalam memahami, misalnya bentuk daftar, tabel, grafik, dan lain-lainnya.

(Tuksinvarajarn, 2009). Bentuk daftar, tabel, ataupun grapfik tidak seperti bentuk linear yang penuh dengan tulisan panjang dan tidak sistematis. Bentuk grafik yang sering dibicarakan yaitu Mind Map. Menurut Michalko dalam Buzan (2006) bahwa Mind Map adalah alternatif pemikiran keseluruhan otak terhadap pemikiran linear. Dengan menggunakan Mind Map, otak akan dibuat untuk saling berhubungan. Sama seperti prinsip pengoraganisasian memori dalam Long term memory yang dikarateristikan dengan sebuah assosiative network. Memori diasosiakan atau dihubungkan melalui berbagai pengalaman. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa Mind Map akan membantu memetakan pikiran dalam otak sehingga memudahkan untuk melakukan penggulangan karena struktur yang mirip dengan pola pikir kita. Olah karena itu, dengan menggunakan bentuk Mind Map, materi dapat lebih cepat dipahami daripada tulisan biasa. Mind Map merupakan kombinasi antara gambar, warna dan pemahaman ruang yang telah terbukti dapat meningkatkan pemanggilan informasi ketika dibandingkan dengan metode pencatatan dan belajar yang konvensional. Penelitian oleh Toi (2009) menunjukan bahwa Mind Mapping dapat membantu anak untuk memanggil kembali kata-kata yang telah dihapalkan daripada menggunakan daftar dengan peningkatan ingatakan sebesar 32 %. Selain itu, berdasarkan penelitian oleh Farrand, Hussain, Dan Hennesey (2002), Mind Mapping meningkatkan ingatan jangka panjang partisipan sebesar 10 %. Hasil penelitian tersebut dapat dijadikan acuan untuk meneliti kembali efektifitas pelatihan Mind Map

terhadap kemampuan mengingat jangka panjang mahasiswa psikologi USU angakatan 2013. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan peneliti didapatkan bahwa 53.75 % partisipan menjawab bahwa mereka kesulitan mengingat materi yang diberikan sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa banyak mahasiswa yang mendapatkan nilai rendah pada kartu hasil studi per semester. Hal tersebut diperkuat data yang didapatkan peneliti mengenai nilai mata kuliah psikologi umum II bahwa banyak mahasiswa yang mendapatkan nilai C. Tahun 2010/2011 Genap sebanyak 41% dari 83 orang mahasiswa mendapatkan nilai C, 8% dari 83 mahasiswa mendapatkan nilai D dan 2 % dari 83 orang mahasiswa mendapatkan nilai E. Tahun 2011/2012 genap sebanyak 53% dari 60 orang mahasiswa mendapatkan nilai C, 8% dari 83 orang mahasiswa mendapatkan nilai D dan 2 % persen dari 60 orang mahasiswa mendapatkan nilai E. Dan pada tahun 2012/2013 terdapat penurunan nilai yaitu sebanyak 62% dari 53 orang mendapatkan nilai C, 6 % persen dari 53 orang mendapatkan nilai D dan 2% persen dari 53 orang mahasiswa mendapatkan nilai E. Dari data tersebut menunjukan bahwa setiap tahunnya banyak mahasiswa yang mendapatkan nilai yang rendah pada mata kuliah Psikologi Umum sehingga diharapkan dengan penerapan pelatihan Mind Mapping mahasiswa dapat meningkatkan ingatan jangka panjang terhadap materi yang dipelajari sehingga nilai mata kuliah yang dipelajari juga meningkat.

Hasil Penelitian oleh Wicramasinghe (2007) mengenai Effectiveness of Mind Maps as a learning tool for medical students didapatkan bahwa grup yang menggunakan Mind Map merasa bahwa dengan menggunakan Mind Map akan lebih mudah merangkum informasi. Selain itu, Mind Map juga berguna untuk mengingat informasi yang terorganisasi. Hasil penelitian tersebut juga memberikan informasi bahwa Mind Map mungkin tidak efektif untuk meningkatkan ingatan terhadap informasi dalam waktu yang lebih pendek sehingga disarankan untuk mengevaluasi efektifitas dalam mengingat informasi dalam waktu yang lebih lama. Berdasarkan hasil uraian sebelumnya dan beberapa penelitian Mind Map menjadi dasar mengapa peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian mengenai Mind Map. peneliti akan melakukan penelitian di Fakultas Psikologi Sumatera Utara. Penelitian eskperiemen ini dilakukan untuk melihat efektivitas pelatihan Mind Mapping yang diberikan kepada mahasiswa Fakultas Psikologi USU. Alasan peneliti memilih mata kuliah tersebut karena Mata kuliah Psikologi Umum merupakan mata kuliah dasar yang banyak membahas mengenai konsep-konsep dasar yang harus diingat untuk menjadi dasar mahasiswa mempelajari materi yang lebih dalam lagi. Materi yang akan digunakan dalam penelitian merupakan materi psikologi umum topik stress and health. Alasan pemilihan materi ini disesuaikan dengan komentar angkatan 2013 mahasiswa Fakultas Psikologi USU bahwa materi stress and health termasuk materi yang sulit.

Selain itu, banyak penelitian mengenai Mind Mapping hanya terbatas pada jenjang yang lebih rendah seperti sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas. Peneliti memberikan pelatihan Mind Map diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mengingat mahasiswa terhadap materi kuliah yang dipelajarinya sehingga dapat mengurangi jumlah mahasiswa yang mengulang mata kuliah di Fakultas Psikologi USU. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti akan melakukan penelitian eksperimen dengan judul Efektifitas Pelatihan Mind Mapping terhadap Kemampuan Mengingat Materi pada Mahasiswa

B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektifitas pelatihan Mind Mapping terhadap kemampuan mengingat mahasiswa psikologi USU. C. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat membantu mahasiswa menggunakan metode yang dapat meningkatkan kemampuan mengingat sehingga prestasi belajar meningkat. 2. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam perkembangan ilmu psikologi khususnya Psikologi Kognitif dan memberikan informasi tambahan dalam pengembangan teori dan metode dalam meningkatkan ingatan.

D. Sistematika Penelitian Sistematika penulisan dalam penelitian ini berisikan intisari dari : Bab I : Pendahuluan Bab ini berisi uraian singkat tentang latar belakang permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II : Tinjauan Pustaka Bab ini berisi teori-teori kepustakaan yang digunakan sebagai landasan di dalam penelitian ini, diantaranya teori tentang memori dan Mind Mapping. Bab ini juga mengemukakan hipotesis penelitian sebagai dugaan sementara terhadap masalah penelitian. Bab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai identifikasi variabel, metode pengumpulan data, subjek/partisipan penelitian, desain penelitian, tehnik pengambilan sampel, prosedur penelitian eksperimen, dan teknik analisa data. BAB IV : Pembahasan dan Hasil Penelitian Bab ini terdiri dari uraian mengenai gambaran subjek penelitian berdasarkan pengkategorian hasil penelitian utama, hasil tambahan serta pembahasan.

BAB V : Kesimpulan dan Saran Bab ini berisikan kesimpulan yang mencakup hasil analisa dan intepretasi data penelitian dan saran berupa saran metodologis untuk penelitian selanjutnya dan saran praktis bagi siapapun, terutama wanita, yang ingin meningkatkan kemampuan spasial mereka.