Jaringan ikat termineralisasi yang membalut akar gigi dan merupakan tempat tertanamnya serabut gingiva dan ligamen periodontal.

dokumen-dokumen yang mirip
KEHILANGAN TULANG DAN POLA PERUSAKAN TULANG Kehilangan tulang dan cacat tulang yang diakibatkan penyakit periodontal membahayakan bagi gigi, bahkan

Penyakit inflamasi yang telah melibatkan struktur periodontal pendukung sebagai / tidak mendapat perawatan secara tuntas. Harus dibedakan dari lesi

PROGNOSIS PENYAKIT GINGIVA DAN PERIODONTAL

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Setiap individu terdapat 20 gigi desidui dan 32 gigi permanen yang. 2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi

MEKANISME ERUPSI DAN RESORPSI GIGI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (Rencana Kegiatan Belajar Mengajar)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Zulkarnain, drg., M.Kes

PERAWATAN INISIAL. Perawatan Fase I Perawatan fase higienik

DASAR PEMIKIRAN PERAWATAN PERIODONTAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyebabkan hilangnya perlekatan epitel gingiva, hilangnya tulang alveolar, dan

BAB I PENDAHULUAN. semua orang tidak mengenal usia, golongan dan jenis kelamin. Orang yang sehat

a. Gingiva (terdiri dari epitel dan jaringan ikat) b. Ligamen periodontal c. Sementum d. Tulang alveolar

Salah satu bagian gingiva secara klinis

HISTOLOGI JARINGAN KERAS DAN JARINGAN LUNAK RONGGA MULUT BLOK 5: STRUKTUR SISTEM STOMATOGNATIK

ASPEK BIOLOGI, BIOKIMIAWI DAN FISIOLOGI SEL-SEL PENYUSUN JARINGAN PERIODONTAL

BAB I PENDAHULUAN. insisif, premolar kedua dan molar pada daerah cervico buccal.2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan dalam tulang rahang melalui beberapa tahap berturut-turut hingga

Tepi tulang berada lebih apikal pada akar, yang membentuk sudut lancip terhadap tulang

KURETASE GINGIVAL & KURETASE SUBGINGIVAL

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Maturitas adalah proses pematangan yang dihasilkan oleh pertumbuhan dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. menembus gingiva sampai akhirnya mencapai dataran oklusal. 5-7 Pada manusia

BAB 11 KURETASE GINGIVAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menilai usia skeletal karena setiap individu berbeda-beda (Bhanat & Patel,

BAB I PENDAHULUAN. gigi, mulut, kesehatan umum, fungsi pengunyahan, dan estetik wajah.1 Tujuan

BAB 4 ALAT PERIODONTAL KLASIFIKASI ALAT PERIODONTAL

Proses erupsi gigi adalah suatu proses isiologis berupa proses pergerakan gigi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Poket infraboni dan poket suprabonimerupakan dua tipe poket periodontal yang

Pendahuluan. Harmas Yazid Yusuf 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

II. KEADAAN ANATOMIS SEBAGAI FAKTOR PREDISPOSISI PENYAKIT PERIODONTAL

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

PEMERIKSAAN PERIODONSIUM DAN JARINGAN SEKITARNYA OLEH: DRG. SYAIFUL AHYAR, MS

I. PENDAHULUAN. Kalsium merupakan kation dengan fosfat sebagai anionnya, absorbsi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Diagnosis Penyakit Pulpa dan Kelainan Periapikal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Koloni bakteri pada plak gigi merupakan faktor lokal yang mengakibatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ANATOMI GIGI. Drg Gemini Sari

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Asap merupakan dispersi uap asap dalam udara yang dihasilkan dari proses

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Karies gigi merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi yaitu ,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BEDAH TULANG RESECTIVE

DENTIN PULPA ENDODONTIK ATAU OPERATIVE DENTISTRY? Hubungan yang sangat erat antara dentin dan pulpa. Perlindungan jaringan pulpa terhadap iritasi luar

TUGAS PERIODONSIA 1. Nama : Rahayu Sukma Dewi NIM :

BAB 1 PENDAHULUAN. daerah servikal gigi sesuai dengan kualitas estetik dan kemampuan bahan tersebut

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dengan migrasi epitel jungsional ke arah apikal, kehilangan perlekatan tulang

BAB 14 PENANGGULANGAN CACAT TULANG

INSTRUMENTASI PERIODONTAL HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN PADA WAKTU INSTRUMENTASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencabutan gigi merupakan tindakan yang cukup sering dilakukan di bidang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit periodontal merupakan penyakit yang terjadi pada jaringan

BAB II KEADAAN JARINGAN GIGI SETELAH PERAWATAN ENDODONTIK. endodontik. Pengetahuan tentang anatomi gigi sangat diperlukan untuk mencapai

GINGIVEKTOMI DAN GINGIVO V PL P A L STI T K

BAB 2 DEMINERALIZED FREEZE-DRIED BONE ALLOGRAFT. Penyakit periodontal adalah suatu penyakit yang melibatkan struktur

BAB I PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN GIGI

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1

BAB 2 DAMPAK MEROKOK TERHADAP PERIODONSIUM. penyakit periodontal. Zat dalam asap rokok seperti; nikotin, tar, karbon monoksida

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. manusia contohnya adalah obesitas, diabetes, kolesterol, hipertensi, kanker usus,

PENYAKIT PERIODONTAL PENGERTIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kerusakan jaringan periodontal yang meliputi gingiva, tulang alveolar, ligamen

PENUTUPAN AKAR GIGI YANG TERSINGKAP DENGAN TEKNIK CANGKOK JARINGAN IKAT SUBEPITEL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sering ditemukan pada orang dewasa, merupakan penyakit inflamasi akibat

BAB 2 IMPLAN. Dental implan telah mengubah struktur prostetik di abad ke-21 dan telah

BAB I PENDAHULUAN. bagi tubuh. Fungsi gigi berupa fungsi fonetik, mastikasi dan. ataupun yang hilang bisa berdampak pada kesehatan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik hiperglikemia (kadar gula darah yang tinggi) yang terjadi karena

BAB 13 BEDAH FLEP. Dalam perawatan periodontal digunakan beberapa tipe dan disain flep periodontal sesuai dengan kebutuhannya.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gigi yang populer belakangan ini adalah perawatan bleaching yaitu suatu cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendalaman sulkus gingiva ini bisa terjadi oleh karena pergerakan margin gingiva

Perawatan ortodontik pada pasien periodontal kompromi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. setelah instrumentasi pada saluran yang tidak diirigasi lebih banyak daripada saluran

III. PENGARUH TINDAKAN KEDOKTERAN GIGI TERHADAP JARINGAN PERIODONTAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Trauma pada gigi dapat menyebabkan patahnya enamel gigi, dentin yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 PENGARUH PLAK TERHADAP GIGI DAN MULUT. Karies dinyatakan sebagai penyakit multifactorial yaitu adanya beberapa faktor yang

BAB II TINJAUAN UMUM FRAKTUR DENTOALVEOLAR PADA ANAK. (Mansjoer, 2000). Berdasarkan definisi-definisi tersebut maka fraktur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia penyakit periodontal menduduki urutan kedua yaitu

mendiagnosis penyakit meramalkan prognosis merencanakan perawatan Klasifikasi mengalami perubahan sejalan dgn bertambahnya pemahaman ttg etiologi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kanker adalah penyakit keganasan yang ditandai dengan pembelahan sel

BAB I PENDAHULUAN. cepat di masa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang, seperti

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan rasio antara laki-laki dan perempuan berkisar 2:1 hingga 4:1.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kesehatan dan mempunyai faktor risiko terjadinya beberapa jenis

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gigi akibat akumulasi bakteri plak. Gingivitis dan periodontitis merupakan dua jenis

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yang disebabkan

Grafik 1. Distribusi TDI berdasarkan gigi permanen yang terlibat 8

perlunya dilakukan : Usaha-Usaha Pencegahan Penyakit Gingiva dan Periodontal baik di klinik/tempat praktek maupun di masyarakat.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Pergerakan Gigi Dalam Bidang Ortodonsia Dengan Alat Cekat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penyangga gigi yang disebabkan oleh mikroorganisme spesifik, yang

Transkripsi:

Jaringan ikat termineralisasi yang membalut akar gigi dan merupakan tempat tertanamnya serabut gingiva dan ligamen periodontal. Fungsi utamanya: untuk menjangkarkan gigi ke tulang alveolar

Klasifikasi Berdasarkan lokasinya Berdasarkan selulernya Berdasarkan keberadaan fibril kolagen Berdasarkan sumber serabut matriksnya Sementum radikular (dijumpai pada aka gigi) Sementum koronal (terbentuk diatas enamel yang membalut mahkota gigi) Sementum seluler (mengandung sement didalam lakuna diantara matriks semen Sementum aseluler (tidak mengandung sel dalam matriksnya) Sementum fibrilar (matriksnya mengan fibril kolagen tipe I) Sementum afibrilar (matriksnya tidak ngandung kolagen tipe I) Sementum serabut ekstrinsik (mengand serabut Sharpey yang di hasilkan o blas ligamen periodontal sehingga berf dalam penjangkaran), Sementum serabut intrinsik (mengandun serabut intrinsik yang dihasilkan semen

Klasifikasi menurut Schroeder dan Page Tipe I Tipe II Tipe III Tipe IV Sementum aseluler, afibrilar, dijumpai Enamel dekat batas sementum- enamel Sementum aseluler, serabut ekstrinsik, jumpai pada 2/3 koronal permukaan aka paling berperan dalam penjangkaran gig Sementum seluler, serabut intrinsik, di pada daerah yang mengalami perbaikan, hingga dinamakan sementum sekunder Sementum seluler, serabut bercampur; but intrinsik lebih dominan dari serabut trinsik (serabut Sharpey)

BATAS SEMENTUM-ENAMEL Ada 3 bentuk batas sementum-enamel: A. ujung sementum tidak bertemu dengan ujung enamel (5-10%) B. ujung sementum bertem ngan ujung enamel (30%) C. sementum menindih ename (60-65%) Bentuk batas sementum-enamel perlu diperhatikan pada w melakukan prosedur penskeleran (scaling) dan penyerutan (root planing). Meskipun bentuk (A) insidensnya relatif rendah, namun jik resesi gingiva bisa mengakibatkan: 1. Hipersensitivitas dentin akibat tersingkapnya dentin y tertutup sementum 2.Jika BSE yang tersingkap ditumpuki oleh kalkulus sukar teksi sehingga besar kemungkinan tertinggalnya partike pada waktu penskeleran

PERMEABILITAS SEMENTUM Pada binatang yang muda sementum seluler maupun sement aseluler sangat permeabel sehingga memungkinkan difusi za dari arah pulpa maupun dari arah permukaan luar akar. Pada sementum seluler, kanalikuli pada beberapa daerah be bungan dengan tubulus dentin. Dengan bertambahnya umur permeabilitas sementum menjad berkurang. KETEBALAN SEMENTUM Ketebalan sementum pada separoh koronal dari akar adalah variasi 10-60 mikron. Sementum paling tebal (150-200 mikron) pada sepertiga dari daerah furkasi. Ketebalan ini bertambah tiga kali lipat antara usia 11-70

DEPOSISI SEMENTUM SECARA KONTINIU Deposisi sementum terus berlangsung meskipun gigi telah er berkontak dengan antagonisnya. Teori Gottlieb : Lapisan presementum yang tidak terkalsifikasi dan menjadi dari deposisi sementum secara kontiniu menjadi penghalang bagi migrasinya epitel penyatu kearah apikal. Beradasarkan konsep tersebut, terbentuknya saku periodon adalah disebabkan karena gangguan pembentukan sementum (cementopathia), karena akibat gangguan tersebut mengura hambatan bagi migrasi epitel.

ANOMALI PADA SEMENTUM Beberapa anomali bisa dijumpai pada sement akibat terjadinya kelainan dalam proses perk bangannya. Mutiara enamel / enamel pearl Masa enamel yang terlokaliser berbentuk seperti mutiara yang berkembang secara ektopikal (tumbuh kearah luar) pada permukaan akar gigi dekat ke batas sementum-enamel.

Proyeksi enamel / enamel projection Penonjolan enamel kearah furkasi gigi berakar banyak. Terbentuk karena proses amelogenesis tidak henti setelah enamel mahkota selesai dibent sehingga organ enamel secara kontiniu memb enamel diatas dentin akar. Keberadaan proyeksi enamel mempermudah t dinya lesi periodontal pada daerah furkasi.

Hipersementosis Deposisi sementum seluler yang sangat banyak pada sepertiga apikal dari satu atau lebih akar gigi sehingga membentuk pembesaran bulbous pada akar Anomali gigi. ini bisa menyebabkan kesukaran pad waktu pencabutan akar gigi. Penyebab anomali ini belum jelas diketahui.

Sementikel Partikel sementum yang kecil berbentuk cakram. Bentuk sementikel: 1. Sementikel bebas (free cementi- cles), yang berada bebas pada ligamen periodontal berdekatan de 2.Sementikel ngan permukaan cekat sementum (attached/ sessile cementicles), yang melekat ke permukaan 3.Sementikel sementum terpendam (imbedded cementicles), yang tertanam dalam lapisan sementum.