BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis dan ekonomi sudah berkembang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah asing Good Corporate Governance (GCG) tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance mulai meningkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan.

BAB 1 LATAR BELAKANG. dengan munculnya krisis budaya moral. Di beberapa negara Asia pondasi

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Tiap jenis perusahaan menghasilkan sesuatu yang menarik konsumen untuk. dalam perusahaan yang dapat merusak kepercayaan konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien agar bisa bersaing dengan perusahaan lain di dalam negeri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, serta

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global sangat mempengaruhi kinerja perusahaan-perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. digariskan. Audit internal modern menyediakan jasa- jasa yang mencakup

BAB I PENDAHULUAN. pada perusahaan secara maksimal sehingga laba diharapakan diperoleh juga secara

DAFTAR ISI. SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Keruntuhan ekonomi yang menimpa bangsa ini tidak bisa lepas dari adanya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Good Corporate Governance. Corporate Governance, antara lain oleh Forum for Corporate

BAB I PENDAHULUAN. mekanisme pengelolaan itu sendiri. Jika kondisi Good Governance dapat dicapai

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dana pensiun dapat dilihat dari tingkat pencapaian tujuan nya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat,

Kebijakan Corporate Governance. PT. Persero Batam. Tim GCG PT. Persero Batam Hal : 1 of 9

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian di Indonesia semakin berkembang dan menjadikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

SEttEN IN00NESiA GRO IPIEDOMAN KERJA(CHARTER) KOMITE AUDI丁. PToSEMEN丁 ONASA

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi di telinga kita. Pada negara maju, GCG sudah lama menjadi suatu

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi

BAB I PENDAHULUAN. Setelah negara Indonesia dan negara negara di Asia Timur lainnya

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi untuk melakukan berbagai tindakan agar bisnisnya tetap bertahan di dunia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Banyak perusahaan tiba-tiba tidak dapat bertahan ketika Indonesia mengalami krisis moneter dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Institute of Internal Auditors (IIA) audit internal dalam Sawyer s et al

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan istilah asing good corporate governance (GCG) tidak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak sepadan (mismatched), tidak hati-hati (prudent), tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pengendalian internal dalam perusahaan besar sangat sulit, dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance)

BAB I PENDAHULUAN. Financial distress yang terjadi pada perusahaan property and real estate UKDW

BAB I PENDAHULUAN. tantangan kompetensi global dunia usaha yang semakin ketat, misi BUMN sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.5 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Ketidakstabilan dunia bisnis memperlihatkan lemahnya penerapan good corporate

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan secara umum didirikan tentunya memiliki tujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. diterapkannya good corporate governance di Indonesia merupakan salah satu

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas.

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh suatu kerangka tata kelola (corporate governance

BAB 1 PENDAHULUAN. Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas yang terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN. bendanya. Agar perusahaan dapat bertahan dan berkembang dengan baik

BAB 1 PENDAHULUAN. upaya penyelamatan dan penyempurnaan yang meliputi produktifitas, efisiensi

BAB I PENDAHULUAN. memastikan bahwa proses pengelolaan manajemen berjalan dengan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Adanya krisis keuangan di Indonesia pada akhir tahun 2008 salah satunya

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

KEWRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat, tidak terkecuali BUMN. Para pelaku bisnispun dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

BAB I PENDAHULUAN. besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Namun demikian, laporan

BAB I PENDAHULUAN. sektor perekonomian. Salah satu penyebab krisis adalah lemahnya implementasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku

BAB I PENDAHULUAN. dari keberadaan isu Corporate Governance (Swasembada, edisi: 09/XXI/28 april-

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsep Good Corporate Governance (GCG) diperlukan untuk memastikan

BAB I PENDAHULUAN. dengan globalisasi memicu munculnya perusahaan dengan jenis dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya bidang

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengimplementasikan Good Corporate Governance (GCG). Penerapan

Restrukturisasi dan privatisasi BUMN. Sistem Ekonomi Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari banyak bermunculan pesaing-pesaing baru didalam dunia usaha. Oleh

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3 /POJK.05/ TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI LEMBAGA PENJAMIN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam maupun luar negeri (Teguh Haryono, 2012). Bank harus memberi prioritas

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada tahun 1998 terjadi peristiwa yang menggemparkan perekonomian dunia, oleh

BAB II LANDASAN TEORI. mengelola serta mengarahkan atau memimpin bisnis atau usaha usaha korporasi dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Era perdagangan bebas telah dimulai. Berlakunya ACFTA (Asean

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Istilah Good Corporate Governance (GCG) kian populer dan ditempatkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kapasitas perusahaan menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun membuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kecil, pimpinan perusahaan dapat mengawasi secara langsung kinerja di

12Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. pihak eksternal (pemegang saham, investor, pemerintah, kreditur, dan lain

PIAGAM AUDIT INTERNAL

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis dan ekonomi di era globalisasi saat ini sudah berkembang semakin pesat, sehingga mengakibatkan persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin ketat baik diantara perusahaan dalam negeri maupun perusahaan luar negeri. Bank, BUMN, dan Perusahaan Publik yang terdaftar di bursa saham sebagai tulang punggung perekonomian nasional diharapkan menjadi tauladan dalam menerapkan corporate governance yang efektif. Penerapan corporate governance yang efektif pada Bank, BUMN, Dan Perusahaan Publik memberikan sumbangan yang penting dalam memperbaiki kondisi perekonomian, serta menghindari terjadinya krisis dan kegagalan serupa di masa mendatang. Tantangan yang harus dihadapi oleh para pelaku bisnisnya pun semakin beragam, mulai dari munculnya perusahaan-perusahaan pesaing, menjamurnya perusahaanperusahaan asing di negeri sendiri, belum lagi maraknya praktek korupsi, kolusi dan nepotisme serta kecurangan-kecurangan lain di badan perusahaan yang dapat membahayakan harta perusahaan. Berdasarkan kondisi tersebut perlu kiranya perusahaan di Indonesia untuk lebih meningkatkan kesadaran dalam menerapkan Good Corporate Governance. Good Corporate Governance (GCG) sering diartikan sebagai tata kelola perusahaan yang baik. Namun pada umumnya telah disepakati bahwa prinsipprinsip Good Corporate Governance (Keputusan Menteri BUMN nomor 117/M/MBU/2002, tangggal 1 Agustus 2002) telah mencakup transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban, dan kewajaran. Transparansi, yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai perusahaaan. Kemandirian, yaitu dimana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip korporasi yang sehat. Akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi pelaksanaan dan pertanggungjawaban

organisasi sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif. Pertanggungjawaban, yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan dan prinsip korporasi yang sehat. Kewajaran, yaitu keadaan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak pemegang saham (stakeholders) sesuai dengan perjanjian dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Good Corporate Governance adalah sistem dan struktur yang baik untuk mengelola perusahaan dengan tujuan menaikan nilai pemegang saham serta mengakomodasi berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan (stakeholders) seperti kreditur, pemasok, asosiasi bisnis, konsumen, pekerja, pemerintah serta masyarakat luas. Selain itu juga Good Corporate Governance merupakan salah satu kunci sukses perusahaan untuk tumbuh dan menguntungkan dalam jangka panjang, sekaligus memenangkan persaingan bisnis global terutama bagi perusahaan yang telah mampu berkembang sekaligus menjadi terbuka. Good Corporate Governance juga berusaha menjaga keseimbangan di antara pencapaian tujuan ekonomi dan tujuan masyarakat. Good Corporate Governance mencakup mekanisme administrasi untuk memuluskan hubungan antara manajemen dan pemegang saham. Permasalahan inti yang dapat menunjang keberhasilan Good Corporate Governance terletak pada tuntutan untuk menjalankan fungsi-fungsi akuntabilitas, disclosure, fairness, transparansi dan tanggung jawab. Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance dapat diterapkan dengan baik apabila perusahaan memiliki pengendalian intern yang efektif. Pengendalian intern yang efektif diperlukan oleh semua aspek-aspek usaha, terutama apabila melibatkan penggunaan harta-harta perusahaan. Dalam hal ini Good Corporate Governance atau tata kelola perusahaan yang baik merupakan alat pengendalian internal yang berperan penting dalam mengurangi masalah tersebut. Karena Good Corporate Governance bermanfaat untuk perbaikan dan komunikasi, meminimalisasi benturan, fokus pada strategistrategi utama, peningkatan kepuasan pelanggan dan perolehan kepercayaan investor.

Dengan melihat pentingnya pengendalian intern terhadap penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance, sehingga harus difungsikan sebagai penilaian yang independen dalam membantu manajemen dalam melakukan tanggung jawabnya. Tidak dilaksanakannya prinsip-prinsip Good Corporate Governance tersebut tercermin dari kurang tersedianya informasi untuk melakukan analisis resiko atau hasil, investasi yang berlebihan pada sumber daya yang tidak produktif, yang pada akhirnya menurunkan dan memudarkan kepercayaan pemodal. Good Corporate Governance bukanlah hal yang baru di Indonesia, dan saat ini tengah menjadi trend global serta menjadi keharusan di masa kini yang harus dipenuhi oleh perusahaan agar dapat bersaing di pasar bebas yang semakin dekat waktunya. Penelitian yang membahas tentang Good Corporate Governance telah lebih dahulu dilakukan oleh mahasiswa Universitas Widyatama, Fary Muhamad, pada tahun 2008 dengan judul Manfaat Kualitas Laporan Keuangan Di Dalam Menunjang Tercapainya Good Corporate Governance. Dalam penelitian ini Fary Muhamad meneliti bagaimana kualitas laporan keuangan dan efektifitas Good Corporate Governance pada PT PINDAD (Persero), dan juga apakah kualitas laporan keuangan bermanfaat di dalam menunjang tercapainya Good Corporate Governance pada PT PINDAD (Persero). Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan judul Manfaat Pengendalian Intern Di Dalam Menunjang Tercapainya Good Corporate Governance. Dalam penelitian ini peneliti meneliti Bagaimana efektivitas pengendalian intern dan efektivitas Good Corporate Governance pada PT. Pos Indonesia (Persero), dan juga apakah pengendalian intern bermanfaat di dalam menunjang tercapainya Good Corporate Governance pada PT. Pos Indonesia (Persero). Penelitian yang lebih dahulu dilakukan tersebut dijadikan referensi oleh peneliti untuk menyusun skripsi ini. Berdasarkan uraian diatas maka dalam penyusunan skripsi ini, penulis memilih judul : Manfaat Pengendalian Intern di Dalam Menunjang Tercapainya Good Corporate Governance. (Studi kasus pada PT. Pos Indonesia (Persero) ).

1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang penulis kemukakan di atas masalah yang diteliti ini adalah : 1. Bagaimana efektivitas pengendalian intern pada PT. Pos Indonesia (Persero). 2. Bagaimana efektivitas Good Corporate Governance pada PT. Pos Indonesia (Persero). 3. Apakah pengendalian intern bermanfaat di dalam menunjang tercapainya Good Corporate Governance pada PT. Pos Indonesia (Persero). 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan sebagai bahan masukan dalam penyusunan suatu karya ilmiah sehingga diperoleh data dan informasi mengenai pelaksanaan pengendalian intern dan penerapan Good Corporate Governance pada perusahaan yang bersangkutan. Dan tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui efektivitas pengendalian intern pada PT. Pos Indonesia (Persero). 2. Untuk mengetahui bagaimana efektivitas Good Corporate Governance pada PT. Pos Indonesia (Persero). 3. Untuk mengetahui manfaat pengendalian intern dalam menunjang tercapainya Good Corporate Governance pada PT. Pos Indonesia (Persero). 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan dari penelitian ini penulis berharap bahwa penelitian ini akan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Adapun penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat-manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Penulis Untuk memperoleh gambaran mengenai manfaat pengendalian intern dalam meningkatkan Good Corporate Governance dan lebih menambah wawasan dalam mengaplikasikan teori dan konsep audit yang diperoleh selama perkuliahan dengan dunia kerja yang sesungguhnya. 2. Bagi Perusahaan Dapat dijadikan masukan dalam mengoptimalkan fungsi internal terutama dalam meningkatkan Good Corporate Governance perusahaan. 3. Pihak Lain Penulis juga mengharapkan agar hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran, pengetahuan, informasi, dan referensi bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan untuk melakukan penelitianpenelitian berikutnya. 1.5 Kerangka Pemikiran Pengertian pengendalian intern menurut SPAP No. 69 yang telah diterbitkan IAI adalah : Pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil lain, yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini. : 1. Efektivitas dan efisiensi operasi. 2. Keandalan pelaporan keuangan. 3. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Sedangkan pengertian pengendalian intern menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) adalah Struktur pengendalian internal satuan usaha terdiri dari kebijakan dan prosedur yang diterapkan untuk memberikan keyakinan memadai bahwa tujuan tertentu satuan usaha akan tercapai.

Pengendalian intern diciptakan agar aktivitas operasional perusahaan dapat terkendali dan dilakukan oleh semua elemen-elemen yang ada dalam perusahaan. Pengendalian intern harus dapat terlaksana secara efektif dan efisien karena menyangkut pada harta-harta perusahaan, karena apabila pengendalian intern telah terlaksana sesuai dengan yang telah ditetapkan maka perusahaan dapat lebih meningkatkan Good Corporate Governance di dalam perusahaan. Pengendalian intern merupakan rangkaian tindakan yang menembus seluruh organisasi dan juga pengendalian intern berada dalam proses manajemen dasar, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring. Pengendalian bukanlah sesuatu yang ditambahkan dalam proses manajemen tersebut, akan tetapi merupakan integral dalam proses tersebut. Dalam proses pengendalian intern, terdapat lima komponen pengendalian intern yang saling terkait, yaitu : 1. Lingkungan pengendalian. Terdiri dari tindakan, kebijakan, dan prosedur yang mencerminkan sikap menyeluruh manajemen puncak, direktur, komisaris dan pemilik satuan usaha terasebut. Selain itu juga menekankan pentingnya nilai etika, disiplin, loyalitas, budaya perusahaan dan keteladanan dalam pengendalian organisasi. 2. Penaksiran risiko. Bertujuan untuk mengidentifikasi, menganalisa, dan mengelola resiko yang berhubungan dengan persiapan laporan keuangan yang akan disajikan berdasarkan prinsip yang berlaku umum. Dua aspek dalam penilaian resiko, yaitu : a. Identifikasi dan analisis resiko yang berkaitan yang mungkin terjadi yang akan menghambat pencapaian tujuan perusahaan dan membentuk dasar untuk menentukan bagaimana resiko-resiko tersebut dikelola. b. Menentukan cara untuk dapat mengatasi resiko tersebut. Selain itu juga menekankan pentingnya mengukur dan menghadapi resiko yang signifikan untuk meminimalisasi kerugian perusahaan.

3. Aktivitas pengendalian. Kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa arahan atau perintah utama direksi telah dijalankan dengan benar dan menjamin tujuan perusahaan tercapai. Selain itu juga menekankan pentingnya sinkronisasi semua kegiatan secara efektif dan tindakan meminimalisasi risiko dari rangkaian kegiatan. 4. Informasi dan komunikasi. Adalah identifikasi, menangkap dan menukar informasi dalam melaksanakan tanggung jawab masing-masing. Sistem informasi yang mencakup didalamnya sistem akuntansi terdiri dari : metode dan pencatatan yang ditetapkan untuk mencatat, memproses, meringkas dan melaporkan transaksi suatu satuan dan memelihara pertanggungjawaban kekayaan dan utang perusahaan serta modal. Selain itu juga menekankan pentingnya pemahaman komunikasi dan pertukaran informasi untuk mengendalikan kegiatan. 5. Pemantauan. Kegiatan yang dilakukan untuk memeriksa, mengevaluasi dari keempat unsur pengendalian intern lainnya dalam mencapai tujuan perusahaan. Selain itu juga menekankan pentingnya untuk mengkoordinasi kegiatan serta mengembangkan dan memodifikasi sistem pengendalian. Dalam situasi krisis ekonomi yang hingga kini belum berakhir, penerapan Good Corporate Governance menjadi suatu asek vital dalam upaya mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Saat ini, banyak pihak mensyaratkan dijalankannya praktik-praktik pengelolaan perusahaan yang baik daalm melakukan hubungan bisnis dan mitra kerjanya, terlebih bagi para pemodal dan pemberi kredit. Good Corporate Governance merupakan sistem bagaimana suatu organisasi dikelola dan dikendalikan. Good Corporate Governance mengatur hubungan antara komisaris, direksi dan manajemen perusahaan agar terjadi keseimbangan dalam pengelolaan organisasi.

Dengan adanya Good Corporate Governance dalam perusahaan, maka kita dapat meminimalisasi penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dan juga sebagai alat kontrol untuk memungkinkan terciptanya sistem pembagian keuntungan dan kekayaan yang seimbang bagi stakeholders dan menciptakan efisiensi perusahaan. Corporate Governance merupakan sistem yang mengatur hak dan kewajiban para pihak yang berperan dan terkait dalam pengelolaan sebuah perusahaan. Menurut Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), Good Corporate Governance adalah sistem yang dipergunakan untuk mengarahkan dan mengendalikan kegiatan perusahaan. Corporate Governance mengatur pembagian tugas hak dan kewajiban mereka yang berkepentingan terhadap kehidupan perusahaan termasuk para pemegang saham, dewan pengurus, para manajer, dan semua anggota stakeholder non-pemegang saham. Sedangkan menurut Iman Sjahputra Tunggal dan Amin Widjaja Tunggal (2002 : 8) Corporate Governance adalah sistem yang mengatur, mengelola dan mengawasi proses pengendalian usaha untuk menaikan nilai saham, sekaligus sebagai bentuk perhatian kepada stakeholders, karyawan, kreditor, dan masyarakat sekitar. Praktik Good Corporate Governance dipertegas dengan keluarnya Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M. MBU/2002 pasal 1 tentang penerapan praktik Good Corporate Governance pada BUMN. Pengertian Corporate Governance berdasarkan keputusan ini adalah : Suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas, perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka pangjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya berlandaskan peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai etika. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance menurut Menteri BUMN No. Kep-117/M-M. BUMN 1 Agustus 2002 pasal 3, yaitu : 1. Transparansi, yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materil dan

relevan mengenai perusahaan dan mencegah upaya penyembunyian informasi yang relevan bagi pengguna maupun stakeholder. 2. Kemandirian, yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara professional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip kooperasi yang sehat. 3. Akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi-fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organisasi sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana dengan baik 4. Pertanggungjawaban, yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip koorporasi yang sehat. 5. Kewajaran, yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan surat Keputusan Menteri BUMN No.117/M-MBU/2002 Menjelaskan bahwa penerapan good corporate governance pada BUMN bertujuan untuk : a) Memaksimalkan nilai BUMN dengan cara meningkatkan prinsip keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya, bertanggung jawab, dan adil agar perusahaan memiliki daya saing yang kuat, baik secara nasional maupun internasional. b) Mendorong pengelolaan BUMN secara profesional, transparan, dan efisien serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian organ. c) Mendorong agar organ dalam pembuatan keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial BUMN terhadap stakeholder maupun kelestarian lingkungan di sekitar BUMN. d) Meningkatkan kontribusi BUMN dalam perekonomian nasional.

e) Mensukseskan program privatisasi. Oleh karena suatu perusahaan beraktivitas di dalam suatu lingkungan, maka perusahaan tersebut harus menjalin hubungan dengan elemen-elemen lingkungan sekitarnya. Hal ini berarti suatu pengelolaan perusahaan yang baik melibatkan berbagai pihak yang terkait untuk menentukan arah dan kinerja perusahaan. Pihak-pihak yang terkait dengan penerapan good corporate governance adalah : 1. Pemegang saham (Shareholders); 2. Komisaris; 3. Direksi; 4. Komite Audit; 5. Sekertaris Perusahaan (Corporate Secretary); 6. Manajer dan Karyawan; 7. Auditor Eksternal (External Auditor); 8. Auditor Internal; 9. Pemerintah; 10. Kreditor; 11. dan lain-lain. Upaya menerapkan prinsip-prinsip good corporate governance dapat dilakukan jika masing-masing pihak menyadari perannya untuk mewujudkan good corporate governance. Namun tanggung jawab utama dalam menerapkan prinsip good corporate governance adalah pihak manajemen itu sendiri, karena merekalah yang melakukan pengelolaan terhadap jalannya perusahaan. Dimulai dari direksi yang menentukan strategi dan kebijakan yang akan diterapkan di perusahaan sampai dengan para manajer, akuntan manajemen, dan auditor internal yang nantinya sebagai pelaksana dari strategi dan kebijakan tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, penulis mengajukan hipotesis dari penelitian ini sebagai berikut : Pengendalian Intern yang baik bermanfaat di dalam menunjang tercapainya good corporate governance. 1.6 Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode deskriptif dan metode studi kasus. Menurut Mohammad Nazir (2003;63) menyatakan bahwa : Metode Deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi. Dengan demikian deskriptif analitis bertujuan untuk membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki secara terperinci untuk menghasilkan rekomendasi-rekomendasi untuk keperluan masa yang akan datang. Sedangkan metode studi kasus menurut Mohamad Nazir (2003:54) adalah : Penelitian yang ditujukan untuk menyelidiki secara terperinci aktivitas dan pekerjaan manusia dan hasil penelitian tersebut dapat memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk keperluan masa yang akan datang. Jadi data yang diperoleh dari penelitian dikumpulkan, dianalisis, dan dibandingkan dengan teori yang telah dipelajari oleh penulis. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan dan mengolah data adalah sebagai berikut : 1. Penelitian lapangan (field research) Merupakan penelitan dengan maksud untuk mendapatkan data atau infomasi dari keadaan yang sebenarnya atau penelitian langsung ke sumber data. Untuk mendapatkan data atau informasi yang demikian, penulis mengadakan :

a. Observasi langsung, yaitu pengumpulan data yang diperlukan dari perusahaan dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek penelitian. b. Wawancara (interview), yaitu Salah satu cara mendapatkan informasi dengan jalan melakukan tanya jawab langsung dengan pihak-pihak yang dianggap dapat memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan penelitian. c. Kuesioner (questionare), yaitu salah satu cara mendapatkan data atau informasi dengan jalan mengedarkan pertanyaan kepada pihak-pihak yang dianggap dapat memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan penelitian. 2. Penelitian kepustakaan (library research) Merupakan penelitian dengan cara mempelajari bahan-bahan yang dianggap perlu dari literatur-literatur yang terkait masalah yang diteliti untuk mendapatkan bahan yang akan dijadikan landasan teori dalam penyusunan skripsi. 1.7 Lokasi Penelitian Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada PT. Pos Indonesia (Persero) yang berlokasi di Jalan Cilaki No.73 Bandung. Adapun waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Februari sampai dengan selesai.