JURNAL ILMIAH PANNMED. (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwifery, Environment, Dentist)

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KETEBALAN PASIR DALAM SARINGAN PASIR DAN ARANG KAYU TERHADAP PENURUNAN KADAR BESI (FE), KEKERUHAN DAN WARNA AIR SUMUR GALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan data World Health Organization (2010) setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC)

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan sekitar 2 miliar atau sepertiga dari jumlah penduduk dunia telah

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA ANAK DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis complex (Depkes RI, 2008). Tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang

BAB I PENDAHULUAN. oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. membungkus jaringan otak (araknoid dan piameter) dan sumsum tulang belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia. Menurut data World Health Organization (WHO) bahwa kurang lebih 3

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World. Health Organization (WHO) dalam Annual report on global TB

BAB 1 PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDGs) merupakan agenda serius untuk

HUBUNGAN DUKUNGAN PASANGAN PENDERITA TB DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB 1 PENDAHULUAN. menular yang muncul dilingkungan masyarakat. Menanggapi hal itu, maka perawat

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG TUBERKULOSIS (TB) DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN TB PARU DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

SKRIPSI. Penelitian Keperawatan Komunitas

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

PRATIWI ARI HENDRAWATI J

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah dan oksigen ke otak (Smeltzer et al, 2002). Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan,

BAB 1 PENDAHULUAN. karena penularannya mudah dan cepat, juga membutuhkan waktu yang lama

BAB 1 PENDAHULUAN. kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan

2015 GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA PENDERITA TB PARU TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT TB PARU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDGs) merupakan agenda serius untuk

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan World Health Organitation tahun 2014, kasus penularan

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai hal yang menyusahkan, bahkan membahayakan jiwa. Namun di era

BAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4).

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular langsung yang. disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium Tuberculosis yang pada

BAB I PENDAHULUAN. menduduki peringkat teratas dan sebagai penyebab kematian tertinggi

BAB 1 PENDAHULUAN. bertambah, sedangkan insiden penyakit menular masih tinggi. Salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menimbulkan komplikasi kesakitan (morbiditas) dan kematian

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. macam pekerjaan rumah tangga. Sedangkan HIV (Human Immuno Virus)

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki, perempuan, tua, muda, miskin, kaya, dan sebagainya) (Misnadiarly,

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 1,2 milyar. Pada tahun 2000 diperkirakan jumlah lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di dunia, terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya paling tinggi di dunia. Berdasarkan laporan World Health

PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI MEDIA LEAFLET EFEKTIF DALAM PENINGKATAN PENGETAHUAN PERILAKU PENCEGAHAN TUBERKULOSIS PARU DI KABUPATEN PONOROGO

SAFII, 2015 GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU TERHADAP REGIMEN TERAPEUTIK DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam otak yang mengakibatkan kematian sel otak. dan ada riwayat keluarga yang menderita stroke (Lewis, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. perokok mengalami peningkatan dari tahun ketahunnya (Sari, 2006).

BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menular (dengan Bakteri Asam positif) (WHO), 2010). Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan global utama dengan tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. menyerang paru dan dapat juga menyerang organ tubuh lain (Laban, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup sebagai salah satu tujuan

TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DAN KESIAPAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENDERITA STROKE DI DESA KEBAKKRAMAT KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. TB (Mycobacterium Tuberculosis) (Depkes RI, 2011). Mycobacrterium tuberculosis

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT TUBERCULOSIS PARU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan. masyarakat di dunia tidak terkecuali di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah

BAB I PENDAHULUAN. Stroke Menurut World Health Organization (WHO) (2001) seperti yang

BAB 1 PENDAHULUAN. tergantung pada potensi biologinya. Tingkat tercapainya potensi biologi seorang

PENGARUH JARAK ANTARA SUMUR DENGAN SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA TALUMOPATU KECAMATAN MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO

*Korespondensi Penulis, Telp: , ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit paling mematikan di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis

BAB I PENDAHULUAN. tersebut terdapat di negara-negara berkembang dan 75% penderita TB Paru adalah

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan secara retrospektif berdasarkan rekam medik dari bulan Januari

memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis paru (TB paru) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. merokok, mengkonsumsi makanan siap saji (fast food) yang memiliki. kurang beristirahat dan berolahraga. (Auryn, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB I PENDAHULUAN. Asam) positif yang sangat berpotensi menularkan penyakit ini (Depkes RI, Laporan tahunan WHO (World Health Organitation) tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau

Kata Kunci : Peran PMO, Kepatuhan minum obat, Pasien tuberkulosis paru. Pengaruh Peran Pengawas... 90

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kesehatan masyarakat yang penting di dunia ini. Pada tahun 1992 World Health

BAB I PENDAHULUAN. Perkembagan laju penyakit di Indonesia dewasa ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika

Transkripsi:

JURNAL ILMIAH PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwifery, Environment, Dentist) VOL. 9, NO. 3, JANUARI APRIL 2015 TERBIT TIGA KALI SETAHUN (PERIODE JANUARI, MEI, SEPTEMBER) ISSN 1907-3046 Penanggung Jawab: Dra. Ida Nurhayati, M.Kes. Redaktur: Drg. Herlinawati, M.Kes. Penyunting Editor: Soep, SKp., M.Kes. Ir. Zuraidah Nasution, M.Kes Nelson Tanjung, SKM., M.Kes. Dra. Ernawaty, M.Si, Apt Desain Grafis & Fotografer: Rina Doriana, SKM, M.Kes Julia Hasanah Sekretariat: Yusrawati Hasibuan, SKM, M.Kes. Elizawarda, SKM., M.Kes. Dina Indarsita, SST, M.Kes. Alamat Redaksi: Jl. Let Jend Jamin Ginting KM 13.5 Kelurahan Laucih Kec. Medan Tuntungan Telp: 061-8368633 Fax: 061-8368644 P DAFTAR ISI Editorial Pengaruh Ketebalan Pasir dalam Saringan Pasir dan Arang Kayu Terhadap Penurunan Kadar Besi (FE), Kekeruhan dan Warna Air Sumur Gali oleh Suprapto, TH.Teddy Bambang S, Mustar Rusli....195-201 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kecemasan Pasien TB Paru di RA 3 RSUP Haji Adam Malik Medan oleh Soep...202-205 Pengaruh Latihan (ROM) Pasif Terhadap Kekuatan Otot Ekstremitas pada Pasien Stroke di Ruang RA4 RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2014 oleh Zainuddin Harahap...206-209 Uji Efek Antibakteri Ekstrak Daun Teh (Camellia sinensis L.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli oleh Amriani, Lanny Permata Sari...210-214 Pengaruh KB Suntik Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) Terhadap Peningkatan Berat Badan Ibu di Klinik Bersalin Sahara Padangsidimpuan Tahun 2014 oleh Rosmawaty Harahap...215-221 Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi dengan Perilaku Seksual Berisiko pada Remaja di SMK Negeri 1 Kutalimbaru oleh Jujuren br Sitepu...222-225 Pengetahuan dan Dukungan Suami Berhubungan dengan Tindakan Pemeriksaan IVA pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Desa Sunggal Kanan Tahun 2014 oleh Dewi Meliasari...226-230 Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Kesehatan Fisik Lansia di Dusun III Desa Hutarao Kecamatan Bandar Pulau Kabupaten Asahan Tahun 2014 oleh Efendi Sianturi...231-237 Ketepatan Pemeriksaan Radiologi dan BTA Apusan Langsung dengan Kultur dalam Diagnosis Tuberkulosis Paru di Medan oleh Erfiyani S, Amira Permatasari Tarigan...238-244

Erosi Gigi pada Anak Usia Remaja di SMP Raksana Medan oleh Ameta Primasari, Uta Juliani...245-249 Komunikasi Terapeutik pada Pasien Pre Oparatif Efektif Menurunkan Tingkat Kecemasan Pasien oleh Irwan Batubara......250-252 Pengaruh Penambahan Minyak Atsiri Jahe Terhadap Bilangan Peroksida Minyak Goreng Bekas oleh Mangoloi Sinurat, Togar Manalu, Suryani M.Florence Situmeang...... 253-256 Pengetahuan PUS yang Baik Tentang Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR) Tidak Berhubungan dengan Tindakan Penggunaan AKDR di Desa Cinta Damai Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang oleh Masrah... 257-262 Tingkat Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Penyuluhan Menggunakan Media Flip Chart dan Boneka Animasi pada Anak Kelas V SD Negeri 105307 Sukaraya Pancur Batu Tahun 2014 oleh Asnita Bungaria Simaremare, Rosdiana T Simaremare...263-267 Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Cakupan Pemeriksaan Kehamilan di Klinik Suryani Kecamatan Medan Johor Tahun 2014 oleh Ida Nurhayati, Elizawarda...268-271 Tingkat Pengetahuan Anak Tentang Pemeliharaan Kebersihan Gigi dan Mulut Terhadap Ohi-S dan Terjadinya Karies pada Siswa/i Kelas IV SDN 101740 Tanjung Selamat Kecamatan Sunggal Tahun 2014 oleh Sri Junita Nainggolan...272-276 Hubungan Perilaku Pasien dalam Perawatan Diabetes Melitus dengan Ulkus Diabetikum pada Pasien Diabetes Melitus di Ruang Rindu A1 dan A2 RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2015 oleh Suriani Ginting, Wiwik Dwi Arianti...277-281 Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Pengetahuan Bidan Tentang Penularan HIV/AIDS pada Proses Persalinan di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan oleh Suswati... 282-287 Faktor-Faktor Dominan yang Mempengaruhi Kepatuhani Orangtua yang Mempunyai Anak dengan Leukemia dalam Menjalani Terapi Kemoterapi di RB4 RSUP H.A.Malik Medan Tahun 2014 oleh Tiurlan Mariasima Doloksaribu, Risma Dumiri Manurung...288-291 Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia dengan Kepatuhan Meminum Tablet Zat Besi di Rumah Bersalin Sam Kampung Baru Medan Tahun 2014 oleh Wildan...292-296

Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas dalam Terhadap Nyeri Menstruasi pada Siswi SMA 3 Kota Padangsidimpuan Tahun 2014 oleh Ratni Siregar, Ramlan Nasution, Elly Indrani Harahap...297-301 Diterbitkan oleh : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN Jl. Jamin Ginting KM. 13,5 Kel. Lau Cih Medan Tuntungan Kode Pos : 20136 www.poltekkes-medan.ac.id/pannmed

PENGANTAR REDAKSI Jurnal PANNMED merupakan salah satu wadah untuk menampung hasil penelitian Dosen Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan. Jurnal PANNMED Edisi Januari April 2015 Vol. 9 No. 3 yang terbit kali ini menerbitkan sebanyak 21 Judul Penelitian. Redaksi mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Direktur atas supportnya sehingga Jurnal ini dapat terbit 2. Dosen-dosen yang telah mengirimkan tulisan hasil penelitiannya dan semoga dengan terbitnya jurnal ini dapat memberi semangat kepada dosen yang lain untuk berkreasi menulis hasil penelitian sehingga bisa diterbitkan ke Jurnal Pannmed ini. Akhir kata, kami mengharapkan kritik serta saran yang membangun agar jurnal ini dapat menjadi jurnal yang berkualitas seperti harapan kita bersama. Redaksi

PENGARUH KETEBALAN PASIR DALAM SARINGAN PASIR DAN ARANG KAYU TERHADAP PENURUNAN KADAR BESI (FE), KEKERUHAN DAN WARNA AIR SUMUR GALI Suprapto, TH.Teddy Bambang S, Mustar Rusli Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Medan ` Abstrak Air minum yang mengandung besi (Fe) cenderung menimbulkan rasa mual apabila dikonsumsi. Menurut Permenkes RI Nomor :416 / Menkes/Per/IX/1990 yang memenuhi syarat kadar maksimum yang diperbolehkan untuk zat besi (Fe) pada air bersih : 1,0 mg/l, kekeruhan : 25 NTU dan warna : 50 TCU. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ketebalan pasir dalam saringan pasir dan arang kayu terhadap penurunan kadar besi (Fe),kekeruhan dan warna air sumur gali. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan rancangan pre and postes control design. Sampel air sumur gali diambil dari Kelurahan Aur Medan Maimun sebanyak 100 liter. Pretest kadar besi (Fe), kekeruhan dan warna sampel air sumur gali yaitu 1,20 mg/l,18,13 NTU dan 33,80 TCU. Postest yaitu hasil pengukuran kadar besi (Fe), kekeruhan dan warna sampel air setelah air dialirkan sebanyak 3 liter pada saringan pasir dan arang kayu (pasir Ø : 0,5-0,7mm dan arang kayu Ø : 0,5 mm 1,0 cm).ketebalan pasir pertama 40 cm dan kedua 50 cm). Kontrol menggunakan media saringan pasirkerikil,tebal pasir 60 cm. Replikasi dilakukan sebanyak 8 (delapan) kali. Alat pengukuran kadar besi (Fe), kekeruhan dan warna digunakan Spectrofotometer DR 2800. Analisa data dilakukan dari univariat, bivariat. Uji kenormalan dengan Kolongorov test, setelah data normal dilakukan uji t-test dan Anova dengan tingkat kepercayaan (α = 0,05). Diperoleh ada pengaruh ketebalan pasir 40 cm, 50 cm dalam media saringan pasir dan arang kayu terhadap penurunan kadar besi (Fe), kekeruhan dan warna air sumur gali (p -value = 0,000 < α =0,05), ketebalan pasir 50 cm dalam media saringan pasir dapat menurunkan kadar besi (Fe) sebesar 92,82%. Masyarakat di kota Medan yang memiliki sumur gali yang airnya mengandung kadar besi (Fe) > 1,0 mg/l dapat menggunakan media saringan pasir dan arang kayu dengan ketebalan pasir 50 cm. Petugas Puskesmas dapat mensosialisasikan kepada masyarakat tentang media saringan pasir dan arang kayu dapat menurunkan kadar besi air sumur gali dengan ketebalan pasir 50 cm Kata Kunci : Ketebalan pasir, saringan,(fe),kekeruhan,warna Latar belakang masalah Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan, tanpa air yang tersedia yang cukup dan memenuhi syarat kehidupan di dunia tak dapat berlangsung. Kebutuhan air yang pertama bagi terselenggaranya kesehatan yang baik adalah tersedianya air bersih yang memadai dari segi kuantitas dan kualitasnya yaitu memenuhi syarat fisik, kimia,mikrobiologik dan radioaktif. Menurut Permenkes RI Nomor :416 / Menkes/Per/IX/1990 yang memenuhi syarat fisik yaitu tidak berbau, jumlah zat padat terlarut (TDS) :1500 mg/l, kekeruhan : 25 NTU, tidak berasa, warna : 50 TCU. Syarat kimia yaitu tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya (beracun) dan atau melebihi kadar maksimum yang diperbolehkan seperti zat besi (Fe) : 1,0 mg/l. Berdasarkan Riskesdas (2013) pada saat ini prosentase rumah tangga di Indonesia yang memenuhi akses terhadap sumber air minum 66,8%, pada umumnya pemakaian air per-orang/hari rumah tangga 50-99,9 liter (28,3%) dan 100-300 liter (40%). Pada tahun 2010 di Indonesia 27,9% rumah tangga masih menggunakan sumur gali. Pada sumur gali sering terdapat kadar besi (Fe) yang tinggi. Hal ini akan dapat menimbulkan masalah dan kerugian pada manusia. Air minum yang mengandung besi (Fe) cenderung menimbulkan rasa mual apabila dikonsumsi. Selain itu dalam dosis besar dapat merusak dinding usus, rusaknya organ-organ penting seperti : pankreas, otot jantung dan ginjal. Sering kali kematian disebabkan kerusakan dinding usus ini. Kadar besi (Fe) yang lebih dari 1,0 mg/l akan menyebabkan terjadinya iritasi pada mata dan kulit. Apabila kelarutan besi dalam air melebihi 10 mg/l air akan berbau seperti telur busuk, sangat tidak diinginkan oleh keperluan rumah tangga karena dapat menyebabkan bekas karat pada pakaian, porselen dan alat-alat lainnya (Slamet Juli Sumirat, 2004). Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium Balai Tehnik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian 195

Penyakit (BTKLPP) Medan salah satu sampel air sumur gali kepala keluarga di Jalan Trikora Gang Bersatu Kecamatam Medan Denai kualitas airnya mengandung kadar besi (Fe) tertinggi sebesar : 3,0 mg/l, dengan suhu : 24,5 ºC dan ph : 7,5 Pada umumnya masyarakat disana belum mendapatkan air minum dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Medan (Nainggolan Laris, 2013). Upaya untuk menurunkan kadar besi (Fe), kekeruhan dan warna air sumur gali ini, salah satu cara dapat dilakukan dengan menggunakan saringan pasir lambat (Slow sand filter) (BPPT,1999). Saringan pasir lambat adalah saringan yang menggunakan pasir sebagai media filter dengan ukuran butiran sangat kecil, namun mempunyai kandungan kuarsa yang tinggi. Proses filtrasi yang terjadi pada saringan pasir lambat, terjadi dengan memisahkan air dari kandungan kontaminan berupa partikel tersuspensi dan koloid, serta bakteri, dengan cara melewatkan air pada suatu media berpori. Pada prinsipnya material ini dapat berupa material apa saja, seperti lapisan granular pasir, batu yang dihancurkan, antrachite, kaca, sisa arang,dll. Pada prakteknya di lapangan, media berpori yang paling sering digunakan adalah pasir, karena pasir mudah ditemui dalam jumlah banyak, biaya yang murah, dan hasil pengolahan yang diberikan juga sangat memuaskan. Rumusan Masalah Bagaimana pengaruh ketebalan pasir dalam media saringan pasir dan arang kayu terhadap penurunan kadar besi (Fe), kekeruhan dan warna pada air sumur gali? Tujuan Penelitian Tujuan Umum Untuk mengetahui pengaruh ketebalan pasir dalam media saringan pasir dan arang kayu terhadap penurunan kadar besi (Fe), kekeruhan dan warna pada air sumur gali. Tujuan Khusus. 1. Untuk mengetahui pengaruh ketebalan pasir dalam media saringan pasir dan arang kayu setinggi 40 cm, 50 cm terhadap penurunan kadar besi ( Fe) pada air sumur gali. 2. Untuk mengetahui pengaruh ketebalan pasir dalam media saringan pasir dan arang kayu setinggi 40 cm, 50 cm terhadap penurunan kadar kekeruhan pada air sumur gali. 3. Untuk mengetahui pengaruh ketebalan pasir dalam media saringan pasir dan arang kayu setinggi 40 cm, 50 cm terhadap penurunan kadar warna pada air sumur gali. Hipotesa 1. Ada pengaruh ketebalan pasir dalam media saringan pasir dan arang kayu setinggi 40 cm dan 50 cm terhadap penurunan kadar besi ( Fe) pada air sumur gali. 2. Ada pengaruh ketebalan pasir dalam media saringan pasir dan arang kayu setinggi 40 cm dan 50 cm terhadap penurunan kadar kekeruhan pada air sumur gali. 3. Ada pengaruh ketebalan pasir dalam media saringan pasir dan arang kayu setinggi 40 cm dan 50 cm terhadap penurunan kadar warna pada air sumur gali. METODOLOGI PENELITIAN Lokasi Penelitian Penelitian di laksanakan di ruang Laboratorium Poltekkes Kemenkes RI Medan Jl.Jamin Ginting Km 13,5 Kelurahan Lau Cih Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan. Waktu Penelitian Waktu penelitian ini dilaksanakan bulan Mei Agustus 2014. Desain Penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen yaitu mengetahui pengaruh ketebalan saringan pasir dan arang kayu terhadap penurunan kadar besi (Fe), kekeruhan dan warna pada air sumur gali. Desain penelitian ini menggunakan rancangan pre and postes control design. Replikasi yang dilakukan sebanyak 8 (delapan ) kali,berdasarkan rumus ( t -1)( r -1) 15 ( Hannafiah,2003 ) Instrumen penelitian a. Meteran b. Spectrofotometer DR 2800. Populasi dan Sampel. 1. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh air sumur gali yang mengandung kadar besi (Fe) yang tinggi ( > 1,0 mg/l ). 2. Sampel adalah sebahagian dari populasi yaitu diambil satu sumur gali yang hasil pemeriksaan kadar besi (Fe) airnya : 1,30 mg/l berlokasi di Jalan Brigjen Katamso dalam Kelurahan Aur Medan Maimun.. 3. Teknik Pengambilan sampel. Cara pemilihan sampel ialah dengan teknik purposive sampling, yaitu proses penarikan yang didasarkan suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri yaitu : a. Air sumur gali yang memiliki kadar Fe : > 1,0 mg/l b. Air sumur gali keruh dan berwarna kuning. c. Air sumur gali berlokasi di Jalan Brigjen Katamso dalam kelurahan Aur kota Medan. d. Pengambilan sampel air sumur gali dilakukan pada pagi hari pukul 09.00-0.00 Wib. Teknik Pengumpulan Data 1. Data Primer diperoleh dari hasil pemeriksaan kadar besi (Fe), kekeruhan dan warna sebelum dan sesudah perlakuan. 2 Data Sekunder yang diambil adalah data gambaran daerah lokasi penelitian Air sumur gali. 196

Pengolahan Data Data yang terkumpul dari hasil pemeriksaan kadar besi (Fe), kekeruhan dan warna air sumur gali sebelum dan sesudah penyaringan dengan menggunakan alat Spectrofotometer DR 2800 baik terhadap kelompok perlakuan dan kontrol, kemudian ditabulasi, disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. Analisa Data. Analisa data dilakukan dengan cara : a. Univariat :yaitu data yang telah diolah ditabulasi dengan distribusi frekuensi dari masing-masing variabel yang diteliti. Prosentase penurunan dari masing-masing variabel dihitung dengan rumus : a/b x 100 %. Keterangan : a = Penurunan kadar variabel setelah perlakuan b = kadar awal variabel sebelum perlakuan. b. Bivariat : data univariat di buat cross tabel antara ketebalan saringan pasir dan arang kayu dengan penurunan kadar besi (Fe), kekeruhan dan warna air sumur gali sebelum perlakuan, kontrol dan sesudah perlakuan. Uji kenormalan terlebih dahulu dilakukan dengan test Kosmogorov, setelah data yang diperoleh normal selanjutnya untuk melihat pengaruh ketebalan saringan pasir dan arang kayu dengan penurunan kadar besi (Fe), kekeruhan dan warna air sumur gali dilakukan Uji t-test dependent. Untuk melihat perbedaan ketebalan saringan pasir dan arang kayu terhadap penurunan kadar besi (Fe), kekeruhan dan warna air sumur gali dilakukan uji Anova (Analisis of variance) apakah secara bermakna berpengaruh dengan tingkat level significancy atau pada α = 0,05. Selanjutnya untuk melihat perbedaan dari masingmasing variabel dilanjutkan dengan menggunakan uji Tuckey-test. Analisis data penelitian dengan menggunakan bantuan komputerisasi. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pemeriksaan sampel air di Laboratorium Kementerian Kesehatan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Medan sebelum dan setelah penyaringan didapatkan hasil sebagai berikut : Analisis Univariat. 1. Kadar zat besi (Fe), kekeruhan dan warna Tabel 1 terlihat bahwa rata-rata kadar besi (Fe), air sumur gali sebelum melalui saringan pasir dan arang kayu pada kontrol, ketebalan pasir 40 cm dan 50 cm sebesar 1,20 mg/l dengan SD = 0,0000; rata-rata penurunan kadar besi (Fe) sesudah perlakuan pada kontrol adalah 1,112 mg/l (92,70%) dengan SD = 0,00463, pada ketebalan pasir 50 cm adalah 1,113 mg/l (92,82 %) dengan SD = 0,00518 dan pada ketebalan pasir 40 cm adalah 1,05 mg/l (89,06 %) dengan SD = 0,0991. Selanjutnya rata-rata kekeruhan air sumur gali sebelum perlakuan adalah sebesar 18,13 NTU, SD = 0,0000; dan rata-rata penurunan kekeruhan setelah perlakuan pada kontrol sebesar 12,00 NTU (66,19%) dengan SD = 0,02900; pada ketebalan pasir 50 cm sebesar 4,63 NTU (25,53%) dengan SD = 0,02295, serta ketebalan pasir 40 cm sebesar 5,29 NTU (29,22 %) dengan SD = 0,01188. Kemudian dilihat dari kadar warna air sumur gali sebelum melalui saringan pasir dan arang kayu rataratanya 33,80 TCU dengan SD = 0,000, setelah perlakuan rata-rata penurunan warna air sumur gali pada kontrol 11,10 TCU (32,84%), dengan SD = 0,1598; ketebalan pasir 50 cm = 9,69 TCU (28,67%) dengan SD = 0,01927; dan ketebalan pasir 40 cm sebesar 6,13 TCU (18,13 %) dengan SD = 0,05303. Dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini: Tabel 1. Distribusi Frekuensi Prosentase penurunan kadar Fe, kekeruhan dan warna air sumur gali sebelum dan sesudah melalui media saringan pasir dan arang kayu No. Var. Mean Sebelum Perlakuan Rata-Rata penurunan setelah perlakuan Kontrol % SD 50 cm % SD 40cm % SD 1. Besi (Fe) 1,20 ( mg/l ) 1,112 92,70 0,00463 1,113 92,82 0,00518 1,05 89,06 0,00991 2. Kekeruhan 18,13 (NTU) 12,00 66,19 0,02900 4,63 25,53 0,02295 5,29 29,22 0,01188 3. Warna 33,80 11,10 32,84 0,01598 9,69 28,67 0,01927 6,13 18,13 0,05303 (TCU) *) waktu kontak air seluruhnya sama ( 15 menit ). 197

Analisis Bivariat 2. Pengaruh ketebalan pasir dalam saringan pasir dan arang kayu pada sampel air sumur gali dengan penurunan kadar Fe. Tabel 2. Hasil uji beda rata-rata uji t-test dependent kadar Fe,kekeruhan dan warna air sumur gali berdasarkan ketebalan pasir pada saringan pasir dan arang kayu Ketebalan Pasir Rata-rata kadar Fe Rata-rata kadar Fe t Df P 95% Confidence sebelum sesudah Interval of the DifFerence perlakuan perlakuan Lower Upper Kontrol 0,0875 679,749 0,000 1,10863 1,11637 40 cm 0,1313 305,024 0,000 1,06046 1,07704 1,20 7 50 cm 0,0863 608,669 0,000 1,10942 1,11808 3. Pengaruh ketebalan pasir dalam saringan pasir dan arang kayu pada sampel air sumur gali dengan penurunan kadar kekeruhan. Tabel 3. Hasil uji beda rata-rata uji t-test Dependent Kadar kekeruhan berdasarkan ketebalan pasir pada saringan pasir dan arang kayu Ketebalan Pasir Mean sebelum perlakuan Mean sesudah perlakuan t df p value 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Kontrol 6,1288 1170,456 0,000 11,97700 12,02550 40 cm 12,8438 1258,848 0,000 5,27632 5,29618 18,13 7 50 cm 13,5013 570,416 0,000 4,60956 4,64794 Berikut penjelasan dari tabel di atas, hasil uji t- Test Dependent pada tabel 2 diatas terlihat bahwa ada pengaruh ketebalan pasir baik pada kontrol (60 cm) dengan confidence level (α = 5%) dapat diketahui t = 679,749, df = 7, dan nilai Probabilitas = 0,000 ( p < α = 0,05 ) dengan interval confidence ( 1,10863-1,11637) yang berarti ada pengaruh perbedaan penurunan kadar Fe air sumur gali pada kontrol setelah melalui saringan pasir dan arang kayu. Pada ketebalan pasir 40 cm diketahui t = 305,024, df = 7, dan nilai Probabilitas = 0,000 ( p < α = 0,05 ) dengan interval confidence (1,06046-1,07704) yang berarti ada pengaruh perbedaan penurunan kadar Fe air sumur gali setelah melalui saringan pasir dan arang kayu. Demikian juga pada ketebalan pasir 50 cm diketahui t = 608,669, df = 7, dan nilai Probabilitas = 0,000 (p < α = 0,05) dengan interval confidence (1,10942-1,11088) yang berarti ada pengaruh perbedaan penurunan kadar Fe air sumur gali setelah melalui saringan pasir dan arang kayu. Dari hasil uji t-test Dependent pada tabel 3 diatas terlihat bahwa ada pengaruh ketebalan pasir baik pada kontrol (60 cm) dengan confidence level (α = 5%) dapat diketahui t = 1170,456, df = 7, dan nilai Probabilitas = 0,000 ( p < α = 0,05 ) dengan interval confidence ( 11,97700-12,02550) yang berarti ada pengaruh ketebalan pasir pada kontrol terhadap perbedaan penurunan kadar kekeruhan air sumur gali pada kontrol setelah melalui saringan pasir dan arang kayu. Pada ketebalan pasir 40 cm diketahui t = 1258,848, df = 7, dan nilai Probabilitas = 0,000 ( p < α = 0,05 ) dengan interval confidence ( 5,27632-5,29618) yang berarti ada pengaruh ketebalan pasir 40 cm terhadap perbedaan penurunan kadar kekeruhan air sumur gali setelah melalui saringan pasir dan arang kayu. Demikian juga pada ketebalan pasir 50 cm diketahui t = 570,416, df = 7, dan nilai Probabilitas = 0,000 ( p < α = 0,05 ) dengan interval confidence (4,60956-4,64794) yang berarti ada pengaruh ketebalan pasir 50 cm terhadap perbedaan penurunan kadar kekeruhan air sumur gali setelah melalui saringan pasir dan arang kayu. 198

4. Pengaruh ketebalan pasir dalam saringan pasir dan arang kayu pada sampel air sumur gali dengan penurunan kadar warna. Tabel 4. Ketebalan Pasir Hasil uji beda rata-rata uji t-test Dependent kadar warna air sumur gali berdasarkan ketebalan pasir pada saringan pasir dan arang kayu Mean Mean sebelum sesudah t Df p 95% Confidence perlakuan perlakuan value Interval of the DifFerence Lower Upper Kontrol 22,7038 1964,026 0,000 11,08289 11,10961 40 cm 33,80 27,6688 327,000 0,000 6,08691 6,17559 7 50 cm 24,1100 1422,103 0,000 9,67389 9,70611 Dari hasil uji t-test Dependent pada tabel 4 diatas terlihat bahwa ada pengaruh ketebalan pasir baik pada kontrol (60 cm) dengan confidence level (α = 5%) dapat diketahui t = 1964,026, df = 7, dan nilai Probabilitas = 0,000 (p < α = 0,05) dengan interval confidence (11,08289-11,10961) yang berarti ada pengaruh ketebalan pasir pada kontrol terhadap perbedaan penurunan kadar warna air sumur gali pada kontrol setelah melalui saringan pasir dan arang kayu. Pada ketebalan pasir 40 cm diketahui t = 327,000, df = 7, dan nilai Probabilitas = 0,000 (p < α = 0,05) dengan interval confidence (6,08691-6,17559) yang berarti ada pengaruh ketebalan pasir 40 cm terhadap perbedaan penurunan kadar warna air sumur gali setelah melalui saringan pasir dan arang kayu. Demikian juga pada ketebalan pasir 50 cm diketahui t = 1422,103 df = 7, dan nilai Probabilitas = 0,000 ( p < α = 0,05 ) dengan interval confidence (9,67389-9,70611) yang berarti ada pengaruh ketebalan pasir 50 cm terhadap perbedaan penurunan kadar warna air sumur gali setelah melalui saringan pasir dan arang kayu Uji perbedaan pengaruh ketebalan pasir 1. Uji beda penurunan kadar besi ( Fe ) Tabel 5. Between Groups Within Group Total Penurunan kadar besi (Fe) air sumur gali pada perlakuan Terhadap masing-masing ketebalan pasir Sum of Squares Df 0,011 0,001 0,012 2 21 23 Mean Square F Sig. 0,005 0,000 107,646 0,000 F-hitung pada uji Anova diatas adalah 107,646 dengan probabilitas yaitu 0,000, karena α = 0,05, maka ada perbedaan pengaruh ketebalan pasir pada kontrol (60 cm), 40 cm dan 50 cm sebelum dan sesudah perlakuan terhadap penurunan kadar besi (Fe) air sumur gali pada saringan pasir dan arang kayu. Untuk melihat uji beda, selanjutnya pada tabel 6 dapat dilihat lebih jelas seperti pada hasil sebagai berikut : Tabel 6. (I) Ketebalan (J) Ketebalan pasir pasir Uji beda ketebalan pasir terhadap penurunan kadar besi (Fe) air sumur gali dalam saringan pasir dan arang kayu Mean DifFerence (I-J) Kontrol (K ) (60 cm) (40-0,04375* cm) (50 cm) 0,00125 Ketebalan (40 cm) K (60 0,04375* cm) (50 cm) 0,04500* Ketebalan (50 cm) K (60-0,00125 cm) (40 cm) -0,04500* Std.Error Sig. 95% Confidence Interval 0,00349 0,00349 0,00349 0,00349 0,00349 0,00349 Lower Upper 0,000-0,0510-0,0365 0,724-0,0060 0,0085 0,000 0,0365 0,0510 0,000 0,0377 0,0523 0,724-0,0085 0,0060 0,000-0,0523-0,0377 Terlihat pada tabel 6 uji beda pengaruh ketebalan pasir pada Kontrol (60 cm) dengan ketebalan pasir (40 cm) memiliki beda nyata penurunan kadar besi (Fe) air sumur gali dengan nilai p value = 0,000 < α = 0,05, pada 95%-CI (- 0,0510 0,0365), dengan ketebalan pasir (50 cm) tidak memiliki beda nyata dengan nilai p value = 0,724 > α = 0,05, pada 95%-CI (-0,0060-0,0085). Perbedaan ketebalan pasir (40 cm) dengan Kontrol (60 cm) memiliki beda nyata penurunan kadar besi (Fe) air sumur gali dengan nilai p value = 0,000 < α = 0,05, pada 95%-CI (0,0365-0,0510). Ketebalan pasir (40 cm) dengan ketebalan pasir (50 cm) juga memiliki beda nyata penurunan kadar besi (Fe) dengan nilai p value = 0,000 < α = 0,05, pada 95%-CI (0,0377-0,0523). Perbedaan ketebalan pasir (50 cm) dengan Kontrol (60 cm) tidak memiliki beda nyata penurunan kadar besi (Fe) air sumur gali dengan nilai p value = 0,724 > α = 0,05, pada 95%-CI (0,0085-0,0060). Tetapi pada ketebalan pasir (50 cm) dengan ketebalan pasir (40 cm) memiliki beda nyata penurunan kadar besi (Fe) dengan nilai p value = 0,000 < α = 0,05, pada 95%-CI (0,0523-0,0377). 199

2. Uji beda penurunan kadar kekeruhan Tabel 7. Between Groups Within Group Total Penurunan kadar kekeruhan air sumur gali pada perlakuan Terhadap masing-masing ketebalan pasir Sum of Squares Df 266,339 0,011 266,350 2 21 23 Mean Square F Sig. 133,170 0,001 264763,46 0,000 F-hitung pada uji Anova diatas adalah 264763,46 dengan probabilitas yaitu 0,000, karena α = 0,05, maka ada perbedaan pengaruh ketebalan pasir pada kontrol (60 cm), 40 cm dan 50 cm sebelum dan sesudah perlakuan terhadap penurunan kadar kekeruhan air sumur gali pada saringan pasir dan arang kayu. Untuk melihat uji beda, selanjutnya pada tabel 8 dapat dilihat lebih jelas seperti pada hasil sebagai berikut : Tabel 8. (II) Ketebalan (J) Ketebalan pasir Uji beda ketebalan pasir terhadap penurunan kadar kekeruhan air sumur gali dalam saringan pasir dan arang kayu Mean DifFerenc pasir (I-J) Kontrol (60 cm) (40 cm) -6,71500* 0,01121 0,000 (50 cm) -7,37250* 0,01121 0,000 Ketebalan(40 cm) K (60 6,71500* 0,01121 0,000 cm) (50 cm) -0,65750* 0,01121 0,000 Ketebalan(50 cm) K (60 7,37250* 0,01121 0,000 cm) (40 cm) 0,65750* 0,01121 0,000 Std.Error Sig. 95% Confidence Interval Lower Upper -6,7383-6,6917-7,3958-7,3492 6,6917 6,7383-0,6848-0,6342 7,3492 7,3958 0,6342 0,6808 Terlihat pada tabel 8 uji beda ketebalan pasir pada Kontrol (60 cm) dengan ketebalan pasir (40 cm) memiliki beda nyata penurunan kadar kekeruhan air sumur gali dengan nilai p value = 0,000 < α = 0,05, pada 95%-CI (- 6,7383 - (-6,6917), dengan ketebalan pasir (50 cm) juga memiliki beda nyata dengan nilai p value = 0,000 > α = 0,05, pada 95%-CI (-7,3989 (-7,3492).Perbedaan ketebalan pasir (40 cm) dengan Kontrol (60 cm) memiliki beda nyata penurunan kadar kekeruhan air sumur gali dengan nilai p value = 0,000 < α = 0,05, pada 95%-CI (6,6917-6,7383). Ketebalan pasir (40 cm) dengan ketebalan pasir (50 cm) juga memiliki beda nyata penurunan kadar kekeruhan dengan nilai p value = 0,000 < α = 0,05, pada 95%-CI ( - 0,6848 - (- 0,6342). Perbedaan ketebalan pasir (50 cm) dengan Kontrol (60 cm) memiliki beda nyata penurunan kadar kekeruhan air sumur gali dengan nilai p value = 0,000 < α = 0,05, pada 95%-CI (7,3492-7,3958). Ketebalan pasir (50 cm) dengan ketebalan pasir (40 cm) memiliki beda nyata penurunan kadar kekeruhan dengan nilai p value = 0,000 < α = 0,05, pada 95%-CI (0,6342-0,6808). 3. Uji beda penurunan kadar warna Tabel 9. Between Groups Within Group Total Penurunan kadar warna air sumur gali pada perlakuan Terhadap masing-masing ketebalan pasir Sum of Squares 104,783 0,024 104,807 Df Mean Square 2 52,391 21 0,001 23 F Sig. 45699,565 0,000 F-hitung pada uji Anova diatas adalah 45699,565 dengan probabilitas yaitu 0,000, karena α = 0,05, maka ada perbedaan pengaruh ketebalan pasir pada kontrol (60 cm), 40 cm dan 50 cm sebelum dan sesudah perlakuan terhadap penurunan kadar warna air sumur gali pada saringan pasir dan arang kayu. Untuk melihat uji beda selanjutnya, pada tabel 10 dapat dilihat lebih jelas seperti pada hasil sebagai berikut : Tabel 1. (III) Ketebalan Ketebalan pasir pasir Uji beda ketebalan pasir terhadap penurunan kadar warna air sumur gali dalam saringan pasir dan arang kayu (J) Mean Std.Erro Sig. Difference r (I-J) 95% Confidence Interval Lower Upper Kontrol (60 cm) (40 cm) -4,96500* 0,01693 0,000-5,0002-4,9298 (50 cm) -1,40625* 0,01693 0,000-1,4415-1,3710 Ketebalan (40 cm) K (60 4,96500* 0,01693 0,000 4,9298 5,0002 cm) (50 cm) 3,55875* 0,01693 0,000 3,5235 3,5940 Ketebalan (50 cm) K (60 1,40625* 0,01693 0,000 1,3710 1,4415 cm) (40 cm) -3,55875* 0,01693 0,000-3,5940-3,5235 Terlihat pada tabel 10 uji beda ketebalan pasir pada Kontrol (60 cm) dengan ketebalan pasir (40 cm) memiliki beda nyata penurunan kadar warna air sumur gali dengan nilai p value = 0,000 < α = 0,05, pada 95%-CI (- 5,0002 - (-4,9298), dengan ketebalan pasir (50 cm) juga memiliki beda nyata penurunan kadar warna dengan nilai p value = 0,000 < α = 0,05, pada 95%-CI (-1,4415 (- 1,3710). Perbedaan ketebalan pasir (40 cm) dengan Kontrol (60 cm) memiliki beda nyata penurunan kadar warna air sumur gali dengan nilai p value = 0,000 < α = 0,05, pada 95%-CI (4,9298-5,0002). Ketebalan pasir (40 cm) dengan ketebalan pasir (50 cm) juga memiliki beda nyata penurunan kadar warna dengan nilai p value = 0,000 < α = 0,05, pada 95%-CI ( 3,5235-3,5940). Perbedaan ketebalan pasir (50 cm) dengan Kontrol (60 cm) memiliki beda nyata penurunan kadar warna air sumur gali dengan nilai p value = 0,00 < α = 0,05, pada 95%- CI (1,3710-1,4415). Ketebalan pasir (50 cm) dengan ketebalan pasir (40 cm) memiliki beda nyata penurunan kadar warna dengan nilai p value = 0,000 < α = 0,05, pada 95%-CI (-3,5940 (-3,5235). 200

Kesimpulan 1. Ketebalan pasir 40 cm dan 50 cm dalam media saringan pasir dan arang kayu dapat menurunkan kadar besi (Fe) yaitu 89,06 % dan 92,82 %. 2. Ada pengaruh ketebalan pasir 40 cm, 50 cm dalam media saringan pasir dan arang kayu (p- value = 0,000 < α = 0,05) terhadap penurunan kadar besi (Fe) air sumur gali. 3. Ada pengaruh ketebalan pasir 40 cm, 50 cm dalam media saringan pasir dan arang kayu (p- value = 0,000 < α = 0,05) terhadap penurunan kadar kekeruhan air sumur gali. 4. Ada pengaruh ketebalan pasir 40 cm, 50 cm dalam media saringan pasir dan arang kayu (p- value = 0,000 < α = 0,05) terhadap penurunan kadar warna air sumur gali. Saran 1. Masyarakat di daerah kota Medan yang memiliki sumur gali apabila airnya mengandung kadar besi (Fe) tidak memenuhi syarat kesehatan (> 1,0 mg/l), agar air sumur gali memenuhi syarat kesehatan dapat menggunakan saringan pasir dan arang kayu dengan ketebalan pasir minimal 50 cm. 2. Petugas Puskesmas/Dinas Kesehatan Kota Medan dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk mengatasi air sumur gali yang mengandung kadar besi (Fe) dengan menggunakan media saringan pasir dan arang kayu dengan ketebalan pasir minimal 50 cm. 3. Penelitian selanjutnya perlu melakukan uji coba untuk menurunkan kekeruhan dan warna air sumur gali agar sesuai dengan standar kualitas air minum perlu penambahan ketebalan pasir 70 cm dalam media saringan pasir dan arang kayu. Daftar Pustaka Aimyaya, 2013; Saringan pasir arang, http://nanosmart filter.com, diakses tanggal 17 Nopember 2013. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, 1999; Kesehatan Masyarakat dan Teknologi Peningkatan Kualitas air, Direktorat TeknologiLingkungan Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi, Material dan Lingkungan, Jakarta. Boyd, C.E, 1988; Water Quality in warm water Fish Ponds, Fourth Printing, Auburn University Agricultural Experiment Station, Alabama, USA. Chandar Budiman, 2006; Pengantar Kesehatan Lingkungan, Penerbit buku Kedokteran EGC. Depkes RI ;1990; Permenkes RI, No: 416/ Menkes/SK/XI/1990 Tentang Syarat-syarat dan pengawasan kualitas air bersih, Jakarta. -----------------;2010; Riset Kesehatan Dasar Tentang Penyediaan Air Bersih, Jakarta Effendi, H, 2003; Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber daya Lingkungan Perairan, Kanisius, Yogyakarta. Hannafiah Kemas Ali, 2003; Rancangan Percobaan Teori & Aplikasi, cetakan 8, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta. Herman, Hermawan; 2006; Pengaruh ketebalan saringan pasir lambat model IOS-SF terhadap penurunan Total Coli-form dan Coli-tinja sebagai dampak penurunan kekeruhan pada air kolam sebagai air bersih, Thesis, Undip, Semarang. Huisman (1974); Slow Sand Filter, University of Technology, Netherlands. Kusnaedi, 2006; Mengolah air gambut dan Air Kotor untuk minum, Penebar, Swadaya, Jakarta. -------------, 1998; Pengolahan air, Bagian Peneribitan PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Moore, J.W, 1991; Inorganic Contaminants of Surface Water, Springer-Verlag New York. M.Ridwan Saifudin dan Dwi Astuti,2005; Kombinasi media filter untuk menurunkan kadar besi (Fe), Jurnal Penelitian Sains dan Teknologi, Vol.6 No.1 Tahun 2005 : 49-64. Meilita, T, 2007; Arang Aktif (Pengenalan dan proses pembuatannya), http://library.usu.ac.id/arang Aktif, diakses tanggal 8 Nopember 2013. Nusa, Idaman Said, 1999; Kesehatan Masyarakat dan Teknologi Kualitas Air, Peneribit Direktorat Teknologi Lingkungan,Deputi Bidang TIEML,BPPT, Jakarta. Safira Astari, Rofiq Iqbal; Realibility of Slow Sand Filter for Water Treatment; Prodi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB- Bandung. Satrio, Wibowo, Teknik Penjernihan Air, http://aimyaya.com/id, diakses tanggal 8 Nopember 2013. Slamet Juli Sumirat, 2004; Kesehatan Lingkungan, Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Sugandi,E.Sugiarto,1994; Rancangan Percobaan Teori dan Analisis, Andi Offset, Yogyakarta. Suyono, 1993; Pengelolaan Sumber Daya Air, Fakultas Geografi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. V.Darsono dan Teguh Sutomo, 2002; Pengaruh diameter dan ketebalan pasir dalam Saringan pasir lambat terhadap penurunan kadar (Fe), Jurnal Teknologi Industri, Vol.VI.No.4, Oktober 2002 : 213-224. 201