BAB I PENDAHULUAN. dan/atau barang yang peruntukannya untuk umum atau pribadi. Kebutuhan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. angkutan yang tertib, nyaman, cepat, lancar dan berbiaya murah. 1

BAB I PENDAHULUAN. transportasi, maka lalu lintas dan angkutan jalan harus ditata dalam suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan manusia dalam membantu kegiatannya sehari-hari.

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 21 Tahun 2017 Seri E Nomor 15 PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PENGANGKUTAN. Menurut R. Djatmiko Pengangkutan berasal dari kata angkut yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kegiatan pengangkutan baik orang maupun barang telah ada sejak zaman

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2010 ada unit sedangkan pada tahun 2015 ada

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional disatu sisi telah meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dahulu dalam melaksanakan kegiatannya yang diwujudkan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. operasionalnya yakni GOJEK. Perusahaan seperti GOJEK menyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pifih Setiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. hampir terjadi diberbagai daerah terutama di kota-kota besar. Kondisi semacam

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu kota di dunia dengan kondisi kemacetan terparah

KAJIAN YURIDIS TERHADAP LEGALITAS PENGOPERASIAN OJEK DITINJAU DARI UNDANG UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

I. PENDAHULUAN. Transportasi juga diharapkan memiliki fungsi untuk memindahkan obyek sampai tujuan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Armandha Redo Pratama, 2015

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan ( trip) antara asal ( origin) dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan pengguna jalan raya berkeinginan untuk segera sampai. terlambat, saling serobot atau yang lain. 1

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan manusia.peranan itu makin menentukan sehubungan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan sehari-hari adalah sektor jasa transportasi. Transportasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA KEBERADAAN KENDARAAN RODA TIGA SEBAGAI ODONG-ODONG DI KABUPATEN SUMENEP MENURUT HUKUM POSITIF

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua macam

I. PENDAHULUAN. Pengangkutan terbagi dalam dua hal, yaitu pengangkutan orang dan/atau barang

LAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia sebagai makanan pokok. Dengan jumlah penduduk

selamat, aman, tertib, lancar, dan efisien, serta dapat

BAB I PENDAHULUAN. menjadi alat penghubung pengangkutan antar daerah, untuk pengangkutan orang

BAB I PENDAHULUAN. Pengangkutan terbagi dalam dua hal, yaitu pengangkutan orang dan/ atau barang

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan pengirim mengikatkan diri untuk membayar uang angkutan. 1

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan kepada metode,

BAB I PENDAHULUAN. untuk para pengemudi ojek dalam jaringan. Pengemudi ojek dalam jaringan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG ANGKUTAN ORANG DENGAN SEPEDA MOTOR

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sarana dan prasarana pendukung salah satunya adalah sarana

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PERIZINAN PENYELENGGARAAN ANGKUTAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR : 2 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA ANGKUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mempunyai mobilitas

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUT, PENUMPANG DAN KECELAKAAN. menyelenggarakan pengangkutan barang semua atau sebagian secara time charter

I. PENDAHULUAN. oleh keadaan geografis Indonesia yang terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan kecil, yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki wilayah yang sangat luas dan beraneka ragam budaya. Selain itu Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau kecil dan besar, perairan yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Dengan menyadari pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, keadaan geografis

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN 2010 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. musibah. Manusia dalam menjalankan kehidupannya selalu dihadapkan

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara bersama-sama oleh semua instansi terkait (stakeholders) bertanggung jawab di bidang jalan;

BAB I PENDAHULUAN. oleh masyarakat. Dengan meningkatnya kebutuhan yang dimiliki oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. Masalah transportasi atau perhubungan merupakan masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. (On-line), (29 Oktober 2016). 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

BAB I PENDAHULUAN. berjalan beriringan, terlebih di Daerah Istimewa Yogyakarta. Arus perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan potensi dan perannya untuk mewujudkan keamanan,

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya tekhnologi transportasi dan telekomunikasi. Perkembangan

BUPATI BANGKA TENGAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1995 TENTANG ANGKUTAN UDARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERENCANAAN JEMBATAN LAYANG PERLINTASAN KERETA API KALIGAWE DENGAN U GIRDER

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

I. PENDAHULUAN. Salah satu persoalan yang selalu dihadapi di kota-kota besar adalah lalu lintas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Alat transportasi merupakan salah satu kebutuhan utama manusia

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan norma hukum tentunya tidaklah menjadi masalah. Namun. terhadap perilaku yang tidak sesuai dengan norma biasanya dapat

HASIL WAWANCARA. ATD.M.SI dan Bapak Tri Bowo ATD.M.SI, perwakilan dari dinas perhubungan,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUT DAN PENUMPANG ANGKUTAN UMUM. yang mengangkut, (2) alat (kapal, mobil, dsb) untuk mengangkut.

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan darat, kendaraan laut, dan kendaraan udara. 1 Transportasi

BAB I PENDAHULUAN. dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1995 TENTANG ANGKUTAN UDARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. atau aktivitas kehidupan manusia sehari-hari. Mulai dari zaman kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dilihat dari adanya indikasi angka kecelakaan yang terus

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UMUM DALAM TRAYEK

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan berperan sebagai sektor penunjang pembangunan (the promoting

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur, dan lain sebagainya membutuhkan sarana dan prasarana yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk mencapai tujuan dan menciptakan maupun menaikan utilitas atau

2 2015, No.322 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4722) 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publi

Pengertian Lalu Lintas

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PENGATURAN LALU LINTAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan peradaban suatu bangsa terus berkembang dengan pesat, hal ini

PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KOTA METRO NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. untuk berpindah atau bergerak tersebut akan semakin intensif. Hal ini tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang juga merupakan ujung tombak dalam penyelenggaraan. pemerintahan daerah otonom. Pemberlakuan Otonomi daerah sejak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MASALAH LALU LINTAS DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya penduduk seiring dengan berjalannya waktu, berdampak

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan transportasi pun juga semakin bertambah. Kendaraan bermotor

No Petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia atau Penyidik Pegawai Negeri Sipil di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan maupun secara berk

PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA BATU

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tranportasi merupakan sarana yang dibutuhkan banyak orang sejak dahulu hingga sekarang, dalam melaksanakan kegiatannya yang diwujudkan dalam bentuk angkutan. Pengangkutan terbagi dalam dua hal yaitu pengangkutan orang dan/atau barang yang peruntukannya untuk umum atau pribadi. Kebutuhan masyarakat terhadap angkutan umum tidak diimbangi dengan ketersedianya angkutan umum yang nyaman dan layak. Keluhan masyarakat di bidang angkutan umum baik di desa maupun dikota telah menyebabkan munculnya faktor-faktor dari munculnya kendaraan angkutan umum yang bersifat alternatif, contohnya adalah ojek. Ojek merupakan sarana transportasi darat alternatif yang menggunakan roda dua dan masih berplat hitam, yang menandakan bahwa kendaraan tersebut masih belum memiliki legalitas yang sah untuk dijadikan angkutan umum. Ojek sampai dengan saat ini cukup menjadi idaman dari masyarakat karena daya jelajahnya yang sanggup melewati jalan yang tidak dapat dilalui oleh angkutan umum. Seiring dengan berjalannya waktu, dan berkembangnya teknologi semakin membuat semua terasa lebih mudah. Bagaimana tidak, dahulu 1

ojek yang hanya bisa dijumpai dipangkalan, sekarang bisa dengan mudah dipesan melalui aplikasi dalam telepon seluler. Inovasi ojek berbasis aplikasi ini atau yang biasa disebut dengan Ojek Online muncul seakan menjawab ketidakmampuan pemerintah dalam menyediakan alat tarnsportasi umum yang diinginkan masyarakat. Ojek Online sendiri sebenarnya sudah lama beroperasi di Jakarta yang menghubungkan pengemudi ojek dengan calon penumpang ojek melalui sebuah sistem dan aturan tertentu. Layanan sejenis ojek panggilan ini bertujuan agar tukang ojek yang biasanya menghabiskan waktu mangkal di satu tempat bisa lebih produktif dalam mengoptimalkan waktunya. Serta, dilain sisi, penumpang yang biasanya kesulitan menemukan ojek bisa dengan mudah mendapatkan tukang ojek, tepat pada saat yang dibutuhkan. Proses inovasi pada bisnis teknologi ini tidak harus melalui suatu penelitian yang sangat intensif di laboratorium, proses inovasi tersebut bisa saja memanfaatkan teknologi yang telah lama ada hanya dengan melakukan perubahan kecil pada teknologi tersebut. 1 Dengan munculnya inovasi Ojek Online ini dirasa cukup memudahkan baik untuk pengemudi ojek, maupun penumpang ojek. Hal inilah yang sangat dibutuhkan masyarakat, karena tanpa adanya transportasi sebagai sarana penunjang tidak dapat diharapkan tercapainya hasil yang memuaskan dalam usaha pengembangan ekonomi suatu negara. hal 45. 1 Amir Sambodo, Menyongsong Gelombang Baru Bisnis Teknologi, Jakarta: Kompas, 2004, 2

Fleksibilitas dan elastisitas Ojek Online dijalanan sudah tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Terlebih dengan kemampuan Ojek Online untuk memberikan pelayanan yang dapat mengantar penumpangnya hingga ketempat yang dituju, hal ini karna daya jelajahnya yang dapat menembus hingga kejalur yang tidak dilalui angkutan umum. Di daerah yang tidak dilalui angkutan umum khususnya, keberadaan Ojek Online tentu sangat membantu masyarakat sekaligus membuktikan bahwa angkutan umum yang telah beroperasi selama ini memiliki keterbatasan jangkauan pelayanan. Tidak hanya masyarakat yang tinggal di daerah yang tidak dilalui angkutan umum saja, di perkotaan pun keberadaan Ojek Online sangat dibutuhkan oleh masyarakat karna keunggulannya yang dapat menembus kemacetan di anggap lebih efisien dan mempersingkat waktu tempuh perjalanan. Kondisi tersebutlah yang telah menempatkan Ojek Online sebagai alat transportasi alternatif. Banyaknya perumahan yang tidak dilalui oleh angkutan umum dan padatnya permukiman penduduk dengan jalan-jalan kecil juga memperluas pangsa pasar Ojek Online. Ditambah semakin mudah dan murahnya harga sepeda motor yang memicu semakin banyak orang beralih profesi jadi tukang Ojek Online dengan iming-iming pendapatan yang cukup besar. Namun hadirnya Ojek Online ini tidak semata-mata memberikan tanggapan yang positif, tanggapan negatif justru dinyatakan oleh Menteri Perhubungan Ignasius Jonan yang menganggap bahwa kendaraan roda dua bukanlah kategori 3

dari kendaraan yang dapat dijadikan sebagai angkutan umum dan Ojek Online pun tidak memiliki izin untuk beroperasi, disinilah timbul pro dan kontra tentang Ojek Online. Sebab pada dasarnya proses penyelenggaraan pengangkutan terdiri atas serangkaian perbuatan mengangkut penumpang dengan memungut bayaran haruslah didukung dengan izin usaha, dan izin beroperasi yang jelas. 2 Karena untuk dapat melakukan kegiatan pengangkutan, badan hukum yang bersangkutan wajib memiliki izin usaha. Permohonan izin usaha agen pengangkutan perjalanan diajukan kepada Menteri Perhubungan dan Menteri Perhubungan akan menerbitkan izin usaha apabila semua persyaratan telah dipenuhi oleh pemohon. Perusahaan penyedia jasa pengangkutan yang telah memperoleh izin usaha diwajibkan untuk memenuhi izin usaha yang telah ditetapkan dalam izin usahanya. Jika melihat uraian di atas maka apabila dilihat dari aspek Hukum Pengangkutan Darat maka dapat dikatakan bahwa Ojek Online beroperasi secara ilegal sebab kendaraan roda dua tidak dapat dikatakan sebagai alat angkut untuk transportasi umum, lalu Ojek Online pun tidak memiliki armada angkut dalam menyelenggarakan pengangkutan, karena Ojek Online masih menggunakan kendaraan si pengemudi sebagai armada angkutannya, sehingga tidak dapat dipastikan kelayakan kendaraan si pengemudi tersebut dan Ojek Online pun masih belum mengantongi izin beroperasi dari Dinas Perhubungan. Bakti, 2013, hal 5 2 Prof.Abdulkadir Muhammad, S.H., Hukum Pengangkutan Niaga, Bandung: PT.Citra Aditya 4

Bisnis Ojek Online telah melanggar peraturan karena melangkahi Undang- Undang, kejelasan soal legalitas Ojek Online didalam aturan perundangundangan tidak bisa dibiarkan begitu saja. Sebab jika, dianalisis lebih jauh, Ojek Online memiliki kelebihan dan kekurangan yang bisa memunculkan pandanganpandangan terhadap Ojek Online yang nantinya juga dapat menjadi pertimbangan bagi pihak-pihak tertentu khususnya pemerintah untuk membuat aturan mengenai kendaraan roda dua sebagai alat angkutan umum. Karna, suatu norma baru akan ada apabila terdapat lebih dari satu orang, oleh karna norma itu pada dasarnya mengatur tentang tata cara bertingkah laku seseorang terhadap orang lain, atau terhadap lingkungannya, dengan kata lain suatu norma baru akan dijumpai dalam suatu pergaulan hidup manusia 3. Perlunya aturan hukum mengenai Ojek Online ini harus dilihat dari sisi yang melatarbelakangi munculnya bisnis Ojek Online itu sendiri dan dengan adanya Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (selanjutnya disebut UULAJ) dan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (selanjutnya disebut PP No.74 Tahun 2014) diharapkan agar dapat mewujudkan kepastian hukum bagi pihakpihak terkait baik itu penyelenggara jasa angkutan, pengemudi dan penumpang. 3 Maria Farida Indrati S, Ilmu Perundang-Undangan, Jakarta: Kanisius, 2013, hal 18. 5

Karena bagaimanapun, kaidah hukum tidak mungkin kita lepaskan dari hal-hal yang diaturnya. 4 Sesungguhnya kita dapat mengetahui keberadaan hukum itu, bilamana kita melanggarnya, yakni pada waktu kita berhadapan dengan Polisi, Jaksa dan Hakim, terlebih pula jika kita berada di dalam penjara. 5 Namun unik apabila kita lihat fenomena Ojek Online yang sedang heboh saat ini, aparat penegak hukum serasa diam saja melihat fenomena ini, padahal sudah jelas melanggar hukum tetapi tidak ada respon yang tegas dari aparat terkait dalam mengkondisikan pelanggaran hukum yang terjadi. Dengan demikian maka aparat penegak hukum dituntut untuk berkomitmen dalam menegakan hukum. Penelitian ini menjadi penting setidaknya disebabkan oleh beberapa hal : Pertama, jika ditinjau dari UULAJ maka beroperasinya Ojek Online tersebut tidak memenuhi syarat dalam ketentuan UULAJ yang mensyaratkan bahwa kategori untuk kendaraan yang dapat dijadikan kendaraan umum adalah kendaraan dengan roda empat keatas dan tiap-tiap kendaraan harus mengikuti serangkaian uji kelayakan secara berkala. Karena itu beroperasinya Ojek Online ini tidak berdasarkan syarat dan ketentuan Undang-Undang. 149 4 Prof.Dr.Ahmad Ali, H.H.,M.H., Menguak Tabir Hukum, Bogor: Ghalia Indonesia, 2008, hal 5 Drs. C.S.T Kansil, SH., Pengantar Ilmu Hukum,Jakarta:Balai Pustaka,1992, hal 10. 6

Kedua, Jika Ojek Online yang sampai dengan saat ini masih belum memiliki payung hukum lalu pertanyannya adalah apakah pengguna jasa Ojek Online tersebut mendapatkan perlindungan dan jaminan hukum apabila terjadi kecelakaan dan menimbulkan kerugian bagi penumpangnya. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana legalitas Ojek Online sebagai moda transportasi darat jika ditinjau dari UULAJ dan PP No. 74 Tahun 2014? 2. Bagaimana tanggung jawab hukum yang diberikan oleh pengemudi dan perusahaan penyedia layanan jasa Ojek Online terhadap penumpangnya apabila penumpang mengalami kerugian yang disebabkan oleh kegiatan pengangkutan? 1.3 Tujuan Penelitian Kegiatan Penelitian ini dilakukan agar dapat menyajikan data yang akurat sehingga dapat memberikan manfaat dan mampu menyelesaikan masalah. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Tujuan Penelitian ini yang pertama adalah untuk mengetahui tentang legalitas Ojek Online sebagai moda transportasi darat ditinjau dari UULAJ. 2. Dalam karya tulis ilmiah yang telah Penulis buat juga bertujuan untuk mengetahui tanggung jawab hukum yang diberikan pengemudi dan 7

perusahaan penyedia jasa Ojek Online terhadap Penumpangnya apabila terjadi kecelakaan. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Dengan dibuatnya Penelitian ini diharapkan tidak hanya Penulis yang mendapatkan manfaat, tetapi juga pembaca yang mendapatkan manfaat dari hasil analisa yang dilakukan sehingga masyarakat menjadi tahu pelanggaranpelanggaran apa saja yang telah dilakukan oleh Ojek Online jika ditinjau dari UULAJ serta beberapa aturan pendukung lainnya. 2. Menambah wawasan dan kemampuan berfikir Penulis mengenai penerapan teori yang telah di dapat dari perkuliahan kuliah yang telah diterima di Fakultas Hukum Universitas Esa Unggul kedalam penelitian yang sebenarnya. 1.5 Definisi Operasional 1. Ojek merupakan jasa angkut penumpang dengan menggunakan sepeda motor (kendaraan roda dua) dengan cara membonceng si penumpang dari suatu tempat ke tempat tujuan tertentu yang diinginkan penumpang.. 2. Bisnis Online merupakan sebuah aktifitas perniagaan baik dalam bentuk jasa ataupun barang yang ditawarkan melalui media online yang berbasis teknologi dan di dukung oleh internet. 3. Ojek Online merupakan sebuah perusahaan penyedia jasa teknologi dalam menghubungkan penumpang ojek dengan pengemudi ojek menggunakan 8

sepeda motor (kendaraan roda dua), yang didukung dengan sistem berbasis teknologi aplikasi. 4. Sepeda Motor adalah kendaraan bermotor beroda dua dengan atau tanpa rumah-rumah dan dengan atau tanpa kereta samping. 5. Kendaraan Bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakan oleh peralatan mekanik berupa mesin selain kendaraan yang berjalan di atas rel. 6. Kendaraan Bermotor Umum adalah setiap kendaraan yang digunakan untuk mengangkut penumpang dan/atau barang dengan dpungut bayaran. 7. Pengangkutan adalah proses perpindahan orang dan/atau barang dari suatu tempat ke tempat tujuan tertentu. 8. Hukum Pengangkutan adalah hukum yang mengatur bisnis pengangkutan baik pengangkutan di laut, udara, darat, dan perairan pedalaman. 9. Perjanjian Pengangkutan adalah perjanjian timbal balik, pada mana pihak pengangkut mengikat diri untuk menyelenggarakan pengangkutan barang dan/atau orang ke tempat tujuan tertentu, sedangkan pihak lainnya berkeharusan untuk menunaikan pembayaran biaya tertentu untuk pengangkutan tersebut. 6 10. Perusahaan Angkutan Umum adalah badan hukum yang menyediakan jasa angkutan orang dan/atau barang dengan Kendaraan Bermotor Umum. 7 hal 6. 6 Sution Usman Adji, dkk, Hukum Pengangkutan Di Indonesia, Jakarta : Rineka Cipta, 1991, 7 Dr.H.Zainal Asikin, Hukum Dagang, PT.Raja Grafindo Persada : Jakarta 2013, hal 176 9

11. Penumpang adalah orang yang menggunakan jasa angkutan umum dengan mengikatkan diri melalui perjanjian pengangkutan dan membayar biaya pengangkutan. 12. Tanggung Jawab Hukum merupakan sebuah wujud perlindungan berlandaskan hukum yang diberikan oleh perusahaan penyedia jasa terhadap penumpang. 1.6 Metodologi Penelitian 1. Tipe Penulisan Karakter utama dalam penelitian mengenai Ojek Online ini yang menggambarkan proses Hukum Pengangkutan darat, meliputi konsep dan teori yang menjadi dasar pemikiran untuk memecahkan masalah adalah dengan melakukan pendekatan pendekatan hukum normatif (normatif law research). Dengan di dukung data-data yang bersifat empiris. 2. Bahan Hukum Bahan hukum yang Penulis gunakan dalam Penelitian ini adalah UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagai bahan hukum primer, sedangkan bahan hukum sekundernya dapat digunakan Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri terkait tentang Angkutan Jalan, dan Undang- Undang pendukung lainnya. Bahan hukum primer dan sekunder dikumpulkan berdasarkan isu permasalahan yang dibahas. Kemudian diklasifikasikan berdasarkan sumber dan 10

tata urutannya untuk kemudian digunakan sebagai pisau analisis dalam menjawab rumusan masalah. Selanjutnya bahan hukum yang terkumpul diolah secara sistematis dan dikaji secara mendalam untuk mendapatkan gambaran yang utuh dan jelas tentang permasalahan yang dikaji. Pengolahan bahan hukum dilakukan secara sistematis dengan mengklasifikasikan bahan hukum primer dan sekunder yang telah terkumpul, sesuai dengan masalah yang sedang diteliti. 3. Analisis Data Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan metode preskriptif. Sifat analisis ini dimaksudkan untuk memberikan argumentasi atas hasil analisis yang telah dilakukan. Argumentasi disini dilakukan untuk memberikan penilaian mengenai benar atau salah atau apa yang selayaknya menurut hukum terhadap fakta atau peristiwa hukum dari hasil Penelitian. 1.7 Sistematika Penulisan Pada bagian ini Penulis akan mencoba untuk menjelaskan mengenai sistematika penulisan yang sesuai dengan aturan penelitian hukum. Karya Ilmiah ini terdiri dari 5 bab, yang tiap-tiap babnya terbagi lagi dalam beberapa bahasan untuk mempermudah Penulis dalam menguraikan hal-hal yang kiranya penting untuk dibahas. Berikut akan Penulis uraikan sistematika penulsannya : 11

BAB I PENDAHULUAN Pada Bab I ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan hukum. BAB II TINJAUAN HUKUM PENGANGKUTAN SECARA UMUM Pada Bab II ini berisikan tentang Tinjauan Pustaka yang menjelaskan Hukum Pengangkutan secara menyeluruh. BAB III TINJAUAN HUKUM PENGANGKUTAN DARAT DENGAN KENDARAAN BERMOTOR DALAM HAL OJEK ONLINE Pada Bab III ini Penulis akan menjelaskan lebih luas mengenai Hukum Pengangkutan Darat dengan kendaraan bermotor dan kemudian akan dijelaskan pengertian dari Ojek Online serta aspek sosiologi dari kemunculannya. BAB IV ANALISA YURIDIS OJEK ONLINE DI TINJAU DARI UNDANG- UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN Pada Bab IV ini Penulis akan menjawab permasalahan-permasalahan yang timbul melalui hasil analisa yang telah dilakukan yakni Analisa Yuridis Ojek Online Ditinjau dari Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. 12

BAB V PENUTUP Pada Bab V ini berisikan Penutup yang merupakan bagian akhir dari Penelitian. Pada Penutup ini maka akan diberikan kesimpulan dari hasil Penelitian serta Saran dari Penulis. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 13