BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 53 TAHUN 2008 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
O. BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3

1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi

SUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN DAERAH 1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi

WALIKOTA MADIUN WALIKOTA MADIUN,

BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

L. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

L. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

L. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 56 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 57 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR ARSIP DAERAH

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 55 TAHUN 2008 TENTANG

RENCANA STRATEGIS BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA TAHUN KABUPATEN JOMBANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 25 TAHUN : 2008 SERI : D PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 75 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA DEPOK

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH

BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 96 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATIBATANG NOMOR 5f 57 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BUPATI BANGKA. Jalan A. Yani (Jalur Dua) Sungailiat Bangka Telp. : (0717) Faximile : (0717) 92534

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN PANDEGLANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 46 NOMOR 46 TAHUN 2008

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 31 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN KEWENANGAN BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 83 TAHUN 2007 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 19-W TAHUN 2009 TENTANG

MEMUTUSKAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 1;" TAHUN 2014 TENTANG

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah ;

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG

DRAFT PER TGL 22 OKT 2008

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 94 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 177 TAHUN 2008 T E N T A N G

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 30 TAHUN 2015

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 53 TAHUN 2008 TENTANG

TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SEKRETARIAT DAERAH KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 83 TAHUN 2008 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

-1- BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BAPEMAS DAN KB

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 66 Tahun : 2016

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 45 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 69 TAHUN 2008 TENTANG

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA

TUGAS DAN FUNGSI KECAMATAN

PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 541 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA

TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 534 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GARUT

BUPATI TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUTAI KARTANEGARA NOMOR 86 TAHUN 2012 TENTANG

DRAFT PER TGL 17 OKT 2008

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 53 TAHUN 2008 TENTANG

FUNGSI a. pelaksanaan penyusunan rencana dan program kerja kesekretariatan ; b. pelaksanaan pelayanan kesekretariatan yang

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 03 Tahun : 2008 Seri : D

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN KELUARGA BERENCANA KOTA SURABAYA

Pasal 11 Kepala Sub Bagian Perencanaan mempunyai uraian tugas : a. menyiapkan bahan program kerja perencanaan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

WALIKOTA TASIKMALAYA

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI BENGKULU UTARA PROVINSI BENGKULU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 16 TAHUN 2008 T E N T A N G

Transkripsi:

DRAFT PER TGL 11 SEPT 2008 BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 53 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PERLINDUNGAN IBU DAN ANAK BUPATI PURWAKARTA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 17 ayat (1) Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pembentukan Lembaga Teknis Daerah, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Badan Keluarga Berencana dan Perlindungan Ibu dan Anak. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3893); 3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4750);

8. Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta Nomor 3 Tahun 2005 tentang Tata Cara Pembentukan Peraturan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Purwakarta Tahun 2004 Nomor 3); 9. Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta Nomor 7 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Kabupaten Purwakarta (Lembaran Daerah Kabupaten Purwakarta Tahun 2008 Nomor 7); 10. Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pembentukan Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Purwakarta Tahun 2008 Nomor 11); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PERLINDUNGAN IBU DAN ANAK. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Purwakarta. 2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah Kabupaten Purwakarta. 4. Bupati adalah Bupati Purwakarta. 5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Purwakarta. 6. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut SKPD adalah unsur pembantu Bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang terdiri dari sekretariat daerah, sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dinas daerah, lembaga teknis daerah, satuan polisi pamong praja, kecamatan dan kelurahan dalam lingkup Pemerintah Kabupaten Purwakarta, 7. Badan adalah Badan Keluarga Berencana dan Perlindungan Ibu dan Anak Kabupaten Purwakarta. 8. Kepala Badan adalah Kepala Badan Keluarga Berencana dan Perlindungan Ibu dan Anak Kabupaten Purwakarta. BAB II RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI Bagian Kesatu Kepala Badan Pasal 2 (1) Kepala Badan mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan, dan mengendalikan Badan dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah bidang pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, serta keluarga berencana dan keluarga sejahtera. 2

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Badan menyelenggarakan fungsi : a. perumusan kebijakan teknis bidang pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak serta keluarga berencana dan keluarga sejahtera; b. pengkoordinasian penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak serta keluarga berencana dan keluarga sejahtera; c. pembinaan dan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak serta keluarga berencana dan keluarga sejahtera; d. pembinaan, pengendalian dan fasilitasi pelaksanaan kegiatan sekretariat badan, bidang pemberdayaan masyarakat, bidang pembinaan partisipasi masyarakat, bidang pemberdayaan perempuan dan bidang keluarga berencana; e. pembinaan dan pengendalian kegiatan unit pelaksana teknis Badan; f. pembinaan dan pengendalian kegiatan penatausahaan Badan; g. pembinaan pegawai di lingkungan Badan. (3) Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Badan mempunyai uraian tugas sebagai berikut : 1. menetapkan rencana strategis dan rencana kerja; 2. menetapkan program dan kegiatan; 3. membina pengolahan data dalam perumusan program dan kegiatan tahunan; 4. menyusun rencana kerja dan anggaran; 5. menyusun rancangan dokumen pelaksanaan anggaran; 6. menyusun rancangan dokumen pelaksanaan perubahan anggaran; 7. menyusun rancangan anggaran kas; 8. melaksanakan pengendalian, evaluasi dan pelaporan kegiatan perencanaan; 9. menetapkan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja; 10. menetapkan laporan akuntabilitas kinerja; 11. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran belanja; 12. melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran; 13. mengelola utang piutang yang menjadi tanggung jawab Badan yang dipimpinnya; 14. menandatangani Surat Perintah Membayar (SPM); 15. membina pelaksanaan verifikasi penerimaan dan pengeluaran keuangan; 16. membina pembukuan keuangan anggaran belanja langsung dan belanja tidak langsung; 17. membina pelaksanaan prosedur akuntansi penerimaan kas; 18. membina pelaksanaan prosedur akuntansi pengeluaran kas; 19. membina pelaksanaan prosedur akuntansi asset; 20. membina pelaksanaan prosedur akuntansi selain kas; 21. menetapkan laporan prognosis realisasi keuangan; 22. menetapkan laporan keuangan semesteran; 23. menetapkan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran; 24. membina dan mengawasi pelaksanaan anggaran; 25. membina dan mengendalikan urusan keprotokolan, hubungan masyarakat, penyiapan rapat-rapat dinas dan pendokumentasian kegiatan; 26. membina dan mengendalikan pengelolaan kearsipan dan perpustakaan; 27. membina dan mengendalikan pengelolaan administrasi perkantoran dan administrasi perjalanan dinas; 28. membina dan mengendalikan urusan rumah tangga, ketertiban, keamanan dan kebersihan lingkungan kerja; 29. membina dan mengendalikan pemeliharaan dan perawatan kendaraan dinas, peralatan dan perlengkapan kantor dan aset lainnya; 30. membina dan mengendalikan pengelolaan barang milik daerah/kekayaan daerah yang menjadi tanggung jawab Badan; 31. mengajukan rencana kebutuhan barang milik daerah; 3

32. mengajukan permohonan penetapan status untuk penguasaan dan penggunaan barang milik daerah yang diperoleh dari beban anggaran pendapatan dan belanja daerah; 33. melakukan pencatatan dan inventarisasi barang milik daerah; 34. menggunakan barang milik daerah untuk kepentingan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi; 35. mengamankan dan memelihara barang milik daerah; 36. mengajukan usul pemindahtanganan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang tidak memerlukan persetujuan DPRD dan barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan; 37. menyerahkan tanah dan bangunan yang tidak dimanfaatkan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi; 38. melakukan pengawasan dan pengendalian atas penggunaan barang milik daerah; 39. menyusun laporan barang pengguna semesteran dan laporan barang pengguna tahunan; 40. menyusun usulan kebutuhan pegawai negeri sipil; 41. menyusun usulan formasi pegawai negeri sipil berdasarkan kebutuhan; 42. menyusun usulan kenaikan pangkat, penempatan, pemindahan dan pemberhentian pegawai negeri sipil; 43. membina dan mengendalikan pelaksanaan inventarisasi dan pengolahan data pegawai; 44. menetapkan daftar urut kepangkatan pegawai negeri sipil; 45. menetapkan usulan kenaikan gaji berkala pegawai negeri sipil; 46. melaksanakan pengembangan dan pembinaan disiplin pegawai; 47. membina kedudukan hukum dan sengketa hukum pegawai; 48. menyusun usulan kesejahteraan pegawai, pemberian penghargaan dan tanda jasa pegawai; 49. menetapkan izin belajar dan tugas belajar; 50. menyusun usulan pegawai negeri sipil yang akan mengikuti ujian dinas dan ujian penyesuaian kenaikan pangkat; 51. menyusun usulan pegawai negeri sipil yang akan mengikuti pendidikan dan pelatihan kepemimpinan serta pendidikan dan pelatihan teknis dan fungsional; 52. menyusun bahan standar kompetensi pegawai; 53. membina dan mengendalikan pelaksanaan pelayanan administrasi kepegawaian lainnya. 54. menyusun kebijakan daerah dalam pemberdayaan usaha ekonomi 55. menyelenggarakan pemberdayaan usaha ekonomi 56. melaksanakan koordinasi dan fasilitasi penyelenggaraan pemberdayaan ekonomi penduduk miskin; 57. menyelenggarakan pemberdayaan ekonomi penduduk miskin; 58. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan pemberdayaan ekonomi penduduk miskin; 59. melaksanakan koordinasi dan fasilitasi penyelenggaraan pengembangan usaha ekonomi keluarga dan kelompok 60. menyelenggarakan pengembangan usaha ekonomi keluarga dan kelompok 61. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan pengembangan usaha ekonomi keluarga dan kelompok 62. melaksanakan koordinasi dan fasilitasi penyelenggaraan pengembangan lembaga keuangan mikro perdesaan; 63. menyelenggarakan pengembangan lembaga keuangan mikro perdesaan; 64. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan pengembangan lembaga keuangan mikro perdesaan; 65. melaksanakan koordinasi dan fasilitasi penyelenggaraan pengembangan produksi dan pemasaran hasil usaha 66. menyelenggarakan pengembangan produksi dan pemasaran hasil usaha 4

67. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan pengembangan produksi dan pemasaran hasil usaha 68. menyusun kebijakan teknis dalam pengelolaan teknologi tepat guna; 69. menyelenggarakan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan teknologi tepat guna; 70. melaksanakan koordinasi dan fasilitasi kebutuhan teknologi teknologi tepat guna; 71. melaksanakan pembinaan dan supervisi pemanfaatan teknologi tepat guna; 72. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pemanfaatan teknologi tepat guna; 73. melaksanakan koordinasi dan fasilitasi pemasyarakatan dan kerjasama teknologi pedesaan; 74. menyelenggarakan pemasyarakatan dan kerjasama teknologi pedesaan; 75. melaksanakan monitoring evaluasi dan pelaporan pemasyarakatan dan kerjasama teknologi pedesaan; 76. menyusun kebijakan teknis mengenai pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam; 77. menyelenggarakan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam; 78. melaksanakan koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan konservasi dan rehabilitasi lingkungan pedesaan; 79. melaksanakan fasilitasi konservasi dan rehabilitasi lingkungan pedesaan; 80. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan fasilitasi konservasi dan rehabilitasi lingkungan pedesaan; 81. melaksanakan koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan pemanfaatan lahan pedesaan; 82. melaksanakan pengembangan dan pendayagunaan lahan pedesaan; 83. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan pemanfaatan lahan pedesaan; 84. melaksanakan koordinasi dan fasilitasi pemeliharaan prasarana dan sarana pedesaan; 85. melaksanakan pembinaan, pengawasan dan supervisi pemeliharaan prasarana dan sarana pedesaan; 86. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan fasilitasi pemeliharaan prasarana dan sarana pedesaan; 87. melaksanakan koordinasi dan fasilitasi pemeliharaan air bersih dan penyehatan lingkungan pedesaan; 88. melaksanakan pembinaan, pengawasan dan supervisi pemeliharaan air bersih dan penyehatan lingkungan pedesaan; 89. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan fasilitasi pemeliharaan air bersih dan penyehatan lingkungan pedesaan; 90. menyusun kebijakan teknis di bidang penguatan kelembagaan 91. melaksanakan koordinasi dan fasilitasi pengolahan data profil desa dan profil kelurahan; 92. melaksanakan pengolahan data profil desa dan profil kelurahan; 93. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pengolahan data profil desa dan profil kelurahan; 94. melaksanakan koordinasi dan fasilitasi penguatan kelembagaan 95. melaksanakan penyelenggaraan penguatan kelembagaan 96. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan penguatan kelembagaan 97. menyusun kebijakan teknis di bidang pemberdayaan adat dan pengembangan kehidupan sosial budaya 98. melaksanakan koordinasi dan fasilitasi pemberdayaan lembaga adat dan budaya; 99. melaksanakan pembinaan dan supervisi pemberdayaan lembaga adat dan budaya; 100. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pemberdayaan lembaga adat dan budaya; 5

101. melaksanakan koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan gerakan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga; 102. melaksanakan pembinaan dan supervisi pelaksanaan gerakan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga; 103. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan gerakan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga. 104. menyusun kebijakan teknis di bidang pengembangan partisipasi 105. melaksanakan koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan pelatihan 106. melaksanakan pelatihan 107. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pelatihan 108. melaksanakan koordinasi dan fasilitasi pengembangan manajemen pembangunan partisipatif 109. melaksanakan pengembangan manajemen pembangunan partisipatif 110. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemantapan manajemen pembangunan partisipatif 111. melaksanakan koordinasi dan fasilitasi peningkatan peran masyarakat dalam penataan dan pendayagunaan ruang kawasan perdesaan. 112. melaksanakan peningkatan peran masyarakat dalam penataan dan pendayagunaan ruang kawasan perdesaan. 113. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan peningkatan peran masyarakat dalam penataan dan pendayagunaan ruang kawasan perdesaan. 114. menyusun kebijakan teknis dalam pengarusutamaan gender; 115. melaksanakan koordinasi, fasilitasi dan mediasi pelaksanaan pengarusutamaan gender; 116. melaksanakan fasilitasi penguatan kelembagaan dan pengembangan mekanisme pengarusutamaan gender pada lembaga pemerintahan, Pusat Studi Wanita (PSW), lembaga penelitian dan pengembangan, serta lembaga non pemerintah; 117. melaksanakan koordinasi dan fasilitasi kebijakan, program dan kegiatan yang responsif gender; 118. melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengarusutamaan gender; 119. melaksanakan analisis gender, perencanaan anggaran yang responsif gender, dan pengembangan materi Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) pengarusutamaan gender; 120. melaksanakan pengarusutamaan gender yang terkait dengan bidang pembangunan terutama di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, hukum dan HAM dan politik; 121. melaksanakan fasilitasi penyediaan data terpilah menurut jenis kelamin; 122. melaksanakan fasilitasi penguatan lembaga/organisasi masyarakat dan dunia usaha untuk pelaksanaan pengarusutamaan gender; 123. melaksanakan fasilitasi pengembangan dan penguatan jaringan kerja lembaga masyarakat dan dunia usaha untuk pelaksanaan pengarusutamaan gender; 124. melaksanakan fasilitasi lembaga masyarakat untuk melaksanakan rekayasa sosial dalam mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender (KKG); 125. melaksanakan penjabaran dan penetapan kebijakan sistem informasi gender dengan merujuk pada kebijakan nasional; 126. melaksanakan koordinasi pengumpulan, pengolahan dan analisis, pemanfaatan dan penyebarluasan sistem informasi gender; 127. melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan analisis, pemanfaatan dan penyebarluasan sistem informasi gender; 128. melaksanakan analisis, pemanfaatan, penyebarluasan dan pendokumentasian data terpilah menurut jenis kelamin khusus perempuan; 129. melaksanakan pemantauan dan evaluasi serta pelaporan pelaksanaan pendataan dan sistem informasi gender; 6

130. melaksanakan penyusunan model informasi data (mediasi dan advokasi) gender; 131. menyelenggarakan kebijakan daerah dalam peningkatan kualitas hidup perempuan yang terkait dengan bidang pembangunan terutama di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, hukum dan HAM, politik, lingkungan, dan sosial budaya; 132. melaksanakan pengintegrasian upaya peningkatan kualitas hidup perempuan dalam kebijakan bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, hukum dan HAM, politik, lingkungan, dan sosial budaya; 133. menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan kebijakan kualitas hidup perempuan dalam bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, hukum dan HAM, politik, lingkungan, dan sosial budaya; 134. menyelenggarakan kebijakan daerah dalam perlindungan perempuan terutama perlindungan terhadap kekerasan, tenaga kerja perempuan, perempuan lanjut usia dan penyandang cacat, dan perempuan di daerah konflik dan daerah yang terkena bencana; 135. melaksanakan fasilitasi pengintegrasian kebijakan daerah dalam perlindungan perempuan terutama perlindungan terhadap kekerasan, tenaga kerja perempuan, perempuan lanjut usia dan penyandang cacat, dan perempuan di daerah konflik dan daerah yang terkena bencana; 136. melaksanakan koordinasi pelaksanaan kebijakan perlindungan perempuan terutama perlindungan terhadap kekerasan, tenaga kerja perempuan, perempuan lanjut usia dan penyandang cacat, dan perempuan di daerah konflik dan daerah yang terkena bencana; 137. menyusun kebijakan teknis untuk kesejahteraan dan perlindungan anak; 138. melaksanakan kebijakan daerah dalam rangka kesejahteraan dan perlindungan anak; 139. melaksanakan pengintegrasian hak-hak anak dalam kebijakan dan program pembangunan; 140. menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan kesejahteraan dan perlindungan anak; 141. melaksanakan fasilitasi penguatan lembaga/organisasi masyarakat dan dunia usaha untuk peningkatan kesejahteraan dan perlindungan anak; 142. melaksanakan fasilitasi pengembangan dan penguatan jaringan kerja lembaga masyarakat dan dunia usaha untuk peningkatan kesejahteraan dan perlindungan anak; 143. melaksanakan fasilitasi lembaga masyarakat untuk melaksanakan rekayasa sosial dalam mewujudkan dan perlindungan anak; 144. melaksanakan penjabaran dan penetapan kebijakan sistem informasi anak dengan merujuk pada kebijakan nasional; 145. melaksanakan koordinasi pengumpulan, pengolahan dan analisis, pemanfaatan dan penyebarluasan sistem informasi anak; 146. melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan analisis, pemanfaatan dan penyebarluasan sistem informasi anak; 147. melaksanakan analisis, pemanfaatan, penyebarluasan dan pendokumentasian data terpilah menurut jenis kelamin khusus anak; 148. melaksanakan pemantauan dan evaluasi serta pelaporan pelaksanaan pendataan dan sistem informasi anak; 149. melaksanakan penyusunan model informasi data (mediasi dan advokasi) anak. 150. menyusun kebijakan jaminan dan pelayanan KB, peningkatan partisipasi pria, penanggulangan masalah kesehatan reproduksi, serta kelangsungan hidup ibu, bayi, dan anak; 151. menyelenggarakan dukungan pelayanan rujukan KB dan kesehatan reproduksi, operasionalisasi jaminan dan pelayanan KB, peningkatan partisipasi pria, penanggulangan masalah kesehatan reproduksi, serta kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak; 152. menyusun penetapan dan pengembangan jaringan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi, termasuk pelayanan KB di rumah sakit; 153. menyusun penetapan perkiraan sasaran pelayanan KB, sasaran peningkatan perencanaan kehamilan, sasaran peningkatan partisipasi pria, 7

sasaran Unmet Need, sasaran penanggulangan masalah kesehatan reproduksi, serta sasaran kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak; 154. melaksanakan penyerasian dan penetapan kriteria serta kelayakan tempat pelayanan KB dan kesehatan reproduksi, peningkatan partisipasi pria, penanggulangan masalah kesehatan reproduksi, serta kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak; 155. melaksanakan jaminan dan pelayanan KB, peningkatan partisipasi pria, penanggulangan masalah kesehatan reproduksi, serta kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak; 156. melaksanakan pemantauan tingkat drop out peserta KB. 157. melaksanakan pengembangan materi penyelenggaraan jaminan dan pelayanan KB dan pembinaan penyuluh KB; 158. melaksanakan perluasan jaringan dan pembinaan pelayanan KB; 159. menyelenggarakan dukungan pelayanan rujukan KB dan kesehatan reproduksi; 160. menyelenggarakan dan fasilitasi upaya peningkatan kesadaran keluarga berkehidupan seksual yang aman dan memuaskan, terbebas dari HIV/AIDS dan Infeksi Menular Seksual (IMS); 161. melaksanakan pembinaan penyuluh KB; 162. melaksanakan peningkatan kesetaraan dan keadilan gender terutama partisipasi KB pria dalam pelaksanaan program pelayanan KB dan kesehatan reproduksi; 163. melaksanakan penyediaan sarana dan prasarana pelayanan kontrasepsi mantap dan kontrasepsi jangka panjang yang lebih terjangkau, aman, berkualitas dan merata; 164. melaksanakan distribusi dan pengadaan sarana, alat, obat, dan cara kontrasepsi, dan pelayanannya dengan prioritas keluarga miskin dan kelompok rentan; 165. melaksanakan penjaminan ketersediaan sarana, alat, obat, dan cara kontrasepsi bagi peserta mandiri; 166. melaksanakan promosi pemenuhan hak-hak reproduksi dan promosi kesehatan reproduksi; 167. melaksanakan informed choice dan informed consent dalam program KB; 168. menyusun penetapan kebijakan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR), pencegahan HIV/AIDS, IMS dan bahaya Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA); 169. menyelenggarakan dukungan operasional KRR, pencegahan HIV/AIDS, IMS dan NAPZA; 170. menyusun penetapan perkiraan sasaran pelayanan KRR, pencegahan HIV/AIDS, IMS dan NAPZA; 171. melaksanakan penyerasian dan penetapan kriteria serta kelayakan tempat pelayanan KRR termasuk pencegahan HIV/AIDS, IMS dan bahaya NAPZA; 172. menyelenggarakan pelayanan KRR termasuk pencegahan HIV/AIDS, IMS dan bahaya NAPZA; 173. menyelenggarakan kemitraan pelaksanaan KRR termasuk pencegahan HIV/AIDS, IMS dan bahaya NAPZA baik antara sektor pemerintah dengan sektor Lembaga Swadaya Organisasi Masyarakat (LSOM); 174. melaksanakan penetapan fasilitas pelaksanaan KRR termasuk pencegahan HIV/AIDS, IMS dan bahaya NAPZA baik antara sektor pemerintah dengan sektor LSOM; 175. melaksanakan KRR termasuk pencegahan HIV/AIDS, IMS dan NAPZA baik antara sektor pemerintah dengan sektor LSOM; 176. menyusun penetapan sasaran KRR termasuk pencegahan HIV/AIDS, IMS dan bahaya NAPZA; 177. melaksanakan penetapan prioritas kegiatan KRR termasuk pencegahan HIV/AIDS, IMS dan bahaya NAPZA; 178. melaksanakan pemanfaatan tenaga SDM pengelola, pendidik sebaya dan konselor sebaya KRR termasuk pencegahan HIV/AIDS, IMS dan bahaya NAPZA baik antara sektor pemerintah dengan sektor LSOM; 8

179. menyusun kebijakan teknis pengembangan ketahanan dan pemberdayaan keluarga; 180. menyelenggarakan dukungan pelayanan ketahanan dan pemberdayaan keluarga; 181. melaksanakan penyerasian penetapan kriteria pengembangan ketahanan dan pemberdayaan keluarga; 182. menyusun penetapan sasaran Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), dan Bina Keluarga Lansia (BKL); 183. menyelenggarakan BKB, BKR, dan BKL termasuk pendidikan pramelahirkan; 184. melaksanakan ketahanan dan pemberdayaan keluarga; 185. melaksanakan model-model kegiatan ketahanan dan pemberdayaan keluarga; 186. melaksanakan pembinaan teknis peningkatan pengetahuan, keterampilan, kewirausahaan dan manajemen usaha bagi keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera I alasan ekonomi dalam kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS); 187. melaksanakan pendampingan/ magang bagi para kader/anggota kelompok UPPKS; 188. melaksanakan kemitraan untuk aksesibilitas permodalan, teknologi, dan manajemen serta pemasaran guna peningkatan UPPKS; 189. melaksanakan peningkatan kualitas lingkungan keluarga; 190. menyusun penetapan kebijakan teknis pengembangan penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas dan jejaring program; 191. menyelenggarakan dukungan operasional penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas dan jejaring program; 192. menyusun penetapan perkiraan sasaran pengembangan penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas dan jejaring program; 193. melaksanakan pemanfaatan pedoman pelaksanaan penilaian angka kredit jabatan fungsional penyuluh KB; 194. menyusun penetapan petunjuk teknis pengembangan peran Institusi Masyarakat Pedesaan/Perkotaan (IMP) dalam program KB nasional; 195. menyusun usulan formasi jabatan fungsional penyuluh KB; 196. melaksanakan pendayagunaan pedoman pemberdayaan dan penggerakan institusi masyarakat program KB nasional dalam rangka kemandirian; 197. menyusun petunjuk teknis peningkatan peran serta mitra program KB nasional; 198. melaksanakan pengelolaan personil, sarana dan prasarana dalam mendukung program KB nasional, termasuk jajaran medis teknis tokoh masyarakat dan tokoh agama; 199. melaksanakan pemberdayaan tenaga fungsional penyuluh KB; 200. melaksanakan penyediaan dukungan operasional penyuluh KB; 201. melaksanakan penyediaan dukungan operasional IMP dalam program KB nasional; 202. melaksanakan pembinaan teknis IMP dalam program KB nasional; 203. melaksanakan peningkatan kerjasama dengan mitra kerja program KB nasional dalam rangka kemandirian; 204. menyiapkan pelaksanaan pengkajian dan pengembangan program KB nasional di kabupaten; 205. melaksanakan pemanfaatan hasil kajian dan penelitian; 206. melaksanakan pendayagunaan kerjasama jejaring pelatih terutama pelatihan klinis daerah; 207. melaksanakan pendayagunaan SDM program terlatih, serta perencanaan dan penyiapan kompetensi SDM program yang dibutuhkan; 208. melaksanakan pendayagunaan bahan pelatihan sesuai dengan kebutuhan program peningkatan kinerja SDM; 209. menyusun kebijakan dan pengembangan advokasi dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE); 210. menyelenggarakan operasional advokasi KIE; 211. menyusun penetapan perkiraan sasaran advokasi dan KIE; 212. melaksanakan penyerasian dan penetapan kriteria advokasi dan KIE; 9

213. melaksanakan advokasi, KIE, serta konseling program KB dan KRR; 214. melaksanakan KIE ketahanan dan pemberdayaan keluarga, penguatan kelembagaan dan jaringan institusi program KB; 215. melaksanakan pemanfaatan prototipe program KB/Kesehatan Reproduksi (KR), KRR, ketahanan dan pemberdayaan keluarga, penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas; 216. melaksanakan promosi KRR termasuk pencegahan HIV/AIDS, IMS, dan bahaya NAPZA dan perlindungan hak-hak reproduksi; 217. menyusun kebijakan dan pengembangan informasi serta data mikro kependudukan dan keluarga; 218. menyelenggarakan informasi serta data mikro kependudukan dan keluarga; 219. menyusun penetapan perkiraan sasaran pengembangan informasi serta data mikro kependudukan dan keluarga; 220. melaksanakan penyajian Informasi serta data mikro kependudukan dan keluarga; 221. melaksanakan operasional sistem informasi manajemen program KB nasional; 222. melaksanakan pemutakhiran, pengolahan, dan penyediaan data mikro kependudukan dan keluarga; 223. melaksanakan pengelolaan data dan informasi program KB nasional serta penyiapan sarana dan prasarana; 224. melaksanakan pemanfaaan data dan informasi program KB nasional untuk mendukung pembangunan daerah; 225. melaksanakan pemanfaatan operasional jaringan komunikasi data dalam pelaksanaan e-government dan melakukan diseminasi informasi; 226. melaksanakan monitoring, evaluasi, asistensi, fasilitasi, dan supervisi pelaksanaan program KB nasional. 227. menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah; 228. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Bupati dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Bagian Kedua Sekretariat Pasal 3 (1) Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan penyusunan perencanaan, pengelolaan keuangan, urusan umum dan kepegawaian Badan. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretariat menyelenggarakan fungsi : a. penyelenggaraan penyusunan perencanaan; b. penyelenggaraan pengelolaan administrasi perkantoran, administrasi keuangan dan administrasi kepegawaian; c. penyelenggaraan urusan umum dan perlengkapan, keprotokolan dan hubungan d. penyelenggaraan ketatalaksanaan, kearsipan dan perpustakaan; e. pelaksanaan koordinasi, pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan unit kerja. (3) Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Sekretariat mempunyai uraian tugas sebagai berikut: 1. menyusun rencana strategis dan rencana kerja; 2. menyusun program dan kegiatan; 3. melaksanakan pengolahan data dalam perumusan program dan kegiatan tahunan; 4. menyusun rencana kerja dan anggaran dari masing-masing unit kerja; 10

5. merumuskan rancangan dokumen pelaksanaan anggaran masing-masing unit kerja; 6. merumuskan rancangan dokumen pelaksanaan perubahan anggaran masing-masing unit kerja; 7. merumuskan rancangan anggaran kas; 8. melaksanakan pengendalian, evaluasi dan pelaporan kegiatan perencanaan; 9. merumuskan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja; 10. merumuskan laporan akuntabilitas kinerja; 11. melaksanakan verifikasi penerimaan dan pengeluaran keuangan; 12. melaksanakan pembukuan keuangan anggaran belanja langsung dan belanja tidak langsung; 13. melaksanakan prosedur akuntansi penerimaan kas; 14. melaksanakan prosedur akuntansi pengeluaran kas; 15. melaksanakan prosedur akuntansi asset; 16. melaksanakan prosedur akuntansi selain kas; 17. menyusun laporan prognosis realisasi keuangan; 18. menyusun laporan keuangan semesteran; 19. menyusun laporan keuangan tahun anggaran berkenaan yang meliputi laporan realisasi anggaran, neraca dan catatan laporan keuangan; 20. melaksanakan urusan keprotokolan, hubungan masyarakat, penyiapan rapat-rapat dinas dan pendokumentasian kegiatan; 21. melaksanakan pengelolaan kearsipan dan perpustakaan; 22. melaksanakan pengelolaan administrasi perkantoran dan administrasi perjalanan dinas; 23. melaksanakan urusan rumah tangga, ketertiban, keamanan dan kebersihan lingkungan kerja; 24. melaksanakan pemeliharaan dan perawatan kendaraan dinas, peralatan dan perlengkapan kantor dan aset lainnya; 25. mengelola barang milik daerah/kekayaan daerah yang menjadi tanggung jawab Badan; 26. menyusun usulan rencana kebutuhan barang milik daerah dan rencana kebutuhan pemeliharaan barang milik daerah; 27. melaksanakan penyiapan pengadaan barang dan jasa; 28. melaksanakan administrasi penerimaan dan penyaluran barang milik daerah; 29. menyusun usulan status penggunaan barang milik daerah; 30. melaksanakan pendaftaran dan pencatatan barang milik daerah menurut penggolongan dan kodefikasi barang; 31. menyimpan dokumen kepemilikan barang milik daerah selain tanah dan bangunan; 32. melaksanakan inventarisasi dan rekapitulasi barang milik daerah; 33. menyusun laporan barang semesteran dan tahunan; 34. melaksanakan pengamanan administrasi, fisik dan hukum terhadap barang milik daerah; 35. melaksanakan pemeliharaan barang milik daerah; 36. menyusun usulan penghapusan barang milik daerah; 37. melaksanakan pemantauan dan penertiban terhadap penggunaan, pemanfaatan, penatausahaan, pemeliharaan dan pengamanan barang milik daerah. 38. menyusun usulan kebutuhan pegawai negeri sipil; 39. menyusun usulan formasi pegawai negeri sipil berdasarkan kebutuhan; 40. menyusun usulan kenaikan pangkat, penempatan, pemindahan dan pemberhentian pegawai negeri sipil; 41. melaksanakan inventarisasi dan pengolahan data pegawai; 42. menyusun daftar urut kepangkatan pegawai negeri sipil; 43. menyiapkan usulan kenaikan gaji berkala pegawai negeri sipil; 44. melaksanakan pengembangan dan pembinaan disiplin pegawai; 45. memfasilitasi kedudukan hukum dan sengketa hukum pegawai; 46. menyusun usulan kesejahteraan pegawai, pemberian penghargaan dan tanda jasa pegawai; 47. melaksanakan administrasi proses izin belajar dan tugas belajar; 11

48. menyusun usulan pegawai negeri sipil yang akan mengikuti ujian dinas dan ujian penyesuaian kenaikan pangkat; 49. menyusun usulan pegawai negeri sipil yang akan mengikuti pendidikan dan pelatihan kepemimpinan serta pendidikan dan pelatihan teknis dan fungsional; 50. menyusun bahan standar kompetensi pegawai; 51. melaksanakan pelayanan administrasi kepegawaian lainnya. Paragraf 1 Subbagian Program Pasal 4 (1) Subbagian Program dipimpin oleh seorang kepala subbagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris yang mempunyai tugas pokok menyusun perencanaan program dan kegiatan Badan. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Subbagian Program menyelenggarakan fungsi : a. pelaksanaan penyusunan program dan kegiatan; b. pelaksanaan penyusunan rencana kerja dan anggaran serta dokumen pelaksanaan anggaran; c. pelaksanaan pengendalian dan evaluasi kegiatan perencanaan. (3) Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Subbagian Program mempunyai uraian tugas sebagai berikut: 1. menyusun rencana strategis dan rencana kerja; 2. menyusun program dan kegiatan; 3. melaksanakan pengolahan data dalam perumusan program dan kegiatan tahunan; 4. menyusun rencana kerja dan anggaran dari masing-masing unit kerja; 5. merumuskan rancangan dokumen pelaksanaan anggaran masing-masing unit kerja; 6. merumuskan rancangan dokumen pelaksanaan perubahan anggaran masing-masing unit kerja; 7. merumuskan rancangan anggaran kas; 8. melaksanakan pengendalian, evaluasi dan pelaporan kegiatan perencanaan; 9. merumuskan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja; 10. merumuskan laporan akuntabilitas kinerja. Paragraf 2 Subbagian Keuangan Pasal 5 (1) Subbagian Keuangan dipimpin oleh seorang kepala subbagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan Badan. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Subbagian Keuangan menyelenggarakan fungsi : a. pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan; b. pelaksanaan pengendalian dan evaluasi pengelolaan administrasi keuangan. (3) Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Subbagian Keuangan mempunyai uraian tugas sebagai berikut : 1. melaksanakan verifikasi penerimaan dan pengeluaran keuangan; 2. melaksanakan pembukuan keuangan anggaran belanja langsung dan belanja tidak langsung; 3. melaksanakan prosedur akuntansi penerimaan kas; 12

4. melaksanakan prosedur akuntansi pengeluaran kas; 5. melaksanakan prosedur akuntansi asset; 6. melaksanakan prosedur akuntansi selain kas; 7. menyusun laporan prognosis realisasi keuangan; 8. menyusun laporan keuangan semesteran; 9. menyusun laporan keuangan tahun anggaran berkenaan yang meliputi laporan realisasi anggaran, neraca dan catatan laporan keuangan. Paragraf 3 Subbagian Umum dan Kepegawaian Pasal 6 (1) Subbagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang kepala subbagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris yang mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan umum dan pengelolaan administrasi kepegawaian Badan. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Subbagian Umum dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi : a. penyelenggaraan urusan umum dan pengelolaan administrasi kepegawaian Badan; b. pelaksanaan pengendalian dan evaluasi kegiatan urusan umum dan pengelolaan administrasi kepegawaian Badan. (3) Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai uraian tugas sebagai berikut : 1. melaksanakan urusan keprotokolan, hubungan masyarakat, penyiapan rapat-rapat dinas dan pendokumentasian kegiatan; 2. melaksanakan pengelolaan kearsipan dan perpustakaan; 3. melaksanakan pengelolaan administrasi perkantoran dan administrasi perjalanan dinas; 4. melaksanakan urusan rumah tangga, ketertiban, keamanan dan kebersihan lingkungan kerja; 5. melaksanakan pemeliharaan dan perawatan kendaraan dinas, peralatan dan perlengkapan kantor dan aset lainnya; 6. mengelola barang milik daerah/kekayaan daerah yang menjadi tanggung jawab Badan; 7. menyusun usulan rencana kebutuhan barang milik daerah dan rencana kebutuhan pemeliharaan barang milik daerah; 8. melaksanakan penyiapan pengadaan barang dan jasa; 9. melaksanakan administrasi penerimaan dan penyaluran barang milik daerah; 10. menyusun usulan status penggunaan barang milik daerah; 11. melaksanakan pendaftaran dan pencatatan barang milik daerah menurut penggolongan dan kodefikasi barang; 12. menyimpan dokumen kepemilikan barang milik daerah selain tanah dan bangunan; 13. melaksanakan inventarisasi dan rekapitulasi barang milik daerah; 14. menyusun laporan barang semesteran dan tahunan; 15. melaksanakan pengamanan administrasi, fisik dan hukum terhadap barang milik daerah; 16. melaksanakan pemeliharaan barang milik daerah; 17. menyusun usulan penghapusan barang milik daerah; 18. melaksanakan pemantauan dan penertiban terhadap penggunaan, pemanfaatan, penatausahaan, pemeliharaan dan pengamanan barang milik daerah. 19. menyusun usulan kebutuhan pegawai negeri sipil; 20. menyusun usulan formasi pegawai negeri sipil berdasarkan kebutuhan; 13

21. menyusun usulan kenaikan pangkat, penempatan, pemindahan dan pemberhentian pegawai negeri sipil; 22. melaksanakan inventarisasi dan pengolahan data pegawai; 23. menyusun daftar urut kepangkatan pegawai negeri sipil; 24. menyiapkan usulan kenaikan gaji berkala pegawai negeri sipil; 25. melaksanakan pengembangan dan pembinaan disiplin pegawai; 26. memfasilitasi kedudukan hukum dan sengketa hukum pegawai; 27. menyusun usulan kesejahteraan pegawai, pemberian penghargaan dan tanda jasa pegawai; 28. melaksanakan administrasi proses izin belajar dan tugas belajar; 29. menyusun usulan pegawai negeri sipil yang akan mengikuti ujian dinas dan ujian penyesuaian kenaikan pangkat; 30. menyusun usulan pegawai negeri sipil yang akan mengikuti pendidikan dan pelatihan kepemimpinan serta pendidikan dan pelatihan teknis dan fungsional; 31. menyusun bahan standar kompetensi pegawai; 32. melaksanakan pelayanan administrasi kepegawaian lainnya. Bagian Ketiga Bidang Pemberdayaan Masyarakat Pasal 7 (1) Bidang Pemberdayaan Masyarakat dipimpin oleh seorang kepala bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan yang mempunyai tugas pokok merumuskan kebijakan teknis dan fasilitasi penyelenggaraan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat dan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan teknologi tepat guna. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Pemberdayaan Masyarakat menyelenggarakan fungsi : a. perumusan kebijakan teknis pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat dan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan teknologi tepat guna; b. pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat dan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan teknologi tepat guna; c. pelaksanaan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat dan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan teknologi tepat guna; d. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat dan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan teknologi tepat guna. (3) Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidang Pemberdayaan Masyarakat mempunyai uraian tugas sebagai berikut : 1. merumuskan kebijakan daerah dalam pemberdayaan usaha ekonomi 2. menyelenggarakan pemberdayaan usaha ekonomi 3. melaksanakan koordinasi dan fasilitasi penyelenggaraan pemberdayaan ekonomi penduduk miskin; 4. menyelenggarakan pemberdayaan ekonomi penduduk miskin; 5. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan pemberdayaan ekonomi penduduk miskin; 6. melaksanakan koordinasi dan fasilitasi penyelenggaraan pengembangan usaha ekonomi keluarga dan kelompok 7. menyelenggarakan pengembangan usaha ekonomi keluarga dan kelompok 8. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan pengembangan usaha ekonomi keluarga dan kelompok 14

9. melaksanakan koordinasi dan fasilitasi penyelenggaraan pengembangan lembaga keuangan mikro perdesaan; 10. menyelenggarakan pengembangan lembaga keuangan mikro perdesaan; 11. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan pengembangan lembaga keuangan mikro perdesaan; 12. melaksanakan koordinasi dan fasilitasi penyelenggaraan pengembangan produksi dan pemasaran hasil usaha 13. menyelenggarakan pengembangan produksi dan pemasaran hasil usaha 14. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan pengembangan produksi dan pemasaran hasil usaha 15. merumuskan kebijakan teknis dalam pengelolaan teknologi tepat guna; 16. menyelenggarakan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan teknologi tepat guna; 17. melaksanakan koordinasi dan fasilitasi kebutuhan teknologi teknologi tepat guna; 18. melaksanakan pembinaan dan supervisi pemanfaatan teknologi tepat guna; 19. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pemanfaatan teknologi tepat guna; 20. melaksanakan koordinasi dan fasilitasi pemasyarakatan dan kerjasama teknologi pedesaan; 21. menyelenggarakan pemasyarakatan dan kerjasama teknologi pedesaan; 22. melaksanakan monitoring evaluasi dan pelaporan pemasyarakatan dan kerjasama teknologi pedesaan; 23. merumuskan kebijakan teknis mengenai pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam; 24. menyelenggarakan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam; 25. melaksanakan koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan konservasi dan rehabilitasi lingkungan pedesaan; 26. melaksanakan fasilitasi konservasi dan rehabilitasi lingkungan pedesaan; 27. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan fasilitasi konservasi dan rehabilitasi lingkungan pedesaan; 28. melaksanakan koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan pemanfaatan lahan pedesaan; 29. melaksanakan pengembangan dan pendayagunaan lahan pedesaan; 30. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan pemanfaatan lahan pedesaan; 31. melaksanakan koordinasi dan fasilitasi pemeliharaan prasarana dan sarana pedesaan; 32. melaksanakan pembinaan, pengawasan dan supervisi pemeliharaan prasarana dan sarana pedesaan; 33. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan fasilitasi pemeliharaan prasarana dan sarana pedesaan; 34. melaksanakan koordinasi dan fasilitasi pemeliharaan air bersih dan penyehatan lingkungan pedesaan; 35. melaksanakan pembinaan, pengawasan dan supervisi pemeliharaan air bersih dan penyehatan lingkungan pedesaan; 36. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan fasilitasi pemeliharaan air bersih dan penyehatan lingkungan pedesaan; Paragraf 1 Subbidang Pengembangan Sumber Daya dan Tribina Pasal 9 (1) Subbidang Pengembangan Sumber Daya dan Tribina dipimpin oleh seorang kepala subbidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat yang mempunyai tugas pokok 15

merumuskan kebijakan teknis dan fasilitasi pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat dan pengelolaan teknologi tepat guna. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Subbidang Pengembangan Sumber Daya dan Tribina menyelenggarakan fungsi : a. perumusan kebijakan teknis pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat dan pengelolaan teknologi tepat guna; b. pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat dan pengelolaan teknologi tepat guna; c. pelaksanaan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat dan pengelolaan teknologi tepat guna; d. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat dan pengelolaan teknologi tepat guna. (3) Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Subbidang Pengembangan Sumber Daya dan Tribina mempunyai uraian tugas sebagai berikut : 1. merumuskan kebijakan daerah dalam pemberdayaan usaha ekonomi 2. menyelenggarakan pemberdayaan usaha ekonomi 3. melaksanakan koordinasi dan fasilitasi penyelenggaraan pemberdayaan ekonomi penduduk miskin; 4. menyelenggarakan pemberdayaan ekonomi penduduk miskin; 5. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan pemberdayaan ekonomi penduduk miskin; 6. melaksanakan koordinasi dan fasilitasi penyelenggaraan pengembangan usaha ekonomi keluarga dan kelompok 7. menyelenggarakan pengembangan usaha ekonomi keluarga dan kelompok 8. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan pengembangan usaha ekonomi keluarga dan kelompok 9. melaksanakan koordinasi dan fasilitasi penyelenggaraan pengembangan lembaga keuangan mikro perdesaan; 10. menyelenggarakan pengembangan lembaga keuangan mikro perdesaan; 11. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan pengembangan lembaga keuangan mikro perdesaan; 12. melaksanakan koordinasi dan fasilitasi penyelenggaraan pengembangan produksi dan pemasaran hasil usaha 13. menyelenggarakan pengembangan produksi dan pemasaran hasil usaha 14. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan pengembangan produksi dan pemasaran hasil usaha 15. merumuskan kebijakan teknis dalam pengelolaan teknologi tepat guna; 16. menyelenggarakan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan teknologi tepat guna; 17. melaksanakan koordinasi dan fasilitasi kebutuhan teknologi teknologi tepat guna; 18. melaksanakan pembinaan dan supervisi pemanfaatan teknologi tepat guna; 19. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pemanfaatan teknologi tepat guna; 20. melaksanakan koordinasi dan fasilitasi pemasyarakatan dan kerjasama teknologi pedesaan; 21. menyelenggarakan pemasyarakatan dan kerjasama teknologi pedesaan; 22. melaksanakan monitoring evaluasi dan pelaporan pemasyarakatan dan kerjasama teknologi pedesaan. 16

Paragraf 2 Subbidang Sarana dan Prasarana Pasal 10 (1) Subbidang Sarana dan Prasarana dipimpin oleh seorang kepala subbidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat yang mempunyai tugas pokok merumuskan kebijakan teknis dan fasilitasi pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan pengembangan sarana dan prasarana pedesaan. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Subbidang Sarana dan Prasarana menyelenggarakan fungsi : a. perumusan kebijakan teknis pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan pengembangan sarana dan prasarana pedesaan; b. pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan pengembangan sarana dan prasarana pedesaan; c. pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan pengembangan sarana dan prasarana pedesaan; d. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan pengembangan sarana dan prasarana pedesaan. (3) Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Subbidang Sarana dan Prasarana mempunyai uraian tugas sebagai berikut : 1. merumuskan kebijakan teknis mengenai pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam; 2. menyelenggarakan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam; 3. melaksanakan koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan konservasi dan rehabilitasi lingkungan pedesaan; 4. melaksanakan fasilitasi konservasi dan rehabilitasi lingkungan pedesaan; 5. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan fasilitasi konservasi dan rehabilitasi lingkungan pedesaan; 6. melaksanakan koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan pemanfaatan lahan pedesaan; 7. melaksanakan pengembangan dan pendayagunaan lahan pedesaan; 8. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan pemanfaatan lahan pedesaan; 9. melaksanakan koordinasi dan fasilitasi pemeliharaan prasarana dan sarana pedesaan; 10. melaksanakan pembinaan, pengawasan dan supervisi pemeliharaan prasarana dan sarana pedesaan; 11. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan fasilitasi pemeliharaan prasarana dan sarana pedesaan; 12. melaksanakan koordinasi dan fasilitasi pemeliharaan air bersih dan penyehatan lingkungan pedesaan; 13. melaksanakan pembinaan, pengawasan dan supervisi pemeliharaan air bersih dan penyehatan lingkungan pedesaan; 14. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan fasilitasi pemeliharaan air bersih dan penyehatan lingkungan pedesaan; 17

Bagian Keempat Bidang Pembinaan Partisipasi Masyarakat Pasal 11 (1) Bidang Pembinaan Partisipasi Masyarakat dipimpin oleh seorang kepala bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan yang mempunyai tugas pokok merumuskan kebijakan teknis dan fasilitasi penyelenggaraan penguatan kelembagaan masyarakat, pemberdayaan adat dan pengembangan kehidupan sosial budaya masyarakat serta pengembangan partisipasi masyarakat. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Pembinaan Partisipasi Masyarakat menyelenggarakan fungsi : a. perumusan kebijakan teknis di bidang penguatan kelembagaan masyarakat, pemberdayaan adat dan pengembangan kehidupan sosial budaya masyarakat serta pengembangan partisipasi b. pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi penguatan kelembagaan masyarakat, pemberdayaan adat dan pengembangan kehidupan sosial budaya masyarakat serta pengembangan partisipasi c. pelaksanaan penguatan kelembagaan masyarakat, pemberdayaan adat dan pengembangan kehidupan sosial budaya masyarakat serta pengembangan partisipasi d. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penguatan kelembagaan masyarakat, pemberdayaan adat dan pengembangan kehidupan sosial budaya masyarakat serta pengembangan partisipasi masyarakat. (3) Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidang Pembinaan Partisipasi Masyarakat mempunyai uraian tugas sebagai berikut : 1. merumuskan kebijakan teknis di bidang penguatan kelembagaan 2. melaksanakan koordinasi dan fasilitasi pengolahan data profil desa dan profil kelurahan; 3. melaksanakan pengolahan data profil desa dan profil kelurahan; 4. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pengolahan data profil desa dan profil kelurahan; 5. melaksanakan koordinasi dan fasilitasi penguatan kelembagaan 6. melaksanakan penyelenggaraan penguatan kelembagaan 7. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan penguatan kelembagaan 8. merumuskan kebijakan teknis di bidang pemberdayaan adat dan pengembangan kehidupan sosial budaya 9. melaksanakan koordinasi dan fasilitasi pemberdayaan lembaga adat dan budaya; 10. melaksanakan pembinaan dan supervisi pemberdayaan lembaga adat dan budaya; 11. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pemberdayaan lembaga adat dan budaya; 12. melaksanakan koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan gerakan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga; 13. melaksanakan pembinaan dan supervisi pelaksanaan gerakan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga; 14. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan gerakan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga. 15. merumuskan kebijakan teknis di bidang pengembangan partisipasi 16. melaksanakan koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan pelatihan 17. melaksanakan pelatihan 18