II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015

BAB I PENDAHULUAN. mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Pendidikan juga proses membimbing

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarakan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan : Hasil belajar siswa SMA Negeri 2 Serui Kabupaten Kepulauan Yapen,

BAB II LANDASAN TEORI. berasal dari kata courier yang berarti berlari (to run). Kurikulum berarti suatu

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 4 SDN KALINANAS 01

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIK. A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. dalam tugas yang metode solusinya tidak diketahui sebelumnya.

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH/ PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Ruang Lingkup IPA SD/MI

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. dahulu kita harus mengetahui definisi dari masalah itu sendiri. Prayitno (1985)

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

II. KERANGKA TEORETIS. kebiasaan yang rutin dilakukan. Oleh karena itu diperlukan adanya sesuatu

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Efektivitas erat kaitannya dengan tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan

II TINJAUAN PUSTAKA. menempati posisi sentral dalam proses belajar-mengajar, dalam proses belajarmengajar,

PROBLEM BASED LEARNING. R. Nety Rustikayanti, S.Kp., M.Kep. 2016

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penalaran menurut ensiklopedi Wikipedia adalah proses berpikir yang bertolak

I. PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu kompetensi penting sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. menyediakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik untuk. penting pada penentuan kemajuan suatu bangsa. Sesuai dengan tujuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI LINGKARAN SISWA KELAS VIII

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif adalah akibatnya atau pengaruhnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu proses pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada siswa sejatinya

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERBANDINGAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 PRINGSEWU. STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa

I. PENDAHULUAN. sehari-hari. Namun dengan kondisi kehidupan yang berubah dengan sangat

MODEL PEMBELAJARAN PBL ( PROBLEM BASED LEARNING)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. baik. Efektivitas berasal dari kata efektif. Dalam Kamus Besar Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

II. KERANGKA TEORETIS. 1. Pembelajaran berbasis masalah (Problem- Based Learning)

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok orang yang diturunka dari satu generasi ke generasi berikutnya

PENERAPAN MODEL PBL (PROBLEM BASED LEARNING) PADA PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SD

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang siap menghadapi masa depan. Salah satu jenjang pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia bagi suatu bangsa. Dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Barangkali tidak banyak yang menyadari bahwa pendidikan di Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA. solusi. Sebagai contoh, suatu masalah dapat direpresentasikan dengan obyek,

Dila Sari dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, di situ pasti ada pendidikan (Driyarkara dalam Karisma,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

I. PENDAHULUAN. Kerja Siswa (LKS). Penggunaan LKS sebagai salah satu sarana untuk

I. PENDAHULUAN. mempersiapkan kesuksesan masa depan masyarakat semuanya yang tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah penalaran matematis dalam beberapa literatur disebut dengan mathematical

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Matematika perlu. diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan, dan dapat mencapai tujuan

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Problem Based Instruction (PBI)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS VIID SMP N I SRANDAKAN

Jurnal SAINSTECH Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : Volume 4 Nomer 2 Desember 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model Problem Based Learning dikembangkan oleh Barrows sejak tahun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menemukan dan menjelaskan konsep-konsep, prinsip-prinsip dalam biologi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting yang menentukan

2015 PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENGETAHUAN SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS SD

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah pokok yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah yang berhubungan dengan mutu atau

MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF

BAB II KAJIAN TEORI. aktivitas tertentu baik secara fisik maupun non fisik untuk memperoleh hasil yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat diperlukan bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Global Monitoring report, (2012) yang dikeluarkan UNESCO menyatakan bahwa

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum belief diartikan sebagai keyakinan atau kepercayaan diri terhadap

Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Menurut

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu model

I. PENDAHULUAN. mengatur dan menyelesaikan tugas-tugas yang mempengaruhi kehidupannya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran siswa pada masalah yang nyata sehingga siswa dapat menyusun

PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SD. Oleh Fivi Nuraini

BAB II LANDASAN TEORI. Metode pembelajaran adalah suatu teknik penyajian yang dipilih dan

BAB III METODE PENELITIAN

1 PENDAHULUAN. memfasilitasi, dan meningkatkan proses serta hasil belajar siswa. Hasil

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran berbasis masalah (Problem-based Learning), adalah model

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. kesimpulan dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi efektivitas adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal

BAB II KAJIAN TEORI. adalah penentu terjadinya proses belajar. memahami arti dan hubungan-hubungan serta simbol-simbol, kemudian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Transkripsi:

8 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Belajar Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku yang sebagai kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam keseluruhan hidupnya. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut: Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Slameto (2010:2) belajar adalah suatu proses belajar yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai pengalamanya sendiri dalam intiraksi dengan lingkungannya. Piaget (dalam Dim iyanti dan Mudjiono, 2006:13) berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu, sebab individu melakukan interaksi terus-menerus dengan lingkungan.

9 Menurut Piaget terdapat empat langkah pembelajaran sebagai berikut: a. Menentukan topik yang dapat dipelajari oleh anak sendiri. b. Memilih atau mengembangkan aktivitas kelas dengan topik tersebut. c. Mengetahui adanya kesempatan bagi guru untuk mengemukakan pernyataan yang adanya kesempatan bagi guru untuk mengemukakan pernyataan yang menunjang proses pemecahan masalah. d. Menilai pelaksanaan tiap kegiatan, memperhatikan keberhasilan dan melakukan revisi. 2. Pengetian Model Problem Problem Based Learning Lerning Menurut Harrison (2007:1) dalam Sigit Mangun Wardoyo(2013:72) menyatakan bahwa dalam Problem Based Learning adalah pengembangan kurikulum pembelajaran di mana siswa ditempatkan dalam posisi yang memiliki peran aktif dalam menyelesaikan setiap permasalah yang mereka hadapi. Artinya bahwa Model Problem Based Learning menuntut adanya peran siswa agar dapat mencapai pada penyelesaian masalah yang diharapkan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Permasalahan yang dihadapi oleh siswa diharapkan mampuh melakukan langkah-langkah yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Artinya dengan siswa menyelesaikan masalah yang ada, maka terjadi proses belajar di dalamnya. Menurut Duch et.al. (2001:1) dalam Sigit Mangun Wardoyo (2013:72), menyatakan bahwa dengan menerapkan Problem Based Learning siswa diharapkan mampu membangun suatu keterampilan dalam menentukan langkah tepat untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Problem Based Learning merupakan strategi di mana siswa akan belajar membangun

10 kepercayaan diri mereka dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapinya. Dimana langkah-langkah untuk Model Problem Based Learning ini adalah Menurut Harrison (2007:4) dalam Sigit Mangun Wardoyo (2013:77), yaitu: a. ideas(consider the problem), b. know facts (defining the problem), c. learning issues (learning about the problem), d. action plan (what will be done), dan e.evaluate product (is the problem solved?) Pada awal pembelajaran dengan menggunakan Model Problem Based Learning siswa diberikan sebuah permasalahan (diberi skenario permasalahan), kemudian siswa memformulasikan (membuat ) permasalahan dan menganalisis permasalahn dengan cara mengidentifikasi berbagai fakta yang terkait dengan skenario tersebut. Tahapan ini membantu siswa untuk membuat atau, menyusun permasalahan. Kemudian tahap selanjutnya dengan siswa mencari berbagai solusi atau membuat hipotesis dari permasalahan tersebut. Langkah selanjutnya siswa menemukan jawaban atau menguji hipotesis yang telah mereka buat. siswa membuat kesimpulan dari apa yang mereka lakukan. Prinsip utama Problem Based Learning adalah penggunaan nyata sebagai sarana bagi peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan dan sekaligus mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah. Pemilihan atau penentuan masalah nyata ini dapat dilakukan oleh guru maupun peserta didik yang disesuaikan kompetensi dasar tertentu. Masalah itu bersifat terbuka ( open-ended problem), yaitu masalah yang

11 memiliki banyak jawaban atau strategi penyelesaian yang mendorong keingintahuan peserta didik untuk mengidentifikasi strategi-strategi dan solusi-solusi tersebut. Masalah itu juga bersifat tidak terstruktur dengan baik ( ill-structured) yang tidak dapat diselesaikan secara langsung dengan cara menerapkan formula atau strategi tertentu, melainkan perlu informasi lebih lanjut untuk memahami serta perlu mengkombinasikan beberapa strategi atau bahkan mengkreasi strategi sendiri untuk menyelesaikannya. Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengelolah, mengontruksi, dan menggunakan pengetahuan. Di dalam PBL pusat pembelajaran adalah peserta didik ( Student-centered), sementara guru berperan fasilitator yang memfasilitasi peserta didik untuk secara aktif menyelesaikan masalah dan membangun pengetahuannya secara berpasangan ataupun berkelompok (kolaborasi antar peseta didik ). a. Langkah-langkah Problem Based Learning Pada dasarnya, PBL ( Problem Based Learning) Diawali dengan aktivitas peserta didik untuk menyelesaikan masalah nyata yang ditentukan atau disepakati. Proses penyelesaian masalah tersebut berimplikasi pada terbentuknya keterampilan peserta didik dalam menyelesaikan masalah dan berfikir kritis serta sekaligus membentuk pengetahuan baru.

12 Menurut Agus Suprijono (2010) dalam buku Nunuk Suryani dan Leo Agung (2012:113) strategi pembelajaran berbasis masalah terdiri dari 5 tahap yaitu: Tahap Tahap 1 Memberi orientasi tentang permasalahnya kepada peserta didik Tahap 2 Mengorganisasikan peserta didik untuk meneliti Tahap 3 Membantu inbvestigasi mandiri dan kelompok Tahap 4 Mengembangkan dan mempresentasikan artefak dan exhibit Prilaku pendidik Pendidik menyampaikan tujian pembelajaran, mendeskripsikan berbagai kebutuhan logistik penting dan memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam kegiatan mengatasi masalah. Pendidik membantu peserta didik mendiskripsikan dan mengoragnisasikan tugas-tugas belajar terkait dengan permasalahnnya. Pendidik mendorong peserta didik untuk mendapatkan informasi yang tepat, melaksanakan eksperimen, dan mencari penjelasan dan solusi. Pendidik membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan artefak-artefak yang tepat, seperti laporan, rekaman video, dan modelmodel serta membantu mereka untuk menyampaikannya kepada orang lain. Tahap 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah Pendidik membantu peserta didik melakukan refleksi terhadap investigasinya dan proses-proses yang mereka gunakan. Tahapan-tahapan Problem Based Learning ini yang dilaksanakan secara sistematis berpotensi dapat mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan masalah dan sekaligus dapat menguasai pengetahuan yang sesuai dengan kompetensi dasar tertentu.

13 Menurut Daryono:2014 (dalam buku Daryono 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. ) a. Keuntungan dalam penerapan Problem Based Learning 1. Pendekatan student center 2. Siswa lebih senang dan merasa puas 3. Siswa lebih memahami materi 4. Mengembangkan keterampilan untuk belajar seumur hidup b. Resiko dalam menggunakan Model Problem Based Learning 1. Pengetahuan awal yang dimiliki belum tentu mempersiapkan belajar mereka dengan baik 2. Waktu lebih panjang 3. Keamanan rendah 4. Melakukan dinamika kelompok 5. Pencapaian isi pembelajaran bisa rendah c. Stategi Model Problem Based Learning 1. Permasalahan sebagai kajian. 2. Permasalahan sebagai penjajakan pemahaman. 3. Permasalahan sebagai contoh. 4. Permasalahan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari proses. 5. Permasalahan sebagai stimulus aktivitas autentik.

14 d. Peran Peran Guru, peserta didik dan Masalah dalam Pembelajan Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based Learning sebagai berikut: a. Peran Guru sebagai Pelatih 1. Asking about thinking (bertanya tentang pemikiran). 2. Memotori pembelajaran. 3. Probbing (menantang peserta didik untuk berfikir) 4. Menjaga agar peserta didik terlibat. 5. Mengatur dinamika kelompok. 6. Menjaga berlangsungnya peserta didik. b. Peran Peserta Didik sebagai Problem Solver 1. Peserta yang aktif 2. Terlibat langsung dalam pembelajaran 3. Membangun pembelajaran c. Peran Masalah sebagai Awal Tantangan dan Motivasi 1. Menarik untuk dipecahkan. 2. Menyediakan kebutuhan yang ada hubunganya dengan pembelajaran yang dipelajari. 3. Pengertian Pengaruh Berikut ini akan dijelaskan mengenai pengertian kata pengaruh. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua (1997:747), kata pengaruh, yakni

15 daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak kepercayaan dan perbuatan seseorang. Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak kepercayaan dan perbuatan seseorang (Depdikbud, 2001:845). Bila ditinjau dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh adalah sebagai suatu daya yang ada atau timbul dari suatu hal yang memiliki akibat atau hasil dan dampak yang ada. 4. Pembelajaran Geografi Geografi merupakan ungkapan atau kata dari bahasa Inggris Geography yang terdiri dari dua kata yaitu ;ge yang berarti bumi dan Graphy (yang dalam bahasa yunani Graphein)yang berarti pencitraan, pelukisan atau deskripsi. Menurut Ferdinan Von Richthofen (1883) dalam buku Sumadi (2010:18), bahwa: perkembangan pemikiran dan kajian Geografi ialah orang yang pertama kali membatasi pengertian Geografi yang hanya pada permukaan bumi (geosfer). Merumuskan definisi Geografi sebagai ilmu yang mempelajari gejala dan sifat-sifat permukaan bumi dan penduduk, disusun menurut letaknya, dan menerapkan tentang terdapatnya gejala-gejala dan sifat - sifat tersebut secara bersama maupun tentang hubungan timbang baliknya. Menurut Armin K.Lobeck (1939) dalam buku Sumadi (2010:18), Mengemukakan. Perkembangan Pemikiran dan Kajian Geografi definisi ;Geography study of the relationship existing between life and the physical enviroment (geografi sebagai ilmu yang mempelajari hubungan yang ada antara kehidupan dengan lingkungan fisiknya ).

16 Geografi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan kausal gejala-gejala di muka bumi dan peristiwa-peristiwa yang terjadi didalamnya. Baik fisik maupun yang menyangkut mahluk hidup beserta permasalahnya melalui pendekatan keruangan, ekologi dan regional untuk kepentingan program, proses dan keberhasilan pembangunan (Bintarto R dan Surastopo Hadisumarno:1977: 9). 5. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi siswa, tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dalam kamus bahasa indonesia, hasil adalah sesuatu yang didapat dari jerih payah. Seseorang dikatakan berhasil apabila ia melakukan sesuatu, dan ia mendapatkannya secara puas. Siswa dikatakan berhasil apa bila ia memperoleh prestasi yang bagus disekolahanya, tentu prestasi tersebut diperoleh dengan belajar. Menurut Nana Sudjana (2005: 3) hakikat hasil belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Nana Sudjana (1989:38-40) hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Hasil belajar merupakan segala upaya yang menyangkut aktivitas otak (proses berfikir) terutama dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Proses

17 berfikir ini ada enam jenjang, mulai dari yang terendah sampai dengan jenjang tertinggi (Suharsimi Arikunto, 2010:114-115). Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah nilai yang menunjukan hasil yang telah dicapai seseorang setelah mengikuti proses pembelajaran dalam kurun waktu tertentu baik berupa angka-angka yang didapat setelah kegiatan belajar mengajar dalam bentuk nilai (angka) yang diperoleh dari hasil evaluasi siswa, maupun yang berbentuk perubahan sikap dan keterampilan yang ada pada siswa. B. Kerangka Pikir Kerangka pikir dalam penelitian ini adalah Model Pembelajaran Problem Based Learning ini bertujuan agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih bagus, karena siswa melaksanakannya pelatihan proses Model Pembelajaran Problem Based Learning berlangsung. Siswa juga dilatih untuk memecahkan suatu masalah pembelajaran Geografi dalam dunia nyata dan berfikir kritis alam suatu masalah. Tidak hanya di dalam sekolah saja pemecahan masalah ini di lakukan, tetapi juga di lakukan di luar sekolah. Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu: a. Variabel Bebas (X) : pemberian Model Problem Based Learning b. Variabel Terikat (Y) : hasil belajar Geografi Maka kerangka pikir, dapat diilustrasikan dalam diagram di bawah ini pemberian Model Problem Based Learning (x) Hasil belajar (Y) Gambar 1. Hubungan Antar Variabel Penelitian

18 C. Hipotesis Menurut Suharsimi Arikunto (2010:110) yang dimaksud dengan hipotesis adalah rumusan jawaban sementara yang harus diuji dengan kegiatan penelitian. Hipotesis dalam permasalahan yang ada yaitu: Ada Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi Kelas X SMA Negeri 7 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.