dan leukemia-associated tyrosine kinase fusion (TEL-PDGFbR) (Chen, et al., 2004). Dibandingkan dengan terapi menggunakan antibodi, pembuatan sediaan

dokumen-dokumen yang mirip
polipeptida yang kemudian dimodifikasi lebih lanjut menjadi protein. Manipulasi pada tahap translasi mrna bertujuan untuk mengatasi suatu penyakit

TERAPI GEN. oleh dr.zulkarnain Edward MS PhD

BAB I PENDAHULUAN. kematian nomor tujuh di Indonesia dengan persentase 5,7 persen dari keseluruhan

Ciri Khas Materi Genetik

REKAYASA GENETIKA. By: Ace Baehaki, S.Pi, M.Si

M A T E R I G E N E T I K

replikasi akan bergerak melebar dari ori menuju dua arah yang berlawanan hingga tercapai suatu ujung (terminus).

Paramita Cahyaningrum Kuswandi* FMIPA UNY 2012

Bimbingan Olimpiade SMA. Paramita Cahyaningrum Kuswandi ( FMIPA UNY 2012

Topik 4 DNA Sebagai Bahan Genetik

Polimerase DNA : enzim yang berfungsi mempolimerisasi nukleotidanukleotida. Ligase DNA : enzim yang berperan menyambung DNA utas lagging

Kromosom, gen,dna, sinthesis protein dan regulasi

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

SINTESIS PROTEIN. Yessy Andriani Siti Mawardah Tessa Devitya

Topik 6 Replikasi DNA

Ada ORI dan helikase yang membuka pilinan terus sampai terbentuk replication bubble.

RNA THERAPEUTIC, PENDEKATAN BARU DALAM TERAPI GEN

Pengertian TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN. Cloning DNA. Proses rekayasa genetik pada prokariot. Pemuliaan tanaman konvensional: TeknologiDNA rekombinan:

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc.

STRUKTUR KIMIAWI MATERI GENETIK

BIO306. Prinsip Bioteknologi

Replikasi DNA atau duplikasi DNA atau disebut juga sintesa DNA. Replikasi DNA artinya satu untai (single strand) DNA mencetak satu untai pasangannya.

MOLEKULER ONKOGENESIS

BAB III Efek Radiasi Terhadap Manusia

diregenerasikan menjadi tanaman utuh. Regenerasi tanaman dapat dilakukan baik secara orgnogenesis ataupun embriogenesis (Sticklen 1991; Zhong et al.

Identifikasi Gen Abnormal Oleh : Nella ( )

BIOTEKNOLOGI PERTANIAN TEORI DASAR BIOTEKNOLOGI

SUBSTANSIGENETIK 1. KROMOSOM 2. GEN - DNA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Studi Arkeologis dan Genetik Masyarakat Bali

BAB IV APLIKASI MODEL HIDDEN MARKOV DISKRET PADA DNA

I. PENDAHULUAN. dengan insiden dan mortalitas yang tinggi (Carlos et al., 2014). Sampai saat ini telah

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I. Pendahuluan...1 II. Tinjauan Pustaka...4 III. Kesimpulan...10 DAFTAR PUSTAKA...

SIFAT FISIK DAN KIMIA DNA NUNUK PRIYANI. Progran Studi Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN

SUBSTANSI HEREDITAS. Dyah Ayu Widyastuti

REPLIKASI DNA. Febriana Dwi Wahyuni, M.Si.

MAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN DNA DAN RNA

Kasus Penderita Diabetes

Home -- Reproduksi Sel -- Hereditas -- Struktur & Ekspresi Gen. Regulasi Ekspresi Gen Teknologi DNA Rekombinan -- Genom Manusia GLOSSARY

STRUKTUR DAN FUNGSI SEL 28 SEPTEMBER 2015

BERANDA SK / KD INDIKATOR MATERI LATIHAN UJI KOMPETENSI REFERENSI PENYUSUN SELESAI. psb-psma rela berbagi iklas memberi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

MATERI GENETIK A. KROMOSOM

Adalah asam nukleat yang mengandung informasi genetik yang terdapat dalam semua makluk hidup kecuali virus.

Oleh : Muhammad Arif M. S.Pi

Dasar Biologi Molekuler Kromosom Gen DNA. INDONESIAN-GERMAN-NETWORK for TEACHING, TRAINING & RESEARCH COLLABORATIONS

I. PENDAHULUAN. perempuan di dunia dan urutan pertama untuk wanita di negara sedang

DIAGNOSTIK MIKROBIOLOGI MOLEKULER

Lampiran 2. Rubrik Penilaian Jawaban Esai Genetika. 1. Hubungan antara DNA, gen, dan kromosom:

REPRODUKSI MIKROORGANISME

IMUNOLOGI TUMOR ELLYZA NASRUL

Ilmu Kealaman Dasar (IAD) Perkembangan Teknologi. Pertemuan ke-9,10

Organisasi DNA dan kode genetik

KLONING. dari kata clone yang diturunkan dari bahasa Yunani klon, artinya potongan yang digunakan untuk memperbanyak tanaman.

REGULASI EKSPRESI GEN PADA BAKTERIOFAGE DAN VIRUS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Ribosome Inactivating Protein (RIP) merupakan kelompok enzim tanaman

EKSPRESI GEN. Dyah Ayu Widyastuti

DOCKING PROTEIN ARGONAUTE dengan sirna TERMODIFIKASI RIBKA DJAJANTO FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

Aulia Dwita Pangestika A2A Fakultas Kesehatan Masyarakat. DNA dan RNA

I. PENDAHULUAN. wanita di dunia. Berdasarkan data dari WHO/ICOInformation Centre on. jumlah kasus sebanyak kasus dan jumlah kematian sebanyak

REKAYASA GENETIKA. Genetika. Rekayasa. Sukarti Moeljopawiro. Laboratorium Biokimia Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada

Pentingnya Proses Translasi Akhir Protein dalam Ekspresi Genom dan Fitur Pelipatan Protein dan Penyambungan Intein

PENGATURAN EKSPRESI GEN

1. Reproduksi Aseksual pada Bakteri Reproduksi aseksual bakteri dilakukan melalui pertumbuhan tunas, fragmentasi, dan pembelahan biner.

TINJAUAN TENTANG HIV/AIDS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gambar 1. Contoh Double helix

BIO306. Prinsip Bioteknologi

REKAYASA GENETIKA ( VEKTOR PLASMID )

STRUKTUR DNA MERUPAKAN MOLEKUL LINIER DENGAN BERAT MOLEKUL SANGAT TINGGI. MOLEKUL-MOLEKULNYA MERUPAKAN RANTAI POLINUKLEOTIDA YANG PANJANG.

EKSPRESI GEN. Kuliah ke 5 Biologi molekuler Erlindha Gangga

I. PENDAHULUAN. sehingga berpengaruh pada kondisi kesehatan dan kemungkinan mengakibatkan. berbagai penyakit-penyakit yang dapat dialaminya.

Struktur. Ingat: basa nitrogen, gula pentosa, gugus fosfat

PENDAHULUAN Latar Belakang

URAIAN MATERI 1. Pengertian dan prinsip kloning DNA Dalam genom sel eukariotik, gen hanya menempati sebagian kecil DNA kromosom, selain itu merupakan

Pengertian TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN. Cloning DNA. Proses rekayasa genetik pada prokariot. Pemuliaan tanaman konvensional: TeknologiDNA rekombinan:

Nur Hidayat Lab. Bioindustri, Jur Teknologi Industri Pertanian FTP - UB

Bioinformatika. Aplikasi Bioinformatika dalam Virologi

Asam Nukleat Kuliah Biokimia ke-5

PENGENALAN BIOINFORMATIKA

BIOTEKNOLOGI. Perubahan Genetik, Replikasi DNA, dan Ekspresi Gen

APLIKASI BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG FARMASI APLIKASI BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG FARMASI

REVERSE TRANSKRIPSI. RESUME UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Genetika I Yang dibina oleh Prof. Dr. A. Duran Corebima, M.Pd. Oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tubuh manusia tersusun atas sel yang membentuk jaringan, organ, hingga

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA

REGULASI EKSPRESI GEN. Dr. rer. nat. Kartika Senjarini

BAB I PENDAHULUAN. mengalami mutasi, diperkirakan 80% disebabkan oleh faktor lingkungan,

Paramita Cahyaningrum Kuswandi ( FMIPA UNY 2013

APLIKASI SIMULASI DINAMIKA MOLEKUL: PENGARUH OVERHANG RESIDU RNA TERHADAP KESTABILAN sirna

BIOLOGI SEL Chapter XI ORGANEL SEL RIBOSOM DAN SINTESIS PROTEIN. Husni Mubarok, S.Pd., M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri patogen penyebab tuberkulosis.

DAFTAR ISI 1 GENETIKA DASAR 1

Sejarah Perkembangan Bioteknologi

Pengkajian Keamanan Lingkungan Produk Rekayasa Genetik Vaksin Vectormune HVT-NDV

APLIKASI SIMULASI DINAMIKA MOLEKUL : PENGARUH PASANGAN BASA C-U PADA KESTABILAN RNA OVERHANG

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan wabah dan menyebabkan kematian. Dalam kurun waktu 50 tahun

BAB II Tinjauan Pustaka

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA SILABI

BAB I PENDAHULUAN. penyebab intrakorpuskuler (Abdoerrachman et al., 2007). dibutuhkan untuk fungsi hemoglobin yang normal. Pada Thalassemia α terjadi

REPLIKASI DNA. Paramita Cahyaningrum Kuswandi ( FMIPA UNY 2014

PENGKAJIAN KEAMANAN PANGAN PRODUK REKAYASA GENETIK

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN Dewasa ini sudah banyak kemajuan yang terjadi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Perkembangan ilmu pengetahuan tersebut ditandai dengan banyaknya ilmu percabangan yang muncul di masyarakat. Salah satu percabangan ilmu yang sedang banyak dibicarakan adalah pengobatan atau terapi menggunakan gen (Brooks, 2002). Pengobatan atau terapi gen merupakan pendekatan baru dalam pengobatan beberapa penyakit yang obatnya masih jarang ditemukan. Meskipun demikian, pengobatan ini masih bersifat eksperimental. Beberapa penyakit yang dapat diatasi dengan metode terapi gen adalah kanker, penyakit genetik, maupun penyakit karena virus yang menular (Malik, 2005). Pengobatan atau terapi gen merupakan teknik untuk mengoreksi gengen cacat yang bertanggung jawab terhadap suatu penyakit. Perkembangan terapi gen yang sudah ada adalah dengan menambahkan gen yang normal ke dalam sel yang mengalami ketidaknormalan (Melnikova, 2007). Perkembangan lain yang juga dapat dilakukan adalah mengganti gen yang abnormal dengan gen yang normal melalui rekombinasi homolog dan dapat pula dilakukan dengan cara mereparasi gen abnormal melalui mutasi balik yang selektif sehingga akan mengembalikan fungsi normal dari gen tersebut (Malik, 2005). Salah satu perkembangan terapi gen dalam bidang kesehatan adalah terapi dengan menggunakan sirna (small interfering RNA). Berdasarkan beberapa penelitian in vitro, sirna dapat menghambat pembentukan sel kanker dengan jalan menghambat ekspresi gen termutasi yang banyak ditemukan pada berbagai tipe kanker, seperti gen human papilloma virus (HPV) E6, HPV E7(Lucentini, 2004; Yague, et al., 2004), 1

2 dan leukemia-associated tyrosine kinase fusion (TEL-PDGFbR) (Chen, et al., 2004). Dibandingkan dengan terapi menggunakan antibodi, pembuatan sediaan sirna relatif lebih mudah dan sistem penghantarannya lebih murah (Malik, 2005). Terapi menggunakan sirna masih memiliki kendala dalam sistem penghantarannya ke dalam sel. Seperti halnya penghantaran materi genetik lain, secara teori penghantaran sirna dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu (1) introduksi sirna sintetik secara langsung; (2) introduksi suatu plasmid atau virus tertentu yang dapat menyandi sekuen gen dimana nantinya akan memproduksi sirna yang sesuai (Ananthaswamy, 2003). Sistem penghantaran tersebut masih menjadi permasalahan, karena sirna ini masuk kedalam tubuh akan secara cepat terdegradasi. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan stabilitas sirna, dimana salah satu cara pengatasannya adalah dengan modifikasi kimia yaitu modifikasi pasangan basa pada rantai sirna) (Lucentini, 2004). Berdasarkan perkembangan saat ini, penelitian sirna dalam simulasi dinamika molekuler untuk menganalisa struktur sirna hal ini disebabkan sirna tidak memiliki struktur fungsional seperti dengan DNA (Sharma, 2007) Pola dasar pasangan antara DNA dengan sirna sangatlah berbeda. Pada molekul DNA, ikatan hidrogen antara basa terjadi melalui pembentukan standar pasangan basa Watson-Crick (WC). Sedangkan dalam molekul sirna, ikatan hidrogen antara basa dapat terjadi melalui pasangan non Watson-Crick (WC), yang sangat flexibel pola pasangan basanya. Pasangan non Watson-Crick (WC) ini sering juga disebut pasangan basa non-canonical, dimana pasangan tersebut merupakan faktor penting dalam mengatur struktur dari sirna (Bansal,2003).

3 Pada saat memodifikasi sirna, perlu dibuat model struktur sekunder sirna. Karena struktur yang berbentuk double helix / double strand inilah yang berinteraksi dengan molekul lainnya (Bansal,2003). Modifikasi yang dilakukan pada penelitian ini antara pasangan basa noncanonical (C-U) yang merupakan pasangan yang tidak sebenarnya dengan pasangan basa canonical (C-G) yang merupakan pasangan sebenarnya. Penggantian pasangan basa non-canonical dengan pasangan canonical dimaksudkan untuk membentuk keserasian ikatan hidrogen, apabila terjadi keserasian maka tidak akan terjadi penolakan pembentukan pasangan basa yang berarti dapat meningkatkan stabilitas sirna tersebut. Urasil (U) pada pasangan basa non-canonical (C-U) akan diganti menjadi Guanine (G) pasangan basa canonical oleh RNA polimerase secara spontan sehingga pasangan yang terbentuk akan berikatan dan menstabilkan sirna dapat lebih stabil. Pergantian pasangan basa ini berdasarkan pada jumlah ikatan hidrogen pada pasangan basa C-U yang lebih sedikit dibandingkan dengan pasangan basa C-G. Pada pasangan basa C-U terdapat 2 ikatan hidrogen yang terbentuk secara jelas ditampilkan pada gambar 1.1 sedangkan pada pasangan basa C-G terdapat 3 ikatan hidrogen yang terbentuk secara jelas ditampilkan pada gambar 1.2. Berdasarkan gambar 1.1 dan gambar 1.2 dapat dilihat bahwa pasangan basa C-G akan lebih stabil dibandingkan dengan pasangan basa C-U. Gambar 1.1 Pasangan basa non-canonical (C-U)

4 Gambar 1.2 Pasangan basa canonical (C-G) Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari kestabilan pasangan basa Watson-Crick (WC) dengan menggunakan simulasi dinamika molekuler. Dengan demikian dapat diketahui kestabilan yang terjadi antara pasangan basa canonical dan pasangan non-canonical. Pasangan basa sirna yang akan disimulasi secara jelas ditampilkan pada gambar 1.3. Gambar 1.3 Pasangan basa sirna yang akan disimulasi : pasangan basa C-U dimodifikasi menjadi pasangan basa C-G Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan permasalahannya adalah bagaimana pengaruh penggantian dari pasangan basa C-U dengan C-G terhadap kestabilan sirna. Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari modifikasi pasangan basa C-U terhadap kestabilan sirna dengan simulasi dinamika molekuler. Adapun hipotesis penelitian ini adalah modifikasi pasangan basa C- U dengan C-G yang dapat meningkatkan kestabilan pada sirna.

5 Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang salah satu faktor yang mempengaruhi kestabilan sirna sehingga dapat digunakan dalam meningkatkan stabilitas pada sirna.