TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/9/PBI/2016 TENTANG PENGATURAN DAN PENGAWASAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No Bank Indonesia sebagai otoritas yang diberi mandat oleh Undang- Undang untuk mengatur, menyelenggarakan perizinan, dan melakukan pengawasan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/13/PBI/2017 TENTANG PELAYANAN PERIZINAN TERPADU TERKAIT HUBUNGAN OPERASIONAL BANK UMUM DENGAN BANK INDONESIA

ekonomi Kelas X SISTEM PEMBAYARAN DAN ALAT PEMBAYARAN K-13 A. Pengertian Sistem Pembayaran Tujuan Pembelajaran

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/8/PBI/2017 TENTANG GERBANG PEMBAYARAN NASIONAL (NATIONAL PAYMENT GATEWAY) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No payment gateway) merupakan pemenuhan atas kebutuhan masyarakat dalam bertransaksi secara nontunai dengan menggunakan instrumen pembaya

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

DRAFT FINAL HASIL LEGAL REVIEW No. 13/ 7 /DASP Jakarta, 25 Februari 2011 S U R A T E D A R A N

No.18/ 41 /DKSP Jakarta, 30 Desember 2016 S U R A T E D A R A N. Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/40/PBI/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMROSESAN TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 66, Tambahan Lembaran N

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Pasal Ayat Batang Tubuh Penjelasan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/3/PBI/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH DI WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 17/43/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/20/PADG/2017 TENTANG REKENING GIRO DI BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 3 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal I Angka 1 Pasal 1 Cukup jelas.

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.02/2014 TENTANG MEKANISME PEMBAYARAN PUNGUTAN OTORITAS JASA KEUANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 15 /PBI/2014 TENTANG KEGIATAN USAHA PENUKARAN VALUTA ASING BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 11/ 11 /PBI/2009 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU

Sosialisasi PBI Perlindungan Konsumen Sistem Pembayaran Bank Indonesia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 1. Perluasan akses kepesertaan yang tidak terbatas pada Bank Umum Saat ini kepesertaan SKNBI terbatas pada Bank Umum sehingga transfer dana melalui

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/8/PBI/2015 TENTANG PENGATURAN DAN PENGAWASAN MONETER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 23 /PBI/2012 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No.7/37/DPM Jakarta, 8 Agustus S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

- 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/ 18 /PBI/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TRANSAKSI, PENATAUSAHAAN SURAT BERHARGA, DAN SETELMEN DANA SEKETIKA

No. 11/ 6 /DPM Jakarta, 10 Februari 2009 SURAT EDARAN KEPADA SEMUA BANK, PERUSAHAAN EFEK DAN LEMBAGA KUSTODIAN BUKAN BANK DI INDONESIA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQ) PBI NO.17/8/PBI/2015 TENTANG PENGATURAN DAN PENGAWASAN MONETER

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No.17/52/DKSP Jakarta, 30 Desember 2015 S U R A T E D A R A N

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/10/PADG/2017 TENTANG GERBANG PEMBAYARAN NASIONAL (NATIONAL PAYMENT GATEWAY)

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/24/PBI/2015 TENTANG REKENING GIRO DI BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 10/ 27 /DPM Jakarta, 21 Agustus 2008 SURAT EDARAN. Perihal : Tata Cara Penatausahaan Surat Berharga Syariah Negara

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 1 /PBI/2014 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN JASA SISTEM PEMBAYARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/52/PBI/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 20/6/PBI/2018 TAHUN 2018 TENTANG UANG ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 20/2/PADG/2018 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 20/3/PADG/2018 TENTANG LAYANAN SUB-REGISTRY BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

No. 17/46/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH, DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/24/PBI/2005 TENTANG FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI BAGI BANK UMUM BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

GUBERNUR BANK INDONESIA,

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

No. 17/44/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 20/6/PBI/2018 TENTANG UANG ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 17/38/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/22/PBI/2005 TENTANG FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27 /SEOJK.03/2016 TENTANG KEGIATAN USAHA BANK UMUM BERDASARKAN MODAL INTI

No transaksi di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia akan memberikan tambahan tekanan terhadap nilai tukar Rupiah dimanahal ini berpotens

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/15/PBI/2016 TENTANG PENYELENGGARA JASA PENGOLAHAN UANG RUPIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No. 11/8/DPM Jakarta, 27 Maret Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH DAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 29 /PBI/2008 TENTANG FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

-2- II. PASAL DEMI PASAL Pasal I Angka 1 Pasal 1 Angka 2 Pasal 3 Yang dimaksud dengan multilateral netting adalah mekanisme perhitungan hak dan kewaji

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 45 /SEOJK.03/2017

No. 16/12/DPAU Jakarta, 22 Juli 2014 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No. 12/ 16 /DPM Jakarta, 6 Juli 2010 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

2 Pengaturan moneter oleh Bank Indonesia dimaksudkan untuk mencapai dan memelihara kestabilan moneter, memastikan efektivitas kebijakan moneter, serta

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/11/PBI/2014 TENTANG PENGATURAN DAN PENGAWASAN MAKROPRUDENSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No. 16/22/DPM Jakarta, 24 Desember 2014 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. pembayaran yang digunakan oleh masyarakat. Seiring dengan semakin tingginya

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan Transaksi Non-Tunai di Indonesia dalam beberapa tahun

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/9/PBI/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TRANSFER DANA DAN KLIRING BERJADWAL OLEH BANK INDONESIA

No.11/ 17 /DPM Jakarta, 7 Juli SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

No. 18/29/DPM Jakarta, 29 November 2016 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/6/PBI/2004 TENTANG FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /SEOJK.03/2016 TENTANG TATA CARA PENERBITAN SERTIFIKAT DEPOSITO

ANALISA Bank dan Lembaga Keuangan II

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/12/PBI/2009 TENTANG UANG ELEKTRONIK (ELECTRONIC MONEY) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA,

-2- Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 66, Tambahan Lembaran

No. 10/9/DASP Jakarta, 5 Maret 2008 S U R A T E D A R A N. Prinsip-Prinsip Penyelenggaraan dan Pengawasan Sistem BI-RTGS

SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM. Perihal : Tata Cara Pemberian Fasilitas Likuiditas Intrahari Bagi Bank Umum

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

No. 17/45/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 20/7/PADG/2018 TENTANG KEPESERTAAN OPERASI MONETER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No. 12/36/DPNP Jakarta, 23 Desember 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Uang memiliki fungsi yang sangat besar dalam kehidupan sehari-hari.

S U R A T E D A R A N

Transkripsi:

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I PERBANKAN. BI. Uang Rupiah. Pembayaran dan Pengelolaan. Sistem (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 106). PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/9/PBI/2016 TENTANG PENGATURAN DAN PENGAWASAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH I. UMUM Dalam rangka mencapai tujuan Bank Indonesia yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah, dibutuhkan Sistem Pembayaran yang lancar, aman, efisien, dan andal dengan memperhatikan perluasan akses, perlindungan konsumen, dan kepentingan nasional. Sistem Pembayaran yang lancar, aman, efisien, dan andal merupakan prasyarat penting guna mewujudkan stabilitas sistem keuangan dan stabilitas moneter. Stabilitas sistem keuangan dan stabilitas moneter juga perlu didukung oleh Pengelolaan Uang Rupiah yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel dengan memastikan ketersediaan uang rupiah dalam jumlah nominal yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu, dan dalam kondisi yang layak edar serta aman dari upaya pemalsuan. Dalam pelaksanaan kewenangan di bidang Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah, Bank Indonesia telah menerbitkan ketentuan dan melakukan pengawasan Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah. Dalam rangka mendukung pengaturan dan pengawasan Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah, Bank Indonesia juga melakukan pengaturan dan pengawasan Kegiatan Layanan Uang.

-2- Pengaturan dan pengawasan Sistem Pembayaran, Pengelolaan Uang Rupiah, dan Kegiatan Layanan Uang tersebut didasarkan pada prinsip tata kelola yang baik (good governance), berorientasi pada manajemen risiko, mengedepankan kepentingan nasional (national interest), dan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan, standar, dan praktik internasional. Dalam rangka memberikan kejelasan mengenai ruang lingkup pengaturan maupun pengawasan Sistem Pembayaran, Pengelolaan Uang Rupiah, dan Kegiatan Layanan Uang, perlu disusun ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai pengaturan dan pengawasan Sistem Pembayaran, Pengelolaan Uang Rupiah, dan Kegiatan Layanan Uang yang dapat menjadi acuan bagi seluruh pemangku kepentingan. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Selain melakukan pengaturan dan pengawasan Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah, Bank Indonesia juga melakukan pengembangan, perizinan, dan pengenaan sanksi terkait penyelenggaraan Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah. Ayat (3) Yang dimaksud dengan Koordinasi meliputi antara lain pertukaran data dan/atau informasi antara Bank Indonesia dengan instansi dan/atau otoritas lain yang berwenang. Pasal 3 Pasal 4

-3- No.5885 Pasal 5 Yang dimaksud dengan Pengaturan instrumen pembayaran mencakup antara lain: 1. jenis dan karakteristik instrumen pembayaran yang dapat diselenggarakan atau diterbitkan oleh penyelenggara jasa Sistem Pembayaran baik yang berbasis kertas, kartu, media elektronik, maupun media lainnya, antara lain cek, bilyet giro, cek pelawat (traveller s cheque), international money order, kartu kredit, kartu Automated Teller Machine (ATM)/debit, uang elektronik, dan instrumen sejenis lainnya; 2. standar instrumen pembayaran; dan 3. jenis dan biaya layanan atas penggunaan instrumen pembayaran. Yang dimaksud dengan Pengaturan kelembagaan mencakup antara lain: 1. jenis dan kriteria lembaga yang dapat menjadi penyelenggara jasa Sistem Pembayaran, yaitu: a. penyelenggara Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu (APMK) dan uang elektronik yang berperan sebagai penerbit, acquirer, prinsipal, penyelenggara penyelesaian akhir, dan penyelenggara kliring; b. penyelenggara transfer dana; c. penyelenggara kliring; d. penyelenggara penyelesaian akhir (settlement); e. penyelenggara sarana pemroses transaksi pembayaran; dan f. penyelenggara jasa Sistem Pembayaran lainnya yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. 2. persyaratan perizinan calon penyelenggara jasa Sistem Pembayaran; 3. kriteria dan persyaratan kepesertaan pada layanan Sistem Pembayaran Bank Indonesia, antara lain

-4- kepesertaan dalam Sistem Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement (BI-RTGS), Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI), dan Bank Indonesia-Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS); 4. pembatasan izin penyelenggaraan jasa Sistem Pembayaran; 5. ruang lingkup jasa Sistem Pembayaran yang dapat diselenggarakan oleh penyelenggara jasa Sistem Pembayaran; dan 6. bentuk dan persyaratan kerja sama penyelenggaraan jasa Sistem Pembayaran baik domestik maupun lintas negara (cross border payment system). Huruf c Yang dimaksud dengan Pengaturan mekanisme penyelenggaraan Sistem Pembayaran mencakup antara lain: 1. interoperabilitas antar penyelenggara; 2. mekanisme penyelenggaraan kliring dan setelmen dana; 3. penetapan standar penyelenggaraan Sistem Pembayaran termasuk standar sistem yang aman dan andal; 4. setelmen dana dengan menggunakan rekening dana yang ada di bank sentral; 5. penerapan manajemen risiko, perlindungan konsumen, dan anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme (APU PPT); 6. jenis dan biaya layanan jasa Sistem Pembayaran; dan 7. persyaratan dan tata cara pengajuan permohonan fasilitas likuiditas dalam layanan Sistem Pembayaran Bank Indonesia. Huruf d Yang dimaksud dengan Pengaturan infrastruktur mencakup antara lain: 1. jenis infrastruktur Sistem Pembayaran termasuk karakteristiknya antara lain: a. sarana pemroses transaksi pembayaran seperti:

-5- No.5885 1) Automated Teller Machine (ATM); 2) Electronic Data Capture (EDC); 3) internet payment gateway; dan 4) electronic banking (seperti SMS banking, mobile banking, dan internet banking); dan b. infrastruktur Sistem Pembayaran Bank Indonesia yang mencakup antara lain Sistem Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement (BI-RTGS), Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI), dan Bank Indonesia-Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS); 2. persyaratan penyelenggaraan infrastruktur; dan 3. standar infrastruktur. Yang dimaksud dengan setiap pihak adalah penyelenggara Sistem Pembayaran yang berkedudukan di luar negeri yang melakukan kerja sama dengan penyelenggara jasa Sistem Pembayaran di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pasal 6 Pasal 7 Ruang lingkup pengaturan Pengelolaan Uang Rupiah adalah sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Pengelolaan Uang Rupiah. Ruang lingkup pengaturan Pengelolaan Uang Rupiah adalah pengaturan mengenai pencegahan dan penanggulangan pemalsuan uang Rupiah. Pasal 8 Pasal 9

-6- Pasal 10 Pengaturan jasa yang disediakan mencakup antara lain: 1. ruang lingkup kegiatan atau jasa yang dapat diselenggarakan oleh penyelenggara Kegiatan Layanan Uang; dan 2. bentuk dan persyaratan kerja sama penyelenggaraan Kegiatan Layanan Uang dengan pihak lain. Pengaturan penyelenggara mencakup antara lain: 1. persyaratan perizinan calon penyelenggara Kegiatan Layanan Uang; dan 2. pembatasan izin penyelenggaraan Kegiatan Layanan Uang. Huruf c Pengaturan mekanisme penyelenggaraan Kegiatan Layanan Uang mencakup antara lain: 1. tata kelola (governance); 2. penerapan prinsip kehati-hatian; 3. penerapan perlindungan konsumen; dan 4. penerapan anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme (APU PPT). Huruf d Pengaturan infrastruktur mencakup antara lain jenis, persyaratan, dan standar infrastruktur yang digunakan dalam penyelenggaraan Kegiatan Layanan Uang. Pasal 11 Pasal 12 Dalam kegiatan transfer dana, istilah pengawasan disebut dengan istilah pemantauan.

-7- No.5885 Pasal 13 Yang dimaksud dengan penyelenggaraan Sistem Pembayaran oleh Bank Indonesia adalah Bank Indonesia sebagai penyelenggara Sistem Pembayaran meliputi antara lain Sistem Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement (BI- RTGS), Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI), dan Bank Indonesia-Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS). Pelaksanaan pengawasan terhadap penyelenggara Sistem Pembayaran oleh Bank Indonesia antara lain mengacu kepada Principles for Financial Market Infrastructures (PFMI) yang diterbitkan oleh Bank for International Settlement (BIS)-Committee on Payment and Settlement Systems (CPSS) dan Technical Committee of the International Organization of Securities Commissions (IOSCO). Yang dimaksud dengan kepesertaan Sistem Pembayaran Bank Indonesia adalah hal-hal yang meliputi antara lain pemenuhan persyaratan dalam rangka memperoleh persetujuan sebagai peserta serta hak dan kewajiban peserta dalam penyelenggaraan Sistem Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement (BI-RTGS), Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI), dan/atau Bank Indonesia- Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS). Huruf c Yang dimaksud dengan penyelenggaraan Sistem Pembayaran oleh industri" adalah: 1) penyelenggara Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu (APMK) dan uang elektronik yang berperan sebagai prinsipal, penerbit, acquirer, penyelenggara kliring, dan penyelenggara penyelesaian akhir; 2) penyelenggara transfer dana; 3) penyelenggara kliring; 4) penyelenggara penyelesaian akhir (settlement); dan 5) penyelenggara jasa Sistem Pembayaran lainnya yang

-8- ditetapkan oleh Bank Indonesia. Huruf d Yang dimaksud dengan pihak-pihak yang bekerja sama dengan penyelenggara jasa Sistem Pembayaran antara lain adalah penyelenggara sarana pemroses transaksi pembayaran seperti Automated Teller Machine (ATM), Electronic Data Capture (EDC), dan electronic banking, internet payment gateway, agen Layanan Keuangan Digital (LKD), perusahaan switching, dan perusahaan personalisasi kartu. Yang dimaksud dengan penyelenggaraan Pengelolaan Uang Rupiah yang dilakukan oleh Bank antara lain adalah penyelenggaraan kas titipan dan/atau layanan penukaran uang. Bank yang melakukan penyelenggaraan Pengelolaan Uang Rupiah adalah bank umum sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai perbankan dan bank umum syariah sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai perbankan syariah. Ayat (3) Huruf c Yang dimaksud dengan pembawaan uang kertas asing (UKA) ke dalam atau ke luar daerah pabean Indonesia adalah kegiatan pembawaan uang kertas asing sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bank Indonesia yang mengatur mengenai perizinan dan persyaratan pembawaan uang kertas asing ke dalam atau ke luar daerah pabean Indonesia. huruf d

-9- No.5885 Pasal 14 Pengawasan tidak langsung dilakukan antara lain melalui monitoring, analisis, dan evaluasi dokumen, data, informasi, laporan, keterangan, dan/atau penjelasan yang disampaikan oleh penyelenggara jasa atau oleh sumber informasi lainnya. Pengawasan langsung dilakukan melalui pemeriksaan kepada penyelenggara jasa maupun pihak-pihak yang bekerja sama dengan penyelenggara jasa secara berkala dan/atau sewaktuwaktu. Termasuk dalam pengawasan langsung adalah pemeriksaan dokumen, sarana fisik, dan aplikasi yang digunakan oleh penyelenggara jasa. Pasal 15 Pasal 16 Dokumen, data, informasi, dan/atau laporan mencakup antara lain kebijakan, peraturan internal, standard operating procedures, data transaksi, dan risalah rapat terkait penyelenggaraan jasa Sistem Pembayaran baik dalam bentuk hardcopy, softcopy, atau bentuk lainnya. Huruf c Yang dimaksud dengan akses terhadap sistem informasi antara lain adalah akses terhadap aplikasi, database, dan sistem pelaporan penyelenggara jasa. Pasal 17

-10- Pasal 18 Termasuk dalam tindak lanjut atas hasil pengawasan antara lain pelaksanaan komitmen perbaikan sesuai dengan hasil pengawasan. Monitoring dan evaluasi dimaksudkan untuk memastikan bahwa seluruh komitmen atas hasil pengawasan Bank Indonesia telah dilakukan dan diselesaikan sesuai tenggat waktu yang ditetapkan. Ayat (3) Pasal 19 Pasal 20 Pasal 21 Pasal 22