TINGKAT HOMOGENITAS,KEKERINGAN PEMAKAIAN MIXER DAN CENTRIFUGE PADA INDUSTRI MAKANAN RINGAN

dokumen-dokumen yang mirip
MOCAF MENINGKATKAN KELEZATAN GANJEL-REL KUE LANGKA DARI SEMARANG ABSTRAK

ARTIKEL PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT

IPTEKS BAGI MASYARAKAT ( I b M) PADA KELOMPOK TANI BUDIDAYA JAMUR KONSUMSI SUBUR MAKMUR DESA PARONGPONG KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG

ALAT PENGADUK ADONAN WINGKO BABAT KAPASITAS 100 KG UNTUK USAHA PEMBUATAN WINGKO BABAT DI KOTA SEMARANG

UMKM PRODUK GORENGAN SEBAGAI PRODUK UTAMA IBU RUMAH TANGGA DI PEDALANGAN SEMARANG

Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran

PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN. Agus Sutanto

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun proses pengolahan Kue Bola-bola Wijen disajikan dalam

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan

Studi Kasus Pengembangan Usaha : Kolaborasi PTS, PRA dan IKM Keripik Tempe Pedan

IbM PENGRAJIN KUE BAGIAK DI KABUPATEN BANYUWANGI. Herlina dan Triana Lindriati

PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA DESA DONOHUDAN MELALUI PRODUKSI ANEKA PANGANAN HASIL INDUSTRI TAHU SUMBER REJEKI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. malam). Contohnya kue kaktus.jadi, makanan ringan adalah aneka makanan atau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses pencampuran adonan diawali dengan gula 200gr dan 3 biji telur

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK JAMUR TIRAM

I. PENDAHULUAN. maupun ekspor. Hal ini karena propinsi Lampung memiliki potensi lahan

IbM PENGUSAHA ABON PINDANG TONGKOL DESA KADEMANGAN KABUPATEN BONDOWOSO

Tabel 1.1 Daftar Impor Bahan Pangan Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. misalnya sebagai lauk pauk, hal ini karena rasanya yang enak dan memiliki nilai. pangan juga tidak jauh berbeda (Hadiwiyoto, 1993).

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup saja, tetapi seberapa besar kandungan gizi

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK TEMPE

PENGUATAN USAHA PENGASAPAN IKAN SIDO MAKMUR KETAPANG KABUPATEN KENDAL. Jalan Menoreh Tengah X no 22 Semarang

MODUL 7 STICK IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu stick ikan yang dihasilkan berwarna kekuningan dan memiliki tekstur yang renyah.

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IPTEKS BAGI MASYARAKAT ( IbM ) HOME INDUSTRI NATA DE COCO ( SARI KELAPA) Setia Iriyanto. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang

MATA KULIAH PELUANG BISNIS PEMBUATAN KRIPIK TEMPE

MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PENGRAJIN KRUPUK JADAH MELALUI PENGRAJANG MEKANIK ABSTRAK

PENERAPAN PENGGUNAN MIXER PADA INDUSTRI DONAT DI BAWEN KABUPATEN SEMARANG

PENGEMBANGAN USAHA MIKRO INDUSTRI KREATIF KERUPUK PULI

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS USAHA ROTI KERING PINISI

PROPOSAL BISNIS USAHA KUE BROWNIES COKLAT

RINGKASAN Upaya Diversifikasi Konsumsi Pangan Berbasis Bahan Pangan Lokal Di Desa Salam, Patuk, Gunung Kidul

I. PENDAHULUAN ton (US$ 3,6 juta) (Jefriando, 2014). Salah satu alternatif pemecahan

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PADA PEMBUATAN KARAK NON-BORAKS DI DESA TAWANG SARI, BOYOLALI. Oleh : Asri Laksmi Riani 1), Machmuroch 2)

: Laila Wahyu R NIM :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong

MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS MANISAN CARICA MELALUI PASTEURISASI OTOMATIS PADA UKM SUNRISE SIKUNIR KABUPATEN WONOSOBO

PEMBUATAN MIE SUKUN (KAJIAN SUBTITUSI SUKUN KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR) SKRIPSI. Oleh : INDARTY WIJIANTI

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BIKA SINGKONG Mata Kuliah : Lingkungan Bisnis Kelompok G

BAB III METODE PELAKSANAAN. Menengah (UKM teratai) Kelurahan Padebuolo, Kec. Kota Timur Kota

PENGUATAN USAHA PRODUKSI KEMBANG GOYANG DI NGAMPIN AMBARAWA

Written by Administrator Sunday, 06 September :45 - Last Updated Sunday, 06 September :56

PENGANEKARAGAMAN PRODUK GULA KELAPA MENJADI GULA SEMUT DENGAN PENGEMASAN SEBAGAI PRODUK PARIWISATA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN PENGRAJIN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan yaitu, wajan, kompor, pisau, pengaduk, gilingan daging dan siler.

TUGAS KULIAH LINGKUNGAN BISNIS

PELUANG BISNIS MAKANAN TENTANG KRIPIK TEMPE

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

PENINGKATAN EFISIENSI PROSES PRODUKSI OLAHAN BERBASIS LABU KUNING

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

PEMANFAATAN AMPAS TAHU UNTUK OLAHAN PANGAN DARI LIMBAH PENGOLAHAN INDUSTRI TAHU DI KELURAHAN TUNGGULWULUNG KOTA MALANG

TEKNOLOGI PENGAWETAN BAWANG MERAH

Pengolahan hasil pertanian dalam pelatihan ini dimaksudkan untuk mengubah bentuk bahan baku menjadi bahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IbM KELOMPOK USAHA KRIPIK JAMUR TIRAM DI DESA PLOSO KECAMATAN SELOPURO KABUPATEN BLITAR

PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN USAHA GRUBI UBI UNGU TAWANG MANGU. Oleh :

I PENDAHULUAN. Karakteristik tepung yang digunakan akan menentukan karakteristik cookies yang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pengganti nasi. Mi termasuk produk pangan populer karena siap saji dan

UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI MAKANAN RINGAN LADU DENGAN MENGGUNAKAN INOVASI TEKNOLOGI DI DESA BANJAREJO DUSUN LAJU KECAMATAN NGANTANG

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. oleh konsumen rumah tangga dan industri makanan di Indonesia. Tepung

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS INDUSTRI JENANG DAN KRASIKAN MELALUI PENERAPAN MESIN PENGADUK OTOMATIS TERMODIFIKASI DI KARANGLUH KECAMATAN SALAM MAGELANG

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

PENINGKATAN NILAI TAMBAH JAGUNG SEBAGAI PANGAN LOKAL Oleh : Endah Puspitojati

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, usaha kecil dan menengah semakin

PENGABDIAN MASYARAKAT PADA UMKM BAKSO SAPI

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

INOVASI FORMULASI ADONAN PEMBUATAN KERUPUK IKAN DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG UBI JALAR

INDUSTRI KERIPIK SINGKONG

BAB I PENDAHULUAN. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi

BAB VII MESIN DAN PERALATAN

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM. KERUPUK RUMPUT LAUT SERASI (Sehat dan Bernutrisi) BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN

Bab 5 Aspek Teknis. Bagaimana bentuk tempe yang anda suka? Apa warna tempe yang anda suka? Jenis bahan tempe apa yang anda sukai?

IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK USAHA MAKANAN KECIL. Setia Iriyanto. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang

IBM KELOMPOK USAHA PEMBUATAN WINGKO BABAT DI KOTA SEMARANG

BAB X PENGAWASAN MUTU

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UKM yang didirikan oleh Bapak H. Tarwa Hadi. Usaha ini bermula saat dia

I. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai

PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dimakan sehari-hari untuk memenuhi

PENINGKATAN EFISIENSI KERJA PROSES PEMBUATAN JAJAN PASAR BASAH PADA UMKM MAKANAN TRADISIONAL DI PADANGSARI, SEMARANG

LAMPIRAN. Daftar Pertanyaan Pengusaha. Nama : Umur : Jenis Kelamin : Pendidikan : Berkaitan dengan sifat produk

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di subsektor perikanan mempunyai peranan yang penting bagi kelangsungan pembangunan secara keseluruhan,

Prestasi, Volume 1, Nomor 2, Juni 2012 ISSN PEMBUATAN BISKUIT BIJI TERATAI UNTUK MENINGKATKAN PEMANFATAAN TEPUNG BIJI TERATAI

Usaha Untung Besar, Dari Cookies Aneka Rasa

BAB II GAMBARAN UMUM JAPANESE ROLL CAKE

PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA DI KALIWIRU MELALUI USAHA BOGA BERBASIS MASAKAN MINANG

I PENDAHULUAN. Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan

Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian maupun perikanan. mempunyai peranan yang sangat besar dalam meningkatka pertumbuhan ekonomi

INTRODUKSI TEHNOLOGI PENGOVENAN DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI PRODUKSI PADA USAHA PEMBUATAN BAKPIA

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat banyak mengonsumsi mi sebagai makanan alternatif

Setia Wardani 1), Ratna Purnama Sari 2), Wibawa 3) 1), 2), 3)

PENGOLAHAN HASIL JAGUNG (MEMBUAT SUSU JAGUNG DAN MIE JAGUNG) Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si.

I. PENDAHULUAN. jagung mengandung pati 54,1-71,7%, sedangkan kandungan gulanya 2,6-12,0%.

Transkripsi:

SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VI Pemantapan Riset Kimia dan Asesmen Dalam Pembelajaran Berbasis Pendekatan Saintifik Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 21 Juni 2014 MAKALAH PENDAMPING KIMIA ANORGANIK DAN KIMIA FISIKA TINGKAT HOMOGENITAS,KEKERINGAN PEMAKAIAN MIXER DAN CENTRIFUGE PADA INDUSTRI MAKANAN RINGAN Edy Supriyo 1,*,Isti Pudjihastuti 1,Siswo Sumardiono 2 1 PSD III Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia 2 Jurusan Teknik Kimia,Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia * tel/fax:(024) 7471379, email: edyspy2000@yahoo.co.id ABSTRAK Proses pembuatan roti kering terdiri dari tahap persiapan, pecampuran/ pengadukan (mixing),pencetakan, pemanggangan atau penggorengan, dan pengemasan.tepung terigu, telur, gula, mentega, baking soda sesuai resep roti yang akan diproduksi atau dibuat dicampur dalam mixing. Setelah tercampur rata adonan di cetak sesuai produk yang akan dihasilkan kemudian di oven atau untuk pembuatan roti kecipir dan chistik setelah di cetak sesuai bentuknya di goreng kemudian ditiriskan.kualitas dari roti kecipir yang dihasilkan saat ini masih terasa ada minyak goreng yang terikut begitu juga dengan chistik, dan pada saat hari raya atau hari besar karena banyak wisatawan yang datang ke Semarang maka kebutuhan akan produk roti kering sebagai oleh oleh meningkat. Melihat permasalahan tersebut, diperlukan alat peniris minyak dan mixer yang cukup memadai sehingga dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi kerja, peningkatan hasil dan perbaikan mutu hasil. Dalam kegiatan ini akan dilakukan penerapan teknologi tepat guna mesin peniris minyak ( centrifuge) dan mixer dengan memperhatikan aspek teknis, ekonomis dan kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat.mesin peniris minyak dan mixer yang diadopsikan ini merupakan mesin peniris minyak dan mixer berenergikan tenaga listrik.metode pelaksanaannya melalui survay dan identifikasi lokasi UKM, pendampingan dan sosialisasi penggunaan, monitoring dan evaluasi. Kata Kunci: centrifuge,chistik, mixing, roti kering SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VI 461

PENDAHULUAN Pemerintah Kodya Semarang saat ini berupaya menggali potensi daerah yang dapat menunjang pendapatan daerah dengan menggerakan sektor perindustrian terutama bidang industri pengolahan pangan. Hal ini terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang No. 22 Tahun 2000, tentang Otonomi Daerah. Sentra pengolahan pangan yang telah lama menjadi produk unggulan Kota Semarang dan tersebar hampir di tiap Kecamatan antara lain: lumpia, bandeng presto, dan wingko babat. Kota Semarang telah dikenal sebagai kota lumpia, dan kota industri atau dagang. Kota Semarang terletak disebelah utara pulau Jawa yang merupakan daerah pesisir pantai utara (pantura) Jawa. Kota ini banyak disinggahi oleh kapal turis manca negara sehingga memerlukan penanganan secara serius untuk menaikkan pendapatan daerah, khususnya dari wisatawan manca negara maupun wisatawan lokal. Tambahan pendapatan daerah ini bisa diperoleh diantaranya dari penjualan makanan ringan seperti: wingko babat, lumpia, dan roti kering yang telah tersedia di toko khususnya oleh-oleh khas Semarang. Untuk menambah penghasilan keluarga, ibu-ibu rumah tangga khususnya di Kota Semarang telah berupaya berwirausaha berbagai makanan ringan, seperti kuping gajah, chistik, kue kecipir, dan pastel kering. Ibu Lilis dan ibu Yuli merupakan seorang ibu rumah tangga yang cukup gigih dalam mencoba berwirausaha. Pengrajin makanan ringan ini khususnya produksi kue (roti) kering seperti chistik, kuping gajah, kue kecipir, pastel kering dan lain lain yang telah banyak dikenal orang. Namun demikian, mengingat peralatan yang digunakan untuk produksi roti kering masih sangat konvensional, sehingga kualitas maupun kuantitas roti relatif masih rendah. Oleh karenanya, diperlukan sentuhan teknologi untuk proses produksi berupa: peralatan pemeras minyak, khususnya untuk meniriskan minyak sisa penggorengan seperti pada pangsit goreng yang banyak menyerap minyak goreng. Berdasarkan analisa situasi, usaha pembuatan roti kering di Semarang sangatlah tepat karena bahan baku berupa tepung ketan, gandum, dan bahan lainnya mudah didapat [2]. Semarang merupakan kota industri (dagang), sehingga tiap pasar di Semarang menyediakan bahan baku SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VI 462

yang dibutuhkan untuk pengrajin roti kering. Disamping itu Semarang merupakan pertengahan di antara kotakota Proponsi Jawa Timur dan Jawa Barat sehingga pemasaran sangat prospektif. Meskipun para pekerja telah dibekali ketrampilan dalam pembuatan roti kering, namun demikian upaya untuk meningkatkan proses produksi dan mutu roti kering tetap diperhatikan. Hal ini terkait dengan peningkatan produktivitas sehingga produksinya dapat masuk ke supermarket, swalayan, dan rumah makan. Dengan demikian, dapat meningkatkan kesejahteraan pekerja yang akan membawa ketingkat kemakmuran. Peningkatan permintaan pasar akan roti kering sebagai komoditas produk makanan ringan, menunjukkan adanya peluang pasar yang cukup menjanjikan. Hal ini juga dapat diketahui dari besarnya jumlah permintaan yang menunjukkan adanya kecenderungan meningkat sebesar 25% tiap tahun. Dampak positif ini akan mendorong dan memotivasi peningkatan produktivitas, sehingga mampu mengubah pola usahanya dari usaha sampingan menjadi usaha pokok. Usaha kecil dan menengah Special Roti Kering milik ibu Lilis yang terdapat di kota lumpia tepatnya di jalan Abimanyu I/12 Semarang telah memproduksi berbagai macam roti kering. Awal mulai usaha pada tahun 1998 dengan produksi 2 macam roti kering sebanyak 10 kg/hari, dan saat ini produksinya meningkat menjadi 50 kg/hari. Berkembangnya usaha ibu Lilis ini, juga telah dibarengi upaya deversifikasi produksi kurang lebih 10 macam jenis roti kering, seperti kuping gajah, keciput, chistik, pangsit goreng, pastel kering, kue sagu dan sebagainya. Roti kering yang diproduksi oleh Ibu Lilis sebenarnya memiliki kontrol kualitas yang cukup baik yaitu dengan bahan baku dipilih dari beras ketan maupun gandum yang berkualitas[2]. Namun penghasilan yang diperoleh masih kurang, hal ini dikarenakan roti kering yang dihasilkan memiliki kenampakan kurang bagus, disamping kurang renyah akibat masih banyak mengandung minyak hasil penggorengan. Akibatnya harga jual juga relatif rendah disamping waktu simpan terlalu pendek. Adapun penyebab utamanya adalah teknologi yang digunakan masih bersifat konvensional dengan alat SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VI 463

untuk mengurangi minyak digunakan kertas koran bekas. Oleh karenanya, dari segi kesehatan kurang memenuhi syarat dan daya simpan juga kurang lama atau cepat tengik karena kandungan minyak dalam roti kering masih cukup tinggi. Disamping itu, sisa minyak yang masih banyak dalam roti kering menyebabkan roti kecipir kurang terasa renyah. Untuk itu, perlu menerapkembangkan alat centrifugasi yang merupakan bejana berputar dengan kecepatan cukup tinggi dan dilengkapi kontrol putaran sekitar 350 rpm, sehingga kandungan minyak dalam roti kering bisa seminim mungkin [3]. Harapannya produktivitas akan meningkat, singga kesejahteraan karyawan lebih terjamin disamping meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Proses awal pembuatan roti kering terdiri dari tahap persiapan, pecampuran/ pengadukan (mixing),pencetakan, pemanggangan atau penggorengan, dan pengemasan [2]. Jangkauan pemasaran mencakup ke berbagai kota selain Semarang seperti Salatiga, Magelang.Pemasaran produk relatif tidak memiliki kendala, kendala justru berada pada permintaan yang belum bisa terpenuhi karena keterbatasan produksi dan performa produk dari sisi pengemasan yang membuat produk relatif berumur pendek yaitu maksimal 12 minggu. Padahal sebagai bahan makanan kering seharusnya mampu mencapai umur simpan lebih panjang. Berdasarkan hal tersebut maka kegiatan ini mengangkat 3 permasalahan utama yaitu:1) Performa produk yang memiliki umur simpan pendek akibat kadar minyak goreng yang masih cukup banyak,2) Memperbaiki sistem manajemen usaha yang selama ini dilakukan secara sederhana baik bahan, peralatan, manusia dan keuangan sehingga kesehatan usaha dapat ditingkatkan,3)perluasan jangkauan pemasaran yang belum dapat dikembangkan karena belum mampu memenuhi permintaan pasar. METODE SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VI 464

Permasalahan yang dimiliki oleh UKM ditanggulangi dengan melihat kekuatan produk yang dihasilkan: a. Daya saing produk yang akan dihasilkan. Daya saing produk cukup baik karena bahan baku mudah di dapat dan relatif cukup stabil, tenaga kerja tersedia cukup banyak bahkan ikut memberdayakan perempuan di sektor ekonomi, menekan angka pengangguran dan harga murah. b. Peluang pasar. Peluang pasar sangat potensial karena permintaan tinggi, sehingga produksi roti kering ini dapat terus dilakukan dengan penguatan usaha melalui perbaikan performa produk. Berdasarkan kekuatan produk tersebut kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan dengan pemilihan metode pemecahan masalah yang dianggap tepat dimulai dari menentukan dan memilih khalayak sasaran, model pelatihan, dan transfer teknologi produksi yang digunakan. Khalayak Sasaran Khalayak sasaran yang menjadi peserta kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah produsen roti kering, serta memiliki motivasi untuk maju dan mau mengembangkan usaha roti kering sebagai ciri khas oleh oleh Semarang, sehingga sekaligus meningkatkan citra Kodya Semarang. Bahan dan alat yang digunakan Bahan dan alat untuk kegiatan relatif sederhana mengikuti proses produksi roti kering yang sudah berjalan.bahan dan alat secara umum terdiri dari bahan untuk pembuatan roti kering seperti terigu, telur, gula, garam, mentega dan minyak goreng. Peralatan yang dipergunakan juga yang sudah ada ditambah centrifuge yang kita hibahkan untuk meniriskan minyak. Gambar 1. Centrifuge ( alat peniris minyak) SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VI 465

Gambar 2. Mixer HASIL DAN PEMBAHASAN Alih pengetahuan tentang cara produksi pangan yang baik (CPPB) [1]diberikan dengan pendampingan oleh tim pengabdian. Alih pengetahuan juga diikuti penghitungan kandungan gizi oleeh tim pengabdian. Kepada khalayak sasaran ditekankan bahwa pencantuman kandungan gizi, komposisi bahan, waktu kedaluarsa dan no P-IRT dalam kemasan merupakan hal penting dalam produksi pangan [1] agar konsumen tau betul produk yang dibelinya serta menjadikan roti kering dari Semarang lebih unggul dibanding roti kering dari kota lain.nilai gizi hasil analisa roti kering yang dihasilkan produsen adalah: Kadar air o,25%, Kadar abu 2,5 %, lemak 7,0%, protein, 1,5% dan karbohidrat 3,5 %. Hasil peningkatan teknologi produksi roti kering dimulai dengan diskusi bersama khalayak sasaran.berdasarkan hasil diskusi diketahui bahwa umur simpan produk ternyata cukup singkat yaitu sekitar 12 minggu. Padahal roti kering khususnya pangsit goreng adalah produk kering yang diselesaikan dengan teknik digoreng. Umur simpan produk dapat menjadi pendek karena kandungan minyak sangat tinggi, sehingga kerusakan yang muncul adalah ketengikan [2]. Produk dapat dibuat menjadi lebih awet dengan mengurangi atau meminimalkan kandungan minyak sehingga ketengikan dapat diperlambat. Kondisi ini dapat menjadi problema dalam pemasaran karena perputaran produk dipasaran terkadang lama, sedangkan dengan sistem penjualan adalah konsinyasi.akibatnya jika produk terlalu lama berada dipasaran maka produsen yang akan merugi. Alat centrifuge dibuat dengan kecepatan putar yang lambat agar hasil roti kering tidak hancur waktu diputar [4]. Spesifikasi alat centrifuge yang dibuat adalah berbahan stainless steel, kapasitas 8 kg dengan ukuran tinggi 75 cm dan lebar 50 cm, penggerak ¼ PK, 220V dan rpm 350 [3]. Uji coba alat ini menunjukkan hasil yang bagus sehingga dapat digunakan dengan SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VI 466

baik.penggunaan alat agar maksimal adalah memasukkan langsung produk setelah diangkat dari penggorengan sehingga produk belum mengeras. Tujuannya agar minyak dapat keluar maksimal. UKM Chistik Kheisa milik ibu Yuliastuti berlokasi di Griya Prasetya selatan I/87 Semarang. Ibu Yuliastuti memiliki motivasi yang sangat tinggi guna meningkatkan usahanya. Terbukti ibu Yuliastuti ini gemar mengikuti bimbingan dari instansi terkait dan mengikuti beberapa event dalam pameran ditingkat Kecamatan, Kotamadya maupun Propinsi, sehingga usaha tersebut dapat dijadikan sumber kehidupan bagi keluarga. Adapun omzet tiap bulan bisa mencapai 12 juta dan mampu mempekerjakan 10 orang karyawan. Makanan ringanmerk Kheisa banyak digemari oleh masyarakat, karena rasanya gurih, renyah dan enak serta dapat bersaing dipasar untuk berbagai macam jenis makanan ringan. Awal mulai usaha tahun 2005 denngan produksi satu macam roti kering yaitu chistik sebanyak 10 kg/ hari, dan saat ini produksinya telaah meningkat hampir 59 kg/ hari. Berkembangnya usaha chistik telah mendorong ibu Yuliastuti untuk melakukan inivasi melalui deversifikasi produk berbagai macam roti basah jika ada pesanan. Investasi yang ada berupa peralatan dan bangunan seperti bejana penggorengan 1 buah, tungku 1 buah, mixer 1 buah, oven 2 buah, sablon manual 1 buah dan almari kaca 1 buah Tabel1. Produk makanan ringan produksi Kheisa sebelum dan sesudah menggunakan Mixer Komponen Hsl Sebelum Hsl sesudah Jenis Chistik Chistik Merk Kheisa Kheisa SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VI 467

Homogenitas 73,5% 91,2% Kadar air 3,56% 0,36% Sifat Rapuh Rapuh Waktu adonan 1 jam 1 jam Berat 200 gr 200 gr Rasa Gurih Gurih Bentuk Stik Stik Exp 45 hari 62 hari Usaha kecil dan menengah Special roti kering milik ibu Lilis yang terdapat di kota Semarang tepatnya dijalan abimanyu I/12 telah memproduksi berbagai macam roti kering. Awal mulai usaha dengan produksi kurang dari 10 kg/hari. Berkembangnya usaha ibu Lilis ini juga telah dibarengi upaya deversifikasi produksi, kurang lebih sekarang ada 10 macam jenis makanan ringan dengan spesifikasi tersaji pada Tabel 2. Investasi yang ada berupa peralatan dan bangunan adalah: bejana penggorengan 2 buah, tungku 2 buah, oven 1 buah, sablon manual 1 buah dan rak 2 buah. Untuk pemasaran sampai saat ini belum menemui kendala yang cukup berarti, karena para pembeli datang langsung ke produsen dan tidak ada distributor maupun agen. Namun demikian, penyerapan tenaga kerja relatif masih rendah dengan karyawan 5 orang ditambah pemilik sehingga 7 orang SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VI 468

Tabel 2. Produk makanan ringan produksi Ibu Lilis sebelum dan sesudah menggunakan Centrifuge Komponen Hsl Sebelum Hsl sesudah Jenis Kue kecipir Kue kecipir Merk Ibu Lilis Ibu Lilis Homogenitas 80,2% 80,2% Kadar air 0,6% 0,3% Kadar minyak 9,7 % 0,15% Sifat Rapuh Rapuh Waktu adonan 1 jam 1 jam Berat 200 gr 200 gr Rasa Gurih Gurih Bentuk Kecipir Kecipir Exp 61 hari 90 hari KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat ditarik dari kegiatan ini adalah: 1. Produsen roti kering telah memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang cara produksi pangan yang baik (CPPB) terutama pentingnya pelabelan yang dapat meningkatkan kepercayaan konsumen. 2. Produsen roti kering telah menggunakan centrifuge untuk memperbaiki performa produk sehingga umur simpan produk menjadi lebih panjang. SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VI 469

3. Produsen telah menata manajemen dengan baik dan telah menggunakan buku serta menjadi lebih paham pentingnya pengelolaan usaha untuk kelangsungan hidup usaha. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih disampaikan kepada DP2M yang telah membiayai pengabdian ini. DAFTAR RUJUKAN [1] Anonim, 2004, Standard Nasional, Jakarta, Departemen Perindustrian [2] Astawan,M, 1988, Teknologi Pengolahan Pangan Nabati tepat Guna, Jakarta, penerbit Akedemi Preesindo. [3] Mc Cabe, 1960,Unit Operation, 3 th Ed, New York, Mc Millan Pulb. [4] Surdiatata, Shinroku Saito, 1985, Pengetahuan Bahan Teknik, Jakarta, Pradnya Paramita SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VI 470