Biodiversitas Hewan Permukaan Tanah Pada Berbagai Tegakan Hutan di Sekitar Goa Jepang, BKPH Nglerak, Lawu Utara, Kabupaten Karanganyar

dokumen-dokumen yang mirip
Keanekaragaman Makrofauna Tanah pada Berbagai Umur Tegakan Sengon di RPH Jatirejo, Kabupaten Kediri

KEANEKARAGAMAN ARTHROPODA PERMUKAAN TANAH PADA BERBAGAI PENGGUNAAN LAHAN DI LERENG GUNUNG LAWU KALISORO, TAWANGMANGU. Skripsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bioindikator adalah kelompok atau komunitas organisme yang saling. keberadaan atau perilakunya sangat berhubungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kumpulan tanaman pinus. Pinus yang memiliki klasifikasi berupa : Species : Pinus merkusii (van Steenis, et al., 1972).

BAB I PENDAHULUAN. sebesar jenis flora dan fauna (Rahmawaty, 2004). Keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara disebut Mega Biodiversity setelah

Hubungan Keragaman Mesofauna Tanah dan Vegetasi Bawah pada Berbagai Jenis Tegakan di Hutan Jobolarangan

Keanekaragaman Arthropoda Tanah di Perkebunan Teh PTPN XII Bantaran Blitar. Mariatul Qiptiyah ( )

BAB I PENDAHULUAN. Anggapan ini terbentuk berdasarkan observasi para ahli akan keanekaragamannya

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian adalah indeks keanekaragaman (H ) dari Shannon, indeks

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan medium atau substrat tempat hidup bagi komunitas

ABSTRAK DIVERSITAS SERANGGA HUTAN TANAH GAMBUT DI PALANGKARAYA KALIMANTAN TENGAH

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Sumani*, Zaidatun Nusroh**, Supriyadi* Soil Department Agriculture Faculty- Sebelas Maret University

Pengaruh Keanekaragaman Mesofauna dan Makrofauna Tanah terhadap Dekomposisi Bahan Organik Tanaman di Bawah Tegakan Sengon (Paraserianthes falcataria)

I. MATERI DAN METODE PENELITIAN Letak Giografis Lokasi Penelitian Pekanbaru terletak pada titik koordinat 101 o o 34 BT dan 0 o 25-

I. PENDAHULUAN. Perkebunan memiliki peran yang penting dalam pembangunan nasional,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif, yang. sensus atau dengan menggunakan sampel (Nazir,1999).

BAB I PENDAHULUAN. hayati memiliki potensi menjadi sumber pangan, papan, sandang, obat-obatan

HASIL DAN PEMBAHASAN

IDENTIFIKASI FAMILI SERANGGA DAN DOMINANSINYA PADA TANAMAN TEBU TOLERAN KEKERINGAN DI PG DJATIROTO

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. lainnnya yang tersebar luas dari Sabang sampai Merauke. Menurut Ummi (2007)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ruang terbuka adalah ruang-ruang dalam kota, berupa kawasan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 2.1. Peta Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan dunia dan akhirat sebagai wahyu ilahi, di dalam Alqur an banyak berisi

BAB 1 PENDAHULUAN. hayati terkaya (mega biodiveristy). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004),

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasll penelitian disajikan dengan memaparkan hasil pengukuran faktor

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian diskriptif kuantitatif. Pengambilan

BAB III METODE PENELITIAN

BioSMART ISSN: X Volume 7, Nomor 2 Oktober 2005 Halaman:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pupuk dibedakan menjadi 2 macam yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik

IDENTIFIKASI SERANGGA YANG TERPERANGKAP PADA KANTONGSEMAR(Nepenthes spp.) Di KAWASAN KAMPUS UIN SUSKA RIAU

KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR (Nepenthes spp) KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG AMBAWANG DESA KAMPUNG BARU KECAMATAN KUBU KABUPATEN KUBU RAYA

I. PENDAHULUAN. hutan dapat dipandang sebagai suatu sistem ekologi atau ekosistem yang sangat. berguna bagi manusia (Soerianegara dan Indrawan. 2005).

BAB I PENDAHULUAN. dunia, termasuk juga keanekaragaman Arthropodanya. 1. Arachnida, Insecta, Crustacea, Diplopoda, Chilopoda dan Onychophora.

BAB I PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna yang sangat tinggi (Mega Biodiversity). Hal ini disebabkan

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksplorasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan terhadap arthropoda

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia salah satu negara disebut Mega Biodiversity setelah Brazil dan

DIVERSITAS MAKROFAUNA TANAH PADA HUTAN PRODUKSI (Pinus Merkusii Dengan Dan Tanpa Tanaman Wortel)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Arthropoda merupakan filum terbesar dalam dunia Animalia yang mencakup serangga, laba-laba, udang,

KEANEKARAGAMAN MAKROFAUNA TANAH PADA BERBAGAI KETINGGIAN TEMPAT DI GUNUNG LAWU. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan metode observasi. odorata dilakukan pada 3 lokasi yang berbeda berdasarkan bentuk lahan,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengambilan

disinyalir disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian, perkebunan, maupun hutan tanaman dan hutan tanaman

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif - eksploratif, yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif.

IDENTIFIKASI MAKROFAUNA TANAH DI ZONA PASIF TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR KLOTOK KOTA KEDIRI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung ke lokasi, yaitu

I. PENDAHULUAN. Hutan merupakan salah satu ekosistem yang jumlahnya cukup luas di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sebaran jenis serangga yang unik. Selain jenis-jenis yang sebarannya

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS BIODIVERSITAS SERANGGA DI HUTAN KOTA MALABAR SEBAGAI URBAN ECOSYSTEM SERVICES KOTA MALANG PADA MUSIM PANCAROBA

BAB III METODE PENELITIAN. Telaga Bromo terletak di perbatasan antara desa Kepek kecamatan

PRAKATA. Purwokerto, Februari Penulis. iii

BAB III METODOLOGI PENELITAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. terkaya (mega biodiversity). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004), keanekaragaman

I. PENDAHULUAN. Deforestasi hutan tropis dan konversi hutan menjadi sistem penggunaan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. kelembaban. Perbedaan ph, kelembaban, ukuran pori-pori, dan jenis makanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup dari bidang pertanian (Warnadi & Nugraheni, 2012). Sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN. yang melimpah (Marlinda, 2008). Sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilaksanakan adalah penelitian survei yaitu menelusuri wilayah (gugus

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik tinggi baik untuk koleksi maupun objek penelitian adalah serangga

KEANEKARAGAMAN MAKROFAUNA TANAH PADA BERBAGAI JENIS TEGAKAN DI ALAS KETHU, KABUPATEN WONOGIRI, JAWA TENGAH. Naskah Publikasi.

KEANEKARAGAMAN JENIS SERANGGA AIR DI SUNGAI SAMIN KABUPATEN KARANGANYAR DAN SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH. Skripsi

KEANEKARAGAMAN MAKROFAUNA TANAH PADA LAHAN TANAMAN PADI DENGAN SISTEM ROTASI DAN MONOKULTUR DI DESA BANYUDONO BOYOLALI. Skripsi

KEANEKARGAMAN KUPU-KUPU DIURNAL (SUB ORDO: RHOPALOCERA) DI KOMPLEK GUNUNG BROMO KPH SURAKARTA KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2013

Gambar 1 Diagram alir kegiatan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bumi, namun demikian keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya sangat

BAB III METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kegiatan yang mengancam eksistensi kawasan konservasi (khususnya

III. METODA PENELITIAN. Kabupaten Indragiri Hilir terletak pada posisi 102*52,28-103*18,9' BT dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. 84 Pada

KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR (Nepenthes SPP) DALAM KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG SEMAHUNG DESA SAHAM KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

KEANEKARAGAMAN JENIS BAMBU (Bambusodae) DALAM KAWASAN HUTAN AIR TERJUN RIAM ODONG DUSUN ENGKOLAI KECAMATAN JANGKANG KABUPATEN SANGGAU

Keanekaragaman Makrofauna Tanah pada Berbagai Tipe Tegakan di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi, Jawa Barat

Keanekaragaman Jenis dan Pola Distribusi Nepenthes spp di Gunung Semahung Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak

Keanekaragaman Makroarthropoda Tanah di Lahan Persawahan Padi Organik dan Anorganik, Desa Bakalrejo Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang

KEANEKARAGAMAN MAKROFAUNA TANAH PADA LUBANG RESAPAN BIOPORI YANG DIISI MEDIA LIMBAH KULIT BUAH KAKAO (Theobroma cacao L.)

BAB I PENDAHULUAN. flora dan fauna yang sangat tinggi (mega biodiversity). Hal ini disebabkan karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KOMPOSISI ARTHROPODA PERMUKAAN TANAH DI KAWASAN PENAMBANGAN BATUBARA DI KECAMATAN TALAWI SAWAHLUNTO

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat pengambilan sampel dilakukan pada vegetasi riparian sungai

Keanekaragaman Fauna Tanah dan Peranannya terhadap Laju Dekomposisi Serasah Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq)

KOMPOSISI TEGAKAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMANENAN KAYU DI HUTAN ALAM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif, yang merupakan suatu

Keanekaragaman Fauna Tanah dan Perannya Terhadap Laju Dekompodisi Serasah Karet (Hevea brasiliensis) di Kebun Percobaan Cibodas Ciampea Bogor

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai ecosystem engineer (Keller & Gordon, 2009) atau juga soil

1. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian. peroleh dari lahan pertanian organik dan lahan pertanian intensif di Desa

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

II. PERMASALAHAN USAHA TANI DI KAWASAN MEGABIODIVERSITAS TROPIKA BASAH

Transkripsi:

B I O D I V E R S I T A S ISSN: -33X Volume 3, Nomor Januari Halaman: 9- Biodiversitas Hewan Permukaan Tanah Pada Berbagai Tegakan Hutan di Sekitar Goa Jepang, BKPH Nglerak, Lawu Utara, Kabupaten Karanganyar Biodiversity of animals that are living on the surface of soil under the forest stands surrounding Japan Cave of BKPH Nglerak, North Lawu, Karanganyar SUGIYARTO,, DHINI WIJAYA, SUCI YULIATI RAHAYU Jurusan Biologi FMIPA UNS Surakarta 57 Program Doktor Pascasarjana UNIBRAW Malang Diterima: Desember. Disetujui: 3 Januari ABSTRACT The study of animal biodiversity that lived on the surface of soil under the stands forest surround Japan Cave BKPH Nglerak, North Lawu, Karanganyar has bee done. Observations were conducted in stations of different stands of forest. Animals were caught by pit fall trap method. In each catching was found about animals consisting of families with Simpson s diversity index of.5. The result of identification indicates that those animals belong to classes: Insects (9 orders), Arachnids ( orders), Diplopods ( orders), and Crustacean ( order). The most diverse animals was found in the habitat of pine stands while the lowest one found in the habitat of cultivated plants. Key words: biodiversity, surface soil animals, Japan Cave, Lawu. Jurusan Biologi FMIPA UNS Surakarta PENDAHULUAN Keanekaragaman hayati tanah memegang peranan penting dalam memelihara keutuhan dan fungsi suatu ekosistem. Ada tiga alasan utama untuk melindungi keanekaragaman hayati tanah, yaitu: (a) secara ekologi; dekomposisi dan pembentukan tanah merupakan proses kunci di alam yang dilakukan oleh organisme tanah dan berperan sebagai pelayan ekologi bagi eksistensi suatu ekosistem, (b) secara aplikatif; berbagai jenis organisme tanah telah dimanfaatkan dalam berbagai bidang misalnya pertanian, kedokteran dan sebagainya, dan (c) secara etika; semua bentuk kehidupan, termasuk biota tanah memiliki nilai keunikan yang tidak dapat digantikan (Hagvar, 998). Organisme tanah dapat dikelompokkan berdasarkan pendekatan taksonomi dan fungsionalnya. Brussard (998) membedakan tiga kelompok fungsional organisme tanah, yaitu: biota akar, dekomposer dan ecosystem engineer. Wallwork (97) mengelompokkan fauna tanah berdasarkan: ukuran tubuh (makrofauna, mesofauna dan mikrofauna), status keberadaannya di tanah (sementara/ transien, temporer, periodik dan permanen), preferensi habitat (hidrofil, xerofil) dan aktivitas makannya (karnivora, saprofagus, fungifagus dan sebagainya). Sedangkan Sugiyarto () membedakan makrofauna tanah berdasarkan tempat aktivitasnya yang dominan, yaitu makrofauna tanah yang aktif di permukaan tanah dan di dalam tanah. Struktur dan komposisi organisme tanah, terutama makroinvertebrata, sangat tergantung pada kondisi lingkungannya. Decaens et al. (998) melaporkan bahwa terdapat dua faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap komunitas makroinvertebrata tanah, yaitu: (a) struktur vegetasi yang menentukan keragaman mikrohabitat dan kondisi/tingkah laku makroinvertebrata dan (b) produksi dan

SUGIYARTO dkk. Hewan Permukaan Tanah Hutan Lawu 97 kualitas seresah yang tergantung pada karakter vegetasinya serta populasi organisme herbivora. BAHAN DAN METODE Waktu dan lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Nopember (musim penghujan). Pengamatan dilakukan pada berbagai macam habitat/tegakan hutan di sekitar Goa Jepang. Kawasan di sekitar Goa Jepang ini merupakan bagian ekosistem Gunung Lawu yang terletak di bagian utara dengan kondisi topografi yang cenderung miring. Lokasi penelitian dibagi menjadi stasiun pengamatan, yaitu: hutan campuran tanaman budidaya (stasiun I), hutan tanaman pinus (stasiun II), hutan alam jauh dari sungai (stasiun III), hutan bambu (stasiun IV), hutan alam dekat sungai (stasiun V) dan hutan alam di sebelah atas sungai (stasiun VI). Identifikasi dan kuantifikasi hewan yang ditemukan dilakukan di Laboratorium Biologi, FMIPA UNS Surakarta. Alat dan bahan Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi seperangkat perangkap Barber (botol koleksi, tiang penyangga dan seng penutup), mikroskop stereo, cawan petri dan pipet tetes. Bahan-bahan yang digunakan antara lain: formalin %, sabun dan akuades. Cara kerja Ditentukan 3 titik sampling secara acak pada masing-masing stasiun pengamatan. Perangkap Barber dipasang dengan cara menggali tanah sedalam dan seluas ukuran botol koleksi (botol/gelas air mineral). Setelah dipasang ke dalam lubang tanah, ke dalam botol koleksi dituangkan formalin % yang dicampur dengan sedikit larutan sabun hingga /3 tinggi botol koleksi. Di atas botol koleksi kemudian dipasang seng penutup sekitar cm di atas permukaan tanah untuk menghindari masuknya air hujan. Pemasangan alat perangkap Barber dilakukan pada sore hari dan diambil pada pagi hari untuk hewan nokturnal, sedangkan untuk hewan diurnal pemasangan dilakukan pada pagi hari dan diambil pada sore hari. Hasil koleksi hewan permukaan tanah diidentifikasi dan dikuantifikasi di laboratorium dengan bantuan mikroskop stereo. Analisis data Dari hasil identifikasi dan kuantifikasi hewan permukaan tanah dilakukan penghitungan nilai indeks diversitas dan indeks similaritas. Indeks diversitas dihitung sebagai indeks diversitas Simpson dengan rumus sebagai berikut: ID Simpson = - Σ (pi) ; pi: proporsi individu ke-i pada komunitas. Indeks similaritas dihitung berdasarkan rumus indeks similaritas Jaccard yang dimodifikasi, yaitu: j IS Jaccard = --------------; a + b-j j: jumlah kelompok hewan yang ditemukan pada kedua stasiun (a dan b). a: jumlah kelompok hewan yang ditemukan pada stasiun a. b: jumlah kelompok hewan yang ditemukan pada stasiun b. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil identifikasi dan kuantifikasi hewan permukaan tanah yang ditemukan di kawasan sekitar Goa Jepang disajikan pada Tabel. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa semua hewan permukaan tanah yang tertangkap termasuk dalam Filum Arthropoda dan terdiri dari kelas, yaitu Insecta, Arachnida, Diplopoda dan Crustacea. Wallwork (97) menjelaskan bahwa Filum Arthropoda merupakan kelompok hewan tanah yang pada umumnya menunjukkan dominansi tertinggi di antara organisme penyusun komunitas hewan tanah. Sugiyarto () juga melaporkan bahwa kelompok makrofauna tanah di habitat hutan tanaman industri sengon sebagian besar termasuk dalam Filum Arthropoda. Pada tingkat ordo hewan-hewan permukaan tanah yang ditemukan di kawasan Goa Jepang dapat dikelompokkan ke dalam ordo. Kelompok Insecta merupakan kelompok hewan permukaan tanah yang paling dominan, yaitu terdiri dari 9 ordo (Collembola, Hymenoptera, Coleoptera, Orthoptera, Plecoptera, Trichoptera, Thysanoptera, Lepidoptera dan Isoptera). Kelompok Arachnida terdiri dari dua ordo

98 BIODIVERSITAS Vol. 3, No., Januari, hal. 9- Tabel. Kelompok hewan permukaan tanah yang ditemukan di kawasan sekitar Goa Jepang, BKPH Nglerak, Lawu Utara, Kabupaten Karanganyar. No Kelas Ordo Familia Tangkapan malam (individu). Insecta Collembola Hymenoptera Coleoptera Orthoptera Plecoptera Trichoptera Thysanoptera Lepidoptera Isoptera. Arachnida Araneida Formicidae Pamphilidae Ichneumonidae Sterpsidae Cephidae Hydrophyllidae Erotylidae Scarabaeidae Chysomelidae Cleridae Carabidae Dermestidae *). Mantidae *) Satyridae Rhinotermitidae Araneidae Linyphiidae Lycosidae Salticidae Oxyopidae *) Terpenacaridae 38 3 9 Tangkapan siang (individu) 37 55 3 Acarina 3. Diplopoda Polydesmoida *) Glomerida *).. Crustacea Amphipoda *). Keterangan: *).. belum teridentifikasi. yaitu Araneida dan Acarina. Kelompok Diplopoda terdiri dari dua ordo, yaitu Polydesmoida dan Glomerida. Sedangkan kelompok Crustacea terdiri dari satu ordo yaitu Amphipoda. Dijelaskan oleh Wallwork (97) bahwa kebanyakan hewan makro-arthropoda tanah merupakan hewan-hewan penggali tanah, terutama dari kelompok serangga yang hidup di bawah seresah tumbuhan dan aktif memperbaiki struktur tanah. Dilihat dari aktivitasnya sebagian besar (3 kelompok) hewan permukaan tanah yang ditemukan diduga termasuk hewan nokturnal karena hanya ditemukan pada penangkapan malam hari. Sebaliknya 7 kelompok hewan permukaan tanah diduga termasuk hewan diurnal karena hanya ditemukan pada penangkapan siang hari. Sedangkan kelompok lainnya diduga termasuk hewan aritmis atau krepuskular karena dapat ditemukan baik pada penangkapan malam maupun siang hari. Banyaknya macam/ kelompok hewan permukaan tanah yang aktif pada malam hari (nokturnal) diduga berkaitan erat dengan karakteristik hewan tanah pada umumnya yang tidak menyukai intensitas cahaya matahari yang tinggi. Selain itu pada siang hari banyak hewan-hewan predator, misalnya burung yang aktif mencari mangsa berupa berbagai jenis hewan tanah. Hasil penelitian Sugiyarto () menjelaskan bahwa diversitas makrofauna permukaan tanah berkorelasi negatif (-,3) dengan tingkat penetrasi cahaya matahari. Hal

SUGIYARTO dkk. Hewan Permukaan Tanah Hutan Lawu 99 Tabel. Cacah individu, cacah familia dan nilai indeks diversitas Simpson hewan permukaan tanah pada stasiun pengamatan di kawasan sekitar Goa Jepang, BKPH Nglerak, Lawu Utara, Kabupaten Karanganyar. Variabel terukur 3 5 Rata-rata.Tangkapan malam: Cacah individu Cacah Familia Indeks diversitas.tangkapan siang: Cacah individu Cacah Familia Indeks diversitas Rata-rata nilai indeks diversitas Simpson 33,,5 5 8, 5 8, 5, 7 7,58 5,8 9, 3, 3,,59 7,9,3,3,59,5,,5,7 5,5,,7,8,58 ini menunjukkan bahwa hewan permukaan tanah pada umumnya menyukai tempattempat yang terlindung dari cahaya matahari atau menghindari cahaya matahari. Hasil perhitungan nilai indeks diversitas Simpson yang disajikan pada Tabel terlihat bahwa diversitas tertinggi dari hewan permukaan tanah yang tertangkap pada siang dan malam hari ditemukan pada stasiun II (hutan Pinus) dengan nilai rata-rata indeks diversitas,3, sedangkan yang terendah pada stasiun I (tanaman budidaya) dengan nilai rata-rata indeks diversitas,3. Hal ini menunjukkan bahwa diversitas hewan permukaan tanah yang tinggi ditemukan di habitat hutan yang kondisi lingkungannya sudah stabil, terutama yang memiliki lapisan penutup tanah yang relatif tebal. Hutan Pinus merupakan hutan evergreen yang menghasilkan seresah daun dalam jumlah banyak sepanjang tahun. Selain itu seresahnya sulit terdekomposisi sehingga akan berfungsi sebagai lapisan penutup tanah di lantai hutan. Lapisan penutup tanah ini bisa berfungsi sebagai sumber energi baik bagi komunitas hewan maupun komunitas tumbuhan bawah. Bagi komunitas hewan tanah lapisan penutup ini juga berfungsi sebagai tempat berlindung dari cahaya matahari langsung maupun dari serangan predator. Sebaliknya habitat tanaman budidaya pada umumnya mendapatkan perlakuan pengolahan lahan secara intensif sehingga ketersediaan seresah sebagai penutup tanah jumlahnya terbatas. Dari hasil analisis indeks similaritas yang disajikan pada Tabel 3 terlihat bahwa keenam stasiun pengamatan di sekitar Goa Jepang memiliki perbedaan yang besar dari daya Tabel 3. Nilai indeks similaritas struktur komunitas hewan permukaan tanah yang ditangkap pada siang dan malam hari di stasiun pengamatan di sekitar Goa Jepang, BKPH Nglerak, Lawu Utara, Kabupaten Karanganyar. Indeks similaritas hewan permukaan tanah tangkapan siang hari Rata-rata,55% Stasiun I II III IV V VI I, 8,57,, 8,8, II 5,38, 33,33 3,3 8,57, III, 8,8, 8,33 33,33,5 IV, 3,,5,,7 7, V 8,57 33,33,9 75,, 9,9 VI, 7,9, 8,57 33,33, Indeks similaritas hewan permukaan tanah tangkapan malam hari Rata-rata,3 %

BIODIVERSITAS Vol. 3, No., Januari, hal. 9- dukung lingkungannya terhadap eksistensi hewan permukaan tanah. Hal ini ditujukkan dengan rendahnya nilai indeks similaritas antar stasiun pengamatan, yaitu,55% untuk hewan yang tertangkap pada siang hari dan,3% untuk hewan yang tertangkap pada malam hari. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa kondisi lingkungan hutan di sekitar Goa Jepang sangat beragam dan unik. Oleh karena itu dalam pengelolaannya juga membutuhkan strategi yang beragam dan spesifik untuk masing-masing lingkungan hutan yang ada. KESIMPULAN Pada habitat hutan di sekitar Goa Jepang, BKPH Nglerak Lawu Utara, Kabupaten Karanganyar rata-rata dapat ditemukan sejumlah individu ( familia) hewan permukaan tanah setiap jam tangkapan dengan indeks diversitas,5. Hewan-hewan permukaan tanah yang ditemukan termasuk dalam Filum Arthropoda yang terdiri dari kelas, yaitu: Insecta (9 ordo), Arachnida ( ordo), Diplopoda ( ordo) dan Crustacea ( ordo), Ditemukan 3 kelompok hewan permukaan tanah yang hanya aktif pada malam hari; 7 kelompok hewan permukaan tanah yang hanya aktif pada siang hari dan kelompok hewan permukaan tanah yang aktif pada siang dan malam hari. Diversitas hewan permukaan tanah tertinggi ditemukan pada habitat hutan Pinus dengan nilai indeks diversitas,3 dan terendah pada habitat tanaman budidaya dengan nilai indeks diversitas,3. DAFTAR PUSTAKA Brussard, L. 998. Soil fauna, guilds, functional groups and ecosystem processes. Applied Soil Ecology 9: 3-3. Decaens, T., T.Dutoit, D.Alard and P. Lavelle. 998. Factors influencing soil macrofaunal communities in post-pastoral successions of Western France. Applied Soil Ecology 9: 3-38. Hagvar, S. 998. The relevance of the Rio-Convention on Biodiversity to conserving biodiversity of soils. Applied Soil Ecology 9: -7. Sugiyarto.. Keanekaragaman makrofauna tanah pada berbagai tingkat umur tegakan sengon di RPH Jatirejo, Kabupaten Kediri. Biodiversitas (): 7-53. Wallwork, J.A. 97. Ecology of Soil Animals. London: Mc.Graw-Hill.