BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyono dan Suparwoto (2000:89) hutang merupakan kewajiban

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dana maka diperlukan keputusan pendanaan yang tepat. Keputusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Riyanto (2002:209), sumber modal (pendanaan) dapat berasal dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Yuliati (2010) tentang Pengujian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profitabilitas (profitability) adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengertian, Tujuan dan Komponen Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jangka panjang, saham preferen dan saham biasa. Menurut Sudana (2011:143) struktur modal (capital structure)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersedia bagi pemegang saham (Sartono, 2012:263). Setiap keputusan pendanaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Pengklasifikasian Utang. Utang Menurut Djarwanto (2004) merupakan kewajiban perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mempengaruhi kebijakan hutang perusahaan, antara Lain : Rizka Putri Indahningrum dan Ratih Handayani, (2009)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. kebutuhan belanja perusahaan dimana dana yang diperoleh menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan perusahaan dalam mengembangkan usahanya dan menunjukkan. dengan meningkatkan inovasi dan produktivitas.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa kajian teori. Teori teori struktur modal bertujuan sebagai landasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berjudul Factors Determining the Capital Structure of Pharmaceutical

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

perusahaan yaitu dari hutang (pinjaman) dan modal sendiri.

BAB II URAIAN TEORITIS. panjang yang digunakan oleh perusahaan, sedangkan struktur keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal (Munawir, 2001) adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Myes dan Majluf Disebut sebagai pecking order theory karena teori ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pecking Order Theory menurut Myers (1984), menyatakan bahwa perusahaan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan masalah penelitian serta perumusan hipotesis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Struktur modal dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Konsep teori

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kebijakan dividen (Brigham dan Houston 2011:211), yaitu : perusahaan. Teori MM berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan

BAB II LANDASAN TEORITIS. pemilik menyewa orang lain (agen) untuk melakukan beberapa jasa demi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyerahkan barang atau jasa pada tanggal tertentu. Hutang juga

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian dalam menentukan kebijakan hutang telah banyak

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam kaitannya dengan kegiatan operasi perusahaan adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio hutang disebut juga dengan rasio leverage. Rasio leverage

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini dunia usaha sangat tergantung sekali dengan masalah pendanaan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber utama yakni yang berasal dari dalam dan luar perusahaan (Rodoni dan

BAB I PENDAHULUAN. peluang yang akan dihadapi oleh Indonesia dengan adanya AFTA. AFTA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang tersedia bagi pemegang saham (Sartono:2001). Setiap keputusan pendanaan

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Adanya penelitian yang telah dilakukan sebelum penelitian ini dibahas,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen. Jensen dan Meckling (1976)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian dari struktur keuangan dimana struktur keuangan mencerminkan kebijakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Globalisasi bermuara pada masalah tantangan dan peluang yang dihadapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan. Modal kerja merupakan kekayaan atau aset yang diperlukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen perusahaan dalam rangka mendanai operasional perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. konflik kepentingan antara prinsipal dan agen, kontrak yang tidak lengkap, serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. industri perbankan. Selain menyangkut permasalahan modal, tingkat kepercayaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Marcella Fransisca Santosa dan Paskah Ika Nugroho (2014)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ekonomi global yang terus maju pada saat ini, dapat menimbulkan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. (yang lebih baik) mengenai prospek perusahaan daripada yang dimiliki investor.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TEORI STRUKTUR MODAL. A. Pengertian Modal dan Struktur Modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu yang meneliti variabel-variabel yang

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tagihan, cicilan hutang berikut bunganya, pajak, dan juga belanja modal (capital

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam mendanai kegiatan operasionalnya, perusahaan memiliki dua alternatif

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Struktur modal yang optimal merupakan keputusan keuangan yang penting karena mempengaruhi kinerja dan nilai

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. pembelanjaan permanen yang mencerminkan pertimbangan atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Free cash flow adalah bentuk lain ukuran arus kas. Pengertian free cash

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesehatan keuangan dan untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan. Kinerja

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam mendanai kegiatan operasionalnya, perusahaan memiliki dua alternatif

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keputusan pendanaan merupakan salah satu keputusan penting yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengaruh struktur aktiva, profitabilitas, ukuran, dan pertumbuhan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan persaingan usaha yang sangat ketat. Hal ini akan mendorong

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengelola keuangan perusahaan dengan sebaik-baiknya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham atau equity investor. Dividen merupakan bagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. maupun biaya operasional dalam perusahaan yang didirikan. Maka agar tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau keuntungan perusahaan. Profitability menggambarkan kemampuan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pembaca dalam memahami maksud dari variabel-variabel yang akan diteliti.

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Hutang Menurut Supriyono dan Suparwoto (2000:89) hutang merupakan kewajiban yang ada pada tanggal neraca untuk meyerahkan sumber sumber ekonomi, baik berupa kas, aktiva selain kas maupun jasa, pada periode akan datang sebagai akibat transaksi pada masa lalu. Utang terbagi atas beberapa jenis, yaitu: 1. Utang Jangka Pendek Utang jangka pendek relatif lebih mudah dan cepat diperoleh daripada utang jangka panjang karena kreditur enggan untuk memberikan pinjaman sebelum melakukan evaluasi keuangan secara cermat. Penggunaan utang jangka pendek memiliki beberapa keuntungan: Kecepatan, fleksibilitas, biaya utang yang lebih rendah (Sartono 2010:395) Jenis-jenis utang jangka pendek antara lain: a. Beban terutang adalah utang sebagai akibat pengakuan beban pada saat terjadinya transaksi walaupun belum dibayar. Beban terutang antara lain utang gaji dan upah, utang bunga, utang pajak, utang sewa dan lain-lain. b. Wesel Bayar adalah utang wesel yang merupakan kebalikan piutang wesel. Utang wesel terjadi karena suatu perusahaan mengeluarkan surat pengakuan utang dengan berisikan kesanggupan membayar sejumlah uang tertentu kepada 23

pihak tertentu dan pada saat tertentu, biasanya berjangka waktu kurang dari satu tahun. c. Kredit Modal Kerja adalah kredit yang diberikan bank untuk keperluan modal kerja. Keperluan modal kerja mencakup keperluan membayar gaji, membeli bahan baku, membayar utang usaha, dan lain-lain (Nafirin 2007:342). 2. Utang Jangka Panjang Utang jangka panjang merupakan suatu bentuk perjanjian antara peminjam dengan kreditur di mana kreditur bersedia memberikan pinjaman sejumlah tertentu dan peminjam bersedia untuk membayar secara periodik yang mencakup bunga dan pokok pinjaman. Utang jangka panjang ini mempunyai tiga karakteristik yaitu: cepat, fleksibel dan biaya rendah. Ini disebabkan karena pinjaman ini dinegosiasikan langsung antara peminjam dengan kreditur.jenis jenis utang jangka panjang yaitu: a. Utang Obligasi Utang Obligasi adalah Surat tanda utang yang dikeluarkan oleh perusahaan sejumlah tertentu dan akan jatuh tempo pada waktu tertentu dan memberikan pendapatan sebesar bunga tertentu. Jatuh tempo obligasi umumnya antara 10 sampai 30 tahun, ada juga obligasi yang jatuh tempo antara 7 sampai 10 tahun. b. Debenture adalah utang jangka panjang tanpa jaminan. Jenis ini tak ubahnya seperti utang jangka panjang yang diperoleh melalui bank atau perusahaan asuransi (Sartono2010:324). 24

2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang Keputusan perusahaan dalam memilih sumber dana selain memerhatikan dampaknya profitabilitas, juga perlu mempertimbangkan faktor-faktor lain sebagai berikut (Sudana 2011:162): 1. Tingkat Pertumbuhan Penjualan Perusahaan yang tingkat pertumbuhan penjualan relatif tinggi dimungkinkan untuk dibelanjai dengan menggunakan utang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang pertumbuhan penjualannya rendah, karena keuntungan yang diperoleh dari peningkatan penjualan tersebut diharapkan masih bisa menutup biaya bunga utang. 2. Stabilitas Penjualan Perusahaan yang penjualannya stabil dapat menggunakan utang yang jumlahnya lebih banyak daripada perusahaan yang penjualannya berfluktuasi. Karena jika perusahaan yang penjualannya berfluktuasi menggunakan utang yang besar, maka perusahaan tersebut akan mengalami kesulitan keuangan. 3. Karakteristik Industri Karakteristik industri dapat dilihat dari berbagai aspek, misalnya apakah perusahaan termasuk dalam industri yang padat karya atau industri yang bersifat padat modal. Perusahaan yang termasuk dalam industry yang tergolong padat modal sebaiknya lebih banyak menggunakan modal sendiri dibandingkan dengan utang, mengingat investasi dalam barang modal membutuhkan waktu yang lebih lama. 25

4. Struktur Aktiva Perusahaan dengan komposisi aktiva lancar yang lebih besar daripada komposisi aktiva tetap total aktiva dapat menggunakan utang lebih besar untuk mendanai investasinya dibandingkan dengan perusahaan yang komposisi aktiva tetapnya lebih besar dibandingkan dengan aktiva lancar. 5. Sikap Manajemen Perusahaan Manajer perusahaan yang berani menanggung risiko (agresif) cenderung mendanai investasi perusahaannya dengan utang yang lebih banyak dibandingkan dengan manajer perusahaan yang tidak menanggung risiko. 6. Sikap Pemberi Pinjaman Dewasa ini bank dituntut untuk lebih berhati-hati dalam penyaluran kredit kepada nasabah atau lebih dikenal dengan sikap prudential. Hal ini akan berdampak pada penyaluran kredit yang lebih selektif oleh pihak bank kepada nasabah, sehingga akan mengurangi kesempatan perusahaan dalam memperoleh pinjaman dari bank. 2.1.3 Kebijakan Hutang Kebijakan Hutang adalah Kebijakan yang diambil pihak manajemen perusahaan untuk mendapatkan pendanaan dari pihak ketiga untuk mendanai operasional perusahaan. Untuk memperoleh sumber pembiayaan tersebut, perusahaan cenderung menggunakan hutang sebagai sumber pendanaannya, karena dengan menggunakan hutang, tujuan perusahaan dapat tercapai. 26

Menurut Sultera, et al.,(2010) Kebijakan hutang penting bagi perusahaan untuk mendukung pembentukan struktur modal yang optimal melalui pemilihan komposisi ketepatan sumber pendanaan. Perusahaan dinilai berisiko apabila memiliki porsi hutang besar dalam struktur modal, namun sebaliknya apabila perusahaan mengunakan hutang yang kecil atau tidak sama sekali maka perusahaan dinilai tidak dapat memanfaatkan tambahan modal eksternal yang dapat meningkatkan operasional perusahaan (Mamduh,2004) di dalam (Sultera, et al.,2010). Kebijakan hutang biasanya diukur dengan menggunakan rasio utang (debt ratio).rasio utang adalah perbandingan antara utang total dengan aktiva total (Warsono 2003:239). Kreditur lebih menyukai rasio utang yang rendah karena semakin rendah rasio ini, maka semakin besar perlindungan kerugian kreditur dalam peristiwa likuidasi. Di sisi lain, pemegang saham akan menginginkan leverage dalam kondisi lebih besar karena akan dapat meningkatkan laba yang diharapkan. (Brigham and Houston, 2011:143). 2.1.4 Struktur Aset Struktur aktiva mencerninkan dua komponen aktiva dalam komposisinya yaitu aktiva lancar dan aktiva tetap. Aktiva tetap dalam perusahaan manufaktur digunakan dalam produksi untuk memperoleh laba. Struktur aktiva menggambarkan jumlah aktiva tetap sehingga dapat dijadikan jaminan pinjaman jangka panjang (collateral value of assets). Bila perusahaan yang memiliki proporsi aktiva berwujud lebih besar, maka penilaian asetnya lebih mudah sehingga permasalahan asimetri informasi 27

lebih rendah. Perusahaan akan mengurangi penggunaan hutangnya ketika proporsi aktiva berwujud meningkat (Sultera et al.,:2010). Struktur aset dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini (Ezoha:2008): Aset Tetap Struktur Aset Total Aset 2.1.5 Profitabilitas Profitabilitas merupakan ukuran dalam menghitung kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Perusahaan dengan tingkat keuntungan besar memiliki sumber pendanaan internal yang besar. Profitabilitas yang sering digunakan adalah profit margin on sales, basic earning power ratio, return on Asset (ROA) dan return on equity( ROE). Untuk penelitian ini, peneliti menggunakan basic earning power ratio (BEP) yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini: EBIT BEP Total Aktiva 2.1.6 Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya perusahaan dan dapat ditinjau dari jumlah jenis usaha atau skala usaha yang dijalankan. Perusahaan besar akan membutuhkan dana relatif besar. Oleh karena itu, perusahaan lebih berani berekspansi dengan menggunakan modal dari pinjaman yang mempunyai beban tetap (Sultera, et al :2010).Ukuran perusahaan secara langsung mencerminkan tinggi rendahnya aktivitas operasi suatu perusahaan. Pada umumnya semakin besar suatu 28

perusahaan maka akan semakin besar pula aktivitasnya. Dengan demikian, ukuran perusahaan juga dapat dikaitkan dengan total penjualan yang dimiliki oleh perusahaan. 2.1.7 Umur Perusahaan Umur perusahaan menunjukkan seberapa lama perusahaan didirikan. Perusahaan tua akan lebih dipercayai untuk mendapatkan pinjaman dari pihak ke tiga (Ezoha:2008). Semakin tua umur perusahaan maka pihak ke tiga akan lebih mempercayai perusahaan tersebut. 2.1.8 Teori Kebijakan Hutang 1. Pecking Order Theory Menurut Myers (1984) di dalam Syahyunan (2013:228), pecking order theory menyatakan bahwa Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi justru tingkat hutangnya rendah, dikarenakan perusahaan dengan profitabilitas tinggi memiliki sumber dana internal yang berlimpah. Menurut Myers yang dikutip oleh Smart, Megginson, dan Gitman (2004), terdapat skenario urutan dalam memilih sumber pendanaan, yaitu: a. Perusahaan lebih memilih untuk menggunakan sumber dana dari dalam atau pendanaan internal daripada pendanaan eksternal. b. Jika pendanaan eksternal diperlukan, maka perusahaan akan memilih pertama kali mulai dari sekuritas yang paling aman. c. Terdapat kebijakan dividen yang konstan. 29

d. Untuk mengantisipasi kekurangan persediaan kas karena adanya kebijakan dividen yang konstan dan fluktuasi dari tingkat keuntungan, serta kesempatan investasi, maka perusahaan akan mengambil portofolio investasi yang lancar tersedia. Pecking order theory tidak mengindikasikan target struktur modal.pecking order theory menjelaskan urutan pendanaan.dimana kebutuhan dana ditentukan oleh investasi. Pecking order theory ini dapat menjelaskan mengapa perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan tinggi justru mempunyai tingkat hutang relatif kecil. (Syahyunan, 2013:228). 2. Trade off Theory Teori trade-off merupakan teori penjelasan struktur modal ditentukan berdasarkan keseimbangan antara manfaat dan biaya yang ditimbulkan oleh kebijakan hutang (Laksana: 2009) dalam (Surya dan Rahayuningsih : 2012).Trade off theory dalam menentukan struktur modal yang optimal memasukkan beberapa faktor antara lain pajak, biaya keagenan (agency costs) dan biaya kesulitan keuangan (financial distress) tetapi tetap mempertahankan asumsi efesiensi pasar dan symmetric information sebagai imbangan dan manfaat penggunaan Trade off theory mempunyai implikasi bahwa manajer akan berpikir dalam kerangka trade-off antara penghematan pajak dan biaya kesulitan keuangan dalam penentuan struktur modal (Syahyunan, 2013:228). 30

3. Teori Keagenan Teori keagenan merupakan suatu kontrak dimana satu atau lebih principal (pemilik) menyewa orang lain (agen) untuk melakukan beberapa jasa untuk kepentingan mereka dengan mendelegasikan beberapa wewenang untuk membuat keputusan agen. Dalam teori ini Jensen dan Meckling ingin menunjukkan bahwa, siapa pun yang mengeluarkan biaya pengawasan, biaya tersebut pada akhirnya ditanggung oleh pemegang saham. Semakin besar kemungkinan biaya pengawasan, semakin tinggi biaya bunga, dan semakin rendah nilai perusahaan bagi para pemegang sahamnya, jika semua hal lainnya dianggap tetap (Horne dan Wachowicz, 2007:244). Penyebab konflik antara manajer dengan pemegang saham adalah dalam hal pengambilan keputusan pendanaan. Para pemegang saham hanya peduli risiko sistematik dari saham perusahaan, karena mereka melakukan investasi pada portofolio yang terdiversifikasi dengan baik. Sedangkan manajer sebaiknya lebih peduli pada risiko perusahaan secara keseluruhan (Yeniatie &Destriana, 2010). 4. Asymetric Information Theory Asymetric Information Theory terjadi karena manajer badan usaha mempunyai informasi yang lebih tentang kegiatan operasi dan prospek usaha dibandingkan investor (Sadalia, 2010:138). Implikasi dari teori ini adalah manajer lebih leluasa dalam menentukan strategi. 31

2.2 Penelitian Terdahulu Penelitian tentang faktor faktor yang mempengaruhi pemilihan kebijakan hutang sudah dilakukan oleh beberapa peneliti. Penelitian tersebut antara lain: Steven dan Lina (2011) melakukan penelitian dengan judul Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang Perusahaan Manufaktur. Dengan menggunakan teknik analisis linier berganda. dependen yang digunakan adalah kebijakan hutang (debt ratio). independen yang digunakan adalah kebijakan dividen, investasi perusahaan, kepemilikan manajerial, pertumbuhan perusahaan, struktur aset, ukuran perusahaan, profitabilitas. Hasil dari penelitian ini adalah variabel kebijakan dividen, struktur aset, dan profitabilitas mempunyai pengaruh variabel kebijakan Sedangkan variabel investasi perusahaan, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan dan kepemilikan manajerial tidak kebijakan Surya dan Rahayuningsih (2012) melakukan penelitian dengan judul Faktor faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia. Dengan menggunakan teknik analisis linier berganda. dependen yang digunakan adalah kebijakan independen yang digunakan adalah kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan dividen, struktur aset, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan, risiko bisnis, ukuran perusahaan dan set peluang investasi. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa variabel struktur aset, profitabilitas, ukuran perusahaan dan set peluang investasi mempunyai pengaruh kebijakan hutang sedangkan 32

kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan dividen, pertumbuhan perusahaan dan risiko bisnis tidak kebijakan Yeniatie dan Destriana (2010) melakukan penelitian dengan judul Faktorfaktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan uji regresi berganda. Dengan menggunakan kebijakan hutang (debt) sebagai variabel dependen. Kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan dividen, struktur aset, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan dan risiko bisnis sebagai variabel independen. Hasil dari penelitian ini adalah kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan dividen, profitabilitas dan risiko bisnis tidak kebijakan hutang, sedangkan struktur aset dan pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh kebijakan hutang (debt). Amirya dan Atmini (2008) melakukan penelitian dengan judul Determinan Tingkat Hutang Serta Hubungan Tingkat Hutang Terhadap Nilai Perusahaan: Perspektif Pecking Order Theory. Penelitian ini menggunakan metode analisis linier berganda. dependennya adalah kebijakan hutang dan nilai perusahaan. Kebijakan dividen, profitabilitas, pertumbuhan penjualan dan pertumbuhan total aktiva sebagai variabel independen. Hasil dari penelitian ini adalah profitabilitas, kebijakan dividen, pertumbuhan total aktiva mempunyai pengaruh kebijakan hutang sedangkan pertumbuhan penjualan tidak mempunyai pengaruh kebijakan Kebijakan hutang tidak nilai perusahaan. 33

Paydar dan Bardai melakukan penelitian dengan judul Leverage Behavior of Malaysian Manufacturing Companies a Case Observation of the Industrial Sector s Companies in Bursa Malaysia. Penelitian ini menggunakan analisis linier berganda. dependen yang digunakan adalah debt ratio.menggunakan variabel tangibility, profitability, liquidity, size, growth and risk variables sebagai variabel independen. Hasil penelitiannya adalah tangibility berhubungan positif dengan kebijakan profitability, dan liquidity dan berhubungan negatif kebijakan Sedangkan size, growth dan risk variables tidak dan berhubungan negatif kebijakan Narita (2012) melakukan penelitian dengan judul Kebijakan Hutang. Dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. dependen yang digunakan adalah kebijakan hutang (DER). independen yang digunakan adalah ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, return on asset, free cash flow, dan likuiditas. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, kepemilikan institusional dan free cash flow tidak kebijakan Return on asset dan likuiditas mempunyai pengaruh kebijakan Mahvish dan Malik (2012) melakukan penelitian dengan judul Determinants of Capital Structure A Study of Oil and Gas Sector of Pakistan. Dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. dependen yang digunakan adalah kebijakan independen yang digunakan adalah profitability of firms, current ratio, firm size,and tangibility of firms. Hasil penelitiannya 34

menunjukkan bahwa variabel profitability tidak kebijakan hutang sedangka variabel current ratio, firm size and tangibility of firms kebijakan Ezeoha (2008) melakukan penelitian dengan judul Firm Size and Corporate Financial Leverage Choice in A Developing Economy dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. dependen yang digunakan adalah firm size, asset tangibility, profitability and firm age. independen yang digunakan adalah financial leverage (total liabilities, long-term debts, and short-term). independen yang digunakan adalah firm size, asset tangibility, profitability, and firm age. Hasil dari penelitian ini adalah perusahaan di Nigerian kebanyakan menggunakan utang jangka pendek sebagai pendanaan tambahan mereka. size, profitability, firm age negatif financial leverage. Sedangkan asset tangibility postif tidak financial leverage. Sultera, et al., (2010) melakukan penelitian dengan judul dengan menggunakan analisis linier berganda. dependen yang digunakan adalah kebijakan independen yang digunakan adalah ukuran perusahaan, struktur aktiva, return on asset, current ratio, dan risiko bisnis. Hasil dari penelitian ini adalah ukuran perusahaan positif dan tidak variabel.struktur aktiva dan risiko bisnis negativ kebijakan Return on asset negativ dan tidak secara kebijakan Current ratio kebijakan 35

Ali (2011) melakukan penelitian dengan judul The Determinants of Leverage of the Listed-Textile Companies in India dengan menggunakan analisis linier berganda. dependen yang digunakan adalah kebijakan independen size, growth, NDTS, profitability, and tangibility.hasil dari penelitian ini adalah ukuran perusahaan, NDTS, dan tangibility positif leverage. Sedangkan pertumbuhan total aset, dan profitabilitas negatif leverage. No Peneliti / Tahun 1. Steven dan Lina / 2011 Judul Penelitian Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang Perusahaan Manufaktur Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terikat:kebijakan hutang (debt ratio) independen: 1.Kebijakan dividen 2.Investasi perusahaan 3.Kepemilikan manajerial 4.Pertumbuhan perusahaan 5. Struktur aset 6. Ukuran perusahaan 7.Profitabilitas Teknik linier berganda Hasil Penelitian 1.Kebijakan dividen kebijakan hutang 2.Struktur aset kebijakan 3.Profitabilitas variabel kebijakan 36

Peneliti / No Tahun 2 Surya dan Rahayunings ih / 2012 3 Yeniatie dan Destriana / 2010 Judul Penelitian Faktor faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang Perusahaan Non Keuangan Yang Terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia Faktor - faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Lanjutan Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian dependen yang digunakan adalah : 1. Kebijakan hutang 2. Kepemilikan institusional 3. Kebijakan dividen 4.Struktur aset 5. Profitabilitas 6.Pertumbuhan perusahaan 7.Profitabilitas 8.Ukuran perusahaan. 9.Set peluang investasi dependen : 1.Kebijakan hutang (debt) independen 1. Kepemilikan manajerial 2. Kepemilikan institusional 3.Kebijakan dividen. 4. Struktur aset. 5. Profitabilitas. 6. Pertumbuhan perusahaan 7.Risiko bisnis Teknik Linier Berganda linier berganda Hasil Penelitian 1. Struktur aset kebijakan 2.Profitabilitas kebijakan hutang 3. Ukuran perusahaan kebijakan hutang 4. Set peluang investasi kebijakan hutang 1. Kepemilikan institusional kebijakan 2. Struktur aset kebijakan 3.Pertumbuhan perusahaan kebijakan hutang 37

Peneliti / No Tahun 4 Amirya dan Atmini (2008 Judul Penelitian Determinan Tingkat Hutang Serta Hubungan Tingkat Hutang Terhadap Nilai Perusahaan : Perspektif Pecking Order Theory Lanjutan Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian dependennya adalah 1. Kebijakan hutang dan Nilai perusahaan. independen : 1. Kebijakan dividen 2.Profitabilitas 3.Pertumbuhan penjualan 4.Pertumbuhan total aktiva. Teknik linier berganda Hasil Penelitian 1.Profitabilitas mempunyai pengaruh kebijakan 2.Pertumbuhan total aktiva mempunyai pengaruh kebijakan 5 Paydar dan Bardar Leverage Behavior of Malaysian Manufacturing Companies a Case Observation of the Industrial Sector s Companies in Bursa Malaysia dependen yang digunakan adalah 1.Debt ratio. variabel independen 1.Tangibility, 2Pprofitability, 3.Liquidity, 4.Size, 5.Growth. 6. Risk linier berganda 1.Tangibility mempunyai pengaruh kebijakan 2.Profitability mempunyai pengaruh kebijakan 3.Liquidity mempunyai pengaruh kebijakan 38

Peneliti / No Tahun 6 Rona Mersi Narita (2012 7 Sabir dan Malik (2012) Judul Penelitian Kebijakan Hutang Determinants of Capital Structure A Study of Oil and Gas Sector of Pakistan Lanjutan Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian dependen yang digunakan adalah 1.Kebijakan hutang (DER). independen yang digunakan adalah 1.Ukuran perusahaan, 2.Kepemilikan institusional. 3.Return on asset. 4.Free cash flow. 5.Likuiditas dependen yang digunakan adalah : 1. leverage of firms. independen yang digunakan adalah 1.Profitability of firms. 2.Current ratio. 3.Firm size. 4.Tangibility of firms Teknik linier berganda regresi linier berganda Hasil Penelitian Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa : 1.Return on asset likuiditas mempunyai pengaruh kebijakan 1.Current ratio kebijakan 2.Firm size kebijakan 3.Tangibility of firms kebijakan 39

No Peneliti / Tahun 8 Abel Ebel Ezeoha (2008) 9 Sultera et al., (2010) Judul Penelitian Firm Size and Corporate Financial Leverage Choice in A Developing Economy Pengaruh Aspek Fundamental dan Risiko Bisnis Financial Leverage 10. Ali (2011) The Determinants of Leverage of the Listed-Textile Companies in India Lanjutan Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian dependen yang digunakan : 1.financial leverage ( total liabilities, long-term debts, and short-term). independen : 1.firm size.2.asset tangibility. 3.Profitability. 4.Firm age dependen : 1.Kebijakan Hutang. independen : 1.Ukuran perusahaan 2. Struktur aktiva 3. Return on asset. 4. Current ratio. 5. Risiko bisnis dependen : 1.Kebijakan independen : 1. Size 2. Growth 3. NDTS, 4. Profitability, 5. Tangibility Teknik regresi linier berganda regresi linier berganda Analisi linier berganda Hasil Penelitian Hasil dari penelitian ini adalah : 1.Perusahaan di Nigerian kebanyakan menggunakan hutang jangka pendek sebagai pendanaan tambahan mereka. 2.Size negatif financial leverage. 1.Ukuran perusahaan positif dan tidak variabel. 2. Return on asset negativ dan tidak secara kebijakan 3. Current ratio kebijakan 1. Ukuran perusahaan positif leverage. 2. NDTS positif leverage. 3. Tangibility positif leverage. 40

2.3 Kerangka Konseptual Struktur aset menggambarkan jumlah aset tetap yang dimiliki perusahaan untuk dapat dijadikan sebagai jaminan ketika perusahaan ingin menggunakan Menurut Brigham dan Houston (2011:188) Perusahaan dimana asetnya memadai untuk digunakan sebagai jaminan pinjaman cenderung akan cukup banyak menggunakan utang. Aset umum dapat digunakan oleh banyak perusahaan dapat menjadi jaminan yang baik, sementara tidak untuk aset dengan tujuan khusus. Struktur aset perusahaan memiliki pengaruh positif kebijakan hutang perusahaan terutama bagi perusahaan yang memiliki aktiva tetap dalam jumlah yang besar. Aktiva tetap tersebut dapat dijadikan sebagai jaminan oleh manajer kepada kreditor sehingga manajer dapat memperoleh pinjaman dengan mudah.penelitian yang dilakukan oleh Yeniatie dan Destriana (2010) mengatakan bahwa struktur aset mempunyai pengaruh positif kebijakan Penelitian yang dilakukan oleh Surya dan Rahayuningsih (2012) juga mengatakan bahwa struktur aset mempunyai pengaruh positif kebijakan Sultera, et al.,(2010) juga menyatakan bahwa struktur aset mempunyai pengaruh positif kebijakan Steven dan Lina (2011) juga menyatakan hal yang sama. Dengan demikian struktur aset kebijakan Profitabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen (Syahyunan, 2013:92). Basic Earning Power (BEP) termasuk di dalam rasio profitabilitas. BEP menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari 41

aset perusahaan, sebelum pengaruh pajak dan leverage. Semakin tinggi profit diperoleh perusahaan maka akan semakin kecil penggunaan hutang yang digunakan dalam pendanaan perusahaan karena perusahaan dapat menggunakan internal equity yang diperoleh dari laba ditahan terlebih dahulu (Brigham dan Houston, 2012:148). Apabila kebutuhan dana belum tercukupi, perusahaan dapat menggunakan (Yeniatie dan Destriana 2010). Penelitian yang dilakukan oleh Surya dan Rahayunungsih pada tahun 2012 mengatakan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh kebijakan Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh kebijakan Besar kecilnya perusahaan sangat berkaitan dengan kemampuan untuk memperoleh pinjaman dari pihak ketiga. Perusahaan besar yang telah terdiversifikasi, lebih mudah untuk memasuki pasar modal. Menerima penilaian kredit lebih tinggi dari bank komersial untuk hutang hutang yang diterbitkan dan membayar tingkat bunga lebih rendah pada hutangnya. Salah satu alasannya adalah perusahaan lebih mudah menerima pinjaman karena nilai aktiva yang dijadikan jaminan lebih besar serta tingkat kepercayaan bank juga lebih tinggi Soesetio (2012) di dalam Dennys Surya dan Deasy Ariyanti Rahayuningsih (2012). Pada penelitiannarita (2012), mengatakan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh kebijakan Maka dengan demikian ukuran perusahaan kebijakan Umur perusahaan digunakan untuk mengetahui seberapa lama perusahaan telah didirikan. Ini dapat dikaitkan dengan kemampuan untuk memperoleh pinjaman dari 42

pihak ke tiga. Jika perusahaan yang telah lama berdiri ingin meminjam, maka pihak ke tiga akan merasa lebih yakin karena perusahaan tersebut kemungkinan dapat membayar pinjaman tepat waktu dan aset perusahaan yang dimiliki juga besar. Pada penelitian Ezoha (2008) bahwa umur perusahaan mempunyai pengaruh kebijakan Maka dengan demikian umur perusahaan kebijakan Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka kerangka konseptual dari penelitian ini adalah: Struktur Aset (X 1 ) Profitabilitas (X 2 ) Kebijakan Hutang (Y) Ukuran Perusahaan (X 3 ) Umur Perusahaan (X 4 ) Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.3 Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka konseptual tersebut, maka hipotesis penelitiannya adalah : Struktur aset, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, dan Umur Perusahaan secara kebijakan hutang pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. 43