HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU KEPALA KELUARGA TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT SCHISTOSOMIASIS DI DESA PUROO KEC. LINDU KAB.

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN SCHISTOSOMIASIS DI DESA PUROO KECAMATAN LINDU KABUPATEN SIGI TAHUN 2014 ABSTRAK

LABORATORIUM PARASITOLOGI DAN ENTOMOLOGI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MASYARAKAT TENTANG SKISTOSOMIASIS DI KECAMATAN LINDU KABUPATEN SIGI SULAWESI TENGAH TAHUN 2015

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN

KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :

Media Litbangkes Vol 23 No. 3, Sept 2013,

Mujiyanto* ), Jastal **)

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN AKSES SARANA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (0-7 HARI) DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI MASYARAKAT DESA MARANNU KECAMATAN PITUMPANUA KABUPATEN WAJO YURIKA

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

DELI LILIA Dosen Program Studi S.1 Kesehatan Masyarakat STIKES Al-Ma arif Baturaja ABSTRAK

Oleh : Suharno ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT PADA ANAK DI KELURAHAN PABBUNDUKANG KECAMATAN PANGKAJENE KABUPATEN PANGKEP

BAB III METODE PENELITIAN. waktu penelitian di laksanakan selama 1 bulan dari tanggal 10 Mei sampai

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM PELAKSANAAN KELURAHAN SIAGA DI KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN TERHADAP PELAKSANAAN PERAWATAN LUKA EPISIOTOMI DI RSUD KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN PENGETAHUAN ANAK TENTANG MAKANAN JAJANAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI SDN 001 TERATAK KECAMATAN RUMBIO JAYA TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat observasional analitik dengan

Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal 09-16

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA

¹STIKES Nani Hasanuddin Makassar ²STIKES Nani Hasanuddin Makassar ³STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester I di RSIA Pertiwi Makassar

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan Cross sectional, yaitu penelitian untuk

Jurnal Medika Saintika Vol 7 (2) Jurnal Medika Saintika

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI HB 0 PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan Di Wilayah Kerja Puskesmas Moutong

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 1 TAHUN DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang

HUBUNGAN STATUS IMUNISASI, STATUS GIZI, DAN ASAP ROKOK DENGAN KEJADIAN ISPA PADA ANAK DIPUSKESMAS SEGERI PANGKEP

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

Diterima: 27 Januari 2014; Direvisi: 3 Juli 2014; Disetujui: 27 Maret 2015 ABSTRACT

Prevalensi Trematoda pada Sapi Bali yang Dipelihara Peternak di Desa Sobangan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

ARTIKEL PENELITIAN. Hj.Evi Risa Mariana 1, Zainab², H.Syaifullah Kholik³ ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MENSTRUASI TERHADAP UPAYA PENANGANAN DISMENORE PADA SISWI SMA NEGERI 1 BUNGKU TENGAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT III TENTANG SADARI DENGAN FREKUENSI MELAKUKAN SADARI. Nanik Nur Rosyidah

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN JUMLAH PERAWAT DI PUSKESMAS WAEPANA KECAMATAN SOA KABUPATEN NGADA PROPINSI NTT TAHUN 2013

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn :

HUBUNGAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode analitik deskriptif dengan pendekatan

EFEKTIFITAS TERAPI AROMA TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 1 KABUN TAHUN 2015

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan hubungan antar variabel yaitu pemberian MP ASI dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik

BAB III METODE PENELITIAN

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

GAMBARAN PEMBERIAN OBAT MASAL PENCEGAHAN KAKI GAJAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WELAMOSA KECAMATAN WEWARIA KABUPATEN ENDE TAHUN ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan metode

Oleh : R Noucie Septriliyana dan Wiwi Endah Sari Stikes A. Yani Cimahi

STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN BONTO MANAI KELURAHAN ALLEPOLEA WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAU KABUPATEN MAROS

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa variabel. Dengan teknik korelasi dapat diketahui hubungan variasi

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN :

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

deskriptif korelation yaitu

Jurnal Ilmiah Keperawatan STIKes Medika Cikarang

WAHANA INOVASI VOLUME 5 No.2 JULI-DES 2016 ISSN :

METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional, yaitu pengukuran variabel-variabelnya

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI

Promotif, Vol.7 No.1, Juli 2017 Hal 51-59

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional.

Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup, 21/11 (2016), 69-78

Yulisetyaningrum ABSTRAK

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang dilakukan terhadap

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEMBUHAN PASIEN PENDERITA DEMAM TYPHOID DI RUANG PERAWATAN INTERNA RSUD KOTA MAKASSAR

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG SDIDTK TERHADAP PELAKSANAAN SDIDTK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KARANGANOM KLATEN

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan hubungan status gizi dengan siklus menstruasi. Penelitian. satu kali pada satu saat (Nursalam, 2013).

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN PERAN PETUGAS TERHADAP KONDISI HYGIENE

ANALISIS DISTRIBUSI PENYAKIT DIARE DAN FAKTOR RESIKO TAHUN 2011 DENGAN PEMETAAN WILAYAH DI PUSKESMAS KAGOK SEMARANG

Yane Liswanti 1Program Studi DIII Analis KesehatanSTIKes BTH Tasikmalaya *Coresponding author : ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN SUMBER INFORMASI DENGAN UPAYA PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KOMUNITAS ANAK JALANAN DI BANJARMASIN TAHUN 2016

PENGETAHUAN PENYAKIT KUSTA MENINGKATKAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE PADA PENDERITA KUSTA DI PUSKESMAS PADAS KABUPATEN NGAWI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) MAHASISWI

VOLUME I No 3 Juli 2013 Halaman

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU KEPALA KELUARGA TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT SCHISTOSOMIASIS DI DESA PUROO KEC. LINDU KAB. SIGI Vail Alfadri A. Mahmud 1, Yusran Haskas 2, Akmal 3 1 2 3 (Alamat Respondensi: Vail_mahmud@yahoo.com/085696284120) ABSTRAK Penyakit menular sampai saat ini masih menjadi penyebab tingginya angka kesakitan dan kematian penduduk dunia. Schistosomiasis sendiri telah mempengaruhi kurang lebih 240 juta penduduk dunia, dan ada sekitar 700 juta penduduk tinggal di daerah endemis. Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku manusia itu kedalam 3 (tiga) domain, ranah atau kawasan yakni: kognitif (cognitive), afektif (affective), psikomotor (psychomotor). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Kepala Keluarga Terhadap Pencegahan Penyakit Schistosomiasis di Desa Puro Kec. Lindu Kab. Sigi. Metode penelitian ini yaitu deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dari penelitian ini yaitu semua kepala keluarga yang ada di desa puroo berjumlah 234 orang sampel penelitian yaitu 37 orang. Penelitian ini dilakukan selama 1 minggu yaitu mulai dari tanggal 21 sampai 28 Januari 2015. Setelah data diolah dan dianalisa, maka didapatkan probabilitas (p < α = 0,05). Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah ada hubungan yang bermakna antara Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Kepala Keluarga Terhadap Pencegahan Penyakit Schistosomiasis di Desa Puro Kec. Lindu. Disarankan kepada pemerintah dan tokoh masyarakat mendukung program penanggulangan pencegahan penyakit schistosomiasis secara efektif serta memberi dorongan motifasi kepada masyarakat sehingga dapat merubah sikap dan perilakunya. Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Perilaku, Schistosomiasis PENDAHULUAN Penyakit menular sampai saat ini masih menjadi penyebab tingginya angka kesakitan dan kematian penduduk dunia. Upaya pemberantasan dan pengendalian penyakit menular sering kali mengalami kesulitan karena banyak faktor yang mempengaruhi penyebaran penyakit-penyakit menular tersebut. Lingkungan hidup daerah tropis dapat menjadi penyebab infeksi penyakit menular berbagai jenis organisme golongan bakteri, cacing, protozoa, virus dan jamur yang berkembang biak dengan baik (Soedarto,2009). Schistosomiasis merupakan salah satu penyakit parasit terpenting dalam kesehatan masyarakat. Bahkan menurut WHO, schistosomiasis dianggap suatu penyakit kemiskinan yang mengarah kegangguan kesehatan kronis. Infeksi diperoleh ketika manusia kontak dengan air tawar yang terdapat serkaria dari cacing parasit darah, yang dikenal sebagai schistosoma. Schistosomiasis sendiri telah mempengaruhi kurang lebih 240 juta penduduk dunia, dan ada sekitar 700 juta penduduk tinggal di daerah endemis. Infeksi ini sering terjadi di daerah tropis dan sub-tropis, dimana masih banyak ditemukan masyarakat yang tidak memiliki air minum dan sanitasi yang memadai. Schistosomiasis dibagi menjadi urogenital disebabkan oleh Schistosoma haematobium dan Schistosomiasis intestinal yang disebabkan oleh salah satu organisme S. guineensis, S. intercalatum, S.mansoni, S. japonicum, dan S. Mekongi (WHO,2014). Khususnya di Indonesia penyakit ini pertama kali ditemukan di Lembah Lindu pada tahun 1937 (Brug & Tesch), sedangkan hospes perantaranya baru ditemukan pada tahun1971, yang kemudian diidentifikasi oleh Davis dan Carney (1972) sebagai Oncomelania Hupensis Lindoensis. Sulawesi Tengah merupakan satu satunya propinsi dari 33 propinsi di Indonesia yang endemis Schistosomiasis, penyakit ini terdapat di 2 180

kabupaten dari 11 kabupaten /kota yang ada di Sulawesi Tengah, tepatnya di Lembah Lindu Kecamatan Lindu Kabupaten Sigi, Lembah Napu Kecamatan Lore Utara, Lore Timur dan Lore Piore, Lembah Besoa Kecamatan Lore Tengah dan Lembah Bada Kecamatan Lore Barat Kabupaten Poso. Prevalensi penyakit schistosomiasis pada tahun tahun sebelumnya berada pada kondisi <1% namun pada tahun 2007 (1,40%), 2008 (2,20%), 2009 (3,06%) dan pada tahun 2010 (4,51%). Dari 3 desa yang disurvey di Lembah Lindu Kec. Lindu Kab. Sigi dengan jumlah penduduk yang diperiksa 2.112 jiwa, yang mengumpulkan tinja 1.684 jiwa (79,7%), terdapat 45 jiwa (2,7%) yang positif schistosomiasis, Infection Rate keong 3,5% dan Infection Rate tikus 1,8%. Pada semester II dari 4 desa yang disurvei dengan jumlah penduduk 1.590 jiwa yang diperiksa 1.119 jiwa (77,8%). Terdapat 10 jiwa (0,9%) positif schistosomiasis, Infection Rate keong 3,5% dan Infection Rate tikus 12,5% ( Profil Kesehatan Sulteng, 2011). Pada tahun 2012 berdasarkan survey pemeriksaan tinja pada masyarakat didua tempat yaitu Ke. Lindu dan Napu di temukan prevalensi sebanyak 1,3%, dan untuk data terakhir tahun 2013 meningkat menjadi 1,82% (Balai Litbang P2B2 Donggala, 2014). Hasil dari wawancara langsung dengan kepala desa puroo, dari jumlah masyarakat 936 jiwa dan 234 kk dengan 90% pekerjaan masyarakat sebagai petani, masih ada sebagian masyarakat yang mengalami perubahan perilaku terhadap schistosomiasis. Masyarakat terlihat tidak merasa takut lagi terhadap schistosomiasis bahkan tidak lagi memakai alat pelindung diri seperti sepatu boat dalam melakukan aktifitas di daerah sekitar focus keong. Oleh karena itu berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Kepala Keluarga Dalam Pencegahan Schistosomiasis di Desa Puro Kec. Lindu Kab. Sigi. Pengobatan penderita secara masal pada seluruh penduduk di daerah endemis merupakan tindakan pencegahan yang efektif, selain itu harus dilakukan juga perbaikan lingkungan hidup untuk mencegah pencemaran perairan oleh tinja, serta pemberantasan siput yang menjadi hospes perantara cacing schistosoma. BAHAN DAN METODE Lokasi, populasi dan sampel Jenis penelitian yang digunakan adalah Analitik, menggunakan rancangan Cross Sectional untuk melihat adanya hubungan pengetahuan dan sikap dengan perilaku kepala keluarga dalam pencegahan schistosomiasis. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Puroo Kec. Lindu Kab. Sigi, Palu Sulawesi Tengah dari tanggal 21 sampai 28 Januari 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah semua kepala keluarga yang berada di Desa Puroo Kec. Lindu Kab. Sigi sebanyak 234 orang. Sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subyek penelitian melalui sampling. Sampel yang digunakan yaitu sebagian dari kepala keluarga di desa Puroo yang pekerjaaannya sebagai petani. Teknik sampling yang digunakan yaitu Probability Sampling dengan jenis Cluster Sampling (Area Sampling) membagi dari 3 titik area fokus keong. 1. Kriteria inklusi : a. Semua kepala keluarga yang ada di Desa Puroo saat penelitian berlangsung. b. Kepala keluarga di Desa Puroo yang bersedia menjadi responden. c. Kepala keluarga di Desa puroo yang bisa memahami bahasa Indonesia 2. Kriteria eksklusi : a. Kepala keluarga di Desa Puroo yang kebetulan tidak berada di tempat saat penelitian berlangsung. b. Kepala keluarga di Desa Puroo yang tidak ingin menjadi responden. c. Kepala keluarga di Desa puroo yang hanya bisa berbahasa daerah. Langkah Pengolahan Data a. Editing Hasil wawancara yang dikumpulkan melalui kuesioner disunting terlabih dahulu. Jika masih ada data yang tidak legkap dan tidak mungkin dilakukuan wawancara ulang, maka kuesioner tersebut dikeluarkan. b. Coding Mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. c. Entry Data, yakni beberapa jawaban dari masingmasing responden yang dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukan kedalam program atau software computer. d. Cleaning Membersihkan data data dan melihat variabel yang.digunakan apakah datanya sudah benar atau belum. 181

Analisa Data 1. Analisis Univariat Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2012). 2. Analisis Bivariat Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua varriabel yang di duga berhubungan atau berkorelasi dengan menggunakan uji chi square, dengan tingkat kepercayaan 95 % dan kemaknaan 0,05. Apabila hasil uji statistik diperoleh nilai p 0,05 berarti Ho ditolak (ada hubungan) dan jika nilai p > 0,05 berarti Ho diterima (tidak ada hubungan) (Notoatmodjo, 2012). HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat Tabel 1Distribusi Frekuensi Pengetahuan Kepala Keluarga Terhadap Pencegahan Pengetahuan n % Baik 20 54,1 Kurang Baik 17 45,9 Berdasarkan tabel 1 diatas menunjukan bahwa distribusi pengetahuan kepala keluarga yang berpengetahuan baik lebih banyak yaitu 20 orang (54,1%), sedangkan yang berpengetahuan kurang baik yaitu 17 orang (45,9%). Tabel 2 Distribusi Frekuensi Sikap Kepala Keluarga Terhadap Pencegahan Sikap n % Baik 23 62,2 Kurang Baik 14 37,8 Berdasarkan Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa distribusi sikap kepala keluarga yang baik lebih banyak yaitu 23 orang (62,2%), sedangkan yang bersikap kurang baik yaitu 14 orang (37,8%). Tabel 3 Distribusi Frekuensi Perilaku Kepala Keluarga Terhadap Pencegahan Perilaku n % Baik 19 51,4 Kurang Baik 18 48,6 Berdasarkan Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa distribusi perilaku kepala keluarga yang berperilaku baik lebih banyak yaitu 19 orang (51,4%), sedangkan yang berperilaku kurang baik yaitu 18 orang (48,6%). 2. Analisis Bivariat Tabel 4 Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Kepala Keluarga terhadap Pencegahan Penyakit Schistosomiasis di Desa Puroo Kec. Lindu Kab. Sigi Perilaku Pencegahan Jumlah Penge tahuan Baik Kurang n % n % n % Baik 14 37,8 6 16,2 20 54,1 Kurang 5 13,5 12 32,4 17 45,9 Jumlah 19 51,3 18 48,6 37 100.0 ρ = 0,014 Berdasarkan tabel 4 didapatkan bahwa terdapat 14 responden (37,8%) yang berpengetahuan baik dan perilaku tergolong kategori baik. Sedangkan terdapat 12 responden (32,4%) yang berpengetahuan kurang baik dan perilaku tergolong kategori kurang baik. Berdasarkan nilai hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p = 0,014 yang berarti kurang dari α (0,05). Demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan perilaku pencegahan penyakit Lindu Kab. Sigi, sehingga dapat di simpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Tabel 5, Hubungan Sikap dengan Perilaku Kepala Keluarga terhadap Pencegahan Penyakit Kec. Lindu Kab. Sigi Perilaku Jumlah Sikap Baik Kurang n % n % n % Baik 15 40,5 8 21,6 23 62.2 Kurang 4 10,8 10 27,1 14 37.8 Jumlah 19 51,3 18 48,6 37 100.0 ρ = 0,031 Berdasarkan tabel 5 didapatkan bahwa terdapat 15 responden (40,5%) yang bersikap baik dan perilaku tergolong kategori baik. Sedangkan terdapat 10 responden (27,1%) yang bersikap kurang baik dan perilaku 182

tergolong kategori kurang baik. Berdasarkan nilai hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p = 0,031 yang berarti kurang dari α (0,05). Demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan perilaku di Desa Puroo Kec. Lindu Kab. Sigi. Dengan demikain dapat disimpulkan H o ditolak dan H a diterima. PEMBAHASAN 1. Hubungan pengetahuan dengan perilaku Lindu Kab. Sigi Hasil analisis bivariat diperoleh bahwa dari 20 responden yang berpengetahuan baik menunjukkan ada 14 (37,8%) responden yang berperilaku baik dan 6 (16,2%) yang berperilaku kurang baik dalam pencegahan penyakit schistosomiasis. Sedangkan dari 17 responden yang berpengetahuan kurang baik menunjukkan ada 5 (13,5%) yang berperilaku baik dan 12 (32,4%) yang berperilaku kurang baik dalam melakukan pencegahan schistosomiasis. Dari hasil uji statistik yang dilakukan dengan menggunakan uji chi-square diperoleh bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan perilaku kepala keluarga terhadap pencegahan penyakit dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 5% (p = 0,014 < α = 0,05). Demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan perilaku pencegahan penyakit Lindu Kab. Sigi. Jadi H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini juga tidak sejalan dengan apa yang dikatakan Ni Nyoman Verdiana dalam penelitiannya yang mengatakan pengetahuan tidak bermakna dengan perilaku mencegah penularan meskipun proporsi perilaku kurang lebih tinggi pada kelompok dengan pengetahuan kurang (66,9%) dibandingkan dengan pengetahuan baik (54,9%). 2. Hubungan Sikap dengan Perilaku Kepala Keluarga terhadap Pencegahan Penyakit Lindu Kab. Sigi. Menurut hasil analisis bivariat diperoleh bahwa dari 23 resonden yang mempunyai sikap baik menunjukkan ada 15 (40,5%) responden yang berperilaku baik dan 8 (21,6%) yang berperilaku kurang baik dalam pencegahan penyakit schistosomiasis. Sedangkan dari 14 responden yang mempunyai sikap kurang baik menunjukkan ada 4 (10,8%) yang berperilaku baik dan 10 (27,1%) yang berperilaku kurang baik dalam melakukan pencegahan schistosomiasis. Dari hasil uji statistik yang dilakukan dengan menggunakan uji chi square diperoleh bahwa ada hubungan yang bermakana antara sikap dengan perilaku kepala dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 5% (p = 0,031 < α = 0,05). Hal ini sejalan dengan penelitian Neydi Candra, yang mengatakan bahwa dengan pengalaman dan stimulant yang berulang-ulang ini orang secara sadar atau tidak sadar akan memiliki kecakapan teknis serta terampil dalam menghadapi segala bentuk kehidupannya masyarakat termasuk kehidupan untuk hidup sehat. Semakin banyak pengalaman seseorang tentang kemampuan teknis dan praktek dalam suatu kehidupan, akan dapat meningkatkan daya nalar sesorang untuk bertingkahlaku atau merubah perilaku ke arah yang lebih baik. KESIMPULAN 1. Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan perilaku kepala keluarga terhadap pencegahan penyakit schistosomiasis di Desa Puroo Kec. Lindu Kab. Sigi. 2. Terdapat hubungan yang bermakna antara sikap dengan perilaku kepala schistosomiasis di Desa Puroo Kec. Lindu Kab. Sigi. SARAN 1. Khusus untuk pemerintah terkait dalam penanggulangan infeksi schistosomiasis di Desa Puroo dapat memberikan penyuluhan secara maksimal dan rutin kepada masyarakat secara menyeluruh dalam pencegahan penyakit schistosomiasis. 2. Disarankan agar peran aktif pemeritah setempat dalam mendukung program penanggulangan pencegahan penyakit schistosomiasis secara efektif dalam hal ini sebagai penyedia sarana pendidikan serta pelayanan kesehatan sehingga dapat dapat menambah tingkat pengetahuan masyarakat serta dapat mengurangi jumlah prevalensi kejadian infeksi. 183

3. Untuk seluruh tokoh masyarakat setempat agar kiranya dapat memberi dorongan motifasi kepada masyarakat sehingga dapat merubah sikap dalam berperilaku pencegahan penyakit schistosomiasis dan juga dalam berperilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat. 4. Penelitian ini kiranya dapat bermanfaat bagi peneliti-peneliti yang lain di masa mendatang untuk dijadikan sebagai bahan bacaan dan meneruskan serta lebih mendalaminya dalam segi penambahan variabel tentang fasilitas kesehatan. Khusus untuk pemerintah atau dinas terkait sebagai pengendali kejadian infeksi schistosomiasis di Desa puroo perlu adanya terobosan baru dalam hal ini fasilitas yakni pengadaan sepatu boat khusus yang diperuntukan untuk petani yang dapat dipergunakan dengan mudah ketika berada di area sawah. DAFTAR PUSTAKA Ariani, Ayu Putri. 2014. Yogyakarta. Aplikasi metode penelitian Kebidanan dan Kesehatan Reproduksi. Nuha Medika: Data Bank WHO. 2014. (http://www.who.int/schistosomiasis/en/), (Online), sitasi tanggal 10 Oktober 2014). Dewi M, dan Wawan A. 2010. Teori dan pengukuran pengetahuan, sikap danperilaku manusia. Nuha Medika: Yogyakarta. Dinkes Provinsi Sulawesi Tengah. 2011. Profil kesehatan: Palu. Hasyimi H.M. 2010.mikrobiologi & parasitologi. Buku Kesehatan: Jakarta. Hidayat, Aziz Alimul. 2014. Metode Penelitian Keperawatan dan Tekink Analisa Data. Salemba Medika: Jakarta. Irianto, Koes. 2009. Panduan Praktikum parasitologi dasar Untuk Paramedis dan Nonmedis. CV. Yrama Widya: Bandung. Kementrian Pendidikan & Kebudayaan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Nani Hasanudin Makassar. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi. Edisi 13: Makassar. Marimbi, Hanum. 2009. Sosiologi dan antropologi kesehatan. Nuha Medika: Yogyakarta. Ningsi. 2013. Pengetahuan dan perilaku kesehatan masyarakat lindu terhadap kejadian schistosomiasis di kabupaten sigi sulawesi tengah, (Online), (http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/8e10d3b109f622b3 404e5292f81e143b.pdf, Sitasi tanggal 20 Januari 2015). Notoatmodjo, S. 2012. Metode penelitian kesehatan. Rineka cipta: Jakarta. Nurwidayati, Anis. 2008. Jurnal vektor penyakit (lokalitbang p2b2donggala),(online),(http://www.bp4b2donggala. litbang.depkes.go.id/jurnals/kajian2008.pdf, Sitasi tanggal 10 Oktober 2014). Saebani, Beni Ahmad. 2012. Pengantar antropologi. CV Pustaka Setia: Bandung. Saragih, Rosita. 2010. Jurnal Darma Agung, Gambaran Perilaku masyarakat Tentang Pelayanan Puskesmas di Desa Sukaraya Kecamatan pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, (Online), (http://www.bpab2donggala.litbang.depkes.go.id/jurnals/kajian2008.pdf, sitasi tanggal10 Oktober 2014) Soedarto. 2011. Buku Ajar parasitologi kedokteran. CV Sagung Seto: Jakarta. Soetomo. 2012. Keswadayaan masyarakat. Pustaka Pelajar: Yogyakarta. Utari, Retno, 2014. Taksonomi bloom Apa dan Bagaimana Menggunakannya?, Widyaiswara Madya, Pusdiklat KNPK, (Online), (http://www.bppk.depkeu.go.id/taksonomi.bloom.retno.pdf, sitasi tanggal 2 Desember 2014). Verdiana, Ni Nyoman. 2013. Media Litbangkes Vol 23, faktor-faktor yang berhubungan denagan perilaku masyarakat dalam mencegah penularan schistosomiasis di dua desa di dataran tinggi napu kabupaten poso sulawesi tengah, (Online), (http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/mpk/article/viewfile /3282/3276, sitasi tanggal 20 Januari 2015). Widoyono. 2011. Penyakit tropis Epidemologi, Penularan, Pencegahan, dan Pemberantasan. Erlangga: Jakarta. 184