BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Data Masukan

BAB V ANALISI DATA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

IV. ANALISA DATA BAB IV ANALISIS DATA. 4.1 Geometri Simpang. A B C D. Gambar 4.1 Geometri Jl. Sompok Baru IV - 1.

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA. Data simpang yang dimaksud adalah hasil survey volume simpang tiga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kuantitatif yang menerangkan kondisi operasional fasilitas simpang dan secara

Kata kunci : Tingkat Kinerja, Manajemen Simpang Tak Bersinyal.

BAB III LANDASAN TEORI Kondisi geometri dan kondisi lingkungan. memberikan informasi lebar jalan, lebar bahu, dan lebar median serta

Gambar 2.1 Rambu yield

Dari gambar 4.1 maka didapat lebar pendekat sebagai berikut;

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 7 (Tujuh)

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 4 PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

ANALISA KINERJA SIMPANG TIDAK BERSINYAL DI RUAS JALAN S.PARMAN DAN JALAN DI.PANJAITAN

EVALUASI KINERJA SIMPANG TIGA TAK BERSINYAL DENGAN METODE MKJI 1997 (Studi Kasus Simpang Tiga Jalan Ketileng Raya-Semarang Selatan)

UNSIGNALIZED INTERSECTION

JURNAL EVALUASI KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL PADA SIMPANG TIGA JALAN CIPTOMANGUNKUSUMO JALAN PELITA KOTA SAMARINDA.

TINJAUAN KINERJA PERSIMPANGAN PRIORITAS KAMPUNG KALAWI KOTA PADANG (Studi Kasus: Simpang Tiga Kampung Kalawi)

BAB III LANDASAN TEORI. yang mempegaruhi simpang tak bersinyal adalah sebagai berikut.

DAFTAR ISI. Judul. Lembar Pengesahan. Lembar Persetujuan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

TUGAS AKHIR. ANALISA KARAKTERISTIK KONFLIK LALU LINTAS PADA SIMPANG TAK BERSINYAL TIGA KAKI (studi kasus pada Jalan RC Veteran)

BAB III LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSETUJUAN HALAMAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

ANALISIS KINERJA SIMPANG TIGA PADA JALAN KOMYOS SUDARSO JALAN UMUTHALIB KOTA PONTIANAK

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...

KINERJA SIMPANG LIMA TAK BERSINYAL JL. TRUNOJOYO, BANDUNG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA MARANATHA BANDUNG

BAB 3 METODOLOGI. Tahapan pengerjaan Tugas Akhir secara ringkas dapat dilihat dalam bentuk flow chart 3.1 dibawah ini : Mulai

SIMPANG TANPA APILL. Mata Kuliah Teknik Lalu Lintas Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, FT UGM

BAB III LANDASAN TEORI

Simpang Tak Bersinyal Notasi, istilah dan definisi khusus untuk simpang tak bersinyal di bawah ini :

Pristiwa Sugiharti 1, Wahyu Widodo 2. 2 Staff Pengajar Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Kondisi Lingkungan Jalan Simpang Bersinyal Gejayan KODE PENDEKAT

BAB III LANDASAN TEORI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diambil kesimpulan:

BAB IV HASIL DAN ANALISA. kondisi geometrik jalan secara langsung. Data geometrik ruas jalan Kalimalang. a. Sistem jaringan jalan : Kolektor sekunder

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. saling berpotongan, masalah yang ada pada tiap persimpangan adalah kapasitas jalan dan

DAFTAR ISI. i ii iii iv v. vii. x xii xiv xv xviii xix vii

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Lokasi Penelitian. Pengumpulan Data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Ruas Jalan A. Data Umum, Kondisi Geometrik, Gambar dan Detail Ukuran

BAB II LANDASAN TEORI. bertemu dan lintasan arus kendaraan berpotongan. Lalu lintas pada masingmasing

Kajian Kinerja Persimpangan Jalan Harapan Jalan Sam Ratulangi Menurut MKJI 1997

KINERJA PERSIMPANGAN TAK BERSINYAL PADA PERSIMPANGAN JALAN DOTULOLONG LASUT JALAN SUDIRMAN JALAN SARAPUNG JALAN SUDIRMAN KOTA MANADO

BAB III LANDASAN TEORI. A. Simpang Jalan Tak Bersinyal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai pertemuan dari jalan-jalan yang terlibat pada sistem jaringan jalan

EVALUASI KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL ANTARA JALAN SULTAN HAMENGKUBUWONO 9 DAN JALAN CAKUNG CILINCING RAYA

TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja atau tingkat pelayanan jalan menurut US-HCM adalah ukuran. Kinerja ruas jalan pada umumnya dapat dinyatakan dalam kecepatan,

PERENCANAAN LAMPU PENGATUR LALU LINTAS PADA PERSIMPANGAN JALAN SULTAN HASANUDIN DAN JALAN ARI LASUT MENGGUNAKAN METODE MKJI

PENGENDALIAN LALU LINTAS 4 LENGAN PADA PERSIMPANGAN JL. RE. MARTADINATA JL. JERANDING DAN PERSIMPANGAN JL. RE. MARTADINATA JL. HARUNA KOTA PONTIANAK

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Jaringan Jalan. B. Simpang

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN APARTEMEN BALI KUTA RESIDENCE (BKR) Di KUTA, BALI

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA TERMINAL PESAPEN SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN LAMPU PENGATUR LALU LINTAS PADA PERSIMPANGAN JALAN HARAPAN DAN JALAN SAM RATULANGI

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 6 (Enam)

TUGAS AKHIR ANALISA SIMPANG TAK BERSINYAL PADA JALAN SOMPOK (SEMARANG)

STUDI KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL YANG TIDAK SEBIDANG DI KOTA MAKASSAR: STUDI KASUS SIMPANG JALAN URIP SUMOHARJO-JALAN LEIMENA

ANALISIS KINERJA PERSIMPANGAN MENGGUNAKAN METODE MKJI 1997 (Studi Kasus : Persimpangan Jalan Sisingamangaraja Dengan Jalan Ujong Beurasok - Meulaboh)

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA TERMINAL TIPE C KENDUNG BENOWO SURABAYA

PERTEMUAN KE-8 UJIAN TENGAH SEMESTER

ANALISIS KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL (Studi Kasus: Jalan Anyelir Jalan Akasia Jalan Hayam Wuruk)

EVALUASI KINERJA DAN ALTERNATIF PENANGANAN SIMPANG PADA JALAN YA M SABRAN JALAN PANGLIMA AIM KOTA PONTIANAK

BAB V ANALISIS DATA 5.1 UMUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persimpangan Sistem jaringan jalan terdiri dari 2 (dua) komponen utama yaitu ruas (link) dan persimpangan (node).

TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL 3 LENGAN. (Studi kasus : Pertigaan JL. Pakuningratan, Yogyakarta ) Disusun Oleh : WAHYUDIN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PERSETUJUAN PENGESAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL (Studi Kasus Simpang Bangak di Kabupaten Boyolali)

PENENTUAN EKIVALENSI MOBIL PENUMPANG PADA SIMPANG TIGA TAK BERSINYAL ATAS DASAR KINERJA ARUS LALU LINTAS

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian. Mulai. Studi Pustaka. Observasi awal. Proposal disetujui. Ya Survei Pendahuluan

METODE BAB 3. commit to user Metode Pengamatan

ANALISIS LALU LINTAS SIMPANG TIGA TAK BERSINYAL (STUDI KASUS PADA PERTIGAAN JALAN AHMAD YANI, KUPANG NUSA TENGGARA TIMUR) Laporan Tugas Akhir

ANALISA KINERJA SIMPANG JALAN MANADO BITUNG JALAN PANIKI ATAS MENURUT MKJI 1997

BAB III LANDASAN TEORI

STUDI KINERJA SIMPANG BERSINYAL JALAN CIPAGANTI BAPA HUSEN BANDUNG

Bundaran Boulevard Kelapa Gading mempunyai empat lengan masing-masing lengan adalah

2.6 JALAN Jalan Arteri Primer Jalan Kolektor Primer Jalan Perkotaan Ruas Jalan dan Segmen Jalan...

PERHITUNGAN KINERJA BAGIAN JALINAN AKIBAT PEMBALIKAN ARUS LALU LINTAS ( Studi Kasus JL. Kom. Yos Sudarso JL. Kalilarangan Surakarta ) Naskah Publikasi

KAJIAN KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL DI KAWASAN PASAR TANAH MERAH BANGKALAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN RENCANA SIMPANG TAK SEBIDANG

EVALUASI KINERJA SIMPANG HOLIS SOEKARNO HATTA, BANDUNG

BAB IV PEMBAHASAN. arus dan komposisi lalu lintas. Kedua data tersebut merupakan data primer

BAB 3 METODOLOGI Metode Pengamatan

ANALISA A KINERJA SIMPANG DAN RUAS JALAN AKIBAT PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT ROYAL DI KAWASAN RUNGKUT INDUSTRI SURABAYA

EVALUASI SIMPANG BERSINYAL ANTARA JALAN BANDA JALAN ACEH BANDUNG

ANALISIS KINERJA SIMPANG TIGA TAK BERSINYAL (Studi Kasus Simpang Lamlo Kabupaten Pidie)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keadaan yang sebenarnya, atau merupakan suatu penjabaran yang sudah dikaji.

MANAJEMEN LALU-LINTAS DAN EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL (Studi Kasus : Jl. Semolowaru-Jl. Klampis Semolo Timur-Jl.Semolowaru- Jl.

Transkripsi:

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Data Masukan 1. Kondis Geometrik Data eksisting geometrik simpang Jalan Wates KM 17 dapat dilihat pada Tabel 5.1 dan Gambar 5.1. Tabel 5.1 Kondisi Geometrik Simpang Pendekat Marka Utara Ada Selatan Ada Barat Ada Gambar 5.1 Kondisi Geometrik Simpang 2. Kondisi LaluLintas Kondisi arus lalu lintas dapat dilihat pada Lampiran IV-1.Kondisi arus lalu lintas simpang hari Senin pukul06.00, 12.00-14.00,16.00-18.00 WIB dapat dilihat pada Gambar 5.2.

4000.0 3500.0 3000.0 2500.0 2000.0 1500.0 1000.0 500.0 0.0 Volume Lalu lintas Hari Senin (smp/jam) Gambar 5.2 Diagram Kondisi arus lalu lintas simpang hari Senin periode 16.15 17.15 WIB Volume Lalu lintas Hari Sabtu (smp/jam) 4000.0 3500.0 3000.0 2500.0 2000.0 1500.0 1000.0 500.0 0.0 Gambar 5.3 Diagram Kondisi arus lalu lintas simpang hari Sabtu pukul 06.15 07.15 WIB Dari fluktuasi data diatas diketahui volume laluintas terpuncak terjadi pada pukul 16.15-17.15 WIB dengan jumlah total kendaraana dalah 3347 kend/jam. 3. Kondisi Lingkungan

Kondisi lingkungan di simpang Jalan Wates KM 17-Jalan Pengasih, Dapat dilihat pada Tabel 5.2. Tabel 5.2 Kondisi Lingkungan Pendekat Tipe Tata Guna Lahan Utara (notasi B) Comersial Pertokoan,Perkantoran,Rumah makan Selatan (notasi D) Comersial Sekolah, Pertokoan. Barat (notasi C) Comersial Pasar B. Kapasitas 1. Lebar Pendekat (W) Dari hasil pengukuran geometrik simpang maka lebar pendekat kemudian dihitung dengan menggunakan Persamaan 3.2 sampai dengan Persamaan 3.4. Hasil perhitungan lebar pendekat simpang dirangkum pada Tabel 5.3. Tabel 5.3 Lebar Pendekat (W) Lebar Pendekat (m) Lebar Jalan Minor Jalan Utama Pendekat Rata- WA(m) WC(m) WAC(m) WB(m) WD(m) WBD(m) Rata W1(m) 0 2,5 2,5 5,5 5,5 5,5 5,50 2. Jumlah Lajur Penentuan jumlah lajur berdasarkan dari hasil rata-rata lebar pendekat (W1). Jumlah lajur di simpang Jalan Wates-Pengasih dapat dilihat pada Tabel 5.4. Tabel 5.4 Jumlah Lajur

Pendekat Lebar Pendekat (m) Jumlah Lajur Jalan Minor (W AC ) 5 (<5,5) 2 Jalan Utama (W BD ) 11 ( 5,5) 4 3. Tipe Simpang (IT) Berdasarkan Tabel 5.5 tipe simpang di Jalan Wates KM 17- jalan pengasih memiliki tipe 324. Penentuan simpang tersebut dijelaskan pada Tabel 5.5. Tabel 5.5 Tipe Simpang Jumlah Lajur Jumlah Lengan Tipe Simpang Jalan Minor Jalan Utama 3 2 4 324 4. Kapasitas Dasar (Co) Dari Tabel 5.5 diketahui bahwa simpang Jalan Wates KM 17- jalan pengasih termsuk tipe simpang 324. Berdasarkan Tabel 3.5 tipe simpang 324 di tetapkan memiliki kapasitas dasar sebesar 3200 smp/jam. 5. Faktor Penyesuaian Lebar Pendekat (Fw) Faktor penyesuaian lebar pendekat (Fw) untuk tipe simpang 324 dihitung dengan menggunakan Persamaan 3.8. Hasil perhitungan faktor penyesuaian lebar pendekat (Fw) adalah sebagai berikut: IT 324, atau 344: Fw = 0,62 + 0,0646 x W1 Fw = 0,62 + 0,646 x 5,50 Fw = 0,975 6. Faktor Penyesuaian Median Jalan Utama (Fm)

Dari Tabel 5.1 diketahui bahwa simpang 3 lengan Jalan wates KM 17 jalan pengasih, memiliki median jalan selebar 40 cm. Berdasarkan Tabel 3.6 jika wilayah kajian memiliki lebar median< 3m termasuk dalam median sempit dengan Fm = 1 7. Faktor Penyesuaian Ukuran Kota (Fcs) Jumlah penduduk di Kabupaten kulonprogo berdasarkan hasil sensus penduduk Tahun 2016 diketahui berjumlah 8203 jiwa (Sumber: BPS Kabupaten Kulonprogo). 8. Faktor Penyesuaian Tipe Lingkungan Jalan, Hambatan Samping, dan kendaraan tak bermotor (F RSU ) a. Tipe Lingkungan Tipe lingkungan disekitar wilayah kajian termasuk dalam lingkungan komersial. Tipe lingkungan tersebut didasarkan oleh aktifitas disekitar daerah kajian terdapat pasar, pertokoan, dan sekolah. b. Kelas Hambatan Samping Kelas hambatan samping di simpang Jalan Wates KM 17- Jalan Pengasih diketahui memiliki tipe simpang komersial dengan kelas hambatan samping tinggi. Hasil analisis kelas hambatan samping didapat sebesar 0,006. Berdasarkan Tabel 3.8 dengan kelas tipe komersial tinggi didapat nilai rasio kendaraan tak bermotor sebesar 0,926 (hasil interpolasi 0,00 dan 0,05) dan kemudian ditulis pada kolom 24 Lampiran V. 9. Faktor Penyesuaian Belok Kiri (F LT ) Hasil perhitungan F LT dapat dilihat pada formulir USIG II kolom ke 25 di Lampiran V. Contoh perhitungan untuk mengetahui nilai F LT pada hari Senin periode 16.15 17.15 WIB adalah sebagai berikut: F LT = 0,84 + 1,61 x P LT F LT = 0,84 + 1,61 x 0,17 F LT = 1,120 dengan : F LT = Faktor penyesuaian belok kiri

P LT = Rasio kendaraan belok kiri (Lampiran V, USIG-I baris ke 24 kolom ke 12) 10. Faktor Penyesuaian Belok Kanan (F RT ) Hasil perhitungan F RT dapat dilihat pada formulir USIG-II kolom ke 26 di Lampiran V. Contoh perhitungan adalah sebagai berikut: F RT = 1,09 0,922 x P RT F RT = 1,09 0,922 x 0,31 F RT = 0,801 dengan: F RT = Faktor penyesuaian belok kanan P RT = Rasio kendaraan dilapangan (Lampiran V, USIG-I baris ke 23 kolom 11) 11. Faktor Penyesuaian Rasio Jalan Minor (F MI ) Hasil perhitungan F MI dapat dilihat pada formulir USIG-II kolom ke 27 di Lampiran V. Contoh perhitungan untuk hari Senin periode 16.15 17.15 WIB adalah sebagai berikut: F MI = 16,6 x P 4 MI 33,3 x P 3 2 MI + 25,3 x P MI 8,6 x P MI + 1,95 F MI = 16,6 x0,233 4 33,3 x 0,233 3 + 25,3 x 0,233 2 8,6 x 0,233 + 1,95 F MI = 0,977 Dengan: P MI = Rasio arus jalan minor terhadap arus persimpangan total (formulir USIG-I baris ke 24 kolom ke 10 di Lampiran V) 12. Kapasitas (C) Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 5.6. Contoh perhitungan untuk hari Senin periode 16.15 17.15 WIB adalah sebagai berikut:

Tabel 5.6 Hasil Perhitungan Kapasitas Kapasitas Faktor Penyesuaian Kapasitas (F) Dasar Lebar Median Ukuran Hambatan Belok Belok Pendekat Jalan Kota Samping Kiri Kanan Pilihan Co smp/jam Rata-Rata Utama Fw FM FCS FRSU FLT FRT Tbl. B-2:1 Gbr. B-3:1 Tbl. B-4:1 Tbl. B-5:1 Tbl. B-6:1 Gbr. B-7:1 Gbr. B-8:1 (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) 1 3200 0.975 1.000 0.820 0.926 1.120 0.801 Tabel 5.7 Hasil Derajat Kejenuhan dan Tundaan Derajat Tundaan Lalu Tundaan Lalu Lintas Kejenuhan Lintas Jl.Utama Tundaan Geometrik Tundaan S Arus Lalu Lintas (Q) Tundaan Lalu Pilihan smp/jam Simpang Lintas Jl.Minor Simpang USIG-I (DS) DT1 DTMA DTMI (DG) (D) Brs.23 kol 10 (30)/(28) Gbr. C-2:1 Gbr. C-2:2 Gbr. C-2:2 (32)+( (30) (31) (32) (33) (34) (35) (36 1 3347.5 1.612 30.000 22.000 56.307 4 34.00

C = Co x F W x F M x F CS x F RSU x F LT x F RT x F MI C = 3200 x 0,975 x 1,000 x 0,820 x 0,926 x 1,120 x 0,801 x 0,977 C = 2077 smp/jam C. Perilaku Lalu Lintas 1. Derajat Kejenuhan (DS) Hasil perhitungan untuk menghitung derajat kejenuhan (DS) dapat dilihat pada Tabel 5.7. Contoh perhitungan untuk hari Senin periode 16.15 17.15 WIB adalah sebagai berikut: DS = DS = DS = 1.612 dengan: DS = Derajat kejenuhan Qtotal = Arus kendaraan bermotor total (USIG-II kolom ke 30 di Lampiran V) C = Kapasitas (USIG- II kolom ke 28 di Lampiran V 2. Tundaan a. Tundaan lalu lintas simpang (DT 1 )

Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 5.7. Contoh perhitungan untuk hari Senin periode 16.15 17.15 WIB adalah sebagai berikut: Untuk DS > 0,8 DT1 = 1,0504/(0,2742 0,2042 x DS) (1-DS) x 2 DT1 = 1,0504/(0,2742 0,2042 x 1,612) (1-1,612) x 2 DT1 = -17.88 ( data yang di masukan dalam table menggunakan nilai maksimum = 30 ) detik/smp b. Tundaan Lalu Lintas Jalan Utama (DT MA ) Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 5.7. Contoh perhitungan untuk hari Senin periode 16.15 17.15 WIB adalah sebagai berikut: Untuk DS > 0,8 DT MA = 1,05034/(0,346-0,246 x DS) (1 DS) x 1,8 DT MA = 1,05034/(0,346-0,246 x 1,612) (1 1,612) x 1,8 DT MA = -19.67(data yang di masukan dalam table menggunakan nilai maksimum =22)detik/smp

c. Tundaan Lalu Lintas Jalan Minor (DT MI ) Hasil perhitungan dapat dilihat pada formulir USIG II kolom ke 34 di Lampiran 5.7. Contoh perhitungan untuk hari Senin periode 06.15 06.30 WIB adalah sebagai berikut: DT MI = Qtotal x DT1 - Q MA x DT MA /Q MI DT MI = 3347,5 x (30 3347,5 x 20/ 780,6 DT MI = 56.307 detik/smp Dengan : Q MA = Arus total jalan utama (USIG-I baris ke 10 kolom ke 10, Lampiran V) Q MI = Arus total jalan minor (USIG-I baris ke 19 kolom ke 10, Lampiran V) d. Tundaan Geometrik Simpang (DG) Hasil perhitungan dapat dilihat pada formulir USIG II kolom ke 35 di Lampiran V.Berdasarkan ketentuan untuk DS 1,0 maka nilai DG = 4. e. Tundaan Simpang (D) Hasil perhitungan dapat dilihat pada formulir USIG II kolom ke 36 di Lampiran V. Contoh perhitungan untuk hari Senin periode 16.15 17.15 WIB adalah sebagai berikut: D = DG + DT1

D = 4 + 30 D = 34 detik/smp 3. Peluang Antrian (QP) Hasil perhitungan dapat dilihat pada formulir USIG-II kolom ke 37 di Lampiran V. Contoh perhitungan untuk hari Senin periode 16.15 17.15 WIB adalah sebagai berikut: QP % batas bawah = 9,02 x DS + 20,66 x DS 2 + 10,49 x DS 3 QP % batas bawah = 9,02 x 1,612 + 20,66 x 1,612 2 + 10,49 x 1,612 3 QP % batas bawah = 112,0929% QP % batas atas = 47,71 x DS + 24,68 x DS 2 + 56,47 x DS 3 QP % batas atas = 47,71 x 1,612 + 24,68 x 1,612 2 + 56,47 x 1,612 3 QP % batas atas = 249,128% 4. Penilaian Perilaku Lalu Lintas Hasil analisis menunjukan bahwa derajat kejenuhan pada hari Senin pada periode 16.15 17.15 WIB merupakan jam puncak. Volume kendaraan tertinggi terjadi pada hari Senin sebesar 3347,5 smp/jam. Derajat kejenuhan jam puncak pagi untuk hari Senin mencapai 1,612. Hal ini tentu tidak memenuhi dari batas diijinkan secara empiris didalam MKJI 1997 yaitu < 0,80. Nilai derajat kejenuhan yang tinggi berdampak pada nilai dari tundaan di persimpangan. Hal ini terjadi jika kendaraan terhenti karena antrian dipersimpangan sampai kendaraan itu keluar dari persimpangan karena adanya pengaruh kapasitas persimpangan yang sudah tidak memadai, sehingga menyebabkan kendaraan saling mengunci dan pengendara saling bergerak mencari celah untuk dilewati. Dari hasil analisis untuk jam puncak hari Senin menilai peluang antrian batas-bawah adalah 112,09291% dan batas atas adalah 249,12818%. Hasil analisis perilaku lalu lintas menunjukkan bahwa diperlukan beberapa penanganan yang dapat memperbaiki dari kinerja simpang kajian.

D. Alternatif Solusi Persimpangan 1. Perbaikan Simpang Dengan Alternatif 1 Hasil analisis perhitungan perbaikan simpang dengan alternatif 1 dapat dilihat pada formulir USIG-II Lampiran V Pilihan ke-2. Alternatif 1 yakni dengan cara pemasangan rambu dilarang belok kanan dari Jalan Wates menuju Jalan Pengasih. Dari hasil analisis didapat bahwa kapasitas meningkat menjadi 2802 smp/jam. Nilai derajat kejenuhan mengalami penurunan yakni 1,051, namun masih lebih besar dari 0,80 sehingga perlu dilakukan analisis alternatif ke 2. 2. Perbaikan Simpang Dengan Alternatif 2 Hasil analisis dengan alternatif 2 dapat dilihat pada formulir USIG-II Lampiran V pilihan ke-3. Alternatif 2 yakni dengan cara pemasangan rambu dilarang belok kiri dari Jalan Wates(arahkulonprogo-jogja) menuju JalanPengasih. Hasil dari analisis dengan alternatif ini didapat bahwa kapasitas menurun dari alternatif 1 menjadi 2222 smp/jam. Nilai derajat kejenuhan mengalami kenaikan yakni 1,124 masih diatas nilai ijin yakni 0,80. Dapat disimpulkan bahwa kapasitas persimpangan sudah tidak dapat lagi menampung arus lalu lintas yang ada sehingga diperlukan analisis alternatif lainnya. 3. Perbaikan Simpang Dengan Alternatif 3 Setelah menggunakan alternatif pertama dan kedua masih melebihi dari batas MKJI 1997 sebesar 0,885, maka menggunakan alternatif 3 denganpenambahan median jalanutamamenjadi 2. Hasil analisis alternatif 3 didapat DS sebesar 0,7< 0,8. Dapat dilihat di USIG-II kolom C baris 47, dengan batas standar MKJI 1997. Tabel 5.8 Alternatif Pilihan Derajat Kejenuhan Tundaan Simpang dtk/smp Keadaan saat ini 1.612 34 Alternatif 1 1.051 20 Alternatif 2 1.124 21 Alternatif 3 0.753 11.813

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Setelahdilakukanananalisiskondisi operasional simpang Jalan Wates KM.17- Jl.Pengasih berdasarkan data yang diperoleh dari hasil survai di lapangan dapat diambil kesimpulan seperti berikut ini : 2. Menurut perhitungan dan analisis Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 (MKJI 1997) simpang tiga tak bersinyal Jalan Ngolo Sentolo KM.17. Hasil analisisnya adalah sebagai berikut : e. Kapasitas (C) sebesar 2077 smp/jam f. Derajat kejenuhan (DS) sebesar 1,612 g. Tundaan simpang sebesar 34 detik/smp h. Peluang antrian (QP) sebesar 112,0929% - 249,128 % 3. Hasil analisis menunjukan bahwa derajat kejenuhan untuk hari Senin pada periode 16.15 17.15 WIB merupakan jam puncak sore. Volume kendaraan tertinggi sebesar 3347,5 smp/jam. Derajat kejenuhan jam puncak pagi untuk