IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. kegiatan perekonomian. Secara geografis terletak pada sampai dengan

dokumen-dokumen yang mirip
IV. GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Dinas Pengelolaan Pasar Kota Bandar Lampung. 1. Sejarah Berdirinya Dinas Pengelolaan Pasar

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Dinas Pengelolaan Pasar Kota Bandar Lampung. 1. Sejarah Berdirinya Dinas Pengelolaan Pasar

IV. GAMBARAN UMUM. 1. Sejarah Singkat Dinas Pasar Kota Bandar Lampung. Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pengelolaan Pasar. Sebelum terbentuknya Dinas

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. kegiatan perekonomian. Secara geografis terletak pada sampai dengan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pemerintah Nomor 3 tahun 1964 yang kemudian menjadi Undang-undang Nomor

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kebudayaan serta kegiatan perekonomian. Secara geografis terletak pada

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. Sebelum tanggal 18 Maret 1964, Provinsi Lampung merupakan sebuah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Fisik dan Topografi Kota Bandarlampung

IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik, pendidikan, kebudayaan,

BAB IV. GAMBARAN UMUM. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Oleh karena itu,

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG. kebudayaan, kota ini merupakan pusat kegiatan perekonomian daerah

GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 14 TAHUN 2013

WALIKOTA BATU KOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG CIPTA KARYA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KOTA DUMAI

WALIKOTA PANGKALPINANG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

IV. KEADAAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG. Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak untuk

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT

Memperhatikan : Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah.

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

WALI KOTA BONTANG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN KOTA TEBING TINGGI. A. Sejarah Singkat Berdirinya Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

BAB II KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. tantangan pembangunan kota yang harus diatasi. Perkembangan kondisi Kota

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 19 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 329 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 130 TAHUN 2016 T E N T A N G POLA KOORDINASI PERANGKAT DAERAH

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 20-H TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KECAMATAN WALIKOTA SURAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DUMAI,

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 71 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bandar. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bandar Lampung adalah

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 74 Tahun : 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

TaH, Jum RancangaN PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KOTA DUMAI

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 44 PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-N TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 70 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU

PAJAK & RETRIBUSI PARKIR

KOTA TANGERANG SELATAN PROVINSI BANTEN

BUPATI TIMOR TENGAH UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KOTA BLITAR

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 2 TAHUN 2016

PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA TEGAL PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KOTA TEGAL

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT,

WALIKOTA PROBOLINGGO

PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

BAB IV GAMBARAN UMUM. Kota Metro secara geoafis terletak pada 105, ,190 bujur timur dan 5,60-

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB IV GAMBARAN UMUM. terletak pada 5o 20-5o 30 LS dan 105o o 37 BT. Letak tersebut

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 7 TAHUN 2008 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 60 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS CIPTA KARYA KABUPATEN SITUBONDO

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA dan GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Selain

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN KOTA TEBING TINGGI. A. Sejarah Singkat Berdirinya Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi

BUPATI PANGANDARAN PERATURAN BUPATI PANGANDARAN NOMOR TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI KECAMATAN

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 48 TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 112 TAHUN 2016 T E N T A N G

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PADANG LAWAS PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PADANG LAWAS NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013

BUPATI PAKPAK BHARAT

PERATURAN BUPATI BREBES NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BREBES

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI PULANG PISAU,

DIN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKANBARU Nomor 7 Tahun 2008 PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 7 TAHUN 2008 T E N T A N G

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

TUGAS POKOK DAN FUNGSI CAMAT CICALENGKA TUGAS POKOK FUNGSI

WALIKOTA AMBON PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KOTA AMBON

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 35 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG

a. DESKRIPSI JABATAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, OLAHRAGA DAN PARIWISATA.

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

Transkripsi:

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan Ibukota dari Provinsi Lampung dan merupakan pusat kegiatan pemerintahan, sosial, politik, pendidikan dan kebudayaan serta kegiatan perekonomian. Secara geografis terletak pada 5 0 20 sampai dengan 5 0 30 Lintang Selatan dan 105 0 28 sampai dengan 105 0 37 Bujur Timur. Ibukota Bandar Lampung berada di Teluk Betung yang terletak di ujung selatan Pulau Sumatera, memiliki luas wilayah daratan 19.722 Ha (197,22 km 2 ) dan luas perairan kurang lebih 39,82 km 2 dan secara administratif dibatasi oleh : Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Barat Sebelah Timur : Kabupaten Lampung Selatan; : Teluk Lampung; : Kabupaten Pesawaran; : Kabupaten Lampung Selatan. Topografi Kota Bandar Lampung sangatlah beragam, mulai dari dataran pantai sampai kawasan perbukitan hingga bergunung, dengan ketinggian permukaan antara 0 sampai 500 m Daerah dengan topografi perbukitan hinggga bergunung membentang dari arah Barat ke Timur dengan puncak tertinggi pada Gunung Betung sebelah Barat dan Gunung Dibalau serta perbukitan Batu Serampok di sebelah Timur.

53 Sebagian wilayah Kota Bandar Lampung merupakan daerah perbukitan, seperti Gunung Kunyit, Gunung Kelutum, Gunung Banten, Gunung Kucing, dan Gunung Kapuk. Luas wilayah yang datar hingga landai meliputi 60% total wilayah, landai hingga miring meliputi 35% total wilayah, dan sangat miring hingga curam meliputi 4% total wilayah. Penduduk yang tinggal di Kota Bandar Lampung terdiri dari berbagai macam suku. Jumlah penduduk yang berada di setiap kecamatan di Bandar Lampung juga beraneka ragam sesuai dengan besarnya luas wilayah setiap kecamatan dan pertumbuhan yang secara alami terjadi baik kelahiran maupun kematian serta perpindahan penduduk. 1. Wilayah pantai terdapat disekitar Teluk Betung dan Panjang dan pulau dibagian Selatan 2. Wilayah landai/dataran terdapat disekitar Kedaton dan Sukarame dibagian Utara 3. Wilayah perbukitan terdapat disekitar Telukbetung bagian Utara 4. Wilayah dataran tinggi dan sedikit bergunung terdapat disekitar Tanjung Karang bagian Barat yaitu wilayah Gunung Betung, dan Gunung Dibalau serta perbukitan Batu Serampok dibagian Timur. Secara administratif Kota Bandar Lampung terdiri dari 13 Kecamatan, 98 Kelurahan, 246 Lingkungan, serta 2.672 RT. Penduduk Kota Bandar Lampung berdasarkan Sensus Penduduk Nasional yang dilaksanakan Biro Pusat Statistik (BPS) berjumlah 881.801 jiwa yang terdiri dari 445.959 jiwa penduduk laki-laki dan 435.842 jiwa penduduk perempuan. Sebaran penduduk kota paling banyak

54 berada di Kecamatan Teluk Betung Selatan yang berjumlah 92.156 jiwa, sedangkan paling sedikit berada di Kecamatan Tanjung Senang dengan jumlah 41.225 jiwa. Secara keseluruhan jumlah penduduk kota mengalami pertumbuhan rata-rata sekitar 2.76% pertahunnya. Rata-rata jumlah curah hujan di Kota Bandar Lampung berdasarkan hasil pengamatan Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika tiap tahunnya terus mengalami fluktuasi. Jumlah curah hujan tinggi biasanya terjadi pada bulan November sampai bulan April pada tipa tahunnnya. Pada tahun 2008 jumlah curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember, yaitu 433,10 mm, sedangkan yang terendah terjadi pada bulan Juli yaitu hanya 0,30 mm.berdasarkan data tersebut, dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir, curah hujan rata-rata tertinggi pada tahun 2009, yaitu mencapai 179,30 mm. Tingginya rata-rata curah hujan pada tahun 2009 berimplikasi pada meningkatnya volume air sungai sehingga terjadi banjir pada beberapa kawasan di Kota Bandar Lampung. Bulan basah/kering terjadi jika jumlah curah hujan yang terjadi pada bulan tersebut melebihi/kurang dari rerata curah hujan pada tahun bersangkutan. Berdasarkan rerata curah hujan mengindikasikan bahwa bulan basah Kota Bandar Lampung pada tahun 2009 terjadi pada bulan November Maret dengan rerata curah hujan bulanan berada diatas 179,30 mm, sedangkan bulan keringnya yaitu bulan April Agustus dengan rerata curah hujan bulanan kurang dari 179 mm. Kota Bandar Lampung termasuk beriklim tropis basah yang mendapat pengaruh dari angin musim (Monsoon Asia). Data Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika Provinsi Lampung menunjukan bahwa temperatur Kota Bandar

55 Lampung dalam kurun waktu lima tahun terakhir berada pada kisaran 25 28 0 C dengan suhu rata-rata pertahun 26,3 0 C. Temperatur udara di Kota Bandar Lampung sepanjang relatif stabil dan tidak pernah menunjukan perubahan yang ekstrim, hal tersebut dapat mengindikasikan bahwa kualitas lingkungan di Kota Bandar Lampung masih cukup baik. Kondisi kelerengan Kota Bandar Lampung juga sangat beragam, kondisi geografis wilayah yang berbukit serta berada di kaki Gunung Betung merupakan faktor pembentuk kelerengan di Kota Bandar Lampung. Tingkat kemiringan lereng rata-rata wilayah di Kota Bandar Lampung berada pada kisaran 0-20% dan secara umum kelerengan wilayah Kota Bandar Lampung berada pada 0-40%, wilayah yang memiliki kemiringan lereng 0 % diantaranya berada di wilayah Kecamatan Sukarame, Tanjung Karang Pusat, Tanjung Seneng, Panjang, Teluk Betung Selatan dan Kecamatan Kedaton. Adapun wilayah yang memiliki tingkat kemiringan lereng mencapai 40 % diantaranya adalah Kecamatan Panjang, Teluk Betung Barat, Kemiling, dan Tanjung Karang Timur. Berdasarkan data Laporan Realisasi Keuangan APBD Kota Bandar Lampung, maka terlihat pendapatan asli daerah (PAD) mengalami peningkatan rata-rata berkisar 14% per tahun. Sedangkan DAU maupun DAK yang masuk dalam pendapatan transfer meningkat rata-rata 10% pertahun. Namun bila dilihat dari belanja modal untuk pembangunan masih dibawah 10% dari total belanja, porsi besar masih di kegiatan belanja operasional sekitar 86% per tahun dari total belanja. Dan dari posisi keuangan surplus atau defisit tahun berjalan mengalami penurunan rata-rata 4% per tahun.

56 Kapasitas Fiskal adalah gambaran kemampuan keuangan Daerah yang dicerminkan melalui pendapatan daerah (tidak termasuk dana alokasi khusus, dana darurat, dana Pinjaman lama, dan penerimaan lain yang penggunaannya dibatasi untuk membiayai pengeluaran tertentu) dikurangi dengan belanja pegawai, dan dikaitkan dengan jumlah penduduk miskin. Peta Kapasitas Fiskal adalah pengelompokan Daerah berdasarkan kapasitas fiskal menjadi empat kelompok yaitu Daerah berkapasitas fiskal sangat tinggi, tinggi, sedang, dan rendah. Peta Kapasitas Fiskal digunakan untuk menetapkan besaran hibah bagi masing-masing Daerah. Besaran hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri Keuangan setelah berkoordinasi dengan Menteri pada Kementerian Negara/Lembaga terkait dan diprioritaskan kepada Daerah dengan kapasitas fiskal rendah. Dalam hal hibah mensyaratkan adanya dana pendamping, Daerah wajib menyediakan dana pendamping dimaksud dalam APBD. Bila melihat kemampuan keuangan Kota Bandar Lampung, maka masuk kategori sedang dan tinggi. Secara umum kondisi perekonomian kota Bandar Lampung cukup baik, terlihat dari PDRB tahun 2006 sebesar Rp. 5.079 trilyun meningkat menjadi Rp. 6.540 trilyun, rata-rata kenaikan per tahun sebesar 6.53%. dan hal ini berdampak pada peningkatan pendapatan per kapita rata-rata 4.62% per tahun, sehingga di tahun 2010 menjadi Rp. 7.417.230,- per kapita. Secara tahunan, laju inflasi Kota Bandar Lampung bulan Desember 2008 tercatat sebesar 12,81%. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan inflasi pada periode yang sama tahun 2007 (6,8%) dan dibandingkan dengan inflasi nasional pada periode yang sama di tahun 2008 (11,06 %). Hal ini disinyalir sebagai akibat dari gejolak harga komoditi. Dan

57 secara triwulanan, terjadi penurunan tekanan inflasi sebagai akibat dari tren penurunan harga pasca perayaan hari besar keagamaan. Organisasi Pemerintah Kota Bandar Lampung sesuai dengan peraturan yang berlaku, dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Jumlah dinas yang ada berjumlah 16 dinas dan 13 lembaga teknis, pemerintahan 13 kecamatan membawahi 98 kelurahan, dan Satpol PP. sedangkan Sekretariat Kota dibantu Asisten dan staf ahli untuk masing-masing bidang. Gambar 3.1. Struktur Organisasi Pemerintah Kota Bandar Lampung WALIKOTA WAKIL WALIKOTA SEKRETARIAT DAERAH ASISTEN 1 BIDANG PEMERINTAHAN BAGIAN HUKUM BAGIAN PEMERINTAHAN ASISTEN 2 BIDANG PEREKONOMIAN DAN PEMBANGUNAN BAGIAN PEREKONOMIAN BAGIAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN ASISTEN 3 BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT BAGIAN KESEJAHTERAAN RAKYAT ASISTEN 4 BIDANG ADMINISTRASI UMUM BAGIAN ORGANISASI BAGIAN UMUM BAGIAN PROTOKOL BAGIAN PERLENGKAPAN BAGIAN HUMAS STAF AHLI BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN BIDANG HUKUM DAN POLITIK BIDANG KEMASYARAKATAN DAN SDM BIDANG PEMBANGUNAN BIDANG PEMERINTAHA DINAS-DINAS DAERAH LEMBAGA TEKNIS DAERAH KECAMATAN Satuan Polisi Pamong Praja (SATPOL PP) 1. Dinas Pendidikan 2. Dinas Kesehatan 3. Dinas Pekerjaan Umum 4. Dinas Perhubungan 5. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 6. Dinas Tenaga Kerja 7. Dinas Koperasi, UKM dan Perindag 8. Dinas Pemuda dan Olah Raga 9. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 10. Dinas Kelautan dan Perikanan 11. Dinas Kebersihan dan Pertamanan 12. Dinas Sosial 13. Dinas Pertanian, Peternakan dan Kehutanan 14. Dinas Tata Kota 15. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah 16. Dinas Pengelolaan Pasar 1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 2. Badan Kepegawaian Daerah 3. Badan Kesbang dan Politik 4. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kelurahan 5. Badan Pengelolaan dan Pengendalian Lingkungan Hidup 6. Badan Koordinasi KB dan Pemberdayaan Perempuan 7. Badan Penanaman Modal dan Perizinan 8. Badan Penanggulan Bencana 9. Badan Pertanahan Nasional 10. Badan Pusat Statistik 1. Inspektorat 2. Kantor Perpustakaan, PDE dan Arsip Daerah 3. Kementrian Agama KELURAHAN

58 B. Gambaran Umum Dinas Pengelolaan Pasar Kota Bandar Lampung 1. Sejarah Berdirinya Dinas Pengelolaan Pasar Sebelum terbentuknya Dinas, kewenangan pengelolaan pasar secara struktur dibawah Dinas Pendapatan Daerah Kotamadya Dati II Bandar Lampung dan pengelolaan pasar terbagi menjadi 2 wilayah: a. Pasar Wilayah Tanjung Karang b. Pasar Wilayah Teluk Betung 2. Dasar Hukum Terbentuknya Dinas Pengelolaan Pasar a. Peraturan Daerah Nomor 1 tahun tahun 1982 tanggal 18 Januari 1982 Tentang Dinas Pasar Kotamadya Dati II Bandar Lampung b. Peraturan Daerah Nomor 12 tahun 2000 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Pasar Kota Bandar Lampung dan Keputusan Walikota Bandar Lampung Nomor 21 tahun 2001 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pasar Kota Bandar Lampung c. Peraturan Daerah Nomor 03 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kota Bandar Lampung dan Keputusan Walikota Bandar Lampung Nomor 19 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pengelolaan Pasar Kota Bandar Lampung.

59 3. Data Nama Pejabat yang ditunjuk sebagai Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Tabel 4.1 Data Nama Kepala Dinas Pengelolaan Pasar NO NAMA PEJABAT KETERANGAN TUGAS 1 Drs. M. THOHA JAFRI ( 1983 1987 ) 2 NAJAMUDDIN, SH ( 1987-1990 ) 3 OPANG SUPARNO, SH ( 1990 1992 ) 4 Drs. Hi. PULUNG MUSA ( 1992 1994 ) 5 Drs. Hi. M. HUSNI ANWAR ( 1994 1995 ) 6 Drs. Hi. ABDI KIROM ( 1995 1997 ) 7 JIHANDI GOESWI, SH ( 1997 2001 ) 8 Drs. HELMI MASYRI ( 2001 2002 ) 9 Plt. RUSLAN HD, SE ( 2002 2003 ) 10 Hi. KUSMARDIANTO, SH ( 2003 2006 ) 11 HANNIBAL, SH. MH ( 2006 2008 ) 12 SYAIFUL ANWAR, SH. MM ( 2008 2009 ) 13 Plt. Ir. Hi. A. SAUKI SHOBIER, SH ( 2009 ) 14 Drs. KHASRIAN ANWAR ( 2009 Sekarang ) 4. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi a. Kedudukan Dinas Pengelolaan Pasar adalah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang melaksanakan urusan pemerintahan daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah serta bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. b. Tugas Pokok Dinas Pengelolaan Pasar mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintah daerah dibidang Pengelolaan Pasar Berdasarkan Asas Otonomi dan Tugas Pembantuan. c. Fungsi Dalam melaksanakan tugas pokok Dinas Pengelolaan Pasar memepunyai fungsi : 1) Perumusan Kebijakan teknis dibidang pengelolaan pasar

60 2) Penyelenggaraan urusan Pemerintahan dan pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya 3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya dan 4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas fungsinya Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pengelolaan Pasar Kota Bandar Lampung yang menjadi kewenangan pengelolaan sebagian urusan pemerintah Kota Bandar Lampung khususnya wilayah pasar terbagi menjadi : a. Wilayah UPTD Pasar Panjang b. Wilayah UPTD Pasar Cimeng c. Wilayah UPTD Pasar Kangkung dan Gudang Lelang d. Wilayah UPTD Pasar Tamin e. Wilayah UPTD Pasar Gintung f. Wilayah UPTD Pasar SMEP dan Baru g. Wilayah UPTD Pasar Bambu Kuning h. Wilayah UPTD Pasar Bawah i. Wilayah UPTD Pasar Tugu j. Wilayah UPTD Pasar Way Halim dan Way Kandis 4. Visi dan Misi Dinas Pengelolaan Pasar Kota Bandar Lampung a. Pernyataan Visi Visi Dinas Pengelolaan Pasar Kota Bandar Lampung adalah: Terwujudnya Peningkatan Pelayanan terhadap Masyarakat Pedagang dan Pembeli, Pengunjung dan Pengguna Pasar melalui Sistem pengelolaan Pasar Perpasaran

61 Umumnya Masyarakat Sejahtera. Penjelasan Visi : Peningkatan pelayanan dalam rangka pelayanan prima adalah Upaya Pemerintah Kota melalui Kinerja Aparatur Dinas Pengelolaan Pasar Kota Bandar Lampung memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat pengunjung dan pengguna pasar, pedagang dan pembeli dengan cepat tepat terukur, efisien dan efektif. Dengan visi tersebut diatas diharapkan Dinas Pengelolaan Pasar dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan pasar perpasaran melalui tugas pokok dan fungsinya berupaya seoptimal mungkin secara professional maupun proporsional didukung keinginan seluruh SDM / Pegawai yang dimiliki untuk memotivasi melakukan inovasi serta perubahan perilaku. b. Pernyataan Misi Dalam rangka mewujudkan Visi guna mendukung Visi dan Misi Walikota Bandar Lampung maka Misi Dinas Pengelolaan Pasar adalah: 1) Meningkatkan Kualitas Aparatur Dinas Pengelolaan Pasar (SDM), masyarakat pedagang dan pembeli serta pengunjung dan pengguna pasar 2) Meningkatkan Pelayanan bagi masyarakat pedagang, pembeli, pengunjung dan pengguna pasar melalui peningkatan sarana dan prasarana pasar 3) Meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui pengelolaan retribusi Penjelasan Misi: Upaya dan langkah penyesuaian (adjusment) terhadap perubahan yang terjadi dalam pelaksanaan pengelolaan pasar persyaratan minimal SDM yang harus dimiliki oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Bandar

62 Lampung sebagai lembaga teknis yang profesional guna terwujudnya Visi Misi tersebut adalah : 1) Memiliki kemampuan dan wawasan konseptual dibidang perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi 2) Memiliki tingkat dedikasi, loyalitas dan integritas dalam pelaksanaan tugas 3) Memiliki kemampuan upaya intensifikasi dan ekstensifikasi dibidang pengelolaan retribusi c. Program Kerja dan Kegiatan 1) Sekretariat Dinas Pengelolaan Pasar a. Subbag Penyusunan Program Monitoring dan Evaluasi Melaksanakan penyusunan program kegiatan Dinas Pengelolaan Pasar melalui (Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan) : RKA, SKPD, DPA, SKPD, Renstra, Lakip, LPJK, LPPD/IKK, Inpres no 5, Laporan Fisik dan Keuangan Kegiatan/Rutin. b. Subbag Umum dan Kepegawaian Melaksanakan penatausahaan surat menyurat dan administrasi kepegawaian melalui kegiatan : mengagendakan surat masuk dan surat keluar, mengarsipkan surat masuk dan surat keluar, absensi kepegawaian, laporan rekap absensi, Administrasi kenaikan pangkat, berkala, karpeg, karcis/karsu, taspen, askes, surat cuti, DP 3, penjagaan pension, penyusunan jadwal agenda kerja kadis dan penataan kantor, ruang, kebersihan dan lain-lain.

63 c. Subbag Keuangan Melaksanakan verifikasi keuangan penerimaan dan pengeluaran APBD Melalui kegiatan : meneliti kelengkapan SPP-LS, pengadaan barang dan jasa yang disampaikan oleh bendahara pengeluaran, meneliti kelengkapan SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU dan SPP-LS gaji dan tunjangan penghasilan lainnya, melakukan verifikasi harian atas penerimaan, melaksanakan akuntansi SKPD, menyiapkan laporan keuangan SKPD. 2) Bidang Trantib dan Pembinaan Pedagang a. Seksi Trantib Pasar Melaksanakan penyusunan program dan Administrasi ketentraman ketertiban pasar melalui kegiatan : penyusunan program kegiatan operasi ketertiban pasar (PKL), mengadakan pemetaan wilayah trantib pasar, memantau ketersediaan alat pemadam kebakaran pasar. b. Seksi Pembinaan Petugas Trantib Melaksanakan penyusunan program kegiatan pembinaan petugas trantib (keamanan), mengadakan pembinaan petugas trantib, administrasi pengangkatan dan pemberhentian petugas trantib. c. Seksi Pembinaan Pedagang Melaksanakan penyusunan program kegiatan pembinaan pedagang melalui: pembinaan pedagang pasar, Administrasi dan registrasi identitas pedgang (SKIB), membentuk dan membina perkumpulan/paguyuban pedagang, memfasilitasi permodalan pedagang, melaksanakan pembinaan PKL di lingkungan pasar.

64 3) Bidang Pembangunan dan Pemeliharaan Pasar a. Seksi Pembangunan Pasar Melaksanakan penyusunan program kegiatan pembangunan pasar melalui pembangunan pasar dan sarana pendukung pasar, rehabilitasi/renovasi pasar, mengadakan kordinasi dengan lembaga instansi terkait, mengadakan inventaris aset pasar, sertifikasi aset pasar. b. Seksi Pemeliharaan Bangunan Melaksanakan penyusunan kegiatan pemeliharaan bangunan dan sarana pendukung pasar melalui : pemeliharaan fisik bangunan, sarana pendukung, mengadakan kordinasi kegiatan pemeliharaan bangunan pasar. c. Seksi Perizinan Melaksanakan penyusunan program kegiatan perizinan penggunaan aset pasar melalui : administrasi atau registrasi aset dan sarana pendukung pasar (ruko, toko, los atau amparan, dan wc pasar milih pemerintah Kota), melaksanakan pemungutan tau penagihan sewa atas penggunaan aset pasar dan sarana pendukung tersebut, memfasilitasi kegiatan promosi di lingkungan pasar oleh pihak ketiga. 4) Bidang Pengelolaan Pendapatan a. Seksi Pendataan dan Penetapan Retribusi. Melaksanakan penyusunan program kegiatan melalui: pendataan potensi atau objek retribusi, penetapan surat ketetapan retribusi daerah (SKRD), pemetaan wilayah pemungutan retribusi.

65 b. Seksi Penagihan Retribusi Melaksanakan penyusunan program kegiatan melalui : penagihan retribusi pelayanan pasar, kebersihan pasar, dan parker pasar, meproses permohonan keberataan dan tunggakan retribusi, menyetorkan retribusi ke kas daerah melalui bendahara penerima, pembinaan administrasi tau registrasi juru tagih retribusi. c. Seksi Pembukuan dan Pelaporan Melaksanakan penyusunan program kegiatan melalui : verifikasi administrasi pembukuan unit pelaksana teknis (UPT) dan bendahara penerima, pembinaan dan pengawasan pembukuan, dan pelaporan. 5) Bidang Kebersihan dan Keindahan Pasar a. Seksi Pembinaan Petugas Kebersihan Pasar Melaksanakan penyusunan program kegiatan melalui : administrasi atau registrasi petugas kebersihan pasar, pembinaan petugas kebersihan pasar, pengadaan kelengkapan kerja petugas kebersihan pasar, pembinaan lomba kebersihan pasar dan melaksanakan pengawasan kebersihan pasar. b. Seksi Sarana dan Prasarana Kebersihan Pasar Melaksanakan penyusunan program kegiatan melalui : pengadaan sarana dan prasarana kebersihan pasar (truck sampah, contener, gerobak sampah TPS atau landasan contener, siring pasar, mengadakan kordinasi dengan instansi terkait pengadaan sarana dan prasarana kebersihan, menyusun laporan keadaan fisik sarana dan sarana kebersihan.

66 c. Seksi Pemeliharaan Kebersihan dan Keindahan Pasar Melaksanakan penyusunan program kegiatan melalui : pemeliharaan kebersihan dan keindahan, taman pasar, menyusun penbagian tugas dan wilayah kerja pemeliharaan kebersihan pasar, pembinaan peran serta dan partisipasi pedagang maupun pengunjung terhadap kebersihan dann keindahan pasar. 6) Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pasar Sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas yang melaksanakan program kegiatan dalam lingkup wilayah pasar yag menjadi kewenangan Dinas Pengelolaan Pasar antara lain: a. Pengelolaan ketertiban, penataan dan pembinaan pedagang pasar b. Pengelolaan pembangunan, renovasi dan pemeliharaan aset pasar c. Pengelolaan kebersihan dan keindahan pasar d. Pengelolaan pendapatan retribusi Program kerja dan kegiatan yang menjadi unggulan/skala prioritas Dinas Pengelolaan Pasar a. Penataan dan penertiban pedagang kaki lima (PKL) b. Kebersihan dan keindahan pasar (Adipura) c. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan retribusi Program Pembangunan atau Renovasi Pasar Pembangunan dan Renovasi Pasar Gintung 1) Di atas tanah aset Pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung

67 2) Anggaran biaya Pembangunan Dana Pusat melalui (Dinas Perindustrian Perdagangan) Pembangunan Pasar Bambu Kuning Square 1) Di atas tanah atau lahan PT. KAI 2) Anggaran biaya Pembangunan APSI (Asosiasi Pedagang Seluruh Indonesia) Renovasi Pasar Baru Panjang 1) Di atas tanah/lahan aset Pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung 2) Anggaran biaya pembangunan pihak ke III/Swasta C. Kebijakan Tata Ruang Ruang Wilayah Kota Bandar Lampung Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah Kota Bandar Lampung merupakan perwujudan dan upaya untuk mencapai tujuan penataan ruang wilayah Kota Bandar Lampung. Masing-masing kebijakan dan strategi akan dijabarkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Kebijakan dan strategi penataan ruang Kota Bandar Lampung dibagi dalam: a. Kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang b. Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang c. Kebijakan dan strategi pengembangan pemanfaatan dan pengendalian ruang Kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang wilayah Kota Bandar Lampung merupakan arahan pengembangan wilayah terkait dengan hierarki pelayanan kota serta sistem prasarana utama kota yang akan ditetapkan untuk mencapai tujuan penataan ruang wilayah. Adapun kebijakan pengembangan

68 struktur ruang wilayah Kota Bandar Lampung dalam kurun waktu 20 tahun mendatang adalah sebagai berikut: a. Pembentukan dan pengembangan kawasan pusat-pusat kegiatan utama kota b. Peningkatan aksesibilitas pusat kawasan perdagangan dan jasa skala internasional dan regional, c. Peningkatan penyediaan prasarana dan utilitas secara terpadu dan berwawasan lingkungan, d. Peningkatan fungsi pelayanan nasional dan regional. Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang wilayah Kota Bandar Lampung merupakan penjabaran tujuan penataan ruang sebagaimana telah diuraikan ke dalam langkah-langkah pencapaian tindakan yang lebih nyata dalam pengembangan kawasan lindung dan budidaya kota. Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang meliputi: a. Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung b. Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan budidaya c. Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan strategis kota Kebijakan dan Strategi Pemanfaatan dan Pengendalian Ruang, terdiri dari : a. Pengembangan program perwujudan tata ruang yang dapat mendorong kemitraan dan kerjasama antara swasta dan masyarakat. b. Pengendalian pemanfaatan ruang yang tegas dan konsisten. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah Kota Bandar Lampung merupakan perwujudan dan upaya untuk mencapai tujuan penataan ruang wilayah Kota Bandar Lampung. Masing-masing kebijakan dan strategi akan dijabarkan sesuai

69 dengan tujuan yang ingin dicapai. Kebijakan dan strategi penataan ruang Kota Bandar Lampung dibagi dalam: a. Kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang b. Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang c. Kebijakan dan strategi pengembangan pemanfaatan dan pengendalian ruang Kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang wilayah Kota Bandar Lampung merupakan arahan pengembangan wilayah terkait dengan hierarki pelayanan kota serta sistem prasarana utama kota yang akan ditetapkan untuk mencapai tujuan penataan ruang wilayah. Adapun kebijakan pengembangan struktur ruang wilayah Kota Bandar Lampung dalam kurun waktu 20 tahun mendatang adalah sebagai berikut: a. Pembentukan dan pengembangan kawasan pusat-pusat kegiatan utama kota b. Peningkatan aksesibilitas pusat kawasan perdagangan dan jasa skala internasional dan regional, c. Peningkatan penyediaan prasarana dan utilitas secara terpadu dan berwawasan lingkungan, d. Peningkatan fungsi pelayanan nasional dan regional. Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang wilayah Kota Bandar Lampung merupakan penjabaran tujuan penataan ruang sebagaimana telah diuraikan ke dalam langkah-langkah pencapaian tindakan yang lebih nyata dalam pengembangan kawasan lindung dan budidaya kota. Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang meliputi:

70 a. Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung b. Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan budidaya c. Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan strategis kota Secara umum jumlah lahan terbangun sampai saat ini telah berjumlah 9920 Ha atau sekitar 54,65 % dari seluruh luas Kota Bandar Lampung, sedangkan lahan yang belum terbangun saat ini memiliki luas sekitar 8230,89 Ha atau sekitar 45,35% a. Kawasan Lindung 1) Kawasan Resepan Air 2) Kawasan Sempadan Pantai 3) Kawasan Sempadan Sungai 4) Kawasan Sekitar Mata Air 5) Kawasan Sempadan Rel Kereta Api 6) Kawasan Ruang Terbuka Hijau dan Hutan Kota b. Kawasan Budidaya 1) Kawasan Perumahan 2) Kawasan Perdagangan dan Jasa 3) Kawasan Perkantoran 4) Kawasan Industri 5) Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) 6) Kawasan Peruntukan Lainnya

71 D. Kewenangan Walikota dalam Hak Guna Bangunan (HGB) Kewenangan Walikota dalam Hak Guna Bangunan (HGB) diatur dalam Peraturan Walikota (Perwali) Nomor 96.A Tahun 2012 tentang Tata Cara dan Persyaratan Penetapan Kewajiban atas Pemegang HGB di Atas Tanah Pengelolaan Lahan Pemerintah Kota Bandar Lampung. Dasar penetapan kewajiban atas pemegang HGB di atas Hak Pengelolaan Lahan Kota Bandar Lampung adalah Pasal 6 Peraturan Menteri Agraria Nomor 9 Tahun 1965 tentang Pelaksanaan Konversi Hak Penguasaan Atas Tanah Negara, Pasal 3 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1977 tentang Tata Cara Permohonan dan Penyelesaian Pemberian Hak Atas Bagian-Bagian Tanah Hak Pengelolaan dan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai Atas Tanah. Wewenang Pemegang Hak Pengelolaan menurut ketentuan Pasal 6 Peraturan Menteri Agraria Nomor 9 Tahun 1965 tentang Pelaksanaan Konversi Hak Penguasaan Atas Tanah Negara, wewenang yang diberikan kepada pemegang hak pengelolaan, yaitu merencanakan peruntukan dan penggunaan tanah tersebut; menggunakan tanah tersebut untuk keperluan pelaksanaan tugasnya; menyerahkan bagian-bagian dari tanah tersebut kepada pihak ketiga dengan hak pakai yang berjangka waktu 6 tahun; dan menerima uang pemasukan/ganti rugi dan/atau uang wajib tahunan.

72 Pasal 3 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1977 tentang Tata Cara Permohonan dan Penyelesaian Pemberian Hak Atas Bagian- Bagian Tanah Hak Pengelolaan Serta Pendaftarannya menentukan setiap penyerahan penggunaan tanah yang merupakan bagian dari tanah hak pengelolaan kepada pihak ketiga oleh pemegang hak pengelolaan, baik yang disertai atau pun tidak disertai dengan pendirian bangunan di atasnya, wajib dilakukan dengan pembuatan perjanjian tertulis antara pihak pemegang hak pengelolaan dan pihak ketiga yang bersangkutan. Atas pemakaian tanah hak pengelolaan milik pemerintah daerah, pemerintah daerah memiliki hak untuk mengambil hasil berupa pungutan kepada pihak yang menggunakan lahan tersebut untuk melakukan usaha sebagai balas jasa penggunaan kekayaan milik daerah. Pemungutan atas pemakaian tanah hak pengelolaan milik pemerintah daerah Kota Bandar Lampung ini diatur dalam Peraturan Wali Kota Nomor 96. A Tahun 2012 tentang Tata Cara Dan Persyaratan Penetapan Kewajiban Atas Pemegang Hak Guna Bangunan di Atas Tanah Hak Pengelolaan Lahan Pemerintah Kota Bandar Lampung. Dasar pertimbangan diterbitkannya surat Mendagri No. 188.34/8880/SJ tentang Klarifikasi Perwali Bandar Lampung No. 96 A Tahun 2012 adalah Pasal 3 dan Pasal 4 Peraturan Wali Kota Nomor 96. A Tahun 2012 bertentangan dengan Pasal 33 ayat (5) Peraturan Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah, karena jangka waktu masa HGB adalah 20 tahun, sedangkan terhadap tingkat penggunaan jasa pemegang Hak Guna Bangunan di atas Hak Penggelolaan Lahan jangka waktu

73 penyewaan barang milik daerah paling lama 5 (lima) tahun tahun dan dapat diperpanjang. Selanjutnya, Pasal 3 dan Pasal 4 Peraturan Wali Kota Nomor 96. A Tahun 2012 bertentangan dengan Pasal 7 huruf a Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, karena dalam upaya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), pemerintah daerah dilarang menetapkan peraturan daerah tentang pendapatan yang menyebabkan ekonomi biaya tinggi.