dicadangkan untuk kasus-kasus dimana pasien menunjukkan tanda-tanda dan gejala infeksi.

dokumen-dokumen yang mirip
Apa yang terjadi selama menggunakan obat aborsi?

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pelayanan Kesehatan adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan

Misoprostol Cytotec Serly Dan Mifeprestone Mifeprex Obat Terlambat Haid

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

PANDUAN PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN RUMAH SAKIT RAWAMANGUN

Modul ke: SEMINAR MEDIA. 03Ilmu. Presentasi Kelompok. Fakultas. Christina Arsi Lestari, M.Ikom. Komunikasi. Program Studi Broadcasting

lain rumah sakit atau prosedur hari pusat dicabut, ditangguhkan atau memiliki kondisi tempat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Salah satu masalah kesehatan yang sering di jumpai pada wanita usia subur

Pedoman Pelaksanaan Persetujuan Tindakan Kedokteran (Informed Consent)

ASPEK HUKUM REKAM MEDIS By: Raden Sanjoyo D3 Rekam Medis FMIPA Universitas Gadjah Mada

Meyakinkan Diagnosis Infeksi HIV

BAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas.

BAB I PENDAHULUAN. jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada awal kehamilan (trimester pertama), seperti berakhirnya

BAB I PENDAHULUAN. Tubektomi dapat berupa pengikatan dan pemotongan, dapat juga Tubektomi

PANDUAN INFORMED CONSENT

Diadjeng Setya Wardani

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perlu dilakukan secara bersama-sama dan berkesinambungan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi (fertilisasi) sampai lahirnya janin.

Konseling & VCT. Dr. Alix Muljani Budi

PTRM PROGRAM TERAPI RUMATAN METADON PUSKESMAS BANGUNTAPAN II

Aborsi Dalam Pandangan Medis Prof. dr. Delfi Lutan MSc., SpOG(K)

Penanganan Medis dan Non Medis untuk korban kekerasan. Ova Emilia 3 Juli 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu perhatian dari World Health

Bab III Sistem Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. upaya perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih

BAB IV KETENTUAN DIBOLEHKANNYA ABORSI AKIBAT PERKOSAAN DALAM PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI

Dari aspek pengungkapan dan pertukaran informasi, komunikasi digolongkan menjadi 2 bentuk sebagai berikut.

Asuhan Kebidanan Koprehensif..., Dhini Tri Purnama Sari, Kebidanan DIII UMP, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil perlu dilakukan pelayanan antenatal secara berkesinambungan, seperti

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PELAYANAN KB DALAM RUANG LINGKUP KEBIDANAN KOMUNITAS

2011, No sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2

PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL.

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur dan

BAB I PENDAHULUAN. tuba falopi kemudian berimplantasi di endometrium. (Prawiroharjho, ketidakpuasan bagi ibu dan bayinya (Saifuddin. 2000).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Komplikasi obstetri yang menyebabkan tingginya kasus kesakitan dan kematian neonatus, yaitu : 1. Hipotermia 2. Asfiksia

PELAYANAN BEDAH DAN ANESTESI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara negara tetangga.

BAB 1 PENDAHULUAN. besar. Berdasarkan data UNICEF, WHO, UNFPA dan Bank Dunia tren angka

PANDUAN PELAYANAN PASIEN DENGAN ALAT PENGIKAT (RESTRAINT) RUMAH SAKIT UMUM BUNDA THAMRIN MEDAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat (Pantikawati dan Saryono,2010:1). Namun, dalam prosesnya terdapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Tangga (SKRT) dan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)

BAB I PENDAHULUAN. banyak dilaporkan tuntutan pasien atas medical error yang terjadi pada dirinya. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. di kawasan ASEAN yaitu sebesar 228/ kelahiran hidup (SDKI. abortus (11%), infeksi (10%), (SDKI 2012).

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan dan persalinan adalah suatu proses yang normal, alami

BUKU REGISTER PARTUS DI RUMAH SAKIT

BAB 1 PENDAHULUAN. proses fisiologis dan berksinambungan. Kehamilan dimulai dari konsepsi

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada proses laktasi. Dalam prosesnya kemungkinan keadaan

PANDUAN PELAYANAN MEMINTA PENDAPAT LAIN (SECOND OPINION)

Lampiran III Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 900/MENKES/SK/VII/2002 Tanggal : 25 Juli 2002

BAB I PENDAHULUAN. dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 Menunjukkan AKI yang sangat signifikan

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ibu Hamil Melakukan Tes HIV pada Layanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. yang dilahirkan harus aman dan sehat serta membawa kebahagiaan bagi ibu dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

APLIKASI ETIKA DALAM PRAKTIK KEBIDANAN. IRMA NURIANTI, SKM. M.Kes

PELAYANAN BEDAH DAN ANESTESI (PAB)

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh gangguan hormonal, kelainan organik genetalia dan kontak

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH NOMOR : 096/SK-Dir/RSB-A/II/2016

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PANDUAN PENOLAKAN PELAYANAN ATAU PENGOBATAN RSIA NUN SURABAYA 1. LATAR BELAKANG

APK 1.1. Elemen penilaian APK 1.1.

sebuah tinjauan strategi dr. Abednego Dani N Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul PROGRAM PENGENDALIAN HIV&AIDS KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. Proses kehamilan, persalinan, nifas merupakan suatu proses fisiologis

BAB I PENDAHULUAN. diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara terminologi kedokteran abortus ialah suatu keadaan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. unsur penentu status kesehatan (Saifuddin, 2013). Keadaan fisiologis bisa

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum. Penilaian status kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan

BAB I PENDAHULUAN. yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Karena itu kehamilan yang

BAB I PENDAHULUAN. karena hubungan seksual (Manuaba,2010 : 553). Infeksi menular

Bab II. Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan. Cerita Juanita. Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan ibu di masyarakat (Riskesdas.2013:169). sampai bulan November jumlah K1 33, K4 33, Persalinan Nakes 33, dari

PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK [ INFORMED CONSENT ]

BAB I PENDAHULUAN. adaptasi psikologi. Bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia. Menurut World

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang menimbulkan respon ketidaknyamanan bagi ibu hamil (Bartini, 2012).

Perawat adalah seseorang yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kewenangan untuk memberikan asuhan keperawatan pada orang lain berdasarkan ilmu

PERATURAN DIREKTUR RS ROYAL PROGRESS NOMOR /2012 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS

MODEL PRAKTIK KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan ibu merupakan bagian yang sangat penting dalam. kesehatan reproduksi karena seluruh bagian yang lain sangat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

A. LATAR BELAKANG MASALAH

SYARAT-SYARAT PEMERIKSAAN INFERTIL

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK BIDAN

Pedoman Penyusunan Lembar Penjelasan kepada Calon Subyek

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Word Heart Organisation (WHO) memperkirakan bahwa 42 juta kehamilan per tahun berujung pada aborsi yang diinduksi, 20 juta diantaranya diperkirakan tidak aman karena dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keterampilan atau dilakukan dalam lingkungan yang tidak memenuhi standar medis minimum, atau keduanya. kematian dan cedera akibat aborsi yang tidak aman terus menjadi masalah kesehatan serius yang mempengaruhi keluarga dan seluruh masyarakat. Secara global, aborsi tidak aman bertanggung jawab atas 13 % kematian ibu hamil, 99% diantaranya terjadi pada Negara berkembang. membuat kehamilan menjadi lebih aman mencakup penyediaan layanan aborsi yang aman atau rujukan ke layanan aborsi yang aman sejauh diijinkan oleh hokum yang berlaku serta penanganan yang sesuai dan tepat waktu terhadap aborsi yang tidak aman dan spontan bagi kaum perempuan. diseluruh dunia, satu dari tujuh perempuan akan mengetahi komplikasi selama kehamilan atau persalinan. terdapat lebih dari 500.00 kematian ibu setiap tahun dengan 99% nya terjadi dinegara berkembang dari sekitar 130 juta bagi yang lahir setiap tahun sekitar 4 juta diantaranya meninggal duniasaaat lahir, meninggal di dalam rahim selama tiga bulan terakhir kehamilan. Perawatan Aborsi komprehensif mencakup semua unsure perawatan pasca aborsi dan juga induksi aborsi yang aman untuk semua indikasi yang legal (yaitu yang sesuai dengan hokum nasional). Semua unsure ini berperan dalam menurunkan tingkat kematian material. BAB II TINJAUAN TEORI A. Needs Assessment/Penilaian kebutuhan Saat merencanakan layanan aborsi, kuimpulan informasi dan pertimbangan kebutuhan-kebutuhan dan persepsi masyarakat, termasuk prederensi kaum perempuan terhadap jenis.penyedia layanan dan jenis kelamin penyedia layanan serta lokasi layanannya. Tingkat aborsi tidak aman yang tinggi sering merupakan akibat dari dibatasinya akses ke layaan aborsi oleh hokum. meskipun demikian, bahkan bisal aborsi legal, perempuan sering tidak dapat mengakses layanan aborsi yang aman dan legal. kondisi dimana aborsi dilegalkan di beberapa Negara lainnya. di beberapa Negara, akses sangat dibatasi sedangkan di Negara lainnya, layanan aborsi tersedia atas permintaan dan untuk alasan medis dan social. pada hakikatnya, setiap Negara didunia mengijinkan aborsi yang aman dan ilehal dalam kondisi-kondisi tertentu. Petugas kesehatan reproduksi, manajer program dan penyedia layanan harus mengetahui kebijakan dan peraturan nasional yang berkaitan dengan aborsi yang aman di Negara tempat mereka bekerja. Apakah terdpat undang-udang/peraturan/kebijakan mengenai aborsi/ketersediaan dan akses ke layanan aborsi? berikan perhatian khusus pada :

o alasan mengapa aborsi diijinkan (misalnya alasan terapi, Incest, kesehatan mental, atau alasan pribadi). o batas waktu dimana aborsi dapat dilakukan dan apakah terdapat situasi dimana batas waktu tersebut dapat diabaikan. o ketersediaan metode aborsi yang berbeda (misalnya dengan tindakan, seperti aspirasi vakum elektrik atau manual dengan obat-obatan/medis, seperti mifepristone dan misoprostol) dan distribusi serta pemberian obat untuk aborsi dan perawatan setelah aborsi. o Persyaratan untuk konseling o keadaan dimana aborsi dapat dilakukan dan / atau tingkatan penyedia layanan yang dapat melakukan aborsi atau memberikan metode aborsi o ketentuan mengenai biaya aborsi o aturan atau harapan yang mengharuskan orang lain (suami, orang tua, wali) untuk member ijin melaukan aborsi (ijin pihak ketiga) o persyaratan tentang pelaporan yang wajib dilakukan o keharusan bagi penyedia layanan yang menolak melakukan aborsi (keberatan berdasarkan hati nurani) untuk merujuk pasien ketempat yang bersedia member layanan aborsi apakah ada undang-undang yang melarang/mengkriminalisasi aborsi? o apakah ada undang-undang atau peraturan mengenai perawatan pasca aborsi, termasuk perawatan setelah aborsi yang tidak aman? berikan perhatian khusus pasa syarat perujukan dan pelaporan. apakah terdapat undang-undang/peraturankebijakan yang menyatakan bahwa minimal harus disampikan informasi mengenai layanan aborsi yang aman/tidak aman serta perawatan setelah aborsi. Selain komplek social dan hokum, harus juga diperhatikan : Konteks epidemiotogi pelatihan kualifikasi dan kapasitas dari staff supply dan peralatan sistem transport darurat kapasitas fasilitas tujukan B. Konseling dan persetujuan sukarela / voluntary informed consent penyedia layanan harus menyadari bahwa perempuan yang mencari layanan aborsi mungkin mengalami stress emonisional yang berat atau ketidaknyamanan fisik. mereka hrus memastikan privasi, kerahasiaan dan adanya ijin untuk perawatan. konseling yang baik memberikan perempuan tersebut dukungan emosional dan meningkatkan kefektifan prosedur. konseling yang efektif diabngun sepenuhnya berdasarkan kebutuhan dan kepentingan perempuan tersebut serta dilakukan sebelum, selama dan setelah prosedur. Informed cintent/keputusan yang dibuat berdasarkan informasi yang diberikan secara sukarela, baik yang didadapat secara tertulis, memastikan bahwa perempuan

tersebut memahami, dan menyetujui rencana perawatan ytang diajukan, termasuk manfaatnya, resiko dan alternatifnya. persetujuan ini berarti bahwa perempuan tersebut telah mengambil keputusan secara bebas, tanpa tekanan atau paksaan apapun. penyedia layanana dapat mendokumentasikannya dengan meminta tanda tangan pada formulir persetujuan. pada beberapa kondisi, lebih tepat untuk memastikan persetujuan secara lisan. C. Penilain Klinis Penyedia layanan harus melakukan penilaian klinis yang menyeluruh, mel;iputi : Riwayat kesehatan reproduksi yang teliti (termasuk riwayat kekerasan seksual) Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan panggul yang teliti (ultrasonografi) dan tes kehamilan bukan merupakan persyaratan atau syarat minimum untuk menawarkan layanan aborsi. Kehamilan sudah dapat dideteksi saat pemeriksaaan panggul bimanual pada 6-8 minggu Penilaian psikososial Untuk perempuan yang dating untuk perawatan aborsi yang tidak lengkap atau komplikasi aborsi (perawatan pasca aborsi) harus dilakukan dengan hati-hati seklai, karena mereka mungkin mengalami komp[likasi yang mengancam keselamatan jiwa. Pengosongan uterus seringkali merupakan komponen penting dalam penanganan kasus dan bila kondisi paslen sudah stabil, maka prosedur ini tidak boleh di tunda. pemindahan segera ke rumah sakit tujukan mungkin diperlukan jika perempuan tersebut membutuhkan perawatan yang melebihi kemampuan puskesmas dimana ia berada. Kondisinya harus distabilkan sebelum ia dipindahkan. D. Pencegahan infeksi Sebagaimana prosedur invasive apapun, selalu terdapat resiko infeksi terhadap pasien, penyedia layanan, dan staf pendukung melalui kontak dengan kontaminan/penyebab infeksi. Untuk meminimalkan resiko tersebut, tindakan pencegahan standar harus diperhatikan setiap saat. Tindakan ini meliputi penggunaan penghalang yang memadai (seperti sarung tangan dan masker), penanganan limbag dengan hati-hatiserta mencegah terjadinya cedera (lihat Bab 2: PPAM paragraph 3.3.2, hal 38). Infeksi iatrogenic / yang di dapat bisa dicegah dengan mengikuti tindakan pendegahan standar, dengan menggunkan teknik aseptic dan mengesampingkan atau mengobati infeksi servikal sebelum melakukan prosedur transervikal. Semua perempuan yang melakukan pengosongan uterus yang melakukan pengosongan uterus melalui aspirasi vakum harus diberikan dosis profilaksis antibiotic untuk mengurangi resiko infeksi, namun demikian, tidak adanya antibiotic profilaksis tidak menghalangi kinerja dari aspirasi vakum. Pmeberian antibiotic secara rutin tidak diperlukan dan di tidak di rekomendasikan utuk perempuan yang mengalami pengosongan uterus mel;aui penggunaan obat-obatan. dalam hal ini, antibiotic harus

dicadangkan untuk kasus-kasus dimana pasien menunjukkan tanda-tanda dan gejala infeksi. E. Mengatasi rasa nyeri Pengobatan harus selalu ditawarkan untuk mentasi rasa nyeri. Tujuan dari rencana mengatasi nyeri adalah membantu pasien untuk merasa senyaman mungkin. Aspirasi vakum harus dilakukan dengan bius local atau analgesia oral (seperti ibuprofen). Bius total jranag sekali diperlukan dan justru menempatkan pasien pada resiko yang lebih besar. F. Pengosongan uterus Aborsi induksi Pada trisemester pertama, metode pengosongan uterus yang dianjurkan utnk aborsi induksi adlah : Aspirasi vakum elektrik (AVE) atau aspirasi vakum manual (AVIVI) sampai 12 minggu penuh masa kehamilan (12 minggu sejak pasien mengalami menstruasi terkahir (LMP) Memeriksa hasil pembuahan setelah menjalankan prosedur untuk menghilangkan kemingkinan kehamilan ektopik atau kehamilan molar atau aborsi yang tidak tuntas. Metode medis sampai sembilan minggu penush masa kehamilann o Kombinasi mifepristone yang dikiuti oleh prostaglandin seperti misoprostol adalah cara yang dianjurkan. Jika mifepristone tidak ada, penggunaan hanya misoprostol dapat dilakukan, walaupun kurang efektif dari aspirasi vakum. tidak terdapat cukup bukti untuk merekomendasikan aturan minum ini untuk aborsi diatas sembilan minggu. Perempuan pada trimester atau akhir trimester kedua akhir seharusnya dirujuk ke rumahs akit dengan fasilitas operasi untuk perawatannya. Perawatan Pasca Aborsi Baik aspirasi vakum maupun pemberian obat misoprostol keduanya merupakan metode yang aman, efektif, dan dapat diterima untuk mengosongkan uterus dalam perawatan setelah aborsi. Misoprostol mengurangi biaya perawatan pasca aborsi karena tidak membutuhkan ketersediaan peralatan yang disterillisasi, ruang operasi atau petugas yang melakukan operasi. Misoprostol untuk perawatan aborsi yang tidak tuntas adalah pilihan penting dalam situasi darurat bencana dimana sulit untuk menjada peralatan MVA dan melatih penyedia layanan dengan layak, dan pabila rujukan untuk melakukan operasi pengosongan uterus tertunda. Penggunaan misoprostol untuk indikasi kebidanan sangat cepat berkemabng. Manjer p[rogram kesehatan reproduksi dan penyedia layanan harus terus mengikuti perkembangan literature klinik dan lteratur teknik (lihat Bacaan lebih lanjut). Penggunaan

Please download full document at www.docfoc.com Thanks