BERITA DAERAH KABUPATEN SLEMAN (Berita Resmi Kabupaten Sleman) Nomor: 2 Tahun 2009 Seri: E

dokumen-dokumen yang mirip
MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BAB I KETENTUAN UMUM

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 515 TAHUN : 2001 SERI : C PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG PENGENDALIAN LIMBAH

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 03 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG PERIZINAN DI BIDANG INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR

BUPATI MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

- 1 - PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

II. TATA CARA PENGADUAN.

2013, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indone

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DI KABUPATEN CILACAP

PERATURAN BERSAMA GUBERNUR JAWA BARAT KEPALA KEPOLISIAN DAERAH JAWA BARAT KEPALA KEPOLISIAN DAERAH METRO JAYA KEPALA KEJAKSAAN TINGGI JAWA BARAT,

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 05 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI PROVINSI GORONTALO

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI PROVINSI JAMBI

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DI KABUPATEN CILACAP

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PENGATURAN BUKTI KEPEMILIKAN TERNAK DALAM KABUPATEN BULUKUMBA

-2- Pasal 68 ayat huruf c dan Pasal 69 ayat UndangUndang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19

BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG IZIN GANGGUAN

BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG SIKLUS TAHUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 11 Tahun : 2010 Seri : E

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG IZIN PEMANFAATAN RUANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG TEMPAT PELELANGAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 3 Tahun : 2003 Seri : C

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS KANTOR PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 79 TAHUN 2015 TENTANG PENDAFTARAN, PENERBITAN DAN PENGHAPUSAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGELOLAAN WARUNG INTERNET

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG PENGESAHAN PENDIRIAN DAN PERUBAHAN BADAN HUKUM KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK DAN ATAU PENGGANDAAN PETA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 18 Tahun : 2013

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR: 5 TAHUN 2013

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG IJIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DI KABUPATEN CILACAP

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2011 NOMOR 41 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BANGKA TENGAH

LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG PEMONDOKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2008 NOMOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 6 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN. (Berita Resmi Kabupaten Sleman) Nomor: 1 Tahun 2014 Seri: B BUPATI SLEMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

2017, No Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 6 Tahun : 2012 Seri : E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BREBES. Nomor : 6 Tahun : 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG I R I G A S I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2006 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES

SALINA BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

TAR BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TUMUR NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE UTARA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TEMPAT USAHA DAN / ATAU IZIN GANGGUAN

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PENERIMAAN SUMBANGAN PIHAK KE TIGA KEPADA PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL DI KABUPATEN CILACAP

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 12 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA

PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 04 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DI PROVINSI GORONTALO

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG IZIN AIR TANAH BUPATI KUDUS,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES

Peraturan...

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DI KABUPATEN TEMANGGUNG

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG KEWENANGAN PENANDATANGANAN SEBAGIAN PERIZINAN DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR TETAP PENYUSUNAN DAN PENGESAHAN DOKUMEN KAJIAN LINGKUNGAN WALIKOTA MALANG,

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

Salinan NO : 1/LD/2014 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 1 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 15 TAHUN 2005 TENTANG PENJUALAN, PEMILIKAN DAN PENGGUNAAN GERGAJI RANTAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 10 Tahun : 2016

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 5 TAHUN 2003

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

TAR BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PENYESUAIAN TARIF RETRIBUSI IZIN TRAYEK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

BERITA DAERAH KABUPATEN SLEMAN (Berita Resmi Kabupaten Sleman) Nomor: 2 Tahun 2009 Seri: E PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR: 3 TAHUN 2009 TENTANG PROSEDUR PENANGANAN PENGADUAN KASUS PENCEMARAN DAN ATAU PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penanganan pengaduan kasus pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup diperlukan prosedur operasional yang baku dalam pelaksanaannya; b. bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Prosedur Penanganan Pengaduan Kasus Pencemaran dan atau Perusakan Lingkungan Hidup. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta jo. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950; 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup; 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008; 4. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 19 Tahun 2004 tentang Pedoman Pengelolaan Pengaduan

Kasus Pencemaran dan atau Perusakan Lingkungan Hidup. MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI SLEMAN TENTANG PROSEDUR PENANGANAN PENGADUAN KASUS PENCEMARAN DAN ATAU PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1. Bupati ialah Bupati Sleman. 2. Gubernur ialah Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. 3. Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan adalah Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan Kabupaten Sleman yang selanjutnya disingkat dengan KPDL. 4. Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, enegi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya. 5. Perusakan lingkungan hidup adalah tindakan yang menimbulkan perubahan langsung dan tidak langsung terhadap sifat fisik dan atau hayati yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan. 6. Pengaduan kasus pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup adalah pengaduan yang berkaitan dengan adanya dugaan terjadinya pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup. 7. Penanganan pengaduan kasus pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk menerima, menelaah, mengklarifikasi, memverifikasi dan menindaklanjuti hasil verifikasi kasus pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup yang dilaporkan oleh masyarakat. 8. Tim Koordinasi Penanganan Kasus Pencemaran dan atau Perusakan Lingkungan Hidup adalah Tim Koordinasi Penanganan Kasus Pencemaran 2

dan atau Perusakan Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman yang selanjutnya disingkat TKP3LH. 9. Pelapor adalah orang perseorangan, dan atau kelompok orang, dan atau badan hukum yang melakukan pengaduan yang berkaitan dengan adanya dugaan terjadinya pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup. 10. Penanggung jawab usaha/kegiatan adalah pemilik usaha/kegiatan yang usaha/kegiatannya diduga mencemari dan/atau merusak lingkungan. 11. Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan atau organisasi yang sejenis, lembaga, dana pensiun, bentuk usaha tetap serta bentuk badan lainnya. 12. Klarifikasi adalah serangkaian kegiatan untuk meneliti kebenaran pengaduan dengan cara meminta penjelasan/keterangan kepada pelapor, penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan, masyarakat sekitar dan aparat setempat, baik langsung maupun tidak langsung. 13. Verifikasi adalah serangkaian kegiatan yang meliputi pemeriksaan kebenaran pengaduan, meneliti sumber pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup, tingkat pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup, perkiraan jenis dan besarnya kerugian, lokasi terjadinya pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup, luas lokasi yang terkena dampak serta pihak yang bertanggung jawab atas terjadinya pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup. 14. Pemeriksaan specimen adalah pemeriksaan terhadap sampel yang dapat dipergunakan sebagai data pendukung dalam rangka penanganan pengaduan kasus pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup, yang dilakukan oleh laboratorium yang ditunjuk resmi oleh pemerintah daerah. BAB II PENANGANAN PENGADUAN KASUS PENCEMARAN DAN ATAU PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP Pasal 2 Penanganan pengaduan kasus pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup bertujuan : a. menanggulangi terjadinya dampak negatif akibat suatu usaha/kegiatan; 3

b.melindungi masyarakat dari dampak negatif usaha/kegiatan; dan c. memulihkan kualitas lingkungan hidup. Pasal 3 (1) Bupati dalam menangani pengaduan pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup membentuk TKP3LH. (2) TKP3LH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) keanggotaannya meliputi: a. unsur KPDL; b. unsur instansi terkait; c. unsur laboratorium lingkungan; dan d. unsur akademisi. Pasal 4 (1) Setiap orang atau badan yang mengetahui, menduga, dan atau menderita kerugian akibat terjadinya pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup dapat menyampaikan pengaduan secara lisan dan atau tertulis kepada Bupati. (2) Penyampaian pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat melalui pemerintah desa setempat, kecamatan setempat, atau KPDL. (3) Pemerintah desa dan atau kecamatan dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari sejak diterimanya pengaduan melaporkan pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada Bupati melalui kepala KPDL. (4) Dalam hal pengaduan disampaikan secara tertulis maka pelapor wajib memberikan informasi sekurang-kurangnya sebagai berikut: a. identitas pelapor; b. perkiraan sumber pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup; c. lokasi terjadinya pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup; d. waktu diketahuinya pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup; e. media yang terkena dampak; dan f. alat bukti apabila ada. (5) Apabila pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara lisan maka aparat penerima pengaduan wajib mencatat informasi pengaduan sekurang-kurangnya sebagaimana dimaksud pada ayat (4). Pasal 5 4

KPDL wajib melakukan klarifikasi terhadap pengaduan pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari sejak diterimanya pengaduan. Pasal 6 (1) Apabila hasil klarifikasi menunjukkan pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup yang dampaknya lintas kabupaten/kota atau lintas propinsi, kepala KPDL dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari sejak tanggal berakhirnya klarifikasi melaporkannya kepada Bupati untuk selanjutnya dilaporkan kepada Gubernur. (2) Apabila hasil klarifikasi menunjukkan pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup yang dampaknya berada di Kabupaten Sleman, maka Kepala KPDL dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari sejak tanggal berakhirnya klarifikasi mengkoordinasikan penanganan pengaduan pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup dengan TKP3LH. Pasal 7 (1) TKP3LH melakukan verifikasi terhadap pengaduan pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup. (2) Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan meminta keterangan dari aparat pemerintah desa maupun kecamatan setempat, pihak pelapor, maupun penanggung jawab usaha/kegiatan yang dilaporkan, serta dapat dilakukan pemeriksaan specimen. (3) Aparat pemerintah desa maupun kecamatan setempat, pihak pelapor, maupun penanggung jawab usaha/kegiatan yang diduga mencemari dan atau merusak lingkungan hidup, wajib memberikan keterangan kepada TKP3LH. Pasal 8 (1) Pengambilan specimen atau bahan keterangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2), harus disaksikan oleh penanggung jawab usaha/kegiatan yang diduga mencemari dan atau merusak lingkungan hidup, pihak pelapor, aparat setempat, dan KPDL. 5

(2) Pemeriksaan specimen tidak wajib dilakukan bagi kasus pengaduan pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup yang memenuhi kriteria sebagai berikut: a. secara visual ditemukan adanya pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup; dan atau b. penanggung jawab mengakui kesalahannya dan bersedia memperbaiki pengelolaan lingkungan hidup sehingga tidak menggangu lingkungan hidup. (3) Hasil pemeriksaan specimen dibahas oleh TKP3LH sebagai bahan pertimbangan untuk membuat kesimpulan akhir hasil verifikasi. Pasal 9 (1) TKP3LH berdasarkan hasil verifikasi dapat menyimpulkan bahwa pengaduan yang disampaikan: a. bukan merupakan kasus pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup; b. telah terjadi pelanggaran administratif, tetapi tidak mengakibatkan pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup; c. telah terjadi pelanggaran administratif, dan mengakibatkan terjadinya pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup; d. telah terjadi pencemaran dan atau perusakan lingkungan. (2) Berdasarkan hasil verifikasi sebagaimana dimaksud ayat (1), TKP3LH mengusulkan rekomendasi penanganan berupa: a bukan kasus pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup; b telah mengakibatkan terjadinya pelanggaran administratif, tetapi tidak mengakibatkan terjadinya pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup, maka perlu dilakukan pembinaan teknis kinerja pengendalian pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup oleh KPDL; c telah terjadi pelanggaran administratif, dan mengakibatkan terjadinya pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup, maka perlu dijatuhkan tindakan administratif dan dilakukan pembinaan teknis kinerja pengendalian pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup oleh KPDL; d telah terjadi pencemaran dan atau perusakan lingkungan yang mengakibatkan kerugian, maka perlu dilakukan langkah-langkah untuk memfasilitasi dan mengkoordinasikan penyelesaian sengketa lingkungan hidup baik melalui pengadilan atau di luar pengadilan; 6

e telah terjadi pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup dan ditemukan bukti-bukti awal terjadinya perbuatan melawan hukum, maka perlu dilakukan langkah penegakan hukum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (4) Usulan rekomendasi penanganan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada Bupati melalui kepala KPDL dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari sejak tanggal diselesaikannya verifikasi. Pasal 10 (1) Penyelesaian akhir atas penanganan pengaduan yang menyebabkan pencemaran dan atau perusakan lingkungan dapat dilakukan dengan mediasi atau pengadilan. (2) Penyelesaian akhir melalui pengadilan dilakukan apabila: a. upaya mediasi tidak berhasil disepakati; dan atau b. memenuhi unsur perbuatan melawan hukum. (3) Penyelesaian akhir kasus pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup melalui mediasi dikoordinasikan oleh TKP3LH. (4) Pelaksanaan penyelesaian akhir yang berupa ganti kerugian kepada masyarakat dapat ditempuh melalui mediasi oleh TKP3LH berkoordinasi dengan pemerintah desa dan pemerintah kecamatan. (5) Setiap penyelesaian akhir wajib dibuatkan berita acara penyelesaiaan akhir yang memuat: a. pernyataan penanggung jawab usaha/kegiatan untuk melaksanakan hasil mediasi atau putusan pengadilan; b. kesediaan penanggung jawab usaha/kegiatan untuk memberi ganti rugi (bila ada); c. kesediaan penanggung jawab usaha/kegiatan untuk memperbaiki/memulihkan lingkungan yang tercemar dan atau rusak; d. kesediaan penanggung jawab usaha/kegiatan untuk mengelola kegiatannya sehingga tidak mencemari lingkungan; e. batas waktu pelaksanaan ketentuan huruf b, huruf c, dan huruf d; f. pelaporan pelaksanaan tahap-tahap penyelesaian. 7

BAB III PELAKSANAAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN PENGENDALIAN Pasal 11 Pelaksanaan, pembinaan, pengawasan, dan pengendalian atas pelaksanaan Peraturan Bupati ini dilakukan oleh KPDL dengan berkoordinasi dengan instansi teknis terkait.. BAB IV KETENTUAN PENUTUP Pasal 12 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Sleman. Ditetapkan di Sleman Pada tanggal 16 Maret 2009 BUPATI SLEMAN, ttd IBNU SUBIYANTO Diundangkan di Sleman. Pada tanggal 17 Maret 2009 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SLEMAN, ttd SUTRISNO BERITA DAERAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2009 NOMOR 2 SERI E 8