STUDI PENYETELAN RELAI DIFERENSIAL PADA TRANSFORMATOR PT CHEVRON PACIFIC INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
Penentuan Setting Rele Arus Lebih Generator dan Rele Diferensial Transformator Unit 4 PLTA Cirata II

Institut Teknologi Padang Jurusan Teknik Elektro BAHAN AJAR SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK. TATAP MUKA X&XI. Oleh: Ir. Zulkarnaini, MT.

STUDI SISTEM PROTEKSI RELE DIFERENSIAL PADA TRANSFORMATOR PT. PLN (PERSERO) KERAMASAN PALEMBANG

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang. Berikut dibawah ini data yang telah dikumpulkan :

ANALISA TROUBLE DIFFERENTIAL RELAY TERHADAP TRIP CB ( CIRCUIT BREAKER ) 150 KV TRANSFORMATOR 30 MVA PLTGU PANARAN

BAB III PEMBAHASAN RELAY DEFERENSIAL DAN RELEY DEFERENSIAL GRL 150

STUDI SETTING RELE DIFFERENTIAL PADA TRANSFORMATOR TENAGA DI PT PERTAMINA REFINERY UNIT IV CILACAP

ANALISIS ARUS INRUSH TERHADAP PENGARUH KINERJA RELAI DIFERENSIAL PADA TRANSFORMATOR 150 KV

PENGGUNAAN RELAY DIFFERENSIAL. Relay differensial merupakan suatu relay yang prinsip kerjanya berdasarkan

BAB III PENGAMANAN TRANSFORMATOR TENAGA

Analisa Koordinasi Rele Pengaman Transformator Pada Sistem Jaringan Kelistrikan di PLTD Buntok

BAB I PENDAHULUAN. atau konsumen, peranan transformator daya pada Gardu Induk Pauh Limo

GT 1.1 PLTGU Grati dan Rele Jarak

BAB VI. RELE DIFFERENTIAL

SETTING RELAY DIFFERENSIAL PADA GARDU INDUK KALIWUNGU GUNA MENGHINDARI KEGAGALAN PROTEKSI

BAB II LANDASAN TEORI

STUDI PERENCANAAN PENGGUNAAN PROTEKSI POWER BUS DI PT. LINDE INDONESIA GRESIK

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

ANALISIS PENGGUNAAN RELE DIFERENSIAL SEBAGAI PROTEKSI PADA TRANSFORMATOR DAYA 16 MVA DI GARDU INDUK JAJAR

Sidang Tugas Akhir (Genap ) Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro ITS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

ABSTRAK Kata Kunci :

LANDASAN TEORI Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah. adalah jaringan distribusi primer yang dipasok dari Gardu Induk

BAB III PROTEKSI TRANSFORMATOR DAYA

BAB III GANGGUAN PADA JARINGAN LISTRIK TEGANGAN MENENGAH

PENGUJIAN RELAY DIFFERENSIAL GI

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Analisis Setting Relay Proteksi Pengaman Arus Lebih Pada Generator (Studi Kasus di PLTU 2X300 MW Cilacap)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. pernah dilakukan sebagai rujukan penulis guna mendukung penyusunan

RELE. Klasifikasi Rele

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LAMPIRAN

BAB III METODOLOGI. 3.2 Tahap Pelaksanaan Penyusunan Laporan Akhir

ANALISIS PROTEKSI RELE DIFERENSIAL PADA TRAFO GARDU INDUK KONSUMEN TEGANGAN TINGGI DI GARDU INDUK SEMEN MERAH PUTIH REMBANG

BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK. terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga

BAB IV PEMBAHASAN. Gardu Induk Godean berada di jalan Godean Yogyakarta, ditinjau dari

STUDI KOORDINASI RELE PROTEKSI PADA SISTEM KELISTRIKAN PT. BOC GASES GRESIK JAWA TIMUR

BAB 2 GANGGUAN HUBUNG SINGKAT DAN PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK

Rifgy Said Bamatraf Dosen Pembimbing Dr. Ir. Margo Pujiantara, MT Dr. Dedet Chandra Riawan, ST., M.Eng.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik.

Studi Koordinasi Proteksi PT. PJB UP Gresik (PLTGU Blok 3)

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi salah satu penentu kehandalan sebuah sistem. Relay merupakan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2.6 Daerah Proteksi (Protective Zone) Bagian-bagian Sistem Pengaman Rele a. Jenis-jenis Rele b.

Bambang Prio Hartono, Eko Nurcahyo, Lauhil Mahfudz Hayusman 1

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

EVALUASI SETTING RELAY PROTEKSI GENERATOR DAN TRAFO GENERATOR DI PLTGU TAMBAK LOROK BLOK 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISA HASIL PENYETINGAN RELAI DIFFERENSIAL

BAB 2 KARAKTERISTIK SALURAN TRANSMISI DAN PROTEKSINYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Relai Arus Lebih Dan Relai Gangguan Tanah Pada Penyulang LM5 Di Gardu Induk Lamhotma

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6

ANALISA SISTEM PROTEKSI RELE DIFERENSIALPADA TRANSFORMATOR DAYA 60MVA DI GARDU INDUK WONOGIRI

FEEDER PROTECTION. Penyaji : Ir. Yanuar Hakim, MSc.

STUDI PERENCANAAN KOORDINASI RELE PROTEKSI PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI GARDU INDUK GAMBIR LAMA - PULOMAS SKRIPSI

BAB IV ANALISIA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Koordinasi Proteksi Pada Gardu Induk Wonosobo. Gardu induk Wonosobo mempunyai pengaman berupa OCR (Over Current

BAB 3 RELE PROTEKSI PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TRAFO TENAGA 60 MVA SHORT CIRCUIT ANALYSIS OF POWER TRANSFORMER 60 MVA

Studi Koordinasi Proteksi Sistem Kelistrikan di Project Pakistan Deep Water Container Port

ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH

BAB III SISTEM KELISTRIKAN DAN PROTEKSI

Evaluasi Ground Fault Relay Akibat Perubahan Sistem Pentanahan di Kaltim 1 PT. Pupuk Kaltim

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

Studi Perencanaan Penggunaan Proteksi Power Bus di Sistem Kelistrikan Industri Gas

Makalah Seminar Kerja Praktek APLIKASI SISTEM PENGAMAN ELEKTRIS CADANGAN GAS TURBIN GENERATOR PADA PLTGU TAMBAK LOROK BLOK II

Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka

Ground Fault Relay and Restricted Earth Faulth Relay

Analisis Koordinasi Rele Arus Lebih Pda Incoming dan Penyulang 20 kv Gardu Induk Sengkaling Menggunakan Pola Non Kaskade

STUDI PENGARUH UPRATING SALURAN TRANSMISI TEGANGAN TINGGI 150 kv TERHADAP SETTING RELE JARAK ANTARA GI KAPAL GI PADANG SAMBIAN GI PESANGGARAN

BAB IV. PERHITUNGAN GANGGUAN SIMPATETIK PADA PENYULANG 20 kv GARDU INDUK DUKUH ATAS

BAB 4 ANALISA KONSEP ADAPTIF RELE JARAK PADA JARINGAN SALURAN TRANSMISI GANDA MUARA TAWAR - CIBATU

dalam sistem sendirinya dan gangguan dari luar. Penyebab gangguan dari dalam

Gambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik (3)

ANALISA PROTEKSI TRANSFORMATOR 150 kv DENGAN MENGGUNAKAN RELE DIFERENSIAL DI PLTG PAYA PASIR

BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR)

BAB III METODE PENELITIAN. Laptop/PC yang di dalamnya terinstal software aplikasi ETAP 12.6 (Electric

Analisa Perhitungan dan Pengaturan Relai Arus Lebih dan Relai Gangguan Tanah pada Kubikel Cakra 20 KV Di PT XYZ

Analisis Rele Pengaman Peralatan dan Line Transmisi Switchyard GITET Baru 500kV PT PLN (PERSERO) di Kediri

BAB I PENDAHULUAN. pendukung di dalamnya masih tetap diperlukan suplai listrik sendiri-sendiri.

ABSTRAK. Kata kunci : Arus Transien, Ketahanan Transformator, Jenis Beban. ABSTRACT. Keywords : Transient Current, Transformer withstand, load type.

KAJIAN PROTEKSI MOTOR 200 KW,6000 V, 50 HZ DENGAN SEPAM SERI M41

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti

TUGAS AKHIR. ANALISA PENGGUNAAN DAN PENYETINGAN RELAI DIFFERENSIAL PADA TRAFO STEP UP 11,5/150 kv di PLTGU BLOK I U.P MUARA KARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mendukung penulisan tugas akhir ini, antara lain : Kawat Menggunakan Zero Sequence Blocking Transformer.

TEKNIK PROTEKSI DIFFERENSIAL DIJITAL PADA TRANSFORMATOR DAYA TIGA FASA DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI HILBERT LAPORAN TUGAS AKHIR

Studi Koordinasi Rele Pengaman Sistem Tenaga Listrik di PT. Plaza Indonesia Realty Tbk.

PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III PERHITUNGAN ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT

EVALUASI KEGAGALAN SETTING RELE DIFERENSIAL PADA BUS 18 KV DI SISTEM KELISTRIKAN PLTU UP PAITON UNIT 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Universitas Lampung dan PT. PLN (Persero) Cabang Tanjung Karang pada. bulan Maret 2013 sampai dengan selesai.

Perencanaan Koordinasi Rele Pengaman Pada Sistem Kelistrikan Di PT. Wilmar Gresik Akibat Penambahan Daya

D. Relay Arus Lebih Berarah E. Koordinasi Proteksi Distribusi Tenaga Listrik BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN...

BAB III PROTEKSI GANGGUAN TANAH PADA STATOR GENERATOR. Arus gangguan tanah adalah arus yang mengalir melalui pembumian. Sedangkan

Analisa Stabilitas Transien dan Koordinasi Proteksi pada PT. Linde Indonesia Gresik Akibat Penambahan Beban Kompresor 4 x 300 kw

Transkripsi:

STUDI PENYETELAN RELAI DIFERENSIAL PADA TRANSFORMATOR PT CHEVRON PACIFIC INDONESIA Liem Ek Bien & Dita Helna* Dosen Jurusan Teknik Elektro-FTI, Universitas Trisakti Abstract The quality of an electric power system is measured by its continuity of service, good control and maintenance. The good continuity of service can be obtained if all the components of power systems can operate well in every situation and condition, either in normal or in abnormal condition. In abnormal condition, the protection system has an important role in detecting every disturbance and disconnecting the disturbed parts from the system. The power transformer is the main component in a substation. The disturbances in the transformer should be isolated so as not to disturb the system during distribution of the electric power to other load. The differential relay on the power transformer is a protection relay to detect internal disturbance. This paper discusses the setting and mismatch error of differential relay in substation of Central Duri at switchgear #3 at PT Chevron Pacific Indonesia (PT CPI). Keywords: short circuit, differential relay, power transformer 1. Pendahuluan Sistem kelistrikan merupakan elemen penting untuk menunjang proses produksi pada industri. PT Chevron Pacific Indonesia merupakan salah satu perusahaan eksplorasi minyak asing di Indonesia dengan wilayah kerja yang cukup luas. PT Chevron memiliki sistem kelistrikan sendiri untuk memenuhi kebutuhan listrik yang cukup besar. Sistem pembangkitan untuk penyediaan tenaga listrik yang terdiri atas fasilitas-fasilitas pembangkitan, transmisi, dan distribusi diatur agar sistem tidak hanya beroperasi dengan efisiensi yang setinggi mungkin, tetapi seluruh peralatannya juga diamankan dan dilindungi terhadap kerusakan. Manfaat sistem proteksi dan relai-relai pengaman adalah agar pemutus-pemutus daya yang tepat dioperasikan supaya hanya bagian yang terganggu saja yang dipisahkan secepatnya dari sistem, sehingga kerusakan peralatan listrik yang disebabkan oleh gangguan menjadi sekecil mungkin. * Alumni Jurusan Teknik Elektro FTI, Universitas Trisakti

Salah satu komponen yang sangat penting peranannya dalam sistem tenaga listrik adalah transformator tenaga. Transformator tenaga ini berfungsi untuk mengubah besaran tegangan. Dengan menggunakan transformator tenaga, penyaluran energi dapat luas jangkauannya sehingga penempatan pembangkitan tidak harus berdekatan dengan beban. Untuk menjaga transformator tenaga dari gangguan diperlukan pengaman. Salah satu pengaman transformator tenaga adalah relai diferensial. Gambar sederhana sebuah sistem tenaga listrik diperlihatkan pada Gambar 1. berikut: Gambar 1. Sistem Tenaga Listrik 2. Relai Diferensial Relai diferensial adalah salah satu relai pengaman utama sistem tenaga listrik yang bekerja seketika tanpa koordinasi relai disekitarnya sehingga waktu kerja dapat dibuat secepat mungkin. Daerah pengamanannya dibatasi oleh pasangan trafo arus dimana relai diferensial dipasang sehingga relai diferensial tidak dapat dijadikan sebagai pengaman cadangan untuk daerah berikutnya. Proteksi relai diferensial bekerja dengan prinsip keseimbangan arus (current balance). 42

Liem Ek Bien & Dita Helna. Studi Penyetelan Relai Diferensial Pada Transformator PT Chevron Prinsip ini berdasarkan hukum kirchhoff yaitu membandingkan jumlah arus masuk ke primer (I p ) sama dengan jumlah arus yang keluar dari sekunder (I S ). (Kadarisman,No Year: 8-20). I diferensial = I d = P I S I (1) Dimana: I d = Arus Diferensial (A) I p = Arus Sisi Masuk (A) I s = Arus Sisi Keluar (A) Gambar 2. menunjukkan relai diferensial dalam keadaan arus normal, dimana I p dan I s sama besar dan berlawanan arah. Gambar 2. Relai Diferensial Saat Arus Normal 43

I d = I p + I s = 0 Ampere I dif = I P + I S = 0 Ampere Maka tidak ada tegangan yang melintasi coil relay dan tidak ada arus yang mengalir pada relai tersebut, sehingga relai diferensial tidak bekerja. (J lewis, Blackburn, 2004: 10). 2.1. Gangguan Diluar Daerah yang Dilindungi Pada gangguan diluar (eksternal) daerah proteksi relai diferensial (diluar kedua trafo arus), relai diferensial tidak akan bekerja, karena I p dan I s sama besar dan berlawanan arah (I d = I p + I s = 0 Ampere, I dif = I P + I S = 0 Ampere), seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 3. berikut. (J lewis, 2003: 10). Gambar 3. Relai Diferensial Saat Gangguan Eksternal 44

Liem Ek Bien & Dita Helna. Studi Penyetelan Relai Diferensial Pada Transformator PT Chevron 2.2. Gangguan Didalam Daerah yang Dilindungi Untuk gangguan didalam (internal) daerah proteksi relai diferensial (diantara kedua trafo arus), I p dan I s searah. I d = I p + I s > 0 Ampere I dif = I P + I S > 0 Ampere Karena arus akan menuju titik gangguan, sehingga relai diferensial akan bekerja, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4. Gambar 4. Relai Diferensial Saat Gangguan Internal 45

Pada saat ada arus yang mengalir lewat relai, maka relai akan mengirim sinyal pada lock out relay. Sinyal ini akan di teruskan ke C/S dan memerintahkannya untuk lock out sehingga aliran energi listrik terputus, maka transformator tenaga yang diamankan bebas dari pengaruh gangguan yang ada. 3. Karakteristik Relai Diferensial Karakteristik diferensial dibuat sejalan dengan Unbalances current (I μ ), untuk menghindari terjadinya kesalahan kerja. Kesalahan kerja disebabkan karena CT ratio mismatch, adanya pergeseran fasa akibat belitan transformator tenaga terhubung (Y) (Δ). I 1 I CT 1 2 2 1 CT 2 i 1 i 1 i 2 Restraiting Coil Restraining Coil Operating Operating Coil Coil Gambar 5. Prinsip Pengoperasian Relai Diferensial Perubahan tap tegangan (perubahan posisi tap changer) pada transformator tenaga oleh On Load Tap Changer (OLTC) yang menyebabkan CT mismatch juga ikut berubah. Kesalahan akurasi CT, Perbedaan kesalahan CT di daerah jenuh (Saturasi CT), dan Inrush current pada saat transformator energize menimbulkan unbalances current (I μ ) yang bersifat transient. 46

Liem Ek Bien & Dita Helna. Studi Penyetelan Relai Diferensial Pada Transformator PT Chevron Untuk mengatasi masalah unbalance current (I μ ) pada relai diferensial caranya dengan menambahkan kumparan yang menahan bekerjanya relai di daerah I μ. Kumparan ini di sebut Restraining Coil, sedangkan kumparan yang mengerjakan relai tersebut di sebut Operating Coil. Arus diferensial didapat dari menjumlahkan komponen arus sekunder perfasa di belitan 1 ( I 1 ) dan belitan 2 ( I 2 ) secara vektor perfasa. Jika arus berlawanan dalam arti yang satu menuju relai dan yang yang lainnya meninggalkan relai, maka akan saling mengurangi dan sebaliknya jika arus searah berarti yang kedua-duanya menuju atau meninggalkan relai, maka akan saling menjumlahkan. Arus penahan (restrain) didapat dari arus maksimal komponen arus sekunder perfasa di belitan 1 ( I 1 )dan belitan 2 ( I 2 ) I restrain = I r = max I 1, I 2 ) (2) Slope didapat dengan membagi antara komponen arus diferensial dengan arus penahan. Slope 1 akan menentukan arus diferensial dan arus penahan pada saat kondisi normal dan memastikan sensitifitas relai pada saat gangguan internal dengan arus gangguan yang kecil. Sedangkan Slope 2 berguna supaya relai tidak kerja oleh gangguan eksternal yang berarus sangat besar sehingga salah satu CT mengalami saturasi (diset dengan slope lebih dari 50%). % Slope = I I d r x 100% (3) Pada Gambar 6. halaman berikut merupakan karakteristik relai diferensial. Daerah di atas kurva adalah daerah kerja relai diferensial, sedangkan pada daerah di bawah kurva, relai tidak akan bekerja. (Anderson Anvenue, 2001: 214-300) 47

I differential (xct) 200% OPERATE REGION SLOPE 2 100% 100% 1.00 PICKUP 0.30 0.05 SLOPE 1 25% 15% 2.0 KNEEPOINT Gambar 6. Karakteristik Relai Diferensial 50% RESTRAINT REGION I restraint (xct) 3.1. Syarat Pengaman Relai Diferensial a. Trafo arus yang digunakan oleh relai diferensial ini harus memiliki rasio perbandingan CT 1 dan CT 2 sama, contohnya 200:5 dan 1500:5, sehinggga I p = Is, serta sambungan dan polaritas CT 1 dan CT 2 sama. Polaritas trafo arus memperlihatkan arah arus yang masuk dan keluar dari trafo arus Jika tidak, akan terjadi kesalahan dalam melihat arus yang masuk dan keluar melalui transformator tenaga. Hal ini, menyebabkan kesalahan dalam menentukan adanya gangguan di transformator tenaga. b. Adanya pergeseran fasa akibat hubungan trafo tenaga yang terhubung delta (Δ) - (Y) maka untuk mengembalikan sudut phasa arus yang tergeser tersebut, hubungan trafo arus di buat berbeda dan sudut pada CT di sisi primer dan CT di sisi sekunder trafo berbeda 180 0. Hubungan CT di primer berbeda dengan CT di sekunder yaitu satu sisi terhubung Y, lainnya Δ. Yang terhubung Δ menghasilkan 48

Liem Ek Bien & Dita Helna. Studi Penyetelan Relai Diferensial Pada Transformator PT Chevron dan adanya arus magnetisasi dari trafo tenaga di sisi primer menyebabkan pergeseran fasa, Oleh karena itu diperlukan suatu CT tambahan (auxiliary CT ACT) yang terhubung Y, karena proteksi diferensial harus membandingkan arus pada dua sisi tanpa perbedaan fasa. c. Karakteristik kejenuhan CT 1 dan CT 2 harus sama 200:5 CT1 T 1500:5 CT2 200:5 CT1 1500:5 CT2 Ip Is RELE Relay DIFEREN Diferen SIAL sial Gambar 7. Polaritas Trafo Arus 3.2. Skema Rele Diferensial (87t) Gambar 8. mengilustrasikan skema pengaman diferensial trafo tiga fasa yang disederhanakan. Sisi tegangan tinggi 115 kv hubung RST yang mendahului sisi tegangan rendah 13.8 kv hubung (Y) XYZ dengan sudut 30. Untuk pemasangan relai diferensial perlu diperhatikan arus urutan nol, agar relai diferensial tidak salah kerja atau beroperasi pada saat gangguan luar. Selain itu, Trafo arus pada sisi primer trafo tenaga yang terhubung dengan belitan Delta dihubungkan Y dan trafo arus pada sisi sekunder trafo tenaga yang belitannya terhubung Y dihubungkan Δ sehingga 49

menghilangkan komponen urutan nol yang ada di sisi sekunder tranformer dan menyamakan arus yang keluar dari CT sehingga arus yang luar dari CT tetap sama fasa yakni ir-it, is-ir dan it-is. Dy 1 115/13,6 KV 28MVA R CT1 Primer / 115KV Sekunder /13,8KV CT4 X S CT2 CT5 Y T CT3 CT6 Z ir-it R R ix-iz O is-ir R R iy-ix it-is O iz-iy R R O AUX CT Relai diferensial (87T) Gambar 8. Skema Diferensial Trafo tenaga Pada Operasi Normal 50

Liem Ek Bien & Dita Helna. Studi Penyetelan Relai Diferensial Pada Transformator PT Chevron Keterangan: R : Restraint coil O : Operation coil ir,is,it : arus yang mengalir di sisi primer ix,iy,iz : arus yang mengalir di sisi sekunder R, S, T : line di sisi primer X, Y, Z : line di sisi sekunder CT1 = CT2 = CT3 = CT4 = CT5 = CT6 = Current Transformer 4. Data Perhitungan Setelan Relai Differensial Sistem transmisi yang akan dianalisa gangguan hubung singkatnya adalah saluran transmisi pada Gardu Induk Central Duri di switchgear #3 Pada gardu ini aliran dayanya berasal dari sumber Generator 29,6 MVA, 13,8 kv dan dihubung ke transformator tenaga berkapasitas 28 MVA untuk disalurkan ke sistem transmisi 115 kv. Analisa gangguan hubung singkat pada saluran ini adalah untuk menghitung setelan relai diferensial dan mengetahui seberapa besar perkiraan error relai diferensial yang mungkin dapat terjadi. Bagan gambar jaringan sistem tenaga listrik Gardu Induk central duri#3, terdapat pada Gambar 9. 4.1 Data Jaringan PT Chevron Pacific Indonesia Sebelum memulai perhitungan, perlu diketahui terlebih dahulu data yang diperlukan untuk menghitung penyetelan relai diferensial transformator, sebagai berikut: 1. Daerah yang akan dianalisa 2. Data impedansi 3. Data / name plate transformator Gardu Induk Central Duri di switchgear #3 4. Data sumber (GI) 5. Data 51

C Line 2 115 kv GARDU INDUK CENTRAL DURI #3 B TX 15/28 MVA 115/13,8 kv A Line 1 13,8 kv G 29,6 MVA Gambar 9. Skema Gardu Induk Central Duri #3 Keterangan: A : Gardu Induk Central Duri di switchgear #3 B : Transformator Tenaga C : Sistem 115 kv Berikut data lengkap yang diberikan: 52

Liem Ek Bien & Dita Helna. Studi Penyetelan Relai Diferensial Pada Transformator PT Chevron Tabel 1. Data Transformator Gardu Induk Central Duri #3 Data Belitan 1 hubungan Δ Belitan 2 hubungan Y Diagram phasor daya Pergeseran fasa 0 0 30 0 lag Rated MVA 28 MVA 28 MVA Tegangan Nominal fasa-fasa 115 KV 13,8KV Hubungan CT WYE DELTA CT ratio 200:5 1500:5 Tegangan fasa-netral 66,40 KV 7,97 KV Reaktansi trafo 8,07% 8,07% Pentanahan netral trafo 20Ω Tabel 2. Data impedansi Transformator Gardu Induk Central Duri #3 Kapasitas MVA Impedansi (%) pada MVA rating Rt Xt1 Rto Xto 28 0,00351 0,0807 0,0044 0,102 Keterangan: Rt = resistansi urutan positif dan negatif 53

Xt 1 = reaktansi urutan positif dan negatif Rt o = resistansi urutan nol Xt o = reaktansi urutan nol Tabel 3. Data Daya Hubung Singkat Pada Sumber Sumber Daya hubung singkat (MVA) R sumber (Ω) X sumber (Ω) Generator 13,8 kv 87,684 0 0,57004 Sistem 115 kv 506,487 0 22,25789 Tabel 4. Data Generator Kapasitas (MVA) Impedansi (%) pada MVA rating Rd Xd Rd Xd Ro Xo 29,741 0,01917 0,23000 0,01 0,12 0,0025 0,12 Keterangan: d : resistansi transien synchronous Xd : reaktansi transien synchronous Rd : resistansi subtransien synchronous Xd : reaktansi subtransien synchronous Ro : resistansi urutan nol Xo : reaktansi urutan nol Tabel 5. di bawah ini adalah hasil perhitungan admitansi jaringan urutan positif, urutan negatif dan urutan nol menggunakan program Microsoft Excel. 54

Dari bus Generator 13,8 kv Sistem 115 kv B B GENO GENO Tabel 5. Penyusunan Admitansi Jaringan Urutan Positif dan Negatif Untuk Gangguan pada Gardu Induk Central Duri #3 Ke bus A C C A A C R (pu) 0,064 0,006 0,006 10 15 10 15 jx (pu) 0,773 0,197 0,144 0,144 10 16 10 16 Z (pu) 0,776 0,197 0,144 0,144 10,05 10,05 Sudut Z (rad) 1,488 1,571 1,527 1,527 1,471 1,471 Y (pu) 1,289 5,065 6,933 6,933 Sudut Y (rad) -0,488-0,571-1,527-1,527-1,471-1,471 G (pu) 1,138 4,262 0,301 0,301 jb (pu) -0,604-2,737-6,926-6,926 Liem Ek Bien & Dita Helna. Studi Penyetelan Relai Diferensial Pada Transformator PT Chevron 55

3x10 15 Tabel 6. Penyusunan Admitansi Jaringan Urutan Nol Untuk Gangguan Pada Gardu Induk Central Duri #3 Dari bus Generator 13,8 kv Sistem 115 kv B B GENO GENO Ke bus A C C A A C R (pu) 1255,134 0,045 3x10 15 0,024 31,506 jx (pu) 0,403 0,197 10x10 15 0,182 0,364 10 16 Z (pu) 1255,135 0,203 10,4x10 15 0,184 31,508 10,4x10 15 Sudut Z (rad) 1,345 1,279 1,441 0,012 1,279 Y (pu) 0,001 4,936 5,444 0,032 Sudut Y (rad) -1,345-1,279-1,441-0,012-1,279 G (pu) 0,001 1,105 0,704 0,032 jb (pu) -4,811-5,398-4 56

Liem Ek Bien & Dita Helna. Studi Penyetelan Relai Diferensial Pada Transformator PT Chevron 4.2. Pemilihan CT Ratio Pemilihan CT disesuaikan dengan alat ukur dan proteksi. Pemilihan CT dengan kualitas baik akan memberikan perlindungan sistem yang baik pula. Relai diferensial sangat tergantung terhadap karakteristik CT. Jika karakteristik CT bekerja dengan baik, maka sistem akan terlindungi oleh relai diferensial ini secara optimal. CT ditempatkan dikedua sisi peralatan yang akan diamankan (transformator tenaga), seperti yang terlihat pada Gambar 8. CT ratio untuk relai diferensial yang dipilih sebaiknya memiliki nilai yang mendekati nilai I rating. (Sukmawidjaja, 1995: 3-115) I n = kv S x 3 (4) Dimana: I S n : arus nominal (A) : Daya yang tersalur (MVA) Dari persamaan 4, arus nominal dikedua sisi transformator adalah sebagai berikut ; I n sisi 115 kv = 28 MVA =140,572 A 115 kv x 3 I n sisi 13,8 kv = 28 MVA 13,8kV x =1171,435 A 3 Transformator dapat menarik beban lebih hingga 110% dari kapasitasnya, selama temperatur belitan dibawah temperatur maksimumnya. I rating = 110% x I n (5) I rating primer CT sisi 115 kv = 1,10 x 140,572 = 154,629 A 57

I rating primer CT sisi 13,8 kv = 1,10 x 1171,432 = 1288,579 A Maka perbandingan ratio trafo arus (CT ratio) dapat dihitung dari nilai arus rating dikedua sisi tegangan transformator tenaga tersebut dan disesuaikan dengan spesifikasi CT ratio yang ada dipasaran sedangkan nilai sekunder CT (5A atau 1A) disesuikan dengan peralatan proteksinya. Dan Untuk CT ratio sisi 115 kv (CT 1 ) = 200 : 5 = 40 Untuk CT ratio sisi 13,8 kv (CT 2 ) = 1500 : 5 = 300 4.3. Tap Auxillary Auxillary CT adalah CT bantu yang berguna untuk menyesuaikan besar arus yang masuk ke relai diferensial akibat proses pergeseran fasa oleh transformator tenaga dan beda tegangan primer dan sekunder transformator tenaga. Untuk pemilihan tap auxillary CT sama dengan CT dan penempatan CT auxillary diletakkan pada sisi 13,8 kv yang CT dihubung delta untuk menghilangkan arus urutan nol dan menyamakan fasa ( lihat pada Gambar 8 ). Untuk menghitung nilai tap ratio dari Auxillary CT di mulai dari arus nominal sekunder CT yang tidak dihubungkan Δ, yang untuk transformator ini ada di sisi 115 kv. Pada sisi tegangan 115 kv ini menggunakan ratio CT = 200:5 sehingga: I (13,8 kv) = 155 kv 13,8 kv 200 A = 1666,67 A 58

Liem Ek Bien & Dita Helna. Studi Penyetelan Relai Diferensial Pada Transformator PT Chevron Arus yang mengalir di sisi sekunder CT 2 adalah: I (CT2 ) = 5 A 1500 A x 1666,67 A = 5,56 A Karena Sekunder CT 2 di hubung Δ, maka arusnya menjadi: I = I x = 5,56 A x = 9,62 A Maka tap auxillary yang dipilih adalah 9,62 : 5 4.4. Setelan Relai Diferensial Diatas telah dihitung nilai CT ratio pada kedua sisi transformator tenaga, maka sekarang dapat dihitung di hitung nilai arus diferensial (I d ) dan arus restraint (I r ) kemudian didapat nilai Setting Arus(I set ). Relai diferensial hanya akan beroperasi saat ada gangguan didalam transformator dan tidak beroperasi saat keadaan gangguan diluar dan keadaan normal. 4.4.1. Perhitungan setelan Relai Diferensial Pada Gangguan Dalam Untuk gangguan didalam transformator tenaga, relai diferensial beroperasi Jika: i set < i oper = relai diferensial beroperasi Arus diferensial (I d ) merupakan arus operasi (I oper ) pada relai diferensial. Dari hasil perhitungan arus gangguan fasa R, S dan T yang mengalir pada saat gangguan hubung singkat tiga fasa didalam transformator dengan menggunakan program Microsoft Excel didapat arus diferensial diperlihatkan pada tabel berikut. 59

Tabel. 7. Arus diferensial Untuk Gangguan Hubung Singkat Tiga Fasa (K-K-K) Pada gangguan di tranformator di saluran Gardu Induk Central Duri #3 fasa I riel I imaj I (A) sudut R -55,653-1,642 55,677-178,310 S 26,404 49,018 55,677 61,690 T 29,249-47,375 55,677-58,310 Arus penahan (restrain) didapat dari arus maksimal komponen arus sekunder perfasa di belitan 1 ( I 1 ) dan belitan 2 ( I 2 ) pada persamaan 2: I restrain = I r = max ( I 1, I 2 ) Dari hasil perhitungan dengan menggunakan program Microsoft Excel didapat: I 1 = 41,242 A I 2 = 14,626 A I r = max (41,242;14,626) = 41,242 A Tabel. 8. Arus Restrain Untuk Gangguan Hubung Singkat Tiga Fasa (K-K-K) Pada gangguan di tranformator di saluran Gardu Induk Central Duri #3 Fasa Ir (A) R 41,242 S 41,242 T 41,242 60

Liem Ek Bien & Dita Helna. Studi Penyetelan Relai Diferensial Pada Transformator PT Chevron Slope pada Karakteristik relai difererensial pada gambar ada dua, yaitu slope 1 untuk gangguan didalam transformator 25% dan slope 2 untuk gangguan diluar transformator 100%. Untuk gangguan didalam transformator tenaga, setelan relai diferensial sebesar 25% dan untuk gangguan diluar transformator tenaga setelan relai diferensial sebesar 100%. Setelan persenan ini telah ditentukan dari karakteristik kerja relai diferensial. Pada gangguan didalam transformator tenaga slope 1 di set 25%, dan relai diferensial bekerja jika i set < i oper maka I set untuk gangguan tiga fasa ini pada fasa R adalah: I set = slope 1 x I r (6) = 25% x 41,242 = 10,310 A Arus operasi sama dengan arus diferensial (I oper = I d ), pada Tabel 7. I d = 55,677 A I oper = 55,677 A I set = 10,310 trip Gambar 10. Perbandingan nilai I oper dan I set saat gangguan didalam transformator Karena i set < i oper maka relai diferensial trip. Untuk letak titik gangguan di gambar karakteristik relai diferensial arus diferensial dan arus restraint diubah dalam satuan pu. I d = 55,677 A I r = 41,242 A I dasar sec CT = 5 A 61

Untuk menghitung arus dalam pu: I pu = I I ada dasar I d = I r = 55,677 5 41,242 5 = 11,135 pu = 8,248 pu Dibawah ini adalah gambar karakteristik relai diferensial yang memperlihatkan letak titik nilai gangguan, untuk gangguan fasa R, S dan T yang mengalir pada saat gangguan hubung singkat tiga fasa didalam transformator tenaga. I d 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 TRIP tidak TRIP 0 2 4 6 8 10 Gambar 11. Karakteristrik Relai Diferensial T60 Dititik Gangguan Dalam Transformator Untuk gangguan Tiga Fasa Keterangan: a : Karakteristrik Relai Diferensial T60 Dititik Gangguan Dalam Transformator Untuk gangguan Tiga Fasa. b : gangguan didalam jangkauan relai diferensial b gangguan a DIF gangguan I r 62

Liem Ek Bien & Dita Helna. Studi Penyetelan Relai Diferensial Pada Transformator PT Chevron 4.4.2. Perhitungan Setelan Relai Diferensial Pada Gangguan Luar Untuk kerja relai diferensial agar tidak salah kerja saat operasi normal dan gangguan luar maka setelan relai diferensial adalah: i set > i oper maka relai diferensial tidak beroperasi. Dari hasil perhitungan saat ada gangguan fasa R-S-T di bus A di saluran transmisi Gardu Induk Central Duri #3 dengan menggunakan program Microsoft Excel didapat arus diferensial diperlihatkan pada tabel berikut adalah sama perhitungannya dengan Tabel 9. Tabel. 9. Arus diferensial Untuk Gangguan Hubung Singkat Tiga Fasa (K- K-K) Di bus A di Saluran Gardu Induk Central Duri #3 fasa I riel I imaj I (A) sudut R -5,288-14,026 14,990-110,655 S -9,503 11,592 14,990 129,345 T 14,791 2,434 14,990 9,345 Hasil perhitungan Arus restraint saat ada gangguan tiga fasa R-S-T di bus A di saluran transmisi Gardu Induk Central Duri #3 dengan menggunakan program Microsoft Excel diperlihatkan pada tabel berikut adalah sama perhitungannya dengan Tabel 10. Tabel. 10. Arus Restrain Untuk Gangguan Hubung Singkat Tiga Fasa (K-K- K) Di bus A di Saluran Gardu Induk Central Duri #3 Fasa Ir (A) R 28,958 S 28,958 T 28,958 63

Setelah hasil perhitungan Arus restraint untuk gangguan tiga fasa R-S-T di bus A di saluran transmisi Gardu Induk Central Duri #3 kemudian dihitung setelan rele diferensial. Pada gangguan diluar transformator slope 2 di set 100%, dan relai diferensial tidak bekerja jika i set > i oper maka I set untuk gangguan ini pada fasa R adalah: I set = slope 2 x I r (7) = 100% x 28,958 A = 28,958 A Arus operasi sama dengan arus diferensial (I oper = I d ), pada Tabel 9. I d = 14,990 A I oper = 14,990 A I set = 28,958 A tidak trip Gambar 12. Perbandingan nilai I oper dan I set saat gangguan diluar transformator Karena i set > i oper maka relai diferensial tidak trip. Untuk melihat letak titik gangguan di gambar karakteristik relai diferensial arus diferensial dan arus restraint diubah dalam satuan pu. I d = 14,990 A I r = 28,958 A I dasar sec CT = 5 A Untuk menghitung arus dalam pu: I pu = I I ada dasar 64

Liem Ek Bien & Dita Helna. Studi Penyetelan Relai Diferensial Pada Transformator PT Chevron I d = I r = 14,990 5 28,958 5 = 2,998 pu = 5,792 pu Dibawah ini adalah gambar karakteristik relai diferensial yang memperlihatkan letak titik nilai gangguan, untuk gangguan fasa R, S dan T yang mengalir pada saat gangguan hubung singkat tiga fasa di bus A. I d 12 11 10 9 8 7 6 a DIF 5 gangguan 4 TRIP 3 gangguan 2 b 1 0 tidak TRIP 0 2 4 6 8 10 Gambar 13. Karakteristik Relai Diferensial T60 Dititik Gangguan di bus A Untuk gangguan Tiga Fasa Keterangan: a : Karakteristrik Relai Diferensial T60 Dititik Gangguan diluar transformator Untuk gangguan Tiga Fasa b : gangguan diluar jangkauan relai diferensial 4.5. Error Mismatch Meskipun dari perhitungan telah di dapat ratio CT Pada halaman 10 yaitu pada sisi 115 kv (CT 1 ) = 200 : 5, dan pada sisi 13,8 kv (CT 2 ) = 1500 : 5. Nilai CT ratio yang dipilih ini adalah sesuai dengan CT yang ada dipasaran. Karena adanya perbedaan ini maka akan terjadi kesalahan dalam I r 65

membaca perbedaan arus dan tegangan di sisi primer dan sekunder transformator tenaga serta pergeseran fasa di trafo arus. kesalahan ini disebut mismatch error. (Anderson Anvenue, 2001: 214-300). Pada relai diferensial untuk melihat mismatch error didapat dari perbandingan CT dengan tegangan pada persamaan (8): CT 2 V = 1 CT1 V2 (8) Untuk menghitung error mismatch sebelumnya terlebih dahulu menghitung nilai CT yang ideal di salah satu sisi transformator tenaga, misal untuk sisi 13,8 kv (CT 2 ) dengan persamaan (9): CT 2 (ideal) = CT 1 x V V 1 2 (9) Dimana: CT 1 : current transformer pada sisi primer CT 2 : current transformer pada sisi sekunder V 1 : tegangan di sisi primer (KV) V 1 : tegangan di sisi sekunder (KV) CT 2 (ideal) = 200 115 kv x 5 13,8 kv Maka ratio CT 2 di sisi 13,8 kv saat maxsimum load adalah = 1666,667 : 5 Ratio CT yang digunakan di sisi 13,8 kv adalah 1500 : 5, sedangkan idealnya CT untuk sisi 13,8 kv adalah 1666,667 : 5.Maka, error mismatch didapat dari perbandingan antara CT ideal dengan CT yang ada dipasaran. Error mismatch untuk relai diferensial adalah: CT ideal 1666,67 % = CT 2 1500 = 1,111% 66

Liem Ek Bien & Dita Helna. Studi Penyetelan Relai Diferensial Pada Transformator PT Chevron Kesalahan relai diferensial dalam mengamankan transformator dari gangguan adalah sebesar 1,111 %.Untuk memperbaiki error mismatch pada relai diferensial ini dapat dilakukan dengan menaikkan atau menurunkan tap pada CT. Error mismatch diharapkan nilainya sekecil mungkin agar proteksi relai diferensial bekerja secara optimal dalam mengamankan transformator tenaga. Dengan syarat kesensitifan relai diferensial dalam pengoperasian Mismatch error tidak boleh lebih dari 5%. Syarat ini ditentukan untuk proteksi agar optimal menjaga sistem tenaga listrik dari gangguan. 5. Kesimpulan 1. Relai diferensial transformator adalah relai utama yang bekerja mengamankan transformator tenaga dari gangguan didalam transformator tenaga dan tidak bekerja saat terjadi gangguan di luar transformator tenaga. 2. Pada karakteristik relai diferensial, setelan rele diferensial untuk gangguan didalam transformator tenaga sebesar 25% lebih kecil dibandingkan untuk gangguan di luar transformator sebesar yang 100% dan untuk nilai pick up di ambil dari ratio error CT. 3. Error mismatch adalah kesalahan dalam membaca perbedaan arus dan tegangan di sisi primer dan sekunder transformator tenaga serta pergeseran fasa di trafo arus. Nilai Error mismatch harus lebih kecil dari 5 % agar proteksi relai diferensial lebih optimal dalam mengamankan transformator tenaga. Daftar Pustaka 1. Anderson Anvenue, Markham, Ontario Transformer Management Relay Instruction Manual GE Power Management. Canada. 2001. 2. Anderson Anvenue, Markham, Ontario T60 Transformer Management Relay UR Series Instruction Manual GE Power Management. Canada. 2003. 3. J lewis, Blackburn Protective Relaying Principles And Applications second edition. 2004 4. Kadarisman, Pribadi, Diktat Kuliah Sistem Proteksi. 5. Sukmawidjaja, Maula. 1995. Edisi ke-2. Teori Soal Dan Penyelesaian Analisa Sistem Tenaga Listrik II. Jakarta: Jurusan Teknik Elektro, Universitas Trisakti. 67

6. Instructions Transformer Differential Relays With Percentagee And Harmonic Restraint Types STD15C And STD16C. GE Meter and control. 1995 68