Indrawansyah, Hubungan Panjang Tungkai, Kelentukan dan Keseimbangan Terhadap Kemampuan Servis 93 HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI, KELENTUKAN DAN KESEIMBANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS DALAM PERMAINAN SEPAKTAKRAW PADA MURID SD NEGERI PANYIKKOKANG 2 MAKASSAR Indrawansyah Jurusan Pendidikan Olahraga FIK Universitas Negeri Makassar Jln. Wijaya Kusuma Raya No.14, Kampus Banta-bantaeng Kode Pos 90222, Tlp. (0411) 8722 Abstract: Hubungan Panjang Tungkai, Kelentukan dan Keseimbangan Terhadap Kemampuan Servis Dalam Permainan Sepaktakraw Pada Murid SD Negeri Panyikkokang 2 Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan panjang tungkai, kelentukan, keseimbangan dan secara bersama-sama terhadap kemampuan servis dalam permainan sepaktakraw Murid SD Negeri Panyikkokang 2 Makassar. Populasi dalam penelitian ini yaitu SD Negeri Panyikkokang 2 Makassar dan sebagai sampel murid putera sebanyak orang. Teknik pengambilannya yaitu dengan teknik random sampling, terhadap siswa kelas 5 dan 6. Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis dengan teknik statistik infrensial. Hasil penelitian ini menunjukkan Dari hasil analisis data dengan menggunakan uji korelasi, diperoleh nilai r = 0,595 (P value < 0,05), maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Hal ini berarti, ada hubungan yang signifikan panjang tungkai terhadap kemampuan servis permainan sepaktakraw. Dari hasil analisis data dengan menggunakan uji korelasi, diperoleh nilai r = -0,745 (P value < 0,05), maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Hal ini berarti, ada hubungan yang signifikan kelentukan dengan permainan sepaktakraw. Dari hasil analisis data dengan menggunakan uji korelasi, diperoleh nilai r = 0,2 (P value < 0,05), maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Hal ini berarti, ada hubungan yang signifikan kelentukan dengan permainan sepaktakraw. Dari hasil analisis data dengan menggunakan uji korelasi ganda, diperoleh nilai r hitung (R) = 0,827, dan nilai R square (R 2 ) sebesar 0,684 atau koefisien determinasi sebesar 68,4%, berarti ada hubungan yang signifikan variable panjang tungkai, kelentukan, dan permainan sepaktakraw. Kata kunci: panjang tungkai, kelentukan, keseimbangan, dan kemampuan servis. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa telah mengubah berfikir manusia dan yang lama menjadi yang baru atau modern. Seperti di Indonesia, khususnya di daerah Sulawesi Selatan, pembangunan di segala bidang sedang digalakkan menuju ke arah yang lebih baik, termasuk pembangunan di bidang olahraga, membentuk manusia cerdas, sehat jasmani dan rohani. Kegiatan berolahraga menurut pola berbinaan fisik dan kejiwaan sangat berpengaruh positif terhadap pembentukan manusia. Dengan kata lain pendidikan olahraga merupakan salah satu sistem dalam dunia ke pendidikan. Di sekolah, kegiatan dilakukan dengan berbagai cabang olahraga permainan untuk mendorong, membangkitkan dan menghina kekuatan jasmani dan rohani peserta didik. Termasuk diantaranya yang dimaksud, oleh permainan sepaktakraw. Beberapa cabang olahraga yang dibina dan dikembangkan di Sulawesi Selatan, salah satu diantaranya yaitu olahraga sepaktakraw. Sepaktakraw merupakan suatu cabang olahraga yang tidak asing lagi bagi masyarakat. Sulawesi Selatan bahkan sampai ke seluruh pelosok pedesaan telah menjadi permainan yang sangat digemari mulai dari anak-anak sampai yang tua. Bermain sepaktakraw merupakan olahraga permainan yang sederhana, hanya memerlukan sebidang tanah yang tidak terlalu luas, bola takraw dan net. Selain Itu, untuk dapat bermain, sepaktakraw hanya memerlukan, 6 orang (2 regu) sudah dapat bermain sepak takraw. Melihat perkembangan olahraga sepaktakraw, tidak dapat dipungkiri bahwa sepaktakraw merupakan salah satu cabang olahraga yang pembinaannya mendapat prioritas di berbagai daerah, sehingga tidaklah mengherankan, jika olahraga 93
94 Jurnal Indrawansyah, ILARA, Volume Hubungan I I, Nomor Panjang Tungkai, 2, Juli 2011, Kelentukan hlm. dan 93 Keseimbangan 99 Terhadap Kemampuan Servis 94 sepaktakraw selalu didominasi oleh para pemain dari Sulawesi Selatan, dan mendapat gelar sebagai gudang pemain sepaktakraw. Hal ini terbukti hampir setiap kejuaraan sepaktakraw selalu didominasi oleh atlet dan Sulawesi-Selatan, bahkan saat ini pemain sepaktakraw putri, masih termasuk yang terbaik. Namun kenyataan yang dapat kita lihat, dari tahun ke tahun, perkembangan olahraga sepaktakraw, telah hampir merata di seluruh daerah di Indonesia, akibatnya Sulawesi Selatan yang disebut sebagai gudangnya pemain sepaktakraw akhirnya harus mengakui ketangguhan para pemain daerah lain. Menurunnya kualitas pemain secara drastis, merupakan cambuk bagi para pelatih, pembina, atlet sepaktakraw Sulawesi Selatan dan menjadi motivasi, untuk membenahi diri dan lebih mencermati sistem pelatihan yang lebih efisien dan efektif. Permainan sepaktakraw terdiri dari beberapa teknik dasar. Untuk dapat bermain dengan balk harus menguasai teknik dasar tersebut. Salah satu teknik dasar dalam permainan sepaktakraw, yaitu servis yang diperankan oleh tekong. Teknik dasar ini sangat menentukan keberhasilan dalam pertandingan. Tekong yang menguasai servis dengan baik, maka dapat menerapkan dalam permainan secara benar, regu nya berpeluang lebih besar memenangkan pertandingan. Sebaliknya jika Tekong suatu regu sepaktakraw tidak dapat melakukan servis dengan balk, kecil kemungkinan memenangkan pertandingan. Keuntungan lain yang dapat diperoleh dengan menguasai servis yang akurat, yaitu lawan akan kesulitan melakukan penyerangan balik. Dalam pencapaian prestasi yang maksimal, maka dalam cabang olahraga sepak takraw ada beberapa faktor yang menunjang prestasi murid. Salah satu fakor yang dianggap sangat mempengaruhi peningkatan prestasi sepak takraw yaitu kemampuan kondisi fisik seseorang. Adapun komponen fisik yang dianggap memberikan hubungan terhadap kemampuan servis yaitu: panjang tungkai, kelentukan dan keseimbangan, ketiga komponen fisik tersebut harus mendapat perhatian khusus bagi para pelatih atau seorang guru dalam melakukan pembinaan atau mengajarkan sepak takraw bagi murid-muridnya di sekolah. Ada beberapa faktor yang dapat menunjang untuk melakukan servis dengan baik. Salah satu diantaranya yaitu panjang tungkai, karakteristik panjang tungkai antara satu orang dengan yang Iain nya, tidak sama, sangat tergantung dan panjang pendeknya tulang tungkai. Seseorang yang mempunyai tungkai panjang, tentu memiliki jangkauan raihan lebih jauh, dibandingkan dengan orang yang memiliki tungkai pendek. Panjang tungkai dalam kaitannya dengan servis dalam permainan sepak takraw, dapat dilihat pada pelaksanaan servis, semakin panjang tungkai seorang pemain tekong semakin tinggi pula raihannya, sehingga jika melakukan servis, lebih keras dan menukik. Di lain aspek misalnya jika seorang pemain apit bola yang dilambungkan itu jauh dan apa yang diharapkan, maka dengan panjang tungkai yang dimiliki tekong akan dapat menjangkau dan mengarahkan servis dengan baik. Kelentukan merupakan salah satu faktor yang sangat penting disebuah cabang olahraga, khususnya pada olahraga sepaktakraw. Dapat dikatakan bahwa semua cabang olahraga, termasuk teknik dasar servis pada permainan sepaktakraw membutuhkan kelentukan. Oleh karena itu, kelentukan merupakan kualitas yang menunjukkan suatu sekmen persediaan maupun otot dan sekelompok otot untuk bergerak semaksimal menurut kemungkinan otot untuk memanjang dan memendek serta memanfaatkan ruang gerak persediaan secara maksimal. Selain panjang tungkai dan kelentukan masih ada faktor fisik lainnya yang sangat erat hubungan dan ini tidak boleh diabaikan. Faktor fisik tersebut yaitu keseimbangan. Keseimbangan yang baik dimiliki seseorang atau atlet akan dapat memberikan sumbangan yang sangat bermanfaat pada saat melakukan servis dalam permainan sepak takraw. Atlit yang mempunyai keseimbangan yang baik akan mudah mempertahankan irama gerakan tubuhnya sehingga tidak mudah terjatuh. Seiring dengan permasalah tersebut di atas, dalam cabang oalahraga sepak takraw dapat diprediksikan hubungan panjang
Indrawansyah, Hubungan Panjang Tungkai, Kelentukan dan Keseimbangan Terhadap Kemampuan Servis 95 tungkai, kelentukan dan keseimbangan. Oleh karena itu berdasarkan prediksiprediksi tersebut akan diteliti tentang kemampuan servis cabang olahraga sepaktakraw murid SD Negeri Panyikkokang 2 Makassar dalam hubungan dengan panjang tungkai, Kelentukan dan keseimbangan. Melihat kenyataan, tentang prestasi sepaktakraw diberbagai daerah semakin berkembang, maka peneliti ingin membantu mengembangkan prestasi sepaktakraw, di Sulawesi selatan di SD Negeri Panyikkokang 2 Makassar, membantu mencari bibit pemain yang berpotensi melalui penelitian secara ilmiah, sehingga prestasi olahraga sepaktakraw di Sulawesi Selatan minimal dapat dipertahankan. Dengan demikian peneliti mengangkat permasalahan tentang Hubungan panjang tungkai, kelentukan dan keseimbangan terhadap kemampuan servis dalam permainan sepaktakraw pada murid SD Negeri Panyikkokang 2 Makassar. METODE Adapun variabel bebas dalam penelitian inl yaitu panjang tungkai, kelentukan dan keseimbangan dan variabel terikat dalam penelitian ini yaitu kemampuan servis dalam permainan sepaktakraw. Adapun populasi dalam penelitian ini yaitu keseluruhan murid SD Negeri Panyikkokang 2 Makassar. sampel penelitian yaitu murid putera SD Negeri Panyikkokang 2 sebanyak orang. Teknik pengambilannya yaitu dengan teknik random sampling, terhadap siswa kelas 5 dan 6. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan berbentuk instrumen pengukuran panjang tungkai dan kemampuan servis dalam sepaktakraw. Data yang terkumpul melalui tes masih merupakan data kasar kemudian dianalisis dengan menggunakan uji statistik korelasional dengan bantuan paket SPSS dalam komputer. Analisis yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif, dan infrensial. Analisis deskriptif untuk menggambarkan data apa adanya. Sedangkan analisis infrensial untuk menguji hipotesis dengan menggunakan analisis korelasi sederhana dan analisis korelasi ganda. Sebelum menggunakan rumus tersebut, maka terlebih dahulu dilakukan analisis normalitas dengan menggunakan teknik Kolmogorov Smirnov (KS-Z) dengan program SPSS dalam komputer. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis dengan teknik statistik infrensial. Adapun analisis data secara deskriptif dimaksudkan agar mendapatkan gambaran umum data yang meliputi rata-rata, standar deviasi, varians, range, data maksimum dan minimum, tabel frekuensi dan grafik. Selanjutnya dilakukan pengujian persyaratan analisis yaitu uji normalitas. Untuk pengujian hipotesis, jika ternyata data berdistribusi normal, maka akan digunakan uji statistik parametrik, yaitu analisis korelasi (uji r), tetapi jika ternyata data tidak berdistribusi normal, maka digunakan uji statistik non parametrik, yaitu uji korelasi Spearman s (rho). Nilai Statistik Panjang tungkai Kelentukan Keseimbangan Kemampuan Servis Sepaktakraw N Mean SD Varians Range Minimum Maksimum 69,53 2,487 6,185 12 65 77 11,47 3,748 14,050 13 5 18 70,23 4,652 21,640 19 79 9,07 2,082 4,334 10 5 15
96 Jurnal Indrawansyah, ILARA, Volume Hubungan I I, Nomor Panjang Tungkai, 2, Juli 2011, Kelentukan hlm. dan 93 Keseimbangan 99 Terhadap Kemampuan Servis 96 Untuk mendapatkan gambaran umum data suatu penelitian maka digunakanlah analisis data deskriptif. Nilai Statistik N Absolute Positif Negatif KS-Z As.Sig Panjang tungkai 0,148 0,148-0,088 1,146 0,145 Gambaran data panjang tungkai, kelentukan, keseimbangan, dan kemampuan servis dalam permainan sepaktakraw. Untuk lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut: Panjang tungkai, diperoleh nilai rata-rata:69,53 cm, standar deviasi:2,487 cm, nilai terendah:65 cm, dan nilai tertinggi:77 cm. Kelentukan, diperoleh nilai rata-rata: 11,47 cm, standar deviasi:3,748 cm, nilai terendah : 5 cm, dan nilai tertinggi : 18 cm. Keseimbangan, diperoleh nilai rata-rata : 70,23 poin, standar deviasi: 4,652 poin, nilai terendah : poin, dan nilai tertinggi : 79 poin. Kemampuan servis, diperoleh nilai rata-rata : 9,07 poin, standar deviasi : 2,082 poin, nilai terendah : 5 poin, dan nilai tertinggi : 15 poin. Salah satu persyaratan yang harus dipenuhi agar statistik parametrik dapat digunakan dalam menganalisis data penelitian yaitu data harus mengikuti sebaran normal (berdistribusi normal). Untuk mengetahui apakah data panjang Panjang tungkai (X 1 ) Kelentukan 0,142 0,111-0,142 1,101 0,177 terhadap panjang tungkai, kelentukan dan dalam permainan sepaktakraw. Kemampuan Keseimbangan Servis 0,153 0,153-0,114 1,188 0,119 Sepaktakraw 0,129 0,129-0,090 1,000 0,270 tungkai, kelentukan, keseimbangan togok ke belakang dan kemampuan servis dalam permainan sepaktakraw berdistribusi normal, maka dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Pengujian normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov (KS-Z) menunjukkan hasil sebagai berikut: Untuk data panjang tungkai, diperoleh nilai KS-Z:1,146 (P:0,145> 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa data panjang tungkai mengikuti sebaran normal atau berdistribusi normal. Data kelentukan, diperoleh nilai KS-Z : 1,101 (P : 0,177 > 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa data kelentukan mengikuti sebaran normal atau berdistribusi normal. Untuk data keseimbangan, diperoleh nilai KS-Z : 1,188 (P : 0,119 > 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa data kelentukan mengikuti sebaran normal atau berdistribusi normal. Variabel N R P value Keterangan Kemampuan Servis Sepaktakraw (Y) Untuk data kemampuan servis permainan sepaktakraw, diperoleh nilai KS-Z:1,000 (P : 0,270 > 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa data kemampuan servis sepaktakraw mengikuti sebaran normal atau berdistribusi normal. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini perlu diuji dan dibuktikan melalui data empiris yang diperoleh dilapangan melalui tes dan pengukuran terhadap seluruh variabel yang diteliti. Karena data penelitian ini mengikuti sebaran normal, maka untuk menguji 0,597 0,000 Signifikan hipotesis penelitian ini digunakan analisis statistik parametrik dengan menggunakan teknik korelasi. Untuk menguji kebenaran hipotesis tentang ada tidaknya hubungan yang signifikan panjang tungkai terhadap kemampuan servis dalam permainan sepaktakraw, dilakukan analisis korelasi. Hasil uji analisis koefisien korelasi dengan menggunakan uji korelasi dikemukakan sebagai berikut; nilai r hitung (r) diperoleh : 0,597 (P value < 0,05) berarti ada hubungan yang signifikan panjang tungkai terhadap kemampuan servis dalam
Indrawansyah, Hubungan Panjang Tungkai, Kelentukan dan Keseimbangan Terhadap Kemampuan Servis 97 permainan sepaktakraw. Untuk menguji kebenaran hipotesis tentang ada tidaknya hubungan yang signifikan kelentukan sepaktakraw, dilakukan analisis korelasi. hasil uji analisis koefisien korelasi dengan menggunakan uji korelasi dikemukakan sebagai berikut; nilai r hitung (r) diperoleh : -0,745 (P value < 0,05) berarti ada Kelentukan (X 2 ) hubungan yang signifikan kelentukan sepaktakraw. Untuk menguji kebenaran hipotesis tentang ada tidaknya hubungan yang signifikan keseimbangan terhadap kemampuan servis permainan sepaktakraw pada murid SD Negeri Panyikkokang 2 Makassar, dilakukan analisis korelasi. Variabel N R P value Keterangan Kemampuan Servis Sepaktakraw (Y) Hasil uji analisis koefisien korelasi dengan menggunakan uji korelasi dikemukakan sebagai berikut; nilai r hitung (r) diperoleh : 0,2 (P value < 0,05) berarti Keseimbangan (X 3 ) -0,745 0,000 Signifikan ada hubungan yang signifikan kelentukan sepaktakraw. Variabel N R P value Keterangan Kemampuan Servis Sepaktakraw (Y) 0,2 0,000 Signifikan Untuk mengetahui keeratan hitung : 40,314 (P value < 0,05), maka H 0 hubungan panjang tungkai, kelentukan, dan ditolak dan H 1 diterima, berarti ada hubungan yang signifikan panjang tungkai, permainan sepaktakraw, maka perlu kelentukan, dan kelentukan terhadap dianalisis dengan menggunakan analisis korelasi ganda. Hasil uji analisis koefisien korelasi ganda dengan menggunakan uji-r kemampuan servis permainan sepaktakraw. Dalam penelitian ada empat buah hipotesis yang diuji. Pengujian hipotesis tersebut korelasi dikemukakan sebagai berikut; nilai dilakukan satu persatu sesuai dengan r hitung (R) diperoleh : 0,827 (P value < urutannya pada perumusan hipotesis. 0,05) setelah dilakukan uji signifikan atau Disamping dilakukan pengujian hipotesis, keberartian korelasi ganda dengan juga diberikan kesimpulan singkat tentang menggunakan uji F korelasi diperoleh F hasil pengujian tersebut. Variabel R R2 F P value Keterangan PT (X 1 ), KLT (X 2 ),KSB (X 3 ) Kemampuan servis (Y) panjang tungkai terhadap kemampuan servis permainan sepaktakraw. Hipotesis statistik yang akan diuji: H 0 : px 1 y : 0, H 1 : px 1 y 0, Hasil pengujian: Dari hasil analisis data dengan menggunakan uji korelasi, diperoleh nilai r : 0,595 (P value < 0,05), maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Hal ini berarti, ada hubungan yang signifikan panjang tungkai terhadap kemampuan servis permainan sepaktakraw. murid memiliki panjang tungkai yang baik, 0,827 0,684 40,314 0,000 Signifikan kelentukan terhadap kemampuan servis permainan sepaktakraw. Hipotesis statistik yang akan diuji: H 0 : px 2 y : 0, H 1 : px 2 y 0 Hasil pengujian: Dari hasil analisis data dengan menggunakan uji korelasi, diperoleh nilai r : -0,745 (P value < 0,05), maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Hal ini berarti, ada hubungan yang signifikan kelentukan dengan permainan sepaktakraw. murid memiliki kelentukan yang baik,
98 Jurnal Indrawansyah, ILARA, Volume Hubungan I I, Nomor Panjang Tungkai, 2, Juli 2011, Kelentukan hlm. dan 93 Keseimbangan 99 Terhadap Kemampuan Servis 98 permainan sepaktakraw. Hipotesis statistik yang akan diuji: H 0 : px 3 y : 0, H 1 : px 3 y 0, Hasil pengujian: Dari hasil analisis data dengan menggunakan uji korelasi, diperoleh nilai r : 0,2 (P value < 0,05), maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Hal ini berarti, ada hubungan yang signifikan kelentukan dengan permainan sepaktakraw. murid memiliki kelentukan yang baik, panjang tungkai, kelentukan, dan permainan sepaktakraw. Hipotesis statistik yang akan diuji: H 0 : Rx 1.2,3 y : 0, H 1 : Rx 1.2.3 y 0, Hasil pengujian: Dari hasil analisis data dengan menggunakan uji korelasi ganda, diperoleh nilai r hitung (R) : 0,827, dan nilai R square (R 2 ) sebesar 0,684 atau koefisien determinasi sebesar 68,4%, berarti ada hubungan yang signifikan variable panjang tungkai, kelentukan, dan keseimbangan terhadap kemampuan servis permainan sepaktakraw, sedangkan sisanya 31,6% dapat dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak diteliti pada penelitian ini. Nilai R square berkisar 0 sampai 1, dengan catatan semakin kecil nilai R square, semakin lemah hubungan ketiga variable tersebut. Jadi, hubungan secara bersama-sama variable panjang tungkai, kelentukan, dan keseimbangan sepaktakraw. Dari table uji anova atau F tes, ternyata didapat F hitung sebesar 40,314 dengan tingkat signifikan 0,000 karena nilai probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05, maka model korelasi dapat dipaki untuk memperediksikan kemampuan tolak peluru. Untuk menguji signifikansi variabel panjang tungkai, kelentukan, dan keseimbangan secara bersama-sama sepaktakraw, sebagai berikut: Kaidah pengujian signifikansi korelasi berganda Jika F hitung > F table, maka signifikan, Jika F hitung < F table, maka tidak signifikan, Setelah dilakukan pengujian ternyata nilai F hitung > F table maka signifikan. Hal ini mengandung makna bahwa, apabila seorang atlet sepaktakraw memiliki panjang tungkai, kelentukan, dan keseimbangan, yang baik, Pembahasan Hasil-hasil analisis korelasi dalam hipotesis perlu dikaji dengan memberikan interpretasi keterkaitan antara hasil analisis yang dicapai dengan teori yang mendasari penelitian ini. Penjelasan ini diperlukan agar dapat diketahui kesesuaian teori yang dikemukakan dengan hasil penelitian yang dicapai. Untuk mengambil kesimpulan penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian, maka hasil analisis data yang perlu dibahas sesuai dengan teori yang mendasarinya. Pengujian hipotesis menunjukkan, bahwa dari hasil analisis data diperoleh bahwa ada hubungan yang signifikan panjang tungkai terhadap kemampuan servis permainan sepaktakraw. nilai panjang tungkai tergolong ideal, maka akan diikuti dengan nilai kemampuan servis dalam permainan sepaktakraw yang baik Begitu pula sebaliknya, apabila nilai panjang tungkai yang kurang ideal, maka akan diikuti dengan nilai kemampuan servis permainan sepaktakraw yang kurang baik Pengujian hipotesis menunjukkan, bahwa dari hasil analisis data diperoleh bahwa ada hubungan yang signifikan kelentukan terhadap kemampuan servis permainan sepaktakraw. Hal ini mengandung makna bahwa, apabila nilai kelentukan tergolong baik, maka akan diikuti dengan nilai kemampuan servis dalam permainan sepaktakraw yang baik Begitu pula sebaliknya, apabila nilai kelentukan yang kurang baik, maka akan diikuti dengan nilai kemampuan servis permainan sepaktakraw yang kurang baik Pengujian hipotesis menunjukkan, bahwa dari hasil analisis data diperoleh bahwa ada hubungan yang signifikan permainan sepaktakraw. Hal ini
Indrawansyah, Hubungan Panjang Tungkai, Kelentukan dan Keseimbangan Terhadap Kemampuan Servis 99 mengandung makna bahwa, apabila nilai keseimbangan tergolong baik, maka akan diikuti dengan nilai kemampuan servis dalam permainan sepaktakraw yang baik Begitu pula sebaliknya, apabila nilai keseimbangan yang kurang baik, maka akan diikuti dengan nilai kemampuan servis permainan sepaktakraw yang kurang baik Pengujian hipotesis menunjukkan, bahwa dari hasil analisis data diperoleh bahwa ada hubungan yang signifikan panjang tungkai, kelentukan, dan permainan sepaktakraw. Mengandung makna bahwa, apabila nilai panjang tungkai, kelentukan, dan keseimbangan tergolong baik, maka akan diikuti dengan nilai kemampuan servis dalam permainan sepaktakraw yang baik Begitu pula sebaliknya, apabila nilai panjang tungkai, kelentukan, dan keseimbangan yang kurang baik, maka akan diikuti dengan nilai kemampuan servis permainan sepaktakraw yang kurang baik KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Adapun kesimpulan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: (1). Ada hubungan yang signifikan panjang tungkai sepaktakraw. (2). Ada hubungan yang signifikan kelentukan terhadap kemampuan servis permainan sepaktakraw. (3). Ada hubungan yang signifikan keseimbangan sepaktakraw. (4). Ada hubungan yang signifikan panjang tungkai, kelentukan, dan permainan sepaktakraw. Saran Saran yang dikemukakan dalam penelitian ini yaitu (1). Bagi para guru penjas, pembina maupun pelatih olahraga permainan sepakbola, bahwa kiranya dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan menggiring bola bermain sepakbola bagi siswa atau atlet yang dibina, hendaknya perlu memperhatikan unsur kemampuan fisik yang dapat menunjang, seperti panjang tungkai, kelentukan, dan keseimbangan. (2). Diharapkan agar dalam proses latihan dalam cabang olahraga sepaktakraw, diharapkan para pelatih atau pembina untuk memperhatikan unsur kondisi fisik seperti; panjang tungkai, kelentukan, dan keseimbangan secara optimal, agar hasil kemampuan servis permainan sepaktakraw dapat lebih baik lagi. (3). Diharapkan pada penelitian yang akan datang, khususnya penelitian yang relevan dengan penelitian ini disarankan melibatkan lebih banyak lagi unsur kondisi fisik lainnya dan menggunakan sampel yang lebih besar agar hasil yang dicapai lebih sempurna. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi, 1993. prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta; Penerbit. Rineka Cipta Jakarta. Darwis, Ratinus, Dt, Penghulu, Basa, 1992. Olahraga Pilikasi Sepaktakraw, Jakarta;PPLPTK Dirjen Dikti Depdikbud RI. Dirjen Pemuda dan Olahraga, 1971. Bagaimana Bermain Sepaktakraw Proyek Pendidikan Olahraga. STO/SMO, Jakarta. Fouzes, 1989. Pendekatan Pengajaran Sepaktakraw, Malaysia, Penerbit Sin Maju SDN. BHD. Malaysia. Hadi, Sutrisno 1986. Metodologi Research Jilid I. Yogyakarta ; Andi off Set Yogyakarta. 1989. Metodologi Research Jilid Ill. Yogyakarta ; Andi off Set Yogyakarta. Patta, Theo. 1979. Studi Komparasi Antara Mengajar Servis Dalam Permainan Sepaktakraw. Skripsi FPOK IKIP UjungPandang. Sajoto, 8, 1988. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta; PPLPTK Dirjen Dikti Depdikbud RI. Soedarminto, 1992. Kinesiologi Jakarta PPLPTK Dirjen Dikti Depdikbud RI. Suharjo, 1992. Evaluasi Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta; Dirjen Dikti Depdikbud RI.