Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Bab 5: Strategi Monev Petunjuk Umum: Waktu dan tahapan Pelaksanaan Tingkat Hierarkhi harapan dalam kerangka kerja logis

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGANN SANITASI

Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2014 KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROPINSI MALUKU

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Hasil Analisa SWOT Kabupaten Grobogan tahun 2016

BAB III : STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA

BAB 3 STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Bab 3 : Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB 3 STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) KOTA TERNATE BAB 3

BAB IV. Strategi Pengembangan Sanitasi

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

1.2 Telah Terbentuknya Pokja AMPL Kabupaten Lombok Barat Adanya KSM sebagai pengelola IPAL Komunal yang ada di 6 lokasi

Matriks SWOT Merumuskan Strategi Pengelolaan Drainase Perkotaan Kabupaten Luwu

Lampiran 2. Hasil Analisis SWOT

LAMPIRAN II HASIL ANALISIS SWOT

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

LAMPIRAN 2 SWOT ANALISYS AIR LIMBAH KOTA LANGSA

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT

L-3. Kerangka Kerja Logis TABEL KKL. Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang L3-1

LAMPIRAN II HASIL ANALISA SWOT

1. Sub Sektor Air Limbah

Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2

2. Program Peningkatan Infrastruktur Air Limbah Domestik Sistem Setempat dan Sistem Komunal

Strategi Sanitasi Kabupaten ( Refisi 2012)

KERANGKA KERJA LOGIS KABUPATEN TANAH DATAR 2015

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Adanya Program/Proyek Layanan Pengelolaan air limbah permukiman yang berbasis masyarakat yaitu PNPM Mandiri Perdesaan dan STBM

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PENGEMBANGAN SANITASI

Strategi S-O (menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang)

BAB IV STRATEGI SEKTOR SANITASI KOTA

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan. Perencanaan menyeluruh pengelolaan sistem air limbah skala Kota.

Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

LAMPIRAN 2 ANALISA SWOT AIR LIMBAH KABUPATEN ACEH TENGGARA

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

IVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

Memorandum Program Sanitasi

BAB IV STRATEGI KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI SSK

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB IV STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

BAB 5 STRATEGI MONEV

Lampiran 2: Hasil analisis SWOT

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017

Sub Sektor : Air Limbah

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Bab 4 Strategi Pengembangan Sanitasi

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI KABUPATEN PATI

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III ISU STRATEGIS & TANTANGAN SEKTOR SANITASI KABUPATEN KLATEN

ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI

STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Program penyusunan Masterplan. Tersedianya Master Plan sistem pengelolaan air limbah domestik tahun Penyusunan Master Plan skala kabupaten

3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL)

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1

1. KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) SEKTOR AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2016

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

IV.1. Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian

ISSU STRATEGIS TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN. Jumlah KK yang tidak mempunyai jamban dari 30% menjadi 0% di tahun 2018

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNANN SANITASI. 3.1 Tujuan,Sasaran dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

Bab 3 Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi

Kerangka Kerja Logis Pembangunan Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu

BAB 3 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi

Program dan Kegiatan Percepatan Pembangunan

Sub Sektor : AIR LIMBAH

BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN

Transkripsi:

Bab 3: Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi Bab ini merupakan inti dari Strategi Sanitasi Kota Salatiga tahun 2013-2017 yang akan memaparkan antara lain tujuan, sasaran, tahapan pencapaian serta strategi dan kebijakan setiap sub sektor sanitasi dan strategi aspek pendukung layanan sanitasi lainnya. Untuk mencapai tujuan setiap sub sektor sanitasi sebagaimana yang telah direncanakan, perlu diketahui faktor-faktor kunci keberhasilan dan strategi pelaksanaan. Untuk identifikasi faktor kunci keberhasilan dan perumusan strategi ini digunakan análisis SWOT. Analisis SWOT yang terdiri dari análisis internal dan eksternal, digunakan untuk menentukan dan menganalisa strategi dimaksud, karena faktor-faktor internal dan eksternal di dalam pembangunan memiliki tingkat korelasisi dan kombinasi yang tinggi untuk saling mempengaruhi. Analisis internal bertujuan untuk mengidentifikasi dan menjelaskan berbagai faktor yang menjadi kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness). Kajian internal pada hakekatnya merupakan analisis dan evaluasi atas kondisi, kinerja dan permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan strategi sektor sanitasi. Sedangkan análisis eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi dan menjelaskan berbagai faktor yang menjadi kesempatan (opportunity) dan tantangan (threat). 3.1 Tujuan,, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik Berdasakan hasil analisis SWOTuntuk menentukan tujuan, sasaran dan strategi pengembangan Air Limbah Domestik di Kota Salatiga yang berada di kuadran 3 dengan strategi Diverifikasi Terpusat. Hal ini disebabkan dari hasil skoring dengan interval skor 1-4 terhadap faktor internal diperoleh total nilai kekuatan: 34 dan total nilai kelemahan: 32 sehingga posisinya pada sumbu x adalah +2. Hasil skoring dengan interval 1-4 terhadap faktor eksternal diperoleh total nilai peluang: 31 dan total nilai ancaman: 36 sehingga posisinya pada sumbu y adalah -5. Posisi pengelolaan air limbah yang berada pada kuadran 3 tersebut antara lain disebabkan oleh belum berfungsinya instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT) dan masih banyak masyarakat yang buang air besar sembarangan (BABS). Untuk mendukung penanganan air limbah domestic kedepan pemerintah daerah perlu memiliki Perda pengelolaan air limbah. Posisi pengelolaan air limbah domestik Kota Salatiga dapat dilihat pada Gambar 3.1 dibawah ini:

Gambar 3.1 Posisi pengelolaan air limbah domestik Tabel 3.1: Tabel Tujuan,, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Air Limbah Domestik Tujuan Menyusun master plan air limbah Menyusun Perda pengelolaan air limbah Meningkatkan fungsi sarana dan prasarana pengolahan air limbah yang telah dimiliki Pernyataan sasaran Indikator sasaran Strategi Master plan air limbah disusun Dokumen MP air limbah Optimalisasi SKPD yg pada tahun 2014 menangani pengelolaan air limbah untuk menyusun master plan air limbah Perda pengelolaan air limbah Perda Pengelolaan air Optimalisasi SKPD yg disusun pada tahun 2015 limbah (naskah akademis, menangani pengelolaan raperda pengelolaan air air limbah untuk limbah) menyusun Perda pengelolaan air limbah Rehabilitasi dan IPLT dapat dioperasikan Penguatan kapasitas SDM Operasionalisasi IPLT tahun berapa % dari kapasitas, di UPT T PA Sampah. 2013 (kapasitas IPLT = 360m3) peningkatan kapasitas terpakai per tahun

Tujuan Meningkatkan pembiayaan subsektor air limbah melalui kemitraan pemerintah, swasta, dan swadaya masyarakat Pernyataan sasaran Mewujudkan kerjasama kemitraan pemerintah daerah dg swasta minimal 2 perusahaan mulai tahun 2014 Indikator sasaran Adanya kerjasama antara pemerintah dg swasta Strategi Optimalisasi peran Pokja PPSP/AMPL untuk meraih peluang dana swasta dan hibah sanitasi Mewujudkan program kegiatan yg melibatkan peran serta masyarakat mulai tahun 2013. Cont: SLBM, USRI Program kegiatan yg melibatkan masyarakat kriteria keterlibatan masy: tenaga, swadaya Peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan sarpras pengolahan air limbah Menurunkan angka kesakitan penyakit berbasis lingkungan Meningkatkan fungsi tangki septik dari 37,2 % di tahun 2012 menjadi 62 % pada tahun 2017 (individu) Persentase tangki septik aman meningkat Optimalisasi program pengelolaan air limbah untuk meningkatkan fungsi tangki septik yang aman Meningkatkan akses jamban individu dari 3,2% yg BAB di MCK komunal dan 3,8% yg BAB di sungai, kebun, parit di tahun 2012 menjadi 0% pada tahun 2017 Persentase akses jamban individu meningkat Optimalisasi program dari pusat dan provinsi untuk penyediaan sarpras air limbah Meningkatkan Kapasitas KSM pengelola air limbah 10% tiap tahun (mulai th 2010 setiap tahun membangun 4 unit SLBM dan dilaksanakan pelatihan KSM/th) Meningkatkan cakupan SPAL rumah tangga dari 56,5 % menjadi 70 % pada tahun 2017 Penyediaan sarpras off site komunal dari 0,36% menjadi..% pada tahun 2017 Persentase kapasitas KSM meningkat Persentase cakupan SPAL rumah tangga berkualitas meningkat Persentase cakupan off site komunal meningkat Optimalisasi APBD kota subsektor air limbah untuk peningkatan kapasitas KSM pengelola air limbah Optimalisasi media untuk advokasi dan sosialisasi pengelolaan air limbah rumah tangga yang aman Optimalisasi SKPD yang menangani pengelolaan air limbah untuk meraih dana hibah dan program kegiatan pengelolaan air limbah dari pusat dan provinsi. Meningkatkan jumlah sarpras pengolahan limbah industri rumah tangga sebesar. % pada tahun. Meningkatnya jumlah sarpras pengolahan limbah industri rumah tangga Optimalisasi program dari pusat dan provinsi untuk penyediaan sarpras air limbah/ DAK LH Meningkatkan cakupan layanan jamban dari 76,6% tahun 2011 menjadi 82% pada tahun 2017 Meningkatkan cakupan layanan sanitasi sekolah Meningkatnya jumlah jamban individu Optimalisasi petugas sanitarian untuk meningkatkan cakupan kepemilikan jamban rumah tangga Meningkatkan sarana Optimalisasi SKPD prasarana sanitasi sekolah pengampu untuk dari..% pada tahun 2012 meningkatkan cakupan menjadi..% pada tahun 2017 layanan sanitasi sekolah

3.2 Tujuan,, dan Strategi Pengembangan Persampahan Berdasakan hasil analisis SWOT untuk menentukan tujuan, sasaran dan strategi pengembangan Persampahan di Kota Salatiga yang berada di kuadran 3 dengan strategi Pemeliharaan Agresif. Hal ini disebabkan dari hasil skoring dengan interval skor 1-4 terhadap faktor internal diperoleh total nilai kekuatan: 41 dan total nilai kelemahan: 47 sehingga posisinya pada sumbu x adalah -6. Hasil skoring dengan interval 1-4 terhadap faktor eksternal diperoleh total nilai peluang: 37 dan total nilai ancaman: 26 sehingga posisinya pada sumbu y adalah +11. Posisi pengelolaan persampahan yang berada pada kuadran 2 tersebut antara lain disebabkan oleh tingginga komitmen pimpinan dan TPA yang sudah menggunakan sistem controll landfill. Posisi pengelolaan persampahan Kota Salatiga dapat dilihat pada Gambar 3.2 dibawah ini: Posisi pengelolaan subsektor Persampahan Lingkungan Mendukung (+) O Pemeliharaan Agresif (-6, +11) 11 Lemah (-) W -6 Kuat (+) S Lingkungan Tidak Mendukung (-) T Gambar 3.2 Analisa SWOT sub sektor Persampahan

Tabel 3.2: Tabel Tujuan,, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Persampahan Tujuan Meningkatkan cakupan layanan pengelolaan sampah Menyusun master plan persampahan Pernyataan sasaran Indikator sasaran Tingkat layanan Peningkatan dana pengelolaan sampah pengelolaan sampah meningkat dari 50% menjadi 80% se Kota Salatiga tahun 2017 layanan pengelolaan sampah meningkat dari 23,75% tahun 2012 menjadi 27% se Kota Salatiga tahun 2017 layanan pengelolaan sampah meningkat dari 32,75 % tahun 2012 menjadi 41,25 % se Kota Salatiga tahun 2017 Master plan persampahan disusun tahun 2014 Meningkatkan layanan pengelolaan sampah dengan sistem langsung - kawasan komersial 5% menjadi 10 % - Kawasan permukiman 0% menjadi 0% - Kawasan jalan 15 % menjadi 20% Meningkatkan layanan pengelolahan dengan sistem tidak langsung - kawasan komersial 21% menjadi 25 % - Kawasan permukiman 50% menjadi 70% - Kawasan jalan 35 % menjadi 40% - Kawasan Taman 25% menjadi 30 % Dokumen MP Persampahan (naskah akademis, raperda pengelolaan sampah) Strategi Optimalisasi komitmen pimpinan untuk meraih dana APBN dan APBD I dalam upaya penerapan UU no.18/2008 tentang pengelolaan sampah Pemberdayaan UPT TPA Sampah Mempercepat penyediaan sarana prasarana pengelolaan sampah Peningkatan layanan pengangkutan sampah dari rumah tangga ke TPS/TPST oleh swasta karena lokasi TPA jauh dari permukiman Mempercepat penyediaan sarana prasarana pengelolaan sampah Optimalisasi komitmen pimpinan untuk tersusunnya master plan persampahan Optimalisasi komitmen pimpinan untuk meraih APBD I penyusunan master plan persampahan

Menyusun Perda pengelolaan sampah di Kota Salatiga Meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah Perda pengelolaan sampah disusun di Kota Salatiga tahun 2015 Peran serta masyarakat dalam mempraktikan pemilahan sampah rumah tangga meningkat dari 12,5% menjadi 50% pada tahun 2017 Perda pengelolaan sampah di Kota Salatiga Penanganan sampah 3R di lingkungan masyarakat Optimalisasi komitmen pimpinan untuk penyusunan/pengesahan Perda pengelolaan sampah Penyampaian informasi & edukasi tentang persampahan melalui media massa Pemberdayaan masyarakat peduli sampah 3.2 Tujuan,, dan Strategi Pengembangan Drainase Berdasakan hasil analisis SWOT untuk menentukan tujuan, sasaran dan strategi pengembangan Drainase di Kota Salatiga yang berada di kuadran 2 dengan strategi Pemeliharaan Selektif. Hal ini disebabkan dari hasil skoring dengan interval skor 1-4 terhadap faktor internal diperoleh total nilai kekuatan: 11 dan total nilai kelemahan: 41 sehingga posisinya pada sumbu x adalah -30. Hasil skoring dengan interval 1-4 terhadap faktor eksternal diperoleh total nilai peluang: 21 dan total nilai ancaman: 18 sehingga posisinya pada sumbu y adalah +8. Posisi pengelolaan drainase yang berada pada kuadran 2 tersebut antara lain disebabkan oleh belum adanya Perda pengelolaan drainase sehingga masih mengacu pada peraturan terkait di provinsi Jawa Tengah. Posisi pengelolaan drainase Kota Salatiga dapat dilihat pada Gambar 3.2 dibawah ini: Posisi pengelolaan subsektor Drainase Lingkungan Mendukung (+) O Pemeliharaan selektif (-30, +3) 3 Lemah (-) W -30 Kuat (+) S Lingkungan Tidak Mendukung (-) T Gambar 3.3 Analisa SWOT sub sektor Drainase

Tabel 3.3: Tabel Tujuan,, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Drainase Tujuan Pernyataan sasaran Indikator sasaran 1. Meningkatkan fungsi drainase sebagai jaringan pembuangan dan resapan air hujan layanan pengelolaan drainase meningkat dari 50 % tahun 2012 menjadi 57,5 % se Kota Salatiga tahun 2017 Peningkatan jumlah sumur resapan dari 600 unit di tahun 2012 menjadi 1000 Unit di tahun 2017. Adanya kenaikan prosentase terbangunnya jaringan drainase detilkan sesuai zona yg tidak langsung Adanya kenaikan persentase terbangunnya sumur resapan Strategi 1.1. Optimalisasi SKPD pengampu drainase untuk meraih peluang dana APBN dan APBD I 1.2. Optimalisasi media untuk advokasi dan sosialisasi pengelolaan drainase 1.3. Optimalisasi anggaran dan program pusat serta provinsi untuk pembangunan sumur resapan 2. Meningkatkan koordinasi antar SKPD pengampu subsektor drainase (permasalahan 1,2) Penyediaan sarpras SPAL pada permukiman di bantaran sungai/drainase sebesar 15% pada tahun 2017. Cat: target dimulai th 2015 (MP disusun 2014) Koordinasi antar SKPD pengelola subsektor drainase mulai tahun 2013 Terbangunnya sarpras SPAL pada permukiman di bantaran sungai/ drainase - Saluran langsung ke sungai - Saluran tidak langsung ke sungai Terbangunnya sarana dan prasarana pembuangan air limbah rumah tangga yang tidak mencemari drainase - Saluran langsung ke sungai - Saluran tidak langsung ke sungai Adanya koordinasi SKPD terkait (DBM- PSDA, KLH, DCKTR, BAPPEDA) pada perencanaan dan pengelolaan drainase 1.4. Peningkatan cakupan resapan pada kawasan selatan wilayah kota 1.5 Optimalisasi program dari pusat dan provinsi untuk penyediaan sarpras SPAL/Drainase. DAK Perkim 1.6. Pengembangan kampanye peningkatan peran masyarakat dalam pengelolaan air limbah rumah tangga (grey water). Optimalisasi peran SKPD pengelola air limbah rumah tangga (grey water) 2. Peningkatan koordinasi antar SKPD pengampu subsektor drainase

3. Meningkatkan jaringan drainase kota yang terpadu dan penyusunan master plan sistem drainase (permasalahan 5,6) 4. Menyusun perda (peraturan) pengelolaan drainase (permasalahan 7) Master plan drainase kota tahun 2014 Perda dan perwali pengelolaan Drainase disusun pada tahun 2015 Dokumen MP Drainase (naskah akademis, raperda pengelolaan drainase) Perda dan perwali Pengelolaan Drainase 3.1. Optimalisasi SKPD pengampu drainase untuk menyusun master plan drainase 3.2 Outline plan sistem drainase kawasan 3.3. Optimalisasi SKPD pengampu drainase untuk meraih dana APBD I penyusunan MP drainase 3.4. Penyusunan data base infrastruktur kota 4.1. Optimalisasi SKPD pengampu drainase untuk menyusun Perda pengelolaan drainase 4.2. Optimalisasi SKPD pengampu drainase untuk menyusun SOP pengelolaan drainase 3.3 Tujuan,, dan Strategi Pengelolaan PHBS dan Promosi Higiene Berdasakan hasil analisis SWOT untuk menentukan tujuan, sasaran dan strategi pengembangan pengelolaan PHBS dan promosi higiene di Kota Salatiga yang berada di kuadran 3 dengan strategi Diversifikasi Terpusat. Hal ini disebabkan dari hasil skoring dengan interval skor 1-4 terhadap faktor internal diperoleh total nilai kekuatan: 33 dan total nilai kelemahan: 27 sehingga posisinya pada sumbu x adalah +6. Hasil skoring dengan interval 1-4 terhadap faktor eksternal diperoleh total nilai peluang: 26 dan total nilai ancaman: 37 sehingga posisinya pada sumbu y adalah -11. Posisi pengelolaan PHBS dan promosi higiene yang berada pada kuadran 3 tersebut antara lain disebabkan oleh belum sinkronnya perencanaan sektor PHBS dan perilaku masyarakat. Posisi pengelolaan PHBS dan promosi higiene Kota Salatiga dapat dilihat pada Gambar 3.2 dibawah ini:

Posisi pengelolaan PHBS Lingkungan Mendukung (+) O Lemah (-) W 6 Kuat (+) S -11 (+6, -11) Diversifikasi terpusat Lingkungan tidak mendukung (-), T Gambar 3.4 Analisa SWOT sub sektor PHBS Tabel 3.4: Tabel Tujuan,, dan Tahapan Pencapaian Pengelolaan Sanitasi Rumah Tangga Tujuan 1. Meningkatkan cakupan rumah tangga yang ber PHBS (permasalahan no.5) 2. Meningkatkan koordinasi lintas sektor dalam perencanaan sektor sanitasi (permasalahan no. 1,2) 3. Membentuk Tim PHBS tingkat kota (permasalahan no. 4) Pernyataan sasaran Indikator sasaran 1. Persentase PHBS Jumlah rumah tangga tatanan rumah tangga yg CTPS di 5 waktu meningkat dari 53,5% penting meningkat menjadi 80% tahun 2017. 2. Perencanaan sektor sanitasi menjadi lebih komprehensif à ukurannya: frek rakor, mom rakor, masuk ke renja 3. Tim PHBS Kota Salatiga dibentuk tahun 2013 2. Perencanaan sektor sanitasi menjadi lebih komprehensif 3. Terbit SK Tim PHBS tingkat kota Strategi 1.1. Optimalisasi promosi PHBS 1.2. Optimalisasi petugas sanitarian dan kader kelurahan siaga 1.3. Optimalisasi anggaran yang mengarah pada kegiatan MDGs untuk melakukan pembinaan PHBS di rumah tangga 2. Optimalisasi peran Pokja PPSP/AMPL untuk meningkatkan koordinasi dalam perencanaan sanitasi 3. Optimalisasi SKPD pengampu mewujudkan SK TIM PHBS

4. Mewujudkan masyarakat yang memiliki kesadaran PHBS (permasalahan no. 3, 7) 5.Meningkatkan pengembangan media informasi dan komunikasi tentang PHBS (permasalahan no. 6) 6. Meningkatkan keterlibatan berbagai lembaga & swasta dalam pengelolaan PHBS 4. Kelurahan yang masih BABS berkurang jumlahnya setiap tahun. Keterangan: Th 2010 ada 2 kel yg Th 2011 idem Th 2012 ada 3 kel yg Th 2013 ada 4 kel yg Th 2014 ada 6 kel yg Th 2015 ada 8 kel yg Th 2016 ada 10 kel yg Th 2017 ada 13 kel yg Meningkatkan promosi kesehatan tentang PHBS mulai tahun 2013 Meningkatkan kerjasama Pemkot dg lembaga penyandang dana CSR dalam kegiatan PHBS mulai tahun 2014 (jumlah perusahaan yg bekerjasama) 4. Jumlah kelurahan yg BABS berkurang dari 15 menjadi 13 kelurahan pada th 2017 5. Promosi kesehatan tentang PHBS meningkat 6. Kerjasama Pemkot dg lembaga penyandang dana CSR dalam pengelolaan PHBS meningkat; tahun 2014 2 kerjasama, tahun 2017 5 kerjasama 4.1. Optimalisasi anggaran yang mengarah pada kegiatan MDGs untuk mengurangi jumlah kelurahan yang BABS. 4.2. Peningkatan cakupan layanan air bersih pada kelurahan yang kesulitan air bersih Optimalisasi peran media Pemkot dan swasta untuk peningkatan promosi kesehatan tentang PHBS Pendayagunaan data PHBS untuk meraih peluang anggaran pusat, provinsi dan swasta.