BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia berupaya untuk

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Marantha

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang yang sampai dengan saat ini sedang giat melakukan

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan Negara Republik Indonesia antara lain berasal dari pajak.

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan yang utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pajak memiliki peranan yang sangat penting. Pajak merupakan sumber

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan bagi rakyatnya. Untuk mencapai tujuan tersebut pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan membangun negara untuk lebih berkembang dan maju, termasuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan hal yang sangat penting dalam setiap negara yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan pembangunan Negara Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. besar dan potensial untuk sumber penerimaan pajak. Oleh sebab itu penerimaan dari

BAB I PENDAHULUAN. merupakan potensi yang sangat besar dalam pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini Indonesia sedang giat-giatnya mencari sumber pemasukan baru

BAB I PENDAHULUAN. berusaha melakukan pembangunan disegala bidang dengan melibatkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. syarat mutlak yang harus dilakukan oleh pemerintah, demi terwujudnya. kesejahteraan rakyat. Dalam melaksanakan pembangunan yang

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR LAMPIRAN... x. 1.1 Latar Belakang...1

Judul : Analisis Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 pada Pegawai Tetap dengan Menerapkan Metode Gross-Up sebagai Upaya Perencanaan Pajak.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang yang berada dalam masa pembangunan, Indonesia

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan yang terdapat pada bab 4,

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita sadari semua bahwa pembangunan ekonomi tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang paling besar dibandingkan penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan suatu bangsa. Pendapatan dari penerimaan pajak yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dimana persaingan menjadi semakin ketat dan bersifat global,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat baik materiil maupun spiritual (Waluyo, 2013:2). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu pemungutan tetapi hanya merupakan pemberian sukarela

BAB 1 PENDAHULUAN. penerimaa Negara dari sektor fiskal pemerintah telah membuat berbagai

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. pembangunannya. Bisa dikatakan, hampir semua sektor-sektor yang ada di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional untuk mencapai masyarakat adil dan makmur.

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan Negara dari perpajakan dalam APBN selalu meningkat, misalkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari rakyat. Oleh karena itu diperlukan partisipasi dari setiap warga negara

BAB I PENDAHULUAN. Peran penerimaan pajak sangat penting bagi pembangunan nasional, karena

BAB I PENDAHULUAN. nasional itu maka pemerintah Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. secara keuangan. Sedangkan bagi Pemerintah, pajak merupakan pendapatan yang

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional yang bertujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. azas azasnya, jenis atau macam macam pajak yang berlaku di negaranya,

BAB I PENDAHULUAN. negara dengan selalu mengharapkan bantuan dari luar negeri tanpa adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. beberapa sektor pajak masih perlu dilakukan upaya-upaya peningkatan

pajak. Data dari Departemen Keuangan Republik Indonesia juga menunjukkan adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kemakmuran rakyatnya secara adil dan merata di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi ketergantungan Negara kita terhadap hutang luar negeri. Sektor pajak

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Pemerintah melakukan berbagai cara untuk menghimpun dana

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang mempunyai keinginan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Abstrak. Kata-kata kunci: PPh Pasal 21, gross up, PPh terutang. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1999 Indonesia mulai menggalami krisis global disegala

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat terus menerus dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. didapatkan melalui iuran wajib dari warga negaranya yang disebut pajak.

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai oleh Indonesia sebagai salah satu negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan pemerintahan diperlukan sarana dan prasarana yang tentunya

BAB I PENDAHULUAN. dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

ANALISIS PENERAPAN TAX PLANNING ATAS BIAYA KESEJAHTERAAN KARYAWAN SEBAGAI UPAYA PENGHEMATAN PEMBAYARAN PAJAK PADA PT GORONTALO CEMERLANG

BAB I PENDAHULUAN. semakin menurun, sehingga pendapatan perkapita masyarakat juga semakin kecil. Hal

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Tujuan pembangunan nasional Indonesia yaitu mewujudkan. sangat besar untuk pembiayaan pembangunan.

ABSTRAK. Kata kunci : Alternatif Kebijakan PPh Pasal 21, Pajak Penghasilan Terutang. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran

BAB 1 PENDAHULUAN. materiil maupun spiritual. Untuk dapat merealisasikan tujuan tersebut perlu banyak

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perencanaan Pajak melalui Pajak Penghasilan Pasal 21 yang. diterima karyawan dengan menggunakan Metode Net

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sumber pendapatan negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki tujuan dan inti yang sama yaitu merumuskan pengertian pajak sehingga

BAB I PENDAHULUAN. berbagai peraturan dan ketetapan, baik itu perubahan dari peraturan yang

BAB I PENDAHULUAN. Seperti halnya negara lain di dunia, Indonesia disamping

ABSTRAK. Kata Kunci : Tata Cara Perhitungan, Pemotongan, dan Pelaporan PPh Pasal 21 atas Gaji Karyawan Tetap dengan Penghasilan Bulanan

BAB I PENDAHULUAN. keluarganya, perekonomian negara juga terdapat sumber-sumber. Negara. Tanpa pajak, kegiatan Negara sulit untuk dapat dilaksanakan.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh negara di dunia.. Sehingga tidak bisa dipungkiri tuntutan ekonomi dalam memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan penting bagi negara untuk terus

BAB 1 PENDAHULUAN. penerimaan negara yang terbesar dan paling dominan sampai saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

ABSTRAK. Kata Kunci: Perencanaan pajak. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi daya beli (purchasing power) atau kemampuan belanja

PERLAKUAN AKUNTANSI PAJAK STUDI KASUS PADA KPP PRATAMA SEMARANG TENGAH SATU

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada umumnya suatu negara dinilai maju dan berkembang dilihat dari segi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berkesinambungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan kontribusi rakyat kepada kas negara berdasarkan undangundang

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

1 BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu komponen dari perusahaan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010 Negara Indonesia merupakan salah

Abstrak. Kata Kunci: Eksposur Pajak; Pajak Ditanggung Perusahaan; PPh pasal 21; PPh Pasal 23. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah sumber utama pembiayaan Negara, Tidak dapat dipungkiri bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memerlukan sumber daya alami, baik dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Nining Fitri Andayani

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan Negara. Dari sudut pandang ekonomi, pajak merupakan Penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang saat ini sedang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia berupaya untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, baik secara materiil maupun spiritual melalui pembangunan di segala bidang. Untuk dapat mensukseskan pembangunan di negara ini diperlukan upaya-upaya dari berbagai pihak, yaitu pemerintah, masyarakat dan lembaga terkait lainnya. Pemerintah bersama dengan lembaga terkait lainnya harus berupaya semaksimal mungkin untuk dapat meningkatkan penerimaan negara. Pada umumnya negara mempunyai sumber-sumber penerimaan sebagai berikut: (1) Bumi, air dan kekayaan alam (2) Pajak, bea dan cukai (3) Hasil perusahaan negara (4) Retribusi (5) sumber lainnya. Pajak sebagai salah satu sumber utama penerimaan negara memiliki dua fungsi, yaitu fungsi anggaran (budgetair) dan fungsi mengatur (regulerend). Sebagai fungsi anggaran berarti pajak digunakan sebagai sumber dana bagi pemerintah dalam membiayai pengeluaran-pengeluarannya, sedangkan sebagai fungsi mengatur berarti pajak digunakan sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi. Salah satu pajak yang merupakan penerimaan negara yang berasal dari pendapatan rakyat adalah Pajak Penghasilan (PPh). Ketentuan untuk membayar pajak merupakan suatu kewajiban bagi setiap warga negara Indonesia. Untuk itu setiap Wajib Pajak diharapkan dapat memahami dan menerapkan peraturan- 1

peraturan perpajakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan sebagaimana telah diubah menjadi Undang-undang Nomor 16 Tahun 2000 serta Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang pajak penghasilan sebagaimana telah diubah menjadi Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000 bahwa sistem pemungutan pajak di Indonesia adalah berdasarkan self assessment system. Self assessment system adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberikan kepercayaan penuh kepada Wajib Pajak untuk menghitung, membayar dan melaporkan sendiri jumlah pajak terutangnya. Sistem ini diberlakukan berdasarkan asumsi bahwa setiap Wajib Pajak adalah orang yang jujur sehingga diberikan kepercayaan penuh untuk melakukan sendiri perhitungan pajaknya. Pajak penghasilan (PPh) menganut self assessment system dan with holding system. Untuk PPh badan digunakan self assessment system sedangkan untuk PPh pasal 21 digunakan with holding system, yaitu sistem pemungutan pajak yang perhitungan pajak terutangnya dilakukan oleh pihak lain yang kemudian menyetorkannya kepada kas negara. Pajak penghasilan umumya dikenakan kepada Wajib Pajak yang melakukan kegiatan usaha. Tujuan didirikannya suatu perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang setinggi mungkin dengan biaya dan pajak yang serendah mungkin. Semakin besar Pendapatan Kena Pajak suatu perusahaan maka semakin besar pula pajak yang harus dibayarnya dan bila pajak yang harus dibayar perusahaan semakin besar, ini akan membuat laba bersih yang diperoleh perusahaan tersebut semakin kecil. Oleh karena itu, perusahaan berusaha untuk menghemat pajak yang harus dibayarnya dengan cara melakukan penghematan pada PPh pasal 21. Perusahaan 2

dapat melakukan penghematan PPh pasal 21 dengan membandingkan beberapa alternatif kebijakan perhitungan PPh pasal 21 yang ada dan memilih kebijakan yang dianggap paling menguntungkan bagi perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengambilnya sebagai topik penelitian dalam penyusunan skripsi dengan judul Pengaruh Penerapan Kebijakan PPh Pasal 21 Terhadap Pajak Penghasilan Terutang. 1.2 Identifikasi Masalah Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh dari penerapan kebijakan PPh pasal 21 dengan memberikan tunjangan pajak atau ditanggung perusahaan terhadap pajak terutang perusahaan, maka penulis mencoba untuk mengungkapkan masalah-masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kebijakan PPh pasal 21 yang diterapkan perusahaan? 2. Bagaimana pengaruh penerapan kebijakan PPh pasal 21 tersebut terhadap pajak penghasilan terutang? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dan tujuan penelitian adalah untuk: 1. Mengetahui kebijakan perhitungan PPh pasal 21 yang paling baik untuk diterapkan oleh perusahaan. 2. Mengetahui sejauh mana pengaruh dari penerapan kebijakan PPh pasal 21 tersebut berpengaruh terhadap perhitungan pajak penghasilan terutang. 3

1.4 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Perusahaan Sebagai bahan masukan bagi perusahaan dalam pemilihan kebijakan PPh pasal 21 yang paling menguntungkan bagi perusahaan dan dapat menjadi pertimbangan bagi perusahaan dalam upaya maminimalkan pajak penghasilan terutang. 2. Penulis Untuk menambah wawasan pengetahuan penulis mengenai alternatif kebijakan perhitungan PPh pasal 21 sehingga dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai penerapannya secara nyata di lapangan. 3. Pihak-pihak lain a. Sebagai informasi tambahan dan bahan referensi bagi pihak yang akan melakukan penelitian lebih lanjut berkenaan dengan masalah perpajakan. b. Memberi masukan bagi pihak-pihak lain yang memerlukan informasi mengenai kebijakan Pajak Penghasilan pasal 21. 1.5 Rerangka Pemikiran dan Hipotesis Membayar pajak merupakan suatu kewajiban bagi setiap warga negara. Dengan membayar pajak berarti setiap warga negara telah ikut serta dalam pembangunan negaranya. Pajak Penghasilan adalah pajak yang dipungut dari Wajib Pajak berkenaan dengan penghasilan yang diterimanya (berkaitan dengan objek pajak), sebagaimana dikemukakan dalam Undang-Undang Perpajakan No.17 Tahun 2000 pasal 4 ayat (1): 4

Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun. Bagi perusahaan, pajak merupakan beban yang mengurangi penghasilan yang diperolehnya, oleh karena itu perusahaan melakukan suatu upaya yang dinamakan manajemen pajak. Menurut Sophar Lumbantoruan seperti yang dikutip oleh Erly Suandy (2003:6), yang dimaksud dengan manajemen pajak adalah sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar tetapi jumlah pajak yang dibayar dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan. Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan dalam melaksanakan manajemen pajak adalah mencari celah-celah dalam undangundang yang mengatur perpajakan, misalnya biaya yang tidak dapat dikurangkan dialihkan menjadi biaya yang dapat dikurangkan atau penghasilan yang merupakan objek pajak dialihkan menjadi penghasilan yang bukan objek pajak. Pemberian kompensasi berupa gaji, tunjangan atau pembayaran lainnya juga merupakan salah satu cara melaksanakan manajemen pajak. Perusahaan sebagai pemberi kerja yang membayar gaji, upah, tunjangan dan pembayaran lainnya, diwajibkan melakukan pemotongan, penyetoran dan pelaporan pajak atas pembayaran-pembayaran tersebut sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukannya. Pemotongan tersebut adalah PPh pasal 21. PPh pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lainnya dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan (KEP-545/PJ/2000). PPh pasal 5

21 yang dipungut oleh perusahaan dibayar karyawannya melalui pemotongan tetapi PPh pasal 21 tersebut dapat pula dibayar oleh perusahaan. Terdapat beberapa alternatif kebijakan yang dapat diterapkan oleh perusahaan sehubungan dengan perhitungan PPh pasal 21, yaitu PPh pasal 21 yang ditanggung oleh karyawan, PPh pasal 21 yang ditanggung oleh perusahaan, PPh pasal 21 yang ditunjang oleh perusahaan dan PPh pasal 21 yang di gross-up. PPh pasal 21 yang ditanggung oleh karyawan berarti PPh pasal 21 dibayar seluruhnya oleh karyawan itu sendiri. PPh pasal 21 yang ditanggung oleh perusahaan berarti PPh pasal 21 dibayar seluruhnya oleh perusahaan. PPh pasal 21 yang ditunjang perusahaan berarti perusahaan memberikan tunjangan pajak kepada karyawannya, dan bila ada selisih pajak yang terutang dengan tunjangan yang diberikan perusahaan maka ditanggung oleh karyawan itu sendiri. Sedangkan PPh pasal 21 yang di gross-up berarti perusahaan memberikan tunjangan sebesar PPh pasal 21 karyawan. Menurut ketentuan dalam Undang-Undang Perpajakan, PPh pasal 21 yang ditanggung oleh perusahaan merupakan kenikmatan bagi karyawan sehingga perusahaan tidak dapat membebankannya sebagai biaya. Sedangkan PPh pasal 21 yang ditunjang oleh perusahaan bukan merupakan kenikmatan bagi karyawan sehingga perusahaan dapat membebankannya sebagai biaya. Dari beberapa alternatif kebijakan tersebut, penulis ingin mengetahui kebijakan perhitungan PPh pasal 21 mana yang paling menguntungkan bagi perusahaan serta menghasilkan jumlah pajak terutang yang lebih kecil tanpa melanggar undang-undang perpajakan yang berlaku. Selain itu kebijakan perhitungan PPh pasal 21 yang digunakan oleh perusahaan juga akan berpengaruh 6

terhadap take home pay karyawan. Berdasarkan rerangka pemikiran di atas maka penulis menarik suatu hipotesis penelitian sebagai berikut: Terdapat perbedaan besarnya take home pay karyawan dan PPh terutang dalam setiap alternatif kebijakan PPh pasal 21. 1.6 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis, yaitu suatu metode yang berusaha untuk mengumpulkan, menyajikan serta menganalisis data sehingga diperoleh suatu gambaran yang jelas atas objek yang diteliti dan diolah untuk ditarik suatu kesimpulan. 1.6.1 Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari objek yang diteliti. Dalam penelitian ini, data primer yang digunakan adalah daftar gaji karyawan. 2. Data sekunder, yaitu data yang tidak langsung diperoleh dari sumber pertama, yang telah diolah dan disusun dalam bentuk dokumen-dokumen tertulis. Dalam penelitian ini, data sekunder yang digunakan adalah laporan laba rugi perusahaan pada tahun 2005. 7

1.6.2 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: 1. Penelitian Lapangan (Field Research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data secara langsung melalui peninjauan langsung objek penelitian untuk memperoleh data primer yang dibutuhkan. Data-data tersebut diperoleh dengan cara: a. Wawancara, yaitu melalui tanya jawab dengan pejabat atau pihak-pihak yang mengetahui mengenai masalah-masalah yang diteliti. b. Observasi atas dokumen dan laporan keuangan khususnya laporan laba rugi. 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data dengan mempelajari berbagai buku, literature, referensi, serta sumber-sumber tertulis lainnya yang berhubungan dengan masalah-masalah yang sedang diteliti sebagai landasan teoritis untuk membandingkan, membahas dan menganalisa data yang diperoleh dari penelitian lapangan. 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Penulis melakukan penelitian pada PT. X yang berlokasi di Bandung. Penelitian dilakukan sejak bulan September 2006 sampai dengan bulan Desember 2006. 8