MODEL PEMBELAJARAN STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA BAGI PEMBELAJAR ASING (BIPA) OLEH DRA. NUNUNG SITARESMI, M.PD. FPBS UPI

dokumen-dokumen yang mirip
STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.

RINGKASAN PENELITIAN

PEMAKAIAN KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM BUKU TEKS SEKOLAH DASAR. oleh. Nunung Sitaresmi. Abstrak

Oleh Septia Sugiarsih

KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM TULISAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMAN 3 KOTA SOLOK

Peningkatan Kemampuan Menulis Kalimat Sederhana Siswa Kelas II SDN Doda Melalui Metode Kartu Kata ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Verba berprefiks..., Indra Haryono, FIB UI, Universitas Indonesia

Kegiatan Sehari-hari

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dapat diungkapkan secara lisan maupun tulisan. Penggunaan

Merupakan salah satu bentuk konstruksi sintaksis yang tertinggi. Secara tradisional: suatu rangkaian kata yang mengandung pengertian dan pikiran yang

BAB I PENDAHULUAN. (sikap badan), atau tanda-tanda berupa tulisan. suatu tulisan yang menggunakan suatu kaidah-kaidah penulisan yang tepat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Surat kabar sebagai media informasi dan publikasi. Surat kabar sebagai media

MAKALAH JURNAL PEMBELAJARAN MENULIS KALIMAT DENGAN TEKNIK MENYUSUN KATA ACAK SISWA KELAS III SDN TAMBUN 06 TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas dari isi yang

PENULISAN KARYA ILMIAH

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Kridalaksana,

Kalimat aktif Kalimat yang subjeknya melakukan pekerjaan atau melakukan perbuatan.

BAB I PENDAHULUAN. Permen Kis di produksi oleh PT Mayora Indah. Produk permen ini banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap orang perlu mengungkapkan ide atau gagasan pada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, yaitu pendekatan komunikatif yang mencerminkan ciri khas mutu

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran 5

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dan untuk

OLEH DRA. NUNUNG SITARESMI, M.PD. FPBS UPI

Abstrak. Kata kunci: silogisme kategoris, kalimat, klausa. Latar Belakang Pelajaran kalimat merupakan dasar dari pelajaran mengarang.

ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK SWASTA DHARMA PATRA PANGKALAN SUSU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Keterampilan 27. Bab 3. Keterampilan

KEMAMPUAN MENYUSUN KALIMAT MENJADI PARAGRAF SISWA KELAS V SD NEGERI2 LAMPASEH KABUPATEN ACEH BESAR. Dina Rizkina, Adnan, M. Yamin

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

ABSTRAK. Kata Kunci: Penggunaan Imbuhan pen-, pe-, pen-an, -an, ke-, ke-an

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian .

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran 7

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. terbatas oleh usia, ruang, dan waktu. Dalam situasi dan kondisi apapun apabila

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari yang digunakan oleh manusia.

KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONGOMEME

kegiatan sehari hari pelajaran 2

DRA. NUNUNG SITARESMI, M.PD. FPBS UPI

: Bahasa Indonesia dalam Psikologi. Kalimat

REKAPITULASI NILAI MEMBACA SISWA KELAS 1 SD NEGERI 1 SUGIHAN PRA SIKLUS. Skor nilai Jumlah Lafal Intonasi Nyaring skor

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses di sekolah, kegiatan pembelajaran merupakan. materi pelajaran dan tingkat perkembangan siswa.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sarana interaksi sosial karena memiliki peran sentral dalam

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUBAH KALIMAT LANGSUNG MENJADI KALIMAT TIDAK LANGSUNG DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) PADA SISWA SD

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ungkapan manusia yang dilafalkan dengan kata-kata dalam. dan tujuan dari sebuah ujaran termasuk juga teks.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK SIKLUS I

ketertiban biasakanlah mematuhi tata tertib tata tertib melatih sikap disiplin sejak kecil kita disiplin sudah besar jadi orang berguna

KORELASI PENGUASAAN STRUKTUR KALIMAT DENGAN KEMAMPUAN MENGARANG NARASI SISWA KELAS X SMA BUDI MULIA CILEDUG. Evawani Elisa

TATA BAHASA BAKU BAHASA INDONESIA ADITYA PERDANA ANI MINARTI BUDY ROMDHANI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keterampilan berbahasa baik berbicara, menyimak, membaca maupun

Mengajarkan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

KALIMAT. Menu SK DAN KD. Pengantar: Bahasa bersifat Hierarki 01/08/2017. Oleh: Kompetensi Dasar: 3. Mahasiwa dapat menjelaskan kalimat

41 A. Menyampaikan Pesan Pendek

budi pekerti pelajaran 11

MODEL PEMBELAJARAN BERPIDATO DENGAN MENGGUNAKAN METODE MEMORITER PADA SISWA DI KELAS VIII SMPN 5 TAROGONG TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perasaan dengan memakai tanda-tanda, bunyi-bunyi, gesture, atau tanda-tanda yang

BAB I PENDAHULUAN. Untuk kepentingan komunikasi dengan dunia internasional dengan baik,

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran 4

tempat umum gambar 1

Bahasa Indonesia (Pertemuan

BAB 1 PENDAHULUAN. bahasa Indonesia kepada para penutur asing. Di negara-negara yang dimaksud,

1. KALIMAT. 1. Satuan bahasa berupa kata/rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. 2. Memiliki intonasi final.

BAB II KAJIAN TEORI. berbicara, melihat, mendengar, dan lain sebagainya. 11. keterampilan dapat disebut juga kecekatan, kecakapan, dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia terus melakukan komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KATA DI KELAS IV SD NEGERI SUDALARANG 3 SUKAWENING KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012

SMP kelas 7 - BAHASA INDONESIA BAB 9. KEBAHASAANLATIHAN SOAL BAB 9. Karena kemarin hujan, hari ini banyak siswa tidak berbaju seragam.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik itu berasal dari aspek bahasa yaitu bahasa Indonesia. Banyak yang

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS IV SEMESTER 1

Instrumen Tes Intervensi Sesi Pertama 1. Jodohkanlah Kosakata disamping dengan Gambar yang Tepat!

BAB 1 PENDAHULUAN. menulis. Keempat aspek keterampilan berbahasa itu saling berhubungan dalam proses

DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS)

anak manis D M sebatang rokok kretek M D M sebuah rumah mewah M D M seorang guru M D

I. PENDAHULUAN. Buku teks tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan. Buku teks dalam

Kompetensi Dasar : 1. IPS : Menunjukkan sikap hidup rukun dalam kemajemukan keluarga. 2. IPA : Membedakan lingkungan sehat dan tidak sehat.

BAB I PENDAHULUAN. lain. Untuk menjalin hubungan tersebut diperlukan suatu alat komunikasi. Alat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

KALIMAT TANYA PESERTA BIMBINGAN SMART GENIUS SANDEN BANTUL YOGYAKARTA SEBUAH KAJIAN DESKRIPTIF

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual. Karena sangat penting penggunaan dan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. belajar bahasa pada hakikatnya sama dengan belajar berkomunikasi. Kegiatan

Standar Kompetensi 1. Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan.

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan memberikan penguasaan lisan dan tertulis kepada para pembelajar

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi dalam era globalisasi ini banyak

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI

Jurnal Bastra Volume 1 Nomor 4 Maret FKIP Universitas Halu Oleo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa,

BAB I PENDAHULUAN. Proses pemerolehan bahasa dialami manusia sejak lahir. Seorang bayi

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian Penerjemahan. Penerjemahan menurut Eugene A. Nida dan Charles R. Taber dalam buku

Transkripsi:

MODEL PEMBELAJARAN STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA BAGI PEMBELAJAR ASING (BIPA) OLEH DRA. NUNUNG SITARESMI, M.PD. FPBS UPI Pendahuluan Keberhasilan Proses Belajar Mengajar (PBM) bergantung pada beberapa faktor, antara lain guru, siswa, kurikulum, metode, teknik, pendekatan, dan bahan pengajaran. Dari factor-faktor tersebut gurulah yang paling dominan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, guru harus mempunyai pengetahuan yang memadai tentang bidang studi yang digelutinya. Guru diharapkan bukan saja sebagai penyampai pengetahuan, melainkan harus mampu memupuk sifat positif siswa terhadap bidang studi yang disampaikannya. Kedudukan guru dalam dunia pendidikan dan pengajaran merupakan kunci utama dan figur sentral. Kualitas guru yang rendah dapat berakibat buruk bagi siswa. Dalam Proses Belajar Mengajar, guru berperan sebagai direktur belajar dan fasilitator belajar. Sebagai direktur belajar, guru memiliki tugas dan kewajiban untuk membimbing dan mengarahkan siswa, sehingga mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Sebagai fasilitator belajar, guru berkewajiban untuk memberikan berbagai kemudahan belajar kepada siswa. Guru harus mempunyai pengetahuan berbagai metode atau teknik mengajar baik yang bersifat tradisional maupun yang modern. Para ahli berpendapat bahwa setiap metode atau teknik mengajar itu baik. Metode atau teknik akan berhasil dengan baik apabila guru pandai menggunakannya. Teknik yang digunakan dalam pembelajaran Struktur Kalimat ini, yaitu teknik Uji Rumpang dan Teknik Substitusi. Teknik Uji Rumpang dan Teknik Substitusi dapat dipadukan dalam pembelajaran struktur kalimat karena teknik substitusi dapat mengisi fungsi-fungsi kalimat yang dikosongkan. Di samping itu, teknik Uji Rumpang merupakan metode penangkapan pesan dari sumbernya (penulis atau pembicara), mengubah pola bahasa dengan jalan melesapkan bagian-bagiannya

dan menyampaikan kepada si penerima (pembaca dan penyimak), sehingga mereka berupaya untuk menyempurnakan kembali pola-pola keseluruhan yang menghasilkan sejumlah unit-unut kerumpangan yang dapat dipertimbangkan (Harjasujana, 1997:140). Metode atau teknik ini jelas memiliki cara kerja yang bertumpu pada kegiatan siswa. Siswa dengan bimbingan guru diarahkan untuk dapat mengidentifikasikan masalah, kemudian mencari penyelesaiannya. Tulisan ini bertujuan menggambarkan pembelajaran Struktur Kalimat Bahasa Indonesia melalui Teknik Uji Rumpang dan Teknik Substitusi. Ada dua hal yang dikaji dalam penelitian tersebut, yakni (1) bagaimana penerapan teknik Uji Rumpang dan Teknik Substitusi dalam pembelajaran Struktur Kalimat dan (2) apakah teknik Uji Rumpang dan Teknik Substitusi dapat mempermudah siswa dalam menganalisis struktur kalimat. Pembelajaran Sturktur Kalimat Bahasa Indonesia 1. Pengertian Kalimat Kalimat adalah bagian terkecil ujaran atau teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan. Dalam wujud lisan, kalimat diiringi oleh alunan titinada, disela oleh jeda, diakhiri oleh intonasi selesai, dan diakhiri oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan atau asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lainnya. Dalam wujud tulisan, kalimat dimulai oleh huruf capital atau diakhiri oleh tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru, dan di dalamnya disertakan pula berbagai tanda baca yang berupa spasi atau ruang kosong, koma, titik koma, titik dua, dan atau sepasang grafis pendek yang mengapit bentuk tertentu. Tanda titik, tanda Tanya, dan tanda seru sepada dengan intonasi akhir, sedangkan tanda baca lainnya sepada dengan jeda. Spasi yang mengikuti tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru melambangkan kesenyapan (Depdikbud, 1988:254; 1998:311). 2. Jabatan Kata dalam Kalimat Jabatan dalam kalimat adalah fungsi-fungsi tertentu yang terdapat dalam suatu kalimat yang ditempati oleh kata atau frasa tertentu. Adapun fungsi-fungsi

atau jabatan yang terdapat dalam kalimat, yakni subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. 3. Pembelajaran Struktur Kalimat Pembelajaran struktur adalah salah satu aspek pembelajaran yang harus dikuasai oleh penutur asing. Materi pembelajaran struktur antara lain struktur kata, bentuk-bentuk kata, cara pembentukan kata, susunan kata dalam klausa dan kalimat. Dalam struktur terkandung makna atau aturan bahasa atau tata bahasa. Tujuan pembelajaran struktur adalah agar siswa (penutur asing) memahami struktur dasar bahasa serta dapat menerapkannya dalam kalimat baik secara lisan maupun tulisan. Dalam pembelajaran struktur kalimat, siswa (penutur asing) harus diberi kesempatan luas untuk berlatih menggunakan struktur itu. Mereka harus diberi kesempatan luas bagaimana menggunakan bahasa. Pemahaman struktur dasar bahasa Indonesia sangat penting. Pemahaman ini sangat membantu siswa (penutur asing) dalam menyusun dan memahami kata, frasa, dan kalimat. Melalui pembelajaran struktur kalimat, guru mengarahkan siswanya agar dapat menerapkan struktur bahasa tersebut dalam penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi. Hal tersebut akan tercapai apabila pembelajaran struktur kalimat menarik dan diminati. Teknik Uji Rumpang dan Teknik Substitusi 1. Pengertian Teknik Uji Rumpang mula-mula diperkenalkan oleh Wilson Taylor (1953) dengan nama cloze procedure. Teknik ini diilhami oleh suatu konsep ilmu jiwa Gestal yang dikenal dengan istilah closure. Konsep ini menjelaskan tentang kecenderungan manusia untuk menyempurnakan suatu pola yang tidak lengkap secara mental menjadi suatu kesatuan yang utuh; kecenderungan untuk mengisi atau melengkapi suatu yang sesungguhnya ada namun tampak dalam keadaan yang tidak utuh; melihat bagian-bagian sebagai suatu keseluruhan. Melalui prosedur isi rumpang, pembaca diminta untuk dapat memahami wacana yang

tidak lengkap (karena bagian-bagian tertentu dari wacana telah dengan sengaja dilesapkan) dengan pemahaman yang sempurna (Hajasujana, 1997:139-140). Substitusi atau penggantian salah satu bagian fungsi kalimat adalah salah satu cara membentuk kalimat. Walaupun kalimatnya baru, polanya tetap sama dengan kalimat yang pertama. Penggantian itu dapat dilakukan pada fungsi subjek (S), predikat (P), objek (O), dan keterangan (KET) bahkan pada berbagai fungsi kalimat pada sebuah wacana dengan cara merumpangkannya. 2. Keunggulan dan Kelemahan Teknik Uji Rumpang Harjasujana (1997:151) menjelaskan beberapa hal yang dapat dipandang sebagai keunggulan teknik Uji Rumpang adalah sebagai berikut. a. Dalam menentukan keterbacaan suatu teks, prosedur ini mencerminkan pola interaksi antara pembaca dengan penulis. b. Pengukuran keterbacaan dengan teknik ini tidak dilakukan secara terpisah antara teks dengan pembacanya. Dengan demikian, prosedur ini bukan saja digunakan untuk menilai keterbacaan, melainkan juga untuk menilai pemahaman pembacanya. c. Prosedur uji Rumpang bersifat fleksibel. Dalam waktu relative singkat, guru akan segera mendapat informasi mengenai latar belakang kemampuan dan kebutuhan siswanya. d. Dapat menjangkau sejumlah besar individu pada saat yang sama. e. Sebagai teknik pengajaran, teknik ini merupakan alat yang ideal untuk mendorong siswa terhadap bahan bacaan. f. Dapat digunakan sebagai bahan latihan dan ukuran praktis akan pengetahuan dan pemahaman tata bahasa siswa. g. Dapat melatih kesiapan dan ketanggapan dalam upaya memikirkan dan memahami maksud dan tujuan penulis atau penulisan wacana tersebut. Di samping memiliki beberapa keunggulan, prosedur ini juga mempunyai kelemahan. Harjasujana, 1997:152 meragukan kevalidatasan penggunaannya. Ketepatan pengisian bagian-bagian yang dihilangkan oleh seseorang belum tentu

berdasarkan atas pemahamannya terhadap wacana tersebut, melainkan didasarkan atas pola-pola ungkapan yang telah dikenalnya. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Analisis Persiapan Sebelum mengadakan uji coba, peneliti membuat beberapa persiapan sebagai berikut. a. Satuan Acara Perkuliahan (SAP) Tujuan: Siswa (mahasiswa) diharapkan mempunyai pengetahuan yang memadai tentang struktur kalaimat bahasa Indonesia supaya mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Materi: 1) Kalimat Bahasa Indonesia (pengertian dan jabatan kata dalam kalimat) 2) Kalimat dan wacana yang tidak dirumpangkan dan yang dirumpangkan. Pada wacana yang tidak dirumpangkan kata atau frasa yang menduduki fungsi tertentu diberi tanda. Pada wacana yang dirumpangkan siswa disuruh mengisi fungsi-fungsi tertentu dengan kata-kata yang tepat. 3) Contoh Kalimat dan Wacana Kalimat 1 (kalimat yang tidak dirumpangkan) Saya menulis surat. (Subjek) Adik menulis surat. (Subjek) Lina menulis surat. (Subjek) Kalimat 2 (kalimat yang tidak dirumpangkan) Saya membeli buku. (Predikat) Lina membaca buku. (Predikat) Adik meminjam buku. (Predikat) Kalimat 3 (kalimat yang tidak dirumpangkan) Ibu memasak nasi. (Objek)

Ayah membeli koran. (Objek) Ayah membeli sepeda. (Objek) Ayah membeli komputer. (Objek) Kalimat 4 (kalimat yang tidak dirumpangkan) Ayah membaca koran kemarin. (Keterangan) Ayah membaca koran di ruang tengah (Keterangan) Ayah membaca koran di ruang perpustakaan (Keterangan) Kalimat 5 (kalimat yang dirumpangkan Subjek) Lina memasak nasi. memasak nasi. memasak nasi. memasak nasi. Kalimat 6 (kalimat yang dirumpangkan Predikat) Ibu menjahit baju. (Predikat) Ibu. baju. Ibu. baju Ibu. baju Kalimat 7 (kalimat yang dirumpangkan Objek) Adik membeli sepatu. (Objek) Adik membeli. Adik membeli. Adik membeli. Kalimat 7 (kalimat yang dirumpangkan keterangan) Ayah duduk di ruang keluarga. (Keterangan) Ayah duduk.. Ayah duduk.

Ayah duduk. Contoh Wacana Wacana 1 (wacana yang tidak dirumpangkan) Ibu sedang sakit. (Subjek) Seharian ibu hanya berbaring. (Predikat) Ibu tidak bisa merapikan rumah. (Objek) Di dapur piring kotor bertumpuk. (Keterangan) Doni membantu ibu. (Predikat) Doni mencuci piring. (Objek) Piring itu menjadi bersih. (Subjek) Ibu senang sekali. (Predikat) Ibu semakin saying kepada Doni. (Keterangan) Wacana 2 (wacana yang tidak dirumpangkan) Bibi sedang menyetrika. (Predikat) Kring! Tiba-tiba telepon berdering. (Subjek) Bibi segera pergi ke ruang tengah. (Keterangan) Oh, rupanya ibu menelepon. (Predikat) Tidak berapa lama bibi kembali. (Subjek) Tolong! Bibi berteriak. (Predikat) Apa yang terjadi? Aduh! Pakaian bibi hangus. (Subjek) Setrikanya lupa diangkat. (Predikat) Pakaian kesayangan bibi rusak. (Predikat) Pakaian itu kini tidak bisa digunakan. (Subjek)

Wacana 3 (Wacana yang dirumpangkan) Hari itu hari minggu. Keluarga Mala sibuk sekali. sedang membersihkan rumah. Semuanya dengan semangat. Mala menyapu. Bani rumput. membersihkan sepeda. Ibu piring. Ayah membersihkan. memang rajin. Bekerja membuat mereka sehat. Kata yang harus diisikan: keluarga mala, bekerja, lantai, memotong, Doni, mencuci, jendela Wacana 4 (wacana yang dirumpangkan) Kakek sedang membuat pagar bambu. bekerja seorang diri. Aku kasihan. Aku membantunya. ikut memaku. Senang sekali melakukannya. Aduh, aku terpukul. Palu itu kena jari tanganku. mendekatiku. Ia tanganku. Kata yang harus diisikan: Ia, merasa, aku, pagar bambu, palu, mengusap

Kegiatan Pembelajaran: Guru (Dosen): 1) menyediakan wacana yang dirumpangkan dan tidak dirumpangkan; 2) menjelaskan pengertian kalimat, jabatan kata atau frasa dalam kalimat, serta pemakaiannya dalam wacana; 3) menjelaskan cara mengisi wacana yang dirumpangkan yang harus diisi oleh kata atau frasa pada fungsi-fungsi tertentu; 4) menyediakan wacana lain dengan melepaskan bagian-bagian tertentu tempat kata atau frasa yang harus diisi oleh siswa (mahasiswa). Siswa (Mahasiswa): 1) memperhatikan penjelasan guru (dosen) tentang kalimat bahasa Indonesia; 2) menyebutkan pengertian kalimat, jabatan kata atau frasa dalam kalimat bahasa Indonesia; 3) mengisi (menjawab) soal wacana yang dirumpangkan; 4) mendengarkan (menyimak) penjelasan guru (dosen) cara mengisi wacana yang dirumpangkan; 5) mengisi (menjawab) kembali soal wacana yang dirumpangkan. Metode:latihan dan tanya jawab Evaluasi: tes awal dan tes akhir Soal a. tes awal Petunjuk: Isilah titik pada wacana di bawah ini dengan kata yang tepat sesuai dengan jabatan kata (fungsi) dalam kalimat!

Wacana Pulpen Macet Teman sebangku bernama.(1). Suatu hari, (2) sedang mencatat pelajaran. Tiba-tiba pulpennya macet. (3) memperbaiki pulpennya. Ia (4) tintanya. Akibatnya, mulut budi terkena (5). Pak guru terkejut melihatnya.ia menyuruh (6) ke kamar mandi. Budi membersihkan. (7). Kata yang harus diisikan: Budi, Ia, menyedot, tinta, mulutnya b. tes akhir wacana Pesulap Pemula (1) mempunyai paman yang baik hati. Ia juga sangat lucu. Paman (2) sulap. Ia akan pentas (3). Ini merupakan (4). (5) belum mahir sulap. Terjadi kesalahan waktu pertunjukkan topi. Tikus kecil (6) keluar sendiri. Kelinci (7) tikus keluar. (8) ikut keluar. Paman (9) gugup. (10) tertawa melihatnya. Aku merasa (11). Hal itu membuat pesta lebih meriah. Kata yang harus diisikan: Baru belajar, aku, pentas pertamanya, paman, di dalam topi, menyusul, burung kecil, tertawa, menjadi, senang b. Sistem Penilaian Penilaian yang digunakan adalah sistem PAN yaitu dengan cara mengubah skor mentah yang didapat dari skor siswa (mahasiswa) dibagi jumlah bobot soal

dikalikan 100. Masing-masing soal diberi bobot 1. Setelah itu, mengubah skor matang ke dalam sistem penilaian yang berlaku di Perguruan Tinggi. Adapun perubahan skor tersebut adalah sebagai berikut, 81 100 = 4 71 80 = 3 61 70 = 2 51-60 = 1-50 = 0 2. Analisis Proses Belajar Mengajar (PBM) Dalam penelitian ini difokuskan pada pembahasan struktur kalimat yang ada pada wacana. Dalam PBM ini, pembelajar asing disuruh mengisi kalimat dan wacana yang dirumpangkan secara bergiliran. Hal ini terutama meliputi pemakaian fungsi-fungsi kalimat yang dikosongkan yang harus diisi oleh kata atau frasa yang menduduki fungsi tertentu. Kegiatan ini dilakukan untuk mengukur kemampuan pembelajar asing dalam penguasaan struktur kalimat bahasa Indonesia. Pada umumnya mereka menyambut baik kegiatan PBM struktur kalimat melalui teknik Uji Rumpang. Manfaat yang dapat mereka petik, yaitu mahasiswa dapat menangkap pesan dari teks tersebut. Kegiatan ini dapat melihat kemampuan mahasiswa yang menguasai struktur kalimat dengan mahasiswa yang tidak menguasai struktur kalimat dengan baik. Hal ini terbukti dari jawaban-jawaban yang mereka isi pada latihan mengisi wacana yang dirumpangkan. Pembelajaran melalui teknik Uji Rumpang dapat memotivasi mahasiswa untuk mempelajari tata bahasa (khususnya struktur kalimat) secara bersungguh-sungguh karena perhatian mereka langsung pada teks tanpa ada kegiatan ceramah. Selain itu, mahasiswa langsung dapat mengisi fungsi kalimat yang hilang pada teks (wacana).

3. Analisis Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik Uji Rumpang dan Substitusi memberi pengaruh yang positif terhadap kemampuan pembelajar dalam pemahaman struktur kalimat. Selain itu, pembelajar langsung dibimbing pada penggunaan struktur (fungsi-fungsi) kalimat dalam wacana. Hal ini dapat mengatasi kejenuhan pembelajar asing jika dibandingkan dengan ceramah. Walaupun terjadi perbedaan hasil tes awal dengan tes akhir, namun perbedaannya sangat tipis. Perbedaan yang tipis itu terjadi karena teks yang disajikan pada tes awal berupa teks ringan, sedangkan pada tes akhir berbentuk teks berat. Alasan pemberian teks yang ringan karena adanya kekhawatiran pembelajar asing belum memiliki kemampuan memahami struktur kalimat dengan teknik Uji Rumpang dan Substitusi. Dugaan tersebut dapat terbukti pada tes awal pembelajar asing terlihat masih bingung dan mendapatkan kesulitan. Mereka masih menduga-duga dalam menjawab soal yang diberikan. Setelah diberi latihan dengan menggunakan teknik Uji Rumpang dan Substitusi, ternyata pembelajar asing mengalami kemudahan dalam menjawab soal. Hal ini terbukti dengan hasil mereka yang memuaskan. Dengan peningkatan perolehan nilai pada tes akhir berarti pembelajar asing memiliki kemampuan dalam menguasai struktur kalimat bahasa Indonesia walaupun soal yang diberikan cukup sulit. Simpulan dan Saran Penggunaan teknik Uji Rumpang dan Substitusi dalam pembelajaran sturktur kalimat bahasa Indonesia bagi penutur asing dapat meningkatkan pengetahuan mereka. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan nilai rata-rata yang diperoleh mahasiswa setelah Proses Belajar Mengajar berlangsung. Pembelajaran struktur kalimat dengan menggunakan teknik Uji Rumpang dan Substitusi juga sangat efektif dan dapat mengurangi kejenuhan mahasiswa. Mereka dirangsang untuk dapat menentukan kata atau frasa yang tepat dalam mengisi fungsi-fungsi kalimat yang dilesapkan. Dengan demikian, mahasiswa dituntut untuk berpikir kritis dan sistematis.

Pustaka Acuan Arikunto, S. (1995). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Brown, E.K. dan J. Miller. (1981). Syntax: a Linguistic Introduction to Sentences Structure. London: Hutchionson. Depdikbud. (1998). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Forrester, M.A. (1996). Psychology of Language. London: EC2A 4PU. Harjasujana, A.S. (1996). Membaca 2. Jakarta: Depdikbud. Kaswanti, P.B. (1992). Berbagai Pendekatan dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Sitaresmi, N. (2000). Pembelajaran Sintaksis Bahasa Indonesia melalui Teknik Uji Rumpang. Bandung: UPI. Sugono, D. (1997). Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta: Puspa Swara. Tarigan, Dj. (1995). Metodik Khusus Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Bandung:Theme 76.