PEMBUATAN INSTALASI UNTUK BIOGAS DARI ENCENG GONDOK (EICHHORNIA CRASSIPES ) YANG EFISIEN UNTUK LAHAN KECIL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bel akang

BIOGAS. Sejarah Biogas. Apa itu Biogas? Bagaimana Biogas Dihasilkan? 5/22/2013

BIOGAS DARI KOTORAN SAPI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMBUATAN BIOGAS DARI SAMPAH ORGANIK MENGGUNAKAN STARTER LUMPUR SAWAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

1. Limbah Cair Tahu. Bahan baku (input) Teknologi Energi Hasil/output. Kedelai 60 Kg Air 2700 Kg. Tahu 80 kg. manusia. Proses. Ampas tahu 70 kg Ternak

BAB I PENDAHULUAN. dan energi gas memang sudah dilakukan sejak dahulu. Pemanfaatan energi. berjuta-juta tahun untuk proses pembentukannya.

JURNAL PENGEMBANGAN BIODIGESTER BERKAPASITAS 200 LITER UNTUK PEMBUATAN BIOGAS DARI KOTORAN SAPI

Bakteri Untuk Biogas ( Bag.2 ) Proses Biogas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk kota sekarang ini semakin pesat, hal ini berbanding

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bahan dasar campuran antara enceng gondok dan kotoran sapi serta air sebagai

MODUL PENERAPAN TEKNOLOGI BIOGAS MELALUI DAUR ULANG LIMBAH TERNAK

Analisis Kelayakan Ekonomi Alat Pengolah Sampah Organik Rumah Tangga Menjadi Biogas

Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.

TEKNOLOGI PEMANFAATAN KOTORAN TERNAK MENJADI BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA (Oleh: ERVAN TYAS WIDYANTO, SST.)

2015 POTENSI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DI DESA CIPOREAT KECAMATAN CILENGKRANG KABUPATEN BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SNTMUT ISBN:

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sebenarnya kebijakan pemanfaatan sumber energi terbarukan pada tataran lebih

I. PENDAHULUAN. Kelangkaan sumber bahan bakar merupakan masalah yang sering melanda

ANALISIS KELAYAKAN TEKNIS DAN EKONOMIS BIOGAS SEBAGAI BAHAN BAKAR PADA HOME INDUSTRY KRIPIK SINGKONG.

BAB I PENDAHULUAN. terjamah oleh fasilitas pelayanan energi listrik, dikarenakan terbatasnya pelayanan

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: BIOGAS DARI LIMBAH DAUN BAWANG MERAH SEBAGAI SUMBER ENERGI RUMAH TANGGA ALTERNATIF DI KABUPATEN BREBES

PANDUAN TEKNOLOGI APLIKATIF SEDERHANA BIOGAS : KONSEP DASAR DAN IMPLEMENTASINYA DI MASYARAKAT

SNTMUT ISBN:

I. PENDAHULUAN. Rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia yang terjadi

ENERGI BIOMASSA, BIOGAS & BIOFUEL. Hasbullah, S.Pd, M.T.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Drs. Mamat Ruhimat, M.Pd. Drs. Dede Sugandi, M.Si. Drs. Wahyu Eridiana, M.Si. Ir. Yakub Malik Nanin Trianawati Sugito, ST., MT.

BAB I PENDAHULUAN. maupun untuk industri dan transportasi. Untuk mengurangi ketergantungan

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan diagram alir seperti berikut: Tidak. Gambar 3.1 Diagram Alir Perancangan Reactor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam negeri sehingga untuk menutupinya pemerintah mengimpor BBM

Kategori : Menghemat Energi dan Penggunaan Energi Baru dan Terbarukan

PENGARUH PERBANDINGAN ECENG GONDOK DAN KOTORAN SAPI TERHADAP PROSES FERMENTASI UNTUK MENDAPATKAN ENERGI BIOGAS

Analisa Hasil Penyimpanan Energi Biogas Ke Dalam Tabung Bekas

MEMBUAT BIOGAS DARI KOTORAN TERNAK

LAMPIRAN. Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Penelitian TNI

pelaku produksi tahu, sedangkan bagi warga bukan pengolah tahu, gas dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangganya

PENGARUH KOMPOSISI AIR DALAM PEMBENTUKAN BIOGAS DARI ECENG GONDOK WADUK X KOTO PADANG PANJANG DAN FESES SAPI

BAB II LANDASAN TEORI

PROSPEK PENGEMBANGAN BIOGAS DI KABUPATEN LOMBOK BARAT. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. liternya. Sehingga 95% masyarakat beralih ke gas elpiji. Konsumsi elpiji pada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMBUATAN ENERGI ALTERNATIF BIOGAS DENGAN BAHAN BAKU SAMPAH SAYURAN KUBIS

Deskripsi METODE PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADAT BERBASIS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes)

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN (JERAMI) DAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. LPG. Tujuan diberlakukannya program ini adalah untuk mengurangi subsidi

BIOGAS. KP4 UGM Th. 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu sebagai Energi Terbarukan. Limbah Cair Industri Tahu COD. Digester Anaerobik

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Januari hingga Agustus 2015 dan bertempat di

Sepuluh Faktor Sukses Pemanfaatan Biogas Kotoran Ternak

LABORATORIUM ENERGI DAN ELEKTRIFIKASI PERTANIAN PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Ringkasan Makalah. Biogas Energi Terbarukan Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan. Disampaikan Oleh : Sri Wahyuni, MP

HASIL DAN PEMBAHASAN. ph 5,12 Total Volatile Solids (TVS) 0,425%

PEMBUATAN BIOGAS DARI LIMBAH CAIR TEPUNG IKAN SKRIPSI

PROSIDING SNTK TOPI 2013 ISSN Pekanbaru, 27 November 2013

PENGOLAHAN LIMBAH ORGANIK/CAIR MENJADI BIOGAS, PUPUK PADAT DAN CAIR

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - Mei 2014 di Laborartorium

Program Bio Energi Perdesaan (B E P)

PEMANFAATAN BIOGAS DARI KOTORAN SAPI SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

PEMANFAATAN LIMBAH CAIR TAHU MENJADI BIOGAS SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF YANG RAMAH LINGKUNGAN DI KAMPUNG TIDAR CAMPUR KOTA MAGELANG

Studi Potensi Pemanfaatan Biogas Sebagai Pembangkit Energi Listrik di Dusun Kaliurang Timur, Kelurahan Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta

Ian Hariananda, M. Ramdlan Kirom, Amaliyah Rohsari Indah Utami Prodi S1 Teknik Fisika, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom.

PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS RENEWABLE ENERGY

ANALISIS PERAN LIMBAH SAYURAN DAN LIMBAH CAIR TAHU PADA PRODUKSI BIOGAS BERBASIS KOTORAN SAPI

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi

OUTLINE Prinsip dasar produksi biogas. REAKTOR BIOGAS SKALA KECIL (Rumah Tangga dan Semi-Komunal) 4/2/2017

DESAIN REAKTOR BIOGAS DARI ECENG GONDOK SKALA RUMAH TANGGA ABSTRAK

BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA. Kelompok Tani Usaha Maju II. Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Kelompok Masyarakat S A R I

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peternakan tidak akan jadi masalah jika jumlah yang dihasilkan sedikit. Bahaya

Adelia Zelika ( ) Lulu Mahmuda ( )

BAB I PENDAHULUAN. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik -1- Universitas Diponegoro

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A PENGEMBANGAN PROSES DEGRADASI SAMPAH ORGANIK UNTUK PRODUKSI BIOGAS DAN PUPUK

Uji Pembentukan Biogas dari Sampah Pasar Dengan Penambahan Kotoran Ayam

BAB III METODE, PENELITIAN

TEKNOLOGI BIOGAS PADA PETERNAK SAPI DI DESA KOTA KARANG KECAMATAN KUMPEH ULU

Chrisnanda Anggradiar NRP

PENGELOLAAN LIMBAH TERNAK SAPI MENJADI BIOGAS

I. PENDAHULUAN. Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada data terakhir bulan november tahun 2015 volume sampah di TPA

TINJAUAN PUSTAKA. Limbah ternak adalah sisa buangan dari suatu kegiatan usaha peternakan

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga seperti gas, minyak tanah, batu bara, dan lain-lain kini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara produsen minyak dunia. Meskipun

Modifikasi Biogester Tipe Vertikal Menggunakan Pengaduk dengan Teknik Pengelasan

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BIOGAS DENGAN PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN (JERAMI PADI)

STUDI AWAL TERHADAP IMPLEMENTASI TEKNOLOGI BIOGAS DI PETERNAKAN KEBAGUSAN, JAKARTA SELATAN. Oleh : NUR ARIFIYA AR F

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi yang terjadi beberapa dekade akhir ini mengakibatkan bahan

PENGARUH PERLAKUAN BAHAN BAKU, JENIS MIKROBA, JUMLAH MIKROBA RELATIF, RASIO AIR TERHADAP BAHAN BAKU, DAN WAKTU FERMENTASI PADA FERMENTASI BIOGAS

PENGARUH EFFECTIVE MICRO ORGANISM 4 (EM 4 ) PADA TEKANAN PRODUKSI GAS METHANA BIODIGESTER CONTINOUS MODEL FIXED DRUM TERHADAP LAMA GAS MAMPU TERBAKAR

BATAM, 9 MEI 2014 SUPRAPTONO

BAB I PENDAHULUAN. dipancarkan lagi oleh bumi sebagai sinar inframerah yang panas. Sinar inframerah tersebut di

UJI BIOREAKTOR SEMIKONTINYU UNTUK PEMBUATAN BIOGAS PADA PENGELOLAAN SAMPAH PASAR

TINJAUAN LITERATUR. Biogas adalah dekomposisi bahan organik secara anaerob (tertutup dari

APLIKASI TEKNOLOGI BIOGAS GUNA MENUNJANG KESEJAHTERAAN PETANI TERNAK. Dewi Hastuti Dosen Fakultas Pertanian Universitas wahid Hasyim

Transkripsi:

PEMBUATAN INSTALASI UNTUK BIOGAS DARI ENCENG GONDOK (EICHHORNIA CRASSIPES ) YANG EFISIEN UNTUK LAHAN KECIL Fahma Riyanti, Poedji Loekitowati, Nova Yuliasari, Nurlisa Hidayati, Eliza, Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya ABSTRAK Teknologi biogas telah berkembang sejak lama namun aplikasi penggunaannya di masyarakat sebagai sumber energi alternatif belum berkembang secara luas. Beberapa kendala antara lain yaitu kekurangan informasi dan pengetahuan dari masyarakat. Teknologi biogas merupakan teknologi yang memanfaatkan proses fermentasi atau dekomposisi dari bahan organik oleh mikroorganisme secara anaerobik (tanpa udara) sehingga dihasilkan gas metana. Gas metana adalah gas yang memiliki sifat mudah terbakar sehingga dihasilkan energi panas. Energi panas ini diaplikasikan dalam bentuk api kompor sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif rumah tangga. Salah satu bahan organik yang bisa digunakan sebagai bahan baku adalah enceng gondok. Enceng gondok merupakan tumbuhan air dan sering menjadi tanaman pengganggu bagi tumbuhan lain dan hewan. Namun kandungan selulosanya yang besar sehingga tanaman ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber biogas. Proses pembuatan Biogas dari enceng gondok menggunakan reaktor digester dari drum plastik dan penampung gas dari plastik polietilen dengan sistem balon. Sedangkan sumber mikroorganisme yang dapat mendekomposisi enceng gondok digunakan kotoran sapi. Jumlah kotoran sapi yang digunakan± 1-5% dari jumlah enceng gondok yang digunakan. Sedangkan perbandingan banyaknya air yang digunakan dengan enceng gondok adalah 1 : 1. Waktu yang dibutuhkan untuk proses dekomposisi enceng gondok sehingga penampung gas bervolume ± 1000L dapat penuh sekitar 3 minggu. Jumlah enceng gondok sekitar 70 kg dapat menghasilkan gas untuk keperluan memasak selama 50 hari. Keberhasilan pembuatan bahan bakar biogas dari enceng gondok ini diharapkan dapat membantu kesulitan masyarakat memperoleh bahan bakar untuk keperluan rumah tangga. Kata kunci: Enceng Gondok 215

I. PENDAHULUAN Enceng gondok salah satu tanaman air yang sangat cepat tumbuh tetapi jarang dimanfaatkan sehingga sering dianggap sebagai pengganggu dan tempat berkembang biaknya sumber penyakit. Enceng gondok tanaman yang banyak mengandung amilum dan selulosa yang mempunyai peran penting dalam pembuatan biogas. Biogas adalah gas yang mudah terbakar (flammable) yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri-bakteri anaerob (bakteri yang hidup dalam kondisi kedap udara). Proses ini dilakukan oleh bakteri methan sehingga gas yang dihasilkan disebut gas methan (Fergusen and Mah, 2006). Tahapan proses yang terjadi adalah hidrolisis selulosa menjadibeta glukosa dan amilum menjadi alfa glukosa.tahap selanjutnya adalah fermentasi yaitu merubah alfa dan beta glukosa menjadi etanol. Lewat proses dehidrasi, kemudian berubah menjadi etana yang dapat dijadikan bahan bakar alternatif. Pembuatan biogas dari enceng gondok merupakan cara pengendalian dan pemanfaatan tanaman ini. Bahan bakar biogas ini dapat digunakan sebagai alternatif pengganti bahan bakar minyak tanah atau gas alam. Keuntungan biogas ini adalah alat yang relatif sederhana sehingga biaya lebih murah. Sebagai gambaran keuntungan penggunaan biogas adalah untuk produk biogas sebanyak 1 m 3 (1m x 1m x 1m) mampu manyediakan gas untuk kebutuhan memasak sebanyak 3 keluarga atau satu keluarga biasa dimanfaatkan selama tiga hari. (Daugherty, 2001). Kegiatan pembuatan reaktor biogas dengan kapasitas digester ± 250 m untuk masyarakat yang tidak mempunyai pekarangan yang besar dapat membuat instalasi biogas dari enceng gondok. Berdasarkan literatur dari kemeneg LH, 2009, enceng gondok seberat 30 kg yang telah dirajang dapat menghasilkan gas yang dapat dipakai selama 7 hari, dan setiap harinya dapat dipakai selama 90 menit. Digester ini dapat dibuat dari drum dan menampung 100kg enceng gondok dan 100 L air. Gas yang dihasilkan ditampung pada penampung gas dari plastik polietilen berdiameter 1,5 m, panjang 3-5m dan dapat digantung. Hasil penelusuran lapangan harga gas dalam tabung ukuran kecil (3 kg) berkisar antara Rp.14.000,- sampai 18.000,-tetapi kebanyakan tabung tidak terisi penuh, sementara penghasilan masyarakat banyak yang tidak menentu bahkan masih banyak ditemukan masyarakat dengan penghasilan kurang mencukupi,- maka mereka cenderung tetap menggunakan kayu bakar meskipun kayu bakar sendiri sudah mulai sulit diperoleh. Informasi tentang adanya bahan bakar biogas dari enceng gondok belum banyak diketahui oleh masyarakat. Pembuatan instalasi biogas dari enceng gondok untuk lahan kecil dapat membantu msyarakat dengan tingkat perekonomian yang rendah. 3 dimaksudkan Tujuan Kegiatan Tujuan kegiatan ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Memanfaatkan Enceng Gondok yang selama ini dianggap penggangu sebagai sumber biogas dengan reaktor yang sederhana 2. Memberikan pelatihan dan praktek cara pembuatan reaktor dan pembuatan biogas dari enceng gondok Target : masyarakat dapat memahami dan dapat membuat reaktor biogas dan mengolah enceng gondok menjadi gas Hasil : reaktor biogas dan biogas 216

II. MATERI DAN METODE PELAKSANAAN Kerangka Pemecahan Masalah Eceng gondok sebagai tumbuhan air yang mengandung gas metan dapat dimanfaatkan dan dikembangkan potensinya sebagai bahan biogas. Pembuatan biogas dari enceng gondok dengan cara fermentasi sehingga dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar khususnya minyak tanah atau gas dan dipergunakan untuk memasak. Pemanfaatan enceng gondok menjadi biogas diharapkan dapat memotivasi masyarakat di sekitar kolam, sungai dan danaudan menggunakan sisa dari biogas menjadi pupuk organik. Kerangka pemecahan untuk masalah gulma enceng gondok dan kelangkaan bahan bakar adalah dengan : 1. Memberikan ceramah dan mengajarkan kepada masyarakat tentang pemanfaatan enceng gondok menjadi biogas dan pupuk. 2. Memberikan pelatihan cara pembuatan instalasi biogas menggunakan alat alat yang sederhana, bahan yang mudah didapat dan teknologi yang sederhana. 3. Mengajarkan kepada masyarakat cara mengolah enceng gondok menjadi biogas dan pupuk organik. Realisasi Pemecahan Masalah Kegiatan Pengabdian pada masyarakat dilakukan di RT 10 RW 3 kelurahan di rumah warga bernama Kuswandi yang berjudul Pembuatan Instalasi Untuk Biogas Dari Enceng Gondok (Eichhornia crassipes ) Yang Efisien Untuk Lahan Kecildilaksanakan dengan pembuatan instalasi biogas yang terdiri dari 3 komponen utama yaitu digester yang dibuat dari drum plastik yang dimodifikasi, penampung gas dari bahan plastik polietilen terdiri dari 2 rangkap dan kompor gas. Tahap awal adalah percobaan lamanya fermentasi enceng gondok dan air. Setelah menunggu 2 bulan fermentasi enceng gondok tidak menghasilkan gas. Selanjutnya dilakukan pembuangan air dan menambah kotoran sapi dan enceng gondok. Dalam waktu 1 bulan penampung gas terisi penuh dan kompor gas dapat menyala. Khalayak Sasaran Sasaran dari kegiatan ini adalah rumahbapak Kuswandiwarga RT 10 RW 3 desa 16 Ulu, seberang Ulu II, Palembang dan diharapkan juga dapat menularkan pengetahuan dan ketrampilan ke masyarakat desa lain sehingga warga banyak yang mengetahui dan keperluan bahan bakar gas untuk keperluan memasak dapat teratasi. Metode Kegiatan Tahapan yang dapat dilaksanakan untuk melaksanakan kegiatan pengabdian ini antara lain adalah : 1. Merancang dan membuat tempat fermentasi enceng gondok dari drum plastik yang kedap udara, biasanya disebut juga digester 2. Mengambil, merajang enceng gondok. Selanjutnya memasukkan kotoran sapi sebanyak 2 ember, encenggondok dan air ke dalam digester. Perbandingan enceng gondok dengan air adalah 1:1, selanjutnya dibiarkan, sampai menghasilkan gas. 3. Membuat tempat penampung gas dari plastic polietilen dan menghubungkan ke kompor gas yang sudah dimodifikasi. 4. Memberikan penyuluhan kepada warga cara pembuatan instalasi biogas untuk lahan kecil dan pengolahan enceng gondok sebagai sumber bahan biogas. 217

5. Tanya jawab secara langsung denganwarga, agar lebih memahami metode ini Metoda Evaluasi Pemantauan dilakukan untuk mengetahui terjadi atau tidaknya proses fermentasi dilihat dari terisi atau tidaknya tempat penampungan gas. Selanjutnya adalah pemantauan gas yang dihasilkan terhadap nyala kompor. Pada warga dilakukan tanya jawab untuk melihat tingkat pemahaman dari materi yang diberikan Evaluasi kegiatan dari awal sampai akhir kegiatan dilihat dari pemahaman mahasiswa dan masyarakat peserta. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan pengabdian kepada masyarakat Pembuatan Instalasi untuk Biogas Dari Enceng Gondok (Eichhornia crassipes ) diawali dengan pembuatan digester yaitu tempat fermentasi atau pembusukan enceng gondok yang terbuat dari drum plastik yang dimodifikasi sehingga udara tidak bisa masuk. Pemilihan drum plastik disesuaikan dengan lahan yang kecil dan lebih tahan lama dan dapat dipindah-pindakan. Digester tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Digester tempat fermentasi enceng gondok Tahap selanjutnya adalah pengisian enceng gondok yang sudah dipotong-potong ke dalam digester. Bagian yang digunakan adalah batang dan daun. Jumlah enceng gondok sekitar 40 kg dan air 60 liter. Setelah drum terisi dengan enceng gondok dan air, maka dibiarkan agar terjadi proses dekomposisi atau pembusukan anaerob. Proses pembusukan sampai menghasilkan gas metan ini memerlukan waktu. Terjadinya pembusukan dan terbentuknya gas metan ditandai dengan terisinya penampung gas yang dibuat dari plastik polietilen dan jika terisi akan berbentuk balon. Setelah dua bulan penampung gas tidak terisi. Hal ini dimungkinkan tidak terjadi proses dekomposisi karena tidak terdapat mikroorganisme anaerob. 218

Gambar 2. Enceng gondok yang dipotong potong Mengatasi hal tersebut maka dilakukan pembuangan air yang terdapat di dalam drum, selanjutnya ditambahkan kotoran sapi sebanyak 2 ember volume 20 liter dan enceng gondok 30 kg serta air 70 liter. Setelah 2 hari drum mulai mengembung, sehingga selang ke penampung gas dibuka setelah 3 minggu penampung gas terisi penuh, dapat dilihat pada gambar 3. Gambar 3. Tempat penampung gas yang sudah terisi penuh Tahapan selanjutnya adalah memodifikasi kompor agar gas yang dihasilkan dapat menyalakan kompor. Pada tahapan ini yang perlu diperhatikan adalah banyaknya gas yang dapat ngalir ke kompor sehingga ukuran selang yang menghubungkan dari penampung gas ke kompor harus sesuai dan tekanan gas. Pada gambar 4 terlihat bahwa kompor menyala dan api yang dihasilkan sangat biru. Penggunaan kompor dengan bahan bakar biogas dari enceng gondok sama dengan kompor gas berbahan LPG dimana besar kecilnya api dapat diatur. Setiap hari gas digunakan untuk memasak dan digester masih menghasilkan gas meski belum ditambah enceng gondok selama 50 hari. 219

Gambar 4. Modifikasi kompor dan kompor yang menyala dari biogas enceng gondok Masyarakat disekitar lokasi pembuatan instalasi untuk biogas dari enceng gondok ini banyak yang tertarik dan berminat untuk membuat sendiri, tapi yang menjadi kendala adalah masalah dana untuk pembuatan instalasi. Keberhasilan pembuatan instalasi untuk biogas dari enceng gondok ini diharapkan dapat membantu masyarakat mengatasi kelangkaan bahan bakar minyaknya, sulit dan mahalnya bahan bakar gas.lpg. IV. KESIMPULAN Kesimpulan yang diperoleh dari pelaksanaan Pengabdian bagi masyarakat Pembuatan Instalasi untuk Biogas Dari Enceng Gondok (Eichhornia crassipes )yang Efisien untuk Lahan Kecil adalah : Reaktor digester yang digunakan untuk kegiatan ini menggunakan drum plastic yang kedap udara dengan kapasitas 250 L. Gas metan yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk menyalakan kompor setelah 30 hari pengisian dengan enceng gondok, air dan kotoran sapi. Penambahan kotoran sapi berfungsi sebagai prekusor dan sumber mikroba penghancur enceng gondok 220

DAFTAR PUSTAKA [1] Badrussalam.R., 2008, Membuat Biogas dari Sampah Organik, Penerbit Bentara Cipta Prima, Jakarta [2] Ciborowski.P., 2004, Anaerobic Digestion in the dairy Industry, Minnesona Pollution Control Agency Air Innovation Conference, www.epa.gov, retrieved. [3] Daugherty.E.C., 2001, Biomass Energy System Efficiency : Analyzaedthrough a Life Cycle Assessment, LundUniversity [4] Fergusen.T, Mah.R, 2006, Methanogenic bacteria in Aerobic digention of Biomass, Calofornia [5] Majalah Kampus Genta, Teknologi Sederhana Biogas, Edisi 117, Thn XXXIII /27 Maret 1998, halaman 35-38 [6] Pamuji.A.W.S., 2009, Pencipta Reaktor Biogas, Berita Tokoh Indonesia, Minggu 22 Februari 2009 [7] Pambudi.N.A, 2008, Pemanfaatan Biogas Sebagai Energi Alternatif, Jur teknik Mesin dan Industri UGM, Yogyakarta [8] Siregar, H., 1988, Latihan Pemanfaatan Eceng Gondok sebagai Sumberdaya. 20 Agustus- 3 September 1988. Pusat Penelitian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran, Bandung. 221