BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Landasan atau dasar kegiatan usaha bank adalah kepercayaan dari masyarakat atau nasabah. Sebagai lembaga kepercayaan maka bank dalam operasinya selalu menjaga kinerjanya sebagai fungsi dari nilai perusahaan, karena apabila kinerja perusahaan meningkat, maka nilai keusahaannya akan semakin tinggi (Mulyono, 1995). Sektor perbankan merupakan sektor yang penting di dalam sistem perekonomian dan sistem finansial Indonesia. Hal ini terlihat dari fungsi lembaga perbankan sebagai intermediary institution, yakni lembaga yang memiliki fungsi untuk mengalirkan kembali dana yang dimiliki oleh unit-unit ekonomi yang memiliki surplus dana kepada unit-unit ekonomi yang membutuhkan dana atau yang mengalami defisit serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar aliran lalu lintas pembayaran. Bank juga memiliki peran sebagai pelaksana kebijakan moneter dan pencapaian stabilitas sistem keuangan, sehingga diperlukan perbankan yang sehat, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan (Booklet perbankan Indonesia, 2009). Hal ini merupakan fundamental dalam kegiatan bisnis, karena berkaitan dengan proses penyediaan dana yang merupakan sumber investasi dan modal kerja. Agar pembiayaan terhadap suatu kegiatan bisnis/investasi dapat berjalan dengan lancar, maka diperlukan proses pengelolaan dan penghimpunan danadana masyarakat ke dalam bank serta pengalokasian dana-dana tersebut bagi kepentingan bank dan masyarakat pada umumnya. Tujuan fundamental bisnis 1
2 perbankan adalah memperoleh keuntungan optimal dengan jalan memberikan layanan jasa keuangan kepada masyarakat. Untuk mendapatkan modal, bank harus mampu mencari investor untuk menanamkan modalnya. Oleh karena itu penting bagi bank untuk senantiasa menjaga kinerja dengan baik, terutama menjaga tingkat profitabilitas, mampu membagikan deviden dengan baik dan prospek usaha yang selalu berkembang. Salah satu usaha yang dilakukan dengan meningkatkan struktur modal melalui penerbitan obligasi subordinasi (sub debt) atau penerbitan public offering (penawaran saham ke masyarakat) dengan mendaftarkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan performance perusahaan, sehingga proses intermediary perusahaan semakin efektif. Perkembangan kinerja bank akan mempengaruhi naik dan turunnya harga saham di pasar modal. Fluktuasi harga saham dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu faktor eksternal dan internal perusahaan. Faktor eksternal diantaranya kondisi perekonomian, laju inflasi, dan lain sebagainya, sedangkan faktor internal perusahaan diantaranya kondisi perusahaan, kebijaksanaan direksi dan lain-lain. Efisien tidaknya suatu pasar modal dapat dilihat dari apakah harga sekuritassekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang relevan (Husnan, 2005). Informasi yang relevan itu dapat diklasifikasikan dalam tiga tipe: 1) perubahan harga di waktu yang lalu, 2) informasi yang tersedia kepada publik, 3) informasi yang tersedia kepada publik maupun tidak ( Husnan, 2005). Semakin cepat informasi baru tercermin pada harga sekuritas maka dapat dikatakan bahwa
3 pasar modal tersebut semakin efisien, karena itulah informasi merupakan hal yang penting bagi perkembangan pasar modal. Investor dan emiten terlibat langsung dalam mendapatkan informasi-informasi tersebut. Hal ini membantu investor untuk memilih perusahaan tempat mereka menanamkan modalnya. Untuk melihat kinerja keuangan bank dapat menggunakan analisa rasio-rasio keuangan yang telah ditentukan oleh Bank Indonesia. Sedangakan untuk menilai prestasi usaha yang telah dilakukan oleh sebuah bank dibutuhkan analisis kinerja keuangan. Untuk melakukan analisis dan memilih saham terdapat dua pendekatan dasar, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan (i) mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham yang akan datang, dan (ii) menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Analisis teknikal mencoba memperkirakan harga saham (kondisi pasar) dengan mengamati perubahan harga tersebut (Husnan, 2005). Penilaian kesehatan bank mencakup penilaian terhadap faktor-faktor CAMELS yang terdiri dari faktor Permodalan (capital), faktor Kualitas Aset (Asset Quality), faktor Manajemen (Management), faktor Rentabilitas (Earnings), faktor Likuiditas (Liquidity) dan faktor Sensivitas terhadap risiko pasar (Sensivity to Market Risk). Dalam penelitian ini penulis menggunakan rasio-rasio keuangan pada faktor permodalan (Capital) yaitu, faktor Kualitas Aset (Asset Quality), faktor Rentabilitas (Earnings) dan faktor Likuiditas (Liquidity).
4 Berdasarkan hasil uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang berkaitan dengan kinerja keuangan perbankan dan harga saham. Faktor fundamental yang dipakai dalam penelitian ini adalah: rasio-rasio keuangan perbankan pada faktor Permodalan (Capital) dengan diwakili Capital Adequacy Ratio (CAR), faktor Kualitas Aset (Asset Quality) salah satunya dengan menggunakan Non Perfoarming Loan (NPL), faktor Rentabilitas (Earnings) dengan menggunakan rasio Net Interest Margin (NIM) dan faktor Likuiditas (Liquidity) menggunakan Loan to Deposit Ratio (LDR), sehingga judul penelitian ini adalah: Pengaruh Kinerja Keuangan Bank Terhadap Harga Saham Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh terhadap harga saham perbankan 1.3. Tujuan penelitian Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah: Menguji pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap harga saham perbankan.
5 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi: 1. Bagi investor, dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dan relevan yang dapat dijadikan tambahan bahan evaluasi dalam proses pengambilan keputusan investasi, sehingga investor dapat menentukan saham perusahaan apa yang sebaiknya ditransaksikan. 2. Bagi emiten, menjadi bahan pertimbangan ketika melakukan fungsinya sebagai intermediary institution. 3. Bagi pemerintah, lebih memperhatikan setiap kebijakan dan peraturan yang ditetapkan agar dapat membantu pertumbuhan ekonomi melalui perbankan nasional. 4. Bagi akademisi, sebagai bahan kajian dalam penelitian sejenis di waktu yang akan datang dan dapat menjadi sumber bacaan yang dapat menambah wacana baru sebagai sumber pustaka. 1.5. Batasan Penelitian 1. Peneliti terbatas pada variabel rasio-rasio keuangan perbankan pada faktor permodalan (Capital) yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR); Faktor Kualitas Aset (Asset Quality) yang terdiri dari rasio: Non Performing Loans (NPL); Faktor Rentabilitas (Earnings) yang terdiri dari rasio Net Interest Margin (NIM), Faktor Likuiditas (Liquidity) yang terdiri dari Loan to Deposit Ratio (LDR). Obyek bank yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2005 sampai dengan tahun 2007.
6 2. Mengambil nilai harga saham periode tahunan pada industri perbankan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia dimulai dari tahun 2005 hingga tahun 2007.