PEMISAHAN SENYAWA MINYAK ATSIRI RIMPANG LEMPUYANG GAJAH. (Zingiber zerumbet) SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

dokumen-dokumen yang mirip
PEMISAHAN MINYAK ATSIRI BUAH KAPULAGA (Amomum cardamomum) SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN AKTIVITASNYA TERHADAP Malassezia furfur IN VITRO

Artikel Karya Tulis Ilmiah. Disusun untuk memenuhi tugas dan memenuhi syarat dalam menempuh Program Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran

Copyright 2005 by Medical Faculty of Diponegoro University ARTIKEL ASLI 1) 2) Gunardi, Dian Puspita Dewi

PEMISAHAN MINYAK ATSIRI DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum ) SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN AKTIVITASNYA TERHADAP Malassezia furfur IN VITRO

PHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN ANALISIS KUALITATIF PARASETAMOL PADA SEDIAAN JAMU SERBUK PEGAL LINU YANG BEREDAR DI PURWOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. kebersihan terutama pada kehidupan sehari hari. Dalam aktivitas yang relatif

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI DARI SIMPLISIA BASAH DAN SIMPLISIA KERING DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum) Tiara Mega Kusuma, Nurul Uswatun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mikrobiologi, dan Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret hingga Juni 2016.

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. (1965). Hasil determinasi tanaman. Determinasi dari suatu tanaman bertujuan untuk mengetahui kebenaran

PROFIL KROMATOGRAM DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN KEMUNING ( Murraya paniculata (L.) Jack.) TERHADAP BAKTERI ESCHERICHIA COLI IN VITRO

Kata kunci : Daun kemuning ( Muraya paniculata (L) Jack) profil kromatogram, aktivitas terhadap Escherichia coli

UJI AKTIVITAS ANTIFUNGI MINYAK ATSIRI RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorriza Roxb.) SECARA IN VITRO TERHADAP Candida albicans

Perbandingan Minyak Biji Singkong (Manihot esculenta) dengan Ketokonazol 2 % dalam Menghambat Pertumbuhan Candida sp pada Kandidiasis Interdigital

Gunardi dkk: Profil Kromatogram dan Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Kemuning

IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA KIMIA DARI FRAKSI KAYU SANREGO (Lunasia amara Blanco) SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

Uji antibakteri komponen bioaktif daun lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Escherichia coli dan profil kandungan kimianya

PERBANDINGAN EFEK FRAKSI

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air

: Jamu Flu Tulang. Jamu. Jamu Metampiron. Metampiron ekstraksi. 1-bubuk. Jamu. 2-bubuk. Tabel 1 Hasil Reaksi Warna Dengan pereaksi FeCl3

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kering, dengan hasil sebagai berikut: Table 2. Hasil Uji Pendahuluan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Rumah Sakit

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahan-bahan alam banyak dimanfaatkan sebagai obat-obatan, termasuk dalam

UJI DAYA ANTHELMINTIK INFUS BIJI DAN INFUS DAUN PETAI CINA (Leucanea leucocephala) TERHADAP CACING GELANG AYAM (Ascaridia galli) SECARA IN VITRO

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

ISOLASI SENYAWA GOLONGAN TRITERPENOID DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK N-HEKSANA BATANG PRANAJIWA

HASIL DAN PEMBAHASAN. (a) (b) Gambar 4 Twin trough chamber (a) dan flat bottom chamber (b)

HASIL. (%) Kulit Petai 6.36 n-heksana 0,33 ± 0,06 Etil Asetat 0,32 ± 0,03 Etanol 70% 12,13 ± 0,06

BAB IV METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman

Beberapa keuntungan dari kromatografi planar ini :

AKTIVITAS ANTIBAKTERI SENYAWA AKTIF DAUN SENGGANI (Melastoma candidum D.Don) TERHADAP Bacillus Licheniformis.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

ABSTRAK. EFEK ANTIFUNGAL MINYAK ATSIRI JAHE MERAH (Zingiber officinale var. rubrum) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO TAHUN 2014

NUR SIDIK CAHYONO AKTIVITAS ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL BIJI JARAK, DAUN URANG-ARING DAN KOMBINASINYA TERHADAP MALASSEZIA SP. SERTA EFEK IRITASINYA

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

Aktivitas Antimikroba Ekstrak Dietil Eter Rimpang Lempuyang Wangi (Zingiber aromaticum Vahl.) Terhadap Bakteri Patogen Secara Klt-Bioautografi

PERCOBAAN 04 KROMATOGRAFI KOLOM DAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS : ISOLASI KURKUMIN DARI KUNYIT (Curcuma longa L.) DAN PEMISAHAN ZAT (KI- 2051)

ANALISIS KLT-BIOAUTOGRAFI ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL 96% DAUN MENGKUDU (Morinda citrifolia L.) TERHADAP BAKTERI Salmonella typhi

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA KIMIA DALAM FRAKSI NON-POLAR DARI TANAMAN PURWOCENG (Pimpinella pruatjan Molk)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Metodologi penelitian ini meliputi penyiapan dan pengolahan sampel, uji

PENGARUH EKSTRAK ETANOL RIMPANG KENCUR (Kaempferia YANG DIINDUKSI ASAM ASETAT ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Ekstraksi Zat Warna Rhodamin B dalam Sampel

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. mamalia. Beberapa spesies Candida yang dikenal dapat menimbulkan penyakit

ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana strata-1 kedokteran umum

OLEH Burhanuddin Taebe Andi Reski Amalia Sartini

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

BAB I PENDAHULUAN. terbang (essential oil, volatile oil) dihasilkan oleh tanaman. Minyak tersebut

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

UJI DAYA ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL 70% BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia Linn) TERHADAP JAMUR Candida albicans ATCC SECARA IN VITRO

BAB IV METODE PENELITIAN. glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan dengan metode uji toleransi glukosa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GAMBARAN ZAT WARNA RHODAMIN B PADA KOSMETIK PEMERAH BIBIR YANG BEREDAR DIPASAR BERINGHARJO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi alam tropis Indonesia sangat menunjang pertumbuhan

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. jamur oportunistik yang sering terjadi pada rongga mulut, dan dapat menyebabkan

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Serbuk Simplisia Pengumpulan Bahan Determinasi Tanaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAYA HAMBAT LENDIR ALOE VERA LINN TERHADAP PERTUMBUHAN MALASSEZIA FURFUR SECARA IN-VITRO

EFEK ANTELMINTIK EKSTRAK ETANOL RIMPANG JAHE MERAH. (Zingiber officinale Roscoe var. rubrum) TERHADAP CACING. Ascaris suum Goeze SECARA IN VITRO

Lampiran 1. Surat Identifikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-Bogor.

INTISARI. UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL RIMPANG TEMU GIRING (Curcuma Heyneana Val) TERHADAP PERTUMBUHAN Shigella Dysentriae SECARA IN VITRO

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Determinasi Tanaman. acuan Flora of Java: Spermatophytes only Volume 2 karangan Backer dan Van

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1.

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

BAB I PENDAHULUAN. virus, bakteri, dan lain-lain yang bersifat normal maupun patogen. Di dalam

BAB 3 METODE PENELITIAN

PENETAPAN KADAR ASAM BENZOAT DALAM SEDIAAN TRADISIONAL BENTUK TABLET SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET TUGAS AKHIR

ARTIKEL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai drajat sarjana strata-1 kedokteran umum

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BELIMBING WULUH ( Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) F-234

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Sentral bagian

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. AKTIVITAS ANTIFUNGI AIR PERASAN LOBAK (Raphanus sativus L.) TERHADAP Candida albicans SECARA In Vitro

Oleh Metta Padmalia NIM: SKRIPSI

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN. 5.1 Penyiapan Bahan Hasil determinasi tumbuhan yang telah dilakukan di UPT Balai

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI. EKSTRAK BAWANG PUTIH ( Allium sativum Linn ) TERHADAP BAKTERI. Staphylococcus aureus IN VITRO. Artikel Karya Tulis Ilmiah

OPTIMASI KONSENTRASI PELARUT EKSTRAKSI EUGENOL. DARI RIMPANG LENGKUAS (Alpinia galanga L. Willd) TUGAS AKHIR

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

III. BAHAN DAN METODA

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,

PROFIL FITOKIMIA DAN UJI ANTIBAKTERI BIJI MANGGA ARUM MANIS (Mangifera indica. Linn)

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Bawang Sabrang (Eleutherine palmifolia (L.) Merr).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Myrmecodia pendens Merr. & Perry) terhadap bakteri Lactobacillus

UJI METABOLIT SEKUNDER AIR PERASAN KULIT BUAH NAGA DAGING PUTIH ( Hylocereus undatus )SERTA PROFIL KROMATOGRAMNYA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2015 di

ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi persyaratan dalam menempuh Program Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran

Transkripsi:

PEMISAHAN SENYAWA MINYAK ATSIRI RIMPANG LEMPUYANG GAJAH (Zingiber zerumbet) SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN AKTIVITASNYA TERHADAP MALASSEZIA FURFUR IN VITRO ARTIKEL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat dalam menempuh Program Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran Disusun oleh : ANGGUN DEWI RENGGINASTI G2A004018 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2008

LEMBAR PENGESAHAN Artikel Karya Tulis Ilmiah berjudul PEMISAHAN SENYAWA MINYAK ATSIRI RIMPANG LEMPUYANG GAJAH (Zingiber zerumbet) SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN AKTIVITASNYA TERHADAP Malassezia furfur IN VITRO ARTIKEL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Telah dipresentasikan di ruang T3 Zona Pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro pada tanggal 21 Agustus 2008 dan disetujui oleh : Semarang, 25 Agustus 2008 Ketua Penguji Penguji Dr. Dodik Pramono, Msi, Med NIP. 132 151 947 Mengetahui, Pembimbing Dr. Parno Widjojo, Sp. Fk NIP. 130 354 873 Dr. Aryoko Widodo NIP. 131 163 897

Isolation of Zingiber zerumbet, Smith s volatile oil by Thin Layer Chromatograph and its Antifungal Activity for Malassezia furfur in vitro Anggun Dewi Rengginasti*,Aryoko widodo** ABSTRACT Background :One of the Zingiberaceae that has known as advantaged herbal is Zingiber zerumbet, Smith, contain of volatile oil that may be antifungal. The purpose of this research was to know how was Zingiber zerumbet, Smith s volatile oil activity for Malassezia furfur in vitro. And was to know how many spots of Zingiber zerumbet s volatile oil. Method : This research was an experimental study with post test only control group design. The sample of this research was volatile oil of Zingiber zerumbet, Smith which got from Ambarawa.These group was divided into 5 test groups with concentrations 100% v/v,50% v/v, 25% v/v, 12,5% v/v, 6,25% v/v and 1 control group was positif control which contain of media without volatile oil. For its identification, the method was thin layer chromatography on which the volatile oil was put a drop on chromatograph plate then the chromatograph palte was put in close erlenmeyer with developing liquid. Result : The growth of fungal was not found in this antifungal activity test. Kruskal- Wallis Test has used to explain about that growth,the result was significant (P<0,05) and followed by Mann-Whitney Test, significant from the concentration 6,25% (P=0,008). The results of analysis using thin layer chromatography was found 5 spots. Conclusions : The result of antifungal activity shown that the volatile oil of Zingiber zerumbet, Smith has an antifungal activity for Malassezia furfur. The results of analysis using thin layer chromatography was found 5 spots. Keyword : Zingiber zerumbet, Smith, Malassezia furfur, antifungal activity * Student, Medical Faculty, Diponegoro University ** Lecturer, Medical Chemistry Department, Diponegoro University

Pemisahan senyawa minyak atsiri rimpang lempuyang gajah (Zingiber zerumbet) secara kromatografi lapis tipis dan aktivitasnya terhadap Malassezia furfur in vitro Anggun Dewi Rengginasti*, Aryoko Widodo** ABSTRAK Latar Belakang : Salah satu suku Zingiberaceae yang diketahui sebagai tanaman obat adalah Zingiber zerumbet, Smith, minyak atsiri yang terdapat di dalamnya diduga mempunyai aktivitas anti jamur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana aktivitas anti jamur minyak atsiri Rimpang Lempuyang Gajah terhadap Malassezia fur dan utnuk mengetahui jumlah komponen senyawa kimia minyak atsiri rimpang lempuyang gajah. Metode : Penelitian ini merupakan penelititan eksperimental dengan rancangan post test only control group design. Sampel penelitian ini adalah minyak atsiri Rimpang Lempuyang Gajah. Kelompok perlakuan, dibagi menjadi 5 dengan konsentrasi 100% v/v, 50% v/v, 25% v/v, 12,5% v/v, 6,25% v/v dan 1 kelompok kontrol positif yang terdapat di dalamnya media tanpa minyak atsiri. Sedangkan untuk identifikasi minyak atsiri menggunakan metode kromatografi lapis tipis dimana minyak atsiri ditotolkan pada pelat kromatograf, dimasukan ke dalam bejana tertutup yang berisi larutan pengembang. Hasil : Hasil uji aktivitas antijamur adalah tidak ditemukannya pertumbuhan jamur. Uji Kruskal-Wallis digunakan untuk menjelaskan pertumbuhan tersebut, hasil bermakna (P<0,05) dan dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney, berbeda bermakna sejak konsentrasi 6,25% (P=0,008). Hasil analisa dengan kromatografi lapis tipis didapatkan 5 noda bercak. Kesimpulan : Hasil uji aktivitas antijamur menunjukan bahwa minyak atsiri Rimpang Lempuyang Gajah mempunyai aktivitas antijamur terhadap Malassezia furfur in vitro. Hasil analisa kromatografi lapis tipis menunjukan terdapatnya 5 noda bercak. Kata kunci : Rimpang Lempuyang Gajah, Malassezia furfur, aktivitas antijamur. * Mahasiswa semester VIII Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro ** Staf Pengajar Bagian Kimia Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

PENDAHULUAN Semakin majunya jaman, maka kejadian dermatomikosis pun semakin banyak dijumpai terutama di daerah tropis1. Sekitar 50% penyakit kulit di masyarakat daerah tropis adalah panu, sedangkan di daerah sub tropis adalah 15%, dan di daerah dingin kurang dari 1%2. Demikian pula fenomena efek samping terhadap obat-obatan anti jamur menjadi semakin meningkat. Pada penggunaan itrakonazol, ditemukan efek samping obat yaitu mual, muntah, dan lain-lain3. Pemanfaatan obat secara tradisional pun semakin digandrungi oleh masyarakat, terlebih maraknya konsep back to nature serta krisis berkepanjangan. Salah satu tanaman obat dari suku Zingiberaceae, yang sudah dikenal sebagai campuran jamu dan diduga mempunyai aktivitas sebagai anti jamur adalah Zingiber zerumbet.(l.) J.E. Smith yang secara tradisional banyak digunakan sebagai obat dalam ramuan-ramuan jamu.4,5,6 Jamur sebenarnya merupakan organisme yang tidak begitu patogen terhadap manusia, tetapi akan menimbulkan penyakit bila keadaan memungkinkan untuk menginfeksi manusia. Beberapa jenis jamur bahkan normal berada dalam tubuh manusia. Terjadinya infeksi ini dipermudah dengan adanya faktor predisposisi dan faktor pencetus contohnya seperti banyak berkeringat dan lembab2,8-11.

Penyakit jamur atau mikosis sendiri dibagi menjadi mikosis profunda dan superfisialis. Mikosis superfisialis (dermatomikosis) adalah penyakit kulit yang mengenai stratum korneum. Salah satu mikosis superfisialis yang bisa menyebabkan suatu fungemia oportunistik pada pasien, adalah Malassezia furfur. Pada kebanyakan kasus, fungemia dapat terjadi sementara. Ditemukan pula beberapa kasus dimana seseorang menderita folikulitis yang disebabkan oleh Malassezia furfur. Spesies jamur ini dipandang sebagai bagian dari flora mikrobial dan dapat diisolasi dari kulit normal dan kulit kepala. Mereka telah dinyatakan sebagai penyebab atau ikut andil dalam dermatitis seboroik atau ketombe12. Pengaruh minyak atsiri rimpang lempuyang gajah sebagai anti jamur belum diketahui jelas, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti minyak atsiri tersebut terhadap pertumbuhan jamur Malassezia furfur. Untuk mengetahui kandungan senyawa kimia dalam suatu tanaman dapat digunakan metode KLT (kromatografi lapis tipis). 7 Kromatografi lapis tipis dapat dipakai dengan tujuan sebagai metode untuk mencapai hasil kualitatif (letak warna, bentuk, dan ukuran suatu bercak) dan kuantitatif (kuantitas senyawa yang terdapat dalam suatu bercak). Deteksi senyawa warna pada kromatogram yang paling sederhana adalah jika senyawa menunjukkan penyerapan di daerah UV gelombang pendek (radiasi utama pada kira-kira 254 nm) atau jika senyawa itu dapat diekstasi ke fluoresensi radiasi UV gelombang pendek dan / atau gelombang panjang 366 nm. 13

Penelitian Ini juga bertujuan untuk mengetahui jumlah komponen senyawa kimia yang terdapat pada minyak atsiri Rimpang Lempuyang Gajah. Dan untuk mengetahui aktivitas anti jamur Rimpang Lempuyang Gajah pada beberapa konsentrasi. Hasil penelitian ini diharapkan memacu peneliti selanjutnya agar dapat memanfaatkan tanaman tradisional yang ada. Dan memakai tanaman tradisional sebagai bahan yang perlu diteliti lebih dalam. HIPOTESIS Minyak atsiri rimpang lempuyang gajah ( Zingiber zerumbet, Smith ) mengandung senyawa kimia yang mempunyai aktivitas antifungi terhadap Malassezia furfur. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro dan berlangsung pada bulan Maret Juni 2008. Disiplin ilmu yang terkait meliputi Kimia, Farmakologi dan Mikrobiologi. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan desain post test only control group. Batasan definisi operasional penelitian ini adalah, minyak atsiri yang digunakan adalah minyak atsiri Rimpang Lempuyang Gajah yang diperoleh dengan cara destilasi uap air. Dosis minyak atsiri Rimpang lempuyang gajah yang digunakan terdiri dari 5 dosis yaitu 100%v/v, 50%v/v, 25%v/v, 12,5%v/v, 6,25%v/v.

Populasi penelitian meliputi minyak atsiri rimpang lempuyang gajah. Teknik pengambilan sampel adalah consecutive sampling. Rumus rendemen yang digunakan pada penelitian ini adalah v/v x 100%. Sebelum melakukan uji aktivitas antijamur minyak atsiri rimpang lempuyang gajah di Laboratorium Mikrobiologi, dilakukan pemeriksaan profil kromatogram minyak atsiri rimpang lempuyang gajah dengan Kromatografi Lapis Tipis. Minyak atsiri ditotolkan pada lempeng KLT Silikagel GF. Lempeng tersebut dielusi dengan larutan pengembang yang berisi cairan pengembang yaitu eluen chloroform benzen sampai batas akhir elusi yang telah ditetapkan. Setelah sampai batas, lempeng KLT diangkat dan dibiarkan mengering. Kemudian diamati dibawah lampu UV Spectroline model ENF-280 C/FE dengan panjang gelombang 254 um dan 365 um. Dihitung jumlah bercak yang nampak. Sampel dibagi menjadi 5 kelompok percobaan, yaitu kelompok 1, 2, 3, 4 dan 5. Kelompok 1 adalah media SDA yang ditambah minyak atsiri dengan konsentrasi 100%v/v. Kelompok 2 adalah media SDA yang ditambah minyak atsiri dengan konsentrasi 50%v/v. Kelompok 3 adalah media SDA yang ditambah minyak atsiri dengan konsentrasi 25%v/v. Kelompok 4 adalah media SDA yang ditambah minyak atsiri dengan konsentrasi 12,5%v/v. Kelompok 5 adalah media SDA yang ditambah minyak atsiri dengan konsentrasi 6,25%v/v.Setiap tabung pada masing-masing konsentrasi berisi

dextrose 1 gr, pepton 0,5 gr, agar 1 gr, juga minyak atsiri dan aquadest. Carboxyl Methyl Cellulose (CMC) digunakan untuk menghomogenkan antara media dengan minyak yang digunakan. Sebagai kontrol adalah media SDA tanpa penambahan minyak atsiri. Prosedur uji aktivitas antijamur minyak atsiri rimpang lempuyang gajah adalah Tabung yang telah berisi media SDA dan minyak atsiri sesuai konsentrasi masing-masing disiapkan. Jamur ditanam ke dalam masing-masing tabung. Kemudian masing-masing tabung tersebut diinkubasi pada suhu 37oC. Dilihat ada tidaknya pertumbuhan jamur pada masing-masing tabung tersebut setelah 2 hari. Kemudian hasil yang diperoleh dicatat. Data yang dikumpulkan dianalisis secara statistik dengan program komputer menggunakan SPSS 15.0 for Windows. Dilakukan uji beda dengan uji Kruskall-Wallis yang dilanjutkan uji Mann-Whitney (taraf signifikasi p<0,05). HASIL Tabel 1. menunjukan harga Rf hasil kromatografi lapis tipis, sedangkan Gambar 1. menunjukan penampak bercak sinar UV 254 nm minyak atsiri Rimpang Lempuyang Gajah dengan larutan pengembang Benzene-chloroform. Fraksi Jumlah noda No noda Warna noda Rf Minyak Atsiri Rimpang 5 1 Ungu tua 0,147 Lempuyang Gajah 2 Ungu tua 0,193 3 Ungu tua 0,477 4 Ungu tua 0,545 5 Ungu tua 0,590

Gambar. 1. Profil Kromatogram Minyak Atsiri Rimpang Lempuyang Gajah (Zingiber zerumbet, Smith) Fase diam : silica gel GF 254 (e Merck), pengembang benzene-chloroform, penampak bercak UV 254 nm Hasil pengamatan pertumbuhan jamur Malassezia furfur ditunjukkan pada tabel 2. Tabel 2. Pertumbuhan Malassezia furfur pada masing-masing konsentrasi. Konsentrasi Tabung I Tabung II Tabung III Tabung IV Tabung V 100% - - - - - 50% - - - - - 25% - - - - - 12,5% - - - - - 6,25% - - - - - Kontrol + + + + + Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa tidak ada pertumbuhan Malassezia furfur pada media yang ditambah minyak atsiri dengan konsentrasi 100%v/v, 50%v/v, 25%v/v, 12,5%v/v, 6,25%v/v. Sedangkan pada kelompok kontrol (SDA+Olive oil) terlihat adanya pertumbuhan Malassezia furfur.

Setelah dilakukan uji disitribusi normal didapatkan bahwa hasil distribusi tidak normal, maka uji dilanjutkan dengan uji non-parametrik Kruskal-Wallis untuk mengetahui apakah data yang didapat memiliki perbedaan bermakna (P<0,005) yang dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney untuk membandingkan perbedaan yang terdapat pada tiap konsentrasi. Berikut ini adalah hasil tabel uji beda yang didapatkan dari hasil uji Mann-Whitney Tabel 3. Tabel uji beda Kelompok Konsentrasi Konsentrasi Konsentrasi Konsentrasi Konsentrasi Kontrol 100% 50% 25% 12,5% 6,25% Konsentrasi - P= 1,000** P= 1,000** P= 1,000** P= 1,000** P= 0,003* 100% Konsentrasi P= 1,000** - P= 1,000** P= 1,000** P= 1,000** P= 0,003* 50% Konsentrasi P= 1,000** P= 1,000** - P= 1,000** P= 1,000** P= 0,003* 25% Konsentrasi P= 1,000** P= 1,000** P= 1,000** - P= 1,000** P= 0,003* 12,5% Konsentrasi P= 1,000** P= 1,000** P= 1,000** P= 1,000** - P= 0,003* 6,25% Kontrol P= 0,003* P= 0,003* P= 0,003* P= 0,003* P= 0,003* - * terdapat perbedaan bermakna **terdapat perbedaan tidak bermakna Hasil menunjukan bahwa perbandingan antar konsentrasi tidak terdapat perbedaan bermakna (P=1,000) sedangkan perbandingan tiap konsentrasi terhadap kontrol memiliki perbedaan bermakna (P=0,003).

PEMBAHASAN Minyak atsiri adalah senyawa yang mudah menguap dan tidak dapat larut dalam air. Minyak atsiri dapat dipisahkan dari jaringan tanaman melalui proses destilasi. Pada proses ini jaringan tanaman dipanasi dengan air atau uap air. Minyak atsiri akan menguap dari jaringan bersama uap air yang terbentuk atau bersama uap air yang dilewatkan pada bahan. Campuran uap air dan minyak atsiri dikondensasikan pada saluran yang suhunya relatif rendah. Hasil kondensasi berupa campuran air dan minyak atsiri sangat mudah dipisahkan karena kedua bahan tidak dapat saling melarutkan.14 Metode destilasi atau penyulingan dapat diperoleh dengan berbagai teknik yaitu : 1) Metode perebusan: Bahan direbus di dalam air mendidih. Minyak atsiri akan menguap bersama uap air, kemudian dilewatkan melalui kondensor untuk kondensasi. Alat yang digunakan untuk metode ini disebut alat suling perebus. 2) Metode pengukusan: Bahan dikukus di dalam ketel yang konstruksinya hampir sama dengan dandang. Minyak atsiri akan menguap dan terbawa oleh aliran uap air yang dialirkan ke kondensor untuk kondensasi. Alat yang digunakan untuk metode ini disebut suling pengukus. 3) Metode uap langsung: Bahan dialiri dengan uap yang berasal dari ketel pembangkit uap. Minyak atsiri akan menguap dan terbawa oleh aliran uap air yang dialirkan ke

kondensor untuk kondensasi. Alat yang digunakan untuk metode ini disebut alat suling uap langsung.14 Pada penelitian ini metode destilasi yang digunakan adalah metode destilasi uap air atau metode perebusan yaitu bahan direbus di dalam air mendidih. Minyak atsiri akan menguap bersama uap air, kemudian dilewatkan melalui kondensor untuk kondensasi. Alat yang digunakan untuk metode ini disebut alat suling perebus. yang dijelaskan seperti terlampir. Kromatografi lapis tipis adalah suatu teknik atau metode untuk memisahkan suatu campuran yang terdiri dari beberapa komponen senyawa kimia yang menggunakan sistem distribusi secara kontinyu di antara 2 fase. Fase yang satu bergerak pada fase yang lain. Kedua fase tersebut adalah fase diam ( stationary phase ) dan fase gerak ( mobile phase ). Fase diam yang digunakan adalah zat padat dan fase gerak yang digunakan adalah zat cair. Metode pemisahan cara ini dilakukan dengan cara menotolkan larutan sampel yang terdiri dari beberapa komponen senyawa kimia pada lempeng penyerap atau adsorben yaitu lapisan tipis adsorben yang dibuat pada permukaan pelat kaca atau bahan lain yang netral kemudian dilakukan dalam pelarut sebagai pengembang yang dapat membawa atau memisahkan komponen senyawa tersebut. Ada beberapa keuntungan dari metode kromatografi lapis tipis yaitu: a. Prosedurnya lebih sederhana dengan waktu yang relatif singkat.

b. Dapat digunakan untuk memisahkan sampel yang sangat kecil sampai 20 nanogram. c. Pemisahan lebih sempurna untuk senyawa kompleks dalam larutan. d. Mudah dideteksi e. Lebih sensitif6. Menurut literatur minyak atsiri rimpang lempuyang gajah memiliki kandungan yang terdiri dari sineol, dipenten, limonen, kariofilen, arkurkumen, kadinen.15 Sedangkan dari hasil analisis kuantitatif secara KLT terhadap minyak atsiri Rimpang Lempuyang Gajah dengan sinar UV 254 nm terdapat 5 bercak pada kromatogram yang kemungkinan merupakan kandungan yang terdapat pada minyak atsiri tersebut. Dengan harga Rf masing-masing 0,147;0,193;0,477;0,545;0,590. Harga RF tersebut didapatkan dengan cara mengurangi jarak bercak noda teratas dengan jarak pada tiap tiap bercak. Hal ini ditujukan untuk mengetahui perbandingan antara jarak tempuh dengan eluen yang memisahkan. Masing masing bercak dapat terpisah dengan baik dan tidak terjadi penumpukan. Ini menunjukkan bahwa larutan benzene-chloroform dinilai sebagai eluen yang baik dalam memisahkan senyawa- senyawa kimia yang terkandung dalam minyak atsiri Rimpang Lempuyang Gajah. Begitu juga pada warna yang dihasilkan masing- masing bercak terlihat jelas dengan penampak sinar UV 254 nm. Sedangkan pada pengamatan dibawah sinar UV 365 nm bercak tidak tampak.

Menurut pustaka, warna warna dari senyawa golongan alkohol dan keton tingkat tinggi akan memberikan warna hijau dan biru, sedangkan untuk golongan steroid, asam organik dan terpen ditunjukkan oleh warna coklat. 16,17 Untuk minyak atsiri ditunjukkan dengan adanya noda melebar warna ungu sampai ungu jingga. 18 Dari keterangan sumber pustaka diatas kemungkinan bercak intensitas kuat tadi merupakan senyawa golongan alkohol, terpen, dan minyak atsiri. Hal ini dapat dibuktikan dengan deteksi kimia lebih lanjut. Pada percobaan di bagian laboratorium mikrobiologi, terbukti bahwa minyak atsiri rimpang lempuyang gajah memiliki aktivitas anti jamur terhadap Malassezia furfur secara in vitro. Kemungkinan golongan terpene yang terdapat pada minyak tersebut menyerang dinding jamur.hal ini dilihat dari tumbuh tidaknya Malassezia furfur. Minyak atsiri rimpang lempuyang gajah diduga memiliki kandungan toksik terhadap jamur. Anti jamur bisa bekerja mempengaruhi dinding sel jamur, membran sitoplasma ataupun inti. Anti jamur perkembangannya cenderung lebih lambat daripada antibiotika karena sturktur sel jamur mirip dengan sel tubuh kita. Anti jamur yang berpengaruh pada membran sitoplasma tidak berpengaruh pada kuman karena struktur membran jamur dengan bakteri berbeda. Struktur membran sitoplasma jamur berbeda dengan host. Dimana membran sitoplasma jamur mengandung ergosterol/ esterol dan membran sitoplasma host mengandung kolesterol. Berdasarkan jenisnya terbagi atas :(1) Polyine ; contoh: nistatin, amphoteresin B, natamisin. Efeknya

akan menyebabkan 2 lapis membran sitoplasma bersatu sehingga akan mengganggu fungsinya.(2). Allelamin ; contoh: terbinafin yang akan bekerja menghambat enzim Squalen epoxida.(3). Morfilin ; contoh: amorfilin yang bersifat topikal, bisa untuk yeast atau mold.(4). Azol ; contoh: imidazol, triazol, bufonazol, theconazol yang akan menghambat enzim dimetilase. Lainnya (1) Griseovulvin, menghambat ergosterol untuk replikasi fungi. Terutama menghambat fungsi mikrotubulus dan mencegah sintesa DNA sehingga replikasi jamur tertahan, (2)Klorositosin, zat kimia yang pertama kali untuk keganasan/ sitostatika, bekerja mengganggu pembelahan DNA dan sintesa protein, (3)Iodida, sebagai oksidator dan dapat merangsang imuntias seluler Selain mengganggu struktur dari membran sitoplasmanya adapula anti jamur yang menghambat atau mengganggu sintesa dinding sel. terdiri dari mangan, sitin, dan glukan. Anti jamur ini bersifat toksik untuk jamur tapi tidak bersifat toksik untuk tubuh.19 Pada pembuatan media, digunakan Carboxyl Methyl Cellulose (CMC) sebagai bahan untuk menghomogenkan antara minyak atsriri rimpang lempuyang gajah dengan media Sabouroud Dextrose Agar (SDA). CMC adalah derivat dari celulosa yang merupakan hasil reaksi dari alkali dan asam kloroasetat. CMC memiliki penetrasi yang rendah bahkan hampir tidak ada terhadap sel.20sehingga penggunaanya sebagai bahan

untuk menghomogenkan antara minyak atsiri dengan media SDA tidak menghambat dari pertumbuhan Malassezia furfur. KESIMPULAN Dari hasil kromatografi lapis tipis minyak atsiri Rimpang Lempuyang Gajah dengan, menggunakan larutan benzene-chloroform dan penampak bercak sinar UV 254 nm, dapat disimpulkan sebagai berikut : Terdapat lima komponen senyawa kimia. Pada percobaan uji aktivitas antijamur terbukti minyak atsiri Rimpang Lempuyang Gajah mempunyai aktivitas antijamur terhadap Malassezia furfur secara in vitro sejak konsentrasi 6,25%. SARAN Perlu dilanjutkan penelitian tentang isolasi senyawa aktif yang terkandung dalam minyak atsiri Rimpang Lempuyang Gajah yang berkhasiat sebagai agent antijamur, dilakukan penelitian dengan konsentrasi v/v yang lebih rendah serta uji farmakologi lebih lanjut tentang keamanan dan toksisitasnya.

UCAPAN TERIMA KASIH Dalam kesempatan ini, Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: dr.aryoko Widodo. selaku Pembimbing saya, Dr. Dodik Pramono, Msi Med. selaku Ketua Penguji saya, Dr. Parno Widjoyo, Sp.FK(K) selaku Penguji saya, dr. Helmia Farida, M.Kes, Sp.A selaku Pembimbing Pendamping saya, dr. Subakir, Sp.MK, Sp.KK(K), Dr. Noor Wijayahadi, M.Kes, Ph.D, Kepala Bagian dan seluruh Staf Laboratorium Mikrobiologi dan Laboratorium Kimia Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, keluarga, teman-teman, dan seluruh pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan karya tulis ilmiah ini.

DAFTAR PUSTAKA 1. Mansyoer Arief, editor. Pitiriasis Versicolor dalam: Kapita selekta. Jakarta: Media Aesculapius; 2000. p 103 4 2. Subakir. Pengaruh suhu pengeraman pada biakan Malassezia furfur. [Online].1992 [cited 2007 Des 4]; Available from: URL: http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/08_pengaruhsuhupengeraman.pdf/08_pengaru hsuhupengeraman.html 3. Bahry B, Setiabudy R. Obat jamur dalam: Ganiswara SG, editor. Farmakologi dan Terapi ed 4. Jakarta: Bagian farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 1995. p 563 4. Lempuyang gajah. [Online]. 2004 [cited 2007 Des 4]; Available from: URL: http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=235 5. Syamsulhidayat SS, Hutapea JR. Inventaris tanaman obat Indonesia. Jakarta: Departemen Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 1991. p 600-0 6. Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Buku Ajar Kimia. Kromatografi. Semarang. 2000. p 51-4 7. Malassezia. [Online]. 2007 [cited 2007 Des 4]; Available from: URL: http://en.wikipedia.org/wiki/malassezia

8. Vijayakumar R, Muthukumar C, Kumar T, Saravanamuthu R. Characterization of Malassezia Furfur and its control by using plant extracts. 9. Chen Tai-an, Hill Peter B. The biology of Malassezia organism and their ability to induce immune responses and skin diseases. Veterinery dermatology 2005; 16: 4-26 10. Uji banding efektivitas Morinda citrifolia 2% dengan ketokonazol 2% secara in vitro terhadap pertumbuhan Malassezia furfur pada pitiriasis versicolor [editorial]. Media Medika Muda 2006 11. Uji banding efektivitas Morinda citrifolia 2% dengan ketokonazol 2% secara in vitro terhadap pertumbuhan Malassezia furfur pada pitiriasis versicolor [editorial]. Media Medika Muda 2006 12. Brookx GF, Butel JS, Morse SA. Mikosis superficial dalam: Sjabana Dripa, editor. Mikrobiologi Kedokteran ed 22 diterjemahkan oleh Widorini Nani. Jakarta: Salemba Medika; 2005. p 319 13. Stahl E. Analisis Obat Secara Kromatografi dan Mikroskopi. Terjemahan Kosasih Padmawinata, Sudiro I. Bandung: Penerbit Institut Teknologi Bandung. 1985; hal.3, 4, 6 14. Tarwiyah Kemal, editor. Minyak atsiri jahe. Teknologi Tepat Guna Agroindustri Kecil Sumatera Barat, Dewan Ilmu Pengethauan, Teknologi dan industri Sumatera Barat 2001

15. Jamal Y. Analisis komponen minyak atsiri lempuyang emprit (Zingiber aromaticum, val), dan lempuyang gajah (Zingiber zerumbet, Smith). Puslitbang Biologi Bogor (Indonesia) 1996 16. Bobit JM, 1963.Thin Layer Chromatography. Reinhold Publishing Co.New York. 1963 ; 207. 17. Dummond HM, Patchouli oil. Journal of Perfumarry & Essential oil record.1960, 51 (9) ; 484-492 18. Harborne JB. Metode Fitokimia, Edisi II.Bandung : ITB. 1987. 19. Subakir. Mikologi Umum. Buku Ajar Mikrobiologi. Semarang : Fakultas Kedokteran Diponegoro, 2004 20. Carboxyl Methyl Cellulose. [Online]. 2007 [cited 2008 agustus 23]; Available from: URL: http://en.wikipedia.org/wiki/cmc