ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA SAPONIN DARI EKSTRAK METANOL BATANG PISANG AMBON(Musa paradisiaca var. sapientum L.) ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

IDENTIFIKASI SENYAWA SAPONIN EKSTRAK ETANOL PELEPAH PISANG ULI (Musa Paradisiaca L)

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Serbuk Simplisia Pengumpulan Bahan Determinasi Tanaman

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kering, dengan hasil sebagai berikut: Table 2. Hasil Uji Pendahuluan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Simplisia 3.4 Karakterisasi Simplisia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

AKTIVITAS ANTIBAKTERI SENYAWA AKTIF DAUN SENGGANI (Melastoma candidum D.Don) TERHADAP Bacillus Licheniformis.

BAB III METODOLOGI. Metodologi penelitian ini meliputi penyiapan dan pengolahan sampel, uji

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

IDENTIFIKASI SENYAWA SAPONIN EKSTRAK ETANOL PELEPAH PISANG ULI (Musa x paradisiaca L.) ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

Lampiran 1. Hasil identifikasi sponge

BAB III METODE PENELITIAN

PHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN ANALISIS KUALITATIF PARASETAMOL PADA SEDIAAN JAMU SERBUK PEGAL LINU YANG BEREDAR DI PURWOKERTO

III. BAHAN DAN METODA

BAB II METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Surat Identifikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-Bogor.

Lampiran 1. Surat identifikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-Bogor.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis

Uji antibakteri komponen bioaktif daun lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Escherichia coli dan profil kandungan kimianya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID DARI FASE n-butanol DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrix.dc)

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1.

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID DALAM DAUN BELUNTAS (Pluchea indica L.) ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Muhammadiyah Semarang di Jalan Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

IDENTIFIKASI SENYAWA ALKALOID DAGING BUAH MAJA (Aegle marmelos) ASAL BATU BESSI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN. H. Ismail Ibrahim *), Rusdiaman *)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Tanaman Uji Serangga Uji Uji Proksimat

ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DALAM ARUM MANIS SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis DI DAERAH SUKOHARJO DAN SURAKARTA

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI DARI SIMPLISIA BASAH DAN SIMPLISIA KERING DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum) Tiara Mega Kusuma, Nurul Uswatun

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium, mengenai uji potensi antibakteri ekstrak etilasetat dan n-heksan

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

BAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya: set alat destilasi,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2015 di

Suaibatul Aslamiah & Haryadi, Identifikasi Kandungan Kimia Daun Pohon Beringin (Ficus benyamina L.)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Bawang Sabrang (Eleutherine palmifolia (L.) Merr).

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. - Beaker glass 1000 ml Pyrex. - Erlenmeyer 1000 ml Pyrex. - Labu didih 1000 ml Buchi. - Labu rotap 1000 ml Buchi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diperoleh dari daerah Soreang dan Sumedang. Tempat penelitian menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica charantia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. eksperimental komputasi. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Oktober Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan

OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya)

BAB V HASIL PENELITIAN. 5.1 Penyiapan Bahan Hasil determinasi tumbuhan yang telah dilakukan di UPT Balai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. identitas tanaman tersebut, apakah tanaman tersebut benar-benar tanaman yang

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA ANTRAQUINON PADA FRAKSI KLOROFORM AKAR KAYU MENGKUDU ( Morinda Citrifolia, L) ABSTRAK

BAB IV METODE PENELITIAN. glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan dengan metode uji toleransi glukosa.

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 PERCOBAAN. Hewan yang digunakan pada penelitian ini adalah kelinci albino New Zealand yang diperoleh dari peternakan kelinci di Lembang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA SAPONIN DARI EKSTRAK METANOL BATANG PISANG AMBON(Musa paradisiaca var. sapientum L.) M. Agung Pratama Suharto 1), Hosea Jaya Edy 1), Jovie M. Dumanauw 2) 1) Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115 2) Program Studi Framasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado, 95115 ABSTRAK Pisang merupakan tanaman yang dapat dijadikan bahan dasar dalam pengobatan. Batang pisang mengandung senyawa saponin, flavonoid dan tanin. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengisolasi saponin yang terkandung pada ekstrak metanol batang pisang Ambon (Musa paradisiaca var. sapientum L.) dengan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) preparatif, selanjutnya mengidentifikasi nilai absorbansi saponin pada panjang gelombang maksimal dengan spektrofotometri UV-Vis. Ekstrak metanol batang pisang Ambon diperoleh dengan cara maserasi. Saponin dinyatakan terkandung dalam batang pisang Ambon dengan uji pembentukan busa stabil setinggi 2-3 cm selama 30 detik pada penambahan satu tetes asam klorida 2 N dan uji warna Liebermann Burchard (LB) yang menghasilkan cincin warna coklat menunjukan adanya saponin triterpen. Isolasi menggunakan eluen kloroform : metanol : air (13:7:2) diperoleh bercak noda berwarna hijau pada lempeng silika gel yang disemprotkan pereaksi LB, menyatakan sampel juga mengandung saponin jenis steroid dengan nilai Rf 0.275, 0.325, 0.375. Hasil identifikasi Spektrofotometri Ultra Violet Visible (UV-Vis) yaitu nilai absorbansi saponin 2,754 pada panjang gelombang maksimal 209 nm. Kata Kunci : Isolasi, Saponin, Ekstrak Metanol, Batang Pisang Ambon ISOLATION AND IDENTIFICATION OF SAPONIN COMPOUND IN METHANOL EXTRACT OF AMBON BANANA (Musa paradisiaca var. sapientum L.) TRUNK. ABSTRACT Bananais a plant thatcanbe used asthe basis fortreatment.banana trunk containssaponincompounds, flavonoids, andtannins.the purpose of this study was to isolate saponin compound in methanol extract of Ambon banana (Musa paradisiaca var. sapientum L.) using preparation of Thin Layer Cromatography method. Identification of absorbance value of saponin was done in maximum wave length using UV-Vis spectrophotometer. Methanol extract of Ambon banana trunk was obtained by maceration. Saponinsis said to be contained in banana trunk if the foam formed is stablewith the height of2-3 cmhighfor 30secondsin the addition ofone drop ofhydrochloricacid2nandcolor testliebermannburchard(lb) whichproducesbrownringindicatestriterpenesaponin.resultsofisolationusingeluentchloroform: methanol: water (13:7:2) gave the greenstainspotsonsilicagelplatessprayedwith reagentlbso it is saidthat the samplealso containssteroidalsaponinstypeswith Rfvalue of0.275; 0.325; 0.375.Based on theresults ofidentification usingultravioletvisiblespectrophotometry, absorbance valuewas2.754saponinat209nmmaximum wavelength. Keywords: isolation, saponin, methanol extract, Ambon banana trunk 86

PENDAHULUAN Zaman semakin modern seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, begitu pula dengan gaya hidup manusia sekarang ini yang semakin serba instan seperti dalam pemilihan makanan. Hal tersebut merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai masalah kesehatan. Kemajuan teknologi dalam menangani masalah kesehatan memang telah banyak berkembang seperti obatobatan tetapi efek samping yang akan ditimbulkan juga beragam dan harga obatobatan relatif mahal. Kesehatan dapat diperoleh dengan pola hidup sehat dan mencegah atau mengobati penyakit dengan obat-obatan berbahan dasar alam yang tidak membutuhkan biaya mahal. Indonesia merupakan negara kepulauan beriklim tropis yang memiliki beranekaragam tanaman, mulai dari tanaman hias, tanaman rempah maupun tanaman obat. Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan dasar dalam pengobatan yaitu tanaman pisang. Secara tradisional, masyarakat pedesaan telah menggunakan getah batang pisang sebagai penyembuh luka. Getah batang pisang mengandung saponin, antrakuinon dan kuinon yang berfungsi sebagai antibakteri dan penghilang rasa sakit. Terdapat pula kandungan lektin yang berfungsi untuk menstimulasi pertumbuhan sel kulit, tanin bersifat antiseptik dan kalium yang bermanfaat untuk melancarkan air seni. Selain itu, zat saponin berkhasiat mengencerkan dahak (Anonim, 2011). Penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa ekstrak batang pisang mengandung beberapa jenis senyawa fitokimia yaitu saponin, tanin dan flavonoid (Wijaya, 2010). Identifikasi awal saponin dilakukan dengan uji busa dan uji warna. Saponin ditunjukkan dengan adanya pembentukan busa stabil selama 30 detik setelah simplisia tanaman dikocok dalam air yang menghasilkan ketinggian busa 1-3 cm dan penambahan asam klorida pekat pada tabung reaksi. Identifikasi dengan uji warna dilakukan terhadap simplisia dengan pelarut kloroform yang dipanaskan dan penambahan pereaksi Liebermann Burchard (LB), jika pada larutan menghasilkan cincin warna coklat atau violet menunjukan adanya saponin triterpen sedangkan jika menghasilkan cincin warna hijau atau biru menunjukan adanya saponin steroid (Jaya, 2010). Saponin paling tepat diekstraksi dari tanaman dengan pelarut etanol 70-95% atau metanol. Ekstrak saponin akan lebih banyak dihasilkan jika diekstraksi menggunakan metanol karena saponin bersifat polar sehingga akan lebih mudah larut daripada pelarut lain. Isolasi saponin dihasilkan dengan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) menggunakan lempeng silika gel dan eluen campuran klorofom, metanol dan air (Harborne, 1987). Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi senyawa saponin yang terkandung pada ekstrak metanol batang pisang Ambon dengan metode KLT preparatif dan mengidentifikasi nilai absorbansi senyawa saponin yang terkandung pada isolat hasil KLT preparatif pada panjang gelombang maksimal dengan spektrofotometri UV- Vis. METODOLOGI PENELITIAN Pelaksanaan dan Jenis Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan September 2012 di laboratorium Biologi, laboratorium Advance UNSRAT dan laboratorium Farmakognosi Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif labotratorium. Alat Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu pisau, timbangan, alumunium foil, oven, neraca analitik, blender serbuk, sudip, gelas ukur, tabung reaksi, pipet Mohr, pipet tetes, penangas air, mistar, erlenmeyer, kertas saring, 87

corong gelas, rotavapor, gelas piala, cawan porselen, waterbath, vortex, pensil, pipa kapiler, corong pisah, chamber, hair dryer, seperangkat alat spektrofotometer UV-Vis Spectroquat Pharo 300, lampu UV 254 dan 366 nm. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu batang pisang Ambon, aquades, asam klorida 2 N, kloroform, pereaksi LB, metanol, alkohol 95%, lempeng alumunium silika gel GF 254 Merck dan lempeng preparatif silika gel 60 F 254 Merck. Prosedur Kerja Identifikasi Tanaman Tanaman pisang Ambon yang tumbuh di perkebunan warga Kelurahan Manembonembo Kecamatan Matuari Kota Bitung Propinsi Sulawesi Utara diidentifikasi secara makroskopik. Kemudian dokumentasi bagian-bagian tanaman yang akan dijadikan sampel ini dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi berdasarkan kunci determinasi dan disesuaikan dengan atlas tanaman obat Indonesia. Pengambilan Sampel Tanaman pisang Ambon yang telah diidentifikasi, diambil bagian batangnya dan dibawa ke laboratorium untuk diteliti. Preparasi sampel Sampel batang pisang Ambon dibersihkan dengan air, dirajam kemudian dikeringkan dengan cara diangin-anginkan selama 4x24 jam dan dilanjutkan menggunakan oven pada suhu 40 C selama 7 jam. Setelah kering diblender untuk menghasilkan serbuk sampel atau simplisia. Uji pendahuluan a. Uji busa Simplisia sebanyak 0,5 gram dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah berisikan aquades 10 ml, dikocok dan ditambahkan satu tetes larutan asam klorida 2 N. Tabung reaksi tersebut didiamkan dan diperhatikan ada atau tidak adanya busa stabil. Sampel mengandung saponin jika terbentuk busa stabil dengan ketinggian 1-3 cm selama 30 detik. b. Uji warna Simplisia sebanyak 0,5 gram dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah berisikan kloroform 10 ml, dipanaskan selama 5 menit dengan penangas air sambil dikocok. Kemudian ditambahkan beberapa tetes pereaksi LB. Jika terbentuk cincin coklat atau violet maka menunjukkan adanya saponin triterpen, sedangkan warna hijau atau biru menunjukkan adanya saponin steroid. Ekstraksi sampel Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut metanol. Sebanyak 100 g simplisia dimasukkan ke dalam erlenmeyer kemudian direndam dengan metanol sebanyak 600 ml. Erlenmeyer ditutup dengan alumunium foil dan didiamkan selama 3 hari dengan sesekali dikocok. Kemudian hasil ekstrak disaring untuk memperoleh filtrat I dan simplisia yang telah diekstrak (debris), diekstrak kembali dengan metanol sebanyak 400 ml dan didiamkan selama 2 hari dengan sesekali dikocok. Hasil ekstrak (filtrat II) dicampurkan dengan filtrat I, kemudian dievaporasi pada suhu 40 o C hingga diperoleh ekstrak cair. Ekstrak cair kemudian dimasukkan ke dalam cawan porselen dan diuapkan dengan menggunakan waterbath hingga diperoleh ekstrak kental. Isolasi Senyawa Saponin dengan KLT analitik Lempeng alumunium silika gel GF 254 Merck disiapkan dengan ukuran panjang 10 cm dan lebar 3 cm. Ekstrak kental yang telah dilarutkan dengan alkohol 95% ditotolkan pada lempeng tepi bawah dan diangin-anginkan beberapa 88

saat. Lempeng dimasukkan ke dalam chamber yang berisi eluen yaitu campuran homogen lapisan bawah pelarut antara kloroform : metanol : aquades (13:7:2). Lempeng dibiarkan terelusi hingga eluen merambat sampai pada tanda garis tepi atas lempeng kemudian dikeluarkan dan dikeringkan di udara. Pengamatan noda menggunakan lampu UV 254 dan 366 nm. Lempeng juga disemprotkan dengan pereaksi LB dan dipanaskan pada suhu 110 o C selama 10 menit untuk memperjelas warna noda yang terbentuk. Proses KLT analitik dilakukan secara berulang hingga memperoleh hasil yang tepat. Setelah hasil dengan KLT analitik disimpulkan positif maka dilanjutkan dengan KLT preparatif. Isolasi Senyawa Saponin dengan KLT preparatif Lempeng preparatif silika gel 60 F 254 Merck disiapkan dengan ukuran panjang 20 cm dan lebar 20 cm. Ekstrak kental yang telah dilarutkan dengan alkohol 95% ditotolkan sepanjang lempeng tepi bawah dan diangin-anginkan beberapa saat. Lempeng dimasukkan ke dalam chamber yang berisi eluen yaitu campuran homogen lapisan bawah pelarut antara kloroform : metanol : aquades (13:7:2). Lempeng dibiarkan terelusi hingga eluen mencapai batas atas lempeng kemudian dikeluarkan dan dikeringkan di udara. Pengamatan noda menggunakan lampu UV 254 dan 366 nm. Lempeng juga disemprotkan pereaksi LB pada kedua bagian tepi dan bagian tersebut dipanaskan dengan hair dryer untuk memperjelas warna noda yang terbentuk. Noda-noda yang terbentuk pada bagian tepi lempeng dihubungkan dengan garis dari tepi satu ke tepi lainnya. Bagian dalam garis dikerok dengan membuang bagian yang telah dipanaskan dan dilarutkan dengan alkohol 95% sebagai isolat. Identifikasi Senyawa Saponin dengan Spektrofotometri UV-Vis Isolat yang diperoleh dari hasil KLT preparatif diidentifikasi secara kualitatif dengan spektrofotometri UV-Vis. Isolat sebanyak 2 ml dimasukkan ke dalam kuvet spektrofotometer UV-Vis Spectroquat Pharo 300 untuk diidentifikasi nilai absorbansi senyawa saponin pada panjang gelombang maksimal. Pengamatan dilakukan pada panjang gelombang 200-800 nm. HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi tanaman Telah dilakukan identifikasi tanaman di laboratorium Biologi UNSRAT dengan menggunakan kunci determinasi dan disesuaikan dengan atlas tanaman obat Indonesia. Hasil identifikasi menyatakan bahwa tanaman yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tanaman pisang Ambon keluarga musaceae, spesies Musa paradisiaca var. sapientum L. yang disahkan dengan surat hasil identifikasi laboratorium. Pembuatan Ekstrak Ekstrak batang pisang Ambon diperoleh dari batang pisang Ambon bersih yang dikeringkan dengan cara dianginanginkan selama 4x24 jam dan dilanjutkan dengan proses pemanasan menggunakan oven pada suhu 40 o C selama 7 jam. Pengeringan dilakukan agar kadar air yang terkandung dalam sampel batang pisang Ambon akan hilang sehingga memudahkan dalam proses ekstraksi. Sampel kering kemudian dibuat menjadi serbuk agar hasil ekstraksi yang diperoleh lebih banyak, karena semakin halus sampel yang akan diekstraksi maka semakin mudah pelarut masuk ke sel untuk menarik zat aktif. Maserasi merupakan metode yang digunakan dalam proses ekstraksi pada penelitian ini untuk menghasilkan ekstrak batang pisang Ambon dengan metanol sebagai pelarutnya. Metanol dipilih sebagai pelarut karena sifatnya yang polar 89

sesuai dengan zat aktif yang akan diteliti yaitu saponin. Setelah proses maserasi, filtrat dievaporasi dan selanjutnya diuapkan dengan waterbath yang diperoleh ekstrak kental berwarna coklat dengan rendemen 1,554 %. Uji Pendahuluan Uji pendahuluan dilakukan untuk memastikan secara kualitatif adanya senyawa saponin yang terkandung dalam batang pisang Ambon. Uji ini dilakukan dengan dua cara yaitu uji busa dan uji warna LB (Jaya, 2010). a. Uji Busa Simplisia batang pisang Ambon yang dimasukkan dalam tabung reaksi berisi pelarut aquades kemudian dikocok menghasilkan busa dan setelah penambahan pereaksi asam klorida 2 N, busa yang terbentuk tidak hilang. Pengujian busa dilakukan berulang terhadap simplisia. Dalam uji busa digunakan aquades sebagai pelarut dan asam klorida 2 N sebagai pereaksinya. Setelah simplisia dikocok dalam aquades, busa yang terbentuk pada tabung reaksi setinggi 3 cm dan setelah penambahan asam klorida 2 N, busa tidak hilang dengan ketinggian 2 cm selama 30 detik. Busa yang terbentuk disebabkan karena senyawa saponin memiliki sifat fisika yaitu mudah larut dalam air dan akan menimbulkan busa ketika dikocok. b. Uji Warna Uji warna yang dilakukan secara berulang terhadap simplisia menunjukkan hasil yang positif. Dalam uji warna yang dilakukan menghasilkan cincin coklat setelah simplisia yang dilarutkan dalam kloroform dan dipanaskan selama 5 menit sambil dikocok, ditambahkan pereaksi LB menunjukan adanya saponin triterpen. Berdasarkan penelitian sebelumnya tentang senyawa saponin yang menyatakan bahwa sampel setelah ditambahkan pereaksi LB akan menghasilkan cincin warna coklat-ungu yang menunjukkan adanya saponin triterpen dan hijau-biru untuk saponin steroid. Isolasi Senyawa Saponin dengan KLT Kromatografi lapis tipis merupakan metode yang sering digunakan untuk memisahkan komponen-komponen senyawa dalam suatu simplisia. Pemisahan senyawa saponin dari ekstrak batang pisang Ambon dalam penelitian ini menggunakan metode KLT dengan eluen kloroform : metanol : air (13:7:2) lapisan bawah (Harborne, 1987). Hasil KLT yang diamati secara visual tidak terlihat bercak noda pada lempeng alumunium silika gel Merck yang telah ditotolkan ekstrak dan terelusi oleh eluen. Pada pengamatan di bawah lampua UV 254 dan 366 terlihat beberapa bercak noda dengan nilai Rf yang berbeda. Lempeng kemudian disemprotkan dengan pereaksi LB dan dipanaskan pada suu 110 o C selama 10 menit untuk membuktikan bercak dari senyawa saponin. Setelah penyemprotan dengan pereaksi LB yang dilanjutkan dengan pemanasan diperoleh bercak warna hijau dari kedua totolan ekstrak batang pisang Ambon. Proses KLT analitik dilakukan secara berulang untuk memperoleh hasil yang baik dengan nilai Rf yang diperoleh 0,275-0,375. Setelah proses KLT analitik menunjukkan hasil yang positif maka dilakukan proses isolasi dengan KLT preparatif untuk memperoleh isolat. Eluen yang digunakan sama yaitu campuran pelarut kloroform : metanol : air (13:7:2) lapisan bawah. Dalam proses KLT preparatif digunakan lempeng preparatif silika gel 60 F 254 Merck agar jumlah isolat banyak. Setelah lempeng terelusi hingga batas atas, dilakukan pengamatan di bawah lampu UV 254 menunjukkan bercak noda gelap yang sama seperti pada hasil KLT analitik. Untuk lebih memperjelas bercak dari senyawa saponin hasil pemisahan, pada bagian tepi kiri dan kanan lempeng 90

sekitar 1 cm dari tepi disemprotkan pereaksi LB kemudian dipanaskan dengan hair dryer untuk menimbulkan bercak. Daerah sekitar bercak kiri dan kanan dihubungkan dengan garis lurus. Bagian dalam garis dikerok dan dilarutkan dengan alkohol 95%. Larutan didiamkan dan setelah terlihat endapan silika, filtrat disaring sebagai isolat untuk diidentifikasi. Pada penelitian ini tidak digunakan baku pembanding saponin karena sulit untuk memperolehnya sehingga uji warna dengan pereaksi LB dijadikan dasar untuk mengisolasi senyawa saponin. Identifikasi senyawa saponin dengan spektrofotometri UV-Vis Dalam proses identifikasi pada penelitian ini dengan spektrofotometri UV- Vis bertujuan untuk mengetahui nilai absorbansi senyawa saponin pada panjang gelombang maksimal yang terkandung dari filtrat hasil isolat. Filtrat diidentifikasi dengan spektrofotometer Spectroquat Pharo 300 pada panjang gelombang 200-800 nm. Hasil identifikasi menunjukkan satu puncak dari garis gelombang yaitu pada 209 nm sebagai panjang gelombang maksimal dan memiliki nilai absorbansi 2,754. Gambar. Hasil Identifikasi Senyawa Saponin dengan Spectroquat Pharo 300 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan a. Senyawa saponin yang terkandung pada ekstrak metanol batang pisang Ambon (Musa paradisiaca var. sapientum L.) dapat diisolasi dengan metode KLT preparatif. b. Berdasarkan hasil identifikasi dengan spektrofotometri UV-Vis, nilai absorbansi senyawa saponin yaitu 2,754 pada panjang gelombang maksimal 209 nm. Saran Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan tentang senyawa saponin secara kuntitatif untuk penentuan kadar atau formulasi sediaan dengan bahan aktif senyawa saponin. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta Anonim. 2011. Antiseptik Alami dari Batang Pisang.http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=52 dee84f39254939be8a3f2fe51646a6 &jenis=e4da3b7fbbce2345d7772b0 674a318d5[15April 2012] Gandjar, Ibnu Gholib dan Abdul Rohman. 2008. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar, Yogyakarta Harborne. 1987. Metode Fitokimia : Penuntun cara modern menganalisis tumbuhan. Edisi II. Terjemahan Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro. Penerbit ITB, Bandung Jaya, Ara Miko. 2010. Isolasi dan Uji Efektivitas Antibakteri Senyawa Saponin dari Akar Putri Malu (Mimosa pudica) [skripsi]. Jurusan Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim, Malang 91

Sarker, Satyajit dan Lutfun Nahar. 2009. Kimia untuk Mahasiswa Farmasi. Pustaka Belajar, Yogyakarta Sirait, Midian. 2007. Penuntun Fitokimia dalam Farmasi. Penerbit ITB, Bandung Sjahid, Landyyun Rahmawan. 2008. Isolasi dan Identifikasi Flavonoid dari Daun Dewandaru (Eugenia uniflora L.) [skripsi]. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta Suyanti dan Ahmad Supriyadi. 2008. Pisang, Budi Daya, Pengolahan dan Prospek Pasar. Edisi Revisi. Penebar Swadaya, Jakarta Wijaya, Arief Riza. 2010. Getah Pisang sebagai Obat Alternatif Tradisional Penyembuh Luka Luar Menjadi Peluang sebagai Produk Industri. Jurnal. 92