Peningkatan Kemampuan Representasi Matematis Siswa Kelas X2 SMAN 1 Gedung Meneng Menggunakan Bahan Ajar Matriks Berbasis Pendekatan Saintifik

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU

Oleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENGGUNAKAN STRATEGI WRITING TO LEARN PADA SISWA SMP 4

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI MIA 1 SMA NEGERI 8 PEKANBARU

Joyful Learning Journal

PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH SOLVE CREATE SHARE (SSCS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII-2 SMP NEGERI 13 PEKANBARU

Joyful Learning Journal

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TEROPONG KELAS IV SD

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

PENGGUNAAN MEDIA VISUAL PADA PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU JURNAL. Oleh FENTI MIFTAHUL JANNAH ASMAUL KHAIR RAPANI

Oleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** ) Kartini*** ) ABSTRACT

ARTIKEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING SEPAKBOLA. Oleh Made Arya Sudita NIM

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SD N 16 PADANG BESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL THINK PAIR SQUARE

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SDN 2 JEMBANGAN TAHUN AJARAN 2014/2015

Peningkatan Kemampuan PemahamanKonsep Matematika Dengan Menggunakan Model M-A-S-T-E-R Pada Siswa Kelas VIII 3 SMPN 2 Lubuk Basung.

PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIS PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI DI SMP AL INAYAH PURWOSARI PASURUAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII B SMPS CENDANA PEKANBARU

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAME TOURNAMENT

PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh MELDA SARI SUPRIYADI A.

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS ASESMEN PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 1 TINGGARSARI

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN 15 LUBUK ALUNG MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME)

PENGGUNAAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR FISIKA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INQUIRY BERBANTUAN SOFTWARE AUTOGRAPH

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN INTERAKTIF JURNAL. Oleh NYOMAN TRI YULIANTI MUNCARNO NELLY ASTUTI

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

Prakoso et al., Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar IPA Biologi...ister

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: REPSA YUNITA NPM

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

Keywords: Auditory Intellectually Repetition, manipulative media, Mathematics

Pendahuluan. Keywords: Mastery Learning, Student Activities, Result Of Learning

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V DENGAN MODEL GUIDED TEACHING DI SD NEGERI 23 TAMPUNIK PESISIR SELATAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW)

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN MEDIA ARSIRAN KELAS IV SDN 27

Rahman et al., Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Sugestif...

Desi Suryaningsih et al., Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan...

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MEMAHAMI ISI CERITA MELALUI METODE DISKUSI SISWA KELAS IV SDN NO. 2 TIBO KEC. SINDUE TOMBUSABORA

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA MELALUI PERAN TUTOR SEBAYA SISWA KELAS X.A SMA

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES SISWA KELAS II B

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XI, No. 2, Tahun 2013 Annisa Rahmawati & Isroah 91-98

Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN ) Volume 1 No 4, Oktober 2015

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN MELALUI METODE CTL

Keywords: Scientific, concrete object media, Mathematics

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VB MELALUI PENDEKATAN PAILKEM DI SDN 29 GANTING UTARA KOTA PADANG

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

P2M STKIP Siliwangi Jurnal Ilmiah UPT P2M STKIP Siliwangi, Vol.3, No.1, Mei 2016

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS PESERTA DIDIK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN SIPETE

Abstrak. Kata Kunci : menyimak wawancara, model think pair share, penerapan model think pair share, peningkatan kemampuan menyimak wawancara.

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP

(JURNAL) Oleh SRI MULYANI MAMAN SURAHMAN RIYANTO M TARUNA

PENINGKATAN KARAKTER DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DIPADU TALKING STICK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI GUIDED TEACHING DI SDN 09 AIR PACAH PADANG

Wirma Niasari *), Susda Heleni, Titi Solfitri **) Keyword : Cooperative Learning, Two Stay Two Stray, Learning Achievement

PENERAPAN PEMBELAJARAN TSTS DENGAN AKTIFITAS WINDOW SHOPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BANGUN RUANG SISI DATAR

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD

Sherli Malinda, Nyoman Rohadi dan Rosane Medriati

Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : E ISSN :

PENGGUNAAN MEDIA VISUAL DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS V A SDN KALIJOSO SECANG MAGELANG TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII-C SMP NEGERI 3 LINGSAR PADA MATERI SEGIEMPAT MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING

E_journal Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha (Volume 6, No.3, Tahun 2016)

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS X MIPA2 SMA BABUSSALAM PEKANBARU

Aryanita 1 * Syofni ** Sehatta Saragih ***

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIIIA SMP NEGERI 1 CANDIPURO MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN TEKNIK MIND MAPPING

PENGGUNAAN MODEL RECIPROCAL TEACHING

Amelia dan Syahmani. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Scientific 32

Keywords: Scientific, Concrete Media, Mathematics

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

Fatma Kumala 1, Sehatta Saragih 2, Nahor Murani Hutapea 3 No. Hp.

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MEDIA REALIA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA TENTANG GAYA PADA SISWA KELAS V SDN 2 BANJURPASAR TAHUN AJARAN

Pembentukan Karakter dan Komunikasi Matematika Melalui Model Problem Posing Berbantuan Scaffolding Materi Segitiga

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI METODE SINEKTIK UNTUK SISWA KELAS V SD NEGERI JLABAN

PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRIT BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI REDOKS

Joyful Learning Journal

Penerapan Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Entrepreneurship

PENERAPAN PENDEKATAN CTL DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG GAYA KELAS IV SD NEGERI 2 PANJER

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DEVELOPMENT

Joyful Learning Journal

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS V SDN GUMILIR 04 TAHUN AJARAN

Kata Kunci: cooperative learning of jigsaw type, student activities and learning outcomes

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOMETRI CONTEXTUAL APPROACH TO IMPROVE IMPLEMENTATION OF LEARNING GEOMETRY

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

Ningsih et al., Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa...

Pendahuluan. Yunita et al., Penerapan Metode Resitasi untuk Meningkatkan Aktivitas...

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG JENIS- JENIS TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) BERBASIS EKSPERIMEN

BAB I PENDAHULUAN. Matematika juga mempunyai peranan dalam berbagai disiplin ilmu lain,

Transkripsi:

Peningkatan Kemampuan Representasi Matematis Siswa Kelas X2 SMAN 1 Gedung Meneng Menggunakan Bahan Ajar Matriks Berbasis Pendekatan Saintifik Siti Ramziah SMAN 1 Banjar Margo e-mail: rati_sitiramziah@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan kemampuan representasi matematis siswa kelas X 2 SMA Negeri 1 Gedung Meneng dalam menggunakan bahan ajar matriks yang dikembangkan dengan pendekatan saintifik. Penelitian menggunakan metode classroomaction research atau penelitian tindakan kelas yang memiliki desain yang berupa daur spiral dengan empat langkah utama yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan observasi dan tes. Semua data yang dikumpulkan kemudian dianalisis dan dapat disimpulkan bahwa bahan ajar matriks yang dikembangkan menggunakan pendekatan saintifik dapat meningkatkan aktivitas siswa yang dapat dilihat dari besarnya peningkatan aktivitas siswa tersebut sebesar 9,9%.Bahan ajar matriks yang dikembangkan menggunakan pendekatan saintifik dapat meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa yang dapat dilihat dari besarnya peningkatan kemampuan tersebut sebesar 8,15% yang diiringi juga dengan meningkatnya hasil belajar siswa secara klasikal sebesar 10,3%. Kata kunci: Bahan Ajar, Pendekatan Saintifik, Kemampuan Representasi Matematis ABSTRACT This study aims to improve the activity and the ability of the mathematical representation X 2 grade students of SMA Negeri 1 Gedung Meneng in using teaching materials matrix developed by scientific approach. Research method iss classroom action research or action research that has a design in the form of a spiral cycle with four main steps: planning, action, observation and reflection. Collecting data in this study used observation and tests. All data collected was analyzed and concluded that the teaching material matrix developed using a scientific approach could increase the activity of students. It could be seen from the increasing in the student activity by 9.9%. Teaching materials matrix developed using a scientific approach could improve students' mathematical representation that could be seen from the large increasing in the ability of 8.15% which accompanied by increasing student learning outcomes in classical amount to 10.3%. Keywords: Subjects, Scientific Approach, Mathematical Representation Ability. PENDAHULUAN Pembelajaran matematika terkait Kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi matematis dengan memperkuat proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai kompetensi pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Penguatan proses pembelajaran Kurikulum 2013 dilakukan melalui pendekatan saintifik. Menurut Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 Lampiran IV menyatakan bahwa proses pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik atau ilmiah terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yang meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Kelima pengalaman belajar tersebut harus dibelajarkan kepada peserta didik melalui model-model pembelajaran yang disesuaikan dengan materi matematika. Selain itu, Permendiknas RI Nomor 41 (2007) juga mengatakan bahwa proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi siswa untuk Jurnal Mosharafa Mosharafa, Volume 8, Nomor 3, April 2016 1

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Oleh karena itu, guru harus mampu mendesain pembelajaran matematika dengan metode, pendekatan dan model pembelajaran yang mampu membelajarkan siswa sebagai subjek belajar dan bukan sebagai objek belajar. Hal ini bertujuan agar efek dari pembelajaran matematika tersebut akan menjadikan siswa memiliki kemampuankemampuan matematis. Berdasarkan uraian di atas perlu adanya upaya untuk mengembangkan kemampuankemampuan matematis pada diri siswa dalam pembelajaran matematika. Kemampuan matematis yang perlu dikembangkan diantaranya adalah kemampuan representasi matematis. Dalam National Council of Teachers of Mathematics (NCTM) tahun 2000 disebutkan bahwa kemampuan pemahaman dan representasi matematis merupakan aspek yang sangat penting dalam prinsip pembelajaran matematika. Siswa dalam belajar matematika harus disertai dengan pemahaman, hal ini merupakan tujuan dari belajar matematika. Siswa dapat mengembangkan dan memahami konsep matematis lebih dalam, dengan menggunakan representasi yang bermacam-macam. Kemampuan representasi yang digunakan dalam belajar matematika seperti objek fisik, menggambar, grafik, dan simbol, akan membantu komunikasi dan berpikir siswa. Lebih lanjut Sumarmo (dalam Tandililing, 2011) juga menyatakan bahwa pembelajaran matematika perlu diarahkan untuk pemahaman konsep dan prinsip matematika yang kemudian diperlukan untuk menyelesaikan masalah matematika, masalah dalam disiplin ilmu lain, dan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Senada dengan pernyataan Sumarmo, Anderson at Al ( dalam Tandililing, 2011) mengungkapkan bahwa pemahaman terhadap suatu masalah 2 Jurnal Mosharafa merupakan bagian dari pemecahan masalah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa representasi matematis merupakan bantuan dalam memahami konsep dan prinsip matematika secara mendalam guna penyederhanaan penyelesaian masalah matematika. Dalam upaya peningkatan kemampuankemampuan matematis siswa seperti yang dipaparkan di atas, beberapa ahli mengungkapkan hal lain yang dapat membantu proses pembelajaran dalam pencapaian tujuan pembelajaran matematika seperti yang diungkapkan oleh Pitadjeng (2005) yang mengatakan bahwa agar murid dapat belajar matematika dalam suasana yang menyenangkan guru harus mengupayakan adanya situasi dan kondisi yang menyenangkan, strategi yang menyenangkan, maupun materi matematika yang menyenangkan. Lebih lanjut Pitadjeng (2005) memberi kesan matematika tidak sulit dapat dilakukan antara lain dengan memberikan masalah kontekstual, tingkat kesulitan masalah sesuai atau lebih sedikit dari tingkat kemampuan anak dan peningkatan kesulitan masalah sedikit demi sedikit. Dengan demikian pembelajaran matematika akan menarik dan menjadi bermakna bagi siswa jika diawali dari sesuatu yang nyata dan sesuai dengan pengalaman siswa. Seperti halnya pembelajaran matriks di kelas X, dapat diawali dengan pemberian masalah di kehidupan sehari-hari yang dekat dengan kehidupan siswa misalnya dengan penyajian data dalam bentuk tabel dan kepramukaan. Berdasarkan pengalaman peneliti dan guru matematika lain, selama membelajarkan materi matriks dengan menggunakan metode konvensional, hasil belajar siswa cukup memuaskan yang dapat dilihat dari hasil ulangan harian sebagian besar telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Akan tetapi, ketika siswa dihadapkan pada soal yang mengarah pada soal cerita di kehidupan sehari-hari, kenyataannya sebagian besar Mosharafa, Volume 8, Nomor 3, April 2016

siswa bingung dan sulit dalam merepresentasikan masalah di kehidupan sehari-hari ke bentuk matriks dan hal ini berakibat pada sulitnya siswa dalam menyelesaikan masalah sehari-hari dengan mengaplikasikan materi matriks yang telah dipelajari. Hal ini dikarenakan peneliti menyadari bahwa pembelajaran matriks yang selama ini dilakukan hanya sebatas prosedural yaitu menerapkan aturan atau rumus yang ada dalam penyelesaian soal dan siswa belum pernah diajak untuk mengaitkan masalah sehari-hari dalam representasi matriks. Selain kurang terampil merepresentasikan masalah kehidupan sehari-hari ke dalam bentuk matriks, siswa juga belum begitu dominan dalam mengkomunikasikan pendapat, ide, atau gagasan baik secara tertulis maupun secara lisan. Namun, sejauh penerapan Kurikulum 2013 diterapkan di SMA Negeri 1 Gedung Meneng pada tahun 2014, peneliti telah mencoba untuk membelajarkan siswa menggunakan bahan ajar yang peneliti kembangkan sendiri untuk materi pangkat, bentuk akar, logaritma, sistem persamaan linier, dan nilai mutlak. Bahan ajar yang dikembangkan oleh peneliti untuk materi tersebut sejauh ini membantu siswa dalam memahami buku siswa yang digunakan sesuai dengan tuntutan kurikulum. Oleh sebab itu, berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang Peningkatan Kemampuan Representasi Matematis Siswa Kelas X2 SMAN 1 Gedung Meneng Menggunakan Bahan Ajar Matriks Berbasis Pendekatan Saintifik, dengan harapan siswa menjadi lebih tertarik dan banyak aktivitas yang dilakukan dalam pembelajaran matriks, terampil dalam merepresentasikan matriks serta mengaplikasikannya dari masalah di kehidupan sehari-hari. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas siswa kelas X2 SMA Negeri 1 Gedung Meneng dalam menggunakan bahan ajar matriks yang dikembangkan dengan pendekatan saintifik dan untuk meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa kelas X2 SMA Negeri 1 Gedung Meneng setelah menggunakan menggunakan bahan ajar matriks yang dikembangkan dengan pendekatan saintifik. METODE Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X2 SMA Negeri 1 Gedung Meneng Kabupaten Tulang Bawang Lampung yang dilaksanakan pada bulan November- Desember 2014. Adapun jumlah siswa di kelas ini adalah 29 orang dan dalam praktiknya siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 4-5 orang dengan kemampuan yang berbeda di setiap kelompoknya.adapun metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode classroomaction research atau penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan memiliki desain yang berupa daur spiral Suhardjono (2006) dengan empat langkah utama yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Berdasarkan desain penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa penelitian tindakan merupakan proses perbaikan secara terus menerus dari suatu tindakan yang masih mengandung kelemahan sebagaimana hasil refleksi yang menuju ke arah yang semakin sempurna. Adapun penjelasan secara rinci dari tahapan pada daur spiral sebagai berikut: 1. Permasalahan Pada tahapan ini, peneliti mencari informasi untuk mengenali dan mengetahui kesulitan belajar siswa kelas X2 SMA Negeri 1 Gedung Meneng pada materi matriks. 2. Perencanaan Tindakan Siklus I Pada tahap ini, penelitimelakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang hendak dimiliki siswa. Adapun kegiatan yang peneliti lakukan sebagai berikut: Jurnal Mosharafa Mosharafa, Volume 8, Nomor 3, April 2016 3

a. Mempersiapkan LAS yang dikembangkan dengan menggunakan pendekatan saintifik. b. Mempersiapkan alat evaluasi pembelajaran (tes). c. Mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa. d. Mempersiapkan rencana pembelajaran berupa RPP yang secara umum dengan alur sebagai berikut: Memberikan permasalahan yang disajikan pada LAS. Siswa berdiskusi untuk memahami dan mencari solusi dari permasalahan yang disajikan pada LAS (dilakukan dengan tahapan yang meliputi mengamati, menanya, me ngumpulkan informasi, mengasosi asi, dan mengkomunikasikan). Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan terdapat diskusi kelas untuk mencari suatu kesimpulan. Sebagai penguatan dari materi yang telah dipelajari, siswa diminta untuk menyelesaikan permasalahan pada latihan soal secara individu. 3. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah disiapkan. 4. Pengamatan/Pengumpulan Data Siklus I Kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang pelaksanaan tindakan dan rencana yang sudah dibuat serta dampaknya terhadap proses dan hasil instruksional yang dikumpulkan dengan alat bantu lembar pengamatan. 5. Refleksi Siklus I Hasil yang diperoleh dalam tahap pengamatan dikumpulkan serta dianalisis. Dari hasil analisis, peneliti dapat merefleksi diri, apakah kegiatan yang telah dilakukan 4 Jurnal Mosharafa sudah ada peningkatan, dan dimana kekurangan yang harus diperbaiki. 6. Revisi Tindakan Siklus I Dari hasil refleksi siklus I dilakukan perencanaan tindakan siklus II, Pelaksanaan tindakan silkus II, pengamatan/pengumpulan data siklus II, refleksi siklus II dan seterusnya sampai skenario pembelajaran dapat diselesaikan. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Observasi terhadap aktivitas Data tentang keaktifan belajar siswa diambil dengan lembar observasi dan dibantu oleh 2 observer. Pada penelitian ini keaktifan dinilai berdasarkan indikatorindikator yang telah ditetapkan berupa kelima pengalaman belajar dalam pendekatan saintifik yaitu mengamaati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. 2. Tes Tes yang digunakan adalah tes tertulis bentuk uraian pada setiap akhir siklus. Tes ini digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dalam ranah kognitif. Teknik Analisis Data 1. Analisis Observasi Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data kualitatif yang diperoleh dari hasil observasi tehadap siswa selama proses pembelajaran dalam pengerjaaan LAS yang telah dikembangkan, kemudian dianalisis setiap akhir pertemuan di setiap siklus. 2. Analisis Tes Data yang diperoleh dari lembar jawaban siswa dalam menyelesaikan soalsoal pada tes yang dilaksanakan di setiap akhir suatu siklus.analisis data tes dilakukan untuk mengetahui kemampuan representasi matematis siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang memuat Mosharafa, Volume 8, Nomor 3, April 2016

indikator kemampuan representasi matematis dengan tujuan untuk melihat pemahaman dan penguasaan materi matriks, setelah penggunaan LAS yang telah dikembangkan berdasarkan pendekatan saintifik sehingga diperoleh tingkat keberhasilan atau kualitas hasil belajar. Skor yang diperoleh siswa dari hasil tes dikonversi dari rentang 0 sampai dengan 100 dengan rumus: x N = 1 x100 n (1) (Rohani, 2004) Keterangan: N = Nilai x 1 = Skor yang diperoleh siswa n = Skor maksimum Hasil belajar siswa dikelompokkan menjadi dua kategori berdasarkan KKM yang telah ditentukan (KKM = 67), yaitu tuntas dan tidak tuntas. Proses pembelajaran dikatakan tuntas secara klasikal apabila hasil belajar siswa yang tuntas minimal telah mencapai 85%. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penelitian ini menghasilkan peningkatan kemampuan representasi matematis dan aktivitas siswa kelas X SMA Negeri 1 Gedung Meneng dengan menggunakan bahan ajar yang dikembangkan menggunakan pendekatan saintifik. Pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus yang masing-masing siklus pembelajaran dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan yaitu 3 kali pertemuan untuk proses pembelajaran dan 1 kali pertemuan untuk tes hasil belajar. Setiap pelaksanaan pembelajaran dimulai dengan pemberian LAS yang menyajikan berbagai masalah di kehidupan sehari-hari. Padasiklus pertama dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan dengan materi pada pertemuan pertama adalah definisi matriks, pertemuan kedua adalah ordo matriks, dan pertemuan ketiga adalah transpose dan kesamaan dua matriks. Selanjutnya pertemuan keempat dilakukan tes hasil belajar. Adapun kompetensi dasar dan indikator pembelajaran sebagai berikut: Kompetensi Dasar: 3.4 Mendeskripsikan konsep matriks sebagai representasi numerik dalam kaitannya dengan konteks nyata. 4.6 Menyajikan model matematika dari suatu masalah nyata yang berkaitan dengan matriks. Indikator: 1. Merepresentasi masalah nyata di kehidupan sehari-hari dalam bentuk matriks 2. Menentukan elemen anggota pada baris dan kolom yang terdapat pada sebuah matriks 3. Menentukan ordo sebuah matriks 4. Menentukan transpose dari sebuah matriks dari masalah nyata kehidupan sehari-hari 5. Menentukan elemen anggota matriks dari kesamaan dua matriks yang direpresentasikan dari masalah nyyata kehidupan sehari-hari. Pada siklus kedua dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan dengan materi pada pertemuan pertama adalah penjumlahan dan pengurangan dua buah matriks atau lebih. Pada pertemuan kedua dan ketiga, materi yang diajarkan adalah perkalian matriks. Selanjutnya pertemuan keempat dilakukan tes hasil belajar. Adapun kompetensi dasar dan indikator pembelajaran sebagai berikut: Kompetensi Dasar: 3.5 Mendeskripsikan operasi sederhana matriks serta menerapkannya dalam pemecahan masalah. Jurnal Mosharafa Mosharafa, Volume 8, Nomor 3, April 2016 5

4.6 Menyajikan model matematika dari suatu masalah nyata yang berkaitan dengan matriks. Indikator: 1. Menggunakan operasi penjumlahan matriks dari masalah nyata kehidupan sehari-hari 2. Menggunakan operasi pengurangan matriks dari masalah nyata kehidupan sehari-hari 3. Menggunakan operasi perkalian matriks yang direpresentasikan dari masalah nyata di kehidupan seharihari Pada akhir tiap siklus diadakan tes guna mengetahui hasil belajar siswa dalam menyelesaikan permasalahan untuk mengukur kemampuan representasi matematis. Adapun tahapan yang dilakukan pada setiap siklus dalam penelitian ini menggunakan daur spiral dengan tahapan yang meliputi permasalahan, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/pengumpulan data, dan refleksi, dan seterusnya sampai skenario pembelajaran dapat diselesaikan. Kemampuan representasi matematis siswa yang dicapai pada siklus I dan siklus II disajikan pada tabel 1 dan 2 berikut: Tabel 1. Persentase Kemampuan Representasi pada Siklus I No Indikator Jumlah % Soal Siswa 1 1. Menyajikan kembali data atau informasi ke dalam bentuk tabel. 2. Menggunakan representasi visual untuk menyelesaikan masalah. 29 29 100% 100% Rata-rata 100% 2 1. Menggunakan representasi visual untuk menyelesaikan 29 100% permasalahan/soal. 2. Menjawab soal dengan menggunakan kata-kata atau teks tertulis. 29 100% Rata-rata 100% 3 1. Menggunakan representasi visual untuk menyelesaikan 29 100% permasalahan/soal. 2. Menjawab soal dengan menggunakan kata-kata atau teks tertulis. 3 10,3% Rata-rata 55,2% 4 1. Menyajikan informasi ke dalam bentuk tabel atau gambar 22 75,9% 2. Menggunakan representasi visual untuk menyelesaikan 22 75,9% permasalahan/soal 3. Menjawab soal dengan menggunakan kata-kata atau teks tertulis. 3 10,3% Rata-rata 54% Rata-rata Kemampuan Representasi Matematis pada Siklus I 77,3% Tabel 2. Persentase Kemampuan Representasi pada Siklus II No Indikator Jumlah % Soal Siswa 1 1. Menggunakan representasi visual untuk menyelesaikan masalah. 2. Menjawab soal dengan kata-kata atau teks tertulis. 29 22 100% 75,8% Rata-rata 87,9% 2 1. Menyajikan informasi ke dalam bentuk tabel. 2. Menggunakan representasi visual untuk menyelesaikan masalah. 3. Menjawab soal dengan kata-kata atau teks tertulis. 29 29 20 100% 100% 68,9% 3 1. Menyajikan informasi ke dalam bentuk tabel. 2. Menggunakan representasi visual untuk menyelesaikan masalah. 3. Menjawab soal dengan kata-kata atau teks tertulis. 6 Jurnal Mosharafa Rata-rata 89,6% 29 100% 29 100% 20 68,9% Rata-rata 89,6% Mosharafa, Volume 8, Nomor 3, April 2016

4 1. Menyajikan informasi ke dalam bentuk tabel. 2. Menggunakan representasi visual untuk menyelesaikan masalah. 3. Menjawab soal dengan kata-kata atau teks tertulis. 23 23 19 79,3% 79,3% 65,5 Rata-rata 74,7% Rata-rata Persentase Kemampuan Matematis 85,45% Selain itu, ketuntasan hasil belajar siswa klasikal dapat dilihat pada tabel 3 berikut: Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Tes dan Ketuntasan Klasikal pada Siklus I dan II Jumlah Siswa Siswa Yang Tuntas Siswa Yang Tidak Ketuntasan Belajar Tuntas Belajar Klasikal 29 22 7 75,9% 29 25 4 86,2% Selain kemampuan representasi matematis, penelitian ini juga menghasilkan persentase aktivitas siswa yang dapat dilihat pada tabel 4 berikut: Tabel 4. Rekapitulasi Persentase Aktivitas Siswa pada Siklus I dan Siklus II Indikator Aktivitas I II Siswa mengamati gambar, membaca permasalahan yang disajikan pada LAS 95% 100% Siswa bertanya terkait hal yang belum dipahami atau diyakini kebenarannya. 88,7% 94,5% Siswa mengumpulkan informasi secara tertulis pada lembar yang telah disediakan pada LAS dengan membaca referensi lain yang relevan 86% 94,5% Siswa mengolah informasi yang telah dikumpulkan 87% 94,5% Siswa mengkomunikasikan dari hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan 55% 77,5% Rata-rata 82,3% 92,2% Pembahasan Berdasarkan hasil pengamatan pelaksanaan tindakan pada siklus I, secara keseluruhan aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar yang dikembangkan dengan pendekatan saintifik, siswa banyak melakukan aktivitas mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, dan mengasosiasi. Akan tetapi, masih sedikit siswa yang turut berpatisipasi mengkomunikasikan hasil diskusi kelompok secara tertulis. Namun, pada kegiatan mengkomunikasikan di setiap pertemuan terjadi kenaikan meskipun sedikit. Siswa yang pada petemuan sebelumnya tidak ikut serta dalam menyumbangkan ide atau pendapat tetapi pada pertemuan berikutnya siswa tersebut sudah mulai berani dan turut berpartisipasi dalam mengkomunikasikan secara tertulis dari hasil diskusi kelompok. Selain itu, berdasarkan hasil tes pada siklus I diperoleh bahwa kemampuan representasi matematis siswa sebesar 77,3% dimana lebih dari 80% siswa telah mampu menggunakan kemampuan representasi matemattis untuk indikator menyajikan informasi ke dalam bentuk tabel atau gambar, dan menggunakan representasi visual untuk menyelesaikan permasalahan/soal. Namun, hanya 10,3% siswa yang memunculkan kemampuan representasi matematis dengan indikator menjawab soal dengan kata-kata atau teks tertulis. Kemudian, pada penyelesaian soal nomor 4 terdapat 22 siswa yang menyelesaikan soal nomor 4 yang diantaranya hanya 3 orang saja yang mampu melanjutkan kemampuan representasi matematis dengan indikator Jurnal Mosharafa Mosharafa, Volume 8, Nomor 3, April 2016 7

menjawab soal dengan kata-kata attau teks tertulis. Selain itu, terdapat 7 siswa yang tidak mampu menyelesaikan permasalahan/soal nomor 4. Hal inilah yang mengakibatkan hasil belajar ketujuh orang tersebut tidak dapat mencapai nilai KKM karena skor mentah yang diperoleh untuk keempat soal menjadi kecil. Selanjutnya dari hasil pengamatan tindakan pada siklus II, secara keseluruhan proses pembelajaran dengan menerapkan bahan ajar yang dikembangkan menggunakan pendekatan saintifik terjadi peningkatan aktivitas siswa, terutama yang paling terlihat peningkatan pada aktivitas mengkomunikasikan. Besarnya peningkatan kegiatan mengkomunikasikan tersebut adalah 22,5%. Hal ini terjadi karena dari hasil observasi peneliti dan observer, siswa telah terbiasa menyumbangkan ide, pendapat, dan saran untuk berdiskusi di dalam kelompoknya guna menarik kesimpulan sebagai hasil diskusi dengan menggunakan bahasa mereka sendiri. Selain terjadi penigkatan dalam aktivitas siswa, dari hasil pengamatan siklus II, kemampuan representasi matematis. Sebagian besar siswa telah mampu menggunakan indikator kemampuan representasi matematis yaitu menyajikan informasi ke dalam bentuk tabel dan menggunakan representasi visual untuk menyelesaikan permasalahan/soal. Selain itu, untuk indikator kemampuan representasi matematis yakni menjawab soal dengan kata-kata atau teks tertulis teradi peningkatan pada siklus II yang dapat dilihat dari hasil jawaban siswa pada tes yang diberikan. Hal ini dapat dikatakan sebagai hasil dari penggunaan bahan ajar yang dikembangan menggunakan pedekatan saintifik dan bimbingan atau motivasi, sebagai refleksi dari siklus I. Secara keseluruhan kemampuan 8 Jurnal Mosharafa represntasi matematis siswa meningkat sebesar 8,15%. Berkaitan dengan meningkatnya kemampuan representasi matematis siswa, dapat juga dilihat relasi antara meningkatnya kemampuan representasi matematis denngan hasil belajar siswa. Besarnya peningkatan hasil belajar siswa tersebut merupakan dampak dari kemampuan representasi matematis yang telah dimanfaatkan oleh siswa guna membantu penyederhanaan terlebih lagi penyelesaian masalah yang diberikan. Adapun besarnya peningkatan ketuntasan belajar siswa secara klasikal adalah 10,1% Dengan demikian, ketuntasan belajar siswa pada siklus II secara klasikal telah mencapai 86,2%. Hal ini dikarenakan siswa sudah mulai terbiasa dengan pembelajaran dengan enggunakan bahan ajar yang dikembangkan dengan pendekatan saintifik dan sudah mulai terbiasa dengan diskusi kelompok, sehingga mereka bisa saling berdiskusi dan berbagi pengetahuan dengan teman sekelompoknya dalam menyelesaikan masalah-masalah yang diberikan. Sebagai hasil analisis data pada siklus I dan II dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran menjadi lebih baik, siswa berpartisipasi lebih aktif dalam proses pembelajaran dan mereka dapat mengungkapkan ide-ide mereka dalam berdiskusi. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas siswa di setiap pertemuan yang semakin meningkat. Selain itu siswa sudah dapat menyelesaikan masalah-masalah di kehidupan sehari-hari dengan menyederhanakan permasalahan tersebut untuk dapat diselesaikan, denngan bantuan menggunakan kemampuan representasi matematis. Hampir semua siswa dapat merespon permasalahan yang diberikan dengan cara mereka sendiri dalam hal pembuatan tabel, dilanjutkan dengan penyelesaian secara lajabar dan teks Mosharafa, Volume 8, Nomor 3, April 2016

tertulis, yang merupakan salah satu keunggulan dari menggunakan bahan ajar yang dikembangakan menggunakan pendekatan saintifik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam menyelesaikan masalah yang diberikan pada materi matriks adalah dengan meningkatkan kemampuan representasi matematis sebagai bantuan penyederhanan penyelesaian masalah yang diberikan serta dengan meningkatkan aktivitas siswa melalui kegiatan mengamati, bertanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Hal ini dapat dikatakan bahwa bahan ajar yang dikembangkan menggunakan pendekatan saintifik dapat meningkatkan aktivitas dan kemampuan represntasi matematis siswa. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian di SMA Negeri 1 Gedung Meneng pada Kelas X2 dapat disimpulkan bahwa: 1. Bahan ajar matriks yang dikembangkan menggunakan pendekatan saintifik dapat meningkatkan aktivitas siswa yang dapat dilihat dari besarnya peningkatan aktivitas siswa tersebut sebesar 9,9%. 2. Bahan ajar matriks yang dikembangkan menggunakan pendekatan saintifik dapat meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa yang dapat dilihat dari besarnya peningkatan kemampuan tersebut sebesar 8,15% yang diiringi juga dengan meningkatnya hasil belajar siswa secara klasikal sebesar 10,3%. Saran Berdasarkan hasil penelitian, peneliti dapat menyarankan hal-hal berikut: Jurnal Mosharafa 1. Bagi guru matematika Hasil dari pengembangan bahan ajar dengan pendekatan saintifik dapat digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sebagai informasi bagi guru matematika dalam menentukan pendekatan pembelajaran matematika pada materi matriks. 2. Bagi siswa Sebagai pengalaman baru bagi siswa dalam pembelajaran matematika untuk mencapai pembelajaran yang bermakna. 3. Bagi sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan di sekolah khususnya mata pelajaran matematika dan mata pelajaran lain. 4. Bagi peneliti Diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengembangkan bahan ajar menggunakan pendekatan saintifik untuk materi lain. DAFTAR PUSTAKA NCTM. (2000). Principles and Standards for Schools Mathematics. USA : Reston. V.A Pitadjeng. (2005). Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan. Semarang: Depdiknas Dirjen Dikti. Rohani, A. (2005). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Suhardjono. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Tandililing, E. (2011). Peningkatan Pemahaman dan Komunikasi Matematis Serta Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah atas Melalui Strategi PQ4R dan Bacaan Refutation Text (Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan Indonesia). Mosharafa, Volume 8, Nomor 3, April 2016 9

RIWAYAT HIDUP PENULIS Siti Ramziah, M.Pd. Lahir di Palembang, 17 Februari 1988. Staf pengajar di SMAN 1 Banjar Margo Kab. Tulang Bawang Lampung. Studi S1 Pendidikan Matematika Universitas PGRI Palembang, lulus tahun 2009; dan S2 Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya, Palembang, lulus tahun 2012. 10 Jurnal Mosharafa Mosharafa, Volume 8, Nomor 3, April 2016