HUBUNGAN PENGGUNAAN KB SUNTIK DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA WANITA USIA 30-50 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUTUSSIBAU UTARA KALIMANATAN BARAT Venny Vidayanti INTISARI Latar Belakang : Program Keluarga Berencana semakin berkembang dan semakin diterima di masyarakat. Ini tercermin dari semakin meningkatnya angka keikutsertaan dalam ber-kb dan pertumbuhan penduduk yang mulai tertata. Berbagai jenis alat kontrasepsi yang banyak digunakan yaitu salah satunya kontrasepsi suntikan yang lebih efektif dalam mencegah kehamilan bila di suntikkan setiap 1 bulan, 2 bulan dan 3 bulan sesuai dengan jenis suntikan. Keuntungan dari kontrasepsi suntik diantaranya yaitu tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri, tidak diperlukan pemeriksaan dalam, pencegahan kehamilan jangka panjang dan klien tidak perlu menyimpan obat suntik. Metode kontrasepsi suntik juga memiliki efek samping yaitu salah satunya akseptor KB mengalami peningkatan berat badan. Peningkatan berat badan yang tidak terkontrol dapat menyebabkan obesitas. Tujuan : Diketahuinya hubungan penggunaan KB suntik dengan kejadian obesitas pada wanita usia 30-50 tahun di Puskesmas Putussibau Utara. Metode Penelitian : Desain penelitian adalah cross sectional. Hasil di olah menggunakan Uji korelasi Pearson-Product Moment (Korelasi Phi). Subjek penelitian adalah wanita pengguna KB suntik yang berusia 30-50 tahun antara bulan Februari 2012 s.d bulan Maret 2012. Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan KB suntik 1 bulan terdapat 18,7 % (9 responden) wanita usia 30-50 yang mengalami obesitas dan pada KB suntik 3 bulan ada 41,6 % (20 responden) yang mengalami obesitas. Perhitungan dilakukan dengan Uji korelasi Pearson-Product Moment (Korelasi Phi). Berdasarkan besarnya nilai signifikasi (P.value) yang besarnya 0,000 dimana nilai tersebut lebih kecil dari α = 0.05 (P.value < α) maka Ha di terima. Kesimpulan : Terdapat hubungan penggunaan KB suntik dengan kejadian obesitas pada wanita usia 30-50 tahun Kata kunci : pengguna KB suntik, kejadian obesitas
CORRELATION BETWEEN THE USE OF CONTRASEPTIVE INJECTION AND OBESITY AMONG WOMEN AGED 30-50 YEARS IN THE WORK AREA OF PUSKESMAS PUTUSSIBAU UTARA, KALIMANATAN BARAT Venny Vidayanti ABSTRACT Background: The family planning program is getting more widely accepted by the society, it is reflected by the increase of family planning participation and the better controlled population growth. Many different kinds of contraceptives are used and one of them is the injection contraceptive, which is considered more effective in preventing pregnancy if injected every month, every two months, and every three months depending on the type of injection. The benefit of injection contraceptive includes minimal impact on sexual intercourse, no need for internal medical examination, long term contraceptive capability, and no need for the clients to store injection materials. However, the injection method has a side effect, which is weight gain, and an uncontrolled weight gain can cause obesity. Aim: Determining the correlation between the use of injection contraceptive and obesity occurrence among women aged 30-50 years at Puskesmas Putussibau Utara. Method of Research: The research was carried out at Puskesmas Putussibau Utara, Kalimantan Barat. The research design was cross sectional research. The result is processed using the pearson-product moment (Phi correlation) correlation test. The research subjects are women aged 30-50 years from February until March. Results: The result of this research shows that the use of 1-month injection contraceptive carries a risk of obesity on 17.7% (9 respondents), 9 women aged 30-50 experienced obesity, and the use of 3-month injection contraceptive affects 41.6% (20 respondents) who experienced obesity. The calculation is carried out using the pearson-product moment (Phi correlation) correlation test. Based on the significance value (P. value) which reaches 0,000 in which the value is smaller than α = 0.05 (P.value< α), thus Ha is accepted. Conclusion: There is a significant correlation between the use of injection contraceptive and obesity incidence on women aged 30-50 years. Keywords: Injection contraceptive users, obesity incidence A. PENDAHULUAN Program Keluarga Berencana Nasional dalam kurun waktu tiga dasawarsa telah mencapai keberhasilan yang cukup menggembirakan. Hal ini ditandai dengan semakin diterimanya norma keluarga kecil sebagai bagian dari tata kehidupan masyarakat, yang tercermin dari semakin meningkatnya angka kesertaan ber-kb, mengecilnya rata-rata jumlah anak yang dimiliki keluarga, menurunnya angka kematian ibu, bayi dan anak, serta menurunnya angka pertumbuhan penduduk. Dengan adanya program Keluarga Berencana (KB), pertumbuhan penduduk mulai tertata dan harus lebih dikembangkan lagi. Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2010, dilaporkan Badan Pusat Statistik (BPS) terdapat jumlah penduduk Indonesia berjumlah 237,6 juta jiwa. Di bandingkan dengan 10 tahun sebelumnya pada tahun 2000 berjumlah 206,2 juta jiwa. Ini terlihat pertumbuhan penduduk Indonesia menunjukkan peningkatan sebesar 31,4 juta jiwa. (1)
Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu usaha penanggulangan masalah Kependudukan. (BKKBN, 2008). Persentasi peserta KB terhadap pasangan usia subur kepesertaan terhadap KB merupakan upaya untuk memberikan pelayanan kesehatan secara makro bagi ibu dan anak. Jumlah penduduk di Kecamatan Putussibau Utara pada tahun 2011 yaitu 23.117 jiwa. Keseluruhan pengguna alat kontrasepsi berjumlah 2.913 orang. Dari ketujuh alat kontrasepsi yang digunakan terdapat jumlah dengan pecapaian yang tertinggi pada kontrasepsi suntik yang mencapai 1.607 peserta. Diurutan tengah terdapat penggunaan kontrasepsi implant sebanyak 143 peserta. Dan pada urutan terendah adalah penggunaan kondom yang berjumlah 62 orang, sementara tidak ada keikutsertaan peserta laki-laki pada Metode Operasi Pria (MOP). KB suntikan merupakan pilihan yang sangat efektif untuk mencegah kehamilan bila di suntik setiap 1 bulan, 2 bulan atau 3 bulan sesuai dengan jenis suntik KB. Kontrasepsi suntik memiliki keuntungan di antaranya yaitu tidak berpengaruh pada hubungan suamiistri, tidak diperlukan pemeriksaan dalam, pencegahan kehamilan jangka panjang, klien tidak perlu menyimpan obat suntik, tidak memiliki pengaruh terhadap ASI, dan resiko terhadap kesehatan kecil. Metode kontrasepsi suntik juga memiliki efek samping peningkatan berat badan, gangguan haid, sakit kepala, hypertensi dan rasa tidak nyaman lainnya. Pada kontrasepsi suntik, menurut para ahli, bisa terjadi penambahan berat badan karena merangsang pusat pengendali nafsu makan di Hipotalasmus yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari biasanya. Sehingga penggunaan kontrasepsi suntik sering mengeluhkan adanya penambahan berat badan. (3) Banyak definisi untuk menyatakan kegemukan atau obesitas yang dapat di tentukan secara klinis dan beberapa pengukuran antropometri atau menentukan obesitas, salah satunya adalah perhitugan Indeks Masa Tubuh (IMT) yang merupakan penentun berat badan sehat yang sekarang ini banyak digunakan dan berlaku untuk orang dewasa yang berumur diatas 18 tahun. (7) Berdasarkan studi pendahuluan di Puskesmas Putussibau Utara pada bulan Desember 2011, data yang didapatkan peneliti yaitu rata-rata wanita dewasa yang berumur 30-50 tahun yang sudah berkeluarga menggunakan metode kontrasepsi suntik. Berdasarkan pencatatan di Puskesmas, dalam1 tahun terdapat kurang lebih 531 ibu yang menggunakan KB suntik di wilayah putussibau kota. Sementara dari informasi yang didapatkan peneliti dari salah satu bidan di ruang tersebut untuk angka kejadian obesitas tidak didapatkan angkanya secara absolut, tapi bisa di lihat dari buku catatan berkunjung pasien ke Puskesmas untuk melihat angka berat badan yang jauh berbeda secara signifikan dari pasien lainya yang sesuai dengan kriteria peneliti. Berkenaan dengan hal tersebut, dari hasil studi pendahuluan yang di dapatkan di atas peneliti tertarik untuk meneliti tingkat kejadian kegemukan atau obesitas yang dialami oleh wanita dewasa yang berumur 30-50 tahun yang sudah berkeluarga dengan penggunaan metode kontrasepsi suntikan. Alasan peneliti mengambil umur 30-50 tahun yaitu karena dalam rentang umur tersebut kebanyakan wanita sudah memiliki keturunan dan menggunakan alat kontrasepsi, salah satu kontrasepsi yang banyak digunakan wanita yaitu kontrasespi jenis suntikan yang berguna untuk menjarangkan kehamilan maupun untuk berhenti dalam bereproduksi. B. METODOLOGI PENELITIAN 1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan metode cross sectional, yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach). Artinya, tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali
saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan. (17) 2. Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti. (4) Populasi pada penelitian ini yaitu semua wanita yang menggunakan KB suntik selama 1 tahun didapat 531 orang yang tercatat di Puskesmas Putussibau Utara. b. Sampel Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. (4) Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini dengan purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu yang tidak melakukan generalisasi. (6) Sampel yang peneliti gunakan yaitu PUS pengguna KB suntik yang berumur 30-50 tahun, yang melakukan pelayanan kontrasepsi suntikan di Puskesmas Putussibau Utara 3. Definisi Operasional Variabel a. Penggunaan KB suntik Penggunaan KB suntik adalah cara mencegah kehamilan dengan hormon yang disuntikkan ke akseptor KB suntik dalam jangka waktu tertentu. Cara pengukurannya yaitu dengan melihat buku catatan berkunjung akseptor pengguna KB suntik ke Puskesmas Putussibau Utara. Skala yang dipakai adalah skala nominal Parameternya adalah : 1) suntik KB kombinasi (1 bulan) 2) suntik KB progestin (2 bulan dan 3 bulan) b. Obesitas Obesitas adalah keadaan dimana individu memiliki berat badan yang lebih berat dibandingkan berat badan idealnya yang disebabkan terjadinya penumpukan lemak ditubuhnya. Cara pengukurannya yaitu dengan melihat catatan rekam medis pengguna KB suntik. Skala yang digunakan yaitu skala ordinal. Parameternya adalah : 1) Obesitas 2) Tidak obesitas 4. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument. Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi yang mampu mengukur apa yang diinginkan, dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara cepat. Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. (2) Pada penelitian ini penguji tidak menggunakan uji validitas dan reliabilitas dikarenakan instrument yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan instrument timbangan dan meteran yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya dan untuk lembar observasi menggunakan pertanyaan tertutup yang tidak perlu dilakukan uji validitas karena pernyataan yang diberikan sudah sesuai dengan data yang ingin di dapatkan. 5. Analisis Data
a. Analisa Univariat Analisis Univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. (4) Analisis Univariat yang digunakan untuk mendapatkan gambaran distribusi responden yaitu dengan cara membuat tabel distribusi frekuensi, kemudian dianalisis secara deskriptif dengan menguraikan secara rinci. P = F/N x 100% Keterangan : P = presentase F = frekuensi N = jumlah responden b. Analisa Bivariat Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang di duga berhubungan atau berkorelasi, (4) dimana dalam variabel peneliti ini untuk mengetahui ada hubungan penggunaan KB suntik dengan kejadian obesitas pada wanita usia 30-50 tahun atau tidak ada hubungan penggunaan KB suntik dengan kejadian obesitas pada wanita usia 30-50 tahun. Uji korelasi pearson-product moment (korelasi Phi) merupakan cara yang cocok dan sesuai untuk melihat hubungan antara kedua variabel dengan rumus : r = N. X.Y - X. Y {N X 2 -( X) 2 }{N Y 2 -( Y) 2 } Keterangan : X : Sebagai data-data dari variabel independent/variabel bebas Y : Sebagai data-data dari variabel dependent/variabel terikat (5) C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Univariat Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Suntikan Di Wilayah Kerja Puskesmas Putussibau Utara, Tahun 2012 Jenis suntikan frekuensi Persentase (%) 1 bulan 25 52,1 % 3 bulan 23 47,9 % Total 48 100 % Sumber : Data Primer diolah, 2012
Tabel 4.1 untuk distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis suntikan. Pada Penelitian ini terdapat 52,1 % (25 responden) yang menggunakan jenis suntikan 1 bulan dan 47,9 % (23 responden) yang menggunakan jenis suntikan 3 bulan. Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Kejadian Obesitas Di Wilayah Kerja Puskesmas Putussibau Utara, Tahun 2012. Jenis Suntikan Kategori Total Tidak Obes Obes F (%) F (%) 1 bulan 16 33,3 % 9 18,7 % 25 3 bulan 3 6,25 % 20 41,6 % 23 Total 19 39,6 % 29 60,4 % 48 Sumber : Data Primer diolah, 2012 Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa pada jenis suntikan 1 bulan ada 18,7 % (9 responden) yang mengalami obesitas dan 33,3 % (16 responden) tidak mengalami obesitas. Pada kontrasepsi jenis suntikan 3 bulan ada 41,6 % (20 responden) mengalami obesitas dan responden yang tidak mengalami obesitas sebesar 6,25 % (3 responden). Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Dan Kategori Obesitas Di Wilayah Kerja Puskesmas Putussibau Utara, Tahun 2012. Umur Kategori Total (%) Obesitas (%) Tidak Obes (%) 30-34 12 24,99 % 10 20,84 % 22 45,83 % 35-39 11 22,90 % 4 8,33 % 15 31,23 % 40-44 2 4,16 % 1 2,08 % 3 6,24 % 45-49 4 8,33 % 4 8,33 % 8 16,66 % Total 29 60,38 % 19 39,58 % 48 100 % Sumber : Data Primer diolah, 2012 Berdasarkan tabel 4.3, didapat hasil tertinggi kejadian obesitas didalam rentang umur 30-34 tahun yaitu sebesar 24,99 % (12 responden) sedangkan persentase terendah kejadian obesitas ada dalam rentang umur 40-44 tahun didapat hasil 4,16 % (2 responden) yang mengalami obesitas. Begitu juga dengan persentase tertinggi yang tidak mengalami obesitas terdapat dalam rentang umur 30-34 tahun yaitu didapat 20,84 % (10 responden) dan persentase terendah yang tidak mengalami obesitas ada dalam rentang umur 40-44 tahun yaitu sebesar 2,08 % (1 responden). 2. Bivariat
Tabel. 4.4. Analisis Hubungan Antara Penggunaan KB Suntik Dengan Kejadian Obesitas Pada Wanita Usia 30-50 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Putussibau Utara, Kalimantan Barat, Tahun 2012. Jenis suntikan kategori total α P-value Tidak Obes Obes F (%) F (%) 1 bulan 16 33,3 % 9 18,7 % 25 3 bulan 3 6,25 % 20 41,6 % 23 0.05 0,000 Total 19 39,6 % 29 60,4 % 48 Sumber : Data Primer diolah, 2012 Dari tabel 4.4 di atas dapat di lihat hasil tabel silang pada penggunaan jenis suntikan 1 bulan terdapat jumlah 9 responden (18,7 %) yang mengalami obesitas. Begitu pula pada jenis suntikan 3 bulan di dapat 20 responden (60,4 %) yang obesitas. Dari tabel 4.4 juga di dapat hasil analisis hubungan penggunaan KB suntik dengan kejadian obesitas. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara penggunaan KB suntikan dengan kejadian obesitas digunakanlah Uji korelasi pearson-product moment (korelasi Phi). Berdasarkan besarnya nilai signifikasi (P.value) yang besarnya 0,000 dimana nilai tersebut lebih kecil dari α = 0.05 (P.value < α) maka Ho (tidak terdapat hubungan) di tolak, sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan penggunaan KB suntik dengan kejadian obesitas. Hasil analisis ini mendukung hipotesis penelitian. D. PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian Penggunaan KB Suntik Hasil analisis dari penelitian terdapat 48 akseptor KB suntik selama waktu penelitian diantaranya 52,1 % (25 responden) menggunakan jenis KB suntikan 1 bulan dan 47,9 % (23 responden) untuk KB suntikan yang 3 bulan. Hasil ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menggunakan jenis KB suntik 1 bulan di bandingkan KB suntik 3 bulan. 2. Hasil Penelitian Tentang Obesitas Hasil analisis dari penelitian yang peneliti dapatkan bahwa pada jenis suntikan 1 bulan ada 18,7 % (9 responden) yang mengalami obesitas dan 33,3% (16 responden) tidak mengalami obesitas. Pada kontrasepsi jenis suntikan 3 bulan ada 41,6 % (20 responden) mengalami obesitas dan responden yang tidak mengalami obesitas sebesar 6,25 % (3 responden). Jumlah keseluruhan responden yang obesitas yaitu sebanyak 29 responden (60,4 %) dari 48 responden yang menggunakn KB suntik. Penelitian ini di dapat hasil reponden yang menggunakan jenis KB suntik 3 bulan lebih banyak mengalami obesitas di bandingkan dengan responden yang menggunakan KB suntikan 1 bulan dimana efek samping KB suntik 3 bulan, Depomedroksi Progesterone Acetat (DMPA) merangsang pusat pengendali nafsu makan di hipotalasmus, yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak daripada biasanya. Sehingga sering dikeluhkan adanya penambahan berat badan. 3. Hubungan Penggunaan KB Suntik Dengan Kejadian Obesitas Hasil analisis hubungan antara penggunaan KB suntik dengan kejadian obesitas pada wanita usia 30-50 tahun dapat dilihat dari uji korelasi pearson-product moment (korelasi Phi). Berdasarkan besarnya nilai signifikasi (P.value) yang besarnya 0,000
dimana nilai tersebut lebih kecil dari α = 0.05 (P.value < α) maka Ho (tidak terdapat hubungan) di tolak, sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan penggunaan KB suntik dengan kejadian obesitas. Hasil penelitian ini menunjukkan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini ada hubungan antara penggunaan KB suntik dengan kejadian obesitas pada wanita usia 30-50 tahun di terima. Jadi, terdapat hubungan antara penggunaan KB suntik dengan kejadian obesitas pada wanita usia 30-50 tahun. Pada penelitian ini didapat hasil kategori obesitas dari responden yaitu sejumlah 18,7 % (9 responden) yang mengalami obesitas pada penggunaan KB suntikan 1 bulan, dan sebanyak 41,6 % (20 responden) yang mengalami obesitas pada akseptor KB suntik 3 bulan. E. KESIMPULAN 1. Akseptor KB suntik yang berumur 30-50 tahun berjumlah 48 akseptor. Terdapat 25 akseptor KB suntik 1 bulan dan 23 akseptor KB suntik 3 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Putussibau Utara, Kalimantan Barat. 2. Didapat hasil penelitian akseptor KB suntik yang berumur 30-50 tahun terdapat 29 akseptor (60,4 %) yang mengalami obesitas dari keseluruhan 48 akseptor KB suntik selama satu bulan waktu penelitian di Wilayah Kerja Puskesmas Putussibau Utara, Kalimantan Barat. 3. Terdapat hubungan antara penggunaan KB suntik pada wanita usia 30-50 tahun dengan kejadian obesitas di Wilayah Kerja Puskesmas Putussibau Utara, Kalimantan Barat dan keeratan hubungan yang agak rendah antara penggunaan KB suntik yang berumur 30-50 tahun dengan kejadian obesitas. Contingency coeffisien 0,521. (besarnya nilai contingency coeffisien 0,400 sampai dengan 0,600 interpretasinya adalah agak rendah).