BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, dunia perfilman telah mengalami perkembangan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.

2015 ANANLISIS NILAI MORAL PAD A TOKOH UTAMA RED A D ALAM FILM LE GRAND VAJAGE(LGU) KARYA ISMAEL FERROUKHI

I. PENDAHULUAN. lain, sehingga orang lain mengetahui informasi untuk memenuhi kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. pikirannya. Baik diungkapkan dalam bentuk bahasa lisan maupun bahasa. informasi, gagasan, ide, pesan, maupun berita.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dan penyimpangan terhadap kaidah di dalam interaksi lingual itu.

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO

BAB I PENDAHULUAN. komunikator kepada komunikan. Pesan tersebut dapat berupa pikiran, ide,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. tidur sampai tidur lagi, bahkan bermimpi pun manusia berbahasa pula.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

ANALISIS TINDAK TUTUR PADA DIALOG BUKU CATATAN SEORANG DEMONSTRAN SOE HOK GIE SUTRADARA RIRI REZA

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan media komunikasi massa yang membawa pesan yang berisi gagasan

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA WACANA OPERA VAN JAVA DI TRANS 7

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama.

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA WACANA KHOTBAH SALAT TARAWIH DI DESA TLOBONG KABUPATEN KLATEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. kaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka adalah langkah yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ghyna Amanda Putri, 2013

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J. L.

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya aktivitas masyarakat dengan berbagai kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah penerima informasi atau berita dari segala informasi

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan sebuah alat komunikasi. Alat komunikasi tersebut digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

BAB I PENDAHULUAN. Berbahasa merupakan aktivitas sosial bagi manusia. Seperti aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor hakiki yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pertelevisian ditandai dengan banyaknya jenis acara yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Shindy Grafina Callista, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

BAB I PENDAHULUAN. dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sikap terhadap apa yang dituturkannya. kegiatan di dalam masyarakat. Bahasa tidak hanya dipandang sebagai gejala

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB I PENDAHULUAN. Pragmatik memiliki lima bidang kajian salah satunya deiksis. berarti penunjukan atau hal petunjuk dalam sebuah wacana atau tuturan.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah arsip sosial yang menangkap jiwa zaman (zeitgeist) saat itu.

BAB I PENDAHULUAN. dari kelompok bermain (0-4 tahun) dan Taman Kanak-kanak (4-6 tahun).

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal

ERIZA MUTAQIN A

BAB I PENDAHULUAN. Levinson (1987: 60) disebut dengan FTA (Face Threatening Act). Menurut Yule

BAB I PENDAHULUAN. dari pembicaraan orang dan umumnya mengenai objek-objek dan kejadiankejadian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan produk dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan. wacana. Tindak tutur dapat pula disebut tindak ujar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam berkomunikasi manusia

BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur (speech art) merupakan unsur pragmatik yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

BAB I PENDAHULUAN. negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki fungsi: (a) lambang

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 9 GEMOLONG SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Menurut Chaer (2007) tuturan dapat diekspresikan melalui dua

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkaitan erat dengan berbagai aspek kehidupan. Menurut Undang-Undang No. 33 Tahun

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar

BAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi bahasa, baik dia bertindak sebagai. sebuah tuturan dengan maksud yang berbeda-beda pula.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan. Seperti yang dinyatakan (Sumarlam, 2008:1) Sarana yang

BAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Suatu kenyataan bahwa manusia mempergunakan bahasa sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi menggunakan simbol-simbol vokal

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring berjalannya waktu, dunia perfilman telah mengalami perkembangan yang pesat saat ini. Film juga telah memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat. Selain sebagai cermin pencitraan akan suatu budaya, kehidupan sosial, dan pariwisata pada suatu tempat. Film atau gambar bergerak tentu saja menghasilkan suara yang menghidupkan gambar tersebut, suara tersebut bisa berupa musik, ujaran, dan dialog percakapan yang diucapkan oleh dua orang atau lebih. Dialog, adegan, dan lokasi yang ditampilkan dalam film sedemikian rupa, memberikan gambaran atau realitas hidup kepada para penikmatnya sehingga orang-orang bisa menggunakannya sebagai sarana informasi hingga media pembelajaran dalam dunia pendidikan. Berkaitan dengan dunia pendidikan, film memiliki peran dengan kontribusi yang cukup banyak dalam kegiatan pembelajaran. Bagi linguis, film merupakan suatu bentuk media audio-visual yang dapat digunakan oleh pengajar dalam mengajarkan ilmu bahasa, khususnya bahasa asing. Mendapatkan film berbahasa asing untuk dijadikan sebuah media pembelajaran bahasa itu tidaklah mudah, salah satunya film berbahasa Perancis. Bahasa memegang peranan yang penting sebagai alat komunikasi. Bahasa merupakan media yang menghubungankan manusia dalam melakukan interaksi sosialnya. Ohoiwutun (1996 :14) dalam buku Sosiolinguistik mengungkapkan bahasa sebagai komunikasi 1

antar-makhluk manusia, yang dicirikan dengan penggunaan simbol-simbol lisan atau tertulis secara acak (arbitrer) sesuai makna yang telah diterima masyarakat penutur. Bahasa juga dianggap sebagai salah satu bentuk pengetahuan, yaitu bentuk pemikiran dan pemahaman (cognition). Seiring waktu, manusia menggunakan bahasa sebagai bentuk verbal dari isi pikirannya untuk mengekspresikan, mengungkapkan maksud, gagasan, pikiran, emosi, perasaan, dan pendapat orang lain. Dalam film, kesesuaian verbalisasi pemikiran ini tampak pada penggunaan dialog yang merupakan hal mutlak untuk diperhatikan, bagaimana jalan cerita, pesan yang disampaikan, serta kata-kata yang digunakan. Bahasa yang digunakan dalam ujaran atau kalimat percakapan tersebut merupakan gabungan dari kata-kata. Dengan penggunaan bahasa (misalnya bahasa lisan, tulisan, maupun isyarat), setiap orang bisa melakukan suatu komunikasi dan kontrak sosial. Bahasa dapat dikaji melalui dua dimensi, yakni dimensi penggunaan dan dimensi struktur. Dimensi pemakaian bahasa menjadi kepedulian berbagai bidang studi, antara lain, kesusasteraan, komunikasi, retrorika, sosiologi, ilmu politik, dan psikologi. Apa yang dikatakan manusia, apa yang dikatakan tentang pemikiran mereka, dan apa yang dimaksudkan dengan dituturkan atau yang ditulis oleh mereka adalah hal-hal yang dikaji dalam kajian pemakaian bahasa itu sendiri (Ohoiwutun, 1996 :14) Dimensi pemakaian bahasa ini merupakan kajian dan kritik sastra, studi tentang sejarah, dan perubahan makna kata dan deskripsi tentang faktor-faktor sosial yang mempengaruhi tingkah tutur. Hal ini juga termasuk ke dalam bidang retrorika yakni studi tentang teknik bagaimana bahasa dapat mempengaruhi tingkah laku. Tingkah laku 2

inilah yang merupakan wujud dari bahasa. Dalam proses komunikasi, terjadi suatu proses yang terdiri dari peristiwa tutur (speech event) dan tindak tutur (speech act) dalam sebuah situasi pembicaraan (speech situation) yang melibatkan ujaran dari pembicara kepada penyimak dan sebaliknya. Dalam menelaah tindak ujar ini, ungkapan atau ucapan merupakan hal yang harus dianggap penting. Suatu ujaran tidak memiliki makna absolut akan tetapi dapat diinterpretasikan secara berbeda bila diaplikasikan dalam situasi yang berbeda pula. Oleh karena itu, tindak tutur masuk kepada telaah umum mengenai bagaimana caranya konteks mempengaruhi cara seseorang dalam menafsirkan kalimat disebut dengan analisis pragmatik yang merupakan cabang ilmu linguistik dan mengkaji aspek bahasa dari aspek pemakaian aktualnya. Bahasa tidak hanya berkaitan dengan ilmu pragmatik. Selain itu, dalam pemakaian bahasa, terdapat suatu aspek kebudayaan yang merupakan bagian dari bahasa yang mampu mencerminkan jati diri dari masyarakat penutur atau pembicara bahasa tersebut, dari konteksnya yang aktual ini berkaitan erat dengan kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Manusia sebagai makhluk sosial terbentuk dan dibedakan dengan rupa-rupa serta kemajemukan dari adat kebiasaan yang mereka bentuk demi kelangsungan hidup individu atau kelompok serta untuk pengabadian dan perkembangan teknologi, pengetahuan, serta kepercayaan. Dalam sudut pandang perfilman, film tentu saja merupakan salah satu media yang mampu menampilkan aspek kebudayaan suatu negara dengan kuat. Sebab film tidak hanya dilihat, tetapi juga didengar dan dirasakan. Kebudayaan yang terdapat pada tiap negara tentunya berbeda-beda. Dengan mempelajari kebudayaan suatu negara, hal 3

tersebut dapat menimbulkan rasa ketertarikan individu untuk mempelajari bahasa negara tersebut. Bahasa dan kebudayaan selalu terealisasi secara tumpang tindih, yakni aspek pikiran dan cara pikir, dan hal ini dapat terlihat dalam proses pembelajaran bahasa kedua atau bahasa asing. Ketumpang-tindihan ini juga dapat terjadi secara tripartit (ketiga aspek bertumpang-tindih secara serentak): bahasa pikiran kebudayaan (Ohoiwutun, 1996 : 79). Dengan mempelajari bahasa asing, secara tidak langsung pembelajar dapat mengetahui sisi kebudayaan negara tersebut. Kebudayaan merupakan aspek pengenalan lebih jauh bagi seorang pembelajar bahasa, meliputi kehidupan sehari-hari yang turuntemurun berlangsung dalam masyarakat tersebut. Kebiasaan sehari-hari yang tercermin pada film juga merupakan bentuk bentuk kebudayaan yang tentu saja menambah daya tarik pembelajar untuk menguasai bahasa tersebut. Kebudayaan suatu negara dapat muncul dalam bentuk yang beragam, salah satunya adalah dalam bidang kuliner atau gastronomi. Scarpato mengemukakan, dua ratus tahun yang lalu, kemudian kata gastronomi kembali muncul di Perancis pada puisi yang dikarang oleh Jacques Berchoux pada tahun 1804. Sejak saat itu, kata gastronomi ini berkembang dan masih sulit untuk didefinisikan (Hjalager dan Richards, 2001: 52). Gastronomi adalah studi dan apresiasi terhadap semua makanan dan minuman. Selain itu, gastronomi juga mencakup pengetahuan mendetail mengenai makanan dan minuman nasional dari berbagai negara besar di seluruh dunia. Peran gastronomi adalah sebagai landasan untuk memahami bagaimana makanan dan minuman digunakan dalam 4

situasi-situasi tertentu. Aspek gastronomi mampu membangun sebuah gambaran dari persamaan atau perbedaan, pendekatan atau perilaku, terhadap makanan dan minuman yang digunakan di berbagai negara sebagai bentuk dari kebudayaan masyarakat. Saat ini, penikmat film dunia juga semakin cerdas dalam melihat dan merasakan aspek kebudayaan serta aspek ujaran yang terdapat dalam suatu film, khususnya film berbahasa asing. Kemudian hal ini memunculkan rasa ingin tahu terhadap bahasa dan negara nya baik dipelajari secara otodidak atau melalui lembaga resmi, misalnya di tempat les atau perguruan tinggi. Setiap negara memiliki kebudayaan yang berbedabeda, saat mempelajari bahasa asing tersebut, pembelajar dapat memahami perbedaan, persamaan, bahkan variasi yang terdapat dalam bahasa tersebut. Hal ini tentu saja membawa pembelajar masuk kepada ranah sosiolinguistik, yaitu cabang ilmu linguistik yang berkaitan dengan hubungan antara bahasa dengan faktor- faktor sosial di dalam suatu masyarakat serta mengkaji ragam dan variasi bahasa nya. Secara spesifik, penelitian ini memang tidak ditujukan bagi pembelajaran praktis ilmu bahasa di dalam kelas antara dosen dengan mahasiswanya. Namun penelitian ini dapat diaplikasikan sebagai bahan pengayaan demi menambah ilmu pengetahuan dalam bidang sosiolinguistik (bahasa dan budaya) dengan lebih mendalam. Film Ratatouille (selanjutnya disingkat: RTT) merupakan film dari Amerika, namun memiliki latar belakang kehidupan di Perancis yakni di kota Paris. Meskipun film kartun, keberadaan negara Perancis yang menjadi setting tempat dalam film ini sangat menarik untuk dianalisis sisi kebudayaannya. yang berpusat kepada dunia gastronomi atau dunia kuliner (makanan). Selain itu, film ini juga dipilih karena pada 5

hakikatnya dalam film animasi terdapat tujuan ujaran yang dibuat secara implisit hingga terkadang tidak menimbulkan sinkronisasi antara penyampaian maksud ucapan (kalimat) pembicara yang tidak hanya diucapkan semata untuk bertanya atau menjawab, melainkan menghasilkan suatu tindakan atau reaksi dari lawan bicaranya tersebut. Untuk itu peneliti memilih film RTT dalam menganalisis keberadaan dua aspek tersebut dalam film berbahasa asing, khususnya film berbahasa Perancis. Sehingga penelitian ini dapat membantu para pembelajar bahasa Perancis atau masyarakat umum berkaitan dalam hal memberikan informasi mengenai aspek kebudayaan gastronomi dan aspek tindak tutur yang terdapat dalam film berbahasa Perancis dari mana saja tanpa dibatasi ruang dan waktu. Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, peneliti ingin mengkaji aspek tindak tutur dan kebudayaan yang terkandung dalam film RTT, sehingga bisa memberikan informasi yang bisa diaplikasikan dalam dunia pendidikan, khususnya bagi orang-orang yang membutuhkan informasi seputar aspek kebudayaan gastronomi dan tindak tutur dalam film berbahasa Perancis. Peneliti memberikan judul penelitian ini Analisis Kebudayaan Gastronomi dan Tindak Tutur dalam Kajian Pragmatik pada Film Ratatouille. 1.2 Rumusan Masalah Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Apakah terdapat wujud kebudayaan gastronomi sebagai gabungan dari ide-ide dan norma-norma dalam film RTT? 6

2. Apakah terdapat wujud aktivitas gastronomi dalam masyarakat pada film RTT? 3. Apakah terdapat wujud makanan dan minuman sebagai hasil karya budaya gastronomi dalam film RTT? 4. Termasuk dalam klasifikasi tindak tutur apakah tuturan-tuturan dalam film RTT? 5. Apakah terdapat hubungan antara aspek kebudayaan gastronomi dan dialog yang digunakan dalam film RTT? 6. Kontribusi apa yang bisa diberikan oleh penelitian ini dalam mata kuliah Civilisation Française? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Menggambarkan wujud kebudayaan gastronomi sebagai gabungan dari ide-ide dan norma-norma dalam film RTT. 2. Menggambarkan wujud aktivitas gastronomi dalam masyarakat pada film RTT. 3. Menggambarkan wujud makanan dan minuman sebagai hasil karya budaya gastronomi dalam film RTT. 4. Mendeskripsikan klasifikasi tindak tutur pada tuturan-tuturan dalam film RTT berdasarkan tindak lokusi, ilokusi, dan perlokusi, bentuk kalimat, dan kategori ilokusinya. 5. Menentukan keberadaan hubungan antara kebudayaan gastronomi dan dialog yang terbentuk dalam film RTT. 7

6. Peneliti ingin memberikan informasi yang bisa mengembangkan mata kuliah Civilisation Française. 1.4 Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti tentu berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak, diantaranya adalah sebagai berikut. 1. Manfaat Teoretis a. Bahan kajian ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan dalam bidang bahasa, dimana dalam hal ini adalah bahasa Perancis. b. Penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi lebih lanjut kepada pembaca tentang kebudayaan dalam hal gastronomi di Perancis sehingga pembaca bisa lebih mengenal Perancis. 2. Manfaat Praktis a. Bagi mahasiswa 1. Memberikan pengetahuan bagi pembelajar bahasa Perancis dalam hal kebudayaan gastronomi masyarakat Perancis. 2. Memberikan pengetahuan dalam ilmu linguistik sebab tindak tutur dalam dialog film ini dianalisis dengan menggunakan kajian ilmu pragmatik. 3. Memberikan informasi mengenai keterkaitan antara dialog dalam film dengan kebudayaan yang tampak pada film RTT. 8

b. Bagi peneliti 1. Mengaplikasikan ilmu yang dimiliki dalam melakukan analisis secara tepat. 2. Menambah pengalaman berkaitan dengan pelaksanaan penelitian. c. Bagi jurusan Pendidikan Bahasa Perancis UPI 1. Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi bagi mahasiswa berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan informasi seputar kebudayaan gastronomi dan tindak tutur dalam kajian ilmu pragmatik yang merupakan cabang ilmu linguistik. 2. Memberikan informasi yang bisa mengembangkan kompetensi mahasiswa dalam mata kuliah Civilisation Française di Jurusan Pendidikan Bahasa Perancis UPI. 1.5 Asumsi dan Hipotesis 1.5.1 Asumsi Akunto (1996:60) menyatakan anggapan dasar adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik. Setiap penyelidik dapat merumuskan postulat yang berbeda. Seorang penyelidik mungkin meragukan sesuatu anggapan dasar orang lain diterima sebagai kebenaran. Jadi anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai hal yang digunakan untuk tempat berpijak bagi peneliti di dalam melaksanakan penelitiannya. 9

Anggapan dasar atau asumsi yang dijadikan titik tolak dalam penelitian ini adalah: a. Kebudayaan dan bahasa berposisi sejajar karena keduanya merupakan hasil dari nalar manusia (Claude Levi-Strauss). b. Tindak lokusi, ilokusi, dan perlokusi terdapat dalam setiap proses komunikasi. 1.5.2 Hipotesis Hipotesis (hipotesa) berasal dari dua penggalan kata, yaitu hypo berarti kurang dari, dibawah dan thesis (thesa) berarti pendapat, kebenaran. Jadi hipotesis adalah pendapat yang kurang atau perlu dijelaskan lagi. Surakhmad (1980:39) mengemukakan hipotesis adalah perumusan sementara terhadap suatu soal yang dimaksud sebagai tuntutan sementara dalam penyelidikan untuk mencari jawaban sementara. Hipotesis adalah pendapat atau jawaban atau kesimpulan yang masih belum final yang sifatnya sementara, karena kebenarannya masih harus dibuktikan. Kesimpulan ini akan berubah menjadi thesa atau pendapat atau teori bila kebenarannya sudah dibuktikan. Secara sederhana, hipotesis adalah dugaan sementara yang diharapkan terjadi dalam penelitian. Berdasarkan definisi tersebut, maka hipotesis yang terdapat dalam penelitian ini adalah: a. Dalam film RTT, terdapat tiga wujud kebudayaan gastronomi berkaitan dengan wujud kebudayaan sebagai kompleks dari ide-ide dan norma-norma, sebagai kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia, sebagai benda-benda hasil 10

karya manusia yang memberikan gambaran kepada penonton film tersebut mengenai budaya gastronomi negara Perancis. b. Tindak tutur merupakan kajian ilmu yang menganalisis ucapan (kalimat) pembicara yang tidak hanya diucapkan semata untuk bertanya atau menjawab, melainkan menghasilkan suatu tindakan atau reaksi dari lawan bicaranya. Hal ini bisa dilihat pada dialog film RTT yang meiliki keanekaragaman tindak tutur yang sesuai dengan ilmu linguistik. c. Terdapat suatu hubungan antara budaya gastronomi dan dialog yang terdapat dalam film RTT. 11