BAB I KONSEP DASAR. kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah disertai lesi membrane

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I KONSEP DASAR. insulin (Engram, 1999:532). Ulkus adalah kehilangan jaringan kulit yang

glukosa darah melebihi 500 mg/dl, disertai : (b) Banyak kencing waktu 2 4 minggu)

Definisi Diabetes Melitus

DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersama dengan keterikatan aturan, emosional dan individu mempunyai

ASUHAN KEPERAWATAN TENTANG DIABETES MELLITUS ( DM ) YAYASAN PENDIDIKAN SETIH SETIO AKADEMI KEPERAWATAN SETIH SETIO MUARA BUNGO

Gejala Diabetes pada Anak yang Harus Diwaspadai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang di Indonesia kita kenal dengan nama penyakit gula atau kencing

BAB I PENDAHULUAN. fertilitas gaya hidup dan sosial ekonomi masyarakat diduga sebagai hal yang

BAB I KONSEP DASAR. saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme dengan. yang disebabkan oleh berbagai sebab dengan karakteristik adanya

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

MAKALAH KOMA HIPERGLIKEMI

DAFTAR TABEL JUDUL. Distribusi frekuensi klien DM berdasarkan usia. Distribusi frekuensi klien DM berdasarkan jenis kelamin

LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI

LAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi

HIPOGLIKEMIA PADA PASIEN DIABETES MELLITUS

BAB I KONSEP DASAR. komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah, disertai lesi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada sel beta mengalami gangguan dan jaringan perifer tidak mampu

BAB I KONSEP DASAR. sepanjang saluran usus (Price, 1997 : 502). Obstruksi usus atau illeus adalah obstruksi saluran cerna tinggi artinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

Efek Diabetes Pada Sistem Ekskresi (Pembuangan)

BAB I PENDAHULUAN. seseorang oleh karena gangguan keseimbangan karbohidrat, lemak dan

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID

Data Demografi. Ø Perubahan posisi dan diafragma ke atas dan ukuran jantung sebanding dengan

Diabetes Mellitus Type II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, dan kerja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai

2. Pengkajian Kesehatan. a. Aktivitas. Kelemahan. Kelelahan. Malaise. b. Sirkulasi. Bradikardi (hiperbilirubin berat)

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005).

OLEH : KELOMPOK 5 WASLIFOUR GLORYA DAELI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

BAB I PENDAHULUAN. darah / hiperglikemia. Secara normal, glukosa yang dibentuk di hepar akan

DIABETES MELITUS. Bila nialai hasil pemeriksaan laboratorium lebih tinggi dari angka normal,maka ia dapat dinyatakan menderita DM.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tua, Tipe III disebut Malnutrition Related Diabetes Mellitus (MRDM) dan Tipe IV

BAB I TINJAUAN TEORI. Suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah diastolic>90

BAB II KONSEP DASAR. normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam

DIABETES MELITTUS APAKAH DIABETES ITU?

II. TINJAUAN PUSTAKA

DIABETES MELLITUS OLEH: AHMAD MUFTI S,KEP

BAB I PENDAHULUAN. Menurut kamus kedokteran tahun 2000, diabetes melitus (DM) adalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup yaitu penyakit Diabetes Melitus. Diabetes Melitus (DM) merupakan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang B. Tujuan C. Manfaat

APPENDISITIS. Appendisitis tersumbat atau terlipat oleh: a. Fekalis/ massa keras dari feses b. Tumor, hiperplasia folikel limfoid c.

PENYAKIT DEGENERATIF V I L D A A N A V E R I A S, M. G I Z I

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan jiwa dari penderita diabetes. Komplikasi yang didapat

PATOFISIOLOGI DAN IDK DM, TIROID,PARATIROID

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif sensitivitas sel terhadap insulin, akan memicu munculnya penyakit tidak

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DIABETES INSIPIDUS

BAB I KONSEP DASAR A.

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADIA PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN SUHU TUBUH (HIPERTERMI)

BAB I PENDAHULUAN. tipe 2. Diabetes tipe 1, dulu disebut insulin dependent atau juvenile/childhoodonset

BAB I PENDAHULUAN. penyakit semakin dikenal oleh masyarakat. Salah satu diantaranya adalah apa yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang khas dengan gejala-gejala kadar gula darah tinggi, glukosuria dan setelah

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DIAGNOSIS DM DAN KLASIFIKASI DM

Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan

Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM, baik aspek

BAB I KONSEP DASAR. dalam kavum Pleura (Arif Mansjoer, 1999 : 484). Efusi Pleura adalah

Penyakit pada Lansia. Gaya Hidup Aktif dan Proses Penuaan dr. Imas Damayanti, M.Kes FPOK-UPI

Konsep Dasar Diabetes Mellitus (DM) by Aprisal Darwis 1/29/2014 A. Pengertian Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. darah yang tinggi yang disebabkan oleh gangguan pada sekresi insulin atau

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN. kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik hiperglikemia yang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit dimana terjadi gangguan

cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut American Diabetes Association, diabetes melitus merupakan suatu kelompok

BAB 1 PENDAHULUAN. ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah atau hiperglikemia, yang ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

A. lisa Data B. Analisa Data. Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai. berikut:

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA

TINJAUAN PUSTAKA Definisi Diabetes Mellitus

RIZKY KUSUMAWATI NPM PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

JENIS GANGGUAN ELEKTROLIT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ASUHAN KEPERAWATAN CA.LAMBUNG

ANALISA KASUS. Apabila keton ditemukan pada darah atau urin, pengobatan harus cepat dilakukan karena

BAB 2 DATA DAN ANALISA. mendukung Tugas Akhir ini, seperti : Literatur berupa media cetak yang berasal dari buku-buku referensi yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ermita (2002 dikutip dari Devita, Hartiti, dan Yosafianti, 2007) bahwa fluktuasi

BAB XII. Kelenjar Pankreas

ASKEP GAWAT DARURAT ENDOKRIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

VENTRIKEL SEPTAL DEFECT

Transkripsi:

1 BAB I KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Diabetes Melitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai kelainan metabolic akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah disertai lesi membrane basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop electron (Mansjoer, 1999 : 580). Diabetes melitus yaitu suatu gangguan metabolik kronik yang tidak dapat disembuhkan,tetapi dapat dikontrol yang dikarakteristikan dengan hiperglikemi karena defisiensi atau ketidakadekuatan penggunaan insulin (Engram, 1999 : 532) Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetik dan klinik termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat yang disebabkan oleh insufisiensi insulin (Price, 1995 : 1111). Diabetes melitus merupakan sekumpulan gangguan yang bersifat heterogen yang ditandai oleh hiperglikemik dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang berhubungan dengan defisiensi absolut atau relative dari aktivitas dan atau sekresi insulin (WHO). B. ETIOLOGI Penyebab Diabetes melitus menurut price,1995 dibagi menjadi 2 yaitu : 1. IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus).

2 Penyebab dari jenis IDDM yaitu karena factor genetic, penyakit ini timbul karena adanya proses perusakan imunologi sel-sel yang memproduksi insulin. 2. NIDDM (Non Insulin Dependen Diabetes Melitus) Diabetes melitus jenis ini disebabkan karena kurangnya jumlah tempat reseptor yang responsive insulin pada membrane sel,hal ini dapat terjadi karena obesitas.niddm ditandai dengan kelainan dalam sekresi insulin dan kerja insulin. C. MANIFESTASI KLINIS Diagnostic Diabetes melitus awalnya diperkirakan dengan gejala khas polifagia (banyak makan),poliuria (banyak kencing), polidipsi (banyak minum),lemas, berat badan yang sering menurun, gejala lain yang mungkin timbul adalah kesemutan,gatal,mata kabur,bisul atau luka yang tidak sembuhsembuh,adanya acetone,pernafasan kusmaul kesadaran apatis sampai koma (soeparman,1996). D. PATOFISIOLOGI Insulin adalah hormon yang dibentuk sel beta langerhans yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat bagi sel dalam bentuk insulin yang berfungsi terhadap transparan glukosa,asam amino,asam lemak, di samping itu insulin juga berperan mengaktifkan enzim sehingga meningkatkan metabolisme intra sel. Bermacam-macam penyebab Diabetes melitus yang berbeda akhirnya akan mengarah ke insufisiensi insulin. Metabolisme karbohidrat yang terganggu

3 akan menyebabkan kelaparan dalam sel hormon counter regulator seperti flukagon,epineprin, non epineprin growth hormon dan kortisel akan dikeluarkan oleh tubuh.menurunya proses glikogenesis menyebabkan produksi glukosa dari glikogen meningkat dan glikogenesis akan menurun yaitu pembentukan glukosa dari non kaarbohidrat seperti sam amino, hal ini akan menyebabkan penurunan pemecahan lemak menjadi keton untuk memberi alternative sumber energi. Kekurangan insulin akan menyebabkan glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel.menyebabkan sel mengalami kelaparan. Sel sebagai keadaan krisis dengan mengeluarkan hormon counter regulator untuk tetap memenuhi kebutuhan energi dengan menggunakan sumber energi lain seperti lemak.akibat tingginya kadar glukosa darah menimbulkan tiga gejala utama poliuria,polidipsi,polifagia. Karena glukosa yang masuk ke tubulus tinggi maka glukosa melampui ambang ginjal dan glukosa akan dibuang bersama urine dan menyebabkan dehidrasi ruang ekstra sel dan cairan intrasel akan keluar dan menimbulkan mekanisme haus.polifagia terjadi karena glikogen tidak sampai sel akan mengalami starvasi atau kelaparan dan muncul tanda lapar (Brunner And Suddart).

4 E. PATHWAYS Faktor risiko (usia, obesitas, riwayat penyakit keluarga) Sel beta rusak Insufisiensi insulin Penggunaan glukosa oleh otot, lemak hati menurun Produksi glukosa oleh hati meningkat Hiperglikemia Penglihatan kabur Glukosuria Gangguan metabolisme protein lemak Resti cidera Diuresis osmotik Poliuria Risiko defisit cairan Sensasi rasa haus (Polidipsia) Pemecahan asam lemak meningkat Asam lemak meningkat Asidosis Menurunnya simpanan kalori Peningkatan selera makan (Polifagia) Hospitalisasi Tindakan keperawatan Pertukaran informasi Pasien bertanyatanya Risiko dehidrasi Selera makan menurun (Anoreksia) Resti ggn nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh Sakit kepala Kelemahan Resti ggn nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Kurang pengetahuan

5 F. PENATALAKSANAAN Penatalaksanaan penyakit diabetes mellitus menurut engram, 1999 yaitu: Diabetes melitus tipe I Diabetes melitus tipe II :insulin :modifikasi diet Latihan Agen hipoglikemia G. DATA DASAR PENGKAJIAN Menurut doenges (2000), pengkajian data dasar Diabetes melitus adalah : 1. Aktivitas/Istirahat Gejala : lemah, letih, lesu, sulit bergerak atau berjalan,kram otot, gangguan istirahat atau tidur Tanda : takikardia, takipnea saat istirahat dengan aktivitas penurunan kekuatan otot,letargi 2. Integritas ego Data Subjektif : Stress, tergantung pada orang lain, tidak berdaya, perasaan putus asa Data Objektif : Ansietas, peka, ketakutan, marah, menarik diri 3. Sirkulasi : Riwayat hipertensi pada ekstremitas,penyembuhan yang lama

6 : Takikardia, penurunan tekanan darah postural, hipertensi, disritmia, kulit panas, kering dan kemerahan. 4. Eliminasi : poliuria,nokturia,rasa nyeri atau terbakar,kesulitan berkemih,diare. : urine encer,pucat,poliuria,urin berkabut,bising usus,lemah dan menurun,hiperaktif 5. Makanan/cairan : nafsu makan hilang,mual,muntah,tidak mengikuti diet,peningkatan masukan glukosa atau karbohidrat,penurunan GD,haus,penggunaan diuretic. : kulit kering,turgor kulit jelek,kekakuan/distensi abdomen,muntah,pembesaran tiroid,acetone. 6. Neurosensori : pusing,sakit kepala, kesemutan, kelemahan otot, parestesia, gangguan penglihatan. : disorientasi, mengantuk, letargi, stupor, (tahap lanjut) gangguan memori (masa lalu) 7. Nyeri/kenyamanan : abdomen yang tegang,nyeri (sedang-berat) : wajah meringis dengan palpasi terlihat sangat berhati-hati 8. Pernapasan :batuk dengan/tanpa sputum

7 :batuk dengan/tanpa sputum (infeksi),frekuensi pernafasan 9. Keamanan : ulkus kulit,kulit kering gatal : demam, diaforesis, lesi/ulserasi parastesia,penurunan rentang gerak 10. Seksualitas : masalah tentang hubungan atau keintiman, masalah impotensi 11. Pembelajaran pada pria, kesulitan orgasme pada wanita. : factor resiko keluarga Diabetes Melitus : penyakit jantung, stroke, hipertensi, penyembuhan yang lambat, penggunaan obat,steroid,diuretic, dilantin, dan fenobarbital (dapat menngkatkan kadar glukosa darah),memerlukan bantuan dalam perawatan luka,adaptasi terhadap alat Bantu ambulasi, kemungkinan aktivitas perawatan diri. H. FOKUS INTERVENSI 1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik (doenges,2000 : 729) Kriteria Hasil : tanda-tanda vital stabil, turgor kulit baik, input dan output seimbang, kadar elektrolit normal.

8 a. Pantau tanda-tanda vital b. Pertahankan untuk memberikan cairan 2500ml/hari c. Kaji adanya perubahan mental d. Kaji turgor kulit dan nadi perifer e. Catat adanya keluhan, mual, nyeri abdomen, muntah, distensi lambung f. Kolaborasi dengan dokter dan pemeriksaan labiratorium (Hematokrit, Natrium, Kalium) 2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak cukupan insulin,anoreksia, intake nutrisi kurang,mual,muntah (Doenges,2000:732) Kriteria Hasil Berat badan stabil atau penambahan kerentang biasa/yang diinginkan dengan nilai laboratorium yang normal, menuju energi biasa a. Timbang berat badan tiap hari b. Tentukan program diet dan pola makan pasien c. Identifikasi makanan yang disukai pasien d. Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen, kembung, mual, muntah e. Libatkan keluarga pasien pada perencanaan makan sesuai indikasi f. Kolaborasi pemeriksaan gula darah, pengobatan insulin teratus sesuai indikasi, konsultasi gizi

9 3. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang berlebihan. (Doenges, 2000 : 438) Kriteria Hasil Menunjukkan perubahan pola makan,berat badan stabil a. Kaji masukan makanan b. Diskusikan emosi kejadian sehubungan dengan makanan c. Buat rencana makan dengan pasien d. Tekankan pentingnya menghindari diet berlemak e. Timbang berat badan secara periodic f. Kolaborasi tim gizi tentang diet yang sesuai 4. Kelemahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolic, perubahan kimia darah, insufisensi insulin, peningkatan kebutuhan energi (Doenges,2000 : 737) Kriteria Hasil Mengungkapkan peningkatan tingkat energi, menunjukkan perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi dalam aktifitas yang diinginkan. a. Berikan aktivitas alternative dengan periode istirahat yang cukup tanpa diganggu b. Pantau nadi, frekuensi pernafasan dan tekanan darah sebelum dan sesudah melakukan aktivitas. c. Diskusikan cara menghemat kalori selama mandi, berpindah tempat

10 d. Tingkatkan partisipasi pasien dalam melakukan aktivitas. 5. Gangguan rasa nyaman nyeri : sakit kepala berhubungan dengan hipovolemik (Doenges, 2000 : 315). Kriteria Hasil : nyeri hilang atau terkontrol, rileks, pasien bisa istirahat a. Beri lingkungan yang tenang b. Tingkatkan tirah baring c. Berikan kompres dingin d. Dukung dalam pengambilan posisi nyaman 6. Resiko cidera berhubungan dengan peningkatan TIO (Doenges,2000 : 414) Kriteria Hasil Mengatakan pemahaman factor yang terlibat dalam kemungkinan cidera, mengubah lingkungan sesuai indikasi untuk meningkatkan keamanan a. Berikan posisi yang nyaman b. Batasi aktifitas, seperti menggerakkan kepala tiba-tiba c. Ambulasi dengan bantuan d. Dorong napas dalam e. Pertahankan perlindungan mata sesuai indikasi. 7. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi (Doenges, 2000 : 755) Kriteria Hasil Menyatakan pemahaman kondisi, pengetahuan pasien bertambah

11 a. Kaji ulang proses penyebab atau prognosis dan kemungkinan yang akan dialami b. Diskusikan tentang penyakitnya c. Kaji ulang perawatan luka yang tepat d. Identifikasi tanda-tanda dan gejala-gejala yang memerlukan evaluasi medik