PENGARUH URINE SAPI TERFERMENTASI DENGAN DOSIS DAN INTERVAL PEMBERIAN YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.

dokumen-dokumen yang mirip
PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) PADA MEDIA GAMBUT DENGAN PEMBERIAN URINE SAPI

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L.) DENGAN PEMBERIAN DUA JENIS PUPUK KANDANG PADA DUA KALI PENANAMAN

PERTUMBUHAN TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L.) PADA PANEN PERTAMA DAN KEDUA DENGAN PEMBERIAN BOKASHI DAN KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

UJI EFISIENSI PUPUK MAJEMUK DAN PUPUK TUNGGAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TERUNG (Solanum melongena, L) PADA TANAH GAMBUT DAN MINERAL

RESPON TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.) MENGGUNAKAN BEBERAPA JENIS PUPUK ORGANIK DENGAN DUA KALI PENANAMAN SECARA VERTIKULTUR

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TERUNG (SolanummelongenaL.) DENGAN PEMBERIAN DUA FREKUENSI DAN BEBERAPA DOSIS URINE

PENGARUH PENGAPURAN DAN PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L) Merril

SKRIPSI PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

PENGARUH DUA JENIS PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativa L.) YANG DI TANAM PADA MEDIA GAMBUT DAN TANAH MINERAL

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) YANG DIBERI PUPUKKANDANG AYAM DENGAN KERAPATAN TANAM BERBEDA

SKRIPSI. PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN (CucumisSativus L.) DENGAN PEMBERIAN DUA INTERVAL DAN BEBERAPA DOSIS URINE SAPI

SKRIPSI PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

SKRIPSI. Oleh: GayuhMandasia

SKRIPSI PEMUPUKAN URINE SAPI DENGAN KONSENTRASI YANG BERBEDA DAN PEMBERIAN MULSA SERBUK KAYU TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS

PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK TAUGE DAN DUA MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JABON (Anthocephalus cadama Miq)

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

SKRIPSI. PENGARUH PEMBERIAN PUPUK UREA DAN ABU JANJANG KELAPA SAWIT TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JABON (Anthocephalus cadamba Miq)

PENGARUH KEMATANGAN BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max (L).Merrill)

SKRIPSI. PENGARUH PEMBERIAN ABU SERBUK GERGAJI DAN PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KAKAO (Theobroma Cacao L.)

SKRIPSI. PENGARUH SISTIM OLAH TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK MAJEMUK 16:16:16 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum)

PEMBERIAN SLUDGE KELAPA SAWIT DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DUA VARIETAS KACANG TUNGGAK (Vigna unguiculata L.)

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicuml.) MENGGUNAKAN MEDIA DAN BAHAN TANAM BERBEDA

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

Vol 2 No. 1 Januari - Maret 2013 ISSN :

PENGARUH BERBAGAI DOSIS PUPUK NPK MUTIARA DAN PUPUK BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Thebroma Cacao L ) PADA MEDIA TANAH GAMBUT

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kotoran Ternak (Sapi, Ayam, dan Kambing) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria Humidicola

BAB I PENDAHULUAN. sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman

SKRIPSI PERTUMBUHAN DAN HASIL DUA VARIETAS TANAMAN KACANG TANAH

Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Penyemprotan Pupuk Organik Cair Super ACI terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis

SKRIPSI. KOMPONEN HASIL DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L) Merrill) DENGAN PEMBERIAN NAUNGAN DI LAHAN GAMBUT

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN BEBERAPA DOSIS BOKASHI SAMPAH PASAR DENGAN DUA KALI PENANAMAN SECARA VERTIKULTUR

Peran Media Tanam dan Dosis Pupuk Urea, SP36, KCl Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.) dalam Polybag. Oleh: Susantidiana

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DAN INVIGORASI TERHADAP VIABILITAS BENIH KAKAO (Theobromacacao L.)

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH PADA APLIKASI DOSIS PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR

PENGARUH KONSENTRASI PUPUK MAJEMUK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SELADA SECARA HIDROPONIK

PRODUKTIVITAS Indigofera zollingeriana YANG DI TANAM PADA LAHAN GAMBUT TERDEGRADASI DENGAN UMUR PANEN YANG BERBEDA

RESPON TANAMAN PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban) TERHADAP PEMBERIAN BEBERAPA JENIS DAN KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR

APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

PENGARUH BERBAGAI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica junceal.)

PENGARUH NAUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL DUA VARIETAS KACANG TUNGGAK (Vigna unguiculata (L.))

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.1, Desember (560) :

Vol 3 No 1. Januari - Maret 2014 ISSN :

PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN GROWMORE PADA PERTUMBUHAN TANAMAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis)

PUPUK KANDANG MK : PUPUK DAN TEKNOLOGI PEMUPUKAN SMT : GANJIL 2011/2011

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

I. BAHAN DAN METODE. Soebrantas KM. 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan

PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.)

Made Deviani Duaja 1), Nelyati 1) and Hisar Tindaon 2) Fakultas Pertanian, Universitas Jamabi

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) DENGAN PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DAN PUPUK KANDANG AYAM

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS BOKASHI MELALUI PEMBERIAN CANGKANG TELUR, ABU DAPUR, DAN URINE SAPI SERTA PENERAPANNYA DALAM BUDIDAYA SAWI SECARA ORGANIK

PENGARUH PUPUK NPK DGW COMPACTION DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI MERAH BESAR (Capsicum annuum L.

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK UREA TERHADAP KETERSEDIAAN N TOTAL PADAPERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK KOTORAN KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica oleraceae. L)

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI ( Brassica juncea L ) TERHADAP PEMBERIAN URINE KELINCI DAN PUPUK GUANO

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) PADA BERBAGAI DOSIS PUPUK UREA

PENGARUH JENIS DAN DOSIS PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KROKOT LANDA (Talinum triangulare Willd.)

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.1, Januari 2017 (22):

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

PENGOLAHAN PUPUK PADAT DAN CAIR OLEH PUSAT INOVASI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

III. MATERI DAN METODE

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN

I. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha

PENGARUH JARAK TANAM DAN POSISI RUAS STEK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) SKRIPSI

PENGARUH JENIS PUPUK KANDANG DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. var. saccharata Sturt) SKRIPSI

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) VARIETAS LINDA AKIBAT PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK UREA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TANAH (Arachis hypogaea L.) DAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.) DENGAN BEBERAPA PENGATURAN WAKTU TANAM KACANG TANAH PADA SISTEM TUMPANGSARI

APLIKASI PUPUK PELENGKAP CAIR ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (brassica juncea L.)

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan

PENGARUH JARAK TANAM TERHADAP TINGGI TA NAMAN DAN BERAT SEGAR PER RUMPUN RUMPUT GAJAH ODOT (Pennisetum purpureum cv. mott)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

PENGARUH KOMPOS PAITAN (Tithonia diversifolia) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KAILAN (Brassica oleraceae)

SERAPAN P DAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) AKIBAT PEMBERIAN KOMBINASI BAHAN ORGANIK DAN SP 36 PADA TANAH ULTISOL LABUHAN BATU SELATAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

EFEKTIVITAS PEMBERIAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MELON (Cucumis melo L.)

PENGARUH PENGGUNAAN DOSIS PUPUK UREA DAN DOSIS PUPUK KOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI ( Brassica chinensis L.

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

Pengaruh Kombinasi Pupuk Kandang Sapi dan Abu Sabut Kelapa sebagai Pupuk Utama dalam Budidaya Tanaman Brokoli (Brassica oleracia L.

RESPON BEBERAPA VARIETAS TOMAT DATARAN RENDAH TERHADAP PEMBERIAN EKSTRAK TANAMAN TERFERMENTASI

Volume 11 Nomor 2 September 2014

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

PERBEDAAN LAMA PENYIMPANAN DAN MEDIA SIMPAN TERHADAP PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

Pola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi Etnik Toraja di Pulau Tarakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum berasal dari bahasa latinsorgum bicolor L. Moench.

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH DENGAN PENGOLAHAN TANAH YANG BERBEDA DAN PEMBERIAN PUPUK NPK

Pertumbuhan dan produksi bayam merah (Amaranthus tricolor L.) dengan pemberian pupuk kandang dan giberelin

III. MATERI DAN METODE. Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada

PERTUMBUHAN JAHE GAJAH (Zingiber officinale var. Officinale) YANG DITANAM MENGGUNAKAN BEBERAPA DOSIS PUPUK BOKASHI DAN PUPUK ANORGANIK

Transkripsi:

PENGARUH URINE SAPI TERFERMENTASI DENGAN DOSIS DAN INTERVAL PEMBERIAN YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) (Effect of concentration and interval of fermented cows urine to Chinese cabbage (Brassica juncea L.) Siti Aisyah 1, Novianti Sunarlim 2 dan Bakhendri Solfan 2 1 Mahasiswa Jurusan Agroteknologi dan 2 Dosen Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Jl. H. R. Soebrantas Km. 15 Simpang Baru Panam Pekanbaru 28293 ABSTRACT A research was conducted at research farm of Agriculture and Animal Science Faculty of State Islamic University Sultan Syarif Kasim Riau from April to June 2011. The objective of this research was to determine a combination of concentration and application interval of cow s urine that maximizes the growth of chinese cabbage (Brassica juncea L.). Combinations of four cow s urine concentration (0, 15%, 30% and 45%) and three application intervals (every 2, 3 or 4 days) were arranged in Randomized Complete Block Design (RCBD) wirh 3 replications. The experiment was conducted in pots with peat soil The plants were harvested at 40 days and data were collected for plant height, number of leaves/plant, leaf length (measured for the longest leaf), shoot fresh weight and shoot dry weight. Results of the research showed that there were no changes in plant height, number of leaves/plant and leaf length was observed for different application intervals. However, the increase of every 15% of cows urine concentration increased 2.7 cm plant height, 1.2 leaves/plants, and 1.5 cm leaf length. Significant interaction of concentration and application interval was observed for shoot fresh weight and shoot dry weight. A combination of 45% concentration and 2 days application interval produced the best shoot fresh weight and shoot dry weight, but there was no effect of application interval on 15% concentration. Keywords : Chinese cabbage (Brassica juncea L.), fermented cow s urine, concentration, interval, and peat soil. PENDAHULUAN Sayuran merupakan tanaman yang dapat dikonsumsi baik secara segar maupun olahan. Sayuran sangat dibutuhkan oleh masyarakat karena mengingat pentingnya asupan makanan yang segar dan sehat demi menjaga kesehatan tubuh Permintaan akan bahan pangan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk. Produksi sawi tahun 2004 adalah 816,905 ton dari luas panen sawi 85,99 ha (produktivitas 9,5 ton/ha), sedangkan pada tahun 2005 produksinya 1.150 ton/ha dari luas panen sawi 100 ha (produktivitas 11,5 ton/ha). Daerah penghasil sawi di Riau yaitu Indragiri Hilir, Bengkalis, Rokan Hilir dan Pekanbaru. Produksi sawi di Pekanbaru khususnya Kecamatan Bukit Raya hanya berkisar 41,986 ton dengan luas panen 13,435 ha (Dinas Pertanaman Tanaman Pangan Provinsi Riau, 2007). Demi meningkatkan produksi maka dibutuhkan pemupukan yang tepat baik pupuk buatan maupun pupuk alami, akan tetapi masalah lain dari pupuk buatan yang digunakan selama ini menyebabkan rusaknya struktur tanah akibat pemakaian pupuk buatan secara terus menerus sehingga perkembangan akar tanaman menjadi tidak sempurna dan mengurangi produksi, penggunaan pupuk buatan secara terus menerus menyebabkan ketergantungan dan lahan menjadi lebih sukar diolah. Samekto (2006) mengatakan pupuk organik tidak menimbulkan efek buruk bagi kesehatan karena bahan dasarnya alamiah, sehingga mudah diserap secara menyeluruh oleh tanaman. Urine sapi merupakan kotoran ternak yang berbentuk cair. Selama ini urine sapi dibuang karena dianggap kotor juga bau, dan ternyata urine memiliki manfaat menjadi pupuk cair bagi tanaman. Urine sapi cocok untuk tanaman sayur-sayuran karena dapat meningkatkan hasil produksi, salah satunya adalah Kandungan makro antara kotoran hewan (kuda, kambing, sapi, babi, dan ayam) yang berbentuk padat dan cair memiliki perbedaan. Kotoran padat kandungan nitrogen 1

Jurnal Agroteknologi, Vol. 2 No. 1, Agustus 2011:1-5 dan kaliumnya lebih kecil dibandingkan dengan jumlah persentase di dalam kotoran cair (Hadisuwito, 2007). Pembuatan pupuk cair dari urine sapi cukup mudah dan tidak membutuhkan waktu lama, bahan mudah didapat, biayanya relatif murah, serta baik untuk tanaman. Pupuk cair ini mengandung protein yang menyuburkan tanah dan tanaman seperti padi, palawija, sayursayuran, buah-buahan dan bunga-bungaan (Rohmat, 2009). Pupuk kandang cair (urine sapi) selain dapat bekerja cepat, juga mengandung hormon tertentu yang nyata dapat merangsang perkembangan tanaman. Dalam pupuk kandang cair kandungan N dan K cukup besar, sedangkan dalam pupuk kandang padat cukup kandungan P nya, sehingga hasil campuran antara keduanya di dalam kandang merupakan pupuk yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Sutedjo, 1999). Affandi (2008), mengatakan bahwa beberapa sifat urine sapi yang difermentasi terlihat adanya peningkatan komposisi jumlah dari unsur yang dikandung dibandingkan dengan yang tidak difermentasi dan juga urine sapi yang telah difermentasi dapat dijadikan sebagai nutrisi tanaman yang sebelumnya perlu dilakukan pengenceran. BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang terletak di jalan H.R. Soebrantas No. 115 Km. 18 Simpang Baru Panam Pekanbaru dari bulan April 2011 sampai dengan Juni 2011. cara urine sapi langsung ditampung dari sapi perah dari peternakan di Kuapan Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, kemudian dimasukkan dalam jerigen plastik sampai penuh dan ditutup rapat. Urine dibiarkan selama 30 hari dan setelah 30 hari, bau urine sapi sudah berkurang (tidak menyengat) dan warna urine sapi berubah kuning kehitaman. HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman Hasil analisis sidik ragam memperlihatkan bahwa dosis urine sapi memberikan pengaruh sangat berbeda nyata terhadap tinggi tanaman, tetapi interval pemberian urine sapi dan interaksi dosis dengan interval pemberian urine sapi tidak berbeda nyata tterhadap tinggi Tinggi tanaman sawi pada perlakuan interval pemberian urine sapi berkisar antara 15,26 sampai 17,23 cm. Pemberian fermentasi urine sapi pada perlakuan dosis mampu meningkatkan laju pertumbuhan tinggi tanaman mengikuti persamaan Y = 12,32 + 0,18X yang memiliki koefisien determinanasi (R 2 ) 96%. Persamaan tersebut menggambarkan hubungan peningkatan dosis urine sapi dengan tinggi Persamaan ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan 15% dosis urine sapi sampai dosis 45% akan menaikan 2,7 cm tinggi tanaman sawi yang dapat diartikan bahwa tanaman sawi masih respon terhadap pemberian urine sapi sampai dosis 45% (Gambar 1) Penelitian ini menggunakan Percobaan Faktorial yang terdiri dari 4 taraf dosis urine sapi (0, 15%, 30 % dan 45%) dan 3 taraf interval pemberian urine sapi (setiap 2, 3 dan 4 hari). Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 ulangan. Sawi disemai selama 10 hari pada polybag ukuran 10x15 cm, kemudian dipindahkan pada polybag besar dengan ukuran 35x40 cm yang telah diisi oleh tanah gambut sebanyak 5 kg kering angin. Pengapuran dasar dengan dosis 4 ton/ha dan pemupukan dasar sebanyak 10 ton/ha pupuk kandang sapi dan 500 kg pupuk majemuk NPK (16:16:16) diberikan seminggu sebelum tanam. Urine sapi difermentasi 30 hari sebelum diaplikasikan ke tanaman sawi yaitu dengan Gambar 1. Pengaruh dosis urine sapi terhadap tinggi Kenaikan tinggi tanaman sampai dosis 45% i tidak terlepas dari peranan urine sapi yang mengandung unsur N, P dan K yang sangat berpengaruh terhadap tanaman. Sesuai pernyataan Setiawan (2007) yang mengatakan bahwa kandungan unsur hara pada ternak yang

penting untuk tanaman antara lain unsur hara N, P, dan K. Ketiga unsur tersebut yang paling banyak dibutuhkan oleh tanaman, dan masingmasing unsur hara tersebut memiliki fungsi yang berbeda dan saling melengkapi bagi tanaman, dengan demikian pertumbuhan menjadi lebih optimal. Panjang Daun Terpanjang Berdasarkan analisis sidik ragam maka diperoleh bahwa interval pemberian urine sapi dan interaksi dosis dengan interval pemberian urine sapi tidak berbeda nyata terhadap panjang daun terpanjang pada Panjang daun terpanjang berkisar antara 10,88 sampai 12,15 cm dengan perbedaan perlakuan interval pemberian urine sapi. Peningkatan dosis urine sapi menaikkan secara nyata panjang daun terpanjang dengan mengikuti persamaan Y = 9,06 + 0,10X dengan R 2 = 97%. Setiap peningkatan 15% dosis urine sapi dapat meningkatkan 1,5 cm panjang daun terpanjang (Gambar 2). Unsur hara yang terkandung pada urine sapi berpengaruh positif terhadap tanaman sawi yaitu mampu memicu perkembangan vegetatif. Jika dilihat dari grafik maka dapat dikatakan bahwa dosis 45 % urine sapi belum maksimal, sehingga masih dapat dilakukan peningkatan dosis. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Hardjowigeno (2007) yang mengatakan bahwa tanaman dapat menjadi lebih baik kalau diberi pupuk kandang. Gambar 2. Pengaruh dosis urine sapi terhadap panjang daun terpanajang Jumlah Daun/Tanaman Hasil analisi sidik ragam memperlihatkan bahwa interval pemberian urine sapi dan interaksi dosis dengan interval pemberian urine sapi tidak mempengaruhi secara nyata jumlah daun/ Jumlah daun/tanaman berkisar antara 8,8 sampai 8,9 helai dengan perbedaan interval pemberian urine sapi. Pertambahan dosis urine sapi sampai 45% menaikkan jumlah daun/tanaman mengikuti persamaan Y = 7,11 + 0,08X dengan R 2 = 90%. Setiap penambahan 15% dosis urine sapi maka akan menaikkan jumlah daun/tanaman sebanyak 1 helai (Gambar 3). Gambar 3. Pengaruh dosis urine sapi terhadap jumlah daun/tanaman pada Unsur hara N yang terkandung di dalam urine sapi sangat mempengaruhi dalam perkembangan daun sehingga menghasilkan jumlah daun yang berbeda. Sesuai pernyataan Lingga dan Marsono (2007) yang mengatakan bahwa peranan utama N bagi tanaman adalah untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan, khususnya batang, cabang, dan daun. Selain itu N berperan penting dalam pembentukkan hijauan daun yang sangat berguna dalam proses fotosintesis. Kandungan unsur hara yang terdapat pada urine sapi sangat dibutuhkan oleh tanaman tidak terlepas dari proses fermentasi yang dilakukan sebelum diberikan pada tanaman. Naswir dkk (2009), mengatakan bahwa sifat fisik dan kimia urine sapi yang difermentasi memperlihatkan penambahan konsentrasinya jika dibandingkan dengan urine sapi nonfermentasi. Bobot Basah Tajuk Hasil analisis sidik ragam memperlihatkan bahwa interaksi antara dosis dan interval pemberian urine sapi berpengaruh nyata terhdap bobot basah tajuk. Pengaruh interaksi ini dapat dilihat pada tiga persamaan yaitu Y = 11,05 0,85X + 0,04X 2 untuk garis kuadratik interval 2 hari dengan R 2 = 98% ; Y = 3,30 + 1,45X - 0,02X 2 untuk garis kuadratik interval 3 hari dengan R 2 = 89% ; dan Y = 3

Jurnal Agroteknologi, Vol. 2 No. 1, Agustus 2011:1-5 10,82 0,16X + 0,02X 2 untuk garis kuadratik interval 4 hari dengan R 2 = 93 (Gambar 4). untuk garis linier interval 4 hari dengan R 2 = 92% (Gambar 5). Regresi linier pada Gambar 5 memperlihatkan bahwa pada dosis rendah (15%) bobot kering tajuk sama atau tidak terlalu berbeda dengan perbedaan interval. Sedangkan pada dosis tinggi (45%) terlihat interval 2 hari memberikan bobot kering tajuk lebih tinggi dari interval 3 dan 4 hari. Pada interval 4 hari terlihat bahwa hasil lebih rendah dari interval 2 dan 3 hari, juga kenaikan bobot kering tajuk tidak setajam interval 2 hari. Gambar 5. Pengaruh interaksi antara interval waktu pemberian dan dosis urine sapi terhadap berat basah tajuk Persamaan kuadratik pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa bobot basah tajuk pada dosis rendah (15%) internal 3 hari lebih baik dari interval 2 dan 4 hari. Bobot basah tajuk pada dosis 30% tidak terlalu berbeda dengan perbedaan interval (2, 3 dan 4 hari) tetapi pada dosis tinggi (45%) terlihat bobot basah tajuk pada interval 2 hari lebih tinggi melebihi interval 3 dan 4 hari. Hal tersebut dikarenakan pemberian urine sapi pada interval 2 hari lebih intensif sehingga dosis yang diberikan lebih tinggi maka akan memberikan hasil yang tinggi. Pengaruh unsur hara yang terkandung di dalam urine sapi sangat mempengaruhi bobot basah tajuk sehingga terjadi perbedaan arah pada interval 2, 3 dan 4 hari. Urine sapi berbentuk cair akan memiliki banyak kelebihan, diantaranya sebagai sumber nutrisi bagi tanaman yang mudah diserap oleh tanaman juga dapat membantu menyerap air. Penyerapan air oleh tanaman akan membantu penyerapan hara sehingga mempengaruhi perkembangan vegetatif tanaman yang juga akan meningkatkan bobot tanaman. Sitompul dan Guritno (1995) dalam Lestari (2006) menyatakan bahwa bobot basah tanaman dapat menunjukkan aktivitas metabolisme tanaman dan nilai bobot basah tanaman dipengaruhi oleh kandungan air jaringan, unsur hara dan hasil metabolisme. Bobot Kering Tajuk Bobvot kering tajuk dipengaruhi oleh interaksi antara dosis dan interval pemberian urine sapi Pengaruh interaksi ini dapat dilihat pada tiga persamaan yaitu Y = 0,79 + 0,14X untuk garis linier interval 2 hari dengan R 2 = 81%; Y = 2,76 + 0,05X untuk garis linier interval 3 hari dengan R 2 = 43% dan Y = 1,23 + 0,11X Gambar 6. Pengaruh interaksi antara interval waktu pemberian dan dosis urine sapi terhadap berat kering tajuk Pengaruh unsur hara yang terkandung di dalam urine sapi sangat mempengaruhi berat kering tajuk sehingga terjadi perbedaan arah pada interval 2, 3 dan 4 hari. Hal ini dapat diartikan bahwa masih memungkinkan penambahan dosis urine sapi di atas 45%. Interaksi antara interval pemberian dan dosis terjadi keseimbangan pengaruh perlakuan sehingga memberikan pengaruh nyata terhadap bobot kering tajuk. Sesuai pernyataan Fitriasari (2008) yang menyatakan bahwa hanya terjadi interaksi kombinasi perlakuan kosentrasi urine sapi dan pupuk kandang kambing terhadap bobot kering damar. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Tinggi tanaman, jumlah daun dan panjang daun terpanjang tidak dipengaruhi oleh interval pemberian urine sapi pada tanaman sawi, sedangkan dosis urine sapi berpengaruh secara nyata terhadap semua parameter yang diamati. Interaksi antara interval dan dosis urine sapi berpengaruh secara nyata terhadap bobot basah dan bobot kering tajuk. Pada dosis rendah (15%) bobot basah dan kering tajuk tidak dipengaruhi oleh interval pemberian urine sapi, tapi pada dosis tinggi (45%) interval 2 hari

memberikan hasil yang lebih baik dari interval lainnya (3 dan 4 hari). Saran Berdasarkan hasil penelitian terhadap dosis urine sapi maka disarankan untuk dilakukan penelitian lanjutan pada perlakuan dosis urine sapi di atas 45% terhadap tanaman sawi dan tanaman sayuran lainnya. DAFTAR PUSTAKA Affandi. 2008. Pemanfaatan Urine Sapi yang Difermentasi sebagai Nutrisi Tanaman. http://affandi21.xanga.com/644038359/ pemanfaatan-urie-sapi-yangdifermentasi-sebagai-nutrisi-tanaman/. Diakses 14 Januari 2011. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Daerah Tingkat I Riau. 2007. Data Statistik Tanaman Pangan. Pekanbaru. Fitriasari, E. 2008. Pengaruh Konsentrasi Larutan Urine Sapi dan Komposisi Media Tanam terhadap Pertumbuhan Semai Damar (Agathis loranthifolia Salisb). Skripsi. Dept. of Forestry. Jakarta. Hadisuwito, S. 2007. Membuat Pupuk Kompos Cair. AgroMedia. Jakarta. Hardjowigeno, S. 2007. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta. Lestari, G. W. 2006. Pertumbuhan, Kandungan Klorofil dan Laju Respirasi Tanaman Garut (Maranta arundinacea L.) setelah Pemberian Asam Giberelat (GA 3 ). Skripsi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Lingga, P dan Marsono. 2007. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. Naswir, S. H., Nora, H. P dan Hidayat, P. 2009. Efektivitas Sistem Fertigasi mikro untuk Lahan Sempit. Jurnal Pascasarjana. Vol 32 (1). 2009. Bogor. Rohmat. 2009. Fermentasi Urine Sapi sebagai Pupuk Cair. http://bioq-suka. blogspot.com /2009/07/ fermentasiurine-sapi-sebagai-pupuk. html. Diakses pukul 19:58, 14 Januari 2011. Samekto, R. 2006. Pupuk Kandang. PT. Citra Aji Parama. Yogyakarta. Setiawan, A. I. 2007. Memanfaatkan Kotoran Ternak. Penebar Swadaya. Jakarta. Sutedjo, M. M. 1999. Pupuk dan Cara Pemupukan. PT. Rineka Cipta. Jakarta. 5