BAB V PENUTUP. 1. Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas XI, cetakan ke-1. yang memuat pendapat Muhammad bin Abd wahab.

dokumen-dokumen yang mirip
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

I. PENDAHULUAN. bermutu. Untuk menjamin pencapaian mutu tujuan pendidikan di masing-masing

PEMANTAPAN KERUKUNAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DALAM MENCEGAH BERKEMBANGNYA FAHAM RADIKAL PUSAT KERUKUNAN UMAT BERAGAMA KEMENTERIAN AGAMA

CEGAH PERKEMBANGAN RADIKALISME DENGAN DERADIKALISASI

BAB V PENUTUP. pengetahuan. Kesadaran yang harus kembali kepada Al-Qur an sebagai

BAB I PENDAHULUAN. ranah agama, tradisi, adat istiadat dan sosial budaya. Hal ini karena yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMAHAMAN AGAMA BAGI PELAJAR DI WILAYAH PANTURA BAGIAN TIMUR JAWA TENGAH Oleh : M. Saekan Muchith (Penggagas Tassamuh.com)

BAB I PENDAHULUAN. etimologis adalah bentuk jamak dari kata khuluq. Khuluq di dalam Kamus

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sekolah meliputi empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Jawa merupakan mata pelajaran muatan lokal yang wajib

BAB I PENDAHULUAN. kelompoknya dan perkembangannya. dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan

BAB KELIMA KESIMPULAN DAN SARAN. fakta yang menjawab pertanyaan penelitian yaitu:

c. Preferensi Fiqih Dalam Beragama di Demak Dipengaruhi oleh Kondisi Lokal dan Keikutsertaan Pada Ormas Islam d. Budaya Ziarah Makam Wali yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

Cetakan 1, Januari 2016

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN

STRATEGI PEMBINAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH ** Oleh : Nurhayati Djamas

BAB V PENUTUP. A. Simpulan

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dari proses demokratisasi negara. Pasca reformasi, semangat

BAB V PENUTUP. Berdasarkan paparan data dan pembahasan dalam bab-bab sebelumnya

BAB IV PEMBAHASAN TEMUAN HASIL PENELITIAN. kompetensi profesional guru Pendidikan Agama Islam dalam menumbuhkan

PENGARUH GERAKAN WAHABI TERHADAP BERDIRINYA ORGANISASI KEMASYARAKATAN NAHDLATUL ULAMA (NU) TAHUN 1926 SKRIPSI. Oleh: HALIK NIM.

BAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Merupakan istilah yang digunakan pada akhir abad ke-18 untuk

2017, No Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN RISIKO

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS

BAB V PENUTUP. dalam dokumen sekolah. Komite Sekolah SMA Islam Kartika Surabaya tidak. komite tidak banyak berpartisipasi dalam standar pengelolaan.

LAPORAN EXECUTIVE KAJIAN MODEL PENGEMBANGAN SENI DAN BUDAYA DAERAH KOTA BANDUNG (Kerjasama Kantor Litbang dengan PT. BELAPUTERA INTERPLAN) Tahun 2005

kognitif (intelektual), dan masyarakat sebagai psikomotorik.

BAB I PENDAHULUAN. ekstrakurikuler atau kegiatan organisasi siswa. Kegiatan-kegiatan yang diadakan

BAB I PENDAHULUAN. H. Saiful Sagala, Administrasi Pendidkan Kontemporer, cet. V, Alfabeta, Bandung, 2009, hlm. 21.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan nasional memiliki peranan yang sangat penting bagi warga negara. Pendidikan nasional bertujuan untk

BAB I PENDAHULUAN. maupun diluar sekolah. Mengingat demikian berat tugas dan pekerjaan guru, maka ia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan produktif yang sangat diperlukan khususnya di bidang pendidikan. Dengan. memaparkan, bahkan mempengaruhi orang lain.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah merupakan gerakan Islam, da wah amar ma rūf nahī

BAB V PENUTUP. Perindustrian Kota Surabaya dalam persiapan menghadapi Asean Economic. upaya-upaya dan proses komunikasi bisnis Dinas Perdagangan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Tatang, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm Ibid., hlm

BAB I PENDAHULUAN. menghawatirkan, baik dari segi penyajian, maupun kesempatan waktu dalam

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pendidikan nasional, yang sesuai dengan kebutuhan

POKOK-POKOK PROGRAM PENGURUS CABANG NAHDLATUL ULAMA JOMBANG MASA KHIDMAT

BAB I PENDAHULUAN. formal atau nonformal. Kedua pendidikan ini jika ditempuh dan dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya ini mengakibatkan ilmu pengetahuan memiliki. dampak positif dan negatif. Agar dapat mengikuti dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Ridha Wulan Kartika, 2014

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

RENCANA KEGIATAN PELIBATAN KOMUNITAS SENI BUDAYA DALAM PENCEGAHAN TERORISME MELALUI FORUM KOORDINASI PENCEGAHAN TERORISME (FKPT). TAHUN ANGGARAN 2017

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN. seorang warga yang bernama Bpk. Zulkifli, beliau merupakan warga asli Kab.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, beberapa diantaranya ialah melakukan perubahan kurikulum. Selain

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan ketrampilan sehat jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah ialah karena dirasakan tidak efektifnya lembaga-lembaga. reformulasi ajaran dan pendidikan Islam.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penerapan model pembelajaran everyone is a teacher here demi meningkatkan hasil

KISI-KISI SOAL SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2012/ Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam

SAMBUTAN DIRJEN KESBANGPOL DISAMPAIKAN PADA FORUM KOMUNIKASI DAN KOORDINASI PENANGANAN FAHAM RADIKAL WILAYAH BARAT TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. nasib menjadi TKI (Tenaga Kerja Indonesia). Hal ini tidak terlepas dari

SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. penelitian yang berjudul Pengaruh Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi

2015 MANFAAT PEMBELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN DALAM PENUMBUHAN SIKAP WIRAUSAHA SISWA SMAN 1 CIMAHI

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET C

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika di Universitas Negeri Yogyakarta, tanggal 28 Desember 2008, hlm.

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015

kompetensi tersebut karena guru merupakan orang terdepan yang secara langsung

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku. Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang direncanakan. diluncurkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013.

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH. SMA Wachid Hasyim 5 Surabaya merupakan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan

BAB I PENDAHULUAN. lulusan yang siap terjun secara profesional dan ikut bergerak di dunia usaha atau

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PERAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGATASI GERAKAN RADIKALISME. Oleh: Didik Siswanto, M.Pd 1

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MPENAJAM PASER UTARA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DAERAH

KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. terbakar. Kota ini memiliki sejarah tiga abad konflik komunal yakni konflik

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

BAB I PENDAHULUAN tentang Sistem Pendidikan Nasional telah menjelaskan bahwa tujuan

3.10 menganalisis substansi, strategi, dan penyebab keberhasilan dakwah Nabi Muhammad saw. di Makkah

LAPORAN HASIL PENELITIAN FUNDAMENTAL TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses untuk memanusiakan manusia. Artinya. pendidikan dapat membentuk manusia dewasa, dalam arti mandiri dan

I. PENDAHULUAN. Sebagai konsekuensi atas terbitnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. Agama dan Budaya, Bandung: Pustaka Setia, hal Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.

INFORMASI YANG WAJIB DISEDIAKAN SECARA BERKALA

Transkripsi:

123 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Usaha deradikalisasi dalam pendidikan, hususnya pada jenjang Sekolah Menengah Atas baik Negeri ataupun Swasta sangat diperlukan peran Guru Pendidikan Agama Islam dan pihak terkait. Hal ini dikarenakan radikalisme sudah masuk pada dunia pendidikan dengan ditemukanya muatan radikal pada buku mata pelajaran PAI untuk SMA, dan adanya pelaku tindak terorisme yang masih dalam usia SMA. Adapun muatan faham radikal tersebut adalah: 1. Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas XI, cetakan ke-1 tahun 2014, bab "Tokoh-tokoh Pembaharuan Dunia Islam Masa Modern" yang memuat pendapat Muhammad bin Abd wahab. 2. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas X, cetakan ke-1 tahun 2014, bab "Meneladani Perjuangan Dakwah Rasulullah SAW di Madinah, sub bab "Mengkritisi Sekitar Kita" Usaha tersebut bisa diwujudkan melalui kegiatan formal ataupun non formal, Ektra Kulikuler juga malalui kebijakan-kebijakan yang mengarah pada deradikalisasi. Dan dapat disimpulkan bahwa deradikalisasi dalam Pendidikan Agama Islam pada jenjang SMA di SMAN 3 Lamongan dan SMK NU Lamongan adalah sebagai berikut : 1. Deradikalisasi di SMAN 3 Lamongan a. Usaha Deradikalisasi 1) Usaha Formal.

Kegiatan MGMP (Musyawarah guru mata pelajaran) diawal tahun ajaran baru guna untuk mendesain perangkat pembelajaran, dengan sejauh mungkin mengacu adanya keselarasan antara teori, praktik dan berwawasan Inklusif. 2) Usaha Non Formal. Sekolah membentuk Forum Komunikasi dan Konsultasi Rohani Islam ( FOKUS ROHIS). Dengan program kegiatan yang ditentukan oleh kebijakan sekolah dengan penanggung jawab dan pelaksana yang sistematis. b. Faktor Pendukung Deradikalisasi 1) Terkordinasinya guru PAI 2) Dukungan dari pihak sekolah c. Faktor Penghambat Deradikalisasi 1) Minimnya bobot dan waktu pelajaran PAI. 2) Belum adanya ekstra kulikuler keagamaan sebagai wadah untuk pengayaan materi agama Islam bagi siswa 2. Deradikalisasi di SMK NU Lamongan a. Usaha Deradikalisasi 1) Ektra kulikuler a) Kegiatan Muhadhrah. b) Istighosah dan cerama agama 2) Berdasarkan kebijakan a) Mengadakan seminar

b) Kajian kitab salaf c) Membentuk kegiatan seni yang bertujuan untuk menghidupkan khazanah atau tradisi-tradisi Indonesia yang Islami. b. Faktor Pendukung Deradikalisasi 1) Kesamaan ideologi di lingkungan sekolah yaitu Nahdlatul Ulama 2) Larangan bagi para siswa untuk mengikuti kegiatan luar sekolah yang berlainan dengan visi misi dan ediologi sekolah c. Faktor Penghambat Deradikalisasi 1) Belum terbentuknya wadah kegiatan dan sarana untuk mengontrol dan mengawasi siswa selama 24 jam Dari penelitian multi kasus yang telah dilakukan pada dua sekolah menengah atas yakni SMAN 3 dan SMK NU lamongan dapat penulis simpulkan bahwa ada beberapa aspek yang patut menjadi pertimbangan dalam rangka deradikalisasi yaitu: 1. Aspek ideologis. Karena akar dari radikalisme yang mengatasnamakan agama adalah pemahaman ideology yang salah yang melahirkan klaim paling benar. Maka perhatian para pendidik tidak hanya diarahkan pada bentuk radikalnya saja, akan tetapi lebih pada akar dari munculnya tidak radikal. 2. Aspek Regulasi. Dalam upaya deradikalisasi dibutuhkan aturan yang cukup agar pihak-pihak terkait bisa bergerak dengan langkah-langkah yang terukur

3. Aspek ketegasan dan pengambilan sikap (political will) yang terpadu, dalam hal ini adalah kepala sekolah, guru PAI dan pihak-pihak terkait. Adapun pendekatan yang baik dalam rangka deradikalisasi adalah pendekatan dialogis. Dialog merupakan cara yang tepat untuk mengantisipasi dan menagkal radikalisasi dan efektif untuk mengubah cara berfikir agar tidak radikal B. REKOMENDASI Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dan telah mendapatkan berbagai data yang diinginkan dari penelitian ini, maka peneliti memberikan saran kepada : 1. Guru PAI di SMAN 3 Lamongan agar lebih intens dalam pengawasan dan pembentukan program pengayaan keagamaan dalam Fokus Rohis seperti seminar, work shop dan forum ilmiyah lainya. Hususnya yang berkaitan dengan deradikalisasi. 2. Mengkombinasikan antara kegiatan Formal dan Non Formal baik dari segi perencanaan maupun evaluasi sehingga dalam masalah keagamaan yang dicanangkan oleh sekolah siswa mendapat perhatian yang lebih. 3. Guru PAI agar terus melakukan evaluasi, perbaikan dan koordinasi terhadap perencanaan pembelajaran hususnya dalam forum MGMP dengan menambahkan topik tentang fenomena-fenomena keagamaan yang berkembanng di masyarakat, agar siswa memiliki memiliki pemahaman keagamaan yang inklusif, plural dan toleran.

4. Pengadaan kegiatan ekstra kulikuler keagamaan di SMAN 3 Lamongan sebagai wadah pengembangan wawasan agama bagi siswa. 5. Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pihak sekolah SMK NU Lamongan sebaiknya dalam bentuk tertulis dan di SK kan sehingga sifatnya bisa lebih mengikat. Guna untuk memudahkan kontrol, evaluasi dan koordinasi.