P., 2015 PENGARUH PEMBERIAN TUNJANGAN PROFESI TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMPN SE-RAYON 03 KABUPATEN GARUT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kehidupan berbangsa dan bernegara. Tanpa adanya pendidikan yang memadai dan

I. PENDAHULUAN. ekonomi di negara ini belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Salah satu

2015 PROGRAM PENINGKATAN KINERJA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING BERDASARKAN HASIL ANALISIS KINERJA PROFESIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembinaan guru pascasertifikasi penting dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. acuan dari kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu perlu ditingkatkan, di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wahana yang sangat strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang cerdas di era seperti sekarang ini sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sertifikasi guru merupakan salah satu terobosan dalam dunia

BAB I LATAR BELAKANG. Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dan hasil pendidikan yang berkualitas. Itulah sebabnya seorang guru

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan diwujudkan oleh guru dalam

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

BAB I PENDAHULUAN. antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan pendidikan nasional adalah bagaimana meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. Upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan merupakan sebuah. persoalan kompleks, karena untuk mewujudkannya dibutuhkan saling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kompetitif. Dengan semakin berkembangnya era sekarang ini membuat kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional). Pelaksanaan pendidikan di Indonesia masih mengalami

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah mempercepat pencanangan millenium development goals,

BAB I PENDAHULUAN. menempati urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), dan ke-109

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Competitiveness Report Seperti halnya laporan tahun-tahun sebelumnya,

Kurikulum Kurikulum 2013

DAMPAK SERTIFIKASI TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DAN PRESTASI BELAJAR SISWA (PENELITIAN PADA GURU MTS SE-KABUPATEN SEMARANG) Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dicapai setelah melalui

BAB I PENDAHULUAN. teknologi (Iptek). Persepsi masyarakat ini kiranya telah mampu memobilisasi

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan merupakan faktor penunjang utama dalam maju atau

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek sosial dari program pembangunan

1. PENDAHULUAN. merupakan sarana mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Indonesia menduduki posisi sentral dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dikatakan berhasil apabila pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Education For All Global Monitoring Report tahun 2011 menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan fungsi pokok dan usaha yang paling

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. pustakawan, komite sekolah dan lain-lain yang satu sama lain harus saling. meningkatkan prestasi belajar siswa secara optimal pula.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. nasional. Padahal, penyelenggaraannya telah menguras sekitar dua pertiga dari

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah aspek penting dan merupakan ujung tombak dalam

BAB I PENDAHULUAN. teknologi canggih yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari demi

2015 PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

1. PENDAHULUAN. tuntutan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi bila ingin mencapai suatu keberhasilan,

BAB I PENDAHULUAN. maupun organisasi yang berorientasi pada laba, namun human assets-lah yang

SERTIFIKASI GURU DAN DOSEN TAHUN 2009: DASAR HUKUM DAN PELAKSANAANNYA 1

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan selalu mendapatkan sorotan tajam dari masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidik merupakan salah satu komponen yang menentukan berhasil

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. itu, hampir semua negara menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan oleh pemerintah terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia.

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dalam. tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

2014 PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH D AN PENGARUHNYA TERHAD AP KINERJA MENGAJAR GURU D I SMK SMIP YPPT BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemerintah beranggapan bahwa profesional guru dan dosen dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. hanya diperoleh dari guru yang profesional dan sekolah berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. Profesi guru telah ditetapkan sebagai jabatan profesional. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. untuk menggerakan seluruh kegiatan dan menentukan keberhasilan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengembangkan diri berdasarkan potensi yang dimiliki. Penigkatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur,

I. PENDAHULUAN. ini karena tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

PROBLEMATIKA KOMPETENSI DAN PROFESIONALISME GURU

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dalam menjalankan tugasnya dapat mencapai hasil dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. dengan PLPG tidak terlepas dari terbitnya Undang-Undang No. 20 tahun 2003

BAB II TIJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam komunitas sosial untuk mengimbangi laju perkembangan ilmu. bersamaan terhadap perkembangan dan sistem pendidikan bagi

BAB VI PENUTUP. prosentase sebesar 58,1%. Sisanya sebesar 41,9% dipengaruhi oleh. pengaruh antara kompetensi guru tersertifikasi melalui portofolio

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu pengalaman belajar yang terprogram dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat digolongkan menjadi dua yaitu: tenaga pendidik (guru) dan tenaga

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Peran dari pendidikan tersebut adalah sebagai sarana dalam. meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah

BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SERTIFIKASI GURU MERUPAKAN PERLINDUNGAN PROFESI. Sugeng Muslimin Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. yang bekerja didalamnya. Orang-orang yang bekerja di sekolah adalah

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. tantangan di era global semakin kompleks. Seiring melesatnya ilmu pengetahuan

SERTIFIKASI GURU, ANTARA PROFESIONALISME, TANTANGAN, DAN REALITA GURU*) Oleh : Badrun Kartowagiran**)

BAB I PENDAHULUAN. formal atau nonformal. Kedua pendidikan ini jika ditempuh dan dilaksanakan

2015 PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (PUSDIKLAT) GEOLOGI BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia melalui perluasan dan pemerataan akses pendidikan menjadi masalah serius yang perlu dicapai. Guru sebagai tenaga pendidik memiliki peran dan tanggung jawab sangat besar dalam meningkatkan kualitas dan mutu layanan pendidikan, untuk mencapai tujuan tersebut pemberdayaan dan pengembangan profesional guru perlu dilakukan secara terus menerus. Hasil penelitian United Nation Development Programe (UNDP) pada tahun 2013 tentang Indeks Pembangunan Manusia menyatakan Indonesia memperoleh angka IPM 0,684, angka ini menunjukkan kenaikan bila dibanding dengan skor IPM pada tahun 2012 yang sebesar 0,681 dan berada pada peringkat ke 108 dari 187 negara yang diteliti. Dan jika Indonesia dibanding dengan negara negara ASEAN yang dilibatkan dalam penelitian, Indonesia berada pada peringkat ke 5 dari 11 negara ASEAN. Salah satu unsur utama dalam penentuan komposit Indeks Pembangunan Manusia ialah tingkat pengetahuan bangsa atau pendidikan bangsa. Peringkat Indonesia yang rendah dalam kualitas sumber daya manusia ini adalah gambaran mutu pendidikan Indonesia yang rendah. Keterpurukan mutu pendidikan di Indonesia juga dinyatakan menurut Education For All Global Monitoring Report 2012 yang dikeluarkan oleh UNESCO, pendidikan Indonesia berada di peringkat ke- 64 untuk pendidikan di seluruh dunia dari 120 negara. Data Education Development Index (EDI) Indonesia, pada 2011 Indonesia berada di peringkat ke-69 dari 127 negara.

2 Salah satu penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia adalah komponen mutu guru. Rendahnya profesionalitas guru di Indonesia yang belum memadai untuk menjalankan tugasnya dapat dilihat dari kelayakan guru mengajar. Berdasarkan Balitbang Depdiknas persentase guru menurut kelayakan mengajar dalam tahun 2010-2011 untuk guru SD (negeri) 26,83% sementara (swasta) 28,94%, untuk guru SMP (negeri) 54,12% sementara (swasta) 60,99%, untuk SMA (negeri) 65,29% sementara (swasta) 64,73%, serta guru SMK (negeri) 55,49% dan (swasta) 58,26%. Dari Penelitian Habibah (2014) yang berjudul dampak tunjangan sertifikasi terhadap gaya hidup konsumtif menyebutkan bahwa : Diduga kuat ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas guru disemua jenjang pendidikan. Pertama, kurangnya kesadaran para guru untuk mengembangkan profesi keguruannya sehingga guru tersebut berpengetahuan statis, tidak kreatif, dan tidak peka terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Kedua, kompetensi guru yang belum maksimal. Hal ini disebabkan kompetensi guru yang belum maksimal dan mengajar bukan pada bidang studinya. Ketiga, penghasilan yang minim sehingga tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut E. Mulyasa (2002 : 57) menegaskan bahwa terpenuhinya berbagai macam kebutuhan manusia akan menimbulkan kepuasan dalam melaksanakan apapun tugasnya. Sebagaimana Journal PAT (2001) juga menjelaskan bahwa pemerintah Inggris dan Wales melakukan kebijakan untuk meningkatkan kesejahteraan guru dalam meningkatkan profesionalisme guru, sebab semakin sejahtera seseorang maka semakin tinggi kemungkinan untuk meningkatkan kinerjanya. Kemudian berdasarkan buku dan journal diatas maka Fitriani (2006) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Terhadap Kinerja Mengajar Guru di SMAN RSBI di Kabupaten Garut menunjukkan bahwa hubungan antara variabel X dan Y sangat kuat dan positif.

3 Kesejahteraan disini adalah kompensasi yang diterima oleh guru. Ada beberapa jenis kompensasi diantaranya adalah gaji pokok dan upah, insentif, tunjangan, cuti, bonus dan komisi. Hal ini dapat dipahami karena kesejahteraan berkaitan dengan kepuasan, motivasi kerja, kinerja, dan produktivitas kerja. Secara singkat, perbaikan terhadap kesejahteraan guru diarahkan kepada peningkatan kinerja yang bermuara pada peningkatan mutu pendidikan. Salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi permasalahan yang ada yakni dengan mengeluarkan kebijakan melalui peran serta guru adalah dengan cara memberikan tunjangan profesi. Tunjangan profesi adalah tunjangan yang diberikan oleh pemerintah kepada guru yang memiliki sertifikat pendidik (Sertifikasi Guru). Pemerintah mensahkan pelaksanaan sertifikasi guru ini tertuang pada UU Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen yang disebutkan pada Pasal 1 (11) bahwa Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Dan Pasal 16 (1) disebutkan bahwa : Pemerintah memberikan tunjangan profesi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 (1) kepada guru yang telah memiliki sertifikat pendidik yang diangkat oleh penyelenggara pendidikan dan/atau satuan pendidikan yang diselenggrakan oleh masyarakat. Adapun tujuan dilaksanakannya sertifikasi guru dan dosen menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen diantaranya adalah sebagai berikut : a. Menentukan kelayakan guru dan dosen dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional. b. Meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan. c. Meningkatkan martabat guru dan dosen d. Meningkatkan profesionalitas guru dan dosen Hasil penelitian dari Siti (2004) yang berjudul Pengaruh Pemberian Kompensasi Terhadap Kinerja Mengajar Guru Honorer di SDN

4 Kecamatan Cikajang Garut, dalam temuan ini disimpulkan bahwa pemberian kompensasi mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap kinerja mengajar guru honorer. Pemerintah berharap dengan adanya peningkatan kesejahteraan pada guru akan terjadi pula peningkatan kinerja guru yang berdampak pada peningkatan mutu pendidikan nasional yang sesuai dengan UU Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 4. Dan jika merujuk pedoman yang dikeluarkan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), sertifikasi merupakan upaya peningkatan kualitas guru yang didukung dengan peningkatan kesejahteraan mereka. Diharapkan, program itu meningkatkan mutu pembelajaran dan pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan. Atau secara singkat, perbaikan terhadap kesejahteraan guru diarahkan kepada peningkatan kinerja yang bermuara pada peningkatan mutu pendidikan. Namun pada saat program sertifikasi diimplementasikan, muncul banyak perdebatan dan kritik bahwa program sertifikasi ternyata tidak sesuai dengan yang diharapkan, guru yang telah lolos sertifikasi ternyata tidak menunjukkan kualitas yang diharapkan. Dalam sebuah artikel berjudul mengkritisi kinerja guru pascasertifikasi yang terdapat dalam situs https://suaraguru.wordpress.com/2009/12/15/mengkritisi-kinerja-gurupascasertifikasi/ menyebutkan bahwa: Berdasarkan hasil Survei yang dilaksanakan Persatuan Guru Indonesia (PGRI) mengenai dampak sertifikasi terhadap kinerja guru menyatakan bahwa kinerja guru yang sudah lolos sertifikasi belum memuaskan. Motivasi kerja yang tinggi justru ditunjukkan guru-guru di berbagai jenjang pendidikan yang belum lolos sertifikasi. Harapan mereka adalah segera lolos sertifikasi berikut memperoleh uang tunjangan profesi. Hasil survei tersebut memperkuat dugaan sebagian besar masyarakat yang menyebut proyek program sertifikasi guru itu sekadar

5 formalitas. Para guru yang belum tersertifikasi terlihat bekerja keras dengan berbagai cara sampai pada cara-cara instan demi mendapatkan sertifikasi guru. Lebih dari itu, tujuan tunjangan profesi yang jumlahnya lumayan besar. lainnya adalah memperoleh Kerja keras guru tersebut ternyata hanya berlaku saat akan mengikuti sertifikasi. Tapi pascasertifikasiguru-guru yang telah memperoleh sertifikat pendidik profesional baik melalui portofolio, PLPG (Pendidikan dan Latihan Profesi Guru) maupun melalui verifikasi dokumen yang harusnya semakin bijaksana untuk mengembangkan kompetensi dan profesionalisme kependidikan yang ada dalam diri guru bersertifikasi pendidik bisa mengoptimalkan kinerja mereka, namun dalam kenyataannya, sikap terhadap pengembangan profesionalisme guru sangat rendah meskipun guru-guru sudah memperoleh sertifikasi pendidik, kemampuan dan kualitas guru sama saja. Dengan kata lain, ada atau tanpa sertifikasi, kondisi dan kemampuan guru sama saja. Tidak ada perubahan dan peningkatan signifikan pada kualitas diri dan pembelajaran di sekolah. Pemberian sertifikasi yang berujung pada pemberian tunjangan profesi guru ini seharusnya memberikan perubahan terhadap kompetensi profesionalime danpenelitian dari Andrie (2010) yang berjudul Kontribusi Tunjangan Profesi Terhadap Kompetensi Profesional Guru di SMK Se- Kota Bandung menyimpulkan bahwa tunjangan profesi memberikan kontribusi yang kuat terhadap kompetensi profesional guru. Dari hasil survey yang peneliti lakukan, menurut salah satu pengawas dan Ketua MGMP di Kabupaten Garut menyebutkan bahwa : Dampak pemberian tunjangan profesi terhadap kinerja mengajar guru belum mengalami perubahan yang signifikan, diantaranya adalah masalah ketepatan waktu dalam masuk atau keluar kelas atau saat pergantian jam pelajaran, dalam pembuatan RPP yang masih menggunakan sistem copy paste tanpa memperhatikan keadaan dilapangan yang sebenarnya, kurangnya dalam penggunaan media pembelajaran berbasis ICT, kurangnya

6 kemampuan guru dalam mengorganisir proses belajar mengajar saat proses belajar mengajar berlangsung. Permasalahan lain menurut beberapa Kepala Sekolah di Kabupaten Garut ini adalah : Mengenai mekanisme pemberian tunjangan profesi itu sendiri yang sering kali ada keterlambatan dalam pembayarannya, juga tentang tunjangan profesi yang guru terima masih belum mengalami peningkatan dalam profesionalitasnya, bahkan penggunaannya lebih banyak dipergunakan untuk kepentingan personal dibanding kepentingan profesional. Berdasarkan masalah yang terjadi penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang bagaimana PENGARUH PEMBERIAN TUNJANGAN PROFESI TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMPN B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, dan untuk menghindari kesalahan penafsiran dalam penelitian ini serta agar masalah dalam penelitian ini tidak menyimpang dari apa yang ingin diteliti dan agar menjadi fokus dalam penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti memberi batasan secara konseptual dan kontekstual, yaitu : a. Secara konseptual, batasan masalah dari penelitian ini yaitu variabel X mengenai pemberian tunjangan profesi yang merupakan persepsi guru mengenai apa yang terjadi di sekolah dan mempengaruhi perilaku guru dalam melaksanakan kinerjanya, sedangkan untuk varibel Y yaitu mengenai kinerja mengajar guru yang dilihat dari kemampuan guru dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik.

7 b. Secara kontekstual, penulis melakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian tunjangan profesi terhadap kinerja mengajar guru di SMPN se-rayon 03 Kabupaten Garut. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan beberapa pokok permasalahan yang akan dibahas, yaitu : a. Bagaimanakah pemberian tunjangan profesi yang diterima guru di SMPN Se-Rayon 03 Kabupaten Garut? b. Bagaimanakah kinerja mengajar guru di SMPN Se-Rayon 03 Kabupaten Garut? c. Seberapa besar pengaruh pemberian tunjangan profesi terhadap kinerja mengajar guru di SMPN Se-Rayon 03 Kabupaten Garut? C. Tujuan 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah agar penelitian ini mempunyai arah yang jelas, dan tolak ukur keberhasilan yang dapat dijadikan pedoman untuk dapat dipergunakan sebagai bahan kajian dalam rangka penyusunan penelitian, maka penulis merumuskan maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data mengenai pengaruh pemberian tunjangan profesi dan kinerja guru, data ini dijadikan bahan analisis apakah ada pengaruh pemberian tunjangan profesi terhadap kinerja mengajar guru di SMPN Se-Rayon 03 Kabupaten Garut. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui pemberian tunjangan profesi di SMPN Se- Rayon 03 Kabupaten Garut.

8 b. Untuk mengetahui kinerja mengajar guru di SMPN Se-Rayon 03 Kabupaten Garut. c. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pemberian tunjangan profesi terhadap kinerja mengajar guru di SMPN Se-Rayon 03 Kabupaten Garut. D. Manfaat/Signifikansi Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat/signifikansi baik dari segi teoritis maupun praktis di lapangan. 1. Segi Teoritis Dari segi teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan disiplin ilmu administrasi pendidikan, yaitu dalam konteks pemberian tunjangan profesi khususnya pemberian tunjangan profesi terhadap kinerja mengajar guru. 2. Segi Praktis a. Bagi peneliti, bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan ilmu yang relevan dengan bidang studi yang sedang ditekuni, yaitu administrasi pendidikan, khususnya pada aspek pemberian tunjangan profesi (kompensasi) dan kinerja mengajar guru. b. Bagi pemerintah pusat dan daerah, sebagai bahan masukan dalam sistem kompensasi terutama menyangkut pemberian tunjangan profesi yang diberikan kepada guru SMPN Se-Rayon 03 Kabupaten Garut. c. Bagi guru terutama guru SMPN Se-Rayon 03 Kabupaten Garut, sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kinerja mengajar guru. E. Struktur Organisasi Skripsi Adapun sistematika skripsi terdiri dari:

9 1. Bab I, berisi tentang latar belakang penelitian, batasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi. 2. Bab II, berisi tentang uraian kajian teori maupun konsep-konsep yang relevan dengan variabel yang akan diteliti. Meliputi kajian tunjangan profesi, kinerja mengajar guru, dan teori tentang pengaruh tunjangan profesi terhadap kinerja mengajar guru. 3. Bab III. Metodologi Penelitian, yang berisi tentang metodologi penelitian yang dilaksanakan oleh penulis yang terdiri dari pembahasan tentang lokasi penelitian, populasi dan sampel penelitian, metode penelitian, definisi operasional, pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis data. 4. Bab IV, tentang hasil penelitian dan pembahasan, yang membahas tentang deskripsi hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis. 5. Bab V, Kesimpulan dan Saran, yang menjelaskan atau mendeskripsikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran yang diberikan penulis tentang kegiatan penelitian selanjutnya, maupun saran yang diberikan terhadap objek penelitian (guru yang telah lolos sertifikasi).