Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2012

dokumen-dokumen yang mirip
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dilakukan secara tradisional untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

hasil tanaman seperti yang diharapkan. Syarat tumbuh tanaman dari faktor teknologi budidaya tanaman (T) meliputi: (a) jenis dan varietas tanaman; (b)

[ ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT RAKYAT DI PROVINSI BENGKULU ]

X.82. Pengembangan tanaman jagung yang adaptif di lahan masam dengan potensi hasil 9,0 t/ha. Zubachtirodin

Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 2012

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV

KATA PENGANTAR. Demikian Laporan Pendahuluan ini kami sampaikan, atas kerjasama semua pihak yang terkait kami ucapkan terima kasih.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 KETERANGAN

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang. Pertambahan penduduk merupakan faktor utama pendorong bagi upaya

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

AGROFORESTRY : SISTEM PENGGUNAAN LAHAN YANG MAMPU MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT DAN MENJAGA KEBERLANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN. pertanian menjadi daerah permukiman, industri, dan lain-lain. Menurut BPN

KAJIAN POLA KEMITRAAN DALAM MEMPRODUKSI BENIH PADI BERMUTU DI SULAWESI TENGGARA


Perkembangan Potensi Lahan Kering Masam

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

[ BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN] 2012

Menengok kesuksesan Rehabilitasi Hutan di Hutan Organik Megamendung Bogor Melalui Pola Agroforestry

BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

[ nama lembaga ] 2012

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

SCHOOL GARDEN AJARKAN ANAK CINTA MAKAN SAYUR

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KARAKTERISASI DAN EVALUASI POTENSI LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN KAKAO DI KAB. DONGGALA DAN PARIGI MOUTONG PROV. SULTENG MENDUKUNG MP3EI

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGENALAN TEKNIK USAHATANI TERPADU DI KAWASAN EKONOMI MASYARAKAT DESA PUDAK

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan salah satu tindakan yang mendukung untuk

BALAI BESAR LITBANG SUMBER DAYA LAHAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN ENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012

Boks.1 UPAYA PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI JAMBI

KAJIAN PEMANFAATAN LIMBAH SAWIT PADA PEMBUATAN PUPUK ORGANIK GUNA MENDUKUNG PENGEMBANGAN SAYURAN ORGANIK DI KALIMANTAN BARAT

Realisasi Kinerja Program dan kerangka pendanaan Tahun Data Capaian pada Tahun Awal Perencanaan

PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi secara keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN. daerah bersangkutan (Soeparmoko, 2002: 45). Keberhasilan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura tergolong komoditas yang bernilai ekonomi tinggi

logo lembaga Kode Judul X.303 Idawanni, SP KAJIAN IDENTIFIKASI DAN PENGENDALIAN PENYAKIT KARET RAKYAT DI KABUPATEN ACEH BARAT PROVINSI ACEH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produksi Tanaman Sayuran di Indonesia Tahun Produksi (Ton)

PENINGKATAN PRODUKSI SATOIMO (Colocasia esculenta Schott var. antiquorum) BERBASIS PERTANIAN ORGANIK DI KABUPATEN BANTAENG, SULAWESI SELATAN

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sejak tahun Sentra produksi ubi jalar adalah Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,

Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (m-p3mi) Berbasis Padi Palawija

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130

[ BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN] 2012

KEBERLANGSUNGAN FUNGSI EKONOMI, SOSIAL, DAN LINGKUNGAN MELALUI PENANAMAN KELAPA SAWIT/ HTI BERKELANJUTAN DI LAHAN GAMBUT

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang

S. Andy Cahyono dan Purwanto

PENDAHULUAN. Permasalahan yang dihadapi dalam pengusahaan tanah-tanah miring. berlereng adalah erosi. Untuk itu dalam usaha pemanfaatan lahan-lahan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Hutan sebagai karunia dan amanah Tuhan Yang Maha Esa yang

BAB I PENDAHULUAN. pertanian sebagai sumber mata pencaharian dari mayoritas penduduknya. Dengan

KODE JUDUL : X.46 AGROEKOLOGI WILAYAH PENGEMBANGAN VARIETAS TEBU DI LAHAN KERING SULAWESI SELATAN MENDUKUNG PERCEPATAN PENCAPAIAN SWASEMBADA GULA

KAWASAN KONSERVASI UNTUK PELESTARIAN PRIMATA JURUSAN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan pasal 1 ayat (6) menyatakan bahwa buah lokal adalah semua jenis buahbuahan

Ditulis oleh Administrator Senin, 11 November :47 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 29 November :16

KAJIAN PENYAKIT BUSUK BUAH PADA KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH TIMUR

Penganekaragaman Konsumsi Pangan Proses pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, tetapi terhadap

AGROFORESTRI PENDAHULUAN. Apa itu Agroforestri? Cakupan pembahasan agroforestri

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012

I. PENDAHULUAN. memiliki fungsi yang sangat penting bagi makhluk hidup karena

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130

MAKALAH KEBIJAKAN POLICY PAPER PENYUSUNAN INVENTARISASI PLASMA NUTFAH/SUMBER DAYA GENETIK DI PROVINSI LAMPUNG

I. PENDAHULUAN. masyarakat Kota Bandar Lampung dan Kabupaten Pesawaran. Selain itu taman

logo lembaga [ X.230 ] Kajian Faktor Yang BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2012

3.1 Penilaian Terhadap Sistem Perekonomian / Agribisnis

Sagu Sebagai Solusi Swasembada Pangan Nasional Oleh :

commit to user BAB I PENDAHULUAN

PERTANIAN.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara penghasil bambu yang cukup besar. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. Kelangkaan pangan telah menjadi ancaman setiap negara, semenjak

KAJIAN POLA PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN

9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD)

TINJAUAN PUSTAKA. daerahnya masing-masing. Oleh karena itu tiap daerah sudah lebih bebas dalam

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jl. Irian Km.6,5 Bengkulu 38119

2. TANAMAN PANGAN 2.1. Luas Tanam (Ha) Komoditi Tanaman Pangan Kabupaten Luwu, tahun

I. PENDAHULUAN. dianggap sebagai sumber kehidupan dan lapangan kerja, maka pertanian

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGGARA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. kedua sumber utama tidak dapat memenuhi kebutuhan. Ketersediaan pangan

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.78/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN KEHUTANAN

Ekologi Hidupan Liar HUTAN. Mengapa Mempelajari Hidupan Liar? PENGERTIAN 3/25/2014. Hidupan liar?

Konservasi Lingkungan. Lely Riawati

POHON KINERJA DINAS PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia untuk mempertahankan hidup. Oleh karena itu kecukupan pangan

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAPORAN AKHIR PENYULUHAN DAN PENYEBARAN INFORMASI HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN TEMU INFORMASI TEKNOLOGI TERAPAN

BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN MAJALENGKA. dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan. Kebijakan dan program

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bagi manusia, lahan sangat dibutuhkan dalam menjamin kelangsungan hidup

Transkripsi:

Kode kegiatan (I.8) POTENSI DAN PROSPEK PENGEMBANGAN JENIS HAYATI SUMBER BAHAN PANGAN DI CAGAR BIOSFER LORE LINDU, SULAWESI TENGAH Y. Purwanto Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2012

LATAR BELAKANG 1. Kebutuhan pangan yang terus meningkat 2. Ketersediaan lahan terbatas 3. Perlu ketahanan pangan 4. Menggali sumber bahan pangan 5. Penyediaan dan pengamanan pangan serta peningkatan gizi masyarakat (food security and nutrition). Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 1

PERMASALAHAN 1. Wilayah Indonesia memiliki karakteristik spesifik dan memiliki kekayaan kehati yang tinggi sangat rentan terhadap perubahan baik yang diakibatkan oleh manusia (antropik) maupun perubahan iklim global 2. Kondisi sosial masyarakat Indonesia sebagian besar tinggal di pedesaan dalam kehidupannya masih sangat bergantung pada layanan alam yaitu dari sumber daya hayati untuk memenuhi kebutuhan hidupnya melalui kegiatan pertanian, perhutanan dan perikanan 3. Kegiatan pembangunan ekonomi yang mengandalkan eksploitasi sumber daya alam 4. Kegiatan illegal pengelolaan SDAH Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 2

METODOLOGI Lokasi: Cagar Biosfer Lore Lindu, Sulawesi Tengah Tahap Pengumpulan Data 1) Pengumpulan data kehati sumber bahan pangan dan potensinya observasi lapangan, wawancara 2) Data kegiatan pengelolaan Kehati: mengamati kegiatan produksi, teknologi lokal dan hasil produksi Pengumpulan data dengan menggunakan metode Participatory Rapid Apparaisal (PRA) dan Focus Group Discussion (FGD). 3) Strategi pengelolaan sumber daya hayati bahan Pangan analisis keanekaragaman sumber bahan pangan, potensi, sistem produksi berkelanjutan Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 3

SINERGI KOORDINASI SINERGI KOORDINASI KELEMBAGAAN PROGRAM Penelitian ini bekerjasama dengan: 1. KOMITE NASIONAL PROGRAM MAB INDONESIA IMPLEMENTASI KONSEP CAGAR BIOSFER SEBAGAI KAWASAN PEMBANGUNAN EKONOMI BERKELANJUTAN 2. BALAI BESAR TAMAN NASIONAL LORE LINDU KOORDINASI DALAM PENGEMBANGAN JENIS-JENIS TUMBUHAN BERGUNA DI KAWASAN KONSERVASI DAN KAWASAN PENGEMBANGAN (PENYANGGA DAN TRANSISI) 3. PEMERINTAH DAERAH: MELAKUKAN KOORDINASI PENGEMBANGAN JENIS-JENIS TANAMAN BUDIDAYA BERPOTENSI EKONOMI Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 4

PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN 1. Terkumpulnya data keanekaragaman jenis tumbuhan bahan pangan di kawasan Cagar Biosfer, meliputi: a) Jenis tanaman bahan pangan (budidaya): 35 jenis (Toro), 50 jenis (Lembah Behoa), dan 52 jenis (Lembah Napu) b) Jenis tumbuhan bahan pangan (non budidaya): 20 jenis (Toro) 6 jenis (Lembah Behoa), > 23 jenis di Lembah Napu 2. Terdatanya jenis-jenis TANAMAN BUDIDAYA SEBAGAI SUMBER EKONOMI MASYARAKAT: a) Coklat b) Kopi c) Padi organik KULTIVAR LOKAL d) Ubi kayu di Lembah Napu e) Produk Sayuran (65 ton/hari) dari Lembah Napu: kol bunga, kobis, wortel, kentang, cabe, kecipir, etc. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 5

PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN 3. Data sosial ekonomi jenis-jenis penting (coklat, padi, sayur, kopi, jagung, durian, apokat etc.) yang memberikan sumbangan pendapatan keluarga > 80 % 4. Terungkapnya pengetahuan lokal dalam pengelolaan SDH bahan pangan meliputi: a) Proses produksi b) Proses penanganan pasca panen c) Pengembangan produk olahan, etc. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012 6

PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN Kerangka dan strategi pemanfaatan hasil kegiatan 1. Peningkatan kualitas dan kuantitas produk pangan 2. Peningkatan nilai produk pangan Wujud - bentuk pemanfaatan hasil kegiatan 1. Data keanekaragaman pangan 2. Data potensi pangan 3. Data prospek pengembangan Data (jumlah dan demografi) pihak yang memanfaatkan hasil kegiatan - Data keanekaragaman pangan, potensi dan prospek pengembangan dapat digunakan sebagai dasar pengembangan pangan di lokasi studi oleh pemerintah, swasta dan masyarakat Signifikansi pemanfaatan yang dirasakan pihak penerima manfaat hasil kegiatan - Bagi pemerintah daerah dan swasta memiliki keanekaragaman pangan, potensi dan prospek pengembangan dapat digunakan sebagai dasar pengembangan pangan - Bagi masyarakat mendapatkan pengetahuan baru pengembangan produk pangan Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012 7

Prospek Produk Pangan Unggulan POTENSI PENGEMBANGAN KE DEPAN A. Pengembangan ke depan 1. Pengembangan produk kopi jahe tradisional di Kulawi 2. Pengembangan Produk padi organik kultivar lokal di masyarakat Toro dan Behoa 3. Pengembangan Produk coklat olahan lokal di Poso 4. Pengembangan Produk sayuran di Lembah Napu, Wuasa 5. Pengembangan hasil sagu di Lembah Kulawi 6. Prospek pengembangan jenis ubi-ubian untuk lahan semak belukar melalui introduksi perbaikan kualitas lahan: meningkatkan ph, pemupukan organik dan pengaturan drainase B. Strategi: 1. Pengembangan produk berbasis pengetahuan masyarakat dan meningkatkan kualitas pengetahuan masyarakat 2. Peningkatan kualitas produk meningkatkan nilai pendapatan masyarakat. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 8

FOTO KEGIATAN Kegiatan koordinasi yang terkait Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 9

Persawahan, Ladang, Kebun Sayuran Di Cagar Biosfer Lore Lindu

Y. Purwanto Siti Susiarti Edi Nasriadi Sambas M. Fathi Royyani Wardah TERIMA KASIH