SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan

MODUL PEMBELAJARAN SENI BUDAYA

MODUL SENI BUDAYA SEKOLAH MENENGAH KEJURUN SENI TEATER

BAB 2. TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dunia seni saat ini semakin banyak jumlah dan beragam bentuknya.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

LUDRUK LENONG Ludruk adalah pertunjukan seni theater tradisional yang berasal dari Jawa timur. Ludruk ini biasanya dipentaskan oleh satu grup kesenian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SOAL UAS SENI BUDAYA KLS XI TH Kegiatan seseorang atau sekelompok dalam upaya mempertunjukan suatu hasil karya atau produknya kepada

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. belajar dipengaruhi oleh motivasi dari dalam dan luar siswa.

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

BAB III TEORI PENUNJANG

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Musik Pendidikan Anak Berkebutuhan 2 PTM 311 Khusus (ABK) 21.

Institut Seni Musik Semarang

MATA PELAJARAN : Seni Teater JENJANG PENDIDIKAN : Sekolah Menengah Kejuruan

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KARYA SENI PERTUNJUKAN KARNAVAL TATA BUSANA TEATER. Oleh: Budi Arianto, S.Pd., M.A. NIP

POKOK PERMASALAHAN. Tema: PANGGUNG KURIKULUM

MAPEL SENI BUDAYA TEATER K13

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertunjukan drama merupakan sebuah kerja kolektif. Sebagai kerja seni

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

Standar Kompetensi Guru SI/SK Kompetensi Guru Mapel KD Indikator Esensial

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN RENCANA PROGRAM PENGAJARAN (RPP)

BAB 1 PENDAHULUAN. siswa dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah. Siswa. dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.

INDIKATOR ESENSIAL Menjelaskan karakteristik peserta. didik yang berkaitan dengan aspek fisik,

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Saat ini, media komunikasi berkembang secara menonjol

KATA PENGANTAR. Payung, 06 Juni Penyusun,

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. pertunjukan yang mewakili kesukaan pada lagu-lagu lama, memilih naskah

KURIKULUM PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB I PENDAHULUAN. zaman/waktu. Baik itu seni bahasa atau sastra, seni gerak (acting), seni rias

BAB II LANDASAN TEORI. Peneliti mengambil penelitian dengan judul Resepsi mahasiswa Jurusan

MAPEL SENI BUDAYA TEATER K13

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor penentu kelulusan ujian nasional. Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian

BAB I PENDAHULUAN. lain termasuk teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan

PROGRAM STUDI S1 - SENI KARAWITAN PROGRAM STUDI S1 - SENI PEDALANGAN

PROBLEMATIKA PENGEMBANGAN BAHASA UNTUK MASYARAKAT DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesenian pada dasarnya adalah salah satu cara seseorang memasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PUBLIKASI ILMIAH GEDUNG TEATER SERBAGUNA DI SURAKARTA (PENDEKATAN PADA ARSITEKTUR DEKONSTRUKSI)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH MASYARAKAT & KESENIAN INDONESIA 2 (SA) KODE / SKS : KD / 2 SKS

BAB II PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN PERAN MELALUI METODE KETERAMPILAN PROSES. Drama di teater adalah salah satu bentuk karya sastra, bedanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. seniman melalui berbagai bentuk media yang digunakannya. Melalui karya seni inilah

3. Karakteristik tari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. unsur tari-tarian dan lagu merupakan tari tradisi dan lagu daerah setempat, musik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kampus Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Bina Nusantara. yang Berhubungan dengan Arsitektur.

BAB I PENGANTAR Latar Belakang Masalah. kekayaan budaya yang amat sangat melimpah. Budaya warisan leluhur merupakan

BAB I PENDAHULUAN. cerdas, sehat, disiplin, dan betanggung jawab, berketrampilan serta. menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi misi dan visi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini

Diploma III,danS-l dengan tujuan untuk menghasilkan lulusan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk

Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP No. 1.1) : SMP Negeri 2 Gerokgak

I. PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional, pada BAB II tentang Dasar,

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat kental kehidupannya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI KARAKTER MELALUI PROSES PRODUKSI KULIAH DRAMA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS UNDIKSHA

BAB I PENDAHULUAN. Film sebagai satu media budaya seni yang mempunyai peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cintya Iftinan, 2014 Manfaat Hasil Belajar Costume Performing Art Sebagai Kesiapan Menjadi Costume D esigner

berbicara dan membawa diri harus sesuai dengan tata karma. Selain itu dalam menggunakan bahasa dalam kehidupan sehari-hari, pembawaan diri dan cara

BAB I PENDAHULUAN. berupa pengalaman, semangat, ide, pemikiran, dan keyakinan dalam suatu

ARTIKEL KARYA SENI. Oleh : NI WAYAN PHIA WIDIARI EKA TANA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN Menyikapi Kompetensi Dasar tentang Drama pada Kurikulum 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP 3)

MENCIPTA TOKOH DALAM NASKAH DRAMA Transformasi dari Penokohan Menjadi Dialog, Suasana, Spektakel

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan kesenian yang terjadi di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah

2015 ANANLISIS NILAI MORAL PAD A TOKOH UTAMA RED A D ALAM FILM LE GRAND VAJAGE(LGU) KARYA ISMAEL FERROUKHI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

B. Unsur-unsur pembangun drama Unsur dalam drama tidak jauh berbeda dengan unsur dalam cerpen, novel, maupun roman. Dialog menjadi ciri formal drama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ARTIKEL KARYA SENI PROSES PEMBELAJARAN BERMAIN DRAMA GONG BAGI SISWA KELAS XII AP 1 SMK PGRI PAYANANG

Schedule Pertemuan 2 X teori tentang apresiasi seni 4 X pemahaman materi seni 6X apresesiasi 2 X tugas 1 X ujian sisipan 1 x ujian semester

BAB VIII TATA BUSANA. STANDAR KOMPETENSI: Mampu memahami Hakikat Tata Busana

KRITERIA PENILAIAN Faslitasi Pembuatan Film Pendek dan Dokumenter 2012

A. LATAR BELAKANG MASALAH

FASILITAS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI & SEKOLAH DASAR TERPADU!!!"#$%&'(&)#*+'#%,"()-*!!!! BAB II TINJAUAN UMUM

2/9/2014 MATA KULIAH PERBANDINGAN SISTEM PENDIDIKAN MANAJEMEN SISTEM PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS GALUH. Oleh: Pipin Piniman

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Eksistensi Proyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK 2.1 GAMBARAN UMUM PROYEK Nama Proyek : Sekolah Tinggi Seni Teater Jakarta Kategori Proyek : Fasilitas Pendidikan Sifat Proyek : Fiktif Pemilik : Swasta Luas Lahan : ± 1.2 Ha KDB (%) : 40 % KLB : 1.6 Lokasi Proyek : Jl. Lingkar Luar Kamal Raya Cengkareng, Kelurahan Cengkareng Timur, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat. 2.2 ANALISA PEMILIHAN TAPAK Jakarta Barat tepatnya didaerah Cengkareng dipilih sebagai lokasi tapak memiliki kriteria yang baik untuk dibangun Sekolah Tinggi Seni Teater karena: Lokasi mudah diakses dan mudah dikenali Terdapat banyak SMA dan sederajat yang memiliki ektrakulikuler teater Transportasi, sarana jalan dan sarana lainnya sudah memadai Dekat dengan berbagai fasilitas umum dan perumahan Pembangunan pada kawasan cengkareng saat ini sudah sangat pesat dibidang properti sehingga harus dibarengi dengan fasilitas pendidikan. 5

2.3 TINJAUAN TEORITIS JUDUL 2.3.1 Pengertian Sekolah Tinggi Perguruan tinggi adalah perguruan yang menyelenggarakan pendidikan ilmiah dan/atau pendidikan profesional di satu disiplin ilmu tertentu. 1 Sekolah tinggi dalam pendidikan di Indonesia adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau vokasi dalam lingkup satu disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan jika memenuhi syarat dapat menyelenggarakan pendidikan profesi. 2 2.3.2 Pengertian Seni Teater Pengertian Seni Teater 3 Seni teater merupakan suatu karya seni yang rumit dan kompleks, sehingga sering disebut dengan collective art atau synthetic art artinya teater merupakan sintesa dari berbagai disiplin seni yang melibatkan berbagai macam keahlian dan keterampilan. Seni teater menggabungkan unsur-unsur audio, visual, dan kinestetik (gerak) yang meliputi bunyi, suara, musik, gerak serta seni rupa. Seni teater merupakan suatu kesatuan seni yang diciptakan oleh lakon, sutradara, pemain (pemeran), penata artistik, pekerja teknik, dan diproduksi oleh sekelompok orang produksi. Pengertian Teater 4 Kata teater berasal dari theatron, kata yunani yaitu "tempat melihat" yang diciptakan untuk menggambarkan bukit berundak berbentuk setengah lingkaran yang berfungsi sebagai tempat duduk penonton selama pertunjukan drama kuno yunani. Menurut Robet Cohen dalam bukunya Theatre Brief Edition, menjelaskan bahwa teater hanya sebagai pekerjaan artistik dimana pelaku menyamar sebagai karakter dalam kinerja (tidak difilmkan) langsung dari sebuah drama ditulis. 1 2 3 4 pusatbahasa.kemdiknas.go.id/kbbi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 pasal 16 ayat 2 dan UU Nomor 20 Tahun 2003 pasal 20 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional Aries, Nyoman, seni Teater, 2009 Cohen, Robert, Theatre Brief Edition, 1996 6

Robert Cohen juga menyatakan enam pernyataan tentang teater yaitu: 1. Teater adalah pekerjaan 2. Teater adalah karya artistik 3. Dalam teater, aktor karakter berkedok 4. Teater adalah kinerja 5. Teater adalah pertunjukan langsung 6. Teater melibatkan bermain scripted 2.4 FUNGSI SEKOLAH SENI TEATER Fungsi dari Sekolah Tinggi Seni Teater bagi mahasiswa adalah sebagai berikut: 1. Fungsi Informatif : yaitu dengan memberikan kebebasan kreatifitas mahasiswa dalam mencari informasi mengenai seni teater dan dapat berkumpul bersama seniman-seniman teater untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. 2. Fungsi Edukatif, yaitu mendidik dan meningkatkan penghayatan terhadap budaya kesenian teater tradisional dan lainnya. 3. Fungsi Hiburan, yaitu memfungsikan sarana hiburan sebagai tempat berekreasi dengan apa yang didapat selama mengikuti sekolah seni teater dan memberikan hiburan kepada masyarakat dengan menyediakan fasilitas pertunjukan yang bisa dipertontonkan. 4. Fungsi Kreatif, yaitu merangsang para seniman pemula untuk kemajuan dan ideide baru dan untuk lebih produktif. 2.5 SEJARAH SINGKAT TEATER 2.5.1 Asal Mula Teater 5 o Berasal dari upacara agama primitif. Unsur cerita ditambahkan pada upacara semacam itu yang akhirnya berkembang menjadi pertunjukan teater. Meskipun upacara agama telah lama ditinggalkan, tapi teater ini hidup terus hingga sekarang. o Berasal dari nyanyian untuk menghormati seorang pahlawan dikuburannya. Dalam acara ini seseorang mengisahkan riwayat hidup o sang pahlawan yang lama kelamaan diperagakan dalam bentuk teater. 5 Randai, www.scribd.com 7

o Berasal dari kegemaran manusia mendengarkan cerita. Cerita itu kemudian juga dibuat dalam bentuk teater (kisah perburuan, kepahlawanan, perang, dan lain sebagainya). 2.6 KLASIFIKASI JENIS-JENIS TEATER Menurut karakteristiknya, jenis-jenis teater yang sebagai berikut 6 : terdapat di Nusantara 1. Teater Tradisional Teater tradisional bersifat sederhana dan sangat kental kesan kedaerahannya. Teater tradisional terbagi menjadi tiga, yaitu: a. Teater Rakyat, bersifat sederhana, spontan, dan penuh improvisasi. Contoh: Ketoprak (Jawa Tengah) Lenong (Betawi) Ludruk (Jawa Timur) Barong (Bali) Tarling (Jawa Barat) Randai (Sumatra Barat b. Teater klasik, bersifat mapan, teratur, jelas ceritanya, pelaku terlatih, dan pada umumnya diselenggarakan digedung. Contoh: Wayang Orang Wayang Kulit Wayang Golek c. Teater Transisi, sifat dan gunanya sudah dipengaruhi oleh teater Barat. Contoh: Komedi Stambul Sandiwara Darnadela Sandiwara Srimulat 2. Teater Non Tradisional (Teater Modern) Ciri utama Teater Modern adalah berdasarkan lakon tertulis suatu hasil karya sastra dan ceritanya menyadarkan problematik lengkap dengan perwatakan tokoh-tokohnya dengan penekanan pada konflik dan masalah 7. Teater modern terbagi menjadi dua, yaitu: 6 7 Octa, Unsur Dan Jenis Teater, www.klikbelajar.com Dona Kurinia, Gedung Pagelaran Teater Di TIM, Skripsi, Universitas Trisakti, 1998. 8

a. Kontemporer, bersifat kekinian lebih mengutamakan kesan dan sensasi daripada kewajaran adegan. Contoh: monolog drama absurd, dan drama minikata. b. Film, merupakan seni teater yang disajikan dalam bentuk yang lebih kompleks dan sempurna. 3. Teater Konvensional Teater konvensional, bersifat sederhana, namun menonjolkan kesan manusiawi dan universal. 2.7 KARAKTERISTIK PROYEK 2.7.1 Bentuk Dan Program Pendidikan Proyek Sekolah Tinggi Seni Teater ini merupakan suatu lembaga swasta yang menyediakan fasilitas pendidikan yang lebih kompleks dan spesifik dalam bidang teater. Mencakup pendidikan formal setingkat perguruan tinggi. Jenjang Pendidikan meliputi dua jalur yaitu: a. Jalur kesarjanaan strata satu (S-1), yang mengarah kepada pembentukan keahlian akademik, keilmuan, dan kesenimanan. b. Jalur Kesenimanan atau praktisi diploma tiga (D-3) yang mengarah kepada pembentukan keahlian dan kompetensi dalam karya seni. 2.7.2 Program S1 Dan D3 Berdasarkan kurikulum Departmen Pendidikan dan Kebudayaan, beban study program S1 sebesar 144-160 sks dengan lama studi komulatif ditempuh dalam 8 14 semester dan untuk program studi D3 sebesar 110 120 SKS dalam paket kurikulum 6 dan lama study antara 4-10 semester. Persyaratan akademik untuk dapat mengikuti kedua program ini adalah telah lulus sekolah menengah umum / yang sederajat. Dalam program pendidikan S1 dan D3 yang tergabung dalam satu fakultas terbagi 2 jurusan yaitu, Teater dan Management Seni Pertunjukan. 9

2.7.3 Struktur Organisasi Sekolah Tinggi Seni Teater Senat YAYASAN KETUA PK I PK II PK III Penunjang Umum Gedung Pertunjukan Perpustakaan Bagian Administrasi Umum Sub. Bag Umum Sub. Bag Keuangan Sub. Bag Kekaryawanan Bag Adm Akademik Sub Bag Akademik Sub Bag Kemahasiswaan Sub Bag Perencana dan Sistem Informasi Program Kursus Fakultas Teater Program Kelanjutan Studi Jurusan Teater Kelompok Dosen dan Pengajar Jurusan Pemeranan 10

2.7.4 Kurikulum Pendidikan o Program Studi Seni Teater S1 NO I JENIS / NAMA MATA KULIAH Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian BOBOT SKS PER SEMESTER I II III IV V VI VII VIII IX X JML Persyaratan Ruang Kelas 1 Pendidikan Pancasila 2 2 T 2 Pendidikan Agama 2 2 T 3 Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 T 4 Bahasa Indonesia 2 2 T 5 Apresiasi Kebudayaan 2 2 T 6 Apresiasi Kesenian I, II 2 2 4 T II Mata Kuliah Keilmuan dan Ketrampilan 1 Sejarah Kebudayaa Indonesia 2 2 T 2 Seni Pertunjukan Indonesia I, II 2 2 4 T 3 Seminar Teater 2 2 T 4 Metode Penelitian 2 2 T 5 Sejarah Teater Barat 2 2 T 6 Literatur Teater I, II 2 2 4 T 7 Filsafat Seni 2 2 T 8 Antropology Teater 2 2 T 9 Apresiasi Seni Pertunjukan 2 2 T 10 Bahasa Inggris I, II 2 2 4 T 11 Bimbingan Penilusan 2 2 T 12 Sejarah Teater Asia 2 2 T 13 Dramaturgi I, II, III, IV 2 2 2 2 8 T 14 Folklor 2 2 T III Mata Kuliah Keahlian Berkarya 1 Penyutradaraan I, II, III 2 2 2 6 P 2 Pemeranan, I, II, III, IV, V, VI 4 4 4 4 4 4 24 P 3 Penataan Artistik I, II, III 2 2 2 6 P 4 Dapur Teater/Produksi I, II 2 2 4 P 5 Olah Tubuh I, II, III, IV 2 2 2 2 8 P 6 Olah Vokal I, II, III, IV 2 2 2 2 8 P 7 Studio Seni Peran, I, II, III, IV 2 2 2 2 8 P 8 Tata Rias dan Busana I, II 2 2 4 P 9 Penulisan Naskah I, II 2 2 4 T 10 Management Teater I, II 2 2 4 T 11 Tugas Ahkir/Skripsi 6 6 IV Mata Kuliah Perilaku Berkarya 1 Kapita Selekta Budaya 2 2 T 2 Aspek Hukum Dalam SPI 2 2 T 3 Estetika dan Kritik Teater 2 2 T 4 Psikologi I, II 2 2 4 T V Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat 1 Manajemen Seni Pertunjukan 2 2 T 2 Teater Nusantara I, II 2 2 4 T 3 Multi Media 4 Studi Lapangan 5 Minor Vokal 6 Komunikasi Massa Total Sks 22 22 20 20 20 18 10 10 4 6 152 11

o Program Studi Pemeranan D3 NO I JENIS / NAMA MATA KULIAH Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian BOBOT SKS PER SEMESTER I II III IV V VI JML Persyaratan Ruang Kelas 1 Pendidikan Pancasila 2 2 T 2 Pendidikan Agama 2 2 T 3 Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 T 4 Bahasa Indonesia 2 2 T 5 Apresiasi Kebudayaan 2 2 T 6 Apresiasi Kesenian I, II 2 2 4 T II Mata Kuliah Keilmuan dan Ketrampilan 1 Sejarah Kebudayaa Indonesia 2 2 T 2 Seni Pertunjukan Indonesia I, II 2 2 4 T 3 Sejarah Teater Barat 2 2 T 4 Literatur Teater 2 2 T 5 Bahasa Inggris 2 2 T 6 Sejarah Teater Asia 2 2 T 7 Dramaturgi I, II, III 2 2 2 6 T III Mata Kuliah Keahlian Berkarya 1 Penyutradaraan I, II 2 2 6 P 2 Pemeranan, I, II, III, IV, V, VI 4 4 4 4 4 4 24 P 3 Penataan Artistik I, II 2 2 4 P 4 Dapur Teater/Produksi I, II 2 2 4 P 5 Olah Tubuh I, II, III, IV 2 2 2 2 8 P 6 Olah Vokal I, II, III, IV 2 2 2 2 8 P 7 Studio Seni Peran, I, II, III, IV 2 2 2 2 8 P 8 Tata Rias dan Busana I, II 2 2 4 P 9 Penulisan Naskah I, II 2 2 4 T 10 Management Teater I, II 2 2 T 11 Tugas Ahkir/Skripsi 6 6 IV Mata Kuliah Perilaku Berkarya 1 Psikologi 2 2 T 2 Bimbingan Penulisan 2 2 T V Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat 1 Teater Nusantara I, II 2 2 4 T 2 Multi Media * 3 Minor Vokal * 4 Pengarahan Pemain * Total Sks 22 20 18 20 20 16 116 Keterangan T : Kelas teori dengan layout standar (meja, kursi, yang menghadap papan tulis dan meja dosen). P : Kelas praktek yang membutuhkan tambahan panggung atau level lantai yg lebih tinggi dengan kursi dan tanpa meja. 12

2.8 TINJAUAN EMPIRIS / STUDI BANDING 2.8.1 Institut Kesenian Jakarta (IKJ) Institut Kesenian Jakarta adalah sebuah institusi pendidikan tinggi yang difasilitasi Pemerintah Daerah Jakarta. Institut ini mengkhususkan diri dalam bidang seni, terutama seni rupa, seni peran, dan perfilman dengan jenjang pendidikan S1 dan juga D3. Fasilitas Institut Kesenian Jakarta (IKJ) No Nama Ruang Luas Standart Sumber Kesimpulan 1 Ruang Dekanat 6-10 Org 52.5 m2 5.5 m2/org 33-55m2 2 Ruang Informasi 26.25 m2 5.5 m2/org 4-5 Org 22-27m2 3 Kantor Pendaftaran 52.5 m2 5.5 m2/org 33-55m2 4 Gedung Pertunjukan 300 m2/ 200 Org - - - 5 Kelas Teori 1 (20 Kursi) 6 Kantor TU Tari 4-5 org 7 Kantor TU Teater 4-5 org 26.25 m2 1.5 m2/ org 30 m2 26.25 m2 5.5 m2/org 22-27m2 26.25 m2 5.5 m2/org 22-27m2 Matrik Hanbook Tidak 8 Kantor TU Musik 26.25 m2 5.5 m2/org 4-5 org 22-27m2 9 Kelas Tari 78.75 m2 2.93 m2/org TA, Diah sally 25-30 org. 73.25-87.5 m2 10 Kelas Musik 52.5 m2 1.5 m2/ org Matrik Hanbook 25-30 org 37.5-54 m2 11 Ruang Gamelan 236 m2 - - - 12 Ruang Pertunjukan 25-30 Org 297.5 m2 11.7 m2/org 292.5-350 m2 TA, Diah sally 13 Perpustakaan Fakultas 26.25 m2 - - - 14 Kelas Teori 2 (36 Kursi) 52.5 m2 1.5 m2/org Matrik Hanbook 37.5-54 m2 Gambar Ruang-Ruang di IKJ Ruang Gamelan Ruang Pertunjukan Ruang Kelas Kelas Tari 13

Ruang Rapat Lap Futsal Gedung Teater Musholla 2.8.2 DePaul University (The School of Theatre), Chicago Fasilitas DePaul University No Nama Ruang No Nama Ruang No Nama Ruang 1 Ruang Kelas Teori 5 Studio Desain Pemandangan 9 Restaurant 2 Ruang Kelas Praktek 6 Labolatorium Cahaya 10 Gedung Pertunjukan 3 Ruang Latihan 7 Toko Kostum 11 Black Box Teatre 4 Kantor Fakultas 8 Bioskop Gambar Ruang-Ruang di DePaul University Lobby Lobby Black Box Teatre Ruang Lounce Gedung Pertunjukan Ruang Latihan 14

2.8.3 Kesimpulan Studi Banding Dibandingkan dengan DePaul University, Institut Kesenian Jakarta memiliki pencapaian yang mudah dan lebih efisien, karena berada pada satu gedung dan jarak yang berdekatan antar kegiatan dan ruang-ruang. Pada DePaul University fasilitas yang ada sudah lebih modern karena mengalami perkembangan seperti ruang kelas praktek yang di rancang dengan tekhnologi seperti gedung pertunjukan. Sedangkan Institut Kesenian Jakarta perkembangannya masih kurang. DePaul University skalanya lebih besar dibandingkan dengan IKJ. IKJ menyatukan ilmu-ilmu kesenian bukan hanya teater. Sedangkan, DePaul University hanya mempelajari Kesenian Teater. DePaul University dan Institut Kesenian Jakarta sama-sama memiliki Gedung Pertunjukan untuk menampilkan keterampilan siswanya. Gedung Pertunjukan pada DePaul University dikomersilkan untuk umum sedangkan IKJ tidak. Karena, IKJ berada pada Kawasan Taman Ismail Marjuki yang didalamnya terdapat beberapa gedung teater yang dikomersilkan. 15