Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

dokumen-dokumen yang mirip
ARTIKEL. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian. Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum. Disusun Oleh: WILLY FITRI PRATAMI

PERAN ASURANSI KEPADA PERUSAHAAN PENGANGKUTAN BARANG MELALUI DARAT YANG MENGALAMI KERUSAKAN ATAU KEHILANGAN BARANG

PELAKSANAAN PEMBAYARAN GANTI KERUGIAN DALAM ASURANSI KEBAKARAN DI PT ASURANSI UMUM BUMIPUTERA CABANG PADANG

TANGGUNG JAWAB PT. ADIRA FINANCE PADANG TERHADAP HILANGNYA KENDARAAN BERMOTOR DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN ARTIKEL

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

PERANAN POLIS ASURANSI JIWA DALAM PENUNTUTAN KLAIM (STUDI PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE DENPASAR)

DAFTAR PUSTAKA. Abbas Salim, 1985, Dasar-Dasar Asuransi (Principle Of Insurance) Edisi Kedua, Tarsito, Bandung.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PEMBAYARAN KLAIM OLEH PERUSAHAAN AJB BUMIPUTERA 1912 DALAM HAL TERJADINYA WANPRESTASI OLEH TERTANGGUNG PADA PROGRAM MITRA BEASISWA

PENGATURAN PRINSIP TANGGUNG JAWAB KARENA KESALAHAN APABILA TERJADI EVENEMENT PADA PENGANGKUTAN DARAT

Keywords : protection, Insurance, compensation

BAB I PENDAHULUAN. barang-barang dicuri, dan sebagainya. Kemungkinan akan kehilangan atau

Oleh : Ni Putu Eni Sulistyawati I Ketut Sudantra. Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional yang dilaksanakan saat ini adalah pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2011

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA PT BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) KHATULISTIWA LUBUKSIKAPING DENGAN ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA 1912 DALAM ASURANSI

WANPRESTASI DALAM PEMBAYARAN PREMI ASURANSI DIHUBUNGKAN DENGAN TANGGUNG JAWAB PENANGGUNG ASURANSI JIWA

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TERTANGGUNG DALAM HAL TERJADI KEPAILITAN SUATU PERUSAHAAN ASURANSI

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya selalu dipenuhi dengan risiko. Risiko adalah kemungkinan

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ASURANSI ATAS HAK SUBROGASI TERHADAP KERUGIAN TERTANGGUNG YANG TIMBUL AKIBAT PIHAK KE TIGA

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin pesat, dan untuk itu masyarakat dituntut untuk bisa mengimbangi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan bertambahnya populasi kendaraan pribadi yang merupakan faktor penunjang

DAFTAR PUSTAKA. Abbas Salim, Asuransi & Manajemen Risiko, Rajawali Pers, dan Perkembangan Pemikiran, Nusa Media, Bandung, 2008,

FAKULTAS HUKUM REGULER MANDIRI UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2011

PELAKSANAAN ASURANSI JIWA SANTUNAN KREDIT ANDA (Ajisaka) PADA PT. BRINGIN LIFE SYARIAH PADANG SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN KREDIT ARTIKEL

JURNAL HUKUM PENERAPAN PRINSIP UTMOST GOOD FAITH PADA PIHAK TERTANGGUNG DALAM POLIS ASURANSI JIWA TERKAIT PENGAJUAN KLAIM ASURANSI

BAB I PENDAHULUAN. hal yang dilakukan baik menggunakan sarana pengangkutan laut maupun melalui

TANGGUNG JAWAB PENYEWA DALAM PERJANJIAN SEWA MENYEWA KENDARAAN RODA EMPAT DI KOTA GIANYAR

KAJIAN HUKUM TERHADAP AKTUALISASI ASAS INDEMNITAS DALAM POLIS STANDAR ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR INDONESIA PT. ASURANSI RAMAYANA Tbk.

TANGGUNG JAWAB LESSEE TERHADAP MUSNAHNYA BARANG MODAL KARENA KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE) DALAM PERJANJIAN LEASING

Pelaksanaan Pemberian Garansi Bank Pada PT Bank Rakyat Indonesia Persero Cabang Padang Terhadap PT Eksekutif Putra Utama Padang ARTIKEL

I. PENDAHULUAN. orang lain dan harta bendanya. Risiko yang dimaksud adalah suatu ketidaktentuan

BAB I PENDAHULUAN. saat ini mempermudah masyarakat untuk mengalihkan risiko yang kemungkinan. kemudian hari kepada lembaga pengasuransian.

AKIBAT HUKUM TERHADAP DEBITUR ATAS TERJADINYA FORCE MAJEURE (KEADAAN MEMAKSA)

PEMBEBASAN KEWAJIBAN PENANGGUNG ASURANSI MEMBAYAR GANTI RUGI, DISEBABKAN OLEH KELALAIAN TERTANGGUNG*

BAB I PENDAHULUAN. manusia dari masa ke masa pun selalu meningkat. Usaha seseorang untuk

UPAYA HUKUM TERHADAP PENOLAKAN KLAIM ASURANSI JIWA OLEH PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE CABANG GATSU. Komang Ayu Devi Natasia

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Dimana sebagian besar masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa dan mewujudkan pembangunan nasional.dalam poladasar

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing dikenal di tengah-tengah masyarakat adalah bank. Bank tersebut

I. PENDAHULUAN. Manusia di dalam hidupnya selalu berada dalam ketidakpastian dan selalu

KEDUDUKAN UNDERWRITER DALAM MENILAI DAN MENYELEKSI CALON TERTANGGUNG DI PERUSAHAAN ASURANSI PT. BUMI PUTERA Oleh

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PIHAK TERTANGGUNG DALAM ASURANSI DEMAM BERDARAH PADA PT. ASURANSI CENTRAL ASIA

Lex Administratum, Vol. V/No. 9/Nov/2017

BAB I PENDAHULUAN. otomatis terkait dengan kebutuhan dasar yang diperlukan oleh manusia. Dalam

PERTANGGUNGJAWABAN PT. POS INDONESIA ATAS KLAIM TERHADAP PENGIRIMAN PAKET BARANG DI KANTOR POS KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. hanya satu, yaitu PT. Pos Indonesia (Persero). Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASAS SUBROGASI DAN PERJANJIANASURANSI

METODE PENELITIAN. cara melakukan penelitian hukum dengan teratur (sistematis). 39 Dengan

Oleh : Ayu Cholisna 1

PROSEDUR PENYELESAIAN KLAIM ASURANSI JIWA PADA AJB BUMIPUTERA 1912 SYARIAH CABANG MEDAN

TANGGUNG JAWAB PT. PEGADAIAN CABANG ULAK KARANG KOTA PADANG TERHDAP HILANGNYA BARANG JAMINAN ARTIKEL

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN BAKU. Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. pesat saat ini. Peningkatan ini dapat dilihat dari semakin tingginya kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehidupan dan kegiatan manusia, pada hakikatnya mengandung

TANGGUNG JAWAB DEBITUR TERHADAP MUSNAHNYA OBJEK JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN KREDIT. Oleh : Ida Bagus Gde Surya Pradnyana I Nengah Suharta

PELAKSANAAN PEMBAYARAN KLAIM ASURANSI JIWA KEPADA TERTANGGUNG PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE CABANG KUTA

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua belah pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perjanjian adalah peristiwa seseorang berjanji kepada seorang lain atau dua orang

PERLAKUAN BANK MUAMALAT INDONESIA TERHADAP PEMBAYARAN KLAIM MUSNAHNYA BARANG JAMINAN DEBITUR OLEH PIHAK ASURANSI Sigit Somadiyono, SH.

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh: FADYA AMANDA HANANI

BAB I PENDAHULUAN. akan mati, jadi wajar apapun yang terjadi di masa depan hanya dapat direka reka. itu tidak dapat diperkirakan kapan terjadinya.

TINJAUAN PUSTAKA. Istilah asuransi berasal dari bahasa Belanda Verzekering atau Assurantie. Oleh

PROSEDUR PENANGANAN KLAIM NASABAH DI BAGIAN ASURANSI KENDARAAN PADA PT ASURANSI JASA INDONESIA (PERSERO) CABANG MEDAN

PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA MENYEWA KENDARAAN RODA EMPAT DALAM HAL BERALIHNYA BARANG OBJEK SEWA PADA CV. INDAH JAYA KUTA BADUNG

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PENGANGKUTAN. Menurut R. Djatmiko Pengangkutan berasal dari kata angkut yang berarti

Lex et Societatis, Vol. V/No. 1/Jan-Feb/2017

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Zainuddin. Metode Penelitian Hukum. Cet. 1. Jakarta : Sinar Grafika, 2009

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa upaya

TATA CARA PENUNTUTAN HAK WARIS OLEH AHLI WARIS YANG SEBELUMNYA DINYATAKAN HILANG BERDASARKAN KITAB UNDANG- UNDANG HUKUM PERDATA (KUHPERDATA)

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan penyakit serta karena usia tua, yang dapat mengakibatkan

ANALISIS PENGEMBALIAN PREMI KEPADA NASABAH PADA PERUSAHANAAN ASURANSI SINARMAS

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini masyarakat mulai khawatir akan adanya suatu risiko yang

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ASURANSI ATAS PEMBATALAN PERJANJIAN BAKU PADA POLIS ASURANSI JIWA di KOTA DENPASAR

TANGGUNG JAWAB PT. ROYAL EKSPRESS INDONESIA ATAS KERUSAKAN BARANG BERDASARKAN PERJANJIAN PENGIRIMAN BARANG

PROSEDUR PENANGANANAN KLAIM ASURANSI KERUGIAN MOBIL PADA PT ASURANSI JASA INDONESIA (PERSERO) MEDAN

KLAUSULA BAKU PERJANJIAN KREDIT BANK RAKYAT INDONESIA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. suatu peristiwa yang tidak terduga semula, misalnya rumahnya terbakar, barangbarangnya

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG ANGKUTAN UMUM DARAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memiliki kebutuhankebutuhan

GUGATAN PELAKU USAHA DI PENGADILAN NEGERI KLAS IA PADANG YANG KEBERATAN TERHADAP PUTUSAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) ARTIKEL

SKRIPSI PELAKSANAAN DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN (DPLK) BUMIPUTERA CABANG PADANG

KEABSAHAN PERJANJIAN ASURANSI DALAM HUKUM KEPERDATAAN

Manfaat Dan Mekanisme Penyelesaian Klaim Asuransi Prudential. Ratna Syamsiar. Abstrak

I. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam KUHD asuransi jiwa diatur dalam Buku 1 Bab X pasal pasal 308

III. METODE PENELITIAN. permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam gejala bersangkutan. 73

Jurnal Panorama Hukum

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi adalah perusahaan jasa yang melakukan perlindungan finansial (atau

PERJANJIAN GADAI YANG DIJAMIN DENGAN BARANG YANG BERASAL DARI HASIL KEJAHATAN : STUDI PADA PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG SESETAN

BAB I PENDAHULUAN. barang antar pengusaha yang masing masing bertempat tinggal di negara negara

PENYELESAIAN KLAIM PRULINK (PRUDENTIAL UNIT LINK) DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang serius ialah lembaga jaminan. Karena perkembangan ekonomi akan

NASKAH PUBLIKASI TINJAUAN YURIDIS PEMBERIAN COVER ASURANSI DALAM PERJANJIAN KREDIT DI PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) CABANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. dibidang asuransi. Mulai sejak zaman sebelum masehi yaitu pada masa kekaisaran

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu kebutuhan dasar manusia, sekaligus untuk meningkatkan mutu lingkungan

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan dari hasil penelitian yang diperoleh, dapat disimpulkan

Dengan adanya pengusaha swasta saja belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini antara lain karena perusahaan swasta hanya melayani jalur-jalur

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu risiko. Risiko yang dihadapi oleh setiap orang dapat

Transkripsi:

HAK SUBROGASI PERUSAHAAN ASURANSI TERHADAP KERUGIAN YANG DITIMBULKAN OLEH PIHAK KETIGA DALAM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA PADANG ARTIKEL Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Oleh: YUDHA PRASETYANOV 1110012111234 Reg. No. 111/Pdt/02/VI-2015 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG 2015 1

Hak Subrogasi Perusahaan Asuransi Terhadap Kerugian Yang Ditimbulkan Oleh Pihak Ketiga Dalam Asuransi Kendaraan Bermotor Di Kota Padang. Yudha Prasetyanov 1, Yansalzisatry 1, Yofiza Media 1 1 Progam Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Bung Hatta E-mail: Yprasetyanov@gmail.com ABSTRACT Insurance is an agreement between the insurer and the insured where the insured is obliged to pay premiums while the insured to pay compensation for the risk. If an error occurs that causes a loss caused by a third party, person who has paid compensation for insured replace the insured in all acquired rights to a third party that has caused the damages or called subrogation. Problems in this study were 1) How does the application of the right of subrogation against the motor vehicle insurance in Padang? 2) Does not apply reason subrogation rights against motor vehicle insurance in Padang?. The method in this research manifold sociological juridical techniques of data collection with interviews and document study, based on all the data obtained from the study, both primary data and secondary data compiled and analyzed by the method of qualitative analysis. Research conducted in the field found that: 1) the application of the right of subrogation to the insurance of motor vehicles in the city of Padang is not applied, because of the risks covered in the premium payment has been calculated. 2) The reason is not applied subrogation rights against motor vehicle insurance in Padang because of the concern of the insurance company to the insured are not honest in filing claims and concerns if the third party no effort to compensate. Keywords: Insurance, Right of Subrogation, Vehicle PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang yang memiliki suatu benda tentu menghadapi suatu risiko bahwa nilai dari miliknya itu akan berkurang baik karena hilangnya benda itu, maupun karena kerusakan atau karena musnah terbakar atau karena sebab lainnya. 1 Menurut Abbas Salim, risiko adalah ketidaktentuan (uncertainty) yang mungkin melahirkan peristiwa kerugian (loss). 2 Risiko tersebut tidak bisa ditentukan apakah akan terjadi atau tidak dan kapan terjadinya, bisa saja dalam waktu dekat maupun dalam waktu jauh. Timbulnya risiko tersebut membuat manusia dalam menjalani kegiatan dan aktifitasnya diliputi perasaan yang tidak nyaman dan aman. Salah satu cara untuk mengatasi risiko tersebut adalah dengan mengalihkan risiko (transfer of risk) kepada pihak lain. Saat ini 1 Djoko Prakoso & I Ketut Murtika, Hukum Asuransi Indonesia, Cetakan ke-3, PT Rineka Cipta, Jakarta, hlm.7. 2 Abbas Salim, 2012, Asuransi & Manajemen Risiko, Cetakan ke-10, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, hlm. 4. 1

pihak lain penerima risiko dan mampu mengelola risiko tersebut adalah perusahaan asuransi. Tertanggung mengalihkan risiko kepada perusahaan asuransi tidak terjadi begitu saja, tanpa adanya perjanjian yang dilakukan oleh tertanggung dengan perusahaan asuransi. Perjanjian asuransi itu terjadi antara penanggung yaitu perusahaan asuransi dan tertanggung, karena adanya perjanjian itu maka timbul hak dan kewajiban bagi masing-masing pihak. Kewajiban perusahaan asuransi adalah membayar ganti rugi sedangkan kewajiban tertanggung adalah membayar premi. Terhadap kendaraan bermotor, diperlukan asuransi untuk kerugian seperti kerusakan, kehilangan dan lain lain. Kerugian yang ditimbulkan dari peristiwa tidak tentu tersebut, bisa saja terjadi tanpa kesalahan atau ketidaksengajaan dari pihak tertanggung, tetapi timbul dari kesalahan orang lain. Apabila kerugian terjadi karena kesalahan orang lain maka disamping kepada penanggung, pelaku dapat dituntut berdasarkan Pasal 1365 KUHPerdata. Pasal 1365 KUHPerdata menyatakan bahwa : Tiap perbuatan melawan hukum (onrechtmatige daad), yang membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, menggantikan kerugian tersebut. Dari Pasal 1365 KUHPerdata itu dapat disimpulkan, bahwa apabila pelaku melakukan kesalahan berupa perbuatan melawan hukum maka pemilik kendaraan bermotor memperoleh ganti kerugian dari kesalahan orang tersebut. Jadi jika kendaraan bermotor yang dimiliki telah diasuransikan, karena itu pemilik kendaraan bermotor mendapatkan ganti kerugian dari perusahaan asuransi, juga mendapatkan ganti kerugian berdasarkan Pasal 1365 KUPerdata. Dalam hal ini pemilik kendaraan bermotor mendapatkan dua ganti kerugian sehingga tertanggung/pemilik kendaraan bermotor akan mendapatkan keuntungan. Hal ini bertentangan dengan tujuan asuransi, yaitu hanya untuk mengalihkan risiko. Dalam Pasal 284 Kitab Undang- Undang Hukum Dagang (KUHD) mengatur secara jelas : Bahwa seorang penanggung yang telah membayar kerugian sesuatu barang yang diasuransikan, menggantikan pihak tertanggung dalam segala hak yang diperolehnya terhadap orang-orang ketiga berhubung dengan penerbitan kerugian tersebut; dan pihak tertanggung itu yang bertanggung jawab untuk setiap perbuatan yang dapat merugikan hak penanggung terhadap orang-orang ketiga itu. 2

Pasal 284 KUHD dimaksud bertujuan kepada tertanggung agar tidak memperoleh keuntungan. Karena tujuan asuransi adalah mengalihkan risiko, dimana tertanggung hanya memperoleh satu ganti kerugian dan penanggung akan membayar sebanyak berapa kerugian yang diderita tertanggung, bukan untuk mencari keuntungan. Apabila terjadi kesalahan yang menimbulkan kerugian yang disebabkan oleh pihak ketiga, pihak tertanggung yang mengajukan klaim kepada pihak asuransi dan pihak asuransi membayar ganti rugi kepada tertanggung, maka hak penuntutan tertanggung diambil alih oleh pihak asuransi untuk menuntut kerugian yang diderita tertanggung kepada pihak ketiga tersebut atau disebut subrogasi. Dalam prapenelitian di perusahaan asuransi BUMIDA 67, penulis mendapatkan informasi dari staff klaim asuransi dimana tertanggung mendapatkan dua ganti kerugian dari kesalahan orang lain dan klaim asuransi. Bertitik tolak dari penjelasan di atas maka penelitian ini ingin mengetahui pelaksanaan hak subrogasi perusahaan asuransi, khususnya di tiga perusahaan asuransi di kota Padang sebagai sampel yaitu ABDA, BUMIDA 67, dan Garda Oto; dengan memilih judul : YANG DITIMBULKAN OLEH PIHAK KETIGA DALAM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA PADANG. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah di atas, maka penulis akan membatasi penulisan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah penerapan hak subrogasi terhadap asuransi kendaraan bermotor di Kota Padang? 2. Apakah alasan tidak diterapkan hak subrogasi terhadap asuransi kendaraan bermotor di Kota Padang? C. Metode Penelitian 1. Jenis penlitian Penelitian ini adalah penelitian yuridis sosiologis. Penelitian yuridis sosiologis yaitu menekankan pada aspek hukum yang berlaku dikaitkan dengan kenyataan hukum dalam prakteknya di lapangan atau dengan cara mengumpulkan data dari perundang-undangan yang erat kaitannya dengan penelitian serta norma-norma yang berlaku tersebut dikaitkan atau dihubungkan dengan HAK SUBROGASI PERUSAHAAN ASURANSI TERHADAP KERUGIAN 3

kenyataan-kenyataan yang ditemui di lapangan. 3 2. Sumber Data a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama melalui wawancara dengan informan yaitu bapak Muliawansyah sebagai kepala cabang Garda Oto, ibuk Yessi Afrida sebagai kasie teknik BUMIDA 67, bapak Bayu Supryantoro sebagai staff klaim asuransi BUMIDA 67, bapak Devit sebagai staff klaim asuransi ABDA, dan bapak Acil, Agus Catur Rianto, Ari, Budinov, Khadri Almi sebagai nasabah. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari bahan kepustakaan, meliputi : 1) Bahan Hukum Primer Bahan-bahan hukum yang mencakup peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu : a) KitabUndang-Undang HukumPerdata (KUHPerdata). b) Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD). c) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian. d) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian. 2) Bahan Hukum Sekunder Mencakup berbagai data dari tiga perusahaan asuransi (ABDA, BUMIDA 67, Garda Oto), hasil penelitian, hasil karya dari kalangan ahli hukum tentang asuransi, khususnya tentang subrogasi. Teknik pengumpulan data 3. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara Dalam suatu wawancara terdapat dua pihak yang mempunyai kedudukan berbeda yaitu pengejar informasi yang biasa disebut pewawancara atau interview pemberi informasi yang disebut informan atau respoden. 4 3 Soerjono Soekanto, 1984, Pengantar Penelitian Hukum, Cetakan ke-3 UI-Press, Jakarta, hlm.51. 4 Burhan Ashshofa, 1996, Metode Penelitian Hukum, Cetakan ke-1, PT Rineka Cipta, Jakarta, hlm.95. 4

Di dalam teknik pelaksanaanya, penelitian ini menggunakan teknik wawancara tidak berpatokan sebagai pengumpul data. Menurut Burhan Ashshofa, wawancara tidak berencana (tidak berpatokan) dalam wawancara tidak berarti bahwa peneliti tidak mempersiapkan dulu pertanyaan yang akan diajukan tetapi peneliti tidak terlampau terikat pada aturan-aturan yang ketat. Ini dilakukan dalam penelitian yang bersifat kualitatif. Alat yang digunakan adalah pedoman wawancara yang memuat pokokpokok yang ditanyakan. Pedoman wawancara ini diperlukan untuk menghindari keadaan kehabisan pertanyaan. 5 b. Studi Dokumen Studi dokumen adalah penelitian dengan cara mempelajari perundangundangan, buku, hasil penelitian yang terdahulu dan data yang ada pada tiga perusahaan Asuransi ABDA, BUMIDA 67, dan Garda Oto di Padang. 3. Analisis Data Berdasarkan semua data yang diperoleh dari hasil penelitian, baik data primer maupun data sekunder 5 Ibid, hlm.96. disusun dan dianalisis dengan metode analisis kualitatif yaitu dengan mengelompokkan data sesuai masalah yang diteliti, kemudian diambil kesimpulan yang relevan dengan penelitian ini. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penerapan hak subrogasi terhadap asuransi kendaraan bermotor di Kota Padang. Berdasarkan Berdasarkan wawancara penulis dengan kepala cabang Garda Oto yaitu bapak Muliawansyah pada tanggal 16 April 2015 jam 08.00 WIB, bahwa hak subrogasi tidak diterapkan walaupun ada di dalam polis, kecuali nasabah sendiri yang dengan kesadarannya dengan sukarela menyerahkan ganti rugi yang dia terima dari pihak ketiga penyebab terjadinya kecelakaan. Dalam hal ini bapak Muliawansyah menyebutkan kejujuran nasabah sangat diperlukan dalam melaksanakan hak subrogasi perusahaan asuransi. Karena dengan terjadi kecelakaan, perusahaan asuransi tidak mengetahui apakah nasabah memperoleh ganti kerugian atau tidak dari pihak ketiga. 5

Berdasarkan pengalaman bapak Muliawansyah nasabah yang jujur dalam menceritakan kejadian saat mengajukan klaim sangat sedikit. Menurut beliau selama bekerja, nasabah yang mengakui bahwa dia telah menerima ganti rugi dari pihak ketiga kemudian menyerahkan kepada perusahaan asuransi ketika dia mengajukan klaim hanya satu orang yang berprofesi sebagai dosen. Saat terjadi kecelakaan dan mengakibatkan mobil beliau rusak, dan pihak ketiga yang menabrak mobil bapak tersebut menempuh jalur damai dengan membayar uang tunai sebesar Rp. 5.000.000,- di tempat kejadian. Saat mengajukan klaim, bapak tersebut menceritakan kepada surveyor bahwa kecelakaan diakibatkan kesalahan pihak ketiga dan pihak ketiga membayar ganti rugi sebesar Rp. 5.000.000,. Selanjutnya bapak tersebut membuat surat pernyataan dan mencantumkan sejumlah uang yang diterima, kemudian pihak Garda Oto menerima klaim asuransi bapak tersebut di mana uang ganti rugi langsung diakumulasikan ke dalam biaya klaim. Dari empat orang nasabah menyatakan bahwa mereka membeli mobil dengan membayar secara kredit melalui perusahaan leasing. Mobil yang dibeli secara kredit harus diasuransikan untuk menjamin kepentingan perusahaan leasing, dan karyawan perusahaan asuransi tidak menjelaskan isi polis termasuk tentang subrogasi kepada pembeli mobil. Ketika mobil tersebut diasuransikan, pegawai dealer menawarkan nama-nama perusahaan asuransi kepada pembeli mobil dan pembeli mobil menentukan pilihan kepada salah satu asuransi, kemudian pegawai dealer menelpon karyawan perusahaan asuransi. Ketika karyawan perusahaan asuransi datang ke shoowroom pembeli mobil mengisi blangko yang diberikan. Kemudian karyawan asuransi memberitahu kapan polis dapat diambil tanpa menjelaskan hak dan kewajibannya. Selanjutnya berdasarkan wawancara penulis dengan nasabah yang membeli kendaraan secara tunai menyatakan bahwa saat membeli mobil, nasabah tersebut langsung datang kepada perusahaan asuransi. Saat membuat perjanjian asuransi, perusahaan asuransi menjelaskan hak dan kewajiban masing-masing tetapi tidak ada menjelaskan mengenai tentang subrogasi kepada nasabah. 6

Menurut bapak Budinov salah satu nasabah yang diwawancarai, mobil beliau ditabrak oleh pihak ketiga kemudian pihak ketiga membayar ganti kerugian kepada bapak Budinov. Dengan keadaan mobil rusak tersebut bapak Budinov menceritakan peristiwa yang terjadi untuk mendapatkan klaim asuransi tanpa menyerahkan uang ganti kerugian dari pihak ketiga yang telah dia terima. Walaupun bapak Budinov telah menceritakan, namun perusahaan asuransi tidak menuntut haknya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perusahaan asuransi tidak menjelaskan tentang hak subrogasi kepada nasabah, sehingga menyebabkan hak subrogasi tidak berjalan dengan semestinya. Walaupun nasabah telah menceritakan peristiwa yang terjadi untuk mendapatkan klaim. Tetapi lebih disebabkan karena perusahaan asuransi yang tidak ingin menggunakan haknya dalam menuntut hak subrogasi, walaupun sudah dicantumkan dalam polis. Sebab risiko yang ditanggung perusahaan asuransi telah tercakup di dalam premi yang dibayar oleh nasabah. Selanjutnya berdasarkan wawancara penulis dengan menurut kasie teknik asuransi BUMIDA 67 yaitu ibuk Yessi Afrida pada tanggal 17 April 2015 jam 08.00 WIB tentang penerapan hak subrogasi adalah hal yang sama dengan kepala cabang Garda Oto yaitu tidak diterapkan. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan staff klaim asuransi BUMIDA 67 dengan bapak Bayu Supryantoro sama dengan pernyataan kasie teknik, karena terlihat dari hasil wawancara penulis dengan staff klaim asuransi mengabaikan hak subrogasi. Dari wawancara dengan bapak Devit staff klaim di asuransi ABDA pada tanggal 17 April 2015 jam 12.10 WIB, dapat disimpulkan bahwa pada asuransi ABDA hak subrogasi tidak dijalankan walaupun ada dalam polis, malahan dari wawancara menunjukkan bahwa beliau tidak mengerti dengan hak subrogasi. B. Alasan perusahaan asuransi tidak menerapkan hak subrogasi terhadap asuransi kendaraan bermotor di Kota Padang. Seperti Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan kepala 7

cabang Garda Oto tentang alasan tidak diterapkannya hak subrogasi tersebut : 1) Karena alasan bisnis, apabila proses asuransi lama dan susah maka nasabah tidak tertarik untuk membeli produk asuransi dengan perusahaan tersebut. Asuransi termasuk dalam kegiatan bisnis maka perusahaan asuransi mencari nasabah sebanyak-banyaknya untuk memperoleh keuntungan. Maka dari itu perusahaan asuransi dalam mencari nasabah, memberikan kemudahan dalam proses klaim. Apabila dalam urusan proses klaim sulit maka nasabah tidak tertarik untuk berasuransi. 2) Karena ada kekhawatiran perusahaan asuransi kalau pihak ketiga tidak akan mengganti kerugian dengan sukarela sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam menyelesaikan proses subrogasi dengan melalui proses peradilan, seperti : a) Dalam menyelesaikan pelaksanaan hak subrogasi, perusahaan asuransi mengirim tim investigasi ke tempat kejadian perkara untuk menggali informasi terhadap kecelakaan yang terjadi, pada hal kecelakaan ini terjadi di sebuah tempat. Karyawan yang dikirim ke tempat kejadian kecelakaan / perkara membutuhkan biaya seperti transportasi, uang makan, dan lain-lain dalam hal ini bapak Muliawansyah menyatakan mengeluarkan dana yang lebih terhadap karyawan yang ditugaskan dalam menginvestigasi. b) Salah satu syarat dalam memperkuat bukti untuk melaksanakan hak subrogasi perusahaan asuransi adalah bukti sketsa tempat kejadian perkara dari polisi unit laka lantas, dalam hal ini nasabah mengeluarkan uang dan membutuhkan waktu. 3) Karena ada kekhawatiran dari perusahaan asuransi apabila nasabah tidak jujur dalam mengajukan klaim. Maka dari itu, perusahaan asuransi mempunyai jalan keluar untuk menanggulangi risiko yang ditanggung dengan menaikan harga premi yang dibayar oleh tertanggung 8

sehingga risiko yang ditanggung perusahaan asuransi telah tercakup dalam biaya premi tersebut. Sedangkan hasil wawancara penulis dengan kasie teknik BUMIDA 67 adalah hal yang sama dengan kepala cabang Garda Oto, seperti : 1) Asuransi BUMIDA 67 tidak hanya bergerak dalam bidang asuransi kerugian kendaraan bermotor tetapi masih ada asuransi lainnya seperti asuransi kesehatan, asuransi pengangkutan barang dan lain-lain. Maka dikhawatirkan apabila pihak ketiga tidak akan mengganti kerugian dengan sukarela sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam menyelesaikan proses subrogasi dengan melalui proses peradilan, sehingga perusahaan asuransi tidak mempunyai waktu dalam menyelesaikan masalah tersebut. 2) Karena ada kekhawatiran dari perusahaan asuransi apabila nasabah tidak jujur dalam mengajukan klaim. Dalam hal ini kasie teknik BUMIDA 67 menyatakan risiko yang ditanggung perusahaan asuransi telah tercakup di dalam biaya premi yang dibayar oleh nasabah. Sehingga dengan cara menaikkan harga premi, dapat memberikan perusahaan asuransi dalam mengatasi risiko yang ditanggungnya. PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan Berdasarkan uraian dari hasil penelitian dan hasil pembahasan dari perusahaana asuransi ABDA, BUMIDA 67, dan Garda Oto maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut : a) Hak subrogasi terhadap kerugian yang ditimbulkan oleh pihak ketiga terhadap asuransi kendaraan bermotor di kota Padang tidak diterapkan. Kecuali nasabah sendiri yang dengan kesadarannya dengan sukarela menyerahkan ganti rugi yang dia terima dari pihak ketiga peyebab terjadinya kecelakaan. b) Alasan perusahaan asuransi tidak menerapkan hak subrogasi terhadap asuransi kendaraan bermotor di Kota Padang dikarenakan : a) Alasan bisnis dalam mencari nasabah. b) Adanya kekhawatiran perusahaan asuransi kalau 9

pihak ketiga tidak akan mengganti kerugian. dengan sukarela sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam menyelesaikan proses subrogasi dengan melalui proses peradilan. c) Adanya kekhawatiran dari perusahaan asuransi apabila nasabah tidak jujur dalam mengajukan klaim. 3) Tidak hanya bergerak dalam bidang asuransi kerugian kendaraan bermotor, tetapi masih ada asuransi lainnya seperti asuransi kesehatan, asuransi pengangkutan barang dan lainlain. Maka dikhawatirkan apabila pihak ketiga tidak akan mengganti kerugian dengan sukarela sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam menyelesaikan proses subrogasi dengan melalui proses peradilan. B. Saran-Saran Selain kesimpulan, penulis juga memeberikan saran-saran terhadap hasil penelitian ini, sebagai berikut: 1. Sebagai pihak asuransi harus memberikan penjelasan hak dan kewajiban yang dimiliki masingmasing pihak kepada calon nasabah saat melakukan pembelian produk asuransi terlebih dahulu. 2. Sebaiknya hak subrogasi ini diterapkan, sehingga akan mengurangi jumlah premi yang akan dibayar oleh nasabah apabila hak tersebut tetap tidak diterapkan maka sebaiknya pasal tentang subrogasi dalam polis standar dibuang saja. 3. Meningkatkan kesadaran hukum masyarakat dalam berasuransi sehingga mengetahui hak dan kewajiban dalam berasuransi. Ucapan Terima Kasih Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak-pihak yang sudah membantu penulis selama menyelesaikan skripsi. Pihak-pihak yang dengan sabar membimbing dan selalu memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi. Pihak tersebut adalah: (1) Ibu Yansalzisatri, S.H., M.H, selaku Pembimbing I (2) Ibu Yofiza Media, S.H., M.H, selaku Pembimbing II., (3) Bapak Adri, S.H., M.H, Ketua Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum dan selaku Penguji III (4) Ibu Elyana Novira, S.H., M.H, selaku Penguji II, (5) Ibu As Suhaiti Arief, S.H., M.H, selaku Penguji I, (6) Keluarga tercinta yang selalu 10

memberi dukungan moril maupun materi. (7) serta kekasih hati dan teman-teman seperjuangan. Daftar Pustaka A. Buku-buku Abbas Salim, 2012, Asuransi & Manajemen Risiko, Cetakan ke- 10, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Abdulkadir Muhammad, 2011, Hukum Asuransi Indonesia, Cetakan ke- 5, PT Citra Aditya Bakti, Bandung. Bambang Sunggono, 2012, Metode Penelitian Hukum, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta. Burhan Ashshofa, 1996, Metode Penelitian Hukum, Cetakan ke- 1, PT Rineka Cipta, Jakarta. Djoko Prakoso, 2004, Hukum Asuransi Indonesia, Cetakan ke-5, PT Rineka Cipta, Jakarta. Djoko Prakoso & I Ketut Murtika, Cetakan ke-3, Hukum Asuransi Indonesia, PT Rineka Cipta, Jakarta. Emmy Pangaribuan Simanjuntak, Seri Hukum Dagang Hukum Pertanggungan, Cetakan ke-10, Pionir Jaya Offset, Bandung. H.M.N. Purwosutjipto, 1996, Cetakan ke-4, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia Hukum Pertanggungan, Djambatan, Jakarta. Man Suparman Sastrawidjaja,2003, Cetakan ke-2, Aspek-Aspek Hukum Asuransi Dan Surat Berharga, P.T. Alumni, Bandung. Mariam Darus Badrulzaman, 2005, Aneka Hukum Bisnis, Cetakan ke-2, PT. Alumni, Bandung. Neng Yani Nurhayani, 2015, Hukum Perdata, Cetakan ke-1, CV Pustaka Setia, Bandung. Rachmat Setiawan, 1991, Tinjauan Elementer Perbuatan Melanggar Hukum, Cetakan ke- 1, Binacipta, Bandung. SIGma, 2011, Jurus Pintar Asuransi Agar Anda Tenang, Aman, & Nyaman,Gmedia, Yogyakarta. Soerjono Soekanto, 1984, Pengantar Penelitian Hukum, Cetakan ke- 3, UI-Press, Jakarta. 11

Subekti, 1987, Hukum Perjanjian, Cetakan Ke-11, PT Intermasa, Jakarta. B. Perturan Perundang-undangan : Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata). Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD). UU Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian. UU Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian. 12