BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT.BTPN MEDAN. Sejarah Bank BTPN berawal pada tahun 1958 di Bandung ketika 7 orang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II. PROFIL PERUSAHAAN PT. BTPN Tbk Medan. dalam suatu perkumpulan pegawai pensiunan militer pada tahun 1958 di

BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI

BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN / INSTITUSI. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) pada awalnya bernama Bank

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk, Kantor Cabang

II. PT. BANK GANESHA

DAFTAR ISI. Daftar isi Pelaksanaan Good Corporate Governance PD BPR Garut 2

STRUKTUR KANTOR PUSAT

PENILAIAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BANK SYARIAH BUKOPIN SEMESTER I TAHUN 2014

BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTITUSI. Bank BTPN didirikan setelah memperoleh izin operasional dari mentri

BAB II DESKRIPSI PT BANK INDEX SELINDO

BAB II PROSES BISNIS. 11 Sumber: Dendawijaya, 2005: 55.

KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Dalam rangka memperluas segmen pasar (market development) BNI, maka

PENILAIAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

DAFTAR ISI. Daftar isi 1

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. merupakan tonggak awal berdirinya Bank Pembangunan Daerah (BPD) diseluruh

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

BAB II PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO) akan kekuatan sektor Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA

ekonomi Kelas X BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Tujuan Pembelajaran

Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. keamanan dan kepastian terhadap resiko-resiko sosial ekonomi, dan

BAB II LANDASAN TEORI. Kasmir (2008), mendefinisikan bank sebagai lembaga keuangan yang kegiatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI. Bank Agroniaga pada mulanya didirikan atas pemahaman sepenuhnya dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan usaha. panjang di industri perbankan di Indonesia. Bank BTN telah berdiri

PEDOMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Dengan maksud memasyarakatkan giat menabung, Pemerintah Hindia

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau "Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi

Internal Audit Charter

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas.

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan,

BAB II GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. Bank Artha Margahayu terlahir dari pemikiran 3 (tiga) orang anak muda.

BAB II PROFIL PERUSAHAAN / INSTANSI. Bank Perkreditan Rakyat merupakan bank yang didirikan berdasarkan

Kesimpulan Umum Hasil Self Assessment Pelaksanaan Good Corporate Governance Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tenggara Tahun 2007

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 17/SEOJK.05/2014 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN

- 1 - UMUM. Mengingat

V GAMBARAN UMUM BANK DANAMON INDONESIA

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2006 NOMOR 29 SERI E

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Berdirinya Perusahaan. merupakan tonggak awal berdirinya Bank Pembangunan Daerah (BPD) diseluruh

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM

INVESTOR SUMMIT AND MARKET CAPITAL EXPO 2013

Self Assessment GCG. Hasil Penilaian Sendiri Pelaksanaan GCG

NO SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO SERI. E

BAB II GAMBARAN UMUM BANK BTPN

PIAGAM AUDIT INTERNAL

Pertemuan ke V : Produk Dana

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. penentuan perusahaan di Indonesia milik Belanda yang dinasionalisasi. Salah satu

STIE DEWANTARA Manajemen Bank

12Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

KEBIJAKAN DAN KERANGKA MANAJEMEN RISIKO

DAFTAR ISI... İ PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BPR BPR DANA KARUNIA SEJAHTERA TAHUN

No. 11/11/DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N. Perihal : Uang Elektronik (Electronic Money)

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha Pemerintah Republik Indonesia mengubah nama Postspaarbank

Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment ) Penerapan Tata Kelola BPR

BAB III UPAYA BANK BTPN MENUJU GOOD CORPORATE GOVERNANCE

MANAJEMEN RISIKO. 1. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi;

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. didirikan. Ini berhubungan dengan produksi yang ingin dihasilkan.

BAB II PROFIL PT.BANK SUMUT CAPEM MANDALA BY PASS. Terbatas. Berdasarkan Undang-undang 13 Tahun 1962 tentang ketentuan Pokok

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan usaha. sejak tahun 1897 dengan nama Postspaarbank. Di era kemerdekaan,

III. METODOLOGI PENULISAN. Design penelitian ini adalah penelitian dengan sifat data deskriptif kuantitatif

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 27 /PBI/2000 TENTANG BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI

PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI DESEMBER 2014

PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

BAB III PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) a. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk.

BAB II BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH SUMBAGUT. jawab dan kewajiban Negara - untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi

REVISI LAPORAN SELF ASESSMENT PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BANK NTB PERIODE DESEMBER TAHUN 2012

BAB 1V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Bank Riau Kepri adalah bank BUMD milik Pemerintah ProvinsiRiau dan

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 4.1 Sejarah Berdirinya BNI Syariah Cabang Pekanbaru. syariah di Indonesia karena PT. BNI merupakan bank besar pertama

- 2 - Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Nega

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB II PT TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG UTAMA MEDAN

Ringkasan Kebijakan Manajemen Risiko PT Bank CIMB Niaga Tbk

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Persero atau PT TASPEN

LAMPIRAN A PEMIMPIN CABANG BIDANG PEMBINAAN PELAYANAN PENYELIAAN LAYANAN PRIMA / EMERALD

BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGGARA

enyatukan dan Memadukan Sumber Daya

Perbankan Komersial dan UKM

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

METODOLOGI PENELITIAN Sejarah singkat dan Profile Perusahaan

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/25/PBI/2004 TENTANG RENCANA BISNIS BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

Transkripsi:

BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT.BTPN MEDAN A. Sejarah Perusahaan. Sejarah Bank BTPN berawal pada tahun 1958 di Bandung ketika 7 orang pendiri yang terdiri dari 2 orang cacat purnawirawan ABRI, 4 orang purnawirawan, dan 1 orang sipil merasakan keprihatinan yang mendalam atas kesulitan hidup yang menimpa para pensiunan pada umumnya saat itu. Berbekal semangat sipil, maka dibentuklah sebuah badan perkumpulan dengan nama BAPEMIL (Bank Pegawai Pensiunan Militer). Usaha dan keinginan kuat BAPEMIL untuk memajukan perekonomian para pensiunan itulah yang kemudian mengantar BAPEMIL ke babak berikut sejarahnya. Berkat usaha yang keras untuk menjujung tinggi kepercayaan yang diberikan masyarakat dan para mitra usaha pada tahun 1986 BAPEMIL berubah menjadi PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) dengan ijin usaha sebagai bank tabungan Sejarah ternyata membuktikan bahwa sebuah semangat kepeloporan tak akan pernah hilang dalam perjalanan waktu. Bahkan, semangat itulah yang menjadi bekal dalam menghadapi perkembangan ekonomi khususnya dan masyarakat pada umumnya yang selalu penuh dengan tantangan dan perkembangan baru. Dengan perkembangannya yang pesat sebagai bank pertama di Indonesia yang memberi layanan jasa bagi para pensiunan dengan prinsip prudential banking, akhirnya pada tanggal 22 Maret 1993, status Bank BTPN dirubah dari bank tabungan Menjadi bank tabungan.

Saat ini Bank BTPN telah berkembang semakin pesat. Kini Bank BTPN telah melayani nasabah di 14 propinsi dengan 366 Kantor Pelayanan, yaitu; 1 Kantor Pusat, 1 Kantor Cabang Khusus, 26 Kantor Cabang, 65 Kantor Cabang Pembantu, 230 Kantor Kas, 25 unit kas mobil dan 8 unit payment point. Kiprah Bank BTPN dalam memberikan layanan jasa perbankan melalui beragam produk perbankan telah mendapat kepercayaan dari nasabah dan mitra kerjanya. Ini terbukti dengan pencapaian-pencapaian lain berupa prestasi dan penghargaan dari dalam dan luar negeri. VISI BANK BTPN Menjadi penyedia jasa keuangan retail yang terpilih dan penuh kepedulian di Indonesia MISI BANK BTPN 1) Melaksanakan good corporate governance (GCG) di setiap pengoperasian bisnis Bank BTPN. 2) Menyediakan beragam produk dan layanan yang sesuai dengan bisnis bank BTPN kepada nasabah kami. 3) Memberikan pengalaman brand yang penuh arti bagi pemangku kepentingan (stakeholders) bank BTPN setiap saat dimanapun kami berada secara konsisten. 4) Menjamin keamanan, kepercayaan, dan kemudahan akses bagi nasabah bank BTPN melalui penggunaan teknologi mutakhir di setiap pengoperasian bisnis kami.

B. Jenis usaha Komitmen jajaran manajemen dalam pengembangan bidang usaha Bank BTPN, juga telah diwujudkan dengan menetapkan berbagai kebijakan, antara lain peningkatan dalam bidang teknologi informasi yang diyakini akan mampu mendukung percepatan dalam mencapai layanan perbankan real-time & on-line. Sejalan dengan misi Bank BTPN, secara berkesinambungan telah dilaksanakan programprogram sebagai upaya dalam mengembangkan produk dan layanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin luas. Bank BTPN tidak hanya menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan, tetapi juga menyalurkan pinjaman. 1) BTPN TABUNGAN CITRA Tabungan dengan bunga harian untuk perorangan dengan keleluasaan transaksi serta bunga yang kompetitif, sehingga dana lebih cepat berkembang. 2) BTPN TABUNGAN CITRA PLUS Tabungan yang dilengkapi fasilitas perlindungan asuransi berupa penutupan sisa setoran dan santunan kematian apabila mengalami risiko meninggal dunia akibat sakit atau kecelakaan serta biaya penggantian perawatan karena kecelakaan. Keuntungan yang dapat dinikmati nasabah bunga tabungan dan gratis biaya premi asuransi 3) BTPN TABUNGAN CITRA PENSIUN Tabungan ini dipersembahkan bagi para pensiunan dengan pengelolaan dana pensiun bulanan. Para pensiunan dapat menikmati keuntungan berupa penerimaan uang pension lebih awal dan tepat waktu, serta dapat melakukan penarikan sewaktuwaktu.

4) BTPN GIRO Rekening giro ini dapat dimiliki oleh nasabah perorangan atau badan usaha, dengan jasa giro yang menarik. BTPN Giro adalah mitra bisnis yang dapat diandalkan untuk mendukung kelancaran transaksi usaha secara efektif dan efisien. 5) BTPN DEPOSITO BERJANGKA Sarana investasi yang aman dan menguntungkan. Produk ini merupakan pilihan fleksibel bagi nasabah, yaitu jangka waktu yang bervariasi serta dapat dicairkan pada saat jatuh tempo atau diperpanjang secara otomatis (automatic roll over). Selain itu, BTPN Deposito Berjangka dapat digunakan sebagai jaminan kredit. 6) BTPN SERTIFIKAT DEPOSITO Simpanan pihak ketiga dari Bank yang mempunyai jangka waktu tertentu dengan bunga yang dapat diperhitungkan dimuka, serta dapat 7) BTPN KREDIT PENSIUN Fasilitas kredit yang khusus ditujukan bagi para pensiunan. Produk ini menawarkan persyaratan yang sederhana, proses kredit yang mudah, dan pencairan dana dalam waktu yang relatif cepat yaitu 1 (satu) hari kerja. Para nasabah juga diberikan keleluasaan untuk memilih jangka waktu pinjaman, sesuai dengan kemampuannya, sehingga memudahkan debitur dalam mengatur kebutuhannya. 8) BTPN KREDIT PEGAWAI AKTIF Fasilitas kredit ini tersedia bagi para pegawai yang masih aktif (nonpensiunan), baik untuk pegawai instansi pemerintah, TNI, Polri maupun Swasta, yang memiliki penghasilan tetap, dengan persyaratan yang sederhana. Pelaksanaan pinjaman diatur oleh Bank BTPN bekerjasama dengan instansi atau perusahaan dimana pegawai tersebut bekerja, untuk memudahkan pengaturan pendapatan rutin setiap bulannya. 9) BTPN KREDIT USAHA MIKRO, KECIL DAN

MENENGAH (UMKM) Fasilitas kredit untuk pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah dengan persyaratan yang mudah, terdiri dari : Kredit Usaha Mikro dengan plafon sampaidengan Rp. 50 juta, Kredit Usaha Kecil dengan plafon sampai dengan Rp. 500 juta.,kredit Usaha Menengah dengan plafon sampai antara Rp. 500 juta sampai dengan Rp. 5 miliar. 10) BTPN KREDIT BACK TO BACK Fasilitas kredit yang dijamin dengan BTPN Deposito Berjangka yang ditempatkan di Bank BTPN. 11) BANK GARANSI Pemberian jaminan kepada pihak penerima jaminan untuk prestasi yang harus diselesaikan 12) ATM Layanan perbankan ini merupakan kemudahan bagi para nasabah untuk melakukan transaksi perbankan 24 jam sehari, berupa penarikan tunai dan informasi saldo rekening, pemindahbukuan dan perubahan PIN. Saat ini nasabah lebih leluasa menggunakan kartu ATM di lebih dari 12.600 mesin ATM dalam ATM jaringa bersama 13) PAYMENT POINT BAGI PARA PENSIUNAN Bertujuan untuk meningkatkan jangkauan pelayanan khususnya untuk kemudahan para nasabah pensiunan dalam melakukan transaksi. 14) PAYMENT POINT UNTUK PEMBAYARAN TAGIHAN Bertujuan untuk menambah jaringan pelayanan dalam pembayaran tagihan listrik, air minum, dan penerimaan pembayaran pajak. 15) PAYROLL SERVICE

Layanan ini merupakan salah satu wujud dari visi dan misi Bank BTPN untuk menjadi penyedia jasa keuangan retail yang terpilih dan penuh kepedulian. Bentuk layanannya berupa kemudahan dalam pembayaran uang pensiun maupun gaji para pegawai yang masih aktif di lingkungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), TNI, Polri dan Perusahaan Swasta. 16) KLIRING 17) INKASO 18) TRANSFER C. Struktur Organisasi Perusahaan Setiap bank btpn Indonesia masing- masing memiliki stuktur organisasi yang berbeda-beda. Demikian juga dengan bank btpn Indonesia cabang medan yang memiliki struktur yang melibatkan seluruh sumber daya yang ada dan bertangung jawab terhadap maju mundurnya organisasi. Hal ini dimaksudkan agar tujuan yang diharapkan dalam organisasi tercapai dan sebagai mana mestinya. Dibawah ini beberapa tanggung jawab bagian dapat dijelaskan: a) Direktur utama membawahi: I. Direktur kepatuhan, direktur operasional, direktur umum, direktur kredit, direktur keuangan dan direktur pemasaran II. Membawahi langsung divisi satuan kerja audit intern (SKAI) divisi sekertariat perusahandengan corporate planning b) Direktur kepatuhan membawahi: I. Divisi kepatuhan II. Divisimanajemen resiko III. Divisi sumberdaya manusia c) direktur bisnis membawahi:

I. divisi kredit pension II. divisi business planning dan deployment, divisi special asset management III. divisi kredit pension d) direktur keuangan I. divisi financial instution public sector II. divisi treasury III. divisi keuangan

STRUKTUR ORGANISASI BANK BTPN MEDAN Derektur Utama Sekertaris Perusahan Audit Internal Komite audit Derektur Kepatuhan Dan Manajemen ik Manajemen Resiko Kepatuhan Sdm Derektur Operasional Operasi Teknologi Informasi Keuangan Umum Treasuri Perencanaan Perusahan Director Busines Kredit Pensiunan Kredit Individual Hubungan Kelembaga Komite pemantau resiko Komite remonulasi Dan nominasi Dewan pengawas syariah Hukum Perencanaan dan Pengembangan Binis Kepala kantor wilayah Kepala penjualan Institusi Keuangan dan Sektor Publik Pimpinan cabang Proses kredit dan Administrasi Manajemen Asset Komite kredit Komite manajemen resiko ALCO Komite personalia Syariah

D. Tugas-tugas dari struktur organisasi sebagai berikut: a. Derektur utama 1) Direksi bertanggung jawab untuk menjamin berlangsungnya operasional Bank. 2) Menciptakan pengawasan internal yang efektif dan efisien, 3) memantau serta mengelola risiko yang dihadapi Bank, 4). memelihara iklim yang mendukung terciptanya produktivitas, 5) mengelola sumber daya manusia, menjaga profesionalisme, 6) menyampaikan laporan tentang kinerja Bank secara menyeluruh kepada para Pemegang Saham di dalam RUPS. b. komite Audit 1) Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) dalam melaksanakan fungsi pemantauan serta pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan SKAI, KAP, dan hasil pengawasan Bank Indonesia. 2) Penunjukan Akuntan Publik dan KAP untuk disampaikan kepada RUPS. 3).Melakukan penilaian dan memberi masukan atas rencana kerja tahunan yang dipersiapkan oleh SKAI 4) Melakukan koordinasi dan pertemuan atau rapat dengan Kepala SKAI

c. Komite Pemantau Risiko 1) melakukan evaluasi dan pemantauan kesesuaian antara kebijakan dan pelaksanaan Kebijakan Manajemen Risiko, 2) pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko. 3) melakukan review dan memberikan masukan atas rencana kerja tahunan yang disiapkan oleh Direktorat Kepatuhan, serta secara berkala melakukan rapat dan d. Divisi kepatuhan 1) Melakukan pengujian/penilaian atas Rancangan Kebijakan 2) Melakukan pemantauan pelaksanaan prinsip kehati-hatian 3) Melakukan koordinasi dengan SKAI terkait denganpelaksanaan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Internal Bank (SPFAIB). e. Eatuan Kerja Audit internal (skai) 1) Bertanggung jawab melakukan pemeriksaan secara independent terhadap segenap unit operasional di Bank BTPN. 2) SKAI memiliki tanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. f. Komite Alco 1) menetapkan dan mengkaji ulang kebijakan pengelolaan likuiditas dan suku bunga, 2).mengkaji ulanglimit-limit transaksi maupun limit money market line dan rincian tugas lainnya dalam buku pedoman pengelolaan aktiva pasiva (ALMA) di Bank BTPN. g. Komite Kredit

1) meningkatkan kualitas tata kelola perusahaan, khususnya terkait dengan proses pemberian fasilitas kredit 2) mengevaluasi dan memutus kredit atas permohonan pemberian fasilitas kredit individual sesuai dengan Batas Wewenang Memutus Kredit (BWMK) h. Manajemen Risiko 1. Komisaris, 1) memberikan persetujuan danmengevaluasi kebijakan manajemen risiko yang diusulkan oleh Direksi 2).mengevaluasi Pertanggungjawaban Direksi dalam pelaksanaan kebijakan manajemen risiko. 2. Direktur Utama, 1) bertanggungjawab untuk melaksanakan manajemen risiko di Bank secara keseluruhan. 3. Direktur Bidang, 1) menyusun kebijakan dan strategi manajemen risiko dalam bidang tugasnya secara tertulis dan komprehensif, 2) bertanggungjawab atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko dan 3) eksposur risiko yang diambil oleh Bank dalam bidang tugasnya. 4. Komite Manajemen Risiko, 1) menyusun kebijakan manajemen risiko serta perubahannya termasuk strategi manajemen risiko dan contingency plan serta menyempurnakan penerapan manajemen risiko secara berkala

5. Komite Pemantau Risiko pada tingkat Komisaris 1) memahami secara mendalam proses yang digunakan oleh manajemen untuk mengidentifikasi risiko, 2) pengendalian internal yang digunakan manajemen dalam memitigasi risiko. 3) memahami profil risiko Bank BTPN secara menyeluruh dan 4) memfokuskan perhatian pada risiko tinggi, menjalin kerjasama dengan Komite Auditl kinerja dan trend portofolio, 5) melakukan pemantauan atas penerapan manajemen risiko. 6. Divisi Manajemen Risiko, 1) menyusun kerangka manajemen risiko, 2) menerima laporan rutin dari unit bisnis 3) memastikan bahwa Bank memiliki ketrampilan manajemen risiko dan kemampuan penyerapan risiko untuk mendukung strategi bisnis serta membentuk budaya risiko bank. 7. Satuan Kerja Operasional (SKO) 1) melakukan pengendalian exposure risiko di unit kerja masingmasing I. komite personalia 1) melakukan rekrutmen, 2) melakukan rotasi dan mutasi karyawan, 3) melakukan promosi karyawan. J. Sekretaris Perusahaan 1) Menjaga komunikasi yang efektif dengan para pemangku kepentingan

E. Kinerja Usaha Terkini Bank BTPN memiliki jumlah karyawan yang cukup besar sebanyak 3170 orang yang terdiri dari laki-laki 2302 orang dan perempuan 868 orang salah satu faktor kunci dalam kesuksesan bank BTPN adalah manajemen sumber daya manusia. Untuk rencana pengembangan kedepan peningkatan kompetensi pengusaha industri jasa keuangan, inovatif dalam pengembangan produk dan layanan, serta menciptakan karyawan yang peduli kepada nasabah dengan memberikan rasa aman, dan kemudahan akses bagi nasabah. Upaya bank BTPN untuk meningkatkan produktivitas dan kinerja dilakukan melalui perbaikan kualitas pengelolaan sumber daya manusia dimulai dari penepatan karyawan sesuai dengan kompentensinya ( stafring) penyempurnaan system manajemen sumber daya manusia dan mengembangkan huban resourse information sytem ( HRIS) termasuk menata system remunerasi yang berbasis dimensi kompentensi skill. Problem solving dan accountability. Pelatihan adalah suatu aspek penting dari strategi dari jangka panjang perusahaan meningkatkan kualitas sumber daya alam dan menciptakan kesempatan pengembangan 1) Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (Increasing the Quality of Human Resource) Bank BTPN menyadari bahwa kualitas sumberdaya manusia memiliki peran yang sangat penting, sebagai mitra dalam menunjang keberhasilan kegiatan usaha Bank BTPN. Oleh karena itu pembinaan dan pengembangan sumberdaya manusia dilakukan secara terencana dan berkesinambungan, agar setiap karyawan dapat memberikan kontribusi yang optimal terhadap kinerja Bank BTPN.Sebagai langkah penting dalam pembinaan sumberdaya manusia adalah menetapkan budaya perusahaan, yakni melakukan internalisasi niliai-nilaiperusahaan yang

wajib dilakukan oleh setiap karyawan.nilai perusahaan yang harus dijadikan landasan kerja adalah: menjunjung tinggi integritas, bekerja secara profesiona Serta memegang amanah tanggung jawab. Dengan trilogy nilai perusahaan yakni integrity, profesionalism & responsibility, karyawan akan mampu memberikan kontribusi yang terbaik untuk perusahaan. Dalam rangka melaksanakan nilai-nilai perusahaan itu, telah ditetapkan buku tentang pedoman etika kerja karyawan. Sebagai komitmen dalam melaksanakan pedoman etika kerja, maka setiap karyawan diharuskan mempelajari dan memahami serta membubuhkan tanda tangan.untuk mendukung pengelolaan SDM dengan database informasi karyawan yang lengkap, mulai dikembangkan program HRIS, baik dalam program remunerasi maupun database karyawan. Kebijakan manajemen dalam pengelolaan dan pengembangan sumberdaya manusia yang telah dilaksanakan dalam tahun 2007 adalah cukup progresif dan mendasar. Dalam pelaksanaannya bekerjasama HAY Management Consultant, konsultan SDM yang cukup ternama dandipergunakan di lembaga perbankan yang established. Cakupan kebijakan SDM yang telah dilaksanakan diantaranya adalah : a. Reorganisasi. b. Penetapan Job c. Performance Management System (PMS). Setiap d. Human Resources Information System (HRIS). e. Compensation & Benefit Sedangkan dalam rangka meningkatkan profesionalisme kerja, maka telah dilaksanakan berbagai pelatihan perbankan secara intensif, sebagai berikut:

Guna mendukung pertumbuhan usaha terutama dalam meningkatkan daya saing melalui pengembangan produk serta peningkatan layanan perbankan yang aman, cepat, efektif, akurat, dan realtime on-line, maka hingga tahun 2009 Bank BTPN telah menerapkan 2 (dua) sistem core banking, yakni Inhouse application SAID interbranch (SAID IB) dan Core Banking System (CBS) Misys. Sejak januari 2009, CBS Misys ini telah diterapkan sebagai pilot project di Kantor Cabang. Implementasi teknologi informasi ini diharapkan juga akan meningkatkan system pengamanan, control dan pemantauan dalam pelaporan. Dengan sistem teknologi informasi yang ada saat ini, Bank BTPN sudah dapat melayani transaksi Dengan menggunakan ATM melalui kerjasama jaringan ATM Bersama, sehingga nasabah dapat menggunakan ATM di lebih dari 12.600 jaringan ATM bersama. Untuk mendukung pengembangan produk pinjaman, khususnya dalam hal proses perkreditan, saat ini sedang dalam tahap uji coba penerapan aplikasi loan originating system. Kedua layanan tersebut direncanakan akan dapat terhubung dengan CBS Misys 2. Mewujudkan Layanan Prima (Creating First-class Service) Guna mendukung pertumbuhan usaha terutama dalam meningkatkan daya saing melalui pengembangan produk serta peningkatan layanan perbankan yang aman, cepat, efektif, akurat, dan realtime on-line, maka hingga tahun 2007 Bank BTPN telah menerapkan 2 (dua) sistem core banking, yakni Inhouse application SAID inter-branch (SAID IB) dan Core Banking System (CBS) Misys. Dengan sistem teknologi informasi yang ada saat ini, Bank BTPN sudah dapat melayani transaksi dengan menggunakan ATM melalui kerjasama dengan jaringan ATM Bersama, sehingga nasabah dapat menggunakan ATM di lebih dari 12.600 jaringan ATM bersama. Untuk mendukung pengembangan produk pinjaman, perkreditan, saat ini sedang dalam tahap uji coba penerapan aplikasi loan originating system. Kedua

layanan tersebut direncanakan akan dapat terhu Sistem pengamanan teknologi informasi Bank BTPN diperkuat dari aspek teknis (hardware dan software) maupun proses. Bank BTPN telah menyusun kebijakan dan prosedur pengamanan (security procedure & policy) untuk mengatur aspek-aspek operasional pengamanan, misalnya mengenai batas wewenang transaksi, menu maupun nominal. Disamping itu, secara rutin juga dilakukan security audit oleh pihak eksternal. Bank BTPN juga telah menggunakan infrastruktur terkini untuk firewall system yang dikelola tersendiri, pengamanan melalui Virtual Private Network (PVN) untuk layer network. Bank BTPN merencanakan akan menggunakan jasa outsourcing dalam hal disaster and recovery centre menyangkut back up utama, sedangkan operational security system ditangani oleh Divisi Teknologi Informasi Bank BTPN.