TINJAUAN PUSTAKA. A. Aktualisasi Diri Anak Usia Prasekolah 1. Pengertian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN TEORI. (dalam Setiadi, 2008).Menurut Friedman (2010) keluarga adalah. yang mana antara yang satu dengan yang lain

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN AKTUALISASI DIRI ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK ABA 31 NGALIYAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

Kebutuhan Dasar Manusia Menurut Abraham Maslow Abraham Maslow membagi kebutuhan dasar manusia ke dalam lima tingkat berikut: 1. Kebutuhan fisiologis

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak terus bekerja, dan daya serap anak-anak tentang dunia makin meningkat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lainnya khususnya di lingkungannya sendiri. Manusia dalam beraktivitas selalu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kebahagiaan. mengacu pada emosi positif yang dirasakan individu serta aktivitas-aktivitas

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun

PENGANTAR KEBUTUHAN DASAR MANUSIA MASLOW. 02/02/2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

BAB II LANDASAN TEORI. yang terbentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PERAN KELUARGA INTI DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial,

BAB II TINJAUAN TEORITIS. A. Karyawan PT. INALUM. capital, yang artinya karyawan adalah modal terpenting untuk menghasilkan nilai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Efikasi Diri. Menurut Bandura (1997) Efikasi diri merupakan bagian penting dalam

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Departemen Kesehatan (1988, dalam Effendy 1998)

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tentang orang lain. Begitu pula dalam membagikan masalah yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan manusia. Dalam keluarga komunikasi orang tua dan anak itu. sangat penting bagi perkembangan kepribadian anak.

Bab I Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup bermasyarakat atau dikenal dengan

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mampu dicapai oleh setiap individu ( teori

OPTIMALISASI KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR DI TK KARTIKA 1-18 AMPLAS. Yenni Nurdin 1) dan Umar Darwis 2) UMN Al Washliyah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai contoh kasus tawuran (metro.sindonews.com, 25/11/2016) yang terjadi. dengan pedang panjang dan juga melempar batu.

BAB I PENDAHULUAN. Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin (adolescence)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan memandang manusia sebagai makhluk holistik yang meliputi biopsiko-sosio-spiritual-kultural.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Organisasi merupakan suatu sistem, pengorganisasian,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Menyelesaikan Skripsi. Motivasi berasal dari kata bahasa Latin movere yang berarti menggerakkan.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

Pokok Bahasan : Motivasi Sub Pokok Bahasan : Pengertian, Teori Motivasi,Bentuk Motivasi, Jenis Motivasi, Tantangan dan Alat2 Motivasi

MOTIVASI DALAM BELAJAR. Saifuddin Azwar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dan tujuan atau akhir daripada gerakan atau perbuatan. Motivasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kecemasan Menghadapi Kematian Pada Lansia Pengertian kecemasan Menghadapi Kematian

BAB II LANDASAN TEORI. yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dewasa ini pada akhirnya menuntut semakin

BAB I PENDAHULUAN. kepada para orang tua yang telah memasuki jenjang pernikahan. Anak juga

BAB I PENDAHULUAN. tentang isu kemerosotan nilai-nilai yang terkandung dalam keluarga cukup

BAB I PENDAHULUAN. keinginan untuk memperoleh kepuasan dengan dirinya sendiri (Self fullfilment),

BAB I PENDAHULUAN. mampu memahami kebutuhan para karyawannya agar karyawan. mampu memberikan feedback positif bagi perusahaan, Persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap kalangan masyarakat di indonesia, tidak terkecuali remaja.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (pengetahuan, kecakapan, ketrampilan, dan nilai-nilai) dengan aktivitas kejiwaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak merupakan generasi penerus dan aset pembangunan. Anak menjadi

Motif Ekstrinsik. Motif yang timbul dari rangsangan luar. Contoh : pemberian hadiah jika seseorang dapat menyelesaikan tugas dengan baik.

Pengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006. Oleh : Rini Rahmawati

BAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern ini perubahan terjadi terus menerus, tidak hanya perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain

BAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketersediaan sumber dukungan yang berperan sebagai penahan gejala dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Efikasi Diri Akademik

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DAN KEYAKINAN DIRI (SELF-EFFICACY) DENGAN KREATIVITAS PADA SISWA AKSELERASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memiliki hak untuk dapat hidup sehat. Karena kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di

Asuhan Kebidanan Komunitas I. Mata Kuliah DODIET ADITYA SETYAWAN NIP

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Caring merupakan fenomena universal yang berkaitan dengan cara

Chairul Huda Al Husna

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merasa senang, lebih bebas, lebih terbuka dalam menanyakan sesuatu jika berkomunikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dariyo (2011), keluarga adalah unit sosial terkecil yang terdiri dari

PERILAKU PIJAT BAYI BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA

BAB 1 PENDAHULUAN. dan sosial-emosional. Masa remaja dimulai kira-kira usia 10 sampai 13 tahun

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. secara biologis maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB V PENUTUP. memberikan bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak pra sekolah yaitu anak dengan usia 4-6 tahun yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dapat diabaikan dalam kehidupan manusia. Namun demikian, orang tua masih

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Proses pendidikan formal adalah suatu proses yang kompleks yang

DEFINISIKEPRIBADIANEPRIBADIAN

MENGENAL MODEL PENGASUHAN DAN PEMBINAAN ORANGTUA TERHADAP ANAK

BAB I PENDAHULUAN. lain dan kelak dapat hidup secara mandiri merupakan keinginan setiap orangtua

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA. Skripsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan

Transkripsi:

Faktor internal : Perasaan Kebutuhan ragu dan takut dasar mengungkapkan manusia menurut potensi Maslow diriyaitu : Ketidaktahuan Fisiologis potensi Dukungan diri. informasional Faktor Eksternal Rasa aman Dukungan dan Aktualisasi perlindungan. penilaian diri BAB II Dukungan Keluarga Dukungan dalam aktualisasi Keluarga diri pada anak usia prasekolah Budaya Rasa cinta Dukungan dimiliki usia prasekolah instrumental dan memiliki Lingkungan Harga diri Dukungan Emosional TINJAUAN PUSTAKA Pola asuh Aktualiasai Orang tua: diri Praktek pengasuhan anak. Dukungan keluarga. A. Aktualisasi Diri Anak Usia Prasekolah 1. Pengertian Aktualisasi diri adalah kebutuhan naluriah pada manusia untuk melakukan yang terbaik dari apa yang dia bisa. Maslow dalam (Arinanto, 2009), menyatakan aktualisasi adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat dan potensi psikologis yang unik. Aktualisasi akan dibantu dan dihalangi oleh pengalaman dan belajar khususnya saat usia anak-anak. Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan perkembangan hidup seseorang. Ketika mencapai usia tertentu (adolensi) seseorang akan mengalami pergeseran aktualisasi dari fisiologis ke psikologi (Arianto, 2009). Aktualisasi dapat didefinisikan sebagai perkembangan yang paling tinggi dari semua bakat, dari semua pemenuhan kapasitas dan kualitas. Aktualisasi juga mempermudahkan dan meningkatkan pematangan serta pertumbuhan. Ketika individu semakin bertambah besar, maka akan semakin berkembang. Pada saat itu juga, tekanan aktualisasi diri beralih dari segi fisiologis ke segi psikologis. Bentuk tubuh dan fungsinya telah mencapai tingkat perkembangan dewasa, sehingga perkembangan selanjutnya berpusat pada kedewasaan (Aryanto, 2008). Menurut Abraham Maslow dalam konsep Hirarki kebutuhan Maslow, manusia didorong oleh kebutuhan-kebutuhan dasar yang dibawa sejak lahir. Kebutuhan ini tersusun dalam tingkatan-tingkatan dari yang terendah sampai tertinggi. Kebutuhan paling rendah dan paling kuat harus terpenuhi terlebih dahulu sebelum pemenuhan kebutuhan yang selanjutnya. Kebutuhan tertinggi dalam teori Maslow adalah kebutuhan aktualisasi diri. Aktualisasi diri adalah tahap pencapaian oleh seorang manusia terhadap apa yang dimulai disadari pada dirinya. Semua manusia akan mengalami fase tersebut, hanya saja sebagian manusia terjebak pada nilai-nilai atau ukuran-ukuran pencapaian dari tahap yang dikemukakan oleh teori Maslow. Jika seorang manusia dapat cepat melampaui tiap tahapan awal dan segera mencapai tahapan akhir yaitu aktualisasi diri, maka dia memiliki kesempatan mengenal dirinya yang sebenarnya (Arianto, 2009). 8

2 Abraham Maslow seorang psikologi modern membagi kebutuhan dasar manusia menjadi 5 komponen kebutuhan, dimana kebutuhan aktualisasi diri sangat dipengaruhi oleh tahap-tahap kebutuhan dasar yang lain. Kebutuhan tersebut meliputi: a. Kebutuhan fisiologis (physiological), meliputi kebutuhan akan pangan, pakaian dan tempat tinggal maupun kebutuhan biologis. b. Kebutuha keamanan dan keselamatan (safety), meliputi kebutuhan akan keamanan kerja, kemerdekaan dari rasa takut dan tekanan, dari lingkungan atau kejadian yang mengancam. c. Kebutuhan rasa memiliki, sosial dan kasih sayang (social), meliputi kebutuhan akan persahabatan, berkeluarga, berkelompok, interaksi, dan kasih sayang. d. Kebutuhan akan penghargaan (esteem), meliputi kebutuhan akan hargi diri, status, prestasi, respek, dan penghargaan dari pihak lain. e. Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization), meliputi kebutuhan akan memenuhi keberadaan diri (self fulfillment) melalui memaksimalkan penggunaan kemampuan dan potensi diri. Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa aktualisasi diri merupakan suatu proses menjadi diri sendiri dengan mengembangkan sifat-sifat dan potensi individu sesuai dengan keunikannya yang ada untuk menjadi kepribadian yang utuh. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktualisasi diri Anak yang mampu mengaktualisasikan dirinya sangat memahami bahwa ada eksistensi atau hambatan lain baik dari dalam atau dari luar keberadaannya sendiri yang mengendalikan perilaku dan tindakan untuk melakukan sesuatu. a. Internal Faktor internal ini merupakan bentuk hambatan yang berasal dari dalam diri anak yang meliputi :

3 1) Ketidaktahuan akan potensi diri 2) Perasaan ragu dan takut mengungkapkan potensi diri, sehingga potensinya terhambat untuk berkembang. Potensi merupakan modal yang perlu diketahui, digali dan dimaksimalkan. Perubahan pada diri seseorang dapat dimaksimalkan dengan baik jika dapat mengetahui potensi yang ada dalam diri kemudian dapat mengarahkan kepada tindakan yang tepat dan teruji (Fadlymun, 2009) b. Eksternal Faktor eksternal merupakan hambatan yang berasal dari luar diri sesorang seperti: 1) Budaya masyarakat yang tidak mendukung upaya aktualisasi diri berupa pengembangan potensi anggota dalam masyarakat karena perbedaan karakter setiap individu dalam kehidupan yang nyata terkadang lingkungan kurang menunjang aktualisasi individu yang dianggap berbeda dalam kelompok masyarakat. 2) Faktor Lingkungan Lingkungan masyarakat juga berpengaruh dalam pencapaian aktualisasi diri (Asmadi, 2008). Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap pembentukan dan perkembangan perilaku individu, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosiopsikologis (Sudrajat, 2008) 3) Pola Asuh Pengaruh keluarga dalam pembentukan aktualisasi diri anak sangatlah besar. Banyak faktor dalam keluarga yang ikut berpengaruh dalam proses perkembangan anak. Salah satu faktor dalam keluarga yang mempunyai peran penting dalam pengaktualisasian diri adalah praktik pengasuhan anak terutama saat usia prasekolah (Borwn, 2001). Aktualisasi diri merupakan kemampuan seseorang untuk mengatur diri sendiri sehingga bebas dari berbagai tekanan, baik dari dalam atau dari luar diri. Kemampuan seseorang membebaskan potensi yang dimiliki dari tekanan internal maupun eksternal dalam

4 pengaktualisasian dirinya pada lingkungan dan orang lain menunjukkan bahwa orang tersebut telah mencapai kematangan diri. Kematangan diri menunjukkan individu tersebut telah mencapai aktualisasi diri secara penuh. Proses aktualisasi diri dalam individu disebabkan adanya dua kekuatan yang saling tarik-menarik dan akan selalu saling mempengaruhi satu dalam diri manusia itu sendiri sepanjang perjalanan hidup manusia. Kekuatan yang satu mengarah kepada pertahanan diri, sehingga muncul rasa takut salah atau tidak percaya diri, takut menghadapi risiko terhadap keputusan yang akan diambil, mengagungkan masa lalu dengan mengabaikan masa sekarang dan mendatang, ragu-ragu dalam mengambil keputusan dan bertindak. Sementara kekuatan yang lain adalah kekuatan yang mengarah pada keutuhan diri yang diwujudkan dengan adanya potensi diri yang dimiliki, sehingga muncul kepercayaan diri dan penerimaan diri secara penuh (Asmadi, 2008). Faktor- faktor baik dari internal dan eksternal yang sangat mempengaruhi tercapainnya tingkatan aktualisasi diri pada anak, dimana faktor internal yang datang dari dalam diri seseorang seperti ketidaktahuan potensi diri dan perasaan takut dan ragu mengungkapkan potensi diri yang dapat mengakibatakan terhambatnya pembentukan kebutuhan dasar manusia yang paling tinggi yaitu aktualisasi diri. Sedangkan faktor dari luar (eksternal) yang dapat mempengaruhi pembentukan sikap aktualisasi diri yaitu, budaya masyarakat yang berbeda karakter yang dapat menghambat potensi seseorang. Lingkungan masyarakat baik secara fisik dan psikologis yang dapat menunjang pembentukan aktualisasi diri. Pola asuh orang tua dalam hal ini orang tua memiliki peranan penting dalam pembentukan aktualisasi pada anak, dimana pada saat usia anak-anak sangat bergantung pada orang yang dianggap lebih dewasa. Pola asuh orang tua yang diberikan termasuk dalam dukungan keluarga dalam pembentukan aktualisasi diri pada anak, jika seorang

5 anak diasuh dengan pola yang baik dan sesuai dengan tingkat perkembangannya maka seorang anak akan berkembang sesuai dengan pola asuh yang diharapkan orang tua. Akan tetapi jika orang tua menerapkan pola asuh yang tidak sesuai seperti pola asuh yang terlalu keras dan memaksa akan mengakibatkan anak menjadi seorang yang takut dalam menunjukkan potensi dan mengungkapkan apa yang menjadi keinginannya, karena anak takut jika apa yang mereka lakukan dianggap salah dan akan mendapatkan hukuman. Tidak hanya pola asuh yang menjadi unsur dukungan keluarga, pemenuhan kebutuhan fisik, kasih sayang, pengakuan dalam keluarga, pemberian pujian saat anak melakukan hal baik juga merupakan bentuk dukungan keluarga. Aktualisasi diri dapat terbentuk berawal dari keluarga sehingga anak yang memiliki aktualiasi diri yang positif akan terbentuk individu yang memilki kepribadian yang baik saat anak mulai mengenal dunia luar. Orang tua memiliki peran dan besar dalam proses aktualisasi diri pada anak yaitu mendampingi anak dan membantu anak dalam mewujudkan potensi-potensi yang dimiliki anak. Dukungan orang tua yang diberikan pada anak sangat diperlukan dalam menumbuhkan aktualisasi diri pada anak, maka apapun yang menjadi kekuatan dan kelemahan anak yang dimiliki oleh seorang anak, dan sebagai orangtua sudah menjadi tugasnya untuk mendukung segala potensi yang dimiliki anak agar tercapai proses aktualisasi diri pada anak secara optimal sejak dini. 3. Karakteristik Aktualisasi Diri Seorang yang telah mencapai aktualisasi diri dengan optimal akan memiliki kepribadian yang berbeda dengan manusia pada umumnya. Menurut Maslow pada tahun 1970 (Kozier dan Erb, 2001), ada beberapa karakteristik yang menunjukkan seorang mencapai aktualisasi diri. Karakteristik tersebut anatara lain: a. Penerimaan terhadap dirinya sendiri dan orang lain

6 Orang yang telah mengaktualisasikan dirinya akan melihat orang lain seperti melihat dirinya sendiri yang penuh dengan kekurangan dan kelebihan. Sifat tersebut akan membentuk rasa toleransi yang tinggi terhadap orang lain serta kesabaran yang tinggi dalam menerima diri sendiri dan orang lain. b. Kesadaran sosial Orang yang mampu mengaktualisasikan diri, jiwanya diliputi oleh perasaan empati, iba, kasih sayang dan ingin membantu orang lain. Perasaan ingin membantu selalu ada walaupun orang lain berperilaku jahat terhadap dirinya. Dorongan ini akan memunculkan kesadaran sosial dimana ia memiliki rasa untuk bermasyarakat dan menolong orang lain. c. Hubungan interpersonal Orang yang mampu mengaktualisasikan diri mempunyai kecenderungan untuk menjalin hubungan yang baik dengan orang lain. Ia dapat menjalin hubungan dengan rasa cinta dan penuh kasih sayang. Hubungan interpersonal ini tidak didasari oleh tendensi pribadi yang sesaat, namun dilandasi oleh perasaan cinta, kasih sayang, dan kesabaran meskipun orang tersebut tidak cocok dengan masyarakat sekitarnya. d. Kreativitas Sikap kreatif merupakan karakteristik lain yang dimiliki oleh orang yang mengaktualisasikan diri. Kretivitas ini di wujudkan dalam kemampuannya melakukan inovasi-inovasi yang potensi, asli, tidak dibatasi oleh lingkungan maupun orang lain. e. Mengintegrasikan sarana dan tujuan Seseorang yang teraktualisasi melihat saran dapat menjadi tujuan, karena kepuasan dan kesenangan yang ditimbulkannya. Aktivitas yang dilakukan seseorang yang dapat mencapai aktualisasinya untuk mendapatkan kepuasan dan kesenangan. Menyenangi apa yang dilakukan sekaligus melakukan apa yang disenangi, membuat hidup bebas dari paksaan, terasa nyaman dan penuh dengan rekreasi dalam aktivitasnya. 4. Aktualisasi diri pada anak-anak

7 Aktualisasi diri pada anak-anak adalah masa yang sangat awal bagi seseorang untuk dikatakan hidup sebagai manusia. Maka kebutuhan yang paling awal terpenuhi sebelum mencapai pada kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan fisik. Bagi seorang anak kebutuhan tersebut sangat besar karena tuntutan fisiknya harus terpenuhi, hal ini berlaku untuk tahap-tahap selanjutnya. termasuk pada tahap kebutuhan selanjutnya (Fitri, 2009). Ketika seorang anak dianggap memiliki prestasi yang ditunjukkan, hal tersebut belum tentu dapat dikatakan seorang anak sudah memasuki pencapaian sikap aktualisasi, terkadang seorang ketika ditanyakan apakah dia senang saat memenangkan suatu kompetisi, dia akan menjawab senang. Kemungkinan anak tersebut mengalami pencapaian kebutuhan yang lain yaitu kebutuhan yang berada di bawah kebutuhan aktualisasi diri. Jika menampilkan diri seorang anak dalam rangka memenuhi kebutuhan fisik, maka saat menang akan mendapatkan hadiah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Saat anak menampilkan diri maka seorang anak dapat memenuhi kebutuhan akan cinta dari lingkungannya, maka anak telah hidup dalam lingkungan yang tidak menghargai keberadaannya, kecuali ketika seorang anak tampil. Padahal sudah menjadi kewajiban orangtua untuk menghargai potensi maupun kekurangan dalam kondisi apapun. Seorang anak memiliki kebebasan dalam penentuan potensi yang dimiliki dan bebas untuk menunjukkan potensi yang dimilki tanpa harus ada paksaan dari pihak yang lain, yang nantinya saat beranjak dewasa seorang akan memiliki rasa senang dan kepuasan dalam hidupnya (Fitri, 2009). 5. Cara Mengukur tingkat aktualisasi diri pada anak usia prasekolah Seorang anak dapat dilihat apakah dia bisa dikatakan tercapai proses aktualisasi diri adalah dengan dilihat dari bagaimana seorang anak berperilaku dalam kehidupan sosialnya dan keberanian seorang anak dalam hal mengungkapkan apa yang menjadi keinginanya. Menurut Rosanti (2011) seorang anak dapat dikatakan terpenuhi proses aktualisasi diri yaitu dengan melihat perkembangan anak sebagai berikut :

8 a. Anak dapat menunjukkan sikap mandiri dalam melakukan kegiatan. b. Anak mulai mampu untuk berbagi, menolong dan membantu teman-temannya. c. Seorang anak mulai bisa menunjukkan antusiasme dalam melakukan permainan yang kompetitif secara positif. d. Seorang anak dapat menunjukkan sikap pengendalian perasaan. e. Anak dapat juga dapat memahami dan mengikuti peraturanperaturan dalam suatu permainan. f. Jika seorang anak diminta untuk tampil ke depan seorang anak mampu melaksanakan tanpa ada perasaan ragu dan melakukan dengan sikap percaya diri. g. Seorang anak mampu untuk menjaga dirinya sendiri dari lingkungan sekitar. Misalnya anak tidak terpengaruh dengan teman yang lain berbuat yang negatif dan dapat melanggar aturan-aturan yang berlaku dalam lingkungan masyarakat. h. Seorang anak dapat menghargai pendapat dan mendengarkan temannya saat bermain bersama. i. Seorang anak dapat mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata sifat yang sederhana ( baik, senang, nakal, pelit, baik hati, berani dan jelek) j. Seorang anak dapat mengungkapkan alasan terhadap sesuatu yang diinginkan dan jika anak tidak setuju. k. Seorang anak dapat menunjukkan secara optimal potensi-potensi yang dimiliki seorang anak tanpa ada rasa tekanan dari pihak lain l. Anak dapat menunjukkan inovasi-inovasi yang sederhana kreativitas yang dimilki. m. Dari uraian-uraian di atas merupakan sikap yang dapat dikategorikan unsur pembentukan sikap aktualisasi diri pada anak. Jika seorang dapat melakukan sikap-sikap tersebut maka tercapailah seorang anak dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang paling atas yang

9 disebut aktualisasi diri. Anak yang sudah tercapai aktualissi dirinya akan mempermudah untuk mengetahui potensi-potensi yang dimiliki sejak dini dan menjadi seorang yang lebih matang dalam hal perkembangan saat dewasa kelak. Semakin cepat seorang anak mencapai kebutuhan aktualisasi diri maka anak tersebut memiliki kesempatan mengenal dirinya sendiri yang sebenarnya lebih cepat dari anak-anak yang lain. B. Dukungan Keluarga 1. Definisi Menurut Friedmen (2001) dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan kelurga terhadap anggotanya. Keluarga juga berfungsi sebagai sistem pendukung bagi anggotanya dan anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung, selalu siap memberikan pertolongan dengan bantuan jika diperlukan. Dukungan keluarga adalah suatu proses hubungan antara keluarga dengan lingkungan sosial keluarga tersebut bersifat reprokasitas (sifat dan hubungan timbal balik), advis atau umpan balik (kuantitas dan kualitas komunikasi) serta keterlibatan emosional ke dalam intimasi dan kepercayaan dalam hubungan sosial (Kane, 2001). Dukungan keluarga adalah komunikasi verbal dan nonverbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subyek yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orangorang yang akrab dengan subyek di dalam lingkungan sosial atau berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah laku penerimanya. Dalam hal ini seseorang merasa memperoleh dukungan secara emosional merasa lega karena mendapat perhatian, saran atau kesan yang menyenangkan pada dirinya (Kuncoro, 2002). Dukungan keluarga adalah keberadaan, kesedian, kepedulian, dari orang-orang yang dapat diandalkan, serta dapat menghargai dan saling menyayangi (Serason, 2002). 2. Jenis dukungan Keluarga

10 Dalam suatu keluarga terdapat 4 dukungan yang harus dilakukan pada anggotanya yaitu: a. Dukungan informasional Keluarga berfungsi sebagai kolektor dan disseminator informasi tentang dunia yang dapat digunakan untuk mengungkapkan suatu masalah. Manfaat dari dukungan ini adalah dapat menekan munculnya suatu stresor karena informasi yang diberikan dapat menyambungkan aksi sugesti yang khusus pada individu. Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk dan pemberian informasi. b. Dukungan penilaian Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik, membimbing dan menengahi masalah serta sebagai sumber validator identitas anggota keluarga, diantaranya memberikan support, pengakuan, penghargaan dan perhatian. c. Dukungan instrumental Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit diantaranya bantuan langsung dari orang yang diandalkan seperti tenaga, sarana dan materi. Manfaat dukungan ini adalah mendukung pulihnya energi atau atau setamina dan semangat yang menurun selain itu individu merasa bahwa masih ada perhatian atau kepedulian dari lingkungan terhadap anggotanya yang sedang mengalami kesulitan atau penderitaan. d. Dukungan emosional Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Manfaat dari dukngan ini adalah secara emosinal menjamin nilai-nilai individu (baik pria maupun wanita) akan selalu terjaga kerahasiannya dari keingintahuan orang lain. Aspek-aspek dari dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian dan mendengarkan serta didengarkan. Hal tersebut efek-efek penyangga dan utama dari dukungan sosial terhadap pertumbuhan dan perkembangan bisa menjadi fungsi yang bersamaan (Wiils, 2003).

11 3. Sumber Dukungan Keluarga Menurut Root dan Dooley dalam Kuncoro (2002) ada 2 sumber dukungan keluarga yaitu natural dan artifisial. Dukungan keluarga natural diterima sesorang melalui interaksi sosial dalam kehidupannya secara spontan dengan orang-orang yang berada di sekitarnya misal anggota keluarga (ibu, ayah, saudara dan kerabat) teman dekat. Dukungan keluarga bersifat non formal sedangkan dukungan keluarga artifisial adalah dukungan keluarga yang dirancang ke dalam kebutuhan primer seseorang misalnya dukungan kelurga akibat bencana alam melalui berbagai macam sumbangan sehingga sumber dukungan keluarga natural memiliki berbagai berbedaan jika dibandingkan dengan dukungan keluarga artifisial perbedaan tersebut terletak pada: 1) Keberadaan sumber dukungan keluarga natural bersifat apa adanya tanpa dibuat-buat sehingga mudah diperoleh dan bersifat spontan. 2) Sumber dukungan keluarga yang natural mempunyai kesesuaian dengan nama yang berlaku tentang kapan sesuatu harus diberikan. 3) Sumber dukungan keluarga natural berakar dari hubungan yang telah lama. 4) Sumber dukungan natural mempunyai keragaman dalam penyampaian dukungan mulai dari dukungan secara fisik dan dukungan secara moral. 5) Sumber dukungan keluarga natural terbebas dari beban dan psikologis. 4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga Menurut Purnawan (2008) faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga adalah: a. Faktor Internal 1) Tahap perkembangan Dukungan keluarga dapat ditentukan oleh faktor usia dalam hal ini adalah pertumbuhan dan perkembangan, dengan demikian setiap rentang usia (bayi-lansia) memiliki pemahaman dan respon terhadap perubahan yang dalam anggotanya yang bebeda-beda.

12 2) Pendidikan atau Tingkat Pengetahuan Keyakinan seseorang terhadap adanya dukungan terbentuk oleh variabel intelektual yang terdiri dari pengetahuan, latar belakang pendidikan dan pengalaman masa lalu. Kemampuan kognitif akan membentuk cara berfikir seseorang untuk kemampuan untuk memahami faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat aktualisasi pada anak dan anggota keluarganya dan pengetahuan tentang tingkat perkembangan kebutuhan yang berhubungan dengan aktualisasi diri. 3) Faktor psikologis Psikologis juga merupakan faktor yang berpengaruh dalam dukungan keluarga terhadap anggota keluarganya terutama anak pada usia prasekolah. Adapun yang dapat dilakukan oleh keluarga dalam dukungan psikologis sebagai sumber penguatan emosional seorang anak. Dimana pada usia prasekolah anak masih memiliki psikologis yang masih labil dan memerlukan dukungan untuk keluarga. 4) Faktor Spritual Aspek spiritual dapat terlihat dari bagaimana seseorang menjalani kehidupannya, mencakup nilai dan keyakinan yang dilaksanakan hubungan dengan keluarga atau teman, dan kemampuan mencari harapan dan arti dalam hidup. b. Faktor Eksternal 1) Praktik dalam Keluarga Cara bagaimana keluarga memberikan dukungan mempengaruhi anggotanya dalam pencapaian pengembangan kebutuhan dasarnya yaitu kebutuhan aktualisasi. 2) Faktor sosioekonomi Faktor sosial dan psikososial dapat meningkatkan pengetahuan dan cara berpikir seseorang untuk lebih meningkatkan kebutuhan dasarnya. Seseorang biasanya akan mencari dukungan dan persetujuan dari kelompok sosialnya, hal ini akan mempengaruhi keyakinan dan cara pemenuhan peningkatan dasar yaitu aktualisasi diri. Semakin

13 tinggi tingkat ekonomi suatu keluarga biasanya akan lebih cepat untuk memenuhi setiap tingkatan kebutuhan dasar sehingga cepat sampai pada tingkatan terakhir yaitu kebutuhan aktualisasi diri. 3) Faktor Budaya Latar belakang budaya mempengaruhi keyakinan, nilai dan kebiasaan kelaurga dalam memberikan dukungan termasuk bagaimana cara pemberian dukungan untuk pencapaian pada tingkat kebutuhan dasar yaitu aktualisasi diri. 5. Cara mengukur Dukungan Keluarga Menurut Smet (2000) cara untuk mengukur dukungan keluarga dapat dilihat dengan ciri-ciri dukungan yaitu : a. Informatif, yaitu dengan cara memberikan dukungan infomasi yang diperlukan oleh keluarganya seperti pemberian nasehat, pengarahan, ideide atau informasi lainnya. b. Perhatian sosial, dukungan tersebut dapat ditunjukan berupa dukungan simpati, empati, cinta, kepercayaan dan penghargaan. c. Bantuan Instrumental, anggota keluarga bersedia menolong secara langsung jika salah satu dari anggotanya mengalami kesulitan. Misalnya dengan cara menyediakan peralatan yang lengkap dan obat-obatan yang dibutuhkan anggota keluarganya. d. Bantuan penilaian, pemberian penilaian positif dan negatif yang pengaruhnya sangat berarti seperti pujian jika anggotanya melakukan tindakan yang benar dan teguran saat anggotanya melakukan kesalahan.

14 C. Kerangka Teori 1. - Skema 2. 1 Kerangka Teori Sumber : Asmadi, ( 2008 ).

15 D. Kerangka Konsep Varibel Independen Variabel Dependen Skema 2. 2 Kerangka Konsep E. Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi, variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen penelitian ini yaitu dukungan keluarga, sedangkan aktualisasi diri sebagai variabel dependen. F. Hipotesa Penelitian Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis dalam penelitian adalah Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan aktualisasi diri pada anak usia prasekolah di TK ABA 31 Ngaliyan Semarang. G. Jadwal Penelitian Terlampir.