TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Ubi Kayu Ubi Kayu/Singkong yang juga disebut Kaspe, dalam bahasa latin disebut Manihot Esculenta Crantz merupakan tanaman yang banyak mengandung karbohidrat. Oleh karena itu singkong dapat digunakan sebagai sumber karbohidrat di samping beras. Ubi kayu merupakan bahan utama dalam pembuatan kerupuk opak (Rismayani, 2007). Di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara, telah banyak industri yang tumbuh dari komoditi ubi kayu ini. Salah satunya adalah kerupuk opak. Dari data Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun 2012 tercatat ada 40 unit usaha pembuatan kerupuk opak yang terdapat di Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai yang dapat di lihat pada tabel dibawah ini : Tabel 1. Sentra Industri Pangan di Kabupaten Serdang Bedagai Pada Tahun 2012 NO SENTRA NAMA SENTRA JUMLAH UNIT USAHA (UU) KECAMATAN 1. Industri Pangan 1. Dodol 2. Opak/Kerupuk Ubi 3. Keripik/Kerupuk 4. Keripik/Kerupuk /Emping 5. Keripik/Kerupuk 6. Tempe 7. Tempe 8. Tahu 9. Tahu/Tempe 116 40 17 32 8 12 5 14 5 Kecamatan Perbaungan Kecamatan Pegajahan Kecamatan Sei Rampah Kecamatan Perbaungan Kecamatan Sipispis Kecamatan Sei Rampah Kecamatan Dolok Masihul Kecamatan Dolok Masihul Kecamatan Sipispis Sumber : Dinas Perdagangan, Perindustrian dan Pasar Kabupaten Serdang Bedagai 201
Landasan Teori Sektor pertanian mempunyai kaitan erat dengan sektor industri. Karena sektor pertanian menghasilkan bahan mentah yang pada gilirannya harus diolah oleh industri menjadi barang setengah jadi atau barang jadi dan sebaliknya sektor industri diharapkan mampu menghasilkan sendiri berbagai macam sarana produksi yang sangat diperlukan oleh industri pengolah pertanian meliputi usaha yang mengolah bahan baku menjadi komoditi yang secara ekonomi menambah tinggi nilainya. (Soekartawi, 2000). Teori Pendapatan Dalam ekonomi modern terdapat dua cabang utama teori yaitu teori harga dan teori pendapatan. Teori pendapatan termasuk dalam ekonomi makro yaitu teori yang mempelajari hal-hal sebagai berikut : - Perilaku jutaan rupiah pengeluaran konsumen - Investasi dunia usaha - Pembelian yang dilakukan pemerintah Menurut pelopor ilmu ekonomi klasik, Adam Smith dan David Ricardo distribusi pendapatan digolongkan dalam tiga kelas sosial yang utama : pekerja, pemilik modal dan tuan tanah. Ketiganya menentukan 3 faktor produksi yaitu tenaga kerja, modal dan tanah. Penghasilan yang diterima setiap faktor dianggap sebagai pendapatan masingmasing keluarga terlatih terhadap pendapatan nasional. Teori mereka meramalkan bahwa begitu masyarakat makin maju para tuan tanah akan relatif lebih baik keadaannya dan para kapitalis (pemilik modal) menjadi relatif lebih buruk keadaannya (Sumitro, 1991).
Pendapatan atau income masyarakat adalah hasil penjualan dari faktor-faktor produksi yang dimiliki pada sektor produksi dan sektor ini membeli faktor-faktor produksi tersebut untuk digunakan sebagai input proses produksi dengan harga yang berlaku di pasar faktor produksi. Selain itu pendapatan adalah selisih antara Total Penerimaan (TR) dengan Total Biaya (TC). Teori Kelayakan Untuk menilai suatu usaha kerupuk opak dalam rangka memperoleh suatu tolak ukur yang mendasar dalam kelayakan investasi telah dikembangkan suatu metode analisis yaitu dengan kriteria investasi maka dapat ditarik beberapa kesimpulan apakah benefit suatu kesempatan dalam berinvestasi. Dengan demikian, suatu kriteria investasi merupakan suatu alat apakah suatu usaha yang dilaksanakan layak atau tidak layak. Menurut Soekartawi (2000) kriteria tersebut adalah sebagai berikut : 1. Break Event Point (BEP) Secara umum BEP adalah suatu keadaan dimana produksi dalam suatu perusahaan tidak ada untung tidak ada rugi, impas antara biaya yang dikeluarkan perusahaan dengan pendapatan yang diterima. Kurva BEP dapat kita lihat sebagai berikut.
Gambar 1. Kurva BEP Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa break even adalahh titik potong antara jumlah biaya (garis jumlah biaya) dengan jumlah penjualan (gariss penjualan) ). - Daerah rugi Dimana garis jumlah biaya di atas garis penjualan atau dengan kata lain jumlah biayanya lebih besar dari pada jumlah penjualan. - Daerah labaa Sebaliknya, dimana garis penjualan di atas atau lebih besar b dari pada garis jumlah biaya. Manfaat BEP : - Jumlah penjualan minimal yang harus dipertahank an agar perusahaan tidak mengalami kerugian. - Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh h keuntungan tertentu. - Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi. - Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan hargaa jual, biaya dan volume penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh.
Kekurangan Analisis BEP : - Biaya tetap (fixed cost) harus konstan selama periode tertentu. - Biaya variabel (variabel cost) dalam hubungannya dengan penjualan haruslah konstan - Harga jual perunit tidak berubah dalam periode tertentu (Anonimus, 2013) 2. R/C Ratio R/C adalah perbandingan antara penerimaan penjualan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi hingga menghasilkan produk. Kerangka Pemikiran - Usaha kerupuk opak dilakukan dengan cara mengolah ubi kayu sampai menjadi kerupuk opak. - Penerimaan usaha kerupuk opak diperoleh dengan mengalikan produksi kerupuk opak dengan harga jual kerupuk opak tersebut. - Selain itu dalam usaha kerupuk opak pendapatan juga perlu dianalisis. Pendapatan usaha kerupuk opak diperoleh dari selisih antara total penerimaan usaha kerupuk opak dengan total biaya yang dikeluarkan untuk produksi. Selanjutnya pendapatan usaha kerupuk opak tersebut akan di analisis kelayakannya untuk melihat layak atau tidak layak usaha kerupuk opak tersebut untuk diusahakan.
Secara singkat dapat dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut : Usaha Kerupuk Opak Produksi Harga Jual Penerimaan Biaya Produksi Pendapatan Analisis Kelayakan Layak Tidak Layak Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran Keterangan : : Hubungan Hipotesis Penelitian Adapun hipotesis penelitian adalah sebagai berikut : 1. Usaha kerupuk opak di daerah penelitian layak untuk diusahakan.