PERAN SERTA SUAMI DALAM PROSES MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JOGONALAN KLATEN Sugita Dosen Poltekkes Surakarta Jurusan Kebidanan ABSTRAK Latar Belakang Menyusui adalah suatu proses alamiah. Anak yang dilahirkan dan mendapat makanan prelaktasi selain ASI pada tiga hari pertama kehidupan jumlahnya lebih tinggi daripada yang tidak, di Indonesia yakni 65 %. Tingkat kesadaran masyarakat untuk menyusui bayinya masih sangat memprihatinkan. Suami mempunyai peran yang sangat menentukan dalam keberhasilan menyusui karena suami akan turut menentukan kelancaran refleks pengeluaran ASI Tujuan Mengetahui peran serta suami dalam proses menyusui yang tercermin dalam sikap, respon dan dukungan suami Metode Deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah suami yang memiliki bayi usia 1 4 minggu yang berada di wilayah kerja Puskesma Jogonalan Klaten. Pengambilan sampel dengan teknik sampling jenuh sebanyak 38 responden. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner Hasil Sebagian besar peran serta suami dalam proses menyusui cukup dengan 71% responden. Sebagian besar sikap suami dalam proses menyusui adalah cukup dengan 87% responden. Sebagian besar respon suami dalam proses menyusui cukup dengan 61% responden, dan sebagian besar dukungan suami dalam proses menyusui cukup dengan 84% responden Kata kunci : peran suami, proses menyusui LATAR BELAKANG Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan tingkat kesehatan masyarakat. Angka kematian bayi di Indonesia masih tinggi dan masih dibawah target Millennium Development Goals yaitu 23 per 1000 kelahiran hidup, menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 mengestimasikan AKB sebesar 34 per 1000 kelahiran hidup. Serta presentase anak yang dilahirkan dan mendapat makanan prelaktasi selain ASI pada tiga hari pertama kehidupan lebih tinggi di Indonesia yakni 65 %. Angka Kematian Bayi di Provinsi Jawa Tengah tahun 2010 sebesar 10,62/1000 kelahiran hidup, meningkat bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu tahun 2009 sebesar 10,28/1.000 kelahiran hidup dan 2008 sebesar 9,27/1.000 kelahiran hidup. Begitu pula dengan data yang di peroleh dari dinas kesehatan Kabupaten Klaten yang menyatakan jumlah AKB tahun 2011 sebesar 9 per 1000 kelahiran hidup dan tahun 2012 sebesar 10 per kelahiran hidup. Apabila dibandingkan dengan cakupan yang diharapkan dalam MDG (Millennium (Sugita) 11
Development Goals) ke-4 tahun 2015, maka AKB di Provinsi Jawa Tengah sudah melampaui target. Namun demikian, angka kematian bayi di Jawa Tengah ada kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun. Menyusui adalah suatu proses alamiah. Meskipun menyusui bayi sudah menjadi budaya Indonesia, namun praktek menyusui masih buruk. Tingkat kesadaran masyarakat untuk menyusui bayinya masih sangat memprihatinkan. Dukungan suami adalah salah satu faktor pendukung yang memotivasi ibu untuk menyusui. Fakta yang terjadi di masyarakat saat ini masih banyak suami yang berpendapat salah, yakni menganggap urusan menyusui adalah urusan ibu dan bayi nya saja. Proses menyusui bukan hanya tanggung jawab ibu dan bayi saja, tetapi suami juga mempunyai peran serta yang sangat penting dan dituntut keterlibatannya, walaupun masih banyak suami yang beranggapan cukup menjadi pengamat yang pasif saja. Menurut Roesli ( 2000 ) suami mempunyai peran yang sangat menentukan dalam keberhasilan menyusui karena suami akan turut menentukan kelancaran refleks pengeluaran ASI ( let down reflex ) yang sangat di pengaruhi oleh keadaan emosi atau perasaan ibu Penelitian menunjukkan, sikap positif suami terhadap kegiatan menyusui sangat penting dalam menentukan apakah ibu memilih akan menyusui bayi nya dan kemudian meneruskannya ( Welford 2001 ). Menurut hasil penelitian Yulia ( 2008 ) menyatakan bahwa peranan ayah dalam pemberian ASI berhubungan erat dengan tingkat pengetahuan ayah tentang ASI dan berhubungan erat dengan sikap ayah tentang pemberian ASI. Dalam penelitian yang telah dilakukan Agnes ( 2010) juga menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan suami dan kemauan ibu memberikan ASI eksklusif, yang berarti semakin besar dukungan suami maka semakin besar kemauan ibu memberikan ASI eksklusif. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Jogonalan klaten, pasangan orang tua yang menyusui bayi dengan usia 1 sampai 4 minggu, 5 dari 10 suami mengatakan turut berperan serta dalam proses menyusui, sedangkan 5 orang suami tidak berperan serta dalam proses menyusui. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Puskesmas Jogonalan Klaten METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan untuk meneskrisipkan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di dalam masyarakat yang bertujuan untuk melihat gambaran fenomena yang terjadi dalam suatu populasi tertentu (Notoatmodjo, 2010). Dalam hal ini untuk mengetahui peran suami dalam Proses Menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Jogonalan Klaten. Populasi dalam penelitian ini adalah semua suami yang memiliki bayi berusia 1 minngu sampai 4 minggu yang masih disusui oleh istrinya yang berada di wilayah kerja sejumlah 38 orang.teknik (Sugita) 12
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan total sampling dengan jumlah suami yang memiliki bayi usia 1sampai 4minggu sejumlah 38 orang suami.jenis data yang dikumpulkan adalah data primer yang diperoleh langsung dari responden. Instrumen dan peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup, dimana jawaban sudah tersedia sehingga responden tinggal memilih jawaban yang berupa skala bertingkat mulai dari sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Jawaban sangat setuju di beri nilai 4, setuju diberi nilai 3, tidak setuju diberi nilai 2, dan sangat tidak setuju diberi nilai 1 pada pertanyaan fovurable dan jawaban sangat setuju di beri nilai 1, setuju diberi nilai 2, tidak setuju diberi nilai 3, dan sangat tidak setuju diberi nilai 4 pada pertanyaan unfovurable. Kuesioner ini berisi tentang hal hal yang berkaitan dengan peran serta suami, terdiri dari 24 pertanyaan yang terdiri dari 13 pertanyaan fovurable dan 11 pertanyaan unfovurable.analisis Data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan statistik deskriptif yaitu statistik yang membahas cara- cara meringkas, menyajikan dan mendskripsikan suatu data dengan tujuan agar mudah dimengerti dan lebih mempunyai makna (Hidayat,2011).Setelah dilakukan perhitungan tersebut dilanjutkan perhitungan dengan tehnik deskriptif kuantitatif yang dinyatakan dalam bilangan prosentase. HASIL PENELITIAN 1.Karakteristik responden Tabel.1 Distribusi frekuensi karekteristik responden Karakteristik Jumlah Persen Pendidikan SD-SMP 6 16% SMA 25 66% PT 7 18% 38 100% Pekerjaan SWASTA 23 61% WIRASWASTA 7 18% BURUH 6 16% PNS 2 5% 38 100% Umur 22-25 9 24% 26-29 10 26% 30-33 12 32% 34-37 1 3% 38-41 1 3% 42-45 5 13% 38 100% (Sugita) 13
Paritas istri 1 12 32% 2 26 68% Sumber : Data Primer 38 100% 2. Peran serta suami dalam proses menyusui Tabel 2. Distribusi Frekuensi Peran Serta Suami KATEGORI JUMLAH RESPONDEN PERSENTASE BAIK 11 29% CUKUP 27 71% KURANG 0 0% JUMLAH 38 100% Sumber: Data Primer Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa mayoritas peran serta suami dalam proses menyusui adalah cukup 71%, baik 29%. 3.Sikap Suami Tabel 3. Distribusi Frekuensi Sikap Suami KATEGORI JUMLAH RESPONDEN PERSENTASE BAIK 5 13% CUKUP 33 87% KURANG 0 0% JUMLAH 38 100% Sumber: Data Primer Berdasarkan Tabel 2. diketahui bahwa mayoritas sikap suami dalam proses menyusui adalah cukup 89%, baik 13%. 4.Respon Suami Tabel 4. Distribusi Frekuensi Respon Suami KATEGORI JUMLAH RESPONDEN PERSENTASE BAIK 15 39% CUKUP 23 61% KURANG 0 0% JUMLAH 38 100% Sumber: Data Primer (Sugita) 14
Berdasarkan Tabel 4. diketahui bahwa mayoritas respon suami dalam proses menyusui adalah cukup 61% dan dalam kategotri baik 39 %. 5.Dukungan Suami Tabel 5. Distribusi Frekuensi Dukungan Suami KATEGORI JUMLAH RESPONDEN PERSENTASE BAIK 6 16% CUKUP 32 84% KURANG 0 0% JUMLAH 38 100% Sumber: Data Primer Berdasarkan Tabel 5. diketahui mayoritas dukungan suami dalam proses menyusui adalah cukup 84 % dan 16 % responden dalam kategori baik. PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar peran serta suami dalam proses menyusui adalah cukup baik ( 71 %) Hal ini sesuai dengan penelitian Agnes ( 2010 ) bahwa bila dukungan suami semakin besar, maka kemauan ibu untuk menyusui bayi nya juga semakin besar. Peran suami dalam proses menyusui sangatlah penting, karena peranannya sebagai ayah turut menentukan kelancaran pengeluaran Air Susu Ibu ( Roesli, 2000 ). Dalam penelitian ini sebagian besar suami cukup berperan serta dalam proses menyusui. Peran serta itu sendiri dapat tercermin dalam respon, sikap dan dukungan yang dilakukan suami terhadap proses menyusui. Sikap suami dalam proses menyusui sebagian besar responden ( 87% ) menunjukan hasil cukup dan sisanya ( 13 % ) responden menunjukkan hasil baik. Dalam penelitian ini suami cukup terlibat dalam pengambilan keputusan tentang proses menyusui. Hal ini sesuai dengan penelitian Yulia (2008) yang menyatakan bahwa peranan ayah dalam pemberian ASI berhubungan sangat nyata dengan tingkat pengetahuan ayah tentang ASI dan berhubungan nyata dengan sikap ayah tentang pemberian ASI. Hal ini ditunjang dengan Pendidikan suami yang mendukung dalam penelitian ini mayoritas adalah SMA sebanyak 25 orang (66%). Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat (Notoatmodjo, 2003). Pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi (Wawan, Dewi, 2010), sehingga dengan semakin banyak informasi yang diterima maka akan mempengaruhi perannya dalam proses menyusui. Dalam penelitian ini sebagian besar respon suami dalam proses menyusui adalah cukup 61 %. Respon suami terhadap bayi baru lahir digolongkan menjadi 2 yaitu respon positif dan respon negative (Suherni, Widyasih, Rahmawati, 2009 ). Dalam penelitian ini sebagian besar suami memberikan respon cukup baik. (Sugita) 15
Hal ini ditunjang dengan pekerjaan suami yang mendukung dalam penelitian ini mayoritas adalah swasta sebanyak 23 responden (61%), wirawsasta 7 responden (18%), buruh 6 responden (6%), dan sisanya PNS 2 responden (5%). Ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Yulia (2008) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Ekslusif adalah tingkat ekonomi keluarga. Hal ini seuai dengan yang dikatakan Bobak, Lowdermilk, Jensen (2005) Pria yang mempunyai rasa percaya diri, pengaturan keuangan dan kondisi kerja yang baik tampaknya lebih mudah terlibat dalam peran sebagai seorang ayah dalam rencana hidupnya. Suami dalam sebuah keluarga merupakan salah satu potensi dalam memberikan dukungan tindakan yang diambil ibu ( Hegar, 2009 ). Sebagian besar responden dalam penelitian ini menunjukkan hasil dukungan cukup 84%. Dukungan suami juga berkaitan dengan pengetahuan suami terhadap ibu menyusui ( Bobak, Lowdermilk, Jensen 2005 ). Hal ini di tunjang dengan karakteristik responden yang sebagian besar memiliki pendidikan terakhir SMA dan paritas istrinya atau jumlah anak 2, karena semakin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi, dengan semakin banyak informasi yang diterima maka akan mempengaruhi perannya dalam proses menyusui. Paritas adalah status seorang wanita sehubungan dengan jumlah anak yang pernah dilahirkan (Rustam Mochtar, 2002). Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar suami berperan serta dalam proses menyusui yang istrinya memiliki paritas 2, dapat diasumsikan suami yang memiliki anak 2 atau lebih telah memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang proses menyusui pada saat memiliki anak yang pertama, di tunjang dengan kematangan usia yang dimiliki responden. Umur suami yang mendukung dalam penelitian ini mayoritas adalah kelompok umur 30-33 tahun (32%). Menurut Huclok (1998) yang dikutip dalam (Wawan, Dewi 2010) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Ingatan ayah tentang cara ia dirawat ayahnya, pengalaman merawat anak, dan persepsinya terhadap peran pria dan ayah dalam kelompok budaya dan sosialnya akan mengarahkan pilihannya dalam menetapkan tugas dan tanggungjawab yang akan ia pikul ( Bobak, Lowdermilk, Jensen 2005 ). SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar peran serta suami dalam proses menyusui cukup dengan 71% responden. Sebagian besar sikap suami dalam proses menyusui adalah cukup dengann 87% responden. Sebagian besar respon suami dalam proses menyusui cukup dengan 61% responden, dan sebagian besar dukungan suami dalam proses menyusui cukup dengan 84% responden (Sugita) 16
SARAN 1. Untuk Suami Suami sebaiknya ikut terlibat sebagai ayah ASI (breastfeeding father) dalam keberhasilan proses menyusui, seperti ayah turut serta dalam pemberian dukungan selama istri menyusui dan ikut mengambil keputusan dalam proses menyusui istrinya. 2. Bagi Tenaga Kesehatan Tenaga kesehatan sebaiknya melibatkan suami pada saat memberikan asuhan kebidanan terutama dalam pemberian dukungan menyusui. 3. Bagi Instansi Kesehatan Bagi Instansi kehesatan diharapkan dapat memberikan pertimbangan bagi kegiatan posyandu untuk mempromosikan kegiatan menyusui dengan melibatkan suami sebagai ayah ASI (breast feeding father) DAFTAR PUSTAKA Agnes. 2010, Hubungan Dukungan Suami Dan Kemauan Ibu Memberikan Asi Eksklusif Di Puskesmas Teladan Medan, Skripsi. Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara Ayah bunda, Suami, Pendukung Utama Pemberian ASI.. http://www.ayahbunda.co.id/artikel/keluarga/psikologi/suami.pendukung.ut ama.pemberian.asi/001/007/893/7/1. di akses tanggal 7-3-2013 jam 16.00 WIB Bobak, Lowdermilk & Jansen. (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas (terjemahan ed.4), Jakarta: EGC Hidayat, A. 2007. Metodologi Penelitian Kebidanan & teknik Analisis Data. Salemba Medika. Jakarta Hegar, 2009. Indonesia Menyusui. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta Notoatmodjo, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta Roesli, Utami. 2000. Mengenal ASI Eksklusif, EGC. Jakarta SDKI, 2007. Cakupan pemberian Makanan pada Anak. Suherni, Widyasih, Rahmawati. 2009. Yogyakarta Perawatan Masa Nifas. Fitramaya. Suryani, Widyaningsih. 2005. Psikologi Ibu dan Anak. Fitramaya. Yogyakarta Wawan, Dewi. 2010. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Nuha Medika. Yogyakarta (Sugita) 17
Welford, Heater. 2001. Menyusui Bayi Anda. Dian Rakyat. Yulia Novika Juherman. 2008. Pengetahuan, Sikap, Dan Peranan Ayah Terhadap Pemberian Asi Eksklusif. Program Studi Gizi Masyarakat Dan Sumberdaya Keluarga Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor (Sugita) 18