Khusnul Khotimah* 1 Wiwik Dwi Hastuti* 2

dokumen-dokumen yang mirip
THE EFFECT OF ROLE PLAYING METHOD TOWARD THE ABILITY OF FICTION READING COMPREHENSION OF HEARING IMPAIRMENT STUDENT

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN LEMBAR BALIK TERHADAP KEMAMPUAN BINA DIRI PESERTA DIDIK TUNAGRAHITA

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG CAMPURAN SISWA TUNARUNGU KELAS IV MELALUI PERMAINAN ULAR TANGGA

THE EFFECT OF THE USE OF PICTURE DOMINO CARDS MEDIA TOWARD HEARING IMPAIRMENT STUDENT S COMPETENCE IN WRITING SIMPLE SENTENCES FOR STUDENT

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGOPERASIKAN APLIKASI CORELDRAW

Emilia Martadini *1 Saichudin *2

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA TEKA-TEKI SILANG BERGAMBAR TERHADAP PENGUASAAN KOSAKATA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS IV

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

THE EFFECT OF THE PICTORIAL NUMERIC CARD MEDIA TOWARD IMPROVEMENT OF THE SUMMATION COMPUTATION ABILITY FOR STUDENT WITH INTELLECTUAL DISSABILITY

Pengaruh Pembelajaran KontekstualTerhadap Kemampuan Berhitung Pengurangan Pada Siswa Tunagrahita Kelas 4

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

X₁ X₂ X₃ X₄ X₅... O₁ O₂ O₃ O₄ O₅ O₁ O₂ O₃ O₄ O₅... O₁ O₂ O₃ O₄ O₅ Baselin1 (A1) Intervensi (B) Baseline (A2)

THE EFFECT OF RITATOON MEDIA USAGE TOWARD SCIENCE LEARNING OUTCOMES OF STUDENT WITH INTELLECTUAL DISABILITY

PENGARUH PENGGUNAAN METODE MATERNAL REFLEKTIF TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN SISWA TUNARUNGU KELAS III SDLB

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BIG BOOKS TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR I DI SLB WIDYA MULIA PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA

Putri Nur Hakiki, Endro Wahyuno. Jurusan Pendidikan Luar Biasa, Universitas Negeri Malang, Malang

Amelia Rizky Idhartono *1 Mohammad Efendi *2

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

PENGARUH METODE KUBACA DENGAN GAMBAR TERHADAP PENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK TUNARUNGU KELAS I SDLB

PENGARUH PERMAINAN CONGKLAK TERHADAP KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN PESERTA DIDIK TUNAGRAHITA KELAS III SDLB

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

JASSI_anakku Volume 18 Nomor 1, Juni 2017

JASSI_anakku Volume 18 Nomor 1, Juni 2017

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

JASSI_anakku Volume 17 Nomor 1, Juni 2016

E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF PADA ANAK AUTIS MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL EGRANG DI SLB NEGERI KOTA PARIAMAN

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

JASSI_anakku Volume 17 Nomor 1, Juni 2016

BAB III METODE PENELITIAN

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

Arista Surya Ningsih *1 Abdul Huda *2

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

PENGARUH MEDIA PERMAINAN PUZZLE TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL HURUF VOKAL PADA ANAK TUNA GRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS III SLB N SLEMAN ARTIKEL JURNAL

EFEKTIVITAS METODE LATIHAN SENSORIS MOTOR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS HURUF (VOKAL) BAGI ANAK TUNARUNGU SEDANG

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

THE INFLUENCE OF CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TO IMPROVE EARLY READING ABILITY ON STUDENT WITH READING DIFFICULTY AT SD N 1 LEMPUYANGAN

MENINGKATKAN PEMAHAMAN TANDA BACA DALAM MENULIS MELALUI MEDIA CD INTERAKTIF BAGI ANAK KESULITAN BELAJAR (SSR Kelas IV SD N 01 Alang Lawas Padang)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Langkah pertama dalam pengambilan data ialah melakukan pengukuran

BAB II KETERAMPILAN SOSIAL ANAL TUNAGRAHITA RINGAN DAN LATIHAN OLAH VOKAL DALAM BERNYANYI...

ARTIKEL JURNAL. Oleh Erna Wati NIM

THE EFFECT OF EGGSHELL MOSAIC TRAINING TOWARD FINE MOTOR SKILLS OF CHILDREN WITH INTELLECTUAL AND DEVELOPMENTAL DISABILITY (IDD)

PENGARUH PERMAINAN KOLASE TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN

BAB III METODE PENELITIAN

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

Bermain Peran dalam Kehidupan Keluarga

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen

Penerapan Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Kalimat Sederhana Pada Siswa Tunarungu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tunggal (single subject research), yaitu penelitian yang dilaksanakan pada subyek

EKSPERIMENTASI PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PECAHAN ANAK TUNANETRA KELAS VI

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran yang objektif tentang

BAB III METODE PENELITIAN

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

DAFTAR ISI. UCAPAN TERIMAKASIH... i. ABSTRAK... ii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GRAFIK...

BAB III METODE PENELITIAN

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN

JASSI_anakku Volume 17 Nomor 1, Juni 2016

E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian mengacu pada indikator penelitian berupa (1) Kemampuan

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BANGUN

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

EFEKTIFITAS TEKNIK RILAKSASI DALAM MENGURANGI WAKTU PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SDLB N 20 PONDOK II PARIAMAN

PENGARUH MEDIA BATANG CUISENAIRE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN SISWA TUNAGRAHITA KELAS IV SDLB

Anita Rachmawati *1 Umi Safiul Ummah *2

BAB III METODE PENELITIAN. tepat, ketepatan ini akan menjadikan kualitas penelitian menjadi baik. Terdapat dua

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

Transkripsi:

THE EFFECT OF TOTAL COMMUNICATION APPROACH TOWARDS THE TEXT RETELLING ABILITY OF HEARING IMPAIRMENT STUDENTS (Pengaruh Pendekatan Komunikasi Total Terhadap Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Bacaan Siswa Tunarungu) Khusnul Khotimah* 1 Wiwik Dwi Hastuti* 2 1 SLB PGRI Siliragung Banyuwangi 2 Universitas Negeri Malang E-mail: kim.ennunk@gmail.com Abstract: The purpose of this research was to know the effect of the total communication approach towards the hearing impairment students text retelling ability in the third grade of SDLB Kepanjen Malang. This research was experimental study using A-B-A Single Subject Research (SSR) design. The result of the study showed that the total communication approach affected the student text retelling ability. The analysis showed that the intervention gave an effect to the improvement of the target s behaviour. Keywords: total communication approach, the ability of text retelling, hearing impairment Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh pendekatan komunikasi total terhadap kemampuan menceritakan kembali isi bacaan siswa tunarungu kelas 3 di SDLB Kepanjen Malang. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu bersifat eksperimen dengan metode SSR (Single Subject Research) desain A-B-A. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendekatan komunikasi total yang dijadikan sebagai intervensi kepada siswa tunarungu ternyata memiliki pengaruh terhadap peningkatan kemampuan dalam menceritakan kembali isi bacaan siswa tunarungu. Kata kunci: komunikasi total, kemampuan menceritakan kembali isi bacaan, tunarungu Siswa tunarungu yang merupakan siswa dengan hambatan yang terjadi pada organ bicara dan organ dengarnya memerlukan komunikasi. Komunikasi pada siswa tunarungu jelas berbeda dengan siswa pada umumnya. Namun bukan berarti siswa tunarungu tidak dapat berbahasa dan berbicara. Sejak awal siswa tunarungu memasuki sekolah hampir semua waktunya digunakan untuk membina bahasa dan bicaranya sebagai langkah awal mengembangkan keterampilan siswa tunarungu dalam berbahasa dan berkomunikasi (Efendi, 1992). Siswa tunarungu mengalami permasalahan dalam pemerolehan bahasa, terutama dalam mengakses bunyi atau suara. Hal ini merupakan ciri khas hambatan pada siswa tunarungu dalam aspek kebahasaannya. Maedow (dalam Sadjaah, 1995:48) menarik kesimpulan bahwa keterbatasan bahasa atau kecakapan bahasa siswa dibedakan atas perolehan bahasa dari lingkungan keluarganya, yaitu apakan orang tuanya tuli sehingga mempengaruhi penggunaan bahasa untuk berkomunikasi atau apakah menggunakan bahasa isyarat, kecakapan bahasa lebih banyak menggunakan bahasa isyarat yang dipelajari melalui kontak dengan teman sebayanya dan akhirnya berkembang menjadi bahasa isyarat formal bagi dirinya secara nyata, siswa tunarungu mengalami kesulitan dalam membuat kalimatkalimat karena harus menggunakan tanda baca, dan siswa tunarungu tidak memiliki perbendaharaan kata yang cukup untuk kepentingan akademis yang lebih tinggi. Kemunculan kondis-kondisi tersebut pada siswa tunarungu, secara langsung dapat berpengaruh terhadap kelancaran perkembangan bahasa dan bicaranya. Pendekatan komunikasi total berusaha mendekati dari berbagai aspek atau unsur bahasa dan komunikasi, baik lewat komunikasi yang bersifat ekspresif seperti berbicara, membuat isyarat abjad jari, isyarat, mimik serta pemanfaatan sisa pendengaran lain dengan bantuan alat dan membaca. Komunikasi total merupakan proses yang melibatkan penggunaan beberapa atau semua cara komunikasi yang meliputi penggunaan sistem isyarat, abjad jari, bicara, membaca, gerak tubuh, menyimak, latihan mendengar, pantomin, menggambar dan menulis 85

86 JURNAL P3LB, VOLUME 3, NOMOR 2, DESEMBER 2016 Brill (dalam Efendi, 1992). Dengan penelitian ini diharapkan pendekatan komunikasi total mempunyai manfaat: (a) dapat mengarahkan ke kondisi yang lebih baik untuk mengajar bahasa dan komunikasi siswa tunarungu, (b) pencapaian pelajaran dasar seperti baca, tulis, hitung menjadi lebih baik, (c) stabilisasi emosi yang lebih baik, dan (d) keterampilan penggunaan oral yang lebih baik pada program oral, seperti bicara, membaca bibir, atau latihan mendengar (Efendi, 1992). Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan menceritakan kembali isi bacaan siswa tunarungusebelum dan setelah diberikan pembelajaran dengan pendekatan komunikasi total dan menganalisis pengaruh pendekatan komunikasi total terhadap kemampuan menceritakan kembali isi bacaan siswa tunarungu. METODE Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode eksperimen adalah metode yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2010:107). Metode eksperimen dalam penelitian ini untuk melihat perubahan tingkah laku akibat dari suatu perlakuan yaitu penggunaan pendekatan komunikasi total dalam meningkatkan kemampuan menceritakan kembali isi bacaan siswa tunarungu. Rancangan atau desain dalam penelitian ini adalah rancangan atau desain Single Subject Research (SSR). Penelitian dengan Single Subject Research yaitu penelitian dengan subjek tunggal. Desain Single Subject Research (SSR) memfokuskan pada data individu pada sampel penelitian. Penelitian dengan subjek tunggal juga merupakan penelitian eksperimen karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahu pengaruh dari suatu tindakan yang dikenakan pada sampel atau subjek penelitian. Dalam Single Subject Research (SSR) penelitian yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh suatu perlakuan yang diberikan kepada subjek secara berulang-ulang. Sehingga penelitian ini hanya menggunakan satu siswa tunarungu sebagai sampel atau subjek penelitian. Penelitian ini memiliki dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel terikat yang disebut sebagai target behavior dalam penelitian ini adalah kemampuan menceritakan kembali isi bacaan siswa tuarungu kelas 3 di SDLB Kepanjen, Malang. Sementara itu variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan komunikasi total. Dalam penelitian ini subjek yaitu siswa beridentitas YAH yang mengalami hambatan dalam berbahasa terutama dalam menceritakan kembali isi bacaan yang telah dibacanya. Subjek sering mengalami kesalahan ketika menjawab pertanyaan terkait isi bacaan dan kurang faham ketika ditanya tentang isi bacaan yang baru saja dia baca. Subjek dipilih berdasarkan identifikasi dan asesmen dalam kegiatan observasi. Subjek juga dipilih dengan prasarat (prerequisit) subjek telah dapat membaca bahan bacaan. Asesmen dilakukan untuk mengetahui kemampuan dan hambatan siswa dalam menceritakan kembali isi bacaan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa bahan bacaan, instrumen lembar wawancara, instrumen lembar penilaian dan instrumen lembar observasi. Data dianalisis menggunakan teknik analisis visual grafik yaitu teknik analisis visual dalam konsidi dan teknik analisis visual antar kondisi. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian ini menggunakan bentuk desain A-B-A, diamana A1 adalah fase baseline, B adalah fase intervensi atau treatment, dan A2 adalah fase baseline ke 2 yang dimaksudkan sebagai kontrol untuk fase intervensi sehingga memungkinkan untuk menarik kesimpulan adanya hubungan fungsional antara variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Sunanto, Takeuchi, dan Nakata (2005:45) fase baseline adalah fase saat variable terikat diukur secara periodik selama sebelum diberikan perlakuan tertentu. Sedangakan fase treatment adalah fase saat variable terikat diobservasi atau diukur selama perlakuan diberikan. Pada fase baseline data diukur dan dikumpulkan selama lima sesi. Pada fase intervensi atau treatment, data hasil pemberian intervensi diukur dan dikumpulkan selama lima sesi. Kemudian variabel terikat diberi intervensi atau treatment. Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Bacaan Data kemampuan siswa dalam menceritakan kembali isi bacaan dapat dilihat pada grafik berikut ini.

Khusnul K, Wiwik Dwi H, The Effect Of Total Communication Approach.... 87 Berdasarkan grafik di atas bahwa diperoleh data sebesar 60%, 62,5%, 65%, 65%, dan 65% pada fase baseline (A1), 80%, 87,5%, 87,5%, 85%, dan 90% pada fase intervensi (B), serta 85%, 87,5%, 85%, 85%, dan 85% pada fase baseline 2 (A2). Berdasarkan analisis grafik di atas diperoleh kecenderungan arah pada kondisi baseline (A1), intervensi (B), dan baseline 2 (A2). Estimasi kecenderungan arah dilakukan dengan metode split middle seperti terllihat dalam grafik 2. Pada kondisi baseline (A1) didapat bahwa arah kecenderungan data meningkat (+), pada kondisi intervensi (B) didapat bahwa arah kecenderungan data meningkat (+), dan pada kondisi baseline 2 (A2) bahwa arah kecenderungan data tetap (=). Dari ketiga grafik di atas menunjukkan kecenderungan stabilitas arah pada kondisi baseline (A1), intervensi (B), dan baseline 2 (A2). Setelah dilakukan perhitungan diketahui bahwa mean level pada kondisi baseline (A1) 63,5%. Batas atas pada kondisi baseline (A1) ini adalah 68,375%, dan batas bawah 58,625%. Data poin yang berada pada rentang batas atas dan batas bawah kondisi baseline (A1) sebanyak lima yaitu 60%, 62,5%, 65%, 65%, dan 65%. Setelah itu dilakukan perhitungan persentase stabilitas diperoleh hasil sebesar 100%. Menurut Sunanto, Takeuchi, dan Nakata (2005: 110), jika persentase sebesar 85-95% dikatakan data stabil. Dikarenakan perhitungan stabilitas untuk kondisi baseline (A1) sebesar 100%, maka data dikatakan stabil. Selanjutnya setelah dilakukan perhitungan diketahui bahwa mean level pada kondisi intervensi (B) 86%. Batas atas pada kondisi intervensi (B) ini adalah 92,75%, dan batas bawah 79,25%. Data poin yang berada pada rentang batas atas dan batas bawah kondisi intervensi (B) sebanyak lima yaitu 80%, 87,5%, 87,5%, 85%, dan 90%. Setelah itu dilakukan perhitungan persentase stabilitas diperoleh hasil sebesar 100%, maka dikatakan data stabil. Terakhir setelah dilakukan perhitungan diketahui bahwa mean level pada kondisi baseline (A2) 85,5%. Batas atas pada kondisi baseline 2 (A2) ini adalah 92,06%, dan batas bawah 78,94%. Data poin yang berada pada rentang batas atas dan batas bawah kondisi baseline (A1) sebanyak lima

88 JURNAL P3LB, VOLUME 3, NOMOR 2, DESEMBER 2016 yaitu 85%, 87,5%, 85%, 85%, dan 85%. Setelah itu dilakukan perhitungan persentase stabilitas diperoleh hasil sebesar 100%, maka dikatakan data stabil. Kecenderungan jejak data pada data baseline (A1) yaitu mengalami peningkatan, sehingga bernilai positif (+). Rentang stabilitas pada kondisi baseline (A1) 60% - 65%. Level perubahan kemampuan menceritakan kembali isi bacaan pada kondisi baseline (A1) adalah 65% - 60% = 5% (+), artinya dari sesi pertama sampai sesi ke lima mengalami peningkatan yaitu 5%. Kecenderungan jejak data pada data intervensi (B) yaitu mengalami peningkatan, sehingga bernilai positif (+). Rentang stabilitas pada kondisi intervensi (B) 80% - 90%. Level perubahan kemampuan menceritakan kembali isi bacaan pada kondisi intervensi (B) adalah 90% - 80% = 10% (+), artinya dari sesi keenam sampai sesi kesepuluh mengalami peningkatan yaitu 10%. Sedangkan kecenderungan jejak data pada data baseline 2 (A2) yaitu tidak mengalami perubahan, sehingga bernilai tetap (=). Rentang stabilitas pada kondisi intervensi (B) 85% 87,5%. Level perubahan kemampuan menceritakan kembali isi bacaan pada kondisi intervensi (B) adalah 85% - 85% = 0% (=), artinya kemampuan menceritakan kembali siswa tunarungu dari sesi kesebelas sampai sesi kelima belas yaitu tetap. Pada penelitian ini variabel yang diubah adalah 1 yaitu kemampuan menceritakan kembali isi bacaan. Kecernderungan stabilitas pada kondisi baseline (A1) yaitu meningkat (+). Pada kondisi intervensi (B), kecenderungan stabilitasnya juga mengalami peningkatan (+), meskipun pada kondisi baseline 2 (A2) kecenderungan stabilitasnya tetap. Hal ini berarti bahwa kemampuan menceritakan kembali isi bacaan siswa tunarungu mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil analisis dalam kondisi, diketahu bahwa perubahan kecenderungan stabilitas dari kondisi baseline (A1) dan intervensi (B) berada dalam kondisi stabil. Level perubahan pada kondisi ini yaitu 15%. Level perubahan ini diperoleh dari menghitung selisih antara data poin pertama pada kondisi intervensi (B) dengan data terakhir kondis baseline (A1). Data poin pertama pada kondisi intervensi (B) yaitu sebesar 80%, dan data poin terakhir pada kondisi baseline (A1) sebesar 65%, sehingga diperoleh selisih antara keduanya yaitu 15%. Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa level kemampuan menceritakan kembali isi bacaan siswa tunarungu pada kondisi baseline (A1) dan intervensi (B) adalah (+) 15%, sehingga dapat diartikan bahwa semakin meningkat. Persentase overlap diperoleh dengan menghitung banyaknya data poin pada kondisi intervensi (B) berada pada rentang batasatas dan batas bawah dari kondisi baseline (A1) yang telah dihitung sebelumnya. Setelah diketahui banyaknya data poin tersebut, maka dikalikan dengan 100% sehingga diketahui besarnya persentase overlap dari penelitian. Pada penelitian ini batas atas dari kondisi baseline (A1) yaitu 68,375%, dan batas bawah dari kondisi baseline (A1) yaitu 58,625%. Pada kondisi intervensi tidak ada satupun data poin yang berada pada rentangan batas atas dan batas bawah kondisi baseline (A1), sehingga persentase overlap dari penelitian ini adalan 0%. Semakin kecil persentase overlap, semakin baik pengaruh intervensi terhadap terget behavior. Oleh karena itu dapat diartikan bahwa pendekatan komunikasi total dapat meningkatkan kemampuan menceritakan kembali isi bacaan siswa tunarungu. Pembahasan Pendekatan komunikasi total berusaha mendekati dari berbagai aspek atau unsur bahasa dan komunikasi, baik lewat komunikasi yang bersifat ekspresif seperti berbicara, membuat isyarat abjad jari, isyarat, mimik serta pemanfaatan sisa pendengaran lain dengan bantuan alat dan membaca. Komunikasi total merupakan proses yang melibatkan penggunaan beberapa atau semua cara komunikasi yang meliputi penggunaan sistem isyarat, abjad jari, bicara, membaca, gerak tubuh, menyimak, latihan mendengar, pantomin, menggambar dan menulis (Efendi, 1992). Sehingga dapat dikatakan bahwa pendekatan komunikasi total yaitu penggunaan secara bersamasama antara metode oral dan manual. Prinsip pendekatan komunikasi total yaitu komunikasi dengan keseluruhan aktivitas serta memberikan keleluasaan dan keluwesan yang disusun berdasarkan kebutuhan dan kemampuan siswa tunarungu. Penggunaan pendekatan komunikasi total sebagai metode pengembangan bahasa dan komunikasi siswa tunarungu dapat dipilih karena berbagai hal yaitu (a) komunikasi total tidak mengurangi kecakapan bahasa atau bicara atau membaca ucapan siswa tunarungu, (b) komunikasi total lebih memperluas kemungkinan belajar bahasa bagi siswa tunarungu (c) komunikasi total lebih meningkatkan perkembangan psikososial siswa

Khusnul K, Wiwik Dwi H, The Effect Of Total Communication Approach.... 89 tunarungu, dan (d) komunikasi total memberikan perkembangan bidang akademis lainnya menjadi lebih baik (Efendi, 1992). Penelitian pengaruh pendekatan komunikasi total terhadap kemampuan meceritakan kembali isi bacaan siswa tunarungu kelas 3 di SDLB Kepanjen, Malang menunjukkan bahwa pendekatan yang dilakukan dapat meningkatkan kemampuan memceritakan kembali isi bacaan siswatunarungu. Keadaan ini ditunjukkan pada penilaian kemampuan menceritakan kembali isi bacaan siswa tunarungu pada fase baseline (A1) berkisar antara 60% sampai 65%. Sementara itu peningkatan yang cukup signifikan ditunjukkan selama fase intervensi (B) yaitu kemampuan menceritakan kembali isi bacaan siswa tunarungu berkisar antara 80% sampai 90%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendekatan komunikasi total dapat meningkatkan kemampuan menceritakan kembali isi bacaan didukung oleh penelitian (Efendi, M. 1997. Pengembangan Model Pembelajaran Bahasa Siswa Tunarungu Berdasarkan Pendekatan Komunikasi Total di SLB bagian B (Tunarungu). Jurnal Ilmu Pendidikan, 24 (1):40-53), yang menyimpulkan bahwa secara keseluruhan model program pembelajaran bahasa yang dikembangkan Sekolah Luar Biasa bagian B yang memanfaatkan pendekatan komunikasi total sebagai mediaum komunikasi dalam proses pembelajaran ternyata cukup efektif. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu pendekatan komunikasi total dapat meningkatkan kemempuan menceritakan kembali isi bacaan siswa tunarungu kelas 3 di SDLB Kepanjen Malang. Peningkatan ini dapat ditunjukkan dari perubahan mean level tiap fasenya. Pengaruh penggunaan pendekatan komunikasi total terhadap kemampuan menceritakan kembali isi bacaan pada siswa tunarungu terlihat dari overlap antara fase baseline (A1) dan intervensi (B). Hasil data overlap dari baseline (A1) ke intervensi (B) adalah 0%. Semakin kecil persentase overlap maka semakin baik pengaruh intervensi tersebut. Berarti tidak terdapat tumpang tindih data intervensi (B) pada fase baseline (A1) sehingga dapat disimpulkan intervensi berpengaruh terhadap terget behavior. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dikemukakan saran yaitu: (1) guru dihaparkan dapat menggunakan pendekatan komunikasi total sebagai pendekatan pembelajaran dalam mengajarkan siswa tunarungu terutama dalam mata pelajaran bahasa Indonesia materi menceritakan kembali isi bacaan, (2) mahasiswa jurusan pendidikan luar biasa diharapkan dapat mempelajari lebih lanjut tentang pendekatan komunikasi total sehingga dapat diterapkan pada proses pembelajaran apabila dijumpai masalah yang serupa, dan (3) peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian serupa baik dalam ruang lingkup yang tidak terbatas pada anak tunarungu saja. Selain itu, peneliti selanjutnya juga dapat mengembangkan penelitian tentang pengaruh pendekatan komunikasi total terhadap kemampuan berbahasa yang lain, seperti berbicara. DAFTAR RUJUKAN Efendi, M. 1992. Pengembangan Metode Komunikasi Siswa Tunarungu. Majalah Pendidikan, XIX (27):107-114. Efendi, M. 1997. Pengembangan Model Pembelajaran Bahasa Siswa Tunarungu Berdasarkan Pendekatan Komunikasi Total di SLB bagian B (Tunarungu). Jurnal Ilmu Pendidikan, 24 (1):40-53. Efendi, M. 2008. Pengantar Psikopedagogik Siswa Berkelainan. Jakarta: Bumi Aksara. Sadjaah, E & Sukarja, D. 1995. Bina Bicara, Persepsi Bunyi dan Irama. Bandung: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru. Sunanto, J. Takeuchi, K. & Nakata, H. 2005. Pengantar Penelitian dengan Subjek Tunggal. Tsukuba: CRICED University of Tsukuba.