BAB I PENDAHULUAN. terkandung empat hal yang perlu digaris bawahi dan mendapat penjelasan lebih

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan tidak lepas dari kegiatan belajar dan mengajar (KBM). Salah satunya pelaksanaan

I. PENDAHULUAN. tersebut Kosasih Djahiri (dalam Amri dan Ahmadi, 2010: 2) makna bahwa pendidikan harus dilakukan oleh usaha sadar manusia

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional bertujuan: Untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183)

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang masih bersifat teacher-centered karena tidak memerlukan alat

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. luas kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perwujudan warga negara Indonesia menjadi manusia yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan lulusan yang cakap dalam fisika dan dapat menumbuhkan kemampuan logis,

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Elyani Nurjannah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sendiri maupun orang lain. Pendidikan sebagai gejala yang universal

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku siswa. Perubahan tingkah laku siswa pada saat proses

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan peserta didik mengikuti pendidikan menengah. Salah satu bidang

I. PENDAHULUAN. Umumnya proses pembelajaran di SMP cenderung masih berpusat pada guru

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang tidak dapat dipisahkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting yang menentukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

I. PENDAHULUAN. Kerja Siswa (LKS). Penggunaan LKS sebagai salah satu sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran yang aktif. Guru adalah seorang pendidik yang yang berperan

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Belajar adalah suatu usaha yang dilaksanakan siswa dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa. Pendidikan menurut Undang-undang tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pendidikan tidak hanya dipengaruhi oleh siswa namun guru juga

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. tentang sistem pendidikan nasional (2009:69) pasal 1 yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1

BAB I PENDAHULUAN. Guru merupakan salah satu komponen dalam dunia pendidikan yang. yang dilaksanakannya. Guru membangun pembelajaran untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Maimunah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pendidikannya (Rusman, 2012 : 93). kegiatan belajar mengajar, salah satunya adalah pengorganisasian mata

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajar siswa dengan berbagai upaya. Salah satu upaya tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar pembelajaran IPA antara lain adalah prinsip keterlibatan, prinsip

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Dalam mata pelajaran IPA siswa mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pendidikan dan teknologi menuntut pengembangan

I.PENDAHULUAN. produk, proses dan sikap. Produk IPA berupa fakta, konsep, prinsip,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah salah satu rumpun sains yang mempelajari tentang zat, meliputi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. (Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif. dalam penyelenggaraan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum di Sekolah Dasar (SD) yang digunakan saat ini yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan keterampilan bereksperimen dengan menggunakan metode ilmiah. Pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU R.I. No. 20 Tahun 2003,

BAB I PENDAHULUAN. harapan sangat bergantung pada kualitas pendidikan yang ditempuh. imbas teknologi berbasis sains (Abdullah, 2012 : 3).

1 PENDAHULUAN. memfasilitasi, dan meningkatkan proses serta hasil belajar siswa. Hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu mata pelajaran sains yang diberikan pada jenjang pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas proses pembelajaran, dimana peserta didik kurang mampu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penemuan. Trianto (2011:136) mengatakan bahwa Ilmu Pengetahuan. Alam merupakan suatu kumpulan teori yang sistematis.

BAB I PENDAHULUAN. batin, cerdas, sehat, dan berbudi pekerti luhur. yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

percaya diri siswa terhadap kemampuan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu langkah untuk merubah sikap, tingkah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dikatakan sebagai salah satu kebutuhan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan, karena pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang (UU R.I. No.2 Tahun 1989, Bab I, Pasal 1). Pada rumusan ini terkandung empat hal yang perlu digaris bawahi dan mendapat penjelasan lebih lanjut. Dengan usaha sadar dimaksudkan, bahwa pendidikan diselenggarakan berdasarkan rencana yang matang, mantap, jelas, lengkap, menyeluruh, berdasarkan pemikiran rasional-objektif. Fungsi pendidikan adalah menyiapkan siswa. Menyiapkan diartikan bahwa siswa pada hakikatnya belum siap, tetapi perlu disiapkan dan sedang menyiapkan dirinya sendiri. Hal ini menunjuk pada proses yang berlangsung sebelum siswa sebagai calon warga negara yang baik, warga bangsa dan calon pembentuk keluarga baru, serta mengemban tugas dan pekerjaan kelak dikemudian hari. Pendidikan adalah upaya yang terorganisasi, berencana dan berlangsung secara terus-menerus sepanjang hayat untuk membina siswa menjadi manusia paripurna, dewasa, dan berbudaya. Untuk mencapai pembinaan ini asas pendidikan harus berorientasi pada pengembangan seluruh aspek potensi siswa, di antaranya aspek kognitif, afektif, dan berimplikasi pada aspek psikomotorik (Susanto, 2013:85). 1

2 Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah ilmu yang perlu didapat melalui pengajaran, bimbingan, atau latihan yang berlangsung disekolah maupun di luar sekolah. Pendidikan di Indonesia mempunyai peranan penting dalam merealisasikan agenda pendidikan yang diarahkan pada peningkatan intelektualdan emosional peserta didik. Peran utama pendidikan tidak dapat tergantikan dalam segala kehidupan untuk mencetak manusia di Indonesia yang dapat diandalkan untuk pembangunan bangsa kedepan. Menurut Susanto (2013:167) Sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. Sedangkan menurut Wayana (Trianto, 2014:136) mengatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan saat ini adalah masalah lemahnya pelaksanaan proses pembelajaran yang diterapkan para guru di sekolah. Proses pembelajaran yang terjadi selama ini kurang mampu mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik. Pelaksanaan proses pembelajaran yang berlangsung di kelas hanya diarahkan pada kemampuan siswa untuk menghafal informasi, otak siswa dipaksa hanya untuk mengingat berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diperoleh untuk menghubungkannya dengan situasi dalam kehidupan sehari-hari. Pada

3 pembelajaran IPA yang memperlihatkan bahwa selama ini proses pembelajaran sains di sekolah dasar masih banyak dilaksanakan secara konvensional. Para guru belum sepenuhnya melaksanakan pembelajaran secara aktif dan kreatif dalam melibatkan siswa serta belum menggunakan berbagai pendekatan/strategi pembelajaran yang bervariasi berdasarkan karakter mata pelajaran. Dalam proses belajar mengajar, kebanyakan guru hanya terpaku pada buku teks sebagai satu-satunya sumber belajar mengajar. Hal ini yang menjadi kelemahan dalam pembelajaran IPA adalah guru tidak memberi peluang kepada siswa untuk mengembangkan dasar kemampuan siswa dalam menemukan dan merumusakan suatu masalah yang dapat mengarah pada kegiatan penyelidikan untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan. Hal ini mengakibatkan rendahnya prestasi belajar siswa dalam kegiatan evaluasi. Pembelajaran inkuiri menekankan pada semua pendidik agar menerapkan kegiatan pembelajaran yang menekankan proses dalam pemahaman materi pelajaran. Pemahaman bahwa inkuiri sebagai inti pembelajaran sains memiliki sintaks di mana siswa memiliki kemampuan menarik kesimpulan sebagai suatu hasil dari berbagai kegiatan penyelidikan sederhana dalam pembelajaran sains. Proses pembelajaran inkuiri yang diawali dengan pertanyaan dapat menumbuhkan keingintahuan siswa dalam melihat fenomena alam. Prestasi belajar yang masih rendah dipengaruhi oleh penggunaan metode pembelajaran yang hanya memfokuskan pada guru dan tidak menambahkan metode maupun model pembelajaran yang akan membuat siswa lebih aktif. Selain itu, mata pelajaran yang dianggap hanya berupa hafalan-hafalan semata sehingga

4 siswa akanmerasa cepat bosan, dan materi pelajaran khususnya di kelas V semester ganjil untuk hubungan makanan dengan kesehatan, siswa kelas V dituntut untuk memahami materi seperti kandungan zat dalam makanan bergizi dan pengaruh makanan bergizi. Tentu materi tersebut akan berdampak pada prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil wawancara guru kelas V yaitu Bu Muyasaroh,S.Pd.SD mengatakan bahwa prestasi belajar siswa masih rendah dibuktikan dengan nilai ulangan hariansemester ganjil yang terlampir pada lampiran 1. Siswa kelas V SD Negeri Banjarsari 1, tahun ajaran 2016/2017 belum sepenuhnya tuntas dari Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditentukan sekolah yaitu70. Diketahui bahwa dari 21siswa hanya 10 siswa yang tuntas KKM dan 11 siswa yang belum tuntas KKM. Hanya 48% ketuntasan siswa padaulangan hariansemester ganjil. Dari pemahaman siswa yang kurang karena siswa merasa cepat bosan dan monoton pada proses pembelajaran, maka peniliti menggunakan model pembelajaran inkuiri agar siswa terdorong untuk terlibat langsung dalam proses pembelajaran yang dimulai dari kegiatan orientasi, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, serta merumuskan kesimpulandalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang berpusat pada siswa dan melibatkan siswa untuk meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa. Upaya pembaruan pendidikan yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan pendidikan, diantaranya melalui seminar, loka karya, dan pelatihan-pelatihan dalam hal pemantapan materi pelajaran, dan yang paling baru

5 ini adalah masuknya pendidikan karakter bangsa dalam setiap pelajaran yang diharapkan dapat memperbaiki moral bangsa sehingga siswa dapat menjadi pribadi-pribadi yang mencerminkan seorang peserta didik yang sesungguhnya. Sehingga prestasi belajar pun akan jadi baik seiring dengan meningkatnya moral bangsa kearah yang lebih baik. Dari permasalahan-permasalahan tersebut, maka diperlukan suatu model pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang berpusat pada siswa, melibatkan siswa dalam proses pembelajaran yang berguna untuk meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa secara efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran, salah satunya yaitu dengan menggunakan model inkuiri. Model pembelajaran inkuirimerupakan salah satu model pembelajaran yang mengembangkan keinginan dan motivasi siswa untuk mempelajari prinsip dan konsep sains, mengidentifikasi masalah dalam penyelidikan, dan memberikan kemungkinan mengatasi kesulitan/masalah. Secara umum, inkuiri merupakan proses bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan, mengevaluasi buku dan sumber-sumber informasi lain secara kritis, merumuskan pertanyaan, merumuskan hipotesis, melakukan percobaan, berdiskusi untuk menguji hipotesis, dan menyimpulkan. Dengan menggunakan model inkuiridiharapkan akan dapat meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa di SD Negeri Banjarsari 1, karena model pembelajaran inkuirimerupakan salah satu yang menyenangkan bagi siswa dan melibatkan siswa aktif dalam proses pembelajaran. Sehingga presentase ketuntasan juga dapat meningkat.

6 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah kreativitas dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran inkuiri pada siswa kelas V SD Negeri Banjarsari 1 pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi hubungan makanan dengan kesehatan? 2. Apakah prestasi belajar dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran inkuiri pada siswa di kelas V SD Negeri Banjarsari 1pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi hubungan makanan dengan kesehatan? 1.3. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk meningkatkan kreativitas siswa kelas V SD Negeri Banjarsari 1dengan menggunakan model pembelajaraninkuiripada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yaitu materi hubungan makanan dengan kesehatan. 2. Untuk menigkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Banjarsari 1dengan menggunakan model pembelajaraninkuiripada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yaitu materi hubungan makanan dengan kesehatan.

7 1.4. Manfaat Penelitian ini mempunyai manfaat teoritis dan manfaat praktis, diantaranya yaitu: 1. Manfaat Teoritis a. Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah sumber referensi penelitian yang relevan khususnya yaitu untuk mata pelajaran Ilmu Pengatuan Alam. b. Dengan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri. c. Dengan penelitian menggunakan model pembelajaran inkuiriini dapat dijadikan sebagai referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya. d. Dapat membantu siswa dalam melibatkan secara maksimal kemampuannya untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dan analisis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuan dengan penuh percaya diri. 2. Manfaat Praktis Dengan adanya penelitian yang menggunakan model pembelajaran inkuiriini akan memberikan manfaat, yaitu: a. Bagi guru Memberikan wawasan bagi guru untuk dapat menerapkan model pembelajaran yang lebih baik, dan tepat, memberikan susasana baru agar pembelajaran tidak monoton dan membosankan, dan

8 memberikan peluang bagi guru untuk berkembang secara profesional sehingga guru mampu menunjukkan otonomi. b. Bagi peserta didik Peserta didik merasa senang mendapat pengalaman baru dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaraninkuiridan peserta didik dapat memecahkan masalah pembelajaran dengan mudah dan pembelajaran yang efektif. c. Bagi sekolah Tumbuh motivasi kepala sekolah dan guru dalam mengembangkan proses pembelajaran yang bermutu serta meningkatkan kualitas pembelajaran dengan inovasi baru dalam pembelajaran.