BAB IV ANALISIS MOTIVASI REMAJA PUTUS SEKOLAH DALAM MENEMPUH PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C DI DESA KWAYANGAN KEDUNGWUNI PEKALONGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN PAKET C DI PKBM NEGERI 17

BAB 6 PEMBAHASAN. Hipotesis pertama adalah adanya dugaan bahwa variabel peran. pendampingan tutor secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang

Seorang wanita memiliki kesempatan dan potensi yang lebih. besar untuk berperan secara langsung dalam pendidikan anak, terlebih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini banyak wanita yang ikut bekerja untuk membantu mencari

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode survey. Suharto (2003: 99) mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. pertama dituliskan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. UKDW

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Model System Antrian di halte bus transjakarta koridor 1 Blok M - Kota

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV ANALISIS URGENSI PENDIDIKAN FORMAL TINGKAT SMA MENURUT BURUH KONVEKSI DI DESA ROWOSARI KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG

Strategi Belajar CERDAS Pada Pendidikan Jarak Jauh. Tri Darmayanti UNIVERSITAS TERBUKA

BAB II PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN. 2.1 Aktifitas Kegiatan Praktek Kerja Lapangan

BAB IV ANALISIS POLA BIMBINGAN ORANG TUA ASUH DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN ANAK DI PANTI ASUHAN YATIM PIATU ROHADI KALIWUNGU KENDAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama dengan keluargamu?

BAB I PENDAHULUAN. Panti Sosial Bina Remaja sebagai salah satu Panti Sosial dari Unit Pelaksana

BAB III KEMAMPUAN ORANG TUA MEMBIMBING BELAJAR ANAK

BAB VI ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN JADWAL UJIAN NASIONAL KEDUA TAHUN PELAJARAN 2004/2005

PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET A, B & C. Fitta Ummaya Santi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka peningkatan sumber daya manusia Indonesia, pemerintah

KUESIONER JUDUL : AKUNTABILITAS PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT PADA PROGRAM BPJS KESEHATAN DALAM MELAYANI PERSALINAN

EVALUASI PENATAAN PARKIR DI MALIOBORO YOGYAKARTA. Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Oleh: YOHANES DOMINIKUS GAWE NPM:

METODE PENELITIAN. obyek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

A. Pengertian Gaji dan Upah

bab 2 satuan pengukuran waktu tema makanan dan kesehatan

UJIAN NASIONAL PENDIDIKAN KESETARAAN

Baru dapat 1,5 kilogram kotor, kata Tarsin dalam bahasa Jawa, akhir Maret lalu.

BAB IV ANALISIS PERAN LEMBAGA KURSUS PENDIDIKAN (LKP) BINA MULIA BATANG DALAM MENUMBUHKAN KETERAMPILAN DASAR CALISTUNG PADA ANAK

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik responden merupakan ciri yang menggambarkan identitas

Apa itu elearning? E-learning adalah proses pembelajaran yang difasilitasi dan didukung melalui pemanfaatan teknologi informasi dan internet.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN th > 49 th 2 9. Tidak Tamat SD - - Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat Akademi/PT - -

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bidang pendidikan dilakukan guna memperluas

SELAMAT DATANG ORANG TUA / WALI SISWA KELAS IX SMP ISLAM TERPADU PAPB SEMARANG

JUKNIS PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH/MADRASAH SECARA ONLINE

3. Bagaimana cara menyeleksi calon karyawan yang akan bekerja dalam toko ini? 4. Bagaimana pembagian jam kerja pada setiap karyawan?

pada bab tiga yang akan didasrakan pada teori teori bab dua pada bab empat ini

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA YOGYAKARTA

Kata Pengantar. Jakarta, Januari Tim Penyusun

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanah dari Allah SWT, Setiap orang tua menginginkan anakanaknya

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BUPATI MOJOKERTO PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. SDM di bidang kesehatan dan non-kesehatan sangat berpengaruh dalam

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Pedoman Wawancara. 1. Apakah saudara mempunyai anak usia remaja?

PEMERINTAH PROVINSI BALI

BAB I PENDAHULUAN. spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

BAB III PENERAPAN TEKNIK TOKEN ECONOMY DALAM MENGATASI PERILAKU TERLAMBAT

Kuesioner Penelitian RELEVANSI KOLEKSI PERPUSTAKAAN DENGAN KEBUTUHAN PENGGUNA DI PERPUSTAKAAN SMA NEGERI 2 MEDAN

BAB II SISTEM PENDIDIKAN

No : 0062/SDAR/BSNP/IX/ September 2015 Lampiran : satu berkas Perihal : Surat Edaran UN Perbaikan Tahun Pelajaran 2014/2015

lingkungan sekolah maupun di rumah.

P E N G U M U M A N. Nomor : 02/ Pan.PPD / Slr / VII / 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Program Kejar Paket B setara SLTP mulai dirintis sejak tahun 1989,

Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan

Manual Prosedur. Penggunaan Fasilitas Laboratorium

BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA

BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang melesat cepat. Pendidikan adalah satu- satunya alat untuk

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

SELEKSI DIKLAT TUNAS UNGGUL HANDAYANI

No. Hari/ Tanggal Pukul Materi Kegiatan Keterangan

BAB 1 PENDAHULUAN. ke komunikan. Media massa yang terdiri dari media cetak dan elektronik dapat

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Strategi Pembentukan Jiwa Kewirausahaan Santri di Pondok Pesantren Al-Ittifaq

BAB I PENDAHULUAN. menuju puncak optimasi potensi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang

BAB IV PEMBAHASAN. memudahkan komunikasi antar pengrajin batik. untuk membeli alat baru atau membeli bahan baku untuk produksi.

PENERIMAAN PESERTA DIDIK SMP/MTs, SMA/MA DAN SMK

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 1962 adalah TVRI ( Televisi Republik Indonesia). Selama 27

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG.

STUDI DESKRIPTIF KUANTITATIF TENTANG MOTIVASI BELAJAR WARGA BELAJAR KELAS XI PAKET C SETARA SMA DI SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) PURWOKERTO

BAB 1 PENDAHULUAN. simpang merupakan faktor penting dalam menentukan penanganan yang paling tepat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah faktor yang sangat penting bagi produktivitas dan

HUBUNGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK KEJAR PAKET C DI PKBM WIJAYA KUSUMA KECAMATAN BOGOR SELATAN KOTA BOGOR

WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA KONSUMEN SARI ROTI (STUDY KASUS MAHASISWA DAN MAHASISWI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk dapat meningkatkan

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG

PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL TAHUN 2013 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA PROGRAM PAKET B DI PKBM NGUDI MAKMUR JAMUS, PENGASIH, KULON PROGO ARTIKEL E-JORNAL

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

KALENDER PENDIDIKAN SMA, SMALB, SMK, dan PNFI TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Kinerja Tutor Pada Pembelajaran Program Paket B di Kecamatan Talaga Jaya Kabupaten Gorontalo

IV. PERATURAN AKADEMIK

BAB III SYARAT MENGHAFAL ALQURAN DAN GAMBARAN METODE MENGHAFAL ALQURAN YANG DIGUNAKAN OLEH KH. AHMAD NUR SYAMSI BAGI MASYARAKAT

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI

BAB III PELAKSANAAN MAGANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMAKASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... xi

BAB IV HASIL DAN EVALUASI. QoS, yaitu : pengujian terhadap Delay, pengujian terhadap Jitter, pengujian

BAB IV GAMBARAN UMUM RADIO BASS FM

BAB III METODE PENELITIAN

4 Hal Sebelum Memberi Uang Saku

TRANSKRIP OBSERVASI. Tanggal pengamatan : 20 agustus 2016

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS MOTIVASI REMAJA PUTUS SEKOLAH DALAM MENEMPUH PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C DI DESA KWAYANGAN KEDUNGWUNI PEKALONGAN A. Analisis Motivasi Remaja Putus Sekolah dalam Menempuh Pendidikan Kesetaraan Paket C di Desa Kwayangan Kedungwuni Pekalongan Dari hasil teori yang telah dikemukakan di bab dua dan deskripsi motivasi remaja putus sekolah dalam menempuh pendidikan kesetaraan paket C di Desa Kwayangan Kedungwuni Pekalongan pada bab tiga, maka dapat dianalisis bahwa motivasi remaja tersebut adalah sebagai berikut : 1. Bisa Sekolah dan Bekerja Rata-rata remaja putus sekolah yang termotivasi menempuh pendidikan kesetaraan paket C di Desa Kwayangan adalah mereka terlebih dulu sudah bekerja sebagai buruh konveksi. Akan tetapi kemudian mereka melanjutkan pendidikan atau bersekolah di pendidikan kesetaraan paket C karena menurut mereka sekolah di pendidikan kesetaraan paket C tidak terlalu menyita banyak waktu karena waktu sekolah hanya 2 sampai 3 hari dalam seminggunya. Artinya hal itu tidak mengganggu pekerjaan mereka. Alasan itulah yang menjadi salah satu motivasi remaja putus sekolah dalam menempuh pendidikan kesetaraan paket C di Desa Kwayangan yaitu agar bisa sekolah sambil bekerja. 2. Menambah Ilmu dan Pengalaman Pendidikan atau sekolah menjadikan orang yang tadinya tidak tahu menjadi tahu dan yang tadinya tahu menjadi tambah mengerti. Tentunya setiap orang pasti ingin memperoleh banyak ilmu dan pengalaman baik yang diperoleh melalui 1

2 sekolah maupun kegiatan-kegiatan lain. Mereka juga ingin mencari pengalaman baru tidak fokus hanya untuk kerja saja. Mereka juga berharap ilmu yang mereka peroleh kelak dapat bermanfaat untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Hal ini juga terjadi pada remaja putus sekolah di Desa Kwayngan yang menempuh pendidikan kesetaraan paket C mereka ingin memperoleh ilmu dan berbagai pengalaman baru lewat pendidikan atau sekolah yang mereka tempuh. 3. Mendapatkan Ijazah Setara SMA/MA Pendidikan kesetaraan paket C merupakan alternatif pendidikan lain bagi mereka yang ingin melanjutkan pendidikannya agar setara dengan SMA/MA. Karena pendidikan kesetaraan paket C merupakan pendidikan yang setara dengan tingkat pendidikan SMA/MA. Harapan mereka kelak ijasah setara SMA/MA yang mereka peroleh kelak dapat membantu mereka. Hal inilah yang memotivasi remaja putus sekolah di Desa Kwayangan dalam menempuh pendidikan kesetaraaan paket C karena mereka ingin mendapatkan ijazah yang setara dengan SMA/MA. 4. Bisa Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan yang Lebih Tinggi Kebanyakan orang pastilah punya harapan untuk bisa melanjutkan pendidikan setinggi-tingginya. Terlepas dari latar belakang kehidupan dan pendidikan pastilah setiap orang pernah terbesit dalam pikirannya agar kelak bisa meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Setelah memperoleh ijasah setara SMA/MA mereka mempunyai harapan bahwa suatu saat nanti bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, mereka berharap bisa merubah nasib mereka menjadi lebih baik lagi. Itulah yang memotivasi remaja putus sekolah

3 dalam menempuh pendidikan kesetaraan paket C di Desa Kwayangan agar kelak mereka berharap bisa melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi lagi. B. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Remaja Putus Sekolah dalam Menempuh Pendidikan Kesetaraan Paket C di Desa Kwayangan Kedungwuni Pekalongan Dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap informan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi remaja putus sekolah dalam menempuh pendidikan kesetaraan paket C yang telah di sebutkan pada bab tiga, maka analisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi motivasinya adalah sebagai berikut : 1. Biaya Sekolah di Pendidikan Kesetaraan Paket C Lebih Terjangkau Biaya sekolah merupakan hal penting lain yang harus dimiliki selain keinginan yang kuat untuk bersekolah. Mahalnya biaya pendidikan di sekolah formal terkadang membuat tidak semua orang mampu untuk memenuhinya. Di pendidikan kesetaraan paket C biaya yang dibutuhkan tidaklah merepotkan dan masih terjangkau oleh mereka. Hal inilah yang akhirnya mempengaruhi motivasi remaja putus sekolah dalam menempuh pendidikan kesetaraan paket C, karena biaya pendidikan di sekolah paket C menurut mereka jauh lebih terjangkau jika di bandingkan dengan sekolah formal pada umumnya. 2. Tidak Ingin Merepotkan Orang Tua

4 Kondisi keluarga turut berpengaruh terhadap keputusan remaja putus sekolah dalam menempuh pendidikan kesetaraan paket C di Desa Kwayangan. Dari beberapa informan kondisi keluarga mereka dapat dikatakan masuk dalam golongan menengah ke bawah. Menurut mereka jika sekolah di sekolah formal atau umum tentunya biaya yang dibutuhkan tidaklah sedikit, akhirnya pendidikan kesetaraan paket C menjadi alternatif bagi mereka. Itu pula lah yang ikut mempengaruhi motivasi mereka dalam menempuh pendidikan kesetaraan paket C, karena tidak ingin merepotkan orang tua mereka soal biaya sekolah jika mereka sekolah di sekolah formal. 3. Kurangnya Minat Meneruskan di Sekolah SMA/MA Formal Pendidikan kesetaraan paket C di pilih sebagai alternatif sekolah selain bersekolah di SMA/MA, karena memang pendidikan kesetaraan paket C adalah pendidikan yang setara dengan SMA/MA sederajat. Dari beberapa informan mengaku lebih memilih bersekolah di pendidikan kesetaraan paket C dari pada di sekolah formal pada umumnya. Sekolah di pendidikan kesetaraan paket C tidak terlalu menyita waktu masih bisa sambil bekerja jika dibandingkan dengan sekolah formal atau umum yang kegiatan belajar mengajarnya hampir satu minggu penuh. Kurangnya minat menerusakan di sekolah formal menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi remaja putus sekolah di Desa Kwayangan dalam menempuh pendidikan kesetaraan paket C. 4. Sudah Cukup Lama Berhenti atau Putus Sekolah

5 Kebanyakan remaja putus sekolah yang menempuh pendidikan kesetaraan paket C di Desa Kwayangan, mereka sudah berhenti sekolah atau putus sekolah sekitar 2 sampai 3 tahunan. Seperti yang sudah di terangkan sebelumnnya alasan mereka putus sekolah atau berhenti sekolah adalah karena faktor biaya, minat yang kurang dalam melanjutkan, bekerja dan lain-lain. Mereka merasa malu, dan kurang minat jiia harus meneruskan di sekolah umum. Akhirnya karena faktor sudah cukup lama berhenti atau putus sekolah lah yang mempengaruhi mereka bersekolah di pendidikan kesetaraan paket C. 5. Dukungan dari Keluarga Keluarga atau lingkungan terdekat merupakan hal penting dalam kehidupan seseorang. Keluarga merupakan tempat sandaran dalam setiap menghadapi persolan yang muncul. Keluarga pula tempat berbagi keceriaan, kesenangan maupun kesusahan. Adanya dukungan dari keluarga dalam setiap hal akan mampu memberikan motivasi tersendiri dalam diri seseorang dalam menjalani kehidupannya. Begitu pula yang dirasakan oleh remaja putus sekolah dalam menempuh pendidikan kesetaraan paket C, mereka mendapatkan dukungan yang sangat besar dari keluarganya. 6. Pengaruh Orang Lain Selain kemauan dari dalam diri remaja putus sekolah itu sendiri untuk menempuh pendidikan kesetaraan paket C, guna mengejar cita-ciata mereka dan kemudian adanya dukungan dari keluarga ternyata pengaruh dari orang lain seperti teman, tetangga, guru mereka sendiri juga turut mempengaruhi motivasi mereka dalam menempuh pendidikan kesetaraan paket C

6 C. Analisis Bentuk dan Pelaksanan Pendidikan Kesetaraan Paket C yang di Tempuh Remaja Putus Sekolah di Desa Kwayangan Adapun analisis pelaksanaan pendidikan kesetaraan paket C yang di tempuh remaja putus sekolah di Desa Kwayangan adalah sebagai berikut : 1. Bentuk pendidikan kesetaraan paket C yang di tempuh remaja putus sekolah di Desa Kwayangan Bentuk pendidikan kesetaraan paket C yang di tempuh remaja putus sekolah di Desa Kwayangan pada intinya sama dengan pendidikan kesetaraan paket C pada umumnya. Mereka bersekolah di tempat lain, artinya memang di Desa Kwayangan tidak terdapat lembaga yang menyelenggarakan pendidikan kesetaraan paket C. Mereka memperoleh informasi tentang keberadaan sekolah yang menyelenggarakan pendidikan kesetaraan paket C tersebut dari berbagai pihak, yaitu baik dari tetangga, teman maupun guru SMP/MTS mereka. Dari jumlah 9 responden yang dijadikan subjek penelitian mereka bersekolah di dua tempat sekolah yang berbeda, di sekolah menyelenggarakan program pendidikan kesetaraan paket C. Adapun kedua sekolah tersebuat adalah KPC Ngudi Ilmu yang beralamat di Kedungwuni Pekalongan sebanyak 6 remaja yang bersekolah di sana, dan satu sekolah lainnya adalah PKBM Al-Hikmah yang beralamat di Desa Tangkil Kulon Kedungwuni Pekalongan sebanyak 3 remaja.

7 2. Pelaksanaan pendidikan kesetaraan paket C yang di tempuh remaja putus sekolah di Desa Kwayangan Jadwal atau waktu sekolah di pendidikan kesetaraan paket C memang tidak sama dengan jadwal atau waktu sekolah di pendidikan formal pada umumnya. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di pendidikan kesetaraan paket C hanya 2 sampai 3 hari dalam seminggunya. Begitu pula dengan pelaksanaan atau jadwal sekolah di pendidikan kesetaraan paket C yang di tempuh remaja putus sekolah di Desa Kwayangan tidak jauh berbeda dengan pendidikan kesetaraan paket C pada umumnya. Jadwal sekolah bagi remaja yang bersekolah di KPC Ngudi Ilmu adalah sebanyak 2 hari dalam seminggunya yaitu pada hari rabu dan jum at di mulai pada pukul 14.00 sampai dengan pukul 17.00 WIB, atau dari siang sampai sore hari. Dan jumlah mata pelajaran setiap harinya sebanyak 2 sampai 3 mata pelajaran. Sedangkan yang bersekolah di PKBM Al-hikmah jadwal sekolahnya sebanyak 3 hari dalam satu minggunya yaitu pada hari jum at, senin, selasa di mulai pada pukul 19.00 sampai dengan pukul 22.00 WIB, atau dilaksanakan pada malam hari. Dan jumlah mata pelajarannya pun sama sebanyak 2 sampai 3 mata pelajaran setiap harinya. Setiap hari mereka bekerja dari jam 08.00 pagi sampai jam 16.00 WIB, terkadang malam harinya pun mereka ada lembur kerja dari jam 19.00 sampai jam 22.00 WIB, dan mereka mendapatkan libur satu hari di hari jum at setiap minggunya. Mereka pun sudah ada kesepakatan atau sudah mendapat ijin dari bos tempat mereka bekerja terkait keadaan mereka yang bekerja sambil sekolah.

8 Jadwal sekolah yang tidak setiap hari dalam seminggunya membuat mereka tetap bisa sambil bekerja dan waktunya pun tidak terlalu lama sehingga tidak terlalu mengganggu pekerjaan mereka.