LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 3 TAHUN 1986 SERI : A NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 3 TAHUN 1985 PERUBAHAN PERTAMA PERATURAN DAERAH KOTAMADYA SURAKARTA NOMOR : 1 TAHUN 1970 PAJAK BANGSA ASING DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA Menimbang : a. Bahwa beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta Nomor : 1 Tahun 1970 tentang Pajak Bangsa Asing dipandang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan dan perkembangan dewasa ini, oleh karena itu perlu ditinjau kembali; b. Bahwa berhubung dengan itu, maka dipandang perlu mengadakan perubahan pertama atas Peraturan Daerah dimaksud. 1
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Pemerintahan di Daerah; 2. Undang-undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah dan dalam Daerah Istimewa Yogyakarta; 3. Undang-undang Nomor 11/Drt. Tahun 1957 tentang Peraturan Umum Pajak Daerah; 4. Undang-undang Nomor 74 Tahun 1958 tentang Pajak Bangsa Asing jo Undang-undang Nomor 87 tahun 1958 tentang Perubahan Undang-undang Pajak Bangsa Asing; 5. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1968 tentang Penyerahan Pajak-pajak Negara : Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Bangsa Asing dan Pajak Radio kepada Daerah; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1969 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1968; 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1983 tentang Bentuk Peraturan Daerah Perubahan. Dengan Persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kotamadya Tingkat II Surakarta M E M U T US K A N Menetapkan PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA PERUBAHAN PERTAMA PERATURAN DAERAH KOTAMADYA SURAKARTA NOMOR : 1 TAHUN 1970 PAJAK BANGSA ASING Pasal 1 2
Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta Nomor 1 Tahun 1970 tentang Pajak Bangsa Asing yang disahkan oleh Menteri Dalam Negeri dengan Surat Keputusan tanggal 1 Juli 1971 Nomor : Penda 10/19/11-84 diundangkan dalam Lembaran Daerah Jawa Tengah tanggal 1 Nopember 1971 Seri B Nomor 25 diubah sebagai berikut: A. Pasal 2 diubah sehingga menjadi sebagai berikut Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: a. Pemerintah ialah Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta; b. Walikotamadya Kepala Daerah ialah Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Surakarta; c. Dinas Pendapatan Daerah ialah Dinas Pendapatan Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta. B. Semua kata Pemerintah Daerah, Kepala Daerah dan Kantor Pajak dalam Peraturan Daerah dimaksud dibaca sesuai dengan ketentuan Pasal 2 baru sebagaimana dimaksud dicantum A Peraturan Daerah ini. C. Pasal 9 ayat (2) diubah sehingga bunyi selengkapnya sebagai berikut: Jika kewajiban-kewajiban dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini dan dalam pasal 8 ayat (1) dan ayat (5) tidak sepenuhnya dicukupi atau jika surat pemberitahuan dimaksud dalam pasal 8 ayat (3) walaupun telah ditegur dengan surat tercatat tidak dimasukan dalam waktu yang ditentukan pada teguran itu, pajak ditetapkan karena jabatan dengan ditambah 100% (seratus persen) dari jumlah pajak yang ditetapkan menurut taksiran yang dianggap benar oleh pejabat yang ditugasi dengan keterangan pajak. D. Lampiran Peraturan Daerah di hapuskan dan Pasal 13 diubah dan dibaca sebagai berikut : Besarnya Pajak Bangsa Asing ditetapkan: a. Kepala Keluarga atau orang yang dianggap demikian Rp. 15.000,- (lima belas ribu rupiah); b. Isteri atau isteri-isteri Kepala Keluarga beserta anggota Keluarga yang sudah dewasa tiap orang Rp. 10.000,- ( sepuluh ribu rupiah) ; c. Anak yang belum cukup umur sampai batas jumlah 3 orang dan anggota keluarga selain dimaksud haruf b diatas, tiap orang Rp. 5.000,- (lima ribu rupiah) sedangkan anak keempat dan seterusnya dikenakan sebagaimana anggota keluarga yang sudah dewasa tiap orang Rp. 10.000 (sepuluh ribu rupiah) ; E. Antara pasal 17 dengan pasal 18 disisipkan satu pasal baru yaitu pasal 17 A, sebagai berikut : Pasal 17 A. 3
(1) Keterangan Pajak sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 harus dibayar selambat-lambatnya dalam bulan Desember dari tahun pajak yang bersangkutan. (2) Jika pembayaran Pajak melampui batas waktu tersebut ayat (1) pasal ini wajib pajak dikenakan denda sebesar 100% (seratus persen). Pasal II Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatan dalam Lembaran Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta Surajkarta, 17 Juni 1985 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA YMT KETUA, S O E N A R D I WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA H A R T O M O D I S A H K A N Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta No. 3 Tanggal 27 Februari 1986 Seri A Nomor. 1. SEKRETARIS KOTAMADYA DAERAH Dengan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Tanggal 11-1-1986 No. 973.472.33-114 Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah. Direktur Pembinaan Pemerintahan Daerah. Drs. INDRO SOEPARNO NIP : 010.034.383 Drs. H. SOEMARNO 4
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 3 TAHUN 1985 PERUBAHAN PERTAMA PERATURAN DAERAH KOTAMADYA SURAKARTA NOMOR : 1 TAHUN 1970 PAJAK BANGSA ASING I. PENJELASAN Dalam penyelenggaraan Pemerintah Daerah khususnya untuk melaksanakan tugas-tugas pembangunan disegala bidang, pajak merupakan salah satu sumber pandapatan daerah. Dengan adanya kemajuan dan perkembangan keadaan dewasa ini, serta usaha-usaha meningkatkan pembangunan, maka sumber-sumber pendapatan Daerah dari sektor pajak perlu dilaksanakan secara efektif dan efisien. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta Nomor 1 Tahun 1970 tentang Pajak Bangsa Asing yang diundangkan dalam Lembaran Daerah Jawa Tengah tanggal 1 5
Nopember 1971 Nomor 25 Seri B, sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan waktu ini, oleh karena itu perlu ditinjau kembali. Pajak merupakan suatu kewajiban yang harus dipenuhi bagi wajib pajak, guna kelancaran dan ketertiban pemenuhan pajak, perlu ada ketentuan-ketentuan yang mengatur sanksi denda wajib pajak yang tidak memenuhi ketentuan tepat pada waktunya, disamping sanksi-sanksi lainnya. Hal ini juga dimaksudkan untuk mendorong wajib pajak agar sadar kewajibannya membayar pajak. Dalam Surat edaran Gubernur Kepala Daerah Propinsi Jawa Tengah tanggal 25 Februari 1970 Nomor HUK.G7/8/3 perihal Pajak Bangsa Asing yang ditunjukan kepada semua Bupati/Walikota Kepala Daerah se Jawa Tengah, bahwa pembayaran yang melampui batas waktu yang telah ditentukan dapat mengakibatkan dikenakan denda sebesar 100% dari jumlah pajak yang ditetapkan dalam hal ini belum diatur dalam Peraturan Daerah Kotamadya Surakarta Nomor 1 Tahun 1970 tersebut. Untuk menunjang suksesnya program Pemerintah secara Nasional tentang Pelaksanaan Keluarga Berencana yang dilaksanakan di Negara Republik Indonesia, hal ini wajib dilaksanakan secara merata, tidak hanya terbatas pada Warga Negara Indonesia saja tetapi juga bagi Warga Negara Asing yang bertempat tinggal di Indonesia harus ikut serta mensukseskan program Nasional dimaksud. Untuk maksud tersebut, maka perlu ada pembatasan jumlah anak yang kena pajak sebagai anak yang belum cukup umur. Atas pertimbangan-pertimbangan tersebut dan karena jumlah pajak dalam peraturan daerah tersebut sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan dewasa ini, maka Peraturan Daerah Kotamadya Surakarta Nomor 1 tahun 1970 tentang Pajak Bangsa Asing dipandang perlu untuk diubah dan ditambah seperlunya. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1. A. Cukup jelas B. Cukup jelas C. Cukup jelas D. a. Cukup jelas b. Cukup jelas c. Jumlah anak yang belum cukup umur dikenakan pajak dibatasi sampai dengan anak ketiga sedangkan anak yang keempat dan seterusnya walaupun belum cukup umur pajak sebagaimana anggota keluarga yang sudah dewasa. Pembatasan jumlah anak yang belum 6
dewasa ini dimaksudkan untuk mendukung program Nasional dalam melaksanakan Keluarga Berencana dengan batas 3 (tiga ) orang anak. Hal ini dimaksudkan agar program, tersebut hendaknya ditaati juga Warga Negara Asing yang bertempat tinggal di Indonesia. E. Cukup jelas Pasal II Cukup jelas. 7