BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Belum Pikirkan Jadi Pelatih, Ingin Pensiun Dekat Rumah Lati Andriani, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah lambang bunyi yang arbitrer, digunakan masyarakat

BAB l PENDAHULUAN. mengalami perkembangan seiring dengan pengguna bahasa. Bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 METAFORA DALAM TUTURAN KOMENTATOR INDONESIA SUPER LEAGUE MUSIM : KAJIAN SEMANTIK KOGNITIF

BAB I PENDAHULUAN. sendiri-sendiri. Keunikkan bahasa dalam pemakaiannya bebas dan tidak terikat.

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi. Komunikasi dilakukan dengan tujuan untuk berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. bidang otomotif yang disajikan oleh majalah Oto Plus. Majalah ini terbit setiap

BAHASA KIASAN DAN VARIASI DIKSI PADA TUTURAN KOMENTATOR SEPAKBOLA INDONESIA SUPER LEAGUE 2008/2009 DI ANTV

I. PENDAHULUAN. orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan (1985:9) yang. Kegiatan komunikasi yang baik didukung oleh salah satu komponen

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain. Hal ini sejalan dengan pendapat Keraf (2001:1)

BAB I PENDAHULUAN. Tidak hanya untuk menjajakan barang dagangannya tetapi juga menyebarkan agama.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. juga sekaligus dapat mempengaruhi kita. Secara tidak langsung media telah

BAB I PENDAHULUAN. bantuan orang lain dan harus menjalin kerja sama satu sama lain untuk

ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG PEMBERITAAN SUPORTER PERSIB DAN PERSIJA DALAM MEDIA PIKIRAN RAKYAT ONLINE DAN RAKYAT MERDEKA ONLINE

BAB I PENDAHULUAN. bahasa bidang-bidang tertentu. Karakteristik masing-masing komunitas

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karya puisi pasti tidak akan terlepas dari peran sebuah bahasa. Bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Astri Rahmayanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. segala bentuk gagasan, ide, tujuan, maupun hasil pemikiran seseorang kepada orang

ANALISIS MAKNA KONOTATIF DAN PERUBAHAN MAKNA DALAM BERITA UTAMA SURAT KABAR PIKIRAN RAKYAT PERIODE BULAN OKTOBER 2013 s.d. BULAN JANUARI 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan komunikasi. Setiap individu lainnya untuk berbagi pendapat, persepsi, dan bertukar pikiran. (Gregory Bateson, 1972)

BAB I PENDAHULUAN. informasi dari berbagai sumber, agar manusia dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Komunikasi digunakan manusia untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi memiliki peranan yang sangat besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya dipakai dalam berkomunikasi secara lisan akan tetapi juga

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

BAB I PENDAHULUAN. kalangan, tidak saja pada ahli bahasa tetapi juga ahli-ahli di bidang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Qacan Kritis Teks Jurnalistik Pada Surat Kabar Online Le Monde

BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil budaya manusia yang bernilai

DISFEMIA DALAM BERITA UTAMA SURAT KABAR POS KOTA DAN RADAR BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sangat pesat. Beragam surat kabar terbit sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Ciri-ciri surat kabar menurut Effendy (2000: ) yakni publisitas yang menyangkut

UNGKAPAN DISFEMIA PADA RUBRIK GAGASAN SURAT KABAR SUARA MERDEKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Media massa adalah media atau medium, saluran, sarana, atau alat yang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

BAB I PENDAHULUAN. alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, maksud, serta tujuan kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari kata Italia caricare yang berarti memberi muatan atau melebihlebihkan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting karena masyarakat dapat mengakses berbagai hal baru yang

ANALISIS PEMAKAIAN DISFEMIA PADA RUBRIK OPINI SURAT KABAR HARIAN JAWA POS EDISI BULAN JUNI 2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

22, Vol. 06 No. 1 Januari Juni 2015 dapat diungkapkan dengan makna sebagai representasi maksud emosional manusia yang tidak terbatas. Penggunaan bahas

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa. (Keraf, 2004: 19). Bahasa dan penggunaannya mencakup aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Peran Berita Politik Dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa Ilmu Sosial se-kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana dalam Chaer, 2003:

BAB I PENDAHULUAN. Media merupakan salah satu eksternal stakeholder perusahaan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang berfungsi untuk mencapai maksud dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Derasnya arus globalisasi, memudahkan setiap orang mendapat beragam

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi. Berita mengenai sesuatu yang terjadi di

I. PENDAHULUAN. keinginan, dan perbuatan-perbuatannya, serta sebagai alat untuk memengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi manusia mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atau kejadian yang sedang terjadi. Penyajian berita dapat dilakukan melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan bahasa pers, merupakan salah satu ragam bahasa kreatif

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang

I. PENDAHULUAN. universal. Anderson dalam Tarigan (1972:35) juga mengemukakan bahwa salah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nani Astuti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sering dikatakan sebagai media yang komunikatif, edukatif dan menghibur.

ANALISIS DEIKSIS PERSONA DAN TEMPORAL PADA RUBRIK JATI DIRI HARIAN JAWA POS EDISI FEBRUARI-MARET 2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan sebagainya melalui bahasa, sehingga bahasa merupakan sarana

KAJIAN PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN SOLOPOS EDISI JANUARI-FEBRUARI 2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi manusia bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. yang wujudnya berupa aneka simbol, isyarat, kode, dan bunyi (Finoza, 2008:2). Hal

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman menuju masyarakat informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem

BAB I PENDAHULUAN. Surat kabar atau dapat disebut koran merupakan lembaran-lembaran kertas

BAB I PENDAHULUAN. bukan perlu membutuhkan pemahaman yang menyeluruh. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. lebih dari dua makna. Sebagian besar orang salah mengartikan apa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dari kegiatan berkomunikasi.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS RETORIKA TEKSTUAL WACANA PADA RUBRIK INDIKATOR HARIAN REPUBLIKA EDISI DESEMBER 2009

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sepakbola Indonesia (Studi Kasus Terhadap Pemain Persija Jakarta), Tipe

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penelitian ini berawal dari ketertarikan peneliti terhadap berita olahraga yang terdapat pada surat kabar Bandung Ekspres yang terbit Kamis, 11 Oktober 2012 berikut ini. Belum Pikirkan Jadi Pelatih, Ingin Pensiun Dekat Rumah Christian Gonzales adalah salah seorang penyerang tersubur di Liga Indonesia. Sembilan tahun berkarier di tanah air, 234 gol sudah diciptakan pemain yang dinaturalisasi Indonesia pada 2010 itu. Hebatnya, hingga usianya yang ke-36 ini, dia belum mau gantung sepatu alias pensiun. Nama Christian Gonzales masih menjadi momok bagi para bek tanah air. Meski sudah berkepala tiga, ketajaman pemain kelahiran Montevideo Uruguay tersebut tetap layak dikedepankan. Musim lalu, bersama Persisam Samarinda, pemain yang memiliki nama muslim Mustafa Habibi itu masih sanggup menorehkan 18 gol. Anda lihat sendiri, saya terus berusaha fit setiap musim. Walaupun banyak yang bilang saya sudah menurun atau lainnya, fakta saya sanggup mencetak gol di atas sepuluh gol tak bisa dimungkiri, kata suami Eva Siregar itu. Gonzales memerinci, 18 gol musim lalu itu tercipta 9 dari heading, 8 dari kaki kiri, dan 1 dari kaki kanan. Gonzales belum memiliki rencana ke klub mana berlabuh musim mendatang. Namun, secara pribadi, mantan pemain Persik Kediri itu mengungkapkan ingin bermain di klub dekat rumahnya di Surabaya. Alasan keluarga menjadi pertimbangan utama penyerang berjuluk El Loco itu. Dan, Gonzales pada April lalu sempat diisukan akan bergabung dengan Persebaya di Indonesian Premier League (IPL). Ketika itu Green Force memang krisis penyerang. Andrew Barisic yang digadang-gadang tampil moncer malah tampil flop. Akhirnya Barisic dilepas ke Arema IPL. Siapa yang tak mau bergabung dengan Persebaya. Mereka tim besar. Namun, saya tak menutup peluang klub-klub lain Jatim yang tertarik dengan saya. Bisa saja Persegres Gresik, Arema Malang, Persela Lamongan, atau malah Persik. Kita pasrahkan kepada Tuhan kalau memang saya dan klub yang meminang saya berjodoh, tutur bapak lima anak itu... Saya kira sudah mencapai semua gelar individu maupun tim di Liga Indonesia. Kalau untuk timnas, selama masih dibutuhkan, saya selalu siap

2 bergabung, kata pemain yang sudah mengemas sebelas gol untuk tim Merah Putih itu. (Sumber: Bandung Ekspres, 11 Oktober 2012) Apabila kita teliti berita olahraga di atas, terdapat kata-kata seperti tersubur, ketajaman, menorehkan, mencetak, berlabuh, meminang, berjodoh, moncer, mengemas dan sebagainya. Kata-kata dalam konteks kalimat tersebut tidaklah mengandung makna yang sebenarnya, tetapi mengandung makna kiasan. Katakata tersebut dimunculkan untuk memberikan kesan yang lebih hidup sehingga berita di atas lebih indah, lebih segar, lebih menarik, bahkan dapat memengaruhi orang yang membacanya. Kata-kata tersebut memunculkan makna yang dialihkan dari makna kata sebenarnya menjadi makna yang lain atau makna yang bukan sebenarnya. Makna kata-kata tersebut memunculkan makna baru sebagai pengalihan dari persamaan atau perbandingan dengan makna kata yang sebenarnya. Makna itu disebut makna metaforis, sehingga kata-kata yang digunakan itu adalah kata-kata yang termasuk metafora. Komunikasi adalah peristiwa sosial, peristiwa yang terjadi ketika manusia berinteraksi dengan manusia yang lain (Rakhmat, 2012:9). Saat melakukan komunikasi, manusia menggunakan bahasa. Hal ini, sesuai dengan pendapat Chaer yang mengemukakan pengertian berbahasa, yaitu sebagai berikut. Berbahasa adalah proses menyampaikan makna oleh penutur kepada pendengar melalui satu atau serangkaian ujaran. Suatu proses berbahasa dikatakan berjalan baik apabila makna yang dikirimkan penutur dapat diresepsi oleh pendengar persis seperti yang dimaksudkan oleh penutur. Kemampuan yang memadai dari penutur dalam memproduksi ujaran dan kemampuan yang memadai dari pendengar dalam meresepsi ujaran akan menyebabkan maknamakna yang dikirimkan penutur dapat diterima dengan tepat oleh pendengar (Chaer, 2009:267). Seandainya sebuah makna kata berubah, maka perubahan tersebut tidak akan mengurangi pemahaman jika penutur dan pendengar tetap memiliki kemampuan untuk memahami perubahan makna kata tersebut. Chaer (2009:130-140) mengemukakan bahwa makna sebuah kata secara sinkronis tidak akan berubah.

3 Pernyataan ini menyiratkan juga pengertian bahwa kalau secara sinkronis makna sebuah kata tidak berubah maka secara diakronis ada kemungkinan bisa berubah. Perubahan makna sebuah kata dapat disebabkan beberapa faktor, di antaranya perkembangan dalam ilmu dan teknologi, perkembangan sosial dan budaya, perbedaan bidang pemakaian, pertukaran tanggapan indra, perbedaan tanggapan, adanya penyingkatan, dan pengembangan istilah. Perbedaan bidang pemakaian merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya perubahan makna kata. Selanjutnya Chaer mengemukakan sebagai berikut. Setiap bidang kehidupan atau kegiatan memiliki kosakata tersendiri yang hanya dikenal dan digunakan dengan makna tertentu dalam bidang tersebut. Kata-kata yang menjadi kosakata dalam bidang-bidang tertentu itu dalam kehidupan dan pemakaian sehari-hari dapat diambil dari bidangnya dan digunakan dalam bidang lain atau menjadi kosakata umum. Oleh karena itu, kata-kata tersebut menjadi memiliki makna baru atau makna lain di samping makna aslinya (makna yang berlaku dalam bidangnya) (Chaer, 2009:133). Sebagai contoh, kita ambil kata menggarap yang berasal dari bidang pertanian dengan segala macam derivasinya, seperti tampak dalam frase menggarap sawah, tanah garapan, dan petani penggarap, kini banyak digunakan dalam bidang lain dengan makna mengerjakan, seperti dalam frase menggarap skripsi dan menggarap naskah drama. Kata-kata tersebut digunakan dalam bidang lain secara metaforis atau perbandingan. Namun, antara makna kata yang digunakan bukan dalam bidang tertentu dan makna kata yang digunakan di dalam bidang aslinya masih berada dalam poliseminya karena makna-makna tersebut masih saling berkaitan atau masih ada persamaan antara makna yang satu dengan makna yang lainnya. Hal ini, sesuai dengan pendapat Kridalaksana yang mengemukakan bahwa Metafora (metaphor) adalah pemakaian kata atau ungkapan lain untuk objek atau konsep lain berdasarkan kias atau persamaan (Kridalaksana, 2009:152).

4 Makna kata tidak selalu bersifat statis. Dari waktu ke waktu, makna kata dapat mengalami perubahan sehingga akan menimbulkan kesulitan baru bagi pemakai yang terlalu bersifat konservatif. Oleh karena itu, untuk menjaga agar pilihan kata selalu tepat, setiap penutur bahasa harus selalu memerhatikan perubahan-perubahan makna yang terjadi. Keraf (2010:97) mengemukakan jenis-jenis perubahan makna, yaitu (a) perluasan arti, (b) penyempitan arti, (c) ameliorasi, (d) peyorasi, (e) metafora, dan (f) metonimi. Sitaresmi (2011:109) mengemukakan jenis-jenis perubahan makna terdiri dari perubahan makna meluas, menyempit, amelioratif, peyoratif, perubahan total, penghalusan (eufemia), pengasaran (disfemia), asosiasi, dan sinestesia. Adapun Chaer (2009:140) mengemukakan jenis-jenis perubahan makna, yaitu meluas, menyempit, perubahan total, penghalusan (eufemia), dan pengasaran (disfemia). Perubahan makna suatu kata dapat disebabkan perbedaan bidang pemakaian. Perbedaan bidang pemakaian kata yang terjadi dari satu bidang ke bidang lainnya, seperti dalam bidang olahraga, memungkinkan perubahan makna kata itu terjadi. Berita olahraga dalam media massa, seperti surat kabar merupakan sarana yang penting untuk dikaji keberadaan perubahan makna kata pembentuknya, karena berita olahraga banyak diminati untuk dibaca masyarakat dalam memperoleh informasi. Fungsi media massa adalah alat komunikasi untuk menyebarkan berita dan pesan kepada masyarakat luas. Media massa hadir dalam berbagai bentuk, baik cetak maupun elektronik. Kedua bentuk media massa tersebut tidak akan pernah lepas dari penggunaan bahasa, karena bahasa adalah alat untuk menyampaikan suatu informasi kepada pihak lain. Penuturan bahasa yang baik dan benar menjadi tuntutan dalam media massa. Selain agar mudah dimengerti, informasi yang ditujukan pun tepat sasaran. Hal ini, sesuai dengan pendapat Alwasilah yang mengemukakan bahwa Mengomunikasikan makna dengan berhasil adalah tujuan utama dari tingkah laku (kegiatan) linguistik. Membicarakan analisis linguistik tanpa membuat acuan kepada makna bagaikan

5 menjelaskan konstruksi kapal tanpa membuat acuan terhadap laut (Alwasilah, 1986:118). Akan tetapi, seiring berkembangnya zaman, sering kita jumpai bahasa dalam media massa yang digunakan tidak seperti umumnya bahasa tersebut digunakan. Akhirnya, masyarakat pembacalah yang menentukan sendiri makna yang muncul dari ketidakumuman penggunaan bahasa tersebut, sehingga terjadilah perubahan makna kata yang digunakan dalam media massa. Penggunaan bahasa yang memungkinkan terjadinya perubahan makna, di antaranya terdapat pada berita olahraga dalam surat kabar. Sebagai sarana komunikasi, media massa berfungsi untuk menyampaikan berita dan pesan kepada masyarakat luas. Masyarakat akademis dan kelas menengah atas lebih banyak memanfaatkan majalah, khususnya majalah ilmiah. Surat kabar, televisi, dan film pada umumnya merupakan konsumsi masyarakat secara keseluruhan. Media massa sarat dengan tujuan dan manfaat, baik bagi pengirim maupun penerimanya. Di satu pihak, para penulis berita sudah membayangkan masyarakat yang ditujunya, bahasa dan kosakata apa yang digunakan sehingga sasaran dapat dicapai. Senada dengan hal tersebut, Ratna mengemukakan sebagai berikut. Media massa adalah bahasa, sedangkan bahasa itu sendiri tidak netral, tidak bebas konteks, tidak bebas nilai, melainkan sarat dengan kepentingan inheren. Wartawan dan editor bebas memilih dan memanfaatkan kosakata tertentu, baik dengan tujuan untuk memperoleh popularitas maupun memberikan penegasan tertentu, bahkan juga untuk membelokkan kebenaran (Ratna, 2009:320). Peranan media massa bertambah penting dengan adanya wilayah yang sangat luas terdiri dari pulau-pulau, sedangkan bangsa Indonesia memiliki satu bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia. Media massalah, khususnya surat kabar memegang peranan penting untuk mempersatukan bangsa Indonesia dengan bahasanya. Media massa mempercepat penyebaran istilah dan kata-kata baru, singkatan dan akronim, dialek, dan cara-cara pengucapan tertentu. Tidak terhitung

6 jumlah istilah yang berhasil dipopulerkan oleh media massa. Mulai dari pemilihan kata-kata, penyusunan kalimat, sampai penggunaan gaya bahasa disesuaikan dengan kepentingan tertentu. Demikian juga istilah-istilah yang digunakan pada berita olahraga dalam surat kabar. Perubahan makna suatu kata dapat terjadi karena perbedaan gaya bahasa yang digunakan penulis dan latar belakang kehidupannya. Ruriana dan Iqbal Nurul Azhar (2010:55-67) mengemukakan bahwa penulis dengan latar belakang yang berbeda dengan sendirinya akan menggunakan gaya bahasa yang berbeda pula. Penulis yang kreatif akan senantiasa mengemukakan gagasan-gagasan baru dan menggunakan gaya yang membedakan dirinya dengan penulis lain. Dengan kata lain, penyebab terjadinya perbedaan gaya bahasa juga ditentukan oleh kreativitas seorang penulis. Gaya bahasa sebagai bagian dari sarana penulisan kreatif, termasuk salah satu aspek kajian yang cukup bermanfaat untuk ditelaah. Salah satu alasannya karena gaya bahasa merupakan cara pengungkapan yang khas atau spesifik bagi seorang penulis yang dapat membedakannya dari penulis yang lain. Gaya bahasa yang digunakan oleh penutur/penulis sangat beragam seperti, perbandingan, metafora, dan personifikasi. Banyak sekali penulis atau wartawan yang menggunakan metafora sebagai salah satu gaya penulisannya. Dengan kata lain, dapat disebut bahwa tidak ada bahasa pers tanpa metafora. Berbagai tulisan di media massa cetak, seperti bidang ekonomi, politik, pemerintahan, olahraga, merupakan lahan subur untuk memakai metafora. Kesuburannya didukung oleh kepentingan para pemberita, penulis, atau wartawan untuk melihat suatu arti atau fenomena sosial dari berbagai sisi dan mengungkapkannya kepada pembaca melalui pemilihan kata yang mengandung persamaan dan perbandingan dengan kata lain metaphor. Mengingat banyaknya penggunaan majas metafora dalam berbagai rubrik di media massa cetak, maka sebagai data penelitian ini, penulis memilih penggunaan metafora dalam berita olahraga. Media massa cetak terutama surat kabar, dewasa ini tumbuh bagaikan cendawan di musim hujan. Oleh sebab itu, peneliti memilih beberapa media massa cetak sebagai sumber data penelitian ini, baik berskala

7 daerah maupun nasional. Pemilihan tersebut ditentukan dengan dasar pertimbangan bahwa surat kabar memiliki peran sesuai dengan fungsinya, yaitu memberikan informasi dengan cepat, memiliki jangkauan pembaca yang luas, dan surat kabar juga memiliki jumlah oplah yang besar. Selain itu, berita-berita yang disampaikan melalui surat kabar, khususnya berita olahraga digemari masyarakat termasuk siswa. Para siswa membutuhkan informasi yang dapat mereka peroleh setiap saat. Media yang tepat untuk mendapatkan informasi tersebut adalah surat kabar karena surat kabar mudah dan lebih cocok dibawa kemana-mana, dapat dibaca di banyak tempat: di rumah, dalam kendaraan, atau di sekolah pada saat istirahat, dan dapat dibaca pada waktu kapan pun. Surat kabar memiliki keunggulan dibandingkan media lain. Hal ini diungkapkan Mulyana (2004:154) bahwa bahasa tulisan yang digunakan surat kabar memberikan peluang yang sangat besar (jeda demi jeda) kepada manusia untuk berinteraksi dengan diri sendiri, berimajinasi, mengabstraksikan informasi apa pun yang berasal dari surat kabar. Isi surat kabar memberikan dorongan lebih besar kepada manusia untuk kreatif dibandingkan dengan radio ataupun TV. Jika tayangan TV adalah bahan jadi yang kita telan begitu saja, maka isi surat kabar adalah bahan setengah jadi yang harus kita olah dan kita kunyah-kunyah sebelum kita menelannya. Kita dapat menguraikan, menyimpulkan, menggeneralisasikan, atau meringkaskan informasi dalam surat kabar. Dengan berbagai keunggulan yang dimiliki surat kabar, maka peneliti akan mencoba menggunakan media massa surat kabar yang memuat metafora pada berita olahraga untuk pembelajaran bahasa Indonesia di, khususnya di kelas X. Kelebihan-kelebihan yang dimiliki surat kabar dengan penggunaan bahasa yang senantiasa hangat dan menarik, menjadi perhatian berbagai kalangan intelektual untuk menelitinya. Hal ini, terbukti dengan banyaknya penelitian yang menggunakan surat kabar sebagai objek penelitian. Misalnya, Joko Satriyo

8 meneliti Metafora untuk Kata Kalah dan Menang dalam Tajuk Berita Olahraga di Surat Kabar. Hasil penelitiannya adalah frekuensi penggunaan metafora untuk kata menang lebih banyak dibandingkan dengan metafora untuk kata kalah. Metafora untuk kata menang sebanyak 57 metafora dari 59 tajuk berita olahraga dan 23 metafora untuk kata kalah dari 33 tajuk berita olahraga. Penggunaan metafora untuk kata kalah dilandasi latar belakang: akibat kekalahan subjek, sebab kekalahan subjek, dan subjek yang mengalami kekalahan. Sedangkan, metafora untuk kata menang dilandasi latar belakang: hasil yang diperoleh subjek, cara subjek meraih kemenangan, subjek yang menang, cabang olahraga yang dimenangkan, situasi pertandingan, situasi sesudah menang, jumlah pertandingan, pentingnya kemenangan, tempat pertandingan, penampilan subjek yang tangguh. Semua itu terangkum dalam hasil, cara, dan subjek pelaku kemenangan. Namun, penelitian tersebut belum menyentuh kata-kata lain yang termasuk metafora pada berita olahraga secara keseluruhan, tetapi hanya metafora untuk kata kalah dan menang, juga belum menyentuh aspek desain pembelajaran di sekolah, sehingga menarik perhatian penulis untuk melakukan penelitian tentang metafora pada berita olahraga dalam surat kabar yang berimplikasi terhadap pembelajaran bahasa Indonesia. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis akan melakukan penelitian tentang metafora pada berita olahraga dalam surat kabar di Indonesia. Setelah itu, penulis mencoba menyusun desain pembelajaran metafora dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas X. Penelitian ini tertuang dalam judul tesis ANALISIS METAFORA PADA BERITA OLAHRAGA DAN IMPLIKASINYA BAGI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI (Kajian Deskriptif Analitik terhadap Berita Olahraga dalam Surat Kabar di Indonesia). B. Identifikasi Masalah

9 Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut. 1. Bahasa sebagai alat komunikasi mengalami perubahan, khususnya perubahan makna. 2. Perkembangan media massa sebagai media komunikasi berpengaruh terhadap penggunaan bahasa, khususnya bahasa Indonesia. 3. Media massa sebagai media komunikasi yang menyajikan berbagai informasi mempunyai permasalahan dalam penggunaan bahasa. 4. Penggunaan metafora dalam berita olahraga dapat menyebabkan perubahan makna kata. 5. Beberapa jenis perubahan makna yang disebabkan penggunaan metafora terdapat pada berita olahraga dalam surat kabar. 6. Perubahan makna pada metafora dalam berita olahraga berimplikasi terhadap pembelajaran bahasa Indonesia. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, penelitian ini akan dibatasi pada hal-hal: 1. metafora yang terdapat pada berita olahraga dalam surat kabar; 2. makna dasar metafora pada berita olahraga dalam surat kabar; 3. perubahan makna metafora pada berita olahraga dalam surat kabar; 4. jenis perubahan makna metafora pada berita olahraga dalam surat kabar; dan 5. desain pembelajaran metafora pada berita olahraga dalam surat kabar. D. Rumusan Masalah

10 Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah tersebut, maka dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Apa saja metafora yang terdapat pada berita olahraga dalam surat kabar? 2. Bagaimanakah makna dasar metafora pada berita olahraga dalam surat kabar? 3. Bagaimanakah perubahan makna metafora pada berita olahraga dalam surat kabar? 4. Apa saja jenis perubahan makna metafora pada berita olahraga dalam surat kabar? 5. Bagaimanakah desain pembelajaran metafora pada berita olahraga dalam surat kabar untuk siswa kelas X? E. Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. mendeskripsikan metafora yang terdapat pada berita olahraga dalam surat kabar; 2. mendeskripsikan makna dasar metafora pada berita olahraga dalam surat kabar; 3. mendeskripsikan perubahan makna metafora pada berita olahraga dalam surat kabar; 4. mendeskripsikan jenis perubahan makna metafora pada berita olahraga dalam surat kabar; dan 5. mendeskripsikan desain pembelajaran metafora pada berita olahraga dalam surat kabar untuk siswa kelas X. F. Manfaat Penelitian praktis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, baik secara teoretis maupun 1. Manfaat teoretis

11 a. Secara umum, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah linguistik dan secara khusus dalam penggunaan gaya bahasa metafora yang terdapat dalam surat kabar. b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan tentang contohcontoh media dan bahan ajar dalam pembelajaran bahasa Indonesia di. c. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan pemikiran dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan dalam pembelajaran bahasa, khususnya analisis metafora sebagai salah satu gaya bahasa pada berita olahraga dalam surat kabar. 2. Manfaat praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan dalam menentukan bahan ajar pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya analisis metafora pada berita olahraga yang terdapat dalam surat kabar. b. Hasil penelitian ini sebagai masukan pemikiran dalam upaya meningkatkan kualitas hasil pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya analisis metafora pada berita olahraga yang terdapat dalam surat kabar. c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan tingkat keefektifan penggunaan bahan ajar dengan menggunakan berita olahraga dari surat kabar. d. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran contoh desain pembelajaran metafora pada berita olahraga dalam surat kabar. G. Asumsi Penelitian ini didasarkan pada asumsi-asumsi sebagai berikut. 1. Berita olahraga dalam surat kabar di Indonesia mengandung metafora. 2. Metafora pada berita olahraga dalam surat kabar di Indonesia mengalami perubahan makna.

12 3. Beberapa jenis perubahan makna yang disebabkan penggunaan metafora terdapat pada berita olahraga dalam surat kabar di Indonesia. 4. Desain pembelajaran metafora untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia di dapat menggunakan media berupa berita olahraga dalam surat kabar. H. Definisi Operasional Untuk menghindari salah penafsiran tentang judul penelitian, di bawah ini akan diuraikan penjelasan beberapa istilah sebagai berikut. 1. Metafora adalah pemakaian kata atau ungkapan lain sebagai pembanding antara dua hal untuk menciptakan suatu kesan mental yang hidup, kata-kata yang digunakan bukan arti sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan. 2. Berita adalah informasi aktual tentang fakta-fakta dan opini yang menarik atau penting, atau keduanya, bagi sejumlah besar manusia. Berita tersebut dapat berupa suatu peristiwa atau kejadian di dalam masyarakat, lalu peristiwa atau kejadian itu diulangi dalam bentuk kata-kata yang disiarkan secara tertulis dalam media tulis (surat kabar, majalah, dll.), atau dalam media suara (radio, dll.), atau juga dalam media suara dan gambar (televisi). Berita yang penulis teliti adalah berita olahraga yang terdapat dalam surat kabar di Indonesia, baik berskala daerah maupun nasional. 3. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah setiap upaya yang sistematik dan disengaja oleh pendidik untuk menciptakan kondisi-kondisi agar peserta didik melakukan kegiatan belajar menguasai suatu bahasa, yaitu bahasa Indonesia. Dalam kegiatan ini terjadi interaksi edukatif antara peserta didik yang melakukan kegiatan belajar dengan pendidik yang melakukan kegiatan membelajarkan. 4. Deskriptif analitik adalah metode penelitian yang mendeskripsikan data apa adanya kemudian data tersebut dianalisis dan diinterpretasi berdasarkan kebutuhan penelitian.

13 5. Surat kabar adalah media yang digunakan sebagai alat untuk menyampaikan berita kepada masyarakat. Surat kabar yang digunakan sebagai sumber data adalah surat kabar di Indonesia berskala daerah, seperti Bandung Ekspres, Galamedia, Pikiran Rakyat, Tribun Jabar, Inilah Koran, Radar Karawang, Radar Bandung dan surat kabar berskala nasional, seperti Republika, Seputar Indonesia, TopSkor, Kompas, dan Koran Tempo. Surat kabar yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini adalah terbitan Oktober 2012 sampai dengan Desember 2012. I. Paradigma Penelitian Untuk memperjelas kerangka berpikir dalam penelitian ini, maka penulis gambarkan proses penelitian dari awal sampai akhir penelitian dalam sajian bagan berikut. Bagan 1.1 Paradigma Penelitian LATAR BELAKANG Analisis Metafora 1. Banyak Pada metafora Berita Olahraga yang digunakan Dan Implikasinya pada berita Bagi olahraga Pembelajaran dalam surat Bahasa kabar Indonesia di 2. Perubahan makna terjadi karena penggunaan metafora Universitas 3. Pendidikan Berita olahraga Indonesia diminati repository.upi.edu siswa perpustakaan.upi.edu 4. Berita olahraga dapat dijadikan bahan pembelajaran

14 TUJUAN 1. Mendeskripsikan metafora pada berita olahraga dalam surat kabar 2. Mendeskripsikan makna dasar, perubahan makna, dan jenis perubahan makna pada metafora 3. Mengolah desain pembelajaran LANDASAN TEORETIS 1. Gaya Bahasa 2. Makna Kata 3. Berita 4. Pembelajaran Bahasa Indonesia ANALISIS METAFORA 1. Karakteristik Metafora 2. Bahan Pembelajaran Penyusunan Desain Pembelajaran