BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Deni Ahmad Munawar, 2013 :

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. dapat ditempatkan pada siswa kelas rendah (yaitu:siswa kelas I, II dan III) KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidik) dijelaskan bahwa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. disetiap negara. Berhasil tidaknya pendidikan yang dilaksanakan akan

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Oleh: ESTI FITRIYANI A

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun-tahun awal kehidupan anak. Sekitar 50% variabilitas kecerdasan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK SISWA SD KELAS AWAL

MATA KULIAH PEMBELAJARAN TERPADU (PSD SKS)

I. PENDAHULUAN. peningkatan kualitas guru dan peningkatan pelayanan sekolah pada masyarakat

KAJIAN PUSTAKA. mendalam mengenai makna hasil belajar, akan dibahas. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3), hasil belajar merupakan hasil dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan

JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ENERGI DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4S TMD

Kelompok Materi: MATERI POKOK

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS I-III

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. setiap manusia memiliki kemampuan yang berbeda-beda tergantung pada usia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Karakteristik Perkembangan anak usia kelas awal SD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraannya, pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. Jenjang Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) memilki peran yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS I-III. Sosialisasi KTSP

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan sistem pendidikan diharapkan mewujudkan tujuan pendidikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK SD. Dr. Hj. Nunuy Nurjanah, M.Pd.

PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU

BAB I PENDAHULUAN. pemecahan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga

PELATIHAN SEBUAH SOLUSI DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU BAGI DOSEN IPA DI LINGKUNGAN PRODI PGMI. Budiyono Saputro

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan cara mencari

BAB I PENDAHULUAN. penemuan. Trianto (2011:136) mengatakan bahwa Ilmu Pengetahuan. Alam merupakan suatu kumpulan teori yang sistematis.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Tsani Fathani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. melalui pengalaman langsung dan nyata. Model ini memberi contoh bagi guru di kelas awal SD untuk menyusun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan jaman paradigma pendidikaan juga

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menghubungkannya dengan anak didik sehingga terjadi proses belajar.

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL BERBASIS KOMIK DI SMPN 4 DELANGGU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nita Solina, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan mendasar yang saat ini dialami oleh bangsa kita adalah

I. PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi, sosial, budaya maupun pendidikan. Jalur yang tepat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

Melihat Lebih Jauh Manfaat Pembelajaran IPA Terpadu Tipe Shared

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi pada fisik maupun non-fisik, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. belajar apabila dalam dirinya telah terjadi perubahan perilaku dan tidak tahu

BAB 1 PENDAHULUAN atau yang biasa disebut kurikulum KTSP. Penyelenggaraan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat 1 Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 dinyatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan dasar. Menteri

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran tematik merupakan kegiatan pembelajaran dengan

BAB I PENDAHULUAN. Hal-hal yang diperhatikan dalam proses belajar yaitu penggunaan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang diterapkan dalam kurikulum 2013 tiap mata

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang lebih baik. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perkembangan peserta didik sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kata kunci: Model, Pembelajaran Tematik, Pengalaman

KONSEP IPS TERPADU KONSEP PEMBELAJARAN TERPADU

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Formal dalam memasuki era globalisasi ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA UDARA BERBASIS NILAI RELIGIUS MENGGUNAKAN 4 STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dini Herdiani, 2014 Pembelajran Terpadu dalam Kurikulum 2013 di Kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini menjadi

MODEL KETERPADUAN PEMBELAJARAN SAINS DALAM KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. budaya dalam bentuk pola pikir. Sebagai proses transformasi, sudah barang tentu

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. RUMUSAN MASALAH C. TUJUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum memainkan peran yang sangat penting dalam Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dibutuhkan untuk kehidupan. (KTSP). Sesuai dengan amanat KTSP, model pembelajaran terpadu

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU (IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. merasakan kenyamanan dalam menerima pelajaran. Sebagaimana pengajaran. hanya bermakna apabila terjadi proses belajar siswa.

ISSN : X UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X 2 SMA NEGERI 4 MAKASSAR MELALUI MODEL UNIT LEARNING TIPE INTEGRATED. Samad, A.

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar

2016 PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN IPA TERPADU TIPE CONNECTED BERBASIS GUIDED INQUIRY

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik kelas rendah di Sekolah Dasar merupakan rentang usia yang

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut Undang-undang Sisdiknas No.20 Tahun 2003 adalah

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK ARTIKEL PENELITIAN OLEH NETTY ZULFITHRATANI NIM : F

PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF DI SEKOLAH DASAR. Nurul Hidayah IAIN RADEN INTAN LAMPUNG

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi du arah, mengajar dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. yakni kelas satu, dua, dan tiga dilaksanakan melalui pembelajaran tematik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurikulum 2013 (Kemendikbud, 2014: 2) merupakan Kurikulum penyempurnaan KTSP yang tertera pada Peraturan Menteri

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1 SD, salah satunya kita harus melihat seluruh aspek perkembangannya sebagai satu kesatuan yang utuh (holistik). Seperti halnya dalam pembelajarkan IPA di kelas 1 SD, guru harus mampu memahami hubungan antara konsep secara keseluruhan secara sederhana dan memperhatikan karakteristik siswa itu sendiri. Oleh karena itu, pembelajaran di jenjang sekolah SD terutama kelas 1, harus memperhatikan karakteristik siswa yang akan mengahayati pengalaman belajar sebagai satu kesatuan yang holistik. Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa dalam khususnya proses pembelajaran IPA belum sesuai dengan tuntutan kurikulum, karakteristik dan kebutuhan siswa serta karakteristik belajar IPA, dalam kurikulum 2006. IPA berfungsi untuk memberitahu tentang alam secara sistematis, menguasai pengetahuan fakta, konsep, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah. Pendidikan IPA mengarahkan siswa untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat memperoleh pemahaman yang berlebih juga berfungsi untuk menguasai konsep dan manfaat bagi kehidupan sehari-hari, IPA sekolah dasar harus memperhatikan kebutuhan anak. Kenyataan di lapangan pembelajaran terpadu bentuk tematik (spider Webbed) kurang dipahami sehingga dalam proses pembelajaran di kelas 1 dan 2 kurikulum 2006 (KTSP) di Sekolah Dasar masih terpisah berdasarkan mata pelajaran sehingga pembelajaran terpadu dengan bentuk tematik belum diterapkan sesuai dengan yang diharapkan. Hal tersebut bertolak belakang dengan tahapan perkembangan anak yang masih melihat segala sesuatu sebagai suatu keutuhan (holistic), sehingga pembelajaran yang menyajikan mata pelajaran secara terpisah akan menyebabkan kurang mendorong anak dalam pengembangan berpikir secara menyeluruh dan membuat kesulitan

2 bagi peserta didik. Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya untuk memperbaiki proses pembelajaran sehingga Semaua mata pelajaran dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang dikehendaki. Model pembelajaran yang cocok dengan tuntutan kurikulum 2006 dan karakteristik siswa kelas 1 yaitu model pembelajaran pendekatan tematik. Tema yang diangkat dalam model pembelajaran terpadu bentuk tematik (spider webbed) penuh dengan konsep-konsep yang baik dengan berbagai disiplin. Tema yang terpilih menjadi pokok pembelajaran siswa, melalui tema siswa mempelajari konsepkonsep dari suatu atau lintas bidang studi. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran dalam menemukan solusi atas permasalahan yang dihadapi di kelas I SDN Gunungmanik Kecamatan tersebut adalah dengan melakukan penelitian tindakan kelas tentang penerapan model pembelajaran terpadu pada tema Lingkungan memadukan IPA, Bahasa Indonesia dan pengetahuan Sosial, dengan penerapan model pembelajarn terpadu bentuk Tematik (spider webbed) diharapkan akan menghasilkan kegiatan proses belajar dan mengajar yang menyenangkan dan bermakna. Proses pembelajaran IPA yang dilaksanakan oleh guru kelas I cenderung lebih banyak mengembangkan aspek kognitif dan terpisah sehingga aspek keterampilan proses dan pemupukan sikap ilmiah terabaikan. banyak ditemui fenomena-fenomena seperti kurangnya antusias siswa terhadap materi yang sedang disampaikan, aktivitas belajar siswa tidak maksimal dan kurangnya kepercayaan diri siswa dalam mengeluarkan ide-ide yang menghangatkan susana pembelajaran, sementara itu alat tes yang kerap digunakan untuk mengukur kemampuan siswa terhadap mata pelajaran yang diajarkan seringkali hanya mengukur kemampuan pengetahuan siswa saja. Ditambah dengan rendahnya prestasi siswa ini terlihat jumlah peserta didik kelas I tahun pada pelajaran 2011/2012 yang mengikuti remedial karena tidak memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65 yang di tetapkan pada ruang lingkup makhluk hidup dan proses kehidupan mencapai 87%. Hal ini

3 menunjukkan bahwa jumlah peserta didik yang mencapai ketuntasan adalah 13% dari jumlah peserta didik kelas I sehingga perlu ditingkatkan pada tahun pelajaran selanjutnya. Rendahnya kesiapan belajar peserta didik disinyalir karena jumlah rombongan belajar pada dalam satu kelas melebihi ketentuan dengan Latar belakang peserta didik yang beragam, dalam artian sebagian peserta didik berasal dari pendidikan TK/PAUD dan sebagaian besar berasal dari rumah tangga. Sementara itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta didik yang telah masuk Taman Kanak-Kanak memiliki kesiapan bersekolah lebih baik dibandingkan dengan peserta didik yang tidak mengikuti pendidikan Taman Kanak-Kanak Selain itu masih kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerjasama antar siswa dalam proses belajar mengajar. Hal ini disebebkan karena kurangnya kemempuan guru dalam merancang sekenario pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran dan keadaan siswa kelas I. Berdasarkan pengamatan awal yang peneliti lakukan, pembelajaran di SDN Gunungmanik Kecamnatan Cibeber khususnya kelas I belum menerapkan model pembelajaran yang dapat memeprmudah pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Berdasarkan fakta tersebut maka perlu dilakukan peningkatan proses pembelajaran dan peningkatan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPA. Langkah-langkah yang ditempuh antara lain memperbaiki kegiatan pembalajaran yang selama ini berlangsung dengan menciptakan kegiatan pembelajaran yang lebih efektif, menari dan menyenangkan disesuaikan dengan karakteristik anak, dengan harapan dapat membangun komunikasi dua arah yaitu antara guru dengan siswa, maupun antar siswa dengan siswa. guru dalam pelaksanaan pembelajaran hanya bertindak sebagi pembimbing dan fasilitator, hal ini dimaksudkan agar informasi yang diterima benar-benar memberikan makna yang mendalam. Salah satu cara guru dalam

4 mengadakan perubahan pembelajaran adalah dengan penerapan Model Pembelajaran Terpadu bentuk tematik (Spider Webbed). Pembelajaan Terpadu bentuk spider webed adalah pembelajaran tepadu yang menjadikan beberapa mata pelajaran dalam satu tema sebagai keterkaiatan materi dari beberapa materi pokok sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Tema merupakan ide atau gagasan yang menjadi bahan pemebicaraan dalam menjelaskan materi keuntungan, di antaranya: 1. Siswa dengan mudah dapat memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu, 2. Siswa mempelajari pengetahuan dalam pengembangannya antar mata pelajaran dalam suatu tema ; 3. Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih bersifat menyeluruh dan mempunyai kesan serta menyenangkan ; 4. kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa; 5. Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas; 6. Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari matapelajaran lain; 7. guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara Terpadudapat dipersiapkaan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga siswa akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Selain itu, dengan penerapan pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar akan sangat membantu

5 siswa, karena sesuai dengan tahap perkembangannya siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik). Beberapa ciri khas dari pembelajaran Terpadu antara lain: a) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar; b) Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran Terpadu bertolak dari minat dan kebutuhan siswa; c) Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama; d) Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa; e) Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya; dan f) Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain. Dengan pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan tema ini, akan diperoleh beberapa manfaat yaitu: (a) Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan, (b) Siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir, (c) Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah. (d) Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat, Pembelajaran terpadu bentuk tematik (Spider Webbed) merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan pada siswa kelas rendah (yaitu: siswa kelas I, II dan III) di Sekolah Dasar. Konsep pembelajaran tematik telah tercantum di dalam KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan). Di dalam KTSP tersebut dijelaskan bahwapembelajaran tematik adalah pendekatan yang harus digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Oleh karena itu, guru

6 perlu mempelajarinya terlebih dahulu sehingga dapat memperoleh pemahaman baik secara konseptual maupun praktikal (Sukayati, 2004:8). Menurut Siskandar (2003:45) bagi guru SD kelas rendah (kelas I, II, dan III) yang peserta didiknya masih berperilaku dan berpikir konkret, pembelajaran sebaiknya dirancang secara terpadu dengan menggunakan tema sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran. Dengan cara ini maka pembelajaran untuk siswa kelas I, II, dan III menjadi lebih bermakna, lebih utuh dan sangat kontekstual dengan dunia anak-anak. Dalam kaitan ini peneliti akan mencoba menerapkan pembelajaran tematik pada mata pelajaran Khususnya IPA pada tema lingkungan, dengan peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kesankesan tentang hal-hal yang dipelajarinya. Pembelajaran dapat dikemas dengan tema atau topik. B. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, dapat dirumuskan masalah penelitian yang menjadi fokus tindakan dalam upaya perbaikan proses dan hasil pembelajaran, yaitu: 1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran terpadu pada tema lingkungan dengan menerapkan model pembelajaran terpadu bentuk (Tipe) Jaring Laba-Laba (Spider Webbed )pada siswa kelas I SD Negeri Gunung Manik Desa Cibokor Kecamatan. 2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran terpadu pada tema lingkungan dengan menerapkan model pembelajaran terpadu bentuk (Tipe) Jaring Laba-Laba (Spider Webbed ), pada siswa kelas I SD Negeri Gunung Manik Desa Cibokor Kecamatan. 3. Apakah hasil belajar siswa kelas I di SD Negeri Gunung Manik Desa Cibokor Kecamatan Pada tema Lingkungan dapat ditingkatkan melalui pembelajaran terpadu dengan menerapkan

7 model pembelajaran terpadu bentuk (Tipe) Jaring Laba-Laba (Spider Webbed ) C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian Tindakana Kelas yang akan dilakukan ini adalah untuk mengetahui atau megungkap : 1. Perencanaan pembelajaran terpadu pada tema lingkungan dengan menerapkan model pembelajaran terpadu bentuk (Tipe) Jaring Laba-Laba (Spider Webbed )pada siswa kelas I SD Negeri Gunung Manik Desa Cibokor Kecamatan. 2. Pelaksanaan pembelajaran terpadu pada tema lingkungan dengan menerapkan model pembelajaran terpadu bentuk (Tipe) Jaring Laba-Laba (Spider Webbed ), pada siswa kelas I SD Negeri Gunung Manik Desa Cibokor Kecamatan. 3. Hasil belajar siswa kelas I di SD Negeri Gunung Manik Desa Cibokor Kecamatan Pada tema Lingkungan dapat ditingkatkan melalui pembelajaran terpadu dengan menerapkan model pembelajaran terpadu bentuk (Tipe) Jaring Laba-Laba (Spider Webbed ) 4. Peningkatan hasil belajar siswa kelas I di SD Negeri Gunung Manik Desa Cibokor Kecamatan Pada tema Lingkungan dapat ditingkatkan melalui pembelajaran terpadu dengan menerapkan model pembelajaran terpadu bentuk (Tipe) Jaring Laba-Laba (Spider Webbed ) 2. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari Penelitian ini antara lain: a) Bagi peserta didik Melalui Penerapan model pembelajaran Terpadu, peserta didik b) Bagi guru memperoleh pengalaman belajar yang beragam sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada tema : Lingkungan.

8 Melalui penelitian ini, guru dapat meningkatkan kinerja professional seperti yang tertuang dalam Permendiknas No.16 Tahun 2007 yaitu mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif. c) Bagi lembaga Hasil akhir penelitian berkontribusi bagi peningkatan mutu pembelajaran di sekolah, juga menghasilkan model bahan ajar Terpaduyang disusun oleh guru yang dapat dimanfaatkan dan disosialisasikan kepada guru-guru lainnya yang berada di sekolah. d) Bagi lingkungan masyarakat Memberikan kontribusi dan menambah khasanah kajian penelitian D. Hipotesis Tindakan pendidikan. Dalam suatu penelitian diperlukan hipotesis tindakan yang akan digunakan sebagai anggapan dasar agar penelitian tersebut memiliki landasan yang kuat dengan pokok-pokok penelitian yang jelas serta aspek-aspek yang tegas. Berdasarkan pernyataan diatas, ditetapkan hipotesis tindakan sebagai berikut 1. Pembelajaran dengan model pembelajaran terpadu type Spider Webbed dapat meningkatkan hasil belajar IPA, Bahasa Indonesia dan IPS sehingga dapat dilakukan dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa 2. Pembelajaran dengan model pembelajaran terpadu type Spider Webbed merupakan model pembelajaran yang dapat dimanfaatkan dalam memberi pengalaman belajar secara utuh yang saling terkait dalam beberapa mata pelajaran, serta dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa sehinga menciptakan hubungan yang akrab antara siswa dengan guru. E. Definisi Operasional

9 Dalam penelitian ini perlu didefinisikan beberapa istilah agar tidak terjadi kesalah pahaman dan kekeliruan dalam mendefinisikan istilah-istilah yang berkaitan dengan judul penelitian. Istilah-istilah tersebut yaitu sebagai berikut: 1. Model Pembelajaran Terpadu Bentuk Jaring Laba-Laba (Spider Webbed) adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan Tematik (Fogarty, 1991 dalam Memunah: 2011). Pendekatan ini pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu. Setelah tema disepakati, maka dikembangkan menjadi subtema dengan memperlihatkan keterkaitan dengan bidang studi lain. setelah itu dikembangkan berbagai aktivitas pembelajaran yang mendukung. 2. Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajar. Mengenai definisi tentang hasil belajar, (Soedijarto 1997 dalam Jhoni Martin : 2011) mengatakan bahwa hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh pebelajar dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan. Hasil belajar yang diukur dalam Penelitian Tindakan Kelas ini pada dasarnya meliputi dua aspek, yang pertama adalah aspek kognitif berupa penguasaan peserta didik terhadap konsepkonsep dan yang kedua adalah aspek keterampilan proses. 3. Tema lingkungan merupakan Materi IPA dalam ruang Ruang lingkup Makhluk hidup dan proses kehidupan yang terdiri dikembangkan menjadi dua sub tema yaitu Menjaga Lingkungan dan lingkungan Sehat dan Tidak Sehat. Lingkungan merupakan kesatuan ruang dengan segala makhluk hidup, makhluk tak hidup, serta manusia dengan segala perilakunya, yang saling berhubungan secara timbal balik, jika ada perubahan salah satu komponen akan mempengaruhi komponen lainnya. Adapun Lingkaungan yang di maksud dalam Penelitian Tindakan Kelas ini meliputi lingkungan sehat dan tidak sehat yang di kemas dalam sebuah sub tema Rumahku

10 F. Meodel Penelitian Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang berkaitan pendidikan serta dilaksanakan di dalam sebuah kelas. Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas yaitu sebagai upaya untuk mencari jawaban atas permasalahan yang diangkat dari kegiatan pelaksanaan tugas sehari-hari.